antropometri merupakan refleksi dari pengarah faktor genetik dan lingkungan. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari natriture dalam bentuk variabel tertentu. Dimasyarakat cara pengukuran status gizi yang paling sering
digunakan adalah antropometri gizi. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting, pada masa bayi-balita berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizinya Atikah,Kusuma Wati, 2011. Kesesuaian komposisi dan nilai gizi makanan
berperan dalam menentukan kualitas hidup anak. Kemunduran dan keterbelakangan serta rendahnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit dapat dijadikan cermin seberapa jauh makanan anak dapat diperhatikan oleh orang tua mereka. Dalam menilai status gizi dapat
dilakukan dengan 4 cara yaitu Atikah,Kusuma Wati, 2011: 1.
Secara antropometri yaitu dengan mengukur berat badan, tinggi badan, atau mengukur bagian tubuh tertentu seperti lingkar lengan
atas, lingkar kepala, tabnel, lapisan lemak dan lain-lain. 2.
Secara klinis yaitu dengan pemeriksaan jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral, dan lain-lain.
3. Secara biokimia yaitu dengan pemeriksaan darah, urin, tinja dan
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 4.
Secara biofisik yaitu dengan melihat kemempuan fungsi Khususnya jaringan dan melihat perubahan status jaringan
a. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Universitas Sumatera Utara
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri.
Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur
TBU atau panjang badan menurut umur PBU dan berat badan menurut umur BBU. Indeks ini menggambarkan status gizi seseorang
saat ini. 1.
Berat Badan Menurut Umur BBU Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran
massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan- perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat
labil, oleh karena itu indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini, dengan pedoman yang dikenal star baku dalam
KMS kartu menuju sehat dimana : a.
Kelebihan indeks BBU : Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, Baik untuk mengukur status gizi saat akut
dan kronis, Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, Dapat mendeteksim kegemukan
b. Kelemahan indeks BBU: Dapat mengakibatkan intepretasi status
gizi yang keliru bila terdapat edema maupun ascites, Memerlukan data umur yang akurat, terutama anak untuk dibawah umur lima
tahun, Sering terjadi kesaloahan dalam pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan pada anak saat penimbangan.,
Universitas Sumatera Utara
Sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orangtua tidak mau menimbangkan
anaknya karena dianggap seperti barang dagangan. 2. Tinggi Badan Menurut Umur TBU
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan nampak dalam waktu yang relatif lama. Untuk balita digunakan
istilah Panjang Badan menurut Umur PBU. a.
Keuntungan Indeks TBU : Baik untuk menilai status gizi masa lampau, Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah di
bawa. b.
Kelemahan Indeks TBU: Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin menurun, Pengukuran rerlatif sulit dilakukan
karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan 2 orang untuk melaksanakannya.
Untuk menilai status gizi seseorang atau masyarakat digunakan daftar baku antropometri. Saat ini dikenal dua baku antropometri untuk
menilai status gizi yaitu baku Harvard dan baku WHO-NCHS World Health Organization-National Center for Health and Statistic. Salah
satu sasaran yang dianjurkan pada semiloka antropometri di Cilito Februari 1991 dalah penggunaan secara seragam di Indonesia baku
rujukan pertumbuhan perorangan maupun masyarakat. Penilaian
Universitas Sumatera Utara
status gizi berdasrkan BBU dan PBU dapat dihitung dengan menggunakn Z-Score atau Standart Deviasi SD. Penilaian status gizi
berdasarkan panjang badan terhadap umur PBU menurut klasifikasi WHO yang dikutip Atikah 2011, dibagi menjadi tiga kategori antara
lain : tinggi normal dan pendek.
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak