Pengamatan Observasi Wawancara Interview Studi Literatur yang Digunakan

47 dan atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu.

3.1. Pengamatan Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang di amati tidak terlalu besar Sugiyono, 2009:145

2.2 Wawancara Interview

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reapondennya sedikitkecil. Sugiyono, 2009:137.

2.3 Kuisioner Quesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaanpernyataan tertutup atau terbuka, dapat 48 diberikan kepadaresponden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Sugiyono, 2009:142

4. Studi Literatur Sejenis

Menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam menganalisis data, yang telah digunakan oleh penelitian- penelitian sejenis terdahulu, memperoleh orientasi yang dipilih serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan. Nazir, 2005:75

2.7.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem ditujukan untuk mengembangkan sistem informasi. Ada banyak metode dari pengembangan sistem, diantaranya yaitu, ArchitectedRapid, Application Development Architected RAD, Dynamic Systems Development Methodology DSDM, Joint Application Development JAD, Information Engineering IE, Rapid Application Development RAD, Rational Unified Process RUP, StructuredAnalysis and Design SAD, eXtreme Programming XP, 49 Salah satunya yang diterapkan di penulisan ini adalah RAD. RAD merupakan singkatan dari Rapid Application Development dimana terdapat 4 tahap fase yaitu fase perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi dan fase pelaksanaan Kendall Kendall, 2003 : 238. RAD menurut Kendall Kendall adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan Kendall Kendall, 2003 : 237. Metode RAD adalah metode yang diperuntukkan untuk jangka pendek sesuai dengan sistem yang akan dikembangkan, yang dibuat oleh James Martin. Gambar 2.16 : Fase-fase RAD James Martin Sumber : Kendall Kendall, 2003 : 238 Menurut gambar 2.2 diatas tentang fase-fase RAD James Martin , metodologi pengembangan sistem RAD terbagi menjadi 4 fase, yaitu : 50

1. Fase Perencanaan Syarat-syarat

Fase perencanaan syarat-syarat adalah fase dimana dilakukannya pengidentifikasian tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan tersebut. Kendall Kendall, 2003 : 238

2. Fase Perancangan

Fase perancangan adalah fase dimana perancangan proses dilakukan yaitu perancangan proses-proses yang akan terjadi didalam sistem . Kendall Kendall, 2003 : 238

3. Fase Konstruksi

Fase konstruksi adalah fase dimana dilakukannya pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan. Kendall Kendall, 2003 : 238

4. Fase Pelaksanaan

Fase pelaksanaan adalah fase dimana dilakukannya pengujian terhadap sistem dan melakukan pengenalan terhadap aplikasi. Kendall Kendall, 2003 : 238. Pengertian dari pengujian itu sendiri adalah proses untuk mencari kesalahan pada setiap item perangkat lunak, 51 mencatat hasilnya, mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen system dan mengevaluasi semua fasilitas dari perangkat lunak yang dikembangkan fatta, 2007:169 . Maka berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari dilakukannya pengujian adalah untuk memenuhi persyaratan kualitas perangkat lunak dengan cara mengeksekusi program untuk mencari kesalahan sintaks program serta melakukan verifikasi perangkat lunak untuk melihat kesesuaian antara perangkat lunak dengan keinginan customer Ada beberapa metode untuk melakukan pengujian, diantaranya yaitu : 1. Black Box Testing Black box testing adalah pengujian yang dilakukan dengan cara mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. 2. White Box Testing white box testing adalah pengujian yang dilakukan sampai pada level detil dari suatu perangkat lunak yaitu source code. 3. Factory Acceptence Testing FAT FAT adalah pengujian perangkat lunak yang dilakukan ditempat pengembangan perangkat lunak 52 4. User Acceptence Testing UAT UAT adalah pengujian perangkat lunak yang dilakukan ditempat userpengguna perangkat lunak. 5. Alpha Testing Alpha testing adalah pengujian perangkat lunak yang sudah siap untuk dipasarkan yang dilakukan oleh user tester khusus dibawah kendali developer. Perangkat lunak yang sedang diuji menggunakan alpha testing disebut juga Release Alpha. 6. Betha Testing Betha Testing adalah pengujian perangkat lunak yang sudah siap untuk dipasarkan yang dilakukan oleh user tanpa pengawasan developer. Perangkat lunak yang sedang diuji menggunakan betha test disebut juga Release Betha. 7. Stress testing Stress testing adalah pengujian yang dilakukan dengan cara memberikan beban pada perangkat lunak untuk mengetahui titik maksimum performance perangkat lunak Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengujian dengan Black Box Testing saja, karena metode ini lebih sesuai digunakan oleh aplikasi yang dirancang oleh penulis. Pada Black Box testing, cara 53 pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian di amati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan.

2.8 Studi Literatur yang Digunakan

Pada penelitian ini, penulis menggunakan tulisan yang dibuat oleh Jeri Kleimola yang berjudul Design and Implementation of a Software Sound Synthesizer , sebagai literatur penulis. Berikut ini adalah abstraksi dari literatur tersebut. Increased processing power of personal computers has enabled their use as real-time virtual musical instruments. In this thesis, such a software sound synthesizer is designed and implemented, with the main objective being in the development of a composite synthesis architecture comprising several elementary synthesis techniques. First, a survey of sound synthesis, effects processing and modulation techniques was conducted, followed by an investigation to some existing implementations in hardware and software platforms. Next, a formal object-oriented design methodology was applied to capture the requirements of the implementation, and an architectural design phase was carried out to ensure that the requirements were fulfilled. Thereafter, the actual implementation work was divided between the reusable application framework library and the extended 54 implementation packages. Finally, evaluation of the results was made inform of sound and source code analysis. As a conclusion, the composite synthesis architecture was found to be relatively intuitive and realizable. The generic object-oriented design methodology applied appeared to be well suited to the design of sound synthesis systems in general, but was considered to be too laborious to follow in every detail. The implementation work benefited from the properly done design phase, however. The relative amount of man machine interface code compared to other subsystems was still surprisingly large. The timbral dimension of the realizable sound palette appeared to be quite wide, and the quality of the audio output was comparable, or even better than that of the existing implementations. Keywords: audio effects, musical acoustics, object-oriented design methods, software framework, sound synthesis. Menurut pemahaman penulis maka terjemahannya adalah. Meningkatnya pertumbuhan kekuatan proses dari personal komputer telah memungkinkan kegunaannya sebagai alat musik virtual. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perangkat lunak dari suara synthesizer. Langkah pertama adalah survey tentang suara synthesis, proses penggunaan efek, dan menggabungkan tehnik modulasi. Diteruskan oleh penelitian dalam implementasi terhadap perangkat lunak dan perangkat keras. Berikutnya, suatu metodologi desain yang berorientasi menolak 55 formal diberlakukan untuk memenuhi kebutuhan dari implementasi, dan suatu tahap desain secara ilmu bangunan dilaksanakan untuk memastikan bahwa kebutuhan dipenuhi. Sesudah itu, pekerjaan implementasi yang nyata dibagi antar perpustakaan kerangka aplikasi yang bisa kami kembali dan paket implementasi yang diperluas. Yang akhirnya, evaluasi hasil dibuat menginformasikan sumber program analisa dan bunyi. Sebagai kesimpulan, arsitektur sintesis gabungan ditemukan untuk;menjadi secara relatif dapat dicapai dan metodologi yang intuitif. disain yang berorientasi umum yang diterapkan muncul menjadi baik dan cocok untuk perancangan sistem sintesis bunyi secara umum, tetapi dianggap terlalu perlu banyak tenaga untuk mengikuti di tiap-tiap detil. Pekerjaan implementasi memanfaatkan dari tahap disain yang dilaksanakan, bagaimanapun. Hunbungan antara alat penghubung kode manusia dan mesin yang dibandingkan ke subsistem lain masih besar. Timbral dimensi dari palet bunyi dapat dicapai untuk mendapatkan mutu dari keluaran audio yang dapat diperbandingkan, atau yang lebih baik dibandingkan dengan implementasi yang ada. Kata kunci : audio effects, musical acoustics, object-oriented design methods, software framework, sound synthesis. 56

2.9 Piranti Perencanaan Sistem