Limbah Bahan Baku Sistem Pendukung Keputusan SPK

V-1

2.8.3 Utility

Listrik dan air merupakan utilitas yang sangat penting sebagai sarana utama penunjang berlangsungnya kegiatan operasional atau proses percetakan. Pasokan listrik untuk PD Aneka Industri dan Jasa bersumber dari PLN, sedangkan untuk kebutuhan air untuk proses percetakan bersumber dari air PAM.

2.9 Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection di PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara telah didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan antara lain adalah kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri APD seperti helm, sarung tangan dan masker. Untuk menanggulangi bahaya kebakaran perusahaan juga dilengkapi dengan menggunakan alat pemadam api protector.

2.10 Limbah

Limbah yang dihasilkan terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yaitu berupa kertas sisa produksi, dimana terlebih dahulu dilakukan pencincangan kertas sebelum dibuang ataupun dijual. Sedangkan, limbah cair dihasilkan dari kegiatan perawatan maintenance mesin yaitu cairan sisa cucian tinta yang terdiri dari campuran bensin dan minyak lampu. Cairan sisa pembersihan tersebut kemudian dibuang ke tempat khusus pembuangan limbah. Universitas Sumatera Utara BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Bahan Baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber-sumber alam. Namun demikian, lebih sering lagi bahwa bahan baku diperoleh dari perusahaan lain dan ini merupakan produksi akhir dari para pensuplai. Sebagai contoh, kertas cetak merupakan produk akhir dari pabrik kertas, akan tetapi merupakan bahan baku bagi perusahaan percetakan. Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk menutup seluruh bahan baku yang dipergunakan dalam produksi. Sebutan sering dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk yang diproduksi.

3.2 Pengambilan Keputusan

Churchman Daihani, 2001 merumuskan definisi pengambilan keputusan decision making sebagai berikut “Pengambilan keputusan merupakan aktivitas manajemen berupa pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya untuk memecahkan suatu masalah atau suatu konflik dalam manajemen”. Universitas Sumatera Utara

3.2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon pada hakikatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu: 1. Kegiatan Intelijen Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan. 2. Kegiatan Desain Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan. 3. Kegiatan Pemilihan Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.

3.2.2 Model Pengambilan Keputusan

Adapun model pengambilan keputusan yaitu: 1. Model kuantitatif dalam hal ini adalah model matematika adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata praktik atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya. Model Kuantitatif Universitas Sumatera Utara 2. Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model. Model Kualitatif 3. Model probabilitas, umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu the concept of probability and expected value. Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu the chance of particular event occuring. Model Probabilitas 4. Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. Dalam hal ini Gullett dan Hicks mengatakan : “The payoff matrix is a particularly convenient method of displaying and summarizing the expected values alternative strategics”. Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris row bentuknya mendatar, sedangkan lajur column bentuknya menegak vertical. Pada sisi baris berisi macam alternatif strategi yang digelarkan oleh pengambil keputusan, sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi yang berlainan. Model Matriks Universitas Sumatera Utara 5. Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing. Dengan demikian, maka pimpinan tinggal memilih alternatif mana yang sekiranya paling tepat untuk dijadikan keputusan. Model Pohon Keputusan Decision Tree Model Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah- masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan Comer memberikan definisi mengenai pohon keputusan decision tree sebagai berikut: “The decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of alternative decisions. The tree includes the decision nodes chance modes, pay offs for each combination, and the probabilities of each event.”

3.3 Sistem Pendukung Keputusan SPK

Little 1970 dalam Turban 2005 mendefinisikan Decision Support System DSS sebagai “sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan”. Bonczek, dkk 1980 dalam Turban 2005 mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi yaitu sistem bahasa mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK lain, sistem pengetahuan repositori pengetahuan domain Universitas Sumatera Utara masalah yang ada pada SPK entah sebagai data atau sebagai prosedur, dan sistem pemrosesan masalah hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan Turban, 2005. Ciri utama sekaligus keunggulan dari Sistem Pendukung Keputusan SPK adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Beberapa karakteristik dari sistem pendukung keputusan Turban, 2005 adalah: 1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur. 2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengombinasikan penggunaan model-modelteknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencariinterogasi informasi. 3. Sistem pendukung keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakandioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif. 4. Sistem pendukung keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan kebutuhan pemakai. Universitas Sumatera Utara

3.4 DSS Berorientasi-Spreadsheet