Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan hipotesis 1, dilakukan dengan menghitung nilai tambah yang dihasilkan pada proses pengolahan produk perikanan. Dihitung
dengan menggunakan pengukuran nilai tambah metode Hayami. Prosedur penghitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami adalah sebagai
berikut: Tabel 3. Kerangka Perhitungan Nilai Tambah metode Hayami
Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1. Output Kg
2. Input Kg
3. Tenaga Kerja HOK
4. Faktor Konversi
5. Koefisien Tenaga Kerja HOKkg
6. Harga Output Rp
7. Upah Tenaga Kerja RpHOK
1 2
3 4 = 1 2
5 = 3 2 6
7
II. Penerimaan dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku Rpkg
9. Sumbangan Input Lain Rpkg
10. Nilai Output Rpkg
11. a. nilai tambah Rpkg
b. rasio nilai tambah 12.
a. pendapatan tenaga kerja Rpkg b. pangsa tenaga kerja
13. a. keuntungan Rpkg
b. tingkat keuntungan 8
9 10 = 4 x 6
11a = 10 – 9 – 8 11b = 11a10 x 100
12a = 5 x 7 12b = 12a11a x 100
13a = 11a – 12a 13b = 13a11a x 100
Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14. Marjin Rpkg
a. Pendapatan tenaga kerja
b. Sumbangan input lain
c. Keuntungan pengusaha
14 = 10 – 8 14a = 12a14 x 100
14b = 914 x 100 14c = 13a14 x 100
Sumber: Hayami, et all. Agricultural Marketing and Processing In Up Land Java. Dalam Triputra 2011
Perhitungan dengan menggunakan model tersebut, dalam hal ini dilakukan untuk satu kali proses produksi dari agroindustri produk perikanan. Dalam metode
Hayami, ada beberapa hal yang harus dipahami, antara lain: faktor konversi, koefisien tenaga kerja, dan nilai produk. Faktor konversi dalam analisis Hayami
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan banyaknya produk olahan yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku.
Koefisien tenaga kerja menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input. Nilai produk menunjukkan nilai
output yang dihasilkan dari satu satuan input. Nilai input lain mencakup nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan
selama produksi berlangsung. Menurut Suprapto 2006 dalam Triputra 2011, kelebihan dari analisis
nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami adalah: 1.
Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitas. 2.
Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. 3.
Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk subsistem lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan pemasaran.
Untuk hipotesis 2, digunakan analisis deskriptif, yaitu dengan matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi pengusaha pengolahan produk perikanan disesuaikan dengan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis
tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk mendapatkan strategi yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta meminimumkan
kelemahan dan ancaman yang ada. Dengan gambaran tersebut kita akan dapat melihat bagaimana strategi pengembangan nilai tambah produk perikanan.
Matriks SWOT menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, seperti digambarkan pada diagram dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Matriks Analisis SWOT IFAS
EFAS Strength S
Kekuatan Weakness W
Kelemahan
Oppurtunity O Peluang
Strategi SO Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats T Ancaman
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan
Strategi WT Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi. Untuk menentukan posisi strategi pada
koordinat kartesius, dilakukan dengan cara sebagai berikut : a.
Sumbu horizontal x menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal y merupakan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :
- Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y 0 dan
sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y 0.
- Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x 0 dan
sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x 0.
Soepono, 1997. Setelah titik koordinat ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
menarik garis lurus dari titik titik koordinat tersebut dan melihat titik dimana kedua garis tersebut saling berpotongan. Letak titik potong kedua garis inilah
yang akan menentukan sifat strategi yang akan dikembangkan oleh pengusaha.
Universitas Sumatera Utara
Kuadran I : -
Merupakan posisi yang menguntungkan -
Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal
- Seharusnya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif. Kuadran II :
- Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan mempunyai
keunggulan sumber daya. -
Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
- Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran III : -
Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumberdayanya lemah. Karena itu dapat memaanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi
perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran IV : -
Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan. -
Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
- Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi.
Rangkuti, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum melakukan analisis data seperti diatas maka terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan
model matrik faktor strategi internal, matrik faktor strategi eksternal seperti Tabel 5 dibawah ini :
Tabel 5. Model Matrik Faktor Strategi Internal, Matrik Faktor Strategi Eksternal
Rating Kategori
Faktor Internal Faktor Eksternal
4 Sangat Baik
Kekuatan Peluang
3 Baik
Kekuatan Peluang
2 Cukup Baik
Kekuatan Peluang
1 Tidak Baik
Kekuatan Peluang
-4 Sangat Baik
Kelemahan Ancaman
-3 Baik
Kelemahan Ancaman
-2 Cukup Baik
Kelemahan Ancaman
-1 Tidak Baik
Kelemahan Ancaman
Total Skor
Setiap faktor internal dan faktor eksternal peluang diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari 4 untuk kategori sangat baik
sampai 1 untuk kategori tidak baik. Sedangkan setiap faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan
diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sangat baik sampai -1 untuk kategori tidak baik. Dapat dilihat pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Faktor Strategi InternalEksternal
Faktor Strategi InternalEksternal
Rating Bobot
Skoring Rating x Bobot
KekuatanPeluang : 1.
2. 3.
Dst Total Bobot KekuatanPeluang
100
KelemahanAncaman : 1.
2. 3.
Dst Total bobot KelemahanAncaman
100
Selisih Kekuatan-Kelemahan peluang-Ancaman
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeiruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut
Definisi
1. Produk Perikanan yaitu produk yang dihasilkan dari penangkapan ikan dilaut
yakni berupa ikan. 2.
Strategi pengembangan nilai tambah agroindustri produk perikanan adalah cara-cara yang efisien dan sistematis untuk mengembangkan usaha
pengolahan perikanan di masa yang akan datang. 3.
Nilai tambah adalah tambahan keuntungan yang diperoleh para pengusaha pengolahan perikanan dengan penjualan produk olahan dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
penjualan ikan segar. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai output dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain dengan satuan Rpkg.
4. Pengolahan perikanan adalah pengolahan produk ikan ke dalam berbagai
bentuk agar dapat didistribusikan dan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik.
5. Input produksi agroindustri produk perikanan adalah bahan baku, bahan
penunjang, tenaga kerja, modal dan teknologi. 6.
Bahan baku adalah segala sesuatu atau bahan-bahan dasar yang dipakai untuk memulai suatu produksi yang akan menghasilkan suatu produk yang baru.
7. Faktor internal merupakan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang
dimiliki pengusaha pengolahan perikanan. 8.
Faktor eksternal adalah peluang dan ancaman yang ada pada usaha pengolahan perikanan.
9. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang
memungkinkan organisasiperusahaan memenuhi keuntungan strategic dalam mencapai visi dan misi.
10. Kelemahan adalah masalah atau kekurangan yang perlu diminimalkan dalam
usaha pengolahan perikanan yang berasal dari dalam atau internal. 11.
Peluang adalah kesempatan-kesempatan yang mendukung usaha pengolahan perikanan.
12. Ancaman adalah masalah-masalah yang perlu dihindari dalam usaha
pengolahan perikanan.
Universitas Sumatera Utara
Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang
Bedagai. 2.
Responden adalah pengusaha yang melakukan usaha pengolahan perikanan di Kecamatan Teluk Mengkudu.
3. Waktu penelitian dilakukan pada Januari sampai dengan Maret 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN