Masalah pada ibu saat menyusui

melalui ASI menyebabkan Centers For Disease Control Amerika Serikat melarang ibu yang terifeksi HIV untuk menyusui bayinya, sebaliknya Word Health Organization WHO memperbolehkan. Pandangan berbeda kedua lembaga ini disebabkan latar belakang yang berbeda. Di kebanyakan bagian dunia, ASI mempunyai peranan yang sangat penting karena mengandung zat gizi yang baik, mengandung zat antiifeksi kekebalan, serta ekonomis. Hal ini menjadi dasar kebijakan WHO. Sebaliknya di negara maju, biaya dan keberadaan susu formula memberikan alternatif untuk dapat lebih mempertimbangkan masalah keselamatan dan pencegahan penularan. Meskipun demikian, ada juga pandangan yang memperbolehkan ibu tetap menyusui bayinya, yaitu bila penularan sudah terjadi saat persalinan atau bahkan in- utero, justru menyusui itu akan melindungi bayi dari infeksi lain yang menyertai AIDS. Pendapat lain yang meninjau dari segi praktis, bahwa jika larangan menyusui hanya di tunjukkan pada ibu yang benar-benar positif terinfeksi, maka tidak akan banyak mempengaruhi angka menyusui, tetapi sulit dapat di pastikan pada semua golongan ibu bahwa seorang ibu benar-benar terinfeksi. Akibatnya larangan menyusui juga akan di tunjukkan kepada ibu-ibu yang termasuk kelompok resiko padahal belum tentu terinfeksi, sehingga menjadi berlebihan. Kontroversi ini menjadi dasar sikap untuk sementara melarang ibu yang terinfeksi HIV menyusui bayinya, sampai diperoleh pandangan yang sepaham tentang hal ini.

6. Masalah pada ibu saat menyusui

Masalah yang sering terjadi pada saat menyusui, diantaranya sebagai berikut. 1. Pembesaran payudara Sekitar 2 atau 3 hari setelah bayi lahir, mungkin payudara ibu akan membesar secara dramatis, panas, keras, dan terasa tidak nyaman. Hal ini normal terjadi dan Universitas Sumatera Utara tidak perlu di khawatirkan. Pembesaran biasanya terjadi beberapa hari, namun kadang terasa sangat menyakitkan. 2. Afterpains Hormon oksitosin yang menyebabkan refles aliran air susu juga menyebabkan kontraksi pada rahim saat melahirkan. Oksitosin yang dihasilkan saat menyusui dapat menyebabkan kontraksi rahim lagi. Afterpains ini bervariasi, mulai nyeri ringan hingga kontraksi yang benar-benar menyakitkan. Selain itu, sakitnya muncul hilang selama 5-10 menit dan akan berhenti setelah 4 hari. 3. ASI tersumbat Masalah ini paling sering ditemui pada ibu pasca bersalin. Tersumbatnya saluran ASI dapat menyebabkan rasa sakit, demam, payudara berwana merah, teraba ada benjolan yang terasa sakit, bengkak dan payudara mengeras. Pada kondisi ini, saluran air susu tidak mengalami pengosongan denga baik sehingga air susu jadi menumpuk. Hal ini terjadi bila bayi tidak dapat menghisap denga baik saat waktu menyusui. Bisa pula disebabkan oleh tekanan pada sebagian payudara, seperti bra terlalu kencang, posisi mennyusui yang salah atau penyebab lain. Jika tidak segeraditangani, hal ini bisa mengakibatkan demam pada ibu. 4. Puting susu nyeri Menyusui sebenarnya tidak menyakitkan segera setelah bayi lahir, puting susu terasa menjadi lebih sensitif sebab ujung-ujung saraf dipersiapkan untuk meresponisapan mulut bayi. Pada awalnya, ibu mungkin akan merasa tidak nyaman dengan payudara yang membesar karena produksi ASI. Namun saat bayi mulai menghisap, ibu akan merasa lebih nyaman. Bila menyusui terasa menyakitkan, berarti ada yang salah dengan proses menyusui ibu. Sebagian besar masalah yang Universitas Sumatera Utara muncul disebabkan bayi tidak meletakkan mulutnya ke payudara ibu dengan tepat. Bila nyeri terus berlanjut selama menyusui atau kulit puting susu menjadi merah, bengkak, luka, gatal atau terkelupas, masalah ini disebabkan karena mulut bayi tidak melekat pada payudara dengan tepat, bayi menghisap pada puting susu menjadi lecet dan luka. Ada thrush bintik atau bercak putih pada mulut bayi. Ibu dan bayi sensitif terhadap krim dan sabun. Universitas Sumatera Utara 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dan perumusan masalah di atas maka penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut: Skema 1 kerangka konsep

3.2 Defenisi Operasional

Tabel 3.2.1 No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan Kemampuan ibu nifas dalam menjawab pertanyaan tentang tehnik menyusui kuesioner Berdasarkan jawaban yang dipilih benar Baik 9-12 Cukup 5-8 Kurang 0-4 Ordinal pengetahuan tehnik menyusui yang benar Universitas Sumatera Utara