Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010

(1)

PENGARUH PENYULUHAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SD NEGERI 064975

KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

DEDE HARIANI MS NIM. 061000075

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH PENYULUHAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SD NEGERI 064975

KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000075 DEDE HARIANI MS

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 28 Desember 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Ernawati Nasution, SKM, M.Kes Ferry, S.H, S.Si, AMG., DC.Nutri., M.Kes NIP. 19700212 199501 2 001 NIP. 19690524 199303 1 001

Penguji II Penguji III

Fitri Ardiani, SKM, MPH

NIP. 19820729 198811 2 001 NIP. 19580315 198811 2 001 Dra. Jumirah, Apt, M.Kes

Medan, Desember 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 19610831 198903 1 001 Dr. Drs. Surya Utama, MS


(3)

ABSTRAK

Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh yaitu sebagai sumber vitamin, mineral serta serat pangan, walaupun didalam tubuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai peranan penting yang berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest. Perlakuan adalah penyuluhan berupa ceramah dengan alat bantu slide dan poster. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 54 orang siswa. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan one sample t-test.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan adalah kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan siswa yang dengan kategori cukup (79,63%) dan (20,37%) menjadi kategori baik. Sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan sikap siswa meningkat menjadi kategori baik (62,96%) dan (37,04%) dalam kategori cukup. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah mendapatkan penyuluhan, yaitu pengetahuan dengan nilai t = -8,773 dan p = 0,000, sedangkan sikap dengan nilai t =-11,462 dan p = 0,000.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang konsumsi buah dan sayur, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siawa tentang konsumsi buah dan sayur. Saran dari penelitian ini adalah kepada petugas promosi kesehatan dapat memberikan penyuluhan berupa ceramah dengan berbagai macam alat bantu seperti slide dan poster sebagai salah satu metode untuk memberitahukan informasi untuk membantu meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.


(4)

ABSTRACT

Fruits and vegetables are one kind of foods that’s have very big role for our body, that’s is source of vitamin, minerals and fibers. Although our body only required them in small amounts but they have important role as regulator and protector.

The purpose of this research is to know the influence of counseling on knowledge and attitude of primary school students in SD Negeri 064975 Medan Denai Subdistrict Medan City in 2010. This was an experimental study with One Group Pretest-Posttest design. The treatment is counseling with slide and posters. Measurements were taken twice, before and after getting counseling. Number of sample are 54 students. Results will be analized by using one sampel t-test.

Results showed that student’s knowledge before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling are in sufficient category 76,63% and 20,37% are in good category. The attitude of students before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling student’s attitudes improved to good category 62,96% and 37,04% are in sufficient category. The test results showed that there were some difference after getting counseling, that is knowledge with t= -8,773 and p= 0,000 and attitude with t= -11,462 and p= 0,000.

The conclusion of this research in counseling had an influence on improving student’s knowledge and attitudes about the consumption of fruits and vegetables, that is student’s knowledge and attitudes improvements about consumption of fruits and vegetables. Suggestions of this study is given to the health promotion officers to provide counseling with a variety of tools, such as slide and posters as a method to notify the information to improve student’s knowledge about the importance of consuming fruits and vegetables.

Keywords : knowledge, attitude, fruits and vagetables consumption of primary students, counseling


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dede Hariani MS

Tempat / tgl. Lahir : Medan, 14 April 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Status : Belum Kawin

Riwayat Pendidikan :

- 1993 – 1994 TK Yakapeni Medan

- 1994 – 2000 SD Swasta Nurul Islam Indonesia Medan - 2000 – 2003 SMP Negeri 3 Medan

- 2003 – 2006 SMA Negeri 10 Medan Riwayat Organisasi :

- Staff Kekaryaan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FKM-USU - Staff Hubungan Masyarakat Panitia Hari Besar Islam FKM-USU - Relawan Muda Sadar HIV/AIDS (SaHiVA)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul: ”Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010” yang merupakan salah satu syarat bagi saya untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I sekaligus Ketua Penguji dan Bapak Ferry, S.H, S.Si, AMG., DC.Nutri., M.Kes selaku dosen pembimbing II sekaligus Penguji I yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran selama membimbing saya.

Selanjutnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu drh. Hiswani, M.Kes, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(7)

4. Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji II. 5. Ibu Dra.Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Penguji III.

6. Bapak Drs. Mukhtar , selaku Kepala Sekolah SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan dan seluruh staf pengajar yang telah banyak membantu saya dalam proses penelitian.

7. Seluruh dosen dan staff pegawai FKM USU khususnya pada Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada saya dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini, dan tidak lupa kepada bang Marihot Samosir, ST yang selalu membantu dalam mengurus administrasi.

8. Secara khusus penulis mengucapakan terima kasih yang sangat tak terhingga terutama buat kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda AKP. MARWAN dan Ibunda SASMA ROHANI SINAGA yang telah banyak memberikan kasih sayang, motivasi, do’a dan memenuhi semua kebutuhan penulis baik moril maupun materil mulai dari perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini

9. Sahabat-sahabat ku yang baik Arni, Leni dan Wina, Gilang, Lia, Eva, Fitri yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih atas persahabatannya.

10.Kepada semua rekan-rekan seperjuangan di Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Eka, Dewinta, Wahyu, Elfi, Bang Freddy, Kak Renova, Kak Hanum, Kak Yeyen, Kak Ami, Kak Dedek, Bang Ivan dan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas segalanya.


(8)

11.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat dan hanya Allah SWT yang membalas semua kebaikan kalian semua.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatNya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2010


(9)

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup Penulis ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kesehatan ... 9

2.1.1 Pengetahuan ... 10

2.1.2 Sikap ... 12

2.1.3 Proses Perubahan Perilaku ... 13

2.2 Penyuluhan ... 16

2.2.1 Tujuan Penyuluhan ... 18

2.2.2 Metode dan Media Penyuluhan ... 18

2.2.2.1 Metode Penyuluhan ... 18

2.2.2.2 Media/Alat Bantu Penyuluhan ... 19

2.2.3 Pengelolahan Penyuluhan ... 20

2.2.3.1 Perencanaan Penyuluhan ... 21

2.2.3.2 Pelaksanaan Penyuluhan ... 22

2.2.3.3 Evaluasi Penyuluhan ... 23

2.2.4 Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku ... 23

2.3 Buah ... 24

2.3.1 Buah dalam Kehidupan ... 25

2.3.2 Pentingnya mengonsumsi buah-buahan untuk Anak Sekolah ... 26

2.4 Sayur ... 28

2.4.1 Manfaat Sayuran ... 28

2.4.2 Warna sayur dan kecerdasan otak ... 29

2.5 Kerangka Konsep ... 32

2.6 Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34


(10)

3.3.1 Populasi ... 34

3.3.2 Sampel ... 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4.1 Data Primer ... 36

3.4.2 Data Sekunder ... 36

3.5 Instrumen Penelitian ... 36

3.6 Defenisi Operasional ... 36

3.7 Aspek Pengukuran ... 37

3.8 Tahapan Penelitian ... 38

3.9 Pengolahan dan Analisa Data ... 39

3.9.1 Pengolahan Data ... 39

3.9.2 Analisa Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah ... 42

4.2 Gambaran Umum Responden ... 43

4.2.1 Kelas Responden ... 44

4.2.2 Jenis Kelamin Responden ... 44

4.2.3 Agama Responden ... 45

4.2.4 Umur Responden ... 45

4.3 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Pengetahuan Siswa SD Negeri 064975 ... 46

4.4 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Sikap Siswa SD Negeri 064975 ... 49

BAB V HASIL PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Pengetahuan Siswa SD Negeri 064975 ... 50

5.2 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Sikap Siswa SD Negeri 064975 ... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Distribusi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan per item pertanyaan

3. Distribusi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan per item pertanyaan

4. Bahan Penyuluhan 5. Foto-foto Kegiatan 6. Master Data 7. T-Test


(11)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 4.1 Distribusi Pendidikan Terakhir Tenaga Pengajar /Guru SD Negeri 064975 Kota Medan ... 42 Tabel 4.2 Fasilitas yang tersedia di Sd Negeri 064975 Kecamatan Medan

Denai Kota Medan Tahun 2010 ... 42 Tabel 4.3 Distribusi Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan berdasarkan Kelas Tahun 2010 ... 43 Tabel 4.4 Distribusi Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Kelas Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.6 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.7 Distribusi Responden berdasarkan Agama Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.8 Distribusi Responden berdasarkan Umur Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010 ... 46 Tabel 4.9 Perbedaan Hasil Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Mendapat Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur ... 46 Tabel 4.10 Perbedaan Rata-rata Nilai Pengetahuan Siswa Pada Saat Pretest dan Posttest ... 47 Tabel 4.11 Perbedaan Hasil Sikap Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur ... 48 Tabel 4.12 Perbedaan Rata-rata Nilai Sikap Siswa Pada Saat Pretest dan Posttest ... 48


(12)

ABSTRAK

Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh yaitu sebagai sumber vitamin, mineral serta serat pangan, walaupun didalam tubuh hanya diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai peranan penting yang berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest. Perlakuan adalah penyuluhan berupa ceramah dengan alat bantu slide dan poster. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 54 orang siswa. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan one sample t-test.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan adalah kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan pengetahuan siswa yang dengan kategori cukup (79,63%) dan (20,37%) menjadi kategori baik. Sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup (96,27%), sesudah mendapatkan penyuluhan sikap siswa meningkat menjadi kategori baik (62,96%) dan (37,04%) dalam kategori cukup. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah mendapatkan penyuluhan, yaitu pengetahuan dengan nilai t = -8,773 dan p = 0,000, sedangkan sikap dengan nilai t =-11,462 dan p = 0,000.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang konsumsi buah dan sayur, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap siawa tentang konsumsi buah dan sayur. Saran dari penelitian ini adalah kepada petugas promosi kesehatan dapat memberikan penyuluhan berupa ceramah dengan berbagai macam alat bantu seperti slide dan poster sebagai salah satu metode untuk memberitahukan informasi untuk membantu meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.


(13)

ABSTRACT

Fruits and vegetables are one kind of foods that’s have very big role for our body, that’s is source of vitamin, minerals and fibers. Although our body only required them in small amounts but they have important role as regulator and protector.

The purpose of this research is to know the influence of counseling on knowledge and attitude of primary school students in SD Negeri 064975 Medan Denai Subdistrict Medan City in 2010. This was an experimental study with One Group Pretest-Posttest design. The treatment is counseling with slide and posters. Measurements were taken twice, before and after getting counseling. Number of sample are 54 students. Results will be analized by using one sampel t-test.

Results showed that student’s knowledge before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling are in sufficient category 76,63% and 20,37% are in good category. The attitude of students before getting counseling are in sufficient category 96,27% after getting counseling student’s attitudes improved to good category 62,96% and 37,04% are in sufficient category. The test results showed that there were some difference after getting counseling, that is knowledge with t= -8,773 and p= 0,000 and attitude with t= -11,462 and p= 0,000.

The conclusion of this research in counseling had an influence on improving student’s knowledge and attitudes about the consumption of fruits and vegetables, that is student’s knowledge and attitudes improvements about consumption of fruits and vegetables. Suggestions of this study is given to the health promotion officers to provide counseling with a variety of tools, such as slide and posters as a method to notify the information to improve student’s knowledge about the importance of consuming fruits and vegetables.

Keywords : knowledge, attitude, fruits and vagetables consumption of primary students, counseling


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia buah dan dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan, bahkan disetiap daerah memiliki buah atau sayur sebagai ciri khas untuk daerah tersebut, misalnya kota Malang merupakan daerah penghasil apel dengan rasa yang spesifik yaitu rasa asam yang mendominasi, sehingga setiap apel yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh kita yaitu sebagai sumber vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh yang berfungsi sebagai zat pengatur. Buah dan sayur dengan beraneka jenis dan warna yang beranekaragam dapat saling melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita. Disamping itu, salah satu bahan pangan yang banyak mengandung serat terdapat pada buah dan sayur. Serat mempunyai peranan dalam proses pencernaan yang sangat penting. Serat melancarkan pencernaan, bahkan pada mereka yang menderita kelebihan gizi, serat dapat mencegah dan mengurangi resiko penyakit akibat kegemukan (Jahari dan Sumarno, 2001).

Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sri Kuntarsih pada tanggal 14 Juni 2010 yang diliput oleh situs Republika Online, menuturkan, tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia termasuk yang paling rendah di dunia. Rakyat Indonesia hanya mengonsumsi 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dengan angka konsumsi sayuran yang dianjurkan organisasi pangan dan pertanian dunia (Food and Agriculture Organization/FAO),


(15)

yaitu 75 kilogram per kapita per tahun. Rendahnya konsumsi sayuran masyarakat mengakibatkan penyakit pencernaan dan sembelit yang bisa fatal bagi kesehatan (Anonim, 2010).

Pada saat yang bersamaan Direktur Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Yul H Bahar, menambahkan, berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan FAO, tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia hanya lebih tinggi dari Thailand. Kita ada di angka 35 kilogram per kapita per tahun, sedangkan Thailand 30 kilogram per kapita per tahun. Tingkat konsumsi sayuran masyarakat dunia secara berjenjang adalah Cina (270 kilogram per kapita per tahun), Singapura (120 kilogram per kapita per tahun), Myanmar (80 kilogram per kapita per tahun), Vietnam (75 kilogram per kapita per tahun), Filipina (55 kilogram per kapita per tahun), India (50 kilogram per kapita per tahun), Malaysia (49 kilogram per kapita per tahun), Indonesia (35 kilogram per kapita per tahun), dan Thailand (30 kilogram per kapita per tahun) (Anonim, 2010).

Rata-rata konsumsi serat rumah tangga per orang diberbagai regional di Indonesia masih belum mencapai jumlah konsumsi serat yang dianjurkan. Rata-rata konsumsi serat rumah tangga per orang per hari di daerah kota sebesar 9,9 gram dan di daerah desa lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan daerah kota, yaitu sebesar 10,7 gram. Secara keseluruhan konsumsi rata-rata serat rumah tangga per orang per hari di Indonesia sebesar 10,5 gram/orang/hari. Sedangkan jumlah kecukupan konsumsi serat yang dianjurkan adalah 20-35 gram/orang/hari (Jahari dan Sumarno, 2001).


(16)

RISKESDA (Riset Kesehatan Dasar) Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan buah dan sayur, dengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari. Hasil RISKESDA 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 5,5% penduduk umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran WHO di Sumatera Utara. Di Sumatera Utara secara keseluruhan kecukupan konsumsi buah dan sayur masih sangat rendah seperti di kabupaten Nias Selatan (0,1%), Nias (0,4%), Simalungun (0,8%), Tapanuli Tengah (0,9%) dan Kota Sibolga (0,8%). Sedangkan kecukupan makanan buah dan sayur sudah tinggi (di atas 10 persen) diantara yang lain adalah Kabupaten Dairi (15,9%) dan Kota Binjai (10,7%). Sedangkan Kota Medan sendiri hanya 5,4% dari penduduk umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan yang dianjurkan WHO.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2014 mendatang, konsumsi beras masyarakat akan semakin menurun yang dipaparkan oleh Dr.Iskandar Adi Nuhung (Staf ahli menteri bidang Teknologi Kementrian Pertanian) pada tanggal 12 Maret 2010 yang diliput oleh Jawa Pos Group di Jakarta. Konsumsi pangan masyarakat diharapkan berupa makanan tambahan dari hasil pertanian lainnya seperti buah dan sayuran. ”Kementerian Pertanian berusaha menurunkan konsumsi beras dari sekitar 130 kg per kapita per tahun, menjadi di bawah 100 kg per kapita per tahun di tahun 2014. Target penurunan ini diharapkan akan mendorong konsumsi hasil pertanian seperti sayur dan buah-buahan, (Anonim, 2010).

Tanggal 5 Agustus 2010 Koran Jakarta memuat tulisan dari Purwiyatno Hariyadi, Peneliti makanan dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian


(17)

Bogor (IPB), mengatakan jalan untuk mengatasi stres oksidatif adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat antioksidan. Buah dan sayur merupakan pangan yang didalamnya mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menghindari proses oksidasi oleh radikal bebas, dan sebaiknya memakan buah yang berwarna dan beranekaragam jenisnya karena dengan berwarna dan beranekaragam tentu mengandung pigmen-pigmen berisi vitamin yang bersifat antioksidan dan saling melengkapi zat gizi yang dibutuhkan dan menutupi kekurangan-kekurangan zat gizi lainnya (Anonim, 2010).

Secara umum anak-anak Indonesia lebih sulit mengonsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan anak-anak negara maju. Mereka selalu menghindari menu makanan yang justru dianggap sangat penting bagi tubuh yaitu sayur-sayuran, karena itu pendidikan dan penyuluhan gizi penting sekali peranannya dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi bayi dan anak-anak balita (Winarno, 1987).

Menyuruh anak makan sayur mungkin menjadi hal yang sulit bagi kebanyakan ibu di Indonesia. Keadaan ini berbeda dengan di negara maju, sejak kecil anak-anak telah mendapat pendidikan gizi secara teratur. Melalui pelajaran di kelas dan program makan siang di sekolah (school lunch), anak-anak dididik supaya memahami dan mempraktikkan pedoman gizi seimbang. Dengan pedoman itu, hampir setiap hari mereka diingatkan agar menyukai beragam jenis makanan, terutama jenis sayuran dan buah-buahan (Nuryati, 2010).

Hasil pertemuan antara FAO, UNESCO dan WHO menganjurkan agar pendidikan gizi diberikan segera setelah anak masuk sekolah dasar, dan dilanjutkan


(18)

disekolah-sekolah lanjutannya. Waktu anak masuk sekolah, mereka telah memiliki kebiasaan makan tertentu. Apabila kebiasaan makan tersebut belum sesuai dengan yang seharusnya, maka harus segera dilakukan upaya perbaikan agar jangan sampai berkelanjutan. Ditingkat sekolah dasar, program sebaiknya ditunjukan agar anak dapat memilih dan menikmati beragam makanan yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dan sehat (Suhardjo, 2003).

Sampai saat ini di Indonesia ada empat masalah gizi utama dalam tumbuh kembang anak yaitu kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi (AGB) (bahkan WHO (2004) mengungkapkan anak sekolah yang menderita anemia gizi besi sebanyak 40% dan diperkirakan prevalensi anemia untuk anak sekolah di negara berkembang sebanyak 53% dan negara maju sebanyak 9%), kurang vitamin A (KVA) dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Zat gizi mikro merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun esensial untuk tubuh, zat gizi mikro terdapat pada pangan hewani dan nabati, karena harga pangan hewani yang relative lebih mahal dibandingkan dengan pangan nabati maka lebih baik masyarakat diajak untuk lebih mengonsumsi pangan nabati yang berupa buah-buahan dan sayuran yang mengandung banyak mineral. Kekurangan salah satu zat ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dan dampaknya tidak akan dapat diperbaiki pada tahapan kehidupan selanjutnya (Harahap, 2004).

Masalah gizi lain yang juga menjadi masalah pada usia sekolah adalah adanya gangguan pertumbuhan. Anak usia sekolah juga mengalami GAKY, walaupun prevalensinya telah menurun secara berarti. Pada tahun 1980, prevalensi


(19)

GAKY pada anak usia sekolah yang diukur dengan pembesaran kelenjar gondok (Total Goiter Rate /TGR ) adalah 30%. Angka ini menurun menjadi 27,9% pada tahun 1990, dan menjadi 11,1% pada tahun 2003 (Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010, 2010).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa siswa yang bersekolah di SD Negeri 064975 bersifat heterogen baik dari segi suku dan agamanya. Disekitar lingkungan sekolah banyak dijual makanan yang tidak sehat baik dari hygiennya maupun keamanan jajanan tersebut. Jajanan yang tersedia di sekitar sekolah pun dapat merusak selera makan dari anak-anak tersebut, karena didominasi dengan rasa asin yang berasal dari MSG (Mono Sodium Glutamat), rasa manis yang berasal dari pemanis buatan dan sebagainya.

Untuk mencegah agar para generasi bangsa tidak salah asupan gizi dan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dilengkapi dengan poster tentang buah dan sayuran. Penyuluhan dilakukan agar sasaran dapat berpartisipasi aktif dan memberikan umpan balik terhadap materi penyuluhan. Metode ceramah dapat dipakai pada sasaran dengan pendidikan rendah maupun tinggi.


(20)

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana pengaruh penyuluhan konsumsi buah dan sayuran terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan konsumsi buah dan sayuran terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.

2. Untuk mengetahui pengetahuan siswa sesudah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.

3. Untuk mengetahui sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.

4. Untuk mengetahui sikap siswa sesudah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.

5. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur .

6. Untuk mengetahui perbedaan sikap siswa sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.


(21)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepada pihak penentu atau pembuat kebijakan perbaikan gizi anak sekolah sebagai bagian dari upaya perbaikan mutu anak didik ditingkat daerah maupun tingkat nasional dengan memperhatikan pentingnya penyuluhan gizi di sekolah.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak petugas kesehatan di Puskesmas khususnya bidang gizi agar lebih memperhatikan pentingnya penyuluhan gizi di sekolah.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kesehatan

Perilaku seseorang boleh jadi merupakan penyebab utama timbulnya masalah kesehatan, tetapi dapat juga merupakan kunci utama pemecahannya. Dengan mengubah perilaku, maka akan dapat memecahkan dan mencegah timbulnya masalah kesehatan. Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi tersebut mempunyai bentuk bermacam-macam yang pada hakekatnya digolongkan menjadi dua, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit) dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit) (Anonim, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2005), perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus (rangsangan) yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Perilaku Kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Bahkan Notoatmodjo (2005) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan, dan membedakannya menjadi tiga, yaitu :

1. Perilaku hidup sehat (healthy behavior), adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.


(23)

2. Perilaku sakit (illness behavior), adalah perilaku sakit mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsi terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya. 3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), dari segi sosiologi, orang sakit

(pasien) mempunyai peranan, yang mencangkup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).

2.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, yang diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, teman, buku dan surat kabar dan dapat ditelusuri kebenarannya dengan bertanya atau menggali informasi itu sendiri (WHO, 1988).

Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan seseorang terhadap objek tertentu mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda, dan secara garis besar dibagi menjadi enam tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Diartikan sebagai pengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bagaian yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Contohnya, seseorang tahu menyebutkan dan mengatakan.


(24)

b. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah memahami terhadap objek atau materi atau harus dapat menejaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari,

c. Aplikasi (Aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dalam kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan buku, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi lainnya.

d. Analisis (Analysis)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masi ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan tertentu.


(25)

f. Evaluasi (Evaluation)

Diartikan sebagai dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan Justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari Subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2 Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).

Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang terdekat kita. Mereka dapat mengakrabkan kita kepada sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya (WHO, 1988). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Menurut Notoatmodjo (2005), sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya yang terdiri dari empat tingkatan yaitu :


(26)

1. Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (responding), diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuting), diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang yang paling tinggi. Misalnya seorang ayah harus bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Untuk mengetahui sikap seseorang dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Sedangkan pengukuran tidak langsung dengan pemberian angket (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3 Proses Perubahan Perilaku

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan (Luice, 2005). Menurut WHO (1988) yang diterjemahkan oleh Tjitarsa (1992), ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merubah perilakunya adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut :


(27)

1. Pikiran dan perasaan. Banyak hal yang dapat dirasakan dan kita pikirkan mengenai dunia yang kita diami ini. Pikiran dan perasaan ini dibentuk oleh pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai yang kita miliki. Keempat faktor ini akan membantu kita untuk memilih jalan manakah yang akan ditempuh kalau menghadapi persoalan.

2. Orang yang berarti bagi kita. Perilaku dapat ditumbuhkan oleh orang yang amat berarti dalam hidup kita. Bila seseorang amat berarti bagi kita, kita akan mendengar petuahnya dan kita akan berusaha meneladaninya.

3. Sumber daya. Adapun sumber daya meliputi sarana, dana, waktu, tenaga, pelayanan, ketrampilan dan bahan. Lokasi sumber daya bahan juga amat menentukan. Apabila sumber daya itu terdapat jauh dari masyarakat, mungkin sekali tidak akan dipakai. Melaksanakan banyak perjalanan dalam waktu singkat juga mempengaruhi perilaku manusia.

4. Budaya. Pada umumnya perilaku, kepercayaan, nilai dan pemakaian sumber daya dimasyarakat akan membentuk pola hidup masyarakat itu dikenal sebagai budaya. Budaya berkembang selama ratusan bahkan ribuan tahun karena manusia hidup bersama dan saling bertukar pengalaman didalam lingkungan tertentu.

Menurut Notoatmodjo, (2005) untuk merubah atau memotivasi seseorang agar menerima sikap dan kebiasaan baru bukanlah hal yang mudah dan cepat tetapi tergantung pada:

a. Proses Intra-personal yaitu keuntungan apa yang diperoleh seseorang dengan merubah pendapatannya.


(28)

b. Proses Inter-personal yaitu apakah dengan menerima gagasan baru itu, dia tidak tersisih dari kelompok.

Menurut WHO (1988) yang diterjemahkan oleh Tjitarsa (1992), Perubahan Perilaku seseorang dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Perubahan Alamiah (Natural change), adalah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktivitas.

2. Perubahan Terencana (Planned Change) adalah perubahan ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (Readdiness to change) adalah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini karena setiap orang mempunyai kesedian untuk berubah yang berbeda-beda.

2.2 Penyuluhan

Penyuluhan adalah suatu upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan Edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik-terencana-terarah dengan peran serta aktif individu maupun kelompok atau masyarakat, untuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial-ekonomi-budaya setempat. Sesuai dengan pengertian yang diuraikan maka, Penyuluhan Gizi dapat disimpulkan sebagai suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu /masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan /mempertahankan gizi baik (Suhardjo, 2003).


(29)

Melakukan penyuluhan kesehatan diharapkan terjadi kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima prilaku tersebut (mengubah perilaku) (Notoatmodjo, 2003).

Agar penyuluhan dapat tercapai sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diinginkan maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyuluhan tersebut, yaitu (Anonim, 2008) :

1. Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Bagi keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah dalam menerima informasi kesehatan khususnya dibidang gizi sehingga dapat menambah pengetahuan dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (DepKes RI, 2002).

2. Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru

3. Adat Istiadat. Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganngap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan Masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi.

5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.


(30)

2.2.1 Tujuan Penyuluhan

Menurut Suhardjo (2003), setiap melakukan penyuluhan pasti memiliki tujuan yang akan dicapai untuk mencapai suatu tujuan, adapun tujuan dari penyuluhan dijabarkan sebagai berikut :

1. Tujuan sikap positif terhadap gizi

2. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan

3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik

4. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang bertalian Pada tingkat individu/masyarakat sasaran, perilaku tersebut akan berguna bagi dirinya, keluarganya atau kelompoknya, sedangkan pada tingkat provider, perilaku tersebut akan berguna bagi masyarakat sasaran disamping bagi dirinya. Pada pembuat kebijakan, prilaku tersebut akan mempunyai kegunaan bagi masyarakat yang lebih luas (Suhardjo, 2003).

2.2.2 Metode dan Media Penyuluhan 2.2.2.1 Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmojo (2003), menguraikan ada beberapa metode pendidikan yang bisa digunakan untuk penyuluhan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Ceramah

Cara ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi. Cara ini menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.


(31)

2. Metode Diskusi Kelompok

Cara yang dipersiapkan untuk 5-20 peserta (sasaran) yang akan membahas suatu topik yang telah disiapkan dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3. Metode Curah Pendapat

Cara yang memungkinkan setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan dalam pemecahan masalah yang terpikir oleh masing-masing peserta dan evaluasi atas pendapat-pendapat yang telah dikemukakan.

4. Metode Panel

Cara yangdirencanakan didepan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5. Metode Bermain Peran

Cara yang dilakukan dengan memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6. Metode Demonstrasi

Cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. 7. Metode Simposium

Cara yang dilakukan dengan ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.


(32)

8. Metode Seminar

Cara ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas dengan suatu penyajian (persentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dimasyarakat.

2.2.2.2 Media /Alat Bantu Penyuluhan

Yang dimaksud dengan alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran, berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam peroses pendidikan/ pengajaran (Notoatmodjo 2003). Media sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan agar lebih mudah untuk diterima atau dipahami oleh masyarakat, untuk itu media yang bisa digunakan sangat bervariasi antara lain (Luice, 2005) :

1. Leaflet

Adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembar yang dilipat. Keuntungan menggunakan media ini antara lain : sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis. Kelemahan dari leafleat adalah : tidak cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang, dan akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik.


(33)

2. Flift Chart (lembar balik)

Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk buku dimana setiap lembar berisi gambar peragaan dan lembar baliknya berisikan kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar.

Keunggulan dari penyuluhan dengan menggunakan media ini antara lain mudah dibawa, dapat dilipat maupun digulung, murah dan efesien, dan tidak perlu peralatan yang rumit.

Kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif besar serta mudah sobek dan tercabik.

3. Film dan Video

Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita yang memungkinkan sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, dan dapat merepleksikan kepada diri mereka tentang keadaan yang benar-benar terjadi.

Kelemahan media ini antara lain, memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko untuk rusak, dan perlu adanya kesesuaian antara kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan banyak biaya karena menggunkan alat-alat yang canggih.

4. Slide

Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita walaupun terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar dan pembuatannya relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan mudah digunakan.


(34)

Kelemahan media ini antara lain memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko mudah rusak, serta memerlukan sumber daya manusia yang terampil dan memerlukan ruangan sedikit lebih gelap.

5. Transparan OHP

Keunggulan media ini antara lain dapat dipakai untuk mencatat point-point penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan efesien karena alatnya mudah didapat dan digunakan untuk sasaran yang relatif kecil maupun besar, peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.

Kelemahan media ini antara lain memerlukan aliran listrik, sukar memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat menghalangi pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan yang tidak baik.

6. Papan Tulis

Keunggulan media ini antara lain murah dan efesien, baik untuk menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali.

Kelemahan media ini antara lain terlalu kecil untuk sasaran dalam jumlah relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila tidak dibersihkan dengan baik.

2.2.3 Pengelolahan Penyuluhan 2.2.3.1 Perencanaan Penyuluhan

Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dituangkan kedalam bentuk tindakan-tindakan. Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu


(35)

kegiatan. Tahap perencanaan itu ditata secara sistimatis tentang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Luice, 2005).

Perencanaan berarti pula bagaimana dan strategi dalam mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber daya yang ada agar lebih efektif dan efesien dengan memperlihatkan keadaan sosial budaya, psikis dan biologi dari sasaran penyuluhan (Luice, 2005).

Menurut Lucie (2005) ada pun langkah-langkah dalam melakukan penyuluhan, adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data keadaan

b. Analisis data dan evaluasi fakta-fakta atau keadaan c. Identifikasi masalah

d. Pemilihan masalah yang ingin dipecahkan

e. Perumusan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai f. Perumusan alternatif pemecahan masalah

g. Penetapan cara menyampaikan tujuan atau rencana kegiatan h. Pengesahan program penyuluhan

i. Pelaksanaan kegiatan j. Perumusan rencana evaluasi k. Rekosiderasi

2.2.3.2 Pelaksanaan Penyuluhan

Penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sasaran penyuluhan dalam rangka meningkatkan minat untuk mengadopsi suatu informasi atau pengetahuan sehingga dapat merubah perilaku seseorang menjadi kearah yang lebih baik.


(36)

Kegiatan ini mengacu kepada perencanaan yang telah ditentukan oleh peneliti (Luice, 2005).

2.2.3.3 Evaluasi Penyuluhan

Penilaian (evaluasi) adalah proses menentukan nilai atau keberhasilan dalam mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dari suatu kegiatan. Pelaksanaan evaluasi harus dipersiapkan pedoman evaluasi yang jelas, dan terukur, dilengkapi dengan indikator keberhasilannya. Sebaiknya, pada saat perencanaan program, sudah ada suatu gambaran tentang rencana evaluasi yang akan dilakukan, sehingga antara keinginan perencanaan program dengan target sasaran yang telah dicapai dapat diukur dengan indikator yang jelas (Luice, 2005).

2.2.5 Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Prilaku

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang berkesinambungan dan continue. Dalam proses perubahan prilaku dituntut agar sasaran berubah tidak hanya semata-mata karena adanya penambahan pengetahuan saja, namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan menguntungkan (Luice, 2005).

Penyuluhan menduduki peranan yang penting sekali. Ia tidak dilakukan hanya secara verbalistis, melainkan dengan cara praktis. Masing-masing pesan penyuluhan diarahkan kepada pembentukan perilaku yang mudah diamati dan diukur. Penyuluhan sebagai pendekatan edukatif dijalankan secara tatap muka, baik


(37)

perorang maupun kelompok. Ini akan lebih berhasil lagi, apabila disamping itu ditunjang dengan penyuluhan lewat media masa (Suhardjo, 2003).

Dalam hal ini penyuluhan berperan sebagai salah satu metode penambahan dan peningkatan pengetahuan seseorang sebagai tahap awal terjadinya perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003). Proses perubahan prilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai malalui pembangunan kesehatan.

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah, hal ini menuntut suatu persiapan yang panjang dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh maupun sasarannya. Penyuluhan sebagai proses perubahan prilaku, selain membutuhkan waktu yang relatif lama juga membutuhkan perencanaan yang matang, terarah dan berkesinambunngan (Lucie, 2005).

2.3 Buah

Buah dan sayur yang tumbuh diatas tanah yang kaya mineral mengandung berbagai macam vitamin, mineral, enzim, bioflavonoid, fitokemikal dan kerotenoid. Dewasa ini banyak para ahli kesehatan membuat buah dan sayur sebagai pengobatan/terapi alami dalam bentuk jus. Kita mengetahui bahwa zat gizi yang dapat larut dalam jus paling mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Bila kita sakit banyak vitamin (misalnya vitamin B-kompleks dan vitamin C) dan mineral (misalnya seng, tembaga, selenium dan besi) lebih cepat habis dari pada bila kita tidak sakit. Itulah sebabnya mengapa orang sakit tidak memiliki vitalitas, tidak


(38)

memiliki energi, tidak lincah dan bersemangat. Orang sakit juga tidak dapat mencerna dan menyerap makanan dengan baik. Tubuh yang lelah dan letih tidak bisa memperoleh banyak nilai dari makanan padat yang ia makan (Jensen, 2003).

2.3.1 Buah dalam Kehidupan

Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Anonim, 2010)

Kandungan serat pada buah sangat berpengaruh dalam pencernaan, dari mulut pengeluaran saliva dimulut, penelanan, pengosongan dan pengeluaran asam lambung, pencernaan dan penyerapan diusus halus, sampai usus besar. Serat juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan karena sifat fisik dan sifat fisiologisnya. Sifat-sifat fisik yang penting adalah volume dan massa, kemampuan mengikat air dan ketahanan terhadap fermentasi oleh bakteri sehingga serat sangat dibutuhkan oleh tubuh (Jahari dan Sumarno, 2001).

Buah-buahan merupakan sumber vitamin (terutama vitamin C dan karoten atau provitamin A dan mineral (seperti zat kalsium, pospor, kalium, natrium, zat besi, dan zat mineral lainnya) dalam jumlah kecil. Serat banyak terdapat pada buah-buahan dibagian kulitnya. Jadi, bila buah yang dapat dimakan dengan kulitnya, dinjurkan tidak perlu dikupas, hanya dicuci sampai bersih. Hal ini karena dalam daging buah dan dalam kulit buah sering terdapat komponen atau zat yang saling melengkapi (saling suplementasi), sehingga buah yang dimakan lengkap tanpa


(39)

terlebih dahulu membuang kulitnya, akan memberikan zat gizi yang lebih lengkap, suatu hal yang menguntungkan bagi kesehatan badan (Anonim, 2010).

2.3.2 Pentingnya mengonsumsi buah-buahan untuk Anak sekolah

Ir. Marzuki Iskandar, STP MTP, Ahli Gizi dan anggota Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) berkata, "Dewasa ini ada banyak anak-anak, terutama yang tinggal di kota- kota besar, lebih akrab dengan makanan cepat saji yang mengandung lemak tinggi dan kurang sehat, mereka sering menderita masalah pencernaan dan metabolisme, ditambah dengan obesitas. Sosialisasi untuk mengkonsumsi buah-buahan harus dilakukan secara teratur, terutama untuk anak-anak di usia dini mereka, untuk pertumbuhan dan kesehatan mereka yang lebih baik (Anonim, 2010).

Gizi seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang memainkan peranan penting dalam dan memberikan berbagai manfaat bagi tubuh kita. Vitamin,mineral dan serat yang berasal dari buah-buahan mengendalikan metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin dan mineral juga memiliki fungsi khusus lainnya, untuk memelihara penglihatan mata yang baik, menjaga tulang tetap kuat dan kulit sehat dan sebagai antioksidan. Kebutuhan yang berasal dari vitamin dan mineral buah-buahan akan tergantung pada usia dan kondisi kesehatan anak-anak, terutama mereka yang pada usia pertumbuhan dan sangat aktif, dan karenanya membutuhkan banyak vitamin dan asupan mineral ketika mereka sakit (Anonim, 2010).

Penting untuk diketahui bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan otak anak dimulai sejak ia masih dalam kandungan, hingga anak berusia 3 tahun. Pada masa-masa inilah sel-sel saraf otak berkembang amat pesat. Jika pada masa ini bayi


(40)

tidak mendapatkan kebutuhan gizinya, kekurangannya tak akan bisa dipenuhi lagi di kemudian hari. Karena itu, penting untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang di usia ini. Ketika anak lahir, otaknya baru mencapai perkembangan 60%, dan ketika ia mencapai 2 tahun, otaknya baru mencapai 80%. Makin berkembang hingga 14-15 tahun, otaknya mencapai perkembangan hingga 90%. Diketahui dengan membandingkan kemajuan fisik dan kemampuan anak sesuai tabel pertumbuhan anak. Untuk bisa mencapai potensi optimal otak dan pertumbuhan fisiknya, diperlukan nutrisi tepat dan seimbang, juga stimulasi untuk otak. Pertumbuhan yang cepat pada usia balita memerlukan penambahan konsumsi zat pembangun (bahan makanan mengandung protein) dan pengatur (bahan makanan mengandung vitamin dan mineral). Bertambahnya aktivitas memerlukan penambahan bahan sumber tenaga (bahan makanan mengandung karbohidrat dan lemak). Pertumbuhan mental memerlukan lebih banyak zat pembangun, terutama untuk pertumbuhan sel-sel otak yang sangat cepat (Anonim, 2010).

Makanan terbaik untuk protein otak adalah tyrosine dan tryptophan yang bertugas sebagai penyampai pesan ke otak dan pengolah pesannya. Bahan ini bisa didapatkan dari telur, susu pertumbuhan yang sudah diperkaya kedua hal ini, ikan-ikanan, daging putih (daging unggas), daging merah, dan biji-bijian seperti kacang serta hasil olahannya (tempe, tahu, dan oncom) (Anonim, 2010).

Sembilan mineral kunci yang berfungsi untuk kekuatan mental, yakni zat besi, magnesium, fosfor, mangan, sodium, potasium, kalsium, seng, dan boron. Zat ini menjamin pesan otak mengalir lancar ke seluruh sistem saraf dan otak. Tujuh


(41)

vitamin yang juga sangat penting bagi otak adalah vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan biotin, ditambah vitamin C (Anonim, 2010).

2.4 Sayur

Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur (Anonim, 2010).

Sayuran-sayuran merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (bahan makanan nabati). Bagaian tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dan dijadikan sayuran adalah daun, batang, bunga dan buah muda sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan sayur (Sumoprastowo, 2000).

Sayuran merupakan bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan manusia. Meskipun dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dari kebutuhan zat gizi lainnya tetapi memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan (Anonim, 2010).

2.4.1 Manfaat Sayuran

Sayuran mempunyai khasiat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia saat ini, bahkan banyak ahli yang mulai mengembangan metode terapi buah dan sayur untuk mengobati penyakit. Adapun khasiat sayuran bagi kehidupan manusia adalah:

1. Sebagai sumber vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yag sedikit dibandingkan zat gizi lainnya dan sebaiknya dikonsumsi sesuai


(42)

dengan kebutuhan, karena kekurangan ataua kebutuhan vitamin dan mineral mempunyai efek yang tidak baik bagi tubuh.

2. Memelihara kesehatan tubuh 3. Mengontrol berat badan

Serat yang terdapat dalam sayur mampu menimbulkan rasa kenyang lebih lama sehingga kecenderungan makan berlebih dapat dikurangi atau dicegah. Mengkonsumsi serat tidak boleh lebih dari 25 gr per hari, karena dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan, kembung, timbul gas dan menghambat penyerapan gizi.

4. Menunda proses penuaann

Kandungan vitamin yang terdapat disayuran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai antioksidan, karena antioksidan terdapat pada Vitamin A, C dan E, Mineral Fe, Mn dan Zn, serat, Pigmen Karoten, Flavonoid, Klorofil dan zat makanan minor yang menyerupai vitamin, yaitu : glutathoin, isothiocyanate dan thiocyanate.

2.4.2 Warna Sayur dan Kecerdasan Otak

Sayur mutlak harus ada dalam setiap menu makanan. Selain sebagai sumber serat, sayur punya peranan tersendiri dalam membangun otak yang cerdas, terutama untuk anak-anak. Untuk memilih sayuran, kita bisa melihat berdasarkan warnanya. Menurut ahli nutrisi Marsuzi Iskandar dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, warna pada sayuran mengisyaratkan kandungan zat gizinya. Zat aktif yang penting dalam sayur dan buah adalah fitokimia atau kelompok gizi pada tanaman dan flavonoid, senyawa antioksidan (Anonim, 2010).


(43)

Menurut Wirakusumah (2005) mengelompokkan buah dan sayur menjadi tiga kelompok, sesuai dengan warnanya, warna pada buah dan sayur bukanlah sekedar pembeda jenis antara buah dan sayur yang satu dengan lainnya. Lebih dari itu, warna buah dan sayur ternyata merupakan informasi kandungan nutrisinya.

1. Karoten

Karoten atau karotenoid merupakan pigmen yang paling banyak tersebar luas secara alami. Karoten dikenal mempunyai kemampuan mengkonversi menjadi vitamin A, sebagai antioksidan dan berkorelasi dengan masa hidup manusia, primata lain dan mamalia.

Kanker dan proses menua memberikan beberapa karakteristik bentuk umum, termaksuk hubungannya dengan kerusakan jaringan akibat radikal bebas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pencegahan kanker akan diikuti dengan peningkatan umur.

Buah dan sayur yang berwarna orange dan kuning menandakan kandungan beta karoten yang cukup tinggi dan berpotensi sebagai anti oksidan dan sebagai pencegah kanker. Sayuran dan buahan tersebut terdapat pada, tomat, kol merah, paprika merah, cabe, kacang-kacangan, padi-padian dan biji-bijian banyak mengandung karoten.

2. Flavonoid

Flavonoid akan merubah reaksi tubuh terhadap senyawa lain seperti allegen, virus dan karsinogen sehingga mempunyai kemampuan sebagai anti peradangan, anti alegri, anti virus dan anti karsinogen.


(44)

Falvonoid juga menguntungkan terhadap kolagen. Kolagen, yaitu jenis protein yang paling banyak dalam buah, berperan dalam menjaga integrotas substansi dasar untuk merangkum jaringan tubuh agar tidak bercerai berai. Banyak terkandung pada berbagai jenis buah berry.

3. Klorofil sebagai pembersih alami

Klorofil adalah pigmen tanaman berwarna hijau yang terdapat pada klloroplas sel tanaman. Klorofil yang alami terdapat pada tanaman hijau larut dalam lemak, sedangkan kebanyakan produksi klorofil yang dikomersialkan merupakan klorofil yang larut dalam air.

Seperti pigmen tanaman lainnya, klorofil juga berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Dianjurkan agar klorofil ditambahkan pada minuman tertentu, makanan, tembakau kuyah dan aroma tembakau untuk mengurangi resiko kanker. Pigmen ini banyak terdapat ditamanan yang berwarna hijau pada buah dan sayuran.


(45)

2.6 Kerangka Konsep

SEBELUM SESUDAH

Kerangka konsep ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah pengaruh pemberian penyuluhan melalui metode ceramah dan dengan alat bantu poster mengenai konsumsi buah dan sayur pada siswa sekolah dasar, sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan.

2.7 Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur.

2. Ada perbedaan sikap siswa sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayuran.

CERAMAH

Pengetahuan

Sikap

Pengetahuan


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen menggunakan rancangan One Group Pretest-postest, sebelum penyuluhan dilaksanakan langkah awal yang dilakukan

adalah dengan melakukan pretest untuk mengetahui seberapa besar nilai pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar tentang konsumsi buah dan sayur, dalam hari yang sama setelah dilakukannya pretest dilanjutkan dengan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayuran dengan metode ceramah menggunakan alat bantu poster tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur, seminggu setelah dilakukan penyuluhan selanjutnya dilakukan posttest. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005) :

Keterangan:

O1 : Pretest pada kelompok siswa yang diberi penyuluhan X : Penyuluhan konsumsi buah dan sayur

O2 : Posttest pada kelompok siswa yang diberi penyuluhan O1 X O2


(47)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010. Pemilihan SD Negeri 064975 karena siswanya bersifat heterogen dari suku dan agama dan sekolah tersebut belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang konsumsi buah dan sayur. Waktu penelitian dilakukan dari 28 Agustus sampai 12 Desember 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 dan 6 yang berjumlah 117 orang, pertimbangan memilih kelas 5 dan 6 menjadi populasi karena mereka sudah bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan bisa bekerja sama dalam memperoleh data yang dibutuhkan peneliti.

3.3.2 Sampel

Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik berupa tenaga, waktu, biaya serta keefektivan dalam melakukan penyuluhan maka peneliti menetapkan sampel dengan menggunakan rumus yang terdapat pada buku Notoatmodjo, 2005, yaitu:

Keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Derajat ketepatan yang diinginkan (sebesar = 0,1) )

(

1 N d2

N n

+ =


(48)

Maka :

orang

n 53,9 54

17 , 2 117 17 , 1 1 117 ) 1 , 0 ( 117 1 117

2 = + = = →

+ =

Berdasarkan perhitungan diperoleh sampel sebanyak 54 orang. Setiap kelas ditetapkan dengan menggunakan metode alokasi sebanding (proportional allocation method) (Gaspersz, 1991) yaitu :

Keterangan :

nh = Besar sampel tiap kelas

Nh = Populasi kelas (63 orang dan 54 orang) n = Besar sampel kelas 5 dan 6 (54 orang)

N = Populasi kelas 5 dan 6 (117 orang)

• Untuk kelas 5 :

29 1 , 29 54 117 63 → = x

• Untuk kelas 6 :

25 9 , 24 54 117 54 → = x

Sampel yang diambil secara proporsional, kemudian diambil dengan cara Systematic Randon Sampling yaitu dengan memilih nama-nama yang bernomor urut

ganjil sesuai dengan nama yang ada diabsensi. n x N Nh


(49)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang berisi tentang identitas responden (nama, jenis kelamin, umur dan kelas) dan daftar pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap siswa terhadap konsumsi buah dan sayur. 3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder meliputi gambaran umum SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan dan jumlah siswa yang diperoleh dari bagian Tata Usaha. 3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen perlakuan berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yang disususn secara closed ended dengan bentuk pertanyaan multiple choice. Penggunaan slide dan poster yang berisikan bahan penyuluhan yang digunakan sebagai media /alat bantu untuk mempermudah dalam melakukan penyuluhan tersebut.

3.6 Defenisi Operasional

1. Penyuluhan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memberikan informasi tentang konsumsi buah dan sayur menggunakan metode ceramah dengan menggunakan alat bantu poster.

2. Pengetahuan siswa adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa tentang buah dan sayur sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan.

3. Sikap siswa adalah respon atau reaksi dari siswa tentang konsumsi buah dan sayur sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan.


(50)

3.7 Aspek Pengukuran

a. Pengukuran Pengetahuan

Pada komponen pengetahuan terdapat 10 item pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan memilih jawaban yang telah disediakan dengan skor tertinggi 30 dan skor terendah 10.

Berdasarkan Arikunto (2009), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

- Kategori “baik”, apabila mempunyai skor 21-30 - Kategori “cukup”, apabila mempunyai skor 11-20 - Kategori “kurang”, apabila mempunyai skor 10 b. Pengukuran Sikap

Komponen sikap menggunakan skala Gutmen yakni dengan 2 alternatif jawaban, yaitu setuju dan tidak setuju. Terdapat 10 item pertanyaan yang dianjukan kepada responden, sehingga total nilainya tertinggi adalah sebesar 20 dan nilai terendah 10. Pertanyaan yang diberikan mempunyai pengertian positif berjumlah lima pertanyaan dan yang bersifat negatif juga lima pertanyaan. Pertanyaan yang bersifat positif ada di nomor 2, 4, 6, 8, dan 10 sedangkan bersifat negatif ada dinomor 1, 3, 5, 7 dan 9.

Berdasarkan Arikunto (2009), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

- Kategori “baik”, apabila mempunyai skor 15-20 - Kategori “cukup”, apabila mempunyai skor 8-14 - Kategori “kurang”, apabila mempunyai skor 7


(51)

3.8 Tahapan Penelitian 1. Survei pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

2. Menyusun rencana intervensi

Rencana intervensi berupa penyusunan proposal penelitian dan instrumen penelitian (kuesioner, bahan penyuluhan dan poster mengenai konsumsi buah dan sayur).

3. Pengumpulan data tahap pertama (pretest)

Pretest dilaksanakan pada hari yang sama sebelum dilakukan penyuluhan

tentang konsumsi buah dan sayur dengan membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan, dan semua siswa yang akan mengikuti penyuluhan dikumpulkan di satu ruangan.

4. Pelaksanaan intervensi

Intervensi pada penelitian ini berupa penyuluhan dengan metode ceramah menggunakan alat bantu poster tentang konsumsi buah dan sayur kepada siswa. Setelah dilakukan pretest dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan, ceramah dilakukan pada hari sabtu tanggal 4 Desember 2010 pada pukul 08.15 WIB setelah siswa melaksanakan senam yang rutin dilakukan setiap hari sabtu pagi dan siswa dikumpulkan di dalam satu ruang kelas yang sama dengan dilaksanakannya pretest, setelah itu dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit dengan materi ”Tubuh Sehat dengan Buah dan Sayur”


(52)

dan dengan menggunakan LCD menampilkan materi penyuluhan yang diberikan kepada siswa dan disertai penunjukan poster-poster yang mendukung. Selain itu, peneliti juga memberikan kesempatan tanya jawab kepada siswa tentang apa yang ingin mereka pertanyakan seputar apa yang telah dijelaskan atau yang berkaitan dengan materi yang disajikan.

5. Pengumpulan data tahap kedua (posttest)

Satu minggu setelah dilakukan penyuluhan tepatnya pada tanggal 11 Desember 2010 pada pukul 09.00 WIB maka dilakukan posttest seperti halnya pada pengumpulan data tahap pertama dengan menggunakan kuesioner dan dilakukan di ruang kelas yang sama. Kuesioner yang diberikan saat posttest adalah kuesioner yang sama dengan pretest.

6. Pengolahan data dan analisis data dan penyusunan laporan penelitian. 3.9 Pengolahan dan Analisa Data

3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Langkah ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat diolah dengan baik, untuk mendapatkan informasi yang benar. Kegiatan yang dilakukan adalah untuk melihat dan memeriksakan apakah semua pertanyaan telah terisi, dapat dibaca dan ada kekeliruan yang dapat menggangu proses pengolahan data. 2. Koding


(53)

3. Tabulasi

Untuk mempermudah analisis dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data ditabulasi kedalam table distribusi frekuensi.

3.9.2 Analisa Data

Data-data di analisis menggunakan uji t untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan ceramah. Untuk memudahkan dalam pengolahan maka dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows 11,5 Analisis hasil dilakukan juga dengan cara tabel dan grafik dan diinterpretasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan peneliti (Uyanto, 2009).

Keterangan :

t = nilai hitungan

χ1 = nilai pengukuran pertama χ2 = nilai pengukuran kedua

SD = standar deviasi pengukuranj pertama dan kedua n = nilai populasi

   

 

− =

N SD t χ1 χ2


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah

SD Negeri 064975 terletak di Jl. Tuba IV No. 41 Kecamatan Medan Denai Kota Medan, berdiri pada tahun 1985 dan pada tahun tersebut juga dimulai proses belajar mengajar hingga saat ini.

Sekolah tersebut memiliki satu orang tenaga administrasi, dua puluh dua orang tenaga pengajar dengan berbagai tingkat pendidikan (pada tabel 4.1) dan memiliki berbagai fasilitas yang ada di sekolah tersebut (pada tabel 4.2).

Tabel 4.1. Distribusi Pendidikan Terakhir Tenaga Pengajar /Guru SD Negeri 064975 Kota Medan

No. Pendidikan n %

1. Strata 1 7 31,83

2. Diploma 2 6 27,27

3. Sekolah Pendidikan Keguruan 9 40,90

Total 22 100,00

Sumber : Tata Usaha SD Negeri 064975 Kota Medan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tenaga pengajar /guru yang mengajar di SD Negeri 064975 dengan pindidikan terakhir SPK sebanyak 9 orang (40,90%), S1 sebanyak 7 orang (31,83%) dan D2 sebanyak 6 orang (27,27%).

Tabel 4.2. Fasilitas yang tersedia di SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010

No. Fasilitas Jumlah Ruangan

1. Ruang Kelas 6

2. Ruang Kepala Sekolah 1

3. Ruang Guru 1

4. Ruang Perpustakaan 1

5. Ruang Tata Usaha 1


(55)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa di SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan terdapat, 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang tata usaha.

Tabel 4.3. Distribusi Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan berdasarkan Kelas Tahun 2010

No. Kelas n %

1. 1 76 18,68

2. 2 73 17,94

3. 3 69 16,96

4. 4 72 17,69

5. 5 63 15,47

6. 6 54 13,26

Total 407 100,00

Sumber : Tata Usaha SD Negeri 064975 Kota Medan

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah siswa terbanyak berada pada kelas 1 yaitu sebanyak 76 orang (18,68%), kemudian pada kelas 2 sebanyak 73 orang (17,94%), kelas 4 sebanyak 72 orang (17,69%), kelas 3 sebanyak 69 orang (16,96%), kelas 5 sebanyak 63 orang (15,47%) dan jumlah siswa yang paling sedikit berada dikelas 6 sebanyak 54 orang (13,26%).

Tabel 4.4. Distribusi Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010

No. Jenis Kelamin n %

1. Laki-laki 176 43,24

2. Perempuan 231 56,76

Total 407 100,00

Sumber : Tata Usaha SD Negeri 064975 Kota Medan

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah siswa perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu sebanyak 231 siswa perempuan (56,76%) dan sebanyak 176 siswa laki-laki (43,24%).


(56)

4.2 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan yang berada di kelas 5 dan 6 yang berjumlah 54 orang, yang mana kelas 5 berjumlah 29 orang dan kelas 6 berjumlah 25 orang. Variabel gambaran umum responden yang dilihat adalah kelas, jenis kelamin, agama dan umur responden.

4.2.1 Kelas Responden

Dalam penelitian ini responden terbanyak berada di kelas 5 yaitu sebanyak 29 orang (53,70%), sedangkan jumlah responden yang berada di kelas 6 berjumlah 25 orang (46,30%) sesuai dengan rumus proposi alokasi yang telah ditetapkan dengan jumlah populasi berjumlah 54 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5. sebagai berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010

No. Kelas n %

1. 5 29 53,70

2. 6 25 46,30

Total 54 100,00

4.2.2 Jenis Kelamin Responden

Dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki dan perempuan berjumlah yang sama, yaitu responden laki-laki sebanyak 27 orang (50,00%) dan responden perempuan juga sama sebanyak 27 orang (50,00%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6. sebagai berikut :


(57)

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010

No. Jenis Kelamin n %

1. Laki-laki 27 50,00

2. Perempuan 27 50,00

Total 54 100,00

4.2.3 Agama Responden

Dalam penelitian ini responden terbanyak beragama Islam dengan jumlah responden sebanyak 49 orang (90,74%), sedangkan jumlah responden yang beragama Kristen sebanyak 5 orang (9,26%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7. sebagai berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Agama Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010

No. Agama n %

1. Islam 49 90,74

2. Kristen 5 9,26

Total 54 100,00

4.2.4 Umur Responden

Dalam penelitian ini responden terbanyak berumur 11 tahun dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (44,45%), dilanjutkan dengan umur 10 tahun sebanyak 20 orang (37,03%), lalu responden berumur 12 tahun sebanyak 9 orang (16,66%) dan responden yang berumur 13 tahun sebanyak 1 orang (1,86%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8. sebagai berikut :


(58)

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Siswa SD Negeri 064975 Kota Medan Tahun 2010

No. Umur n %

1. 10 20 37,03

2. 11 24 44,45

3. 12 9 16,66

4. 13 1 1,86

Total 54 100,00

4.3 Pengaruh Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Pengetahuan Siswa SD Negeri 064975

Dalam penelitian ini dapat dilihat adanya perubahan tingkat pengetahuan siswa antara sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Berdasarkan hasil pretest sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan cukup sebanyak 52 orang (96,27%), pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (3,70%), sedangkan pengetahuan baik tidak ada, sedangkan hasil posttest sesudah mendapatkan penyuluhan menunjukan bahwa sebanyak 11 orang (20,37%) siswa berpengetahuan baik, 11 orang (79,63%) berpengetahuan cukup dan yang berpengetahuan kurang tidak ada. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9. Perbedaan Hasil Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Penyuluhan Konsumsi Buah dan Sayur

No. Pengetahuan Pretest Posttest

N % n %

1. Baik 0 0 11 20,37

2. Cukup 52 96,27 43 79,63

3. Kurang 2 3,70 0 0


(1)

8.

Dibawah ini sumber makanan yang mengandung Vitamin C terdapat pada?

a.

Bayam, Anggur, Kangkung

( 1 )

b.

Tomat, Pepaya, Bayam

( 2 )

c.

Jeruk, Mangga, Pisang

( 3 )

9.

Dibawah ini sumber makanan yang mengandung Vitamin A terdapat pada?

a.

Wortel, Nenas, Tauge

( 1 )

b.

Tomat, Bayam, Wortel

( 3 )

c.

Kangkung, Daun Ubi, Jeruk

( 2 )

10.

Dibawah ini sumber makanan yang mengandung Vitamin D terdapat pada?

a.

Kacang Hijau, Bayam, Kacang Kedelai

( 3 )

b.

Kacang Panjang, Telur Ayam, Tomat

( 2 )

c.

Semangka, Nenas, Kangkung

( 1 )


(2)

mengandung zat gizi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

2.

Dengan memakan buah dan sayur dapat menjaga kesehatan

kita

3.

Buah yang baik dan bergizi adalah buah yang enak dan

mahal harganya

4.

Jenis buah dan sayur yang dikonsumsi setiap hari haruslah

beraneka ragam

5.

Mengonsumsi buah dan sayuran secara teratur tidak dapat

mencegah tubuh dari penyakit

6.

Mengonsumsi buah dipagi hari sangat baik karena buah

memberi cukup energi sampai saatnya makan siang

7.

Vitamin, mineral dan serat merupakan zat gizi yang tidak

dibutuhkan oleh tubuh

8.

Vitamin, mineral dan serat banyak terdapat dibuah dan

sayuran

9.

Mengonsumsi jeruk tidak dapat mencegah kita dari sariawan

dan bibi pecah-pecah

10.

Mengonsumsi wortel dapat mencegah kita dari gangguan

penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh


(3)

Lampiran 2

Distribusi Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Mendapatkan

Penyuluhan per item pertanyaan

No. Pengetahuan Pretest Postest

n % n %

1. Apakah manfaat dari mengonsumsi buah dan sayur ? a. Sebagai sumber tenaga, pembangun dan pelindung

b. Untuk menjaga kesehatan, sumber pembangun,

mengenyangkan perut

c. Dapat mengenyangkan perut, sumber pelindung,

membuat pandai

5 16 33

9,26 29,63 61,11

17 23 14

31,48 42,59 25,93

Total 54 100,00 54 100,00

2. Apakah zat gizi yang terkandung dalam buah dan

sayuran?

a. Karbohidrat, vitamin, lemak b. Vitamin, mineral dan serat c. Lamak, serat dan protein

7 9 38

12,96 16,67 70,37

23 14 17

42,59 25,93 31,48

Total 54 100,00 54 100,00

3. Apakah kegunaan vitamin, mineral dan serat yang

terkandung dalam buah dan sayuran?

a. Sebagai zat pembangunan, pelindung dan pengatur

b. Mencegah terjadinya penyakit, zat pembangun,

mengenyangka perut

c. Mengenyangkan perut, sebagai zat pembangun,

membuat pandai

6 20 28

11,11 37,04 51,85

11 29 14

20,37 53,70 25,93

Total 54 100,00 54 100,00

4. Apakah akibat jika seseorang kurang mengonsumsi buah dan sayur?

a. Mudah sakit, pertumbuhan terhambat, cepat tua b. Mudah lapar, rambut rontok, tidak bersemangat c. Mudah lapar, bodoh, cepat tua

3 11 40

5,56 20,37 74,07

15 21 18

27,78 38,89 33,33

Total 54 100,00 54 100,00

5. Apakah manfaat dari Vitamin C?


(4)

6. Apakah manfaat dari Vitamin A?

a. Untuk kesehatan mata, pertumbuhan jaringan tubuh, kekebalan tubuh

b. Kekebalan tubuh, anti kanker, mengenyangkan perut

c. Makanan bergizi, mengandung serat, mencegah

sariawan 3 12 39 5,56 22,22 72,22 8 23 23 14,80 42,60 42,60

Total 54 100,00 54 100,00

7. Apakah manfaat dari Vitamin D?

a. Menghaluskan kulit, kekebalan tubuh, membantu

pembentukan tulang

b. Mencegah kerontokan rambut, membantu

pembentukan tulang, berperan didalam saluran cerna

c. Membentuk pembentukan tulang, meningkatkan

penyerapan di usus, transfer zat dalam darah

40 13 1 74,07 24,07 1,86 17 28 9 31,48 51,85 16,67

Total 54 100,00 54 100,00

8. Dibawah ini sumber makanan yang mengandung Vitamin C terdapat pada?

a. Bayam, anggur, kangkung b. Tomat, pepaya, bayam c. Jeruk, mangga, pisang

40 11 3 74,07 20,37 5,56 25 20 9 46,29 37,04 16,67

Total 54 100,00 54 100,00

9. Dibawah ini sumber makanan yang mengandung Vitamin

A terdapat pada? a. Wortel, nenas, tauge b. Tomat, bayam, wortel c. Kangkung, daun ubi, jeruk

34 5 15 62,96 9,26 27,78 26 9 19 48,15 16,67 35,18

Total 54 100,00 54 100,00

10. Dibawah ini sumber makanan yang mengandung Vitamin D terdapat pada?

a. Kacang hijau, bayam, kacang kedelai b. Kacang panjang, telur ayam, tomat c. Semangka, nenas, kangkung

4 20 30 7,40 37,04 55,56 9 19 26 16,67 35,18 48,15


(5)

Lampiran 3

Distribusi Sikap Siswa Sebelum dan Sesudah Mendapatkan

Penyuluhan per item pertanyaan

No. Pernyataan Sikap Pretest Posttest

n % n %

1. Buah dan sayur merupakan bahan makanan

yang banyak mengandung zat gizi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

- Setuju

- Tidak Setuju

44 10

81,50 18,50

30 24

55,56 44,44

Total 54 100,00 54 100,00

2. Dengan memakan buah dan sayur dapat

menjaga kesehatan kita.

- Setuju

- Tidak Setuju

17 37

31,50 68,50

30 24

55,56 44,44

Total 54 100,00 54 100,00

3. Buah yang baik dan bergizi adalah buah yang enak dan mahal harganya.

- Setuju

- Tidak Setuju

40 14

74,07 25,93

23 31

42,59 57,41

Total 54 100,00 54 100,00

4. Jenis buah dan sayur yang dikonsumsi setiap hari haruslah beraneka ragam.

- Setuju

- Tidak Setuju

10 44

18,50 81,50

28 26

51,85 48,15

Total 54 100,00 54 100,00

5. Mengonsumsi buah dan sayuran secara teratur tidak dapat mencegah tubuh dari penyakit.

- Setuju

- Tidak Setuju

47 7

87,04 12,96

29 25

53,70 46,30

Total 54 100,00 54 100,00

6. Mengonsumsi buah dipagi hari sangat baik

karena buah memberi cukup energi sampai saatnya makan siang.

- Setuju

- Tidak Setuju


(6)

8. Vitamin, mineral dan serat banyak terdapat dibuah dan sayuran.

- Setuju

- Tidak Setuju 46 8 14,82 85,18

24 30

44,44 55,56

Total

54

100,00

54 100,00

9. Mengonsumsi jeruk tidak dapat mencegah kita dari sariawan dan bibir pecah-pecah.

- Setuju

- Tidak Setuju

47 7

87,04 12,96

35 19

68.81 35,19

Total 54 100,00 54 100,00

10 .

Mengonsumsi wortel dapat mencegah kita dari gangguan penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

- Setuju

- Tidak Setuju

12 42

22,22 77,78

26 28

48,15 51,85