Faktor – faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru sangat bervariasi,
salah satunya yaitu lama bekerja dan kebiasaan merokok seseorang. Beberapa bukti dari hasil penelitian yang dikutip dari jurnal
J J M Medical College,
Davangere, Karnataka India menyimpulkan bahwa seseorang yang bekerja di wilayah yang sering terpapar polusi dan zat pencemar lebih rentan untuk
mengalami penurunan fungsi paru, dikarenakan sering menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh debu, asap, dan gas. Contohnya adalah supir angkutan
umum, pekerja industri mebel, tukang cat, dan lain – lain Johncy dkk, 2011.
Sedangkan inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder sendiri juga dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan. Asap rokok mengiritasi paru-
paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih menurunkan kapasitas vital paru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja Suyono, 1996.
Pekerjaan sebagai supir angkutan umum merupakan salah satu jenis pekerjaan yang beresiko besar untuk terjadinya gangguan fungsi paru. Gangguan
fungsi paru pada supir angkutan umum dapat disebabkan oleh partikel yang terinhalasi ke saluran nafas. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang
diatas, perlu diadakannya sebuah penelitian pada supir angkutan umum di Terminal Amplas Medan. Penulis mempunyai keinginan untuk menyusun sebuah
rancangan karya tulis ilmiah dengan judul : Hubungan Lama Bekerja dan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru KVP dan Volume Ekspirasi
Paksa Satu Detik VEP
1
pada Supir Angkutan Umum di Terminal Amplas Medan.
Dalam penelitian ini, saya akan meneliti dua faktor yang lebih berperan terhadap faal paru pada pekerjaan sebagai supir angkutan umum yaitu lama
bekerja dan kebiasaan merokok.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
: “Apakah Ada Hubungan Antara Lama Bekerja dan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru KVP dan Volume Ekspirasi
Universitas Sumatera Utara
Paksa Satu Detik VEP
1
pada Supir Angkutan Umum di Terminal Amplas Kota Medan?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru KVP dan Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik VEP
1
.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Apakah ada hubungan antara lama bekerja dengan Kapasitas Vital
Paru KVP dan Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik VEP
1
pada supir angkutan umum di Terminal Amplas Medan?
2. Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan Kapasitas Vital Paru KVP dan Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik VEP
1
supir angkutan umum di Terminal Amplas Medan?
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Pemerintah DaerahDinas Kesehatan Bagi pemerintah daerahdinas kesehatan, penelitian ini dapat menjadi
masukan dalam merencanakan program pengendalian penyakit paru di masyarakat.
2. Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat menambah studi kepustakaan institusi dan sebagai informasi tambahan untuk penelitian
selanjutnya. 3.
Subjek Penelitian Bagi subjek penelitian, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
untuk mencegah terjadinya penyakit paru dengan mengurangi faktor risiko paru.
Universitas Sumatera Utara
4. Peneliti
Bagi peneliti, penelitian dapat menambah wawasan dalam meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan peneliti
serta mengembangkan ilmu yang telah diterima dalam bangku perkuliahan.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Respirasi
Fungsi utama sistem respirasi adalah untuk menghirup oksigen dari lingkungan eksternal dan menyediakannya bagi sel- sel tubuh serta membuang
karbon dioksida yang diproduksi oleh metabolisme sel keluar dari tubuh Levitzky, 2013.
Pernafasan dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu ventilasi, difusi, dan perfusi. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada ketiga tahap ini secara spesifik atau secara
bersamaan, contohnya seperti pada fibrosis paru, pneumonia, dan gagal jantung. Pearce, 2009.
Proses pernafasan dimulai dari masuknya oksigen melalui mulut atau hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli. Dari alveoli
oksigen berdifusi masuk ke dalam darah dan dibawa oleh eritrosit sel darah merah. Dalam darah, oksigen dibawa ke jantung kemudian dipompakan oleh jantung untuk
diedarkan ke seluruh tubuh dan digunakan sampai tingkat sel. Oksigen masuk ke dalam sel dan di dalam mitokondria digunakan untuk proses-proses metabolisme
yang penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan karbon dioksida berjalan arah sebaliknya dengan oksigen Guyton dan Hall, 2008.
2.2 Anatomi Paru