2. Pengaturan oligarkis dan hak suara
Pengaturan oligarkis adalah pembagian saham dalam saham prioritas dan saham biasa. Yang dimaksud dengan saham prioritas adalah jenis saham yang
lazimnya memberi kepada pemegangnya kekuasaan tertentu berkenaan dengan hal ihwal Perseroan, seperti misalnya membuat pencalonan yang mengikat dalam hal
pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Perlu diperhatikan bahwa saham preferen tidak sama dengan saham prioritas. Saham preferen adalah saham
yang memberi kepada pemiliknya hak untuk didahulukan berkenaan dengan pembagian laba dan atau suplus likuidasi Pasal 53
Berkaitan dengan pengaturan oligarkis tersebut perlu diperhatikan bahwa UUPT tidak membenarkan adanya ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan yang
mensyaratkan bahwa anggota Direksi dan atau Dewan Komisaris hanya dapat diberhentikan apabila hal itu disetujui oleh jenis saham tertentu saham prioritas.
Pengaturan demikian memberikan hak veto kepada jenis saham tertentu, hal mana bertentangan dengan hak RUPS untuk sewaktu-waktu memberhentikan mereka Pasal
105 dan Pasal 119. Pengaturan hak suara melalui suatu perjanjian antara para pemegang saham
voting agreement pada dasarnya dapat dibenarkan. Mengingat bahwa hak suara diberikan kepada pemegang saham oleh UUPT agar pemegang saham dapat menjaga
kepentingannya sebagaimana yang kehendaki, sehingga pemegang saham pada dasarnya bebas mengikat dirinya berkenaan dengan cara pelaksanaan hak suara yang
dimiliki dalam suatu perjanjian hak suara.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
Sekalipun kelihatannya perjanjian semacam ini membatasi kebebasan pemegang saham, akan tetapi sesungguhnya kebebasan itu tetap ada. Pemegang
saham yang telah membuat perjanjian hak suara tetap bebas mengeluarkan suaranya sebagaimana yang dikehendaki. Juga apabila dalam mengeluarkan suaranya tidak
sesuai dengan perjanjian hak suara, suaranya tetap sah sekalipun pemegang saham telah melanggar perjanjian yang bersangkutan dan oleh karena itu cidera janji. Ini
penting diperhatikan, teristimewa dalam hal pemberian kuasa. Tidak jarang dalam hal gadai saham, kepada pemegang gadai diberikan kuasa mutlak untuk mengeluarkan
suara atas saham-saham yang digadainya. Seyogianya diketahui bahwa kuasa dimaksud tidak mempunyai “privatieve werking” artinya tidak dapat meniadakan hak
suara pemberi gadai Pasal 60 ayat 4. Oleh karena itu pemberi gadai senantiasa dapat hadir sendiri pada RUPS dan kehadirannya tersebut dengan sendirinya karena
hukum akan membatalkan hak pemegang gadai untuk mengeluarkan suara. Kenyataan ini bersumber pada ketentuan bahwa hanya pemegang saham mempunyai
hak suara dan oleh karena itu hak suara tidak dapat dialihkan terlepas dari pemilikan saham, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 60 ayat 1, Pasal 52 ayat 1a, dan
Pasal 85 ayat 5.
61
61
Ibid., h. 9-10.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV KEDUDUKAN HUKUM RUPS DI DALAM UNDANG-UNDANG
PERSEROAN TERBATAS A. Organ Perseroan Terbatas
Perseroan Tebatas sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ- organ spesifik. Organ pertama disebut Rapat Umum Pemegang RUPS, yang secara
umum bertugas untuk menentukan segala kebijaksanaan umum perseroan. Organ kedua adalah Direksi yang bertugas menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
telah ditetapkan RUPS. Organ ketiga adalah Komisaris yang bertugas sebagai pengawas untuk dan atas nama pemegang saham.
62
Menurut Pasal 1 angka 3 UU No.1 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Pasal 1 angka 4 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
dinyatakan: Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini danatau anggaran dasar.
Selanjutnya Pasal 1 angka 4 UUPT mengatur bahwa yang dimaksud dengan Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh untuk pengurusan
62
Anisitus Amanat, Pembahasan Undang – undang Perseroan Terbatas 1995 dan Penerapannya dalam Akta Notaris, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, h.103, dikutip dari
Erman Rajagukguk, Indonesianisasi Saham, Bina Aksara, Jakarta, 1985, h.35-36.
57
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
perseroan
63
untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Adapun beberapa karakteristik pokok dari direksi perseroan adalah sebagai berikut:
1. Direksi haruslah orang perorangan.
2. Direksi bertugas untuk mewakili perseroan dan melaksanakan, mengurus dan
mengarahkan kegiatan dari perseroan. 3.
Direksi bertanggung jawab untuk melaksanakan pengontrolan terhadap pegawai perseroan
4. Direksi diangkat atau dipilih berdasarkan hukum yang berlaku. Dalam hal ini
Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, tetapi untuk pertama kalinya Direksi diangkat oleh pendiri dan disebutkan dalam akta
pendirian perusahaan.
5. Direksi merupakan organ perseroan, di samping organ perseroan lainya
berupa Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 6.
Kepengurusan dilaksanakan untuk kepentingan dan tujuan perseroan. 7.
Direksi mewakili dan bertindak untuk dan atas nama perseroan. 8.
Direksi mewakili dan bertindak di dalam maupun di luar pengadilan. 9.
Direksi melaksanakan tugasnya sesuai dengan perundang – undagan yang berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasar dari perseroan tersebut.
64
Menurut sifatnya, Direktur perseroan dapat diklasifikasikan atas 4 empat,
yaitu sebagai berikut : 1.
Direktur biasa, yakni Direktur yang dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau oleh anggaran dasar. Inilah Direktur yang paling lazim
dan banyak sekali terdapat dalam praktek.
2. Direktur de facto, yaitu Direktur yang tidak dipilih oleh Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS atau anggaran dasar.
63
Lihat Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, op.cit., h.51, dikatakan, “Karena direksi merupakan organ yang mengurus kegiatan perseroan karena itu disebut juga dengan istilah
“pengurus”, maka setiap perseroan terbatas “wajib” memiliki direksi, minimal 1 satu orang. Akan tetapi, beberapa jenis perseroan wajib memiliki minimal 2 dua orang direksi yakni perseroan –
perseroan sebagai berikut: Perseroan yang bidang usahanya mengerahkan dana masyarakat; Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan hutang; Perseroan terbuka.”
64
Ibid., h. 50 – 51.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Direktur substitusi atau Direktur alternative, yaitu Direktur penggangti yang
sifatnya sementara atau yang ditugaskan khusus untuk perbuatan tertentu. 4.
Direktur bayangan shadow director, yaitu Direktur yang bertugas hanya menjadi pajangan belaka, dimana setiap pekerjaan dilakukan atas suruhan
pihak lain, atau bahkan pihak lain yang melakukan tugas – tugas Direksi. Misalnya Direksi yang diangkat dengan perjanjian trustee, yang dalam hal ini
lebih tepat disebut sebagai “Direktur boneka”.
65
Keempat jenis direktur pambagian direktur tersebut di atas tidaklah dapat diidentifikasi secara yuridis namun seringkali ditemukan dalam kenyataannya. Secara
yuridis yang diketahui dan diakui hanyalah satu jenis direktur saja yakni direktur biasa sebagaimana dijelaskan diatas.
Sedangkan Pasal 1 angka 5 UU No.1 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Pasal 1 angka 6 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
memberikan pengertian Komisaris sebagai organ yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi
dalam menjalankan perseroan.
66
Berdasarkan Pasal 96 UU No.1 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Pasal 110 ayat 1 UU No.40 Tahun 2007,
menyatakan yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang perserorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5
lima tahun sebelum pengangkatannya pernah: 1.
dinyatakan pailit;
65
Ibid., h. 51 – 52.
66
Selanjutnya lihat juga Ibid., h. 106, dikatakan, “Setiap perusahaan wajib memiliki seorang komisaris. Bahkan terhadap perusahaan terbatas tertentu wajib memiliki sedikit – dikitnya 2 dua
orang komisaris, yang dalam hal ini akan menjadi suatu majelis dewan, yaitu terhadap perusahaan terbatas sebagi berikut: 1 Perusahaan yang mengerahkan dana masyarkat; 2 Perusahaan yang
menerbitkan surat hutang; 3 Perusahaan terbuka.”
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
2. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit, atau 3.
dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan.
Ketentuan persyaratan tersebut tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundangan-
undangan ayat 2. Pemenuhan persyaratan dimaksud dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh perseroan ayat 3.
Beberapa prinsip yuridis yang berlaku untuk komisaris adalah sebagai berikut:
67
1.. Komisaris Merupakan Badan Pengawas Komisaris dimaksudkan sebagai badan pengawas badan supervisi, baik
mengawasi tindakan direksi. Yang mempunyai konsekuensi juga sebagai pengawas perseroan secara umu.
2. Komisaris Merupakan Badan Independen
68
Sama dengan direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, pada prinsipnya komisaris merupakan badan yang independent, tidak tunduk pada
kekuasaan siapapun, dan harus melihat semata-mata kepentingan peseroan,
67
Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, op,cit., h. 110 – 112
68
Selanjutnya lihat juga Ibid., h.107, dikatakan, “Meskipun kedudukan komisaris adalah mandiri dan terlepas dari kekuasaan direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, tetapi tidak
ada larangan jika yang menduduki jabatan komisaris adalah pihak pemegang saham itu sendiri. Hanya untuk perusahaan terbuka, perundang – undangan di bidang pasar modal mengharuskan perusahaan
untuk memiliki yang namanya “komisaris independent” yakni yang tidak terafiliasi dengan pihak direksi maupun pemegang saham.”
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
meskipun sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dapat mengangkat dan memberhentikan komisaris.
3. Komisaris tidak mempunyai Otoritas Manajemen Non – executive Meskipun ada ditemukan yang namanya komisaris “pengambil keputusan”
decision maker, tetapi pada prinsipnya badan komisaris tidak memiliki otoritas manajemen non executive. Yang diberikan tugas manajemen.eksekutif adalah
direksi. 4. Komisaris Tidak Biasa Memberikan Instruksi kepada Direksi
Meskipun tugas utama dari komisaris adalah untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas – tugas direksi, tetapi komisaris tidak berwenang
untuk memberikan instruksi – instruksi langsung kepada direksi. Sebab, jika kewenangan ini diberikan kepada komisaris, posisinya akan berubah wajah, dari
badan pengawas menjadi badan eksekutif. Karena itu, fungsi pengawasan dari komisaris dilakukan dengan jalan sebagi berikut :
a. Menyetujui tindakan – tindakan tertentu yang diambil direksi.
b. Memberhentikan direksi untuk sementara.
c. Memberi nasehat kepada direksi, diminta atau tidak, dalam rangka
pelaksanaan fungsi pengawasan. 5. Komisaris Tidak Bisa Diinstruksikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS. Sebagai konsekuensi dari kedudukan komisaris yang independen, maka komisaris
tidak bisa diinstruksikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, meskipun
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu perseroan. Dan, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS dapat memberhentikan komisaris, dengan atau tanpa menunjukkan alasan pemberhentian for cause or no cause.
Meskipun komisaris pada prinsipnya menjalankan fungsi pengawasan terhadap direksi dan jalannya perseroan, tetapi tingkat pengawasan yang
dilakukannya berbeda – beda. Dilihat dari level pengawasan sebagai berikut:
69
1. Komisaris Minimum
Yang dimaksud dengan komisaris minimum adalah bahwa komisaris tersebut dipergunakan karena disyaratkan oleh undang–undang dan anggaran dasar dari
perseroan, padahal dia tidak melakukan apa–apa untuk perseroan. Jadi, keberadaan komisaris seperti ini hanya untuk memenuhi syarat yuridis formal.
2. Komisaris Kosmetik
Yang dimaksud dengan komisaris kosmetik adalah komisaris yang hanya bertugas untuk melegitimasi segala putusan dari direksi. Jadi, fungsinya hanya
sekedar stempel saja. 3. Komisaris
Pajangan Yang dimaksud dengan komisaris pajangan adalah memasang orang – orang yang
seramditakuti, disegani sebagai komisaris untuk menakut – nakuti jika ada pihak- pihak tertentu yang ingin memprotes kebijaksanaan perseroan. Pihak komisaris
seperti ini sama sekali tidak bekerja dan sama sekali tidak mengawasi jalannya perseroan.
69
Ibid., h. 115 – 116.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Komisaris Oversight
Yang dimaksud dengan komisaris Oversight adalah komisaris yang berfungsi semata–mata mengawasi kegiatan dan kebijaksanaan dari direksi dan perseroan.
Sebetulnya, inilah fungsi yang sebenarnya dari komisaris menurut Undang – undang Perseroan Terbatas.
5. Komisaris Independen
Yang dimaksud dengan komisaris independent adalah komisaris yang tidak ada hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi maupun pemegang
saham. Karena tidak ada hubungan seperti itu, maka komisaris independent ini diharapkan dapat bertindak objektif dan dapat melihat persoalan perseroan secara
lebih jernih. Beberapa jenis perseroan mensyaratkan adanya komisaris independent ini, misalnya untuk perseroan terbatas terbuka.
6. Komisaris Pengambil Keputusan Yang dimaksud dengan komisaris pengambil keputusan decision maker adalah
konsep komosaris di mana di samping dia mengawasi hal – hal tertentu, terutama dalam hal – hal penting, diajak pula untuk mengambil keputusan misalnya
dengan format surat persetujuan komisaris untuk kegiatan–kegiatan tertentu dari perseroan. Kegiatan– kegiatan penting tersebut misalnya:
a. Mengambil loan dari bank
b. Meminjamkan aset perseroan
c. Menjual aset – aset penting dari perseroan
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
d. Merger, akuisisi atau konsolidasi
e. Go public
f. Likuidasi
g. Mengeluarkan dana melebihi jumlah tertentu
h. Memberhentikan direksi untuk sementara waktu
i. Mengubah anggaran dasar
Dari uraian–uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suatu perseroan terbatas memiliki tiga organ yakni Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris.
Namun sebenarnya, hal ini adalah sangat dipengaruhi oleh struktur kepengurusan board structure yang dianut oleh suatu negara.
Secara global,
board structure dapat dibagi atas dua bagian besar yakni One Tier Board System dan Two Tiers Board System. One Tier Board System banyak
dianut oleh negara yang cendrung mengikuti hukum Anglo – Saxon common law dan Two Tiers Board System banyak diterapkan oleh negara – negara Eropa
Continental Europe dan negara – negara lain yang menganut Civil Law termasuk Indonesia. Struktur kepengurusan board structure yang dianut oleh
suatu negara sangat dipengaruhi oleh beragam faktor. Selain model system yang dianut oleh suatu negara, faktor budaya nasional serta sosial politik juga menjadi
suatu kekuatan yang menentukan bagaimana bentuk dan proses struktur kepengurusan secara menyeluruh dapat diterapkan. Sebagai contoh, meskipun
Inggris dan Amerika Serikat menganut system hukum common law dengan basis yang sama yaitu one tier board system, namun posisi Chairman dan CEO Chief
Executive Officer di perusahaan – perusahaan Inggris hampir selalu terpisah, sedangkan di Amerika Serikat mayoritas menganut CEO duality CEO dan
Chairman oleh individu yang sama.
70
Dalam One Tier Board System perusahaan hanya memiliki satu Dewan
Direksi yang pada umumnya merupakan kombinasi antara manajer atau pengurus senior Direktur Eksekutif dan Direktur Independen yang bekerja dengan prinsip
70
Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini, op.cit., h.10.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
paruh waktu non Direktur Eksekutif yang umumnya diangkat karena kebijakannya, pengalaman dan relasinya.
General Marketing of the Shareholders GMoS
Board of Directors
Sumber: Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan
Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan, Seri Tata Kelola Perusahaan Corporate Jilid II, FCGI Forum for
Corporate Governance in Indonesia.
Gambar 1. Struktur Dewan Direktur Board of Directory dalam One Tier System.
Dalam Two Tiers Board System perusahaan mempunyai dua badan terpisah,
yaitu Dewan Pengawas Dewan Komisaris dan Dewan Manajemen Dewan Direksi yang mengelola dan mewakili perusahaan di bawah pengaruh dan pengawasan
Dewan Komisaris. Dalam sistem ini, anggota Dewan Direksi diangkat dan setiap waktu dapat diganti oleh badan pengawas Dewan Komisaris. Dewan Direksi juga
memberikan informasi kepada Dewan Komisaris dan menjawab hal – hal yang diajukan oleh Dewan Komisaris, sehingga Dewan Komisaris terutama bertanggung
jawab untuk megawasi tugas – tugas manajemen. Dalam hal ini Dewan Komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas – tugas manajemen dan tidak boleh mewakili
Executive Diector
Non Executive Diector
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
perusahaan dalam transaksi – transaksi dengan pihak ketiga. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diganti dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
General Marketing of the Shareholders GMoS
Board of Commissioners BoC
Board of Directors BoD
Sumber: Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance Tata kelola Perusahaan, Seri Tata Kelola
Perusahaan Corporate Governance Jilid II, FCGI Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Gambar 2. Struktur Board of Directors dalam Two Tiers System
Akan tetapi dalam sistem hukum dewasa ini terjadi perbedaan-perbedaan yang cukup penting termasuk didalamnya hak dan kewajiban Dewan Komisaris
dimana dalam keadaan umum tidak termasuk dalam kewenangan Dewan Komisaris untuk menunjuk dan memberhentikan direksi.
Sebagaimana halnya Belanda yang menganut Two Tiers Board System, Indonesia seperti terlihat dalam UUPT juga pada dasarnya mengadopsi Two Tiers
Board System namun dengan modifikasi dimana baik dewan komisaris maupun dewan direksi bertanggung jawab langsung kepada RUPS sehingga keberadaan
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
dewan komisaris di Indonesia tidak sekuat organ Supervisory Board yang terdapat dalam Two Tiers System model Eropa Kontinental atau Board of Director dalam One
Tier Board System model Anglo – Saxon.
General Marketing of the Shareholders GMoS
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Supervisi Pengawasan
Sumber: Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan, Seri Tata Kelola
Perusahaan Corporate Governance Jilid II, FCGI Forum for Corporate Governance in Indonesia.
Gambar 3. Struktur Organ Perseroan Terbatas di Indonesia
Dari perbandingan gambar di atas terlihat jelas bahwa sistem organ perseroan dengan adanya organ pengawasKomisaris adalah sistem dua tingkat Two – tier
Board System. Sedangkan organ perseroan tanpa adanya organ pengawasKomisaris adalah system satu tingkat One Board System.
71
Sistem Two Tiers Board System memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
One Tier Board System:
71
Hardijan Rulsi, op.cit.,h.114.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Pengaruh pemegang saham dalam two – tier board system dapat dijalankan
melalui dewan komisaris sehingga tidak harus menganggu interfence aktifitas normal manajemen, dan memungkinkan pemegang saham
meningkatkan pengaruhnya tanpa harus menunggu terjadinya skandal publik atau ketidaksepakatan publik.
Dalam hal ini persepsi manajemen mengenai pangaruh pemegang saham tidak harus menunggu saat – saat krisis. Sebaliknya, two – tier board system
memungkinkan tekanan terhadap manajemn untuk menghasilkan kinerja yang baik.
2. Dewan Direksi top management dapat mempertahankan tingkat
independendi yang lebih besar pada aras operasional. Pemisahan antara para amatir dan para profesional dalam pengelolaan, atau lebih halusnya antara
dewan komisaris dan dewan eksekutif, merupakan hal yang cukup penting. Ini sulit dilakukan dalam model single – board system, karena dalam model ini
seseorang dapat menjalankan salah satu atau kedua peran itu sekaligus.
3. Dewan direksi, karena pengaruh pemegang saham yang kuat melalui dewan
komisaris, harus memperhatikan dengan serius pandangan para pemegang saham.
4. Memungkinkan masuknya lebih banyak komisaris independent, tanpa harus
menunggu kerja normal perusahaan. 5.
Tidak mungkin bagi seseorang untuk berperan sebagai presiden komisaris sekaligus presiden direktur sebuah perusahaan, dan kedua dewan tersebut
tidak saling mendominasi Chaiman presiden komisaris dan Chief Executive CEO mungkin dijabat oleh satu orang.
72
Perseroan terbatas mempunyai alat yang disebut organ perseroan, gunanya untuk menggerakkan perseroan agar badan hukum dapat berjalan sesuai dengan
tujuannya. Organ perseroan terdiri dari tiga macam, yaitu : 1.
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS 2.
Direksi 3.
Komisaris
72
I Nyoman Tjager, et. al., Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2003, h.31, dikutip dari Tricker, International
Corporate Governance : Text, Readings and Cases, Prentice Hall and Simon Schuster Asia, Pte., Ltd., Singapore, 1994, h.78.
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan teori organisme dari Otto von Gireke, pengurus adalah organ atau alat perlengkapan dari badan hukum. Seperti halnya manusia mempunyai organ-
organ seperti kaki, tangan, panca indera dan karena setiap gerakan organ-organ itu dikehendaki atau diperintahkan oleh otak manusia, berarti setiap gerakan atau
aktivitas pengurus badan hukum dikehendaki atau diperintah oleh badan hukum sendiri, sehingga pengurus adalah personafikasi dari badan hukum itu sendiri.
Sebaliknya menurut Paul scholten dan Bregstein, pengurus mewakili badan hukum. Berdasarkan analog pendapat Gierke dan Paul Schoulten maupun Brengstein tersebut,
direksi bertindak mewakili perseroan sebagai badan hukum. Hakikat dari perwakilan bahwa seseorang melakukan melakukan sesuatu perbuatan untuk kepentingan orang
lain atas tanggung jawab dari orang itu.
73
Ketiga organ dan PT tersebut memiliki tugas dan wewenang yang berbeda satu sama lain di dalam UUPT. Namun, perbedaan dimaksud memiliki fungsi yang
terkait dengan tujuan untuk menjalankan PT dengan sebaik-baiknya. Direksi kedudukannya sebagai eksekutif dalam perseroan, tindakannya dibatasi oleh
anggaran dasar perseroan. Apabila dalam pengurusan perseroan bertindak melampui wewenangnya, maka berdasarkan Pasal 85 ayat 1 maka direksi yang demikian
bertanggung jawab penuh secara pribadi. Sedangkan komisaris merupakan organ yang mempunyai tugas melakukan
pengawasan dan memberi nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut komisaris juga dibatasi oleh anggaran dasar.
73
Rachmadi Usman, Op. Cit, h. 164
Laura Ginting: Analisis Hukum Kedudukan Rapat Umum Pemegang Saham Pada Perseroan Terbatas Dilihat Dari Anggaran Dasar, 2008. USU e-Repository © 2008
Komisaris yang melakukan kesalahan dapat digugat ke Pengadilan oleh pemegang saham atas nama perseroan.
74
1. Direksi a. Tugas dan Wewenang Direksi