Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC Network

 Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.  Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan.  Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan.

2. Design : dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap

Design ini akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa ; a Gambar-gambar topology server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya. b Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada.

3. Simulation Prototype : beberapa networker’s akan membuat dalam

bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan didesign.

4. Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama

dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi net worker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya; a Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat. b Masalah dana anggaran dan perubahan kebijakan. c Team work yang tidak solid. d Peralatan pendukung dari vendor. makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada.

5. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan

tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada ; a Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability kehandalan system yang telah dibangun reliability = performance + availability + security. b Memperhatikan jalannya packet data di jaringan pewaktuan, latency, peektime, troughput. c Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar. Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management, dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di monitor secara utuh.

6. Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang

menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan. Menurut whitepaper ”Creating business value and operational excellence with the cisco lifecycle services approach ” halaman 6 [8], yang akan dijabarkan penulis dari sudut pandang lain sesuai dengan analisa penulis. Gambar 3.2. Tahapan-tahapan Life Cyle Pada setiap phase dalam sebuah lifecycle pengembangan jaringan, dibutuhkan pada setiap bagian dengan kesesuaian bisnis dan kebutuhan teknis dari perusahaan tersebut.

1. Prepare, pada bagian ini biasanya analis melihat strategi

dari perusahaan, proses bisnis, core bisnis dan produk yang dihasilkan, hal ini berguna untuk menetapkan dan menempatkan strategi Internetworking yang akan dibangun dengan “blue print” IT Infrastruktur dan aspek financial yang akan dikembangkan kedepan. Hindari :  Karena tidak adanya “support” dari manajemen atas maka tidak semua user akan membantu pencarian analisa data awal ini.  Beberapa user “keep” data dan bersikap acuh tak acuh, padahal data mereka dibutuhkan untuk tahapan perencaan berikutnya.  Mendapatkan data mentah, carilah data-data sedetil mungkin tentang project ini.  Tidak mengajak semua level pegawai, usahakan lakukan analisa dari sudut berbagai kebutuhan user di jaringan tersebut.

2. Plan, pada bagian perencanaan, ditahap ini akan dipelajari

tentang infrastruktur IT hadware, software, proses bisnis yang telah berjalan dan digunakan. Tahapan ini meneruskan dari tahap prepare sebelumnya, Dengan perencanaan yang baik maka akan membantu untuk mengatur pekerjaan, resiko yang mungkin muncul, permasalahan yang ditemui, responsibility, tenggang waktu milestones, dan kebutuhan sumber daya yang dibutukan untuk pengerjaan project yang akan dilakukan, namun dalam perencanaan jangan sampai akan melebihi dari kemampuan perusahaan baik dari sisi financial dan strategi bisnisnya. Hindari :  Hindari perencanaan yang tidak matang, misalnya tidak menjelaskan secara rinci topology, layer akses atau lainnya dikarenakan data yang tidak lengkap.  Jangan membuat perencanaan yang tidak menjadi peningkatan produktifitas bisnis perusahaan tersebut.  misalnya perencanaan pembelian barang dengan tidak memperhatikan kurs dollar, tenaga SDM kontrak freelance, jadi lakukan dengan tepat karena bias salah dari perencanaan. 3. Design, dalam tahap perancangan harus memperhatikan masalah availability, reliability, security dan performance. Jangan sampai sistem yang baru tidak lebih baik dari sistem yang lama. Beberapa kasus tahapan design inilah yang menjadi factor penentu dari tahapan berikutnya, seorang analis network yang baik dapat dengan jelas dan mengetahui secara menyeluruh permasalah dan strategi pengembangan kedepan dari sistem yang sedang dikerjakannya. Lakukan secara menyeluruh dan mendalam dari analisa masalah yang muncul di tahap sebelumnya. Tahapan ini juga harus menjelaskan tentang bagaimana proses konfigurasi, koneksi percobaan, pengembangan kedepan, dan proses migrasi dari system lama ke system baru, demo system dan validasi. Hindari :  Analisa yang salah hingga user merasa peningkatan performa network secara keseluruhan tidak ada bedanya dengan system yang lama.  Pemikiran yang sempit atau hanya focus pada salah satu area saja, untuk mendapatkan network yang availability baik ada banyak sekali faktornya tidak hanya oleh konfigurasi hardware namun juga harus memperhatikan user, proses dan tools yang ada. 4. Implement, sebelum di implementasikan akan dilakukan testin terlebih dahulu, banyak para analis akan melakukan pilot project dan simulasi sebelum implementasi system yang baru, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan yang mungkin muncul. Proses ditahapan ini adalah instalasi, konfigurasi, dan integrasi system. Bisa jadi salah satu bagian network telah berhasil dimigrasi dengan baik namun tidak berarti semua bagian akan lancar. Hindari :  Ketidakpastian dan ketidakyakinan sistem yang akan diimplementasi, misalnya dengan mencoba- coba implementasi sistem yang belum pernah digunakan atau pengalaman sebelumnya tanpa di temani pihak lain yang sudah pengalaman.  Kurangnya team support pendukung lainnya, usahakan team terdiri dari beberapa orang yang disesuaikan dengan skill yang dibutuhkan.  Plug n play, jangan berpikir setelah di integrasikan, di interkoneksikan, di install dapat berjalan sesuai dengan rencana diatas kertas. 5. Operate, tahapan ini bagian dari tahapan implementasi, setelah di mplementasi maka perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan pada pengoperasiannya, beberapa kasus pada tahapan ini akan terlihat beberapa kasus masalah misalnya tidak kompatibelnya hardware, masalah pada software dan aplikasi yang selama ini jalan tidak ada hambatan namun setelah implementasi menjadi terganggu, user yang mengeluh tidak adanya perubahan pada performance dengan sistem yang baru dan sebagainya. Hindari :  Tidak melibatkan team lain dari beberapa bagian lain di perusahaan tersebut.  Tidak mempunya plan lain, buatlah Plan A, Plan B dan sebagainya untuk menghindari masalah yang akan muncul.  Team langsung bubar, beberapa kasus team project langsung pergi, usahakan untuk tetap di tempat selama beberapa waktu sampai kondisi bisa di kendalikan. 6. Optimize, masukan pada saat tahapan implementasi dan operate akan sangat mempengaruhi tahapan optimalisasi ini, dimana dari masukan tadi bisa memberikan input untuk penanganan, redesign, rekonfigurasi dan perubahan yang perlu dilakukan tanpa merubah arah dari tujuan project tersebut. Hindari :  Tidak melibatkan team lain dari beberapa bagian lain di perusahaan tersebut.  Tutup mata dan telinga untuk aduan dari user kepada team, sangat disarankan untuk membuat helpdesk hotline.

BAB IV MEMBANGUN JARINGAN WIRELESS LAN

4.1. Profil Kelurahan Bintaro.

4.1.1. Visi dan Misi Kelurahan Bintaro.

a. Visi : Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di dalam segala bidang secara terus menerus sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh intansi Pemerintah khususnya Kelurahan Bintaro. b. Misi : Mewujudkan Pemerintahan Good Govermant dan akan Clean Govermant di lingkungan Kelurahan Bintaro. 87

4.1.2. Struktur Organisasi Kelurahan Bintaro

Gambar 4.1 Struktur Kelurahan Bintaro SEKSI PEMERINTAHAN TRAMTIB SLAMET PUDJI R SEKSI PEREKONOMIAN BERLIANA S. SH SEKSI PRASARANA DAN SARANA NENG IRMA SEKSI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KARYAWATI SEKSI KEBERSIHAN, LINGK. HIDUP RASAM SEKSI PELAYANAN UMUM SUPRIHATIN SEKRETARIS KELURAHAN THIA MUTIARA H.SSTP KASATGAS POL PP

J. DAMANIK, BcHK

KASAT DUKCAPIL BINTANG JUARA S. PUSKESMAS KEL.BINTARO Dr. NINUK LURAH H.LASIMIN,S.Sos.MSi WAKIL LURAH EKO ATMODJO,S.Sos Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC Network Development Life Cycle. Siklus hidup pengembangan sistem jaringan didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis analisis, design perancangan, simulation prototyping prototipe simulasi, implementation penerapan, monitoring pengamatan, dan management pengaturan.

4.2 Analysis Analisis

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana cara melakukan konfigurasi wireless Acces Point dengan metode mode repeater. Pada tahap analisis ini dibagi menjadi beberapa fase yaitu : identify mengidentifikasi rumusan masalah, understand memahami rumusan permasalahan, analyze analisis kebutuhan sistem dan report pelaporan dari hasil analisis. Topologi jaringan adalah susunan aturan didalam jaringan sehingga komputer satu dengan komputer yang lainnya dihubungkan sehingga membentuk suatu skema fisik jaringan.

4.2.1 Identify

Tujuan diterapkannya sistem wireless dengan metode mode repeater adalah untuk mengurangi pengurangan sinyal yang di tangkap oleh user atau client di setiap masing-masing bagian. Dengan mode repeater dapat memperkuat sinyal wireless yang dimana zona atau bagian yang belum tercover oleh sinyal wireless. Identifikasi permasalahan lebih lanjut adalah tidak mendapat sinyal jaringan wireless di salah satu bagian kantor Kelurahan Bintaro, untuk menanggulangi hal tersebut maka penulis mencoba menerapkan dan mengimplementasikan dengan mencoba langkah metode repeater. Dengan cara seperti ini dapat mengkuatkan sinyal wireless yang dengan cara join dari Acces Point satu dengan yang lain.

4.2.2 Understand

Hasil identifikasi rumusan permasalahan diatas membutuhkan pemahaman yang baik agar dapat menghasilkan solusi tepat dan berguna. Dengan menggunakan metode studi pustaka atau studi literatur penulis memanfaatkan perpustakaan dan internet untuk mengumpulkan sejumlah data dan informasi dari berbagai sumber dalam bentuk buku, makalah, literature, artikel dan berbagai situs web mengenai topik permasalahan yang terkait. Hasilnya digunakan untuk memahami permasalahan yang terjadi untuk merumuskan solusi yang efektif dalam menyelesaikan berbagai perumusan permasalahan. Pemahaman tersebut, maka penulis gunakan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem jaringan wireless local area network WLAN dengan metode mode repeater yang diharapkan dan juga dapat mengatasi berbagai perumusan permasalahan yang ada.