GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Perlakuan akuntansi murabahah berdasarkan psak 102 pada BMT al-Fath

46

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal wa Tamwil 1. Sejarah Lahirnya BMT Sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi di daerah. Sejarah gerakan BMT telah dimulai pada era 1980-an antara lain dengan upaya penggiat Masjid Salman ITB di Bandung menggagas lembaga teknosa, lembaga semacam BMT yang sembah tumbuh pesat. 1 Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisanakidah ini bukan hanya dipengaruhidari aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat sebagaimana diriwayatkan dari rasulullah saw, “kefakiran itu mendekati kekufuran” maka keberadaan BMT diharapkan mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat. Lembaga keuangan mikro syariah BMT adalah ujung 1 Euis Amalia, Keadilan dalam distributif dalam Ekonomi Islam; Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, h. 88 tombak dari penyaluran investasi bank syariah pada segmen masyarakat paling bawah yang memiliki kemampuan produktif. BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang secara konsepsi dan secara nyata memang lebih fokus kepada masyarakat bawah yang miskin dan nyaris miskin. BMT berupaya membantu pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama bantuan permodalan. Pembiayaan dalam khasanah keuangan modern, maka BMT juga berupaya menghimpun dana, terutama sekali berasal dari masyarakat lokal disekitarnya. BMT Baitul Maal wa Tamwil merupakan salah satu lembaga ekonomi dan keuangan yang dikenal luas pada masa-masa awal. BMT berkembang pada masa- masa awal kejayaan Islam berfungsi sebagai institusi keuangan publik, yang oleh sebagian pengamat ekonomi disejajarkan dengan lembaga yang menjalankan fungsi perekonomian modern, bank sentral. Keberadaan BMT sebagai salah satu lembaga keuangan syariah mengalami dinamika yang bagus seiring dengan dinamika dan perkembangaan lembaga ekonomi dan keuangan Islam lainnya ditanah air. Munculnya lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT merupakan salah satu multiplier efect dari pertumbuhan dan perkembangan lembaga ekonomi dan keuangan bank syariah. Lembaga ekonomi mikro ini lebih dekat dengan kalangan masyarakat bawah. 2 2 Muhamad, Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, Edisi Ke-1, h. 59 BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. 3 Lembaga keuangan mikro syariah yang lahir dari swadaya dan berakat di masyarakat bawah ini, menurut catatan Amin Aziz 2004, telah menjadi kenyataan yang berdiri paling depan dalam menyaingi para rentenir. Karena itu, para rentenir dan pendukung gelapnya terhadap BMT memperlakukan BMT dengan cara yang tidak layak, dilemuri kotoran manusia di depan kantornya, dan pengelolanya mendapat ancaman. Meski, menghadapi berbagai tantangan, BMT telah berada di garda depan dalam berdakwah secara rill, bil haal, merobah nasib umat dalam kacamata ekonomi kerakyatan, sekaligus dalam kacamata jihad, membangun peradaban umat yang berkembang dan benderang. 4 Kinerja lembaga keuangan mikro syariah BMT yang beroperasi atas dasar sistem syariah dimaksudkan untuk menggambarkan kemampuan LKMS BMT dalam memediasikan diri sebagai bank rakyat miskin, menyentuh lapisan masayarakat miskin yang sulit disentuh oleh lembaga keuangan formal bank, yang selama ini lebih berpihak kepada orang kaya dari pada orang miskin. 3 Janwari, Lembaga-Lembaga perekonomian umat sebuah pengenalan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Cet-1, h. 183 4 Muhamad, Lembaga Keuangan Mikro Syariah; Penggulatan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 82 2. Dasar Hukum BMT atau Koperasi Syariah Dasar hukum koperasi syariah BMT adalah : Al-Maidah 5 : 2                       Artinya : ”..Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa- Nya.” Sebagian besar BMT, sejak awal memang berbentuk koperasi karena konsep koperasi sudah dikenal luas oleh masyarakat dan bisa memberi status legal formal yang dibutuhkan. Hingga saat ini status kelembagaan atau badan hukum yang memayungi keabsahn BMT adalah koperasi. Dasar hukum BMT atau Koperasi syariah: UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, PP No9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan USP oleh koperasi, KEPMEN kop dan UKM No. 351KepMXII1998 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan USP oleh koperasi, KEPMEN KOP dan UKM No. 91KEPM.KUKMIX2004 tentang juklak kegiatan KJKS. 5 Penggunaan badan hukum KSM dan koperasi untuk BMT itu disebabkan karena BMT tidak termasuk kepada lembaga keuangan formal yang dijelaskan UU No. 7 tahun 1992 dan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dapat 5 Pusat Ekonomi Syariah PKES, 2009 dioperasikan untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Namun demikian, kalau BMT dengan badan hukum KSM atau Koperasi ituntelah berkembang dan telah memenuhi syarat-syarat BPR, maka pihak manajemen dapat mengusulkan diri kepada pemerintah agar BMT itu dijadikan sebagai BPRS dengan badan hukum koperasi atau perseroan terbatas. 6 3. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi Syariah BMT Fungsi dan peran koperasi syariah BMT: a. Mengembangkan potensi anggota dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan ekonomi nasional. d. Mencapai pengembangan ekonomi nasional berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagian BMT, terutama berfungsi sebagai suatu lembaga keuangan syariah yang melakukan upaya penghimpunan dana dan penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah. Prinsip koperasi syariah BMT adalah: a. Keanggotaan terbuka dan sukarela 6 Janwari, H.A, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, h. 187 b. Kekuasaan tertinggi ada pada RAT c. Pembagian SHU berdasar jasa anggota d. Batasan bunga atas modal e. Meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat f. Pengelolaan usaha bersifat terbuka g. Swadaya, swakerta, swasembada BMT pada prinsipnya berupaya mengorganisasi usaha saling menolong antar warga masyarakat suatu wilayah dalam masalah ekonomi. 4. Jenis Koperasi Syariah BMT Jenis Koperasi syariah didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan anggota: 7 a. Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil syariah. b. Unit Jasa Keuangan Syariah UJKS adalah Unit Koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil syariah sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan B. Profil Perusahaan 1. Sejarah berdirinya BMT Al-Fath 7 Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah PKES, 2009 BMT Al-Fath IKMI berdiri pada tahun 1996 13 Oktober 1996, sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dan kini 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT Al-Fath IKMI bermulai dari para pengurus IKMI Ikatan Masjid Indonesia yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Dengan badan hukum 650BHKWK.10VI1998, akte perubahan 518BHPADKoperasi2005, NPWP 02.021.735-2.411.000, SIUP 108610- 04PKXII2000. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil lisan. Dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia. 2. Visi dan Misi BMT Al-Fath VISI Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah. MISI Menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian aghniya kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan. 3. Struktur Organisasi Struktur BMT Al-Fath IKMI Keterangan: Garis Pengawas Garis Perintah RAT PENGURUS PENGAWAS MANAGER TAMWIL MANAGER MAAL KAB. OPERASIONAL KABAG. MARKETING KANTOR KAS PEMBUKU AN JASA MITRA TELLER ACOUNT OFFICER FUNDING OFFICER KOLEK TOR PEMBUKUAN KEUANGAN 4. Produk-Produk yang Dikeluarkan BMT Al-Fath a. Produk Penghimpunan Dana TAWAKAL Tabungan Wadiah BMT Al-Fath IKMI merupakan simpanan lancar mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiahtitipan. Dalam tabungan ini BMT Al-Fath IKMI tidak wajib memberikan hasil kepada penabung BMT Al-Fath IKMI boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT Al-Fath IKMI. TABAH Tabungan Berjangka Al-Fath merupakan tabungan investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih: 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan dengan nisbah bagi hasil yang kompetitif. SIDIK Simpanan Pendidikan yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan bagi putra putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, pertama pada saat tahun ajaran baru, kedua pada saat semester. Mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. SIMPANAN QURBAN yaitu produk simpanan yang memberikan kemudahan dalam perencanaan ibadah Qurban bagi mitra. Dengan mitra bebas menentukan setoran sehingga cukup membantu pelaksanaan qurban mitra. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. SIMPANAN IDUL FITRI yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Seperti mudik lebaran, belanja kebutuhan lebaran dan lain-lain. Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. SIMPANAN NIKAH yaitu produk simpanan yang diperuntukan bagi mereka para pemuda-pemudi yang merencanakan pernikahan. Banyak pemuda-pemudi menunda nikah salah satu faktornya adalah biaya. Produk tabungan ini sangat untuk membantu perencanaan keuangan pernikahan mitra. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. b. Produk Penyaluran Dana PIUTANG MURABAHAH yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al-Fath IKMI dengan menyatakan harga perolehanharga beliharga pokok ditambah keuntunganmargin yang disepakati kedua belah pihak. BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu. PIUTANG IJARAH yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al-Fath IKMI dan mitra. BMT Al-Fath IKMI menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu. PEMBIAYAAN MUDHARABAH yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal Shahibul Maal dengan mitra selaku pengelola usaha mudharib untuk mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah pihak sesuai dengan porsi modal masing-masing. 57

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN