36
4.2. Sejarah Kawasan Penelitian
Kesultanan  Langkat  yang  merupakan  Kesultanan  di  kota  Tanjung  Pura, perkataan  Langkat  menjadi  nama  kabupaten  yang  ada  di  Sumatera  Utara  yang
berasal dari nama sebuah pohon yang dikenal oleh masyarakat melayu pada saat itu dengan istilah pohon Langkat.  Bentuk pohon Langkat ini menyerupai pohon
langsat,  tetapi  rasa  buahnya  pahit  dan  asam.  Oleh  karena  pusat  kerajaan  ini berada di sekitar tepi sungai Langkat, maka kerajaan ini disebut dengan kerajaan
Langkat. Sebutan raja dengan sebutan Sultan, dimulai pada masa Tengku Musa yang
menjadi Sultan Langkat dengan gelar Sultan Musa Al-Muazzamsyah mulai tahun 1870-1896.  Sultan  Musa  yang  dikenal  sebagai  pembangun  kerajaan  Langkat
yang  cukup  makmur  dan  kaya  karena  hasil  alam  yang  sangat  menguntungkan seperti banyaknya perkebunan, hasil hutan, dan tembakau.
Kesultanan  Langkat  mencapai  kejayaannya  pada  masa  kepemimpinan Sultan Abdul Aziz dan dianggap kerajaan melayu terkaya yang ada di Sumatera
Timur  bahkan  satu-satunya  kerajaan  melayu  di  Sumatera  Timur  yang  memiliki kursi dan tahta kerajaan serta kereta kencana yang terbuat dari emas.
Sultan  Abdul  Aziz  turun  tahta  pada  usia  53  tahun  dan  digantikan  oleh putranya  Sultan  Mahmud  Abdul  Aziz  Abdul  Jalil  Rahmadsyah  antara  tahun
1926 –1946.  Sultan  Abdul  Aziz  wafat  pada  tanggal  1  Juli  1927  dalam  usia  54
tahun,  setahun  setelah  menyerahkan  tahtanya  kepada  putranya.  Pada  masa Kesultanan  Mahmud  Abdul  Aziz  Abdul  Jalil  Rahmadsyah  keadaan  Kerajaan
Langkat  tidak  semakmur  masa  kepemimpinan  ayahandanya  Sultan  Abdul  Aziz
Universitas Sumatera Utara
37
yang banyak membangun sarana ibadah dan sarana pendidikan. Sultan Mahmud Abdul  Aziz  Abdul Jalil  Rahmadsyah  hanya  membangun  sarana  kesehatan  yaitu
rumah sakit Tanjung Pura dulu namanya rumah sakit T. Musa pada tahun 1930. Tanjung  Pura  merupakan  salah  satu  titik  yang  di  lewati  oleh  jalan  raya
lintas Sumatera, merupakan juga kota kecil penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak zaman
dahulu  kota  Tanjung  pura  dikenal  juga  sebagai  kota  budaya.  Kesemuanya  itu terbukti  dengan  adanya  pahlawan  nasional  Tengku  Hamir  Hamzah  penyair
sederhana  yang  dimakamkan  di  masjid  Azizi  Tanjung  Pura  yang  bertempat  di depan jalan lintas Sumatera atau jalan masjid, Tanjung Pura. Kota Tanjung Pura
dahulunya  merupakan  ibukota  Kesultanan  melayu  Langkat.  Sebagai  ibukota Kesultanan  melayu  Langkat,  Tanjung  Pura  tentunya  dulu  memiliki  sarana
prasarana  pemerintahannya  sendiri,  seperti  istana,  balai  pertemuan,  balai peradilan,  penjara,  rumah  raja,  masjid,  sekolah,  dan  lain-lain.  Selain  itu
masuknya beberapa etnis di Tanjung Pura seperti Arab dan India yang bertujuan untuk  berdagang dan menyebarkan agama islam,  muncul bangunan  ibadah, lalu
masuknya etnis China sehingga muncul pertokoan dan tempat ibadah, dan masuk juga Belanda ke kota Tanjung Pura sehingga muncul rumah-rumah Belanda dan
kantor-kantor  pemerintahan  dan  fasilitas  umum  seperti  rumah  sakit  dan  kantor pos.
Universitas Sumatera Utara
38
4.3 Data Bentuk Kubah Masjid Azizi