Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Dewasa ini secara umum dijumpai hubungan-hubungan campuran dalam suatu organisasi, campuran hubungan lini-fungsional-staf, hubungan lini-fungsional dan
hubungan fungsional-staf. Dijumpai juga variasi-variasi dalam tiap jenis campuran tersebut, misalnya dalam hubungan lini dan hubungan fungsional
sebagai pelengkap, ada organisasi yang lebih mengutamakan hubungan fungsional dan hubungan lini sebagai pelengkap.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, PT. SOCI membuat
struktur organisasinya berbentuk hubungan lini dan fungsional yaitu : -
Dalam hubungan lini garis ditunjukkan dengan adanya spesialisasi tugas setiap unit organisasi departemen sehingga pelimpahan
wewenang dari pimpinan dapat langsung dilimpahkan kepada bawahan yang menangani pekerjaan tersebut. Misalnya General Manager
Administration Finance melimpahkan tugas sesuai dengan spesialisasi ke Administration Department Manager.
- Dalam hubungan fungsional ditunjukkan dengan adanya pembagian
tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi. Contohnya Departemen produksi dibagi lagi menurut fungsi-fungsinya yaitu packing dan
proses.
Struktur organisasi PT. SOCI dapat dilihat pada Gambar 2.4.
2.3.1. Uraian Tugas Tanggung Jawab
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan adanya personil yang memegang jabatan tertentu, seperti yang terdapat dalam struktur organisasi
dimana masing-masing personil mempunyai tugas dan wewenang yang seimbang dan jelas. Tanggung jawab yang diberikan harus seimbang dengan wewenang
yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku
jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung jawab. Adapun tugas dari masing-masing personil yang terdapat pada struktur organisasi
PT. SOCI dapat dilihat pada Lampiran 1.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.2.1. Jumlah Tenaga Kerja
PT. SOCI memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah karyawan yang ditempatkan
pada bagian pengolahan sedangkan tenaga kerja tidak langsung yang ditempatkan pada bagian kantor dan yang tidak langsung bekerja di pabrik.
Jumlah karyawan PT. SOCI setiap jenjang jabatan terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Langsung PT. SOCI
No. Departemen
Manajer Umum
Asisten Manajer
Group Leader
Staf Karyawan
1.
Administration Finance
1 - Administration
1 HRD
1 4
8 Purchasing
1 4
6 General Affair
1 4
10 - Finance and Accounting
1 Finance
1 3
2 Accounting
1 3
2 Information and Tech.
1 3
7 2.
Factory
1 - PPC
1 5
- Maintenance Eng. 1
1 4
15 - Production
1 2
7 35
- Quality Assurance 1
1 3
20
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Langsung PT. SOCI lanjutan No
. Departemen
Manajer Umum
Manaje r
Group Leader
Staff Karyawa
n 3.
Logistic and Sales
1 - Logistic
1 Purchasing Document
1 5
10 Load Unload
1 5
12 Warehouse
1 6
12 - Sales
1 Export
1 4
5 Local
1 4
7
Total 3
7 16
65 151
Sumber : PT. SOCI
2.3.2.2. Jam Kerja Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas
guna mencapai tujuan, diperlukan waktu kerja yang baik. Jam kerja di PT. SOCI terdiri dari 2 dua sistem jam kerja, yakni :
1. Jam Kerja Non Shift regular, yaitu tenaga kerja yang
bekerja pada pagi hari dan selesai pada sore hari, yaitu dari hari senin sampai hari jum’at dengan jam kerja mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Yang mengikuti
jam kerja ini adalah Personalia, Administrasi, Keuangan dan Akuntansi, Penjualan, PPC, Logistik dan Maintenance.
Jadwal kerja Non shift dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja Non Shift Hari
Jam Kerja Istirahat
Senin- Jum’at 08.00 -17.00 WIB
12.00 – 13.00 WIB
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Sabtu- Minggu Libur
Sumber : PT. SOCI
2. Jam Kerja Shift
Dalam satu hari kerja, karyawan shift terbagi atas 3 shift. Adapun pembagian shift dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Shift Shift
Waktu Kerja Istirahat
I 08.00 – 16.00 WIB
12.00 – 13.00 WIB II
16.00 – 00.00 WIB 20.00 – 21.00 WIB
III 00.00 – 08.00 WIB
04.00 – 05.00 WIB
Sumber : PT. SOCI
2.4.
Sistem Pengupahan Fasilitas Lainnya
2.4.1. Sistem Pengupahan Karyawan perusahaan digolongkan menjadi 3 tiga golongan yaitu :
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap menerima gaji bulanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Disamping itu, juga mendapat fasilitas lainnya seperti pelayanan kesehatan dan
asuransi. Pembayaran gaji dilakukan pada tanggal terakhir bulan berjalan, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari minggu maka pembayaran gaji dimajukan pada
tanggal sebelumnya. Karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang ditentukan undang-undang atau bekerja pada hari minggu atau hari besar terhitung sebagai
over time lembur. Sistem upah lembur mengacu pada keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 72MEN1994 yaitu :
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Upah per jam karyawan bulanan = 1173 x gaji pokok
Upah lembur 1 jam pertama = 1,5 x upah satu jam
b. Karyawan dengan sistem kontrak honorer
Karyawan ini merupakan tenaga kerja yang diperbantukan perusahaan dan bekerja sesuai dengan lama kontrak kerja tersebut. Kontrak kerja ini dapat diperpanjang.
Karyawan kontrak berasal dari berbagai profesi misalnya dokter, supir, perawat, maupun tenaga keamanan yang bergaji secara bulanan.
c. Karyawan harian
Karyawan harian direkrut berdasarkan kebutuhan, misalnya buruh bongkar muat bahan. Gaji karyawan harian ini berdasarkan target kerja yang dicapai.
2.4.2. Insentif dan Fasilitas Tenaga Kerja
Insentif dan fasilitas yang diberikan PT. SOCI kepada karyawan berupa: a.
THR Tunjangan Hari Raya dan bonus tergantung performansi kerja dan lama kerja karyawan.
b. Poliklinik untuk perawatan kesehatan di pabrik.
c. Fasilitas kerja
Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan peralatan- peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan keselamatan kerja
seperti kaca mata, penutup mulut, helm, sepatu pengaman dan sebagainya. d.
Disediakan bus atau mini bus karyawan untuk mengantar dan menjemput karyawan yang akan bekerja.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
e. Kantin
Perusahaan juga menyediakan kantin untuk karyawan dalam lingkungan perusahaan, dimana harga yang ditawarkan tergolong murah dan bergizi sehingga
membantu dalam menjaga kondisi fisik karyawan. f.
Adanya jaminan sosial tenaga kerja Perusahaan memberikan asuransi keselamatan kerja untuk melindungi karyawan
dari hal-hal yang tidak diinginkan. g.
Pemberian alat-alat keselamatan kerja sepatu, pakaian dan sarung tangan.
h. Mushalla di lokasi pabrik.
i. Family gathering party acara berkumpul semua karyawan dan keluarga
setiap satu tahun sekali. 2.5.
Proses Produksi
2.5.1. Standar Mutu Produk Era industrialisai dan perkembangan teknologi sekarang ini menuntut setiap
perusahaan untuk mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut jika tetap ingin bertahan. Pengendalian mutu dilakukan mulai
dari bahan baku raw material sampai ke tahap yang paling akhir yaitu pengepakan packing.
Pengendalian ini dilakukan oleh departemen QC berdasarkan standar spesifikasi yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, QC tidak terlepas dari analisis barang yang
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
akan dipasarkan dan juga analisis terhadap bahan yang sedang berada dalam proses.
Parameter yang digunakan untuk mutu Fatty Acid adalah: 1.
Bilangan Asam Acid Value = AV, yaitu banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan fatty acid dalam 1 gr sampel.
2. Bilangan Penyabunan Safonofication Value = SV, yaitu banyaknya mg
KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gr sampel. 3.
Bilangan Iodine Iodine Value = IV, yaitu jumlah gram iodine yang dapat diikat atau diabsorbsi oleh 100 gr sampel atau persentase iodium yang dapat
diabsorbsi oleh sampel. 4.
Titik Beku Titer Test = TT, yaitu keadaan dimana sampel mulai membeku solidification point.
5. Titik Lebur Melting Point = MP, yaitu suatu penunjuk temperatur
dimana lemak menjadi cair seutuhnya. 6.
Penentuan warna dengan alat : a.
Lovibond, yaitu suatu metode untuk menentukan warna dari produk yang cair sempurna dan jernih dengan membandingkan terhadap
gelas standar dari alat yang terdiri dari red, yellow, blue dan netral. b.
APHA American Public Health Association, yaitu suatu metode untuk menentukan warna dari produk cair sempurna dan jernih dengan
membandingkan terhadap larutan standar APHA buatan. 7.
Gas kromatografi, yaitu penentuan komposisi rantai karbon.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Parameter yang digunakan untuk mutu Glyserin adalah: 1.
Kandungan Glycerine 3. Chlorides
2. Spesific Gravity
4. Arsenic 5.
Penentuan Warna dengan APHA 8. Logam Berat Heavy Metals
6. Penentuan Fatty Acid dan Ester FAE
9. Chlorinated Compound 7.
Kandungan Abu Ash Content 10. Safonofication Equivalent SE
Spesifikasi produk Fatty Acid dan Glycerine secara rinci dapat dilihat masing- masing pada Lampiran 2.
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
2.5.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dalam produk akhir. Minyak sawit dan minyak inti sawit yang
dihasilkan dari buah sawit merupakan bahan dasar untuk memproduksi fatty acid dan glycerine alami, dimana minyak sawit CPO diperoleh dari lapisan
serabutkulit buah sawit, sedangkan minyak inti sawit PKO dihasilkan dari intibiji sawit.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam hal ini, bahan baku raw material yang digunakan PT. SOCI untuk memproduksi fatty acid dan glycerine adalah :
1. PKO Palm Kernel Oil
2. RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Olein
3. RBDPS Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
RBDPO dan RBDPS diperoleh dari pengolahan CPO melalui proses pemucatan bleaching dan penghilang bau deodorizing. Bahan baku tersebut diperoleh dari
PT. Ivo Mas Tunggal Smart Coorporation di bawah naungan PT. Sinar Mas Group. Kualitas dan kuantitas bahan baku yang disuplai disesuaikan dengan
kebutuhan atau permintaan dari konsumen. Spesifikasi bahan baku secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Spesifikasi Bahan Baku No.
Parameter PKO
RBDPO RBDPS
1. FFA max
5 As. Laurat 0,2 As.Palmitat 0,2 As.Palmitat
2. MI max
1 0,1
0,15 3.
Loading Temp C
40-50 50-60
63-72 4.
SV min 240
- -
5. IV
19 max 50-55
32-48 6.
MP C
- 33-39
44-53,5 7.
Levibond max -
3R 3R
Sumber : PT. SOCI
Keterangan : 1.
SV : Saponification Value Bilangan Penyabunan
2. IV
: Iodine value Bilangan Iod
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
3. FFA
: Free Fatty Acid Asam Lemak Bebas 4.
MP : Melting Point Titik Leleh
5. M I
: Moisture and Impurities Kandungan Uap Air dan Pengotor
2.5.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi yang fungsinya untuk membantu serta memperlancar proses produksi agar produk dapat
dihasilkan sesuai dengan yang ditetapkan. Dalam produksi, bahan penolong ini tidak ikut dalam produk tetapi dibutuhkan dalam proses produksi. Bahan
penolong ini dibutuhkan dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bahan baku.
Bahan penolong yang digunakan PT. SOCI untuk menghasilkan fatty acid dan glycerine adalah :
1. Air, berfungsi untuk pemutusan ikatan rangkap pada proses splitting
100 400 dan membantu memisahkan logam-logam yang beracun serta mengencerkan glycerine sehingga mendekati pH normal pada proses
glycerine ion exchanger 770. 2.
BHT Butylated Hydroxide Toluene, berfungsi untuk menstabilkan warna pada proses destilasi.
3. Nikel Ni, berfungsi sebagai katalisator mempercepat reaksi pada proses
hidrogenasi.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
4. Hidrogen H
2
, berfungsi untuk membantu proses pemutusan ikatan rangkap.
5. Aluminium Sulfat [Al
2
SO
4 3
], berfungsi untuk mengikat asam lemak fatty acid yang berupa gumpalan dalam sweet water pada proses glycerine
pre-treatment dan menyaring kotoran yang masih terdapat pada sweet water hasil splitting 100 dan 400.
6. Caustic Soda NaOH, berfungsi untuk menetralkan pH sweet water yaitu
6,5-7 pada proses glycerine pre-treatment, karena dengan penambahan aluminium sulfat pada proses glycerine pre-treatment terjadi penurunan pH
sweet water. 7.
Asam Klorida HCl, berfungsi untuk membantu memisahkan logam- logam yang beracun pada proses ion exchanger.
8. Natrium Klorida NaCl, berfungsi untuk membantu memisahkan logam-
logam yang beracun pada proses ion exchanger. 9.
Karbon Aktif, berfungsi untuk memperbaiki warna glycerine pada proses bleaching.
2.5.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang tidak ikut dalam proses produksi tetapi ikut dalam produk, atau dengan kata lain bahan tambahan berfungsi memperbaiki
mutu produk sehingga menghasilkan produk akhir yang siap untuk dipasarkan. Bahan tambahan yang digunakan PT. SOCI untuk menghasilkan fatty acid dan
glycerine adalah :
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
1. Jumbo bag, yaitu kemasan yang digunakan untuk produk fatty acid yang
berbentuk bead dan flake dengan kapasitas 500-600 kg. 2.
Paper bag, yaitu kemasan yang digunakan untuk produk fatty acid yang berbentuk bead dan flake dengan kapasitas 20-25 kg.
3. Drum, yaitu kemasan yang digunakan untuk produk glycerine berwujud
cair. 4.
Tank lorry, yaitu kemasan yang digunakan untuk produk glycerine berwujud cair.
5. Plastik, digunakan untuk asam lemak padat yang telah dikemas dalam
paper bag maupun jumbo bag. Tiap bundel berisi 24 kemasan.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
2.5.3. Uraian Proses Proses pengolahan yang berlangsung di PT. SOCI terdiri atas 2 dua bagian yaitu
proses untuk menghasilkan fatty acid dan glycerine. Tahapan proses yang dilalui untuk menghasilkan fatty acid adalah :
1. Proses Hidrolisa Splitting 100 400
2. Proses Hidrogenasi
Hidrogenation 200 3.
Proses Destilasi Destilation 300 4.
Proses Fraksinasi Fractination 500
5. Proses Granulasi Granulation 800 Flaking 810, 820, 830
Tahapan proses yang dilalui untuk menghasilkan glycerine adalah : 1.
Proses Pre-Treatment Pre-Treatment 710 2.
Proses Evaporasi Evaporation 720
3. Proses Destilasi
Destilation 750 4.
Proses Pertukaran Ion Ion Exchange 770
5. Proses Pemucatan Bleaching 760
6. Proses Evaporasi Akhir
Final Evaporation 780 Untuk lebih jelasnya, aliran proses produksi fatty acid dan glycerine secara rinci
dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
2.5.3.1. Proses Produksi Fatty Acid Ada 3 tiga pembagian dalam memproduksi fatty acid yaitu :
1. Proses HidrolisaSplitting PKO pada 400 menjadi PKO-FA
400 500
C
6
C
8
tidak murni PKO PKO-FA D
810
C
899
kembali ke D
810
D
100
C
1099
C
12
tidak murni C
1299
503H kembali ke D
810
C
12
tidak murni kembali ke PKO-FA
D
146
504H C
1499
200 300 D
168
D
168H
D
168HD
Pitch 505H
Gambar 2.6. Proses Splitting PKO menjadi PKO-FA
Hidrolisa adalah proses pemisahan fatty acid asam lemak dan gliserin lemak atas
oil yang akan memperoleh hasil samping berupa free fatty acid, gliserin mono dan diglesirida yang dapat dihilangkan melalui proses destilasi. Dalam reaksi
hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak dan gliserin. Pada bagian ini, PKO ini ditandai dengan pemecahan trigliserida menjadi asam lemak
PKO-FA dan gliserin. Reaksi pemecahan trigliserida diberikan pada Persamaan 1.
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
O O
1 2
R -
C -
O -
CH OH
- CH
2
+ OH
- C
- R
1
O O
2
R -
C -
O -
CH + 3H
2
O
OH -
CH
+ OH
- C
- R
2
O O
3 2
R -
C -
O -
CH OH
- CH
2
+ OH
- C
- R
3
........ 1
Trigliserida Air
Gliserol Asam Lemak PKO-FA Catatan : R menyatakan alkil R
1
≠ R
2
≠ R
3
Proses ini berlangsung pada tekanan 48-53 bar dan temperatur 250-268 C. Setelah
trigliserida mengalami hidrolisa maka gliserol yang dihasilkan akan masuk ke 700 untuk diproses menjadi gliserin, sedangkan asam lemak yang dihasilkan akan
masuk ke 500 untuk difraksinasi. Fraksinasi merupakan suatu proses yang mengubah fatty acid menjadi zat tunggal
berdasarkan ketentuan persen berat. Proses ini bertujuan untuk memisahkan suatu campuran bahan guna memperoleh zat asalnya, dimana fraksi-fraksinya
berdasarkan pada perbedaan titik didihnya berat atom. Di dalam kolom fraksinasi terdapat structure packing yang berfungsi untuk melewatkan atom
karbon yang lebih rendah C
8
dan yang lebih tinggi C
14
dimana dengan adanya pendinginan kondensor di bagian atas kolom maka atom karbon yang rendah akan
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
keluar dari kolom fraksinasi I ke kolom fraksinasi II, demikian juga untuk atom karbon yang tinggi. Proses fraksinasi ini dilakukan secara terus menerus sampai
diperoleh zat tunggal dengan konsentrasi 99. Pada fraksi I berisi produk C
12
dengan konsentrasi 99, sedangkan fraksi II berisi produk C
8
dengan konsentrasi 99 atom karbon yang rendah dan produk C
14
dengan konsentrasi 99 atom karbon yang tinggi dan sisanya disebut residu pitch.
Setelah mengalami proses fraksinasi maka produk tersebut ada yang langsung dikemas packing ke drum atau isotank seperti C
8
, C
10
, C
12
, C
14
tetapi ada juga yang dilanjutkan ke proses flaking, dimana produk dari fraksinasi yang memiliki
melting point yang tinggi dipompakan melewati sistem lubang-lubang kecil sehingga apabila lubang-lubang ini dilewati asam lemak maka akan terbentuk
butiran padat yang selanjutnya ditiup oleh blower untuk dibawa ke silo dan ditampung dalam paper bag atau jumbo bag sesuai dengan pesanan konsumen.
2. Proses Splitting RBDPS pada 100 menjadi PSO-FA
Proses splitting pada 100 menjadi PSO-FA ditunjukkan pada Gambar 2.7.
100 200
300 RBDPS
PSO-FA FA-HHFAB-H
FAH FAB H
2
Ni
Gambar 2.7. Proses Splitting RBDPS menjadi PSO-FA
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
Pada proses ini, bahan baku RBDPS dimasukkan ke 100 maka akan terjadi reaksi seperti ditunjukkan oleh Persamaan 2.
O O
1 2
R -
C -
O -
CH OH
- CH
2
+ OH
- C
- R
1
O O
2
R -
C -
O -
CH + 3H
2
O
OH -
CH
+ OH
- C
- R
2
O O
3 2
R -
C -
O -
CH OH
- CH
2
+ OH
- C
- R
3
........ 2
Trigliserida Air
Gliserol Asam Lemak PKO-FA Catatan : R menyatakan alkil R
1
≠ R
2
≠ R
3
Selanjutnya dilakukan proses hidrogenasi yang ditandai dengan penambahan gas hidrogen pada fatty acid yang tidak jenuh ataupun pada ikatan rangkap fatty acid
dengan menggunakan nikel sebagai katalisatornya. Pemutusan ikatan rangkap pada proses hidrogenasi ini bersifat eksotermik dengan mengeluarkan kalor
sebesar 121 kJmol. Setelah reaksi tersebut selesai maka nilai Iodine Value IV fatty acid jenuh akan lebih rendah dari fatty acid tak jenuh. Proses hidrogenasi
dapat dilihat pada Persamaan 3. Ni
CH
2
CH
2 7
=CHCH
2 7
CHCOOH + H
2
CH
2
CH
2 7
CH
2
CH
2 7
CHCOOH
.... ...3
PSO-FA PSO-FA Hidrogenated
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
PSO-FA atau FA-HHFAB-H yang terhidrogenasi ini kemudian didestilasi untuk memperbaiki warna fatty acid, menghilangkan bau tengik dan mengurangi kadar
air. Dalam proses ini, ditambahkan BHT Butylated Hydroxide Toluene sebagai zat aditif yang berguna untuk menstabilkan warna. Prinsip destilasi adalah
pengupan dengan menggunakan thermal oil sebagai media pemanas. Pada kolom destilasi I digunakan tekanan vakum 5-15 torr, sedangkan pada kolom destilasi II
digunakan tekanan 5-7 torr. Fatty acid yang belum murni dimurnikan dengan proses destilasi yaitu menguapkan zat-zat tak murni impurities dengan cara
pemanasan fatty acid pada temperatur 215-245 C menggunakan thermal oil
sebagai media pemanas. Selanjutnya fatty acid dipompakan ke kolom destilasi I dengan alat penukar
panas. Pada kolom I terjadi penguapan sebagian zat tak murni pada temperatur kolom bawah 213-220
C dan tekanan 5-15 torr. Proses destilasi ini akan menghasilkan produk atas yang ditampung drum Light End Receiver dan sebagian
lagi dikembalikan sebagai re-flux diuapkan lagi. Hasil tampungan akan dipompakan lalu didinginkan melalui cooler yang disebut Light End.
Kemudian fatty acid diteruskan ke kolom destilasi II, dimana pada kolom ini terjadi penguapan pada temperatur 230-245
C dan tekanan vakum 5-7 torr. Proses penguapan ini akan menghasilkan produk tengah yang ditampung product
receiver melalui pre-heater. Hasil tampungan dipompakan lalu didinginkan melalui cooler dan inilah yang disebut produk hasil destilasi. Proses penguapan
yang menghasilkan produk bawah ditampung drum heavy end receiver melalui
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
FAS kondenser. Hasil tampungan dipompakan ke tangki dan inilah yang disebut heavy
end. Sisa fatty acid yang tidak teruapkan ditampung drum pitch receiver dan dipompa ke tangki, inilah yang disebut residu pitch.
Dengan demikian, produk yang diperoleh pada proses destilasi 300 adalah: 1.
Kolom I, dihasilkan Light End LE, yaitu material-material yang mudah menguap volatile seperti C
10
, C
12
, C
14
, C
16
. 2.
Kolom II, dihasilkan : a.
Produk seperti C
16
, C
18
. b.
Heavy End HE, yaitu material-material yang lebih berat seperti : C
14
, C
16
, C
18
, C
18:1
, C
18:2
. c.
Residu pitch, yaitu material-material yang tidak teruapkan dalam jumlah yang sedikit.
Setelah proses destilasi selesai, produk tersebut sebagian langsung dikemas packing ke isotank atau drum dan sebagian lainnya digranulasi atau di-flaking.
Pada dasarnya, proses granulasi sama seperti flaking, perbedaanya terletak pada bentuk fisik. Flaking berbentuk serpihan, sedangkan granulasi bentuknya butiran
bulat dan kecil. Hasil granulasi dan flaking yang berwujud padat dikemas dengan jumbo bag atau paper bag tergantung pada permintaan konsumen.
3. Proses Splitting Campuran antara RBDPO dan RBDPS
Proses splitting campuran antara RBDPO dan RBDPS ditunjukkan pada Gambar 2.8.
RBDPS 60 100 PO-FA 200 300
FA-SH
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
P
44HD
RBDPO 40 PS-FA
RBDPS 70 100 PO-FA 200 300
RBDPO 30 PS-FA
Catatan : menyatakan jalur atau tempat terjadinya proses
Gambar 2.8. Proses Splitting Campuran antara RBDPO dan RBDPS
Proses ini sama seperti proses yang terjadi pada poin 2, dimana raw material akan mengalami hidrolisa yang ditandai dengan pemecahan trigliserida menjadi asam
lemak dan gliserol. Kemudian diteruskan ke 200 untuk dilakukan proses hidrogenasi. Pada campuran RBDPS dan RBDPO dengan perbandingan 70 dan
30 terjadi hidrogenasi sebagian partially hidrogenation pada 200, sedangkan pada campuran RBDPS dan RBDPO dengan perbandingan 60 dan 40 terjadi
hidrogenasi penuh fully hidrogenation. Hidrogenasi penuh merupakan proses pemutusan semua ikatan rangkap yang ada
dalam fatty acid tak jenuh sehingga menjadi fatty acid jenuh. Proses hidrogenasi penuh ini memerlukan hidrogen dalam jumlah yang banyak dan menggunakan
katalis dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding dengan hidrogenasi sebagian. Iodine value pada hidrogen fatty acid jenuh diharapkan mencapai target
maksimum 0,7. Pada proses ini, kolom hidrogenasi memiliki tekanan 20,5 kgcm
2
dan temperatur 190-220 C.
Produk yang dihasilkan proses hidrogenasi adalah :
a. FA-HH
b. FA-168H
c. FA-BH
P
44H
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
d. FA-SH
Hidrogenasi sebagian merupakan suatu proses pemutusan hanya sebagian ikatan rangkap yang ada pada fatty acid tak jenuh sehingga akan menjadi fatty acid
jenuh. Iodine value yang diharapkan pada hidrogen fatty acid mencapai 42 ± 2,5. Pada operasi ini, kolom hidrogenasi memiliki tekanan 4 kgcm
2
dan temperatur 137-150
C. Produk yang dihasilkan pada hidrogenasi sebagian adalah PH44-FA, lalu didestilasi sehingga diperoleh P44-HD. Apabila P44-HD
ditambahkan dengan C
12
70 Lauric Acid maka akan diperoleh bahan pembuatan TSFA Toilet Soap Fatty Acid.
2.5.3.2. Proses Produksi Glyserin
Glycerine yang berasal dari proses splitting akan dialirkan ke proses glycerine pre-treatment 710. Pada proses ini, ditambahkan aluminium sulfat yang
berfungsi untuk mengikat asam lemak berupa gumpalan dan menyaring kotoran yang masih terdapat pada sweet water sampai diperoleh kandungan glycerine
12. Kemudian diteruskan ke Glycerine Evaporation yang terdapat pada 720,
diuapkan pada temperatur 65-110 C dan tekanan steam 8 bar sampai diperoleh
kadar glycerine yang lebih tinggi yaitu konsentrasi 88. Hal ini dilakukan dengan cara menguapkan air yang terdapat pada glycerine hasil dari proses sebelumnya
glycerine pre-treatment. Glyserin yang dihasilkan 720 diteruskan ke 750, lalu dilakukan proses
destilasi destillation glycerine pada vakum 0-25 torr hingga diperoleh glycerine
Franky Harryanto : Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International, 2008.
USU Repository © 2009
yang lebih murni lagi dengan konsentrasi 99. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat tak murni dan memperbaiki warna glycerine.
Pada 770, ion exchanger, dilakukan proses pemisahan logam-logam beracun yang terdapat pada glycerine seperti SiO
2
, Ca
2+
, HCO
3
, Cl
2 -
dengan menggunakan resin. Proses ion exchanger ditandai dengan terjadinya penurunan
konsentrasi glycerine karena mengalami pengenceran dengan penambahan air. Dalam hal ini, penambahan air pada 770 membuat konsentrasi glycerine yang
semula 99 turun menjadi 60 dan timbul perubahan warna. Glycerine yang berasal dari 770 akan diteruskan ke 760 untuk dilakukan
proses bleaching. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki warna glycerine dengan menggunakan karbon aktif agar diperoleh warna yang lebih jernih.
Setelah melewati 760 maka glycerine memasuki proses yang paling akhir yaitu glycerine final evaporation terdapat di 780. Proses ini memiliki
temperatur 25-160 C dan tekanan vakum 2-25 torr. Proses ini bertujuan untuk
memperoleh konsentrasi glycerine yang tinggi sebesar 99,5 dengan cara menguapkan air yang terdapat pada glycerine hasil dari proses ion exchanger.
2.6. Mesin dan Peralatan