23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anak
Sosiologi memandang anak merupakan bagian dari masyarakat. Dimana bagian dari masyarakat. Dimana keberadaan anak sebagai bagian dari yang berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya , baik dengan keluarga, komunitas, atau pada masyaraakat pada umumnya. Sosiologi menjelaskan tugas atau peran anak pada masa perkembangannya. Child
anak adalah seorang yang menurut hukum punya usia tertentu sehingga hak dan kewajibannya dianggap terbatas pula. Hartini : 1992.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang anak usia terletak pada skala 0 – 21
tahun. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anakyang menyatakan bahwa anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih didalam kandungan. Anak putus sekolah adalah keadaan di mana anak mengalami keterlantaran karena
sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak. Putus sekolah dipandang sebagai masalah pendidikan dan sosial yang amat serius selama beberapa dekade terakhir ini.Dengan meninggalkan sekolah sebelum lulus, banyak
individu putus sekolah yang tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga kesejahteraan ekonomi dan sosialnya menjadi terbatas sepanjang hidupnya sebagai orang
dewasa kelak. Menurut Departemen Pendidikan di Amerika Serikat MC Millen Kaufman, dan Whitener, 1996 mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak
dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak
Universitas Sumatera Utara
24
tamat menyelesaikan program belajarnya http:makalahcentre.blogspot.com201101anak- putus-sekolah.html.
2.2. Pendidikan
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses perubahan dalam mengartikan makna dari peristiwa yang terjadi. Pengalaman bisa didapat dari pergaulan dengan orang
dewasa, orang yang labih muda, dan mungkin juga terjadi secara sengaja yan terstruktur untuk menghasilkan masyarakat yang berkesinambungan. Proses ini melibatkan pegawasan
dan perkembangan dari orang yang dewasa maupun kelompok dimana dia hidup. dalam Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, 2007 .
Pendidikan di persepsikan oleh Durkheim sebagai satu kesatuan yang utuh dari masyarakat secara keseluruhan.
Durkheim juga memandang bahwa pendidikan sebagai “ social thing “ yang mengungkapkan bahwa pendidikan bukanlah satu bentuk, tapi bermacam-macam.
Seberapa banyaknya perbedaan lingkungan di kalangan masyarakat itu sendiri, dengan demikian akan menentukan tipe-tipe pendidikan yag diselenggarakan. Pendidikan juga
merupakan alat untuk mengembangkan kesadaran diri sendiri dan kesadaran sosial. Sosiologi pendidikan merupakan kajian bagaimana institusi dan kekuatan sosial yang
mempengaruhi proses dan outcome pendidikan dan begitu pula sebaliknya. Pendidikan seperti dikatakan Sargent 1994 merupakan instrumen untuk mengatasi kesenjangan,
mencapai derajat kesetaraan yang tinggi dan mencapai tingkat kesejahteraan yang baik bagi siapa saja. Pembelajaran memiliki semangat dan motivasi mengejar aspirasi menuju
kemajuan dan usaha menjadi manusia yang terbaik.
2.3. Putus Sekolah