Kerangka Konsep Variabel dan Definisi Operasional

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang dampak rhinitis alergi terhadap asma bronkhial. Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3. Kerangka konsep hunbungan rhinitis alergi dengan asma bronkhial

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang akan diteliti mencakup semua pasien rhinitis alergi yang juga menderita penyakit asma bronkhial yang dirawat inap dan berobat jalan di sub bagian THT di RSUP Haji Adam Malik, Medan periode 1 Januari 2009 hingga 31 disember 2009 yang diperoleh dari catatan rekam medis. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Pasien rhinitis alergi adalah pasien yang dinyatakan menderita rhinitis alergi berdasarkan hasil diagnosis dokter dan tercatat dalam rekam medis. Angka prevalensi adalah jumlah keseluruhan orang yang sakit yang menggambarkan kondisi tertentu yang menimpa sekelompok penduduk tertentu pada titik waktu tertentu Point Prevalence, atau pada periode waktu tertentu Period Prevalence, tanpa melihat kapan penyakit itu mulai dibagi dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko tertimpa penyakit pada titik waktu tertentu atau periode waktu tertentu Guntur, 2007. Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen yang mekanisme ini diperantarai oleh IgE WHO ARIA tahun 2001. Rhinitis Alergi Asma Bronkhial Universitas Sumatera Utara Rhinitis alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi. PERSI, 2007 Penyakit asma bronkial di masyarakat sering disebut sebagai bengek, asma, mengi, ampek, sasak angok, dan berbagai istilah lokal lainnya. Asma merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas Medicafarma,2008.

3.3 Hipotesa