Y= 0.572 +2.86x10
-8
X
1
-0.323X
2
+0.044X
3
-0.448X
5
+1.253X
6
-0.025X
7
+0.026X
8
+e Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa ukuran perusahaan,
penyebaran kepemilikan, return on equity dan ukuran kantor akuntan publik memiliki
hubungan positifsearah dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan sedangkan rasio hutang, marjin laba dan likuiditas memiliki hubungan negatifberlawanan arah
dengan tingkat pengungkapan laporan keuangan Lihat hasil lengkap perhitungan regresi pada lampiran 4.
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, berikut ini diuraikan lebih lanjut hal-hal terkait temuan dalam analisis regresi dalam studi ini meliputi pengaruh secara
simultan maupun parsial variabel independen terhadap variabel dependen yang antara lain :
1. Mengacu kepada hasil perhitungan regresi pada tabel 5.9 dan 5.10 di atas,
penelitian ini secara simultan memperlihatkan hubungan yang signifikan dan
cukup kuat antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai Adjusted R
2
sebesar 0,412 menggambarkan bahwa 41,2 variasi dalam indeks pengungkapan dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat
pengungkapan laporan keuangan, secara relatif, lebih banyak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan ROE perusahaan sedangkan faktor lain tidak terlalu
dominan.
2. Ukuran perusahaan; dari hasil yang diperoleh, tingkat signifikansi dan koefisien
korelasi memperlihatkan hubungan positif dan signifikan. Hubungan positif dan signifikan ini kemungkinan disebabkan karena perusahaan yang besar umumnya
menjadi pusat perhatian para investor dan analis pasar modal, disamping itu perusahaan besar memiliki dana yang cukup untuk memproduksi informasi yang
lebih luas. Hubungan ini didukung oleh pernyataan Singhvi dan Desai 1971 menyebutkan bahwa perusahaan besar lebih murah dalam memproduksi informasi
terperinci perusahaan sebab sudah terakumulasi dalam laporan internal yang diperuntukkan bagi manajemen perusahaan, dan juga manajemen perusahaan
besar menyadari bahwa pengungkapan yang lebih baik akan dapat mempermudah dalam menjual saham kepada publik ataupun memperoleh pembiayaan eksternal.
Hasil ini konsisten dengan temuan Singhvi dan Desai 1971, Buzby 1975, Firth 1979, Chow dan Wong-Boren 1987, Cooke 1992, Wallace et al. 1994,
Raffournier 1995, Zarzeski 1996. 3.
Rasio hutang; angka yang diperoleh menunjukkan hasil yang signifikan akan
tetapi arah hubungannya adalah negatif. Hal ini kemungkinan disebabkan perusahaan lebih suka menyimpan informasi mengenai kewajiban hutangnya atau
mengungkapkan secara terbatas hanya kepada krediturnya saja. Di sisi lain kemungkinan adanya kekhawatiran bahwa pengungkapan informasi yang lebih
luas mengenai kewajiban perusahaan akan dapat mempengaruhi kondisi pasar real estate yang mudah berubah
Volatile. Hasil ini didukung oleh studi Zarzeski 1996 yang menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki ketergantungan
terhadap pembiayaan eksternal lokal akan mengungkapkan lebih sedikit informasi, berbeda dengan perusahaan yang mencari pembiayaan eksternal dari
luar negeri akan mengungkapkan informasi lebih banyak untuk memenuhi tuntutan investor.
4. Penyebaran kepemilikan; berdasarkan tingkat signifikansi dan koefisien korelasi
terlihat bahwa hubungan antara penyebaran kepemilikan dengan tingkat pengungkapan sukarela adalah tidak signifikan. Hal ini kemungkinan karena tidak
diperolehnya informasi yang akurat mengenai kepemilikan saham individual, disamping belum berfungsinya secara efektif laporan keuangan sebagai alat
monitoring antara manajer, kreditur dan pemegang saham. Hasil ini sejalan dengan temuan Raffournier 1995.
5. Umur perusahaan; Alsaeed 2006 dalam penelitian memasukkan umur
perusahaan sebagai variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan akan tetapi hasil yang diperoleh adalah
tidak signifikan. Penelitian ini mencoba menguji variabel yang sama dan hasilnya juga tetap tidak signifikan. Sebagaimana dinyatakan oleh Alsaeed 2006 bahwa
hingga saat ini belum ada bukti empiris yang mendukung pernyataan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.
6. Marjin laba; dalam penelitian ini marjin laba juga tidak dapat menjelaskan
variasi dalam tingkat pengungkapan sukarela perusahaan real estate dan properti publik di Indonesia. Menurut Singhvi dan Desai 1971 perusahaan cenderung
akan mengungkapkan informasi lebih banyak apabila marjin labanya berada di
atas rata-rata industri sejenis sebab perusahaan tidak khawatir akan adanya tekanan harga dari kompetitor disamping perlunya meyakinkan para investor akan
posisi perusahaan yang cukup kuat. Berdasarkan fenomena tersebut, kemungkinan dengan kondisi perekonomian Indonesia yang belum cukup pulih yang
berpengaruh terhadap laba perusahaan serta ancaman ke depan akan adanya property bubble maka perusahaan cenderung untuk tidak mengungkapkan
informasi lebih banyak kepada publik. Hasil ini sejalan dengan penelitian Alsaeed 2006.
7. Return on equity; tingkat signifikansi dan koefisien korelasi memperlihatkan
pengaruh positif dan signifikan. Hubungan positif dan signifikan ini kemungkinan disebabkan karena perusahaan yang besar umumnya menjadi pusat perhatian para
investor analis pasar modal dan perusahaan besar memiliki dana yang cukup untuk memproduksi informasi yang lebih luas. Hasil ini tidak sejalan dengan
temuan Wallace et al. 1994.
8. Likuiditas; tingkat signifikansi dan koefisien korelasi memperlihatkan hubungan
yang tidak signifikan antara likuiditas dengan tingkat pengungkapan sukarela. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Lang dan Lundholm 1993 yang
menyimpulkan bahwa tingkat pengungkapan kemungkinan dapat meningkat, tetap ataupun menurun sejalan dengan struktur maupun kinerja perusahaan.
9. Ukuran kantor akuntan publik; tingkat signifikansi dan koefisien korelasi
memperlihatkan hubungan yang tidak signifikan antara ukuran kantor akuntan publik dengan tingkat pengungkapan sukarela. Hal ini kemungkinan karena tidak
adanya tuntutan dari auditor agar auditan mengungkapkan informasi keuangan diluar dari tuntutan standar akuntansi keuangan. Kemudian daripada itu, seperti
uraian Chandra 1974 pada Bab 2 bahwa penilaian informasi keputusan investasi yang dilakukan oleh akuntan publik tidak setinggi yang dilakukan para analis
pasar modal meskipun keduanya cenderung memiliki preferensi nilai yang sama dalam peran ganda mereka selaku yang menyiapkan maupun pengguna informasi
kemungkinan juga menjadi alasan bahwa ukuran kantor akuntan publik tidak cukup signifikan mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan. Hasil
ini sejalan dengan temuan Alsaeed 2006, Wallace et al. 1994 dan Raffournier
1995. 10.
Penentuan item pengungkapan dalam penelitian ini sepenuhnya mengacu kepada item pengungkapan yang digunakan dalam penelitian Alsaeed 2006. Pemilihan
item pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini mungkin kurang sesuai dengan kondisi secara umum perusahaan real estate dan properti di Indonesia
sehingga sebahagian hasilnya kurang sesuai dengan harapan. Meski demikian, secara keseluruhan hasil penelitian ini mendukung temuan Alsaeed 2006.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil analisis pada bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Secara simultan, hasil uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh karakteristik
spesifik perusahaan yang diproksikan melalui variabel-variabel ukuran perusahaan, rasio hutang, penyebaran kepemilikan, umur perusahaan, marjin
laba, return on equity, likuiditas dan ukuran kantor akuntan publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Secara keseluruhan hasil penelitian ini
mendukung temuan Alsaeed 2006. 2.
Dalam uji parsial, diantara 8 variabel independen, variabel Ukuran Perusahaan dan
Return On Equity ROE memperlihatkan pengaruh positif dan signifikan, variabel rasio hutang memperlihatkan pengaruh negatif dan signifikan, variabel
lainnya yaitu : penyebaran kepemilikan, umur perusahaan, marjin laba, likuiditas dan ukuran kantor akuntan publik menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan .
60