Penentuan Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Packing Dengan Menggunakan Waktu Standar Pada PT. Adimulia Sarimas Medan

(1)

PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA

BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN

W A K T U S T A N D A R P A D A

PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

OLEH :

HENDRA GUNAWAN P

NIM : 015204027

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A IV

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 7


(2)

PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA

BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN

W A K T U S T A N D A R P A D A

PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN

KARYA AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

OLEH :

HENDRA GUNAWAN P

NIM : 015204027

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

(Ir. Danci Sukatendel)

Dosen Pembimbing II

(Ir. Juliza Hidayati, MT)

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A IV

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 0 7


(3)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

JUDUL PENELITIAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT KARYA AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

RINGKASAN ...xvii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-2 1.3. Tujuan Penelitian ... I-2 1.4. Manfaat Penelitian ... I-2

1.5. Pembatasan Masalah ... I-3 1.6. Asumsi yang digunakan ... I-3


(4)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-3

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-3 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-4 2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ...II-13 2.3.4. Sistem Pengupahan ...II-15 2.3.5. Insentif dan Fasilitas Perusahaan ...II-16 2.4. Proses Produksi ...II-17 2.4.1. Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Bahan Tambahan....II-17 2.4.1.1. Bahan Baku ...II-17 2.4.1.2. Bahan Tambahan ...II-17 2.4.1.3. Bahan Penolong ...II-18 2.4.2. Uraian Proses Produksi ...II-19 2.4.3. Mesin dan Peralatan ...II-20

III LANDASAN TEORI

3.1. Penelitian Gerak (Motion Study) ... III-1 3.2. Penelitian Waktu (Time Study) ... III-2


(5)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 3.2.1. Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung ... III-3 3.2.2. Pengukuran Waktu Kerja Secara Tidak Langsung ... III-3 3.3. Waktu Standard (Standard Time) ... III-4 3.4. Stop Watch Time Study ... III-7 3.5. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja ...III-24 3.6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja...III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tahapan Proses Penelitian ... IV-1 4.2. Perumusan Permasalahan dan Penentuan Tujuan Penelitian... IV-1 4.3. Studi Pustaka ... IV-2 4.4. Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian ... IV-2 4.6. Teknik Pengolahan Data ... IV-3 4.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... IV-4 4.8. Analisa dan Evaluasi Pengolahan Data ... IV-5

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Metode Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengumpulan Data ... V-2


(6)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.3. Pengolahan Data ... V-7 5.3.1. Memasukkan batangan Sabun kedalam karton besar.. ... V-7 5.3.2. Pengangkutan Karton Besar ke bagian pengepakan lebih

lanjut ... V-14 5.3.3. Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak

kecil ... V-21 5.3.4. Memasukkan dan Menyusun Sabun yang Sudah dimasukkan

dalam Kotak Kecil kedalam Master Karton ... V-28 5.3.5. Menutup master karton dengan isolatip ... V-35 5.3.6. Mengirim master karton kebagian penumpukan ... V-42 5.3. Menghitung Jumlah Tenaga Kerja ... V-50

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Keseragaman Data ... VI-1 6.2. Analisa Uji Kecukupan Data ... VI-2 6.3. Analisa Pengolahan Data ... VI-2 6.4. Evaluasi ... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 7.2. Saran-saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA ... D-1 LAMPIRAN ... L


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Factor for Constructing Variables Control Chart ... L-1 2. Rating Factor menurut Westinghouse ... L-2 3. Surat Permohonan Karya Akhir ... L-3 4. Kriteria Penentuan Rating Factor Menurut Westinghouse ... L-4 5. Tabel Allowance (Kelonggaran) ... L-5 6. Berita Acara Bimbingan Karya Akhir ... L-6 7. Surat Penjajakan Pabrik ... L-7 8. Surat Balasan Pabrik ... L-8 9. Surat Keputusan ... L-9 10. Flow Procces Chart ... L-10


(9)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN 2.1. Perincian Tenaga Personalia Perusahaan PT Adimulia Sarimas

Medan ... II-13 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja bagian Administrasi dan Kantor ... II-14 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja bagian Produksi ... II-15 3.1. Faktor Prestasi Kerja Menurut Westinghouse... III-21 5.1. Data Kegiatan Memasukkan Batangan Sabun Kedalam Karton

Besar ... V-2 5.2. Data Pengangkutan Karton Besar Kebagian Pengepakan Lebih

Lanjut ... V-3 5.3. Data Pemasukan Batangan-batangan Sabun Kedalam Kotak-kotak

Kecil ... V-4 5.4. Data Memasukkan dan Menyusun Sabun yang Sudah Dimasukkan

dalam Kotak Kecil Kedalam Master Karton ... V-5 5.5. Data Menutup Master Karton Dengan Isolatip ... V-6 5.6. Data Mengirim Master Karton Kebagian Penumpukan ... V-7 5.7. Perhitungan Nilai X , R dan xuntuk Data Kegiatan Memasukkan Batangan Sabun Kedalam Karton Besar ... V-8 5.8. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Memasukkan 2


(10)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.9. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data kegiatan Pengangkutan

Karton Besar Kebagian Pengepakan Lebih Lanjut ... V-15 5.10. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data kegiatan 2

Pengangkutan Karton Besar Kebagian Pengepakan Lebih Lanjut ... V-19 5.11. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Pemasukan

Batangan-batangan Sabun kedalam Kotak-kotak Kecil... V-22 5.12. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Pemasukan 2

Batangan-batangan Sabun kedalam Kotak-kotak Kecil... V-26 5.13. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Memasukkan dan

Menyusun Sabun yang sudah Dimasukkan dalam Kotak-kotak Kecil Kedalam Master Karton ... V-29 5.14. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data 2

Memasukkan dan Menyusun Sabun yang Sudah Dimasukkan Dalam Kotak Kecil Kedalam Master Karton ... V-33 5.15. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Menutup Master Karton dengan Isolatip ... V-36 5.16. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Menutup Master 2 Karton dengan Isolatip ... V-40


(11)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.17. Perhitungan Nilai X , R dan x untuk Data Kegiatan Mengirim

Master Karton Kebagian Penumpukan ... V-43 5.18. Perhitungan Harga

Xi dan

 

Xi untuk Data Mengirim Master 2 Karton Kebagian Penumpukan ... V-47


(12)

RINGKASAN

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena faktor tenaga kerja ini sangat mempengaruhi tingkat produktivitas. Selain pada bahan baku, masalah efesiensi yang sering ditemui di PT. Adimulia Sarimas Medan berkaitan dengan hal tenaga kerja, baik dari segi jumlah dan kualitasnya.

Permasalahan yang akan dibahas dan coba untuk dicari jalan keluarnya adalah menentukan jumlah tenaga kerja di bagian packing PT. Adimulia Sarimas Medan sesuai dengan kapasitas dan target produksi yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Bagian packing dipilih sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa bagian ini menyerap sebagian besar jumlah pekerja yang dimiliki oleh perusahaan saat ini.

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh operasi atau pekerjaan yang dilakukan di bagian packing. Pengukuran waktu dilakukan berdasarkan metode Stop Watch Time Study.

Data yang diperoleh dari pengamatan terlebih dahulu diuji keseragaman data dan kecukupan data. Data yang telah lulus dari kedua uji diatas menjadi data pengamatan yang terpilih untuk dipakai menghitung waktu normal dan waktu standar. Perhitungan waktu normal dan waktu standar dilakukan dengan memasukkan rating faktor dan allowance berdasarkan kondisi kerja dan lingkungan kerja pada saat pengamatan dilakukan.

Perhitungan jumlah tenaga kerja dilakukan dengan mencari jumlah produksi per shift, jumlah produksi ini akan dibagi dengan jumlah jam kerja efektif yang ada. Sehingga akan diperoleh jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh satu elemen kerja untuk satu shiftnya.

Pengamatan langsung dilapangan diperoleh data bahwa untuk bagian packing jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan per shiftnya adalah 17 orang untuk enam elemen kerja. Berdasarkan waktu standar dari setiap pekerjaan yaitu:

1. Memasukkan batangan sabun kedalam karton besar sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 1,6191 detik

2. Pengangkutan karton besar kebagian pengepakan lebih lanjut sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,41 detik

3. Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil sebanyak 5 orang dengan waktu standar = 6,364 detik

4. Memasukkan dan menyusun sabun yang sudah dimasukkan dalam kotak kecil kedalam master karton sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 2,42128 detik

5. Menutup master karton dengan isolatip sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,5142 detik

6. mengirim master karton kebagian penumpukan sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 11,30 detik

, maka diperoleh hasil bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh bagian packing untuk satu shift adalah 12 orang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang/ shift.


(13)

RINGKASAN

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena faktor tenaga kerja ini sangat mempengaruhi tingkat produktivitas. Selain pada bahan baku, masalah efesiensi yang sering ditemui di PT. Adimulia Sarimas Medan berkaitan dengan hal tenaga kerja, baik dari segi jumlah dan kualitasnya.

Permasalahan yang akan dibahas dan coba untuk dicari jalan keluarnya adalah menentukan jumlah tenaga kerja di bagian packing PT. Adimulia Sarimas Medan sesuai dengan kapasitas dan target produksi yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen. Bagian packing dipilih sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa bagian ini menyerap sebagian besar jumlah pekerja yang dimiliki oleh perusahaan saat ini.

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh operasi atau pekerjaan yang dilakukan di bagian packing. Pengukuran waktu dilakukan berdasarkan metode Stop Watch Time Study.

Data yang diperoleh dari pengamatan terlebih dahulu diuji keseragaman data dan kecukupan data. Data yang telah lulus dari kedua uji diatas menjadi data pengamatan yang terpilih untuk dipakai menghitung waktu normal dan waktu standar. Perhitungan waktu normal dan waktu standar dilakukan dengan memasukkan rating faktor dan allowance berdasarkan kondisi kerja dan lingkungan kerja pada saat pengamatan dilakukan.

Perhitungan jumlah tenaga kerja dilakukan dengan mencari jumlah produksi per shift, jumlah produksi ini akan dibagi dengan jumlah jam kerja efektif yang ada. Sehingga akan diperoleh jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh satu elemen kerja untuk satu shiftnya.

Pengamatan langsung dilapangan diperoleh data bahwa untuk bagian packing jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan per shiftnya adalah 17 orang untuk enam elemen kerja. Berdasarkan waktu standar dari setiap pekerjaan yaitu:

1. Memasukkan batangan sabun kedalam karton besar sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 1,6191 detik

2. Pengangkutan karton besar kebagian pengepakan lebih lanjut sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,41 detik

3. Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil sebanyak 5 orang dengan waktu standar = 6,364 detik

4. Memasukkan dan menyusun sabun yang sudah dimasukkan dalam kotak kecil kedalam master karton sebanyak 2 orang dengan waktu standar = 2,42128 detik

5. Menutup master karton dengan isolatip sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 6,5142 detik

6. mengirim master karton kebagian penumpukan sebanyak 1 orang dengan waktu standar = 11,30 detik

, maka diperoleh hasil bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh bagian packing untuk satu shift adalah 12 orang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang/ shift.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Persaingan bisnis yang semakin kompetitif saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, sehingga dalam meningkatkan kinerja dan efesiensinya, perusahaan harus melakukan perbaikan secara sistematis dan menyeluruh untuk segala aspek yang berpengaruh dalam perusahaan.

Ketatnya persaingan saat ini, menuntut perusahaan untuk berproduksi dengan biaya minimum dan mutu yang maksimum, untuk itu perusahaan harus mengoptimalkan jumlah tenaga kerja untuk menghindari besarnya biaya produksi dan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan. Jumlah tenaga kerja yang optimal tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu mencari waktu standar dari pekerja.

Pada aliran proses produksi pengolahan sabun di PT. Adimulia Sarimas Medan terlihat adanya ketidak seimbangan kerja antara satu elemen kerja dengan elemen kerja lainnya, sehingga terjadi penumpukan kerja diantara beberapa elemen kerja tersebut. Hal ini dapat dilihat pada bagian packing.

Penumpukan kerja yang terjadi dibeberapa elemen kerja ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah bahan setengah jadi yang masuk pada daerah packing dengan jumlah tenaga kerja yang menanganinya, sehingga perlu dilakukan penentuan tenaga


(15)

kerja yang optimal yang didasarkan pada jumlah bahan setengah jadi yang masuk pada bagian packing.

1.2.Rumusan Masalah

Penumpukan kerja yang terjadi di beberapa elemen kerja pada bagian packing telah menyebabkan ketidakseimbangan kerja pada beberapa elemen kerja itu sendiri, sehingga dibutuhkan penentuan tenaga kerja yang optimal, dalam menentukan jumlah tenaga kerja tersebut terlebih dalulu dilakukan pengukuran kerja yang bertujuan untuk menentukan waktu standar kerja dan pada akhirnya dapat memberikan keputusan yang baik didalam menentukan jumlah tenaga kerja yang optimal di PT. Adimulia Sarimas Medan.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yaitu:

Mengetahui waktu standar kerja karyawan untuk menentukan jumlah tenaga kerja optimal pada bagian packing sehingga tercapai keseimbangan antara pekerja dan volume pekerjaan.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini:


(16)

2. Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah-masalah ketenagakerjaan yang ada di perusahaan.

1.5.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk mempermudah pembahasan masalah dan tidak menyimpang dari masalah yang ada yaitu:

1. Penentuan waktu standar hanya dilakukan terhadap pekerja bagian packing. 2. Pengukuran waktu standar dengan menggunakan ”stopwatch time study”

1.6.Asumsi-asumsi yang digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk mempermudah pemecahan masalah yaitu :

1. Proses produksi tidak berubah-ubah 2. Metode kerja yang digunakan sudah benar

3. kondisi mental, fisik pekerja serta kondisi kerja baik

1.7.Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan karya akhir ini terdiri dari beberapa bab yang berisi uraian sebagai berikut:


(17)

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan penelitian, asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan pada PT. Adimulia Sarimas Medan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan secara singkat sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan, proses produksi, struktur organisasi, produk yang dihasilkan, serta objek penelitian pada PT. Adimulia Sarimas Medan. BAB III LANDASAN TEORI

Menyajikan teori-teori yang relevan dalam rangka mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pemecahan masalah, mulai dari identifikasi masalah sampai pada penarikan kesimpulan dan saran.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasi seluruh data dalam penelitian dan juga melakukan pengolahan data yang akan dipergunakan dalam analisis dan evaluasi.


(18)

I-5

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa dan mengevaluasi terhadap hasil pengolahan data unutk kemudian dapat diambil kesimpulan dan saran yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis pemecahan masalah, maka dapat diambil kesimpulan serta saran yang dapat diberikan peneliti bagi perusahaan.


(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Adimulia Sarimas Industri Medan berdiri pada tahun 2002 akhir bulan November dan mulai beroperasi pada tahun 2003, dengan status PMA (Penanaman Modal Asing). Perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/PMA/2002.

Perusahaan ini bergabung dalam HSA Group yang pusatnya terletak di negara Yaman. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan sabun yang orientasinya lebih cenderung untuk kegiatan Export, tetapi pihak HSA

menjadwalkan agar produk yang dihasilkan juga dipasarkan di dalam negeri. Hingga akhirnya pada tahun 2004 telah memasarkan produknya di dalam negeri yang bekerja sama dengan PT. INDOMAS.

Tujuan mendirikan perusahaan ini yang didasarkan pada kebutuhan di negara Timur Tengah yang tidak terlayani beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Keunikan produk dan layanan PT. Adimulia Sarimas Industri ini segala macam produk yang dihasilkan dapat dinikmati untuk semua orang, produk yang dihasilkan memiliki kemasan secara International.

PT. Adimulia Sarimas Industri telah memperoleh sertifikat ISO 9001 pada oktober 2002, merupakan Sertificate Quality Assurance (yang menjamin kualitas produk, ketepatan waktu pengiriman dan kegiatan produksi yang terkontrol). ISO


(20)

9001 ini melaksanakan prosedur-prosedur yang digariskan, yang mengatur tentang:

1. Pembelian bahan baku

2. Penyimpanan bahan baku dan produk 3. Pengawasan Mutu

4. Kepuasan Pelanggan

2.2. Ruang lingkup bidang usaha

PT. Adimulia Sarimas Industri merupakan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil minyak sawit yaitu RBDPO (Refined Bleached

Deodorized Palm Oil), RBDPS (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin) dan

PKO (Palm Kernel Oil).

Produk yang diproduksi oleh PT. Adimulia Sarimas Industri adalah sabun. Adapun produk sabun yang diproduksi oleh PT. Adimulia Sarimas Industri adalah:

1. Joy 115 gr ( sabun kecantikan ) 2. Sonoma 115 gr ( sabun aroma buah ) 3. Sonoma Care 85 gr ( sabun kesehatan )


(21)

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi tersebut. Dengan adanya organisasi maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi pada perancangan unit pembuatan sabun adalah struktur organisasi lini.

Pemilihan struktur organisasi ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

1. Organisasinya masih sederhana.

2. Hubungan pimpinan dan karyawan perusahaan bersifat langsung. 3. Spesialisasi kerja belum begitu tinggi.

4. Proses pengambilan keputusan cepat, karena orang yang diajak konsultasi masih sedikit.

5. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pucuk pimpinan merupakan pemilik perusahaan.


(22)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing orang melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya dalam uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Tanggung jawab yang diberikan harus sesuai dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang terdapat pada struktur organisasi PT. Adimulia Sarimas Industri Medan adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur adalah pimpinan tertinggi untuk menjalankan perusahaan. Adapun tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan dan memberikan bimbingan serta petunjuk operasional.

b. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasi kepada setiap manajer. c. Mengadakan hubungan kerja.

d. Mengambil keputusan dan tindakan yang tepat demi kepentingan perusahaan.


(23)

2. Sekretaris

Tugas dan wewenangnya :

a. Mencatat hasil keputusan direktur.

b. Memberikan informasi jadwal pertemuan direktur.

3. Manajer Produksi

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap efisiensi operasi dan penggunaan fasilitas pabrik.

b. Bertanggung jawab atas pengaturan seluruh proses produksi yang berhubungan dengan maintenance dan electrical dalam mencapai sasaran pengoperasian pabrik, kebijaksanaan, strategi dan program. c. Memimpin dan mengurus semua aspek produksi.

d. Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.

e. Menetapkan sistem perencanaan produksi dan memastikan bahwa proses produksi dilaksanakan sesuai dengan rencana.

4. Manajer Quality Control

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Menyusun petunjuk-petunjuk tertulis tentang spesifikasi persyaratan tiap bahan baku, bahan setengah jadi dan tentang cara pengambilan contoh.


(24)

b. Pemerikasaan semua bahan dan produksi sebelum, selama dan sesudah pembuatan. Mengevaluasi hasil-hasil pengontrolan dan menentukan apa yang dapat dipakai, diolah dan dibebaskan untuk dijual.

5. Manajer Pemasaran

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan promosi dan pengiklanan.

b. Bertanggung jawab terhadap pendistribusian hasil produksi.

c. Membuat laporan harian finish good inventory control dan memonitor kuantitas produksi yang dihasilkan dan dipasarkan.

d. Menetapkan suatu sistem identifikasi dan menelusuri produk multi dari

raw material, pengolahan, packing, penyimpanan dan pengiriman

finished product. 6. Manajer Personalia

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengatur penyediaan jasa dan lain-lain yang diperlukan oleh perusahaan untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab dan mengusahakan ke dalam dan keluar perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap penerimaan/pemberhentian tenaga kerja. c. Menyusun prosedur komunikasi internal dan eksternal.

d. Mengatur penyediaan jasa-jasa administrasi, sekretariat dan arsip. e. Menyalurkan sasaran perusahaan, kebijaksanaan industri dari direktur


(25)

f. Mengerjakan dan menyelesaikan perselisihan dan perburuhan sesuai dengan kebijakan perusahaan dan peraturan pemerintah.

g. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan dan latihan serta mengatur pelaksanaannya dalam perusahaan dan lembaga pendidikan yang sesuai.

h. Memberikan fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan.

i. Mengatur dan menyimpan arsip kepersonaliaan.

7. Manajer Akuntansi dan Keuangan (Finance and Accounting Manager)

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.

b. Membantu Direktur dalam melaksanakan anggaran perusahaan.

c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

d. Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan seperti biaya produksi dan biaya administrasi.

8. Manajer Teknik

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan di pabrik yang berkaitan dengan peralatan pabrik dan utilitas.


(26)

b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi.

c. Mengawasi dan membuat jadwal pelaksanaan maintenance terhadap alat-alat mekanik di dalam pabrik.

d. Mengawasi langsung perbaikan dan pergantian komponen (Sparepart) alat-alat mekanik di pabrik.

9. Accounting Assistant Manager

Accounting Assistant Manager bertanggung jawab kepada Accounting and finance Manager. Accounting Assistant Manager bertugas untuk hal-hal berikut :

a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan pembukuan perusahaan. b. Mengawasi pelaksanaan pemakaian aset perusahaan.

c. Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

10. Finance Assistant Manager

Finance Assistant Manager bertanggung jawab kepada Accounting and

finance Manager. FinanceAssistant Manager bertugas untuk hal-hal berikut : a. Mengawasi dan melaksanakan pembayaran transfer dana terhadap

pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

b. Mengawasi dan melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan sabun dan juga hasil sampingan produksi.

c. Membuat pembukuan dan jurnal laba rugi perusahaan.

d. Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembur kerja karyawan.


(27)

11. Supervisor Produksi

Supervisor produksi bertanggung jawab langsung kepada manager produksi. Tugas-tugas dari supervisor produksi adalah sebagai berikut :

a. Bertanggungjawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi.

b. Merencanakan dan mengatur produksi perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditentukan.

c. Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

d. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

e. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

12. Supervisor Teknik

Supervisor teknikbertanggung jawab terhadap manager teknik. Supervisor teknikbertugas untuk hal-hal berikut :

a. Mengeluarkan perintah kerja kepada kwryawan-karyawan teknik untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin dan peralatan berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator.


(28)

bagian teknik agar mahir dan dapat bekerja dengan baik

c. Turut serta terlibat dalam pelaksanaan perbaikan apabila terjadi kekurangan karyawan dalam pelaksanaan perbaikan.

13. Supervisor Pemasaran

Supervisor pemasaran bertanggung jawab kepada manager pemasaran. Supervisor pemasaranbertugas untuk hal-hal berikut :

a. Membuat sales forecast terhadap penjualan sabun. b. Membuat laporan perkembangan penjualan sabun.

14. Kepala bagian Administrasi

Kepala bagian administrasi bertanggung jawab langsung kepada manager personalia. Bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah perkembangan organisasi perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan b. Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan perencanaan pegawai. c. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan program peningkatan

mutu pegawai.

d. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan pengamanan pegawai.

15. Staff Umum

Staff umum bertanggung jawab langsung kepada manager personalia. Bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.


(29)

c. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.

16. Supervisor Quality Control

Supervisor Quality Control bertanggung jawab kepada manager Quality Control bagian ini mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap manager QC atas pelaksanaan kegiatan analisis mutu produk

b. Melaksanakan riset terhadap pengembangan mutu produk dan jenis produk

c. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.

Struktur Organisasi PT. Adimulia Sarimas Industri Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1. di halaman berikut.


(30)

(31)

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

PT. Adimulia Sarimas Industri memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja produksi dan penunjang produksi. Tenaga kerja produksi adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian pengolahan, sedangkan tenaga kerja penunjang adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian kantor dan yang tidak langsung bekerja di pabrik.

Jumlah tenaga kerja pada perusahaan ini berjumlah 136 orang termasuk tenaga kerja yang dikontrak. Jumlah tenaga kerja pada PT. Adimulia Sarimas Industri Medan dapat diuraikan dalam tabel 2.1. di bawah ini :

Tabel 2.1. Perincian tenaga personalia perusahaan PT Adimulia Sarimas Medan

No. Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 Manajer 6

3 Sekretaris 1

4 Supervisor Produksi 1

5 Supervisor QC 1

6 Staf Umum 1

7 Kep. Bagian Administrasi 1

8 Accounting Assistant Manager 1

9 Finance Assistant Manager 1

10 Supervisor Teknik 1


(32)

Tabel 2.1. (lanjutan)

12 Karyawan Produksi 32

13 Karyawan QC 4

14 Karyawan Staf Umum 6

15 Karyawan Bagian Administrasi 3

16 Karyawan Accounting 3

17 Karyawan Finance 5

18 Karyawan Teknik 4

19 Karyawan Pemasaran 6

TOTAL 79

Sumber : PT. Adimulia Sarimas Industri

Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan tugas guna mencapai tujuan, diperlukan pengaturan waktu kerja yang baik.

Ketentuan jam kerja di PT. Adimulia Sarimas Industri Medan diatur menurut aturan shift seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2 untuk pengaturan jam kerja untuk bagian administrasi dan kantor, sedangkan Tabel 2.3. untuk pengaturan jam kerja bagian produksi.

Tabel 2.2. Sistem pembagian jam kerja bagian administrasi dan kantor

Hari Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)


(33)

Tabel 2.3. Sistem pembagian jam kerja bagian produksi

Hari Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)

I 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00

Senin s/d Sabtu

II 16..00 – 24.00 20.00 – 21.00

Sedangkan untuk petugas keamanan, dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai dari :

- Jam 08.00 – 20.00 - Jam 20.00 – 07.00

2.3.4. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan dalam perusahaan ini digolongkan menjadi dua yaitu : a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap menerima gaji bulanan sesuai dengan peraturan yang berlaku, disamping juga mendapat fasilitas lainnya seperti pelayanan kesehatan dan asuransi pembayaran gaji dilakukan pada tanggal terakhir bulan berjalan, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari Minggu atau hari besar, maka pembayaran gaji dimajukan pada tanggal sebelumnya. Karyawan yang melebihi hari kerja yang ditentukan undang-undang atau bekerja pada hari Minggu atau hari besar terhitung sebagai over time


(34)

b. Tenaga kerja dengan sistem kontrak

Karyawan ini merupakan tenaga yang diperbantukan di perusahaan dan bekerja sesuai dengan lama kontrak kerja tersebut. Kontrak kerja ini dapat diperpanjang. Karyawan kontrak ini berasal dari berbagai profesi, misalnya dokter, sopir, perawat maupun tenaga keamanan yang bergaji secara bulanan.

c. Karyawan harian

Karyawan harian direkrut berdasarkan kebutuhan, misalnya buruh bongkar muat barang dan buruh harian. Gaji karyawan harian ini berdasarkan target kerja yang tercapai.

2.3.5. Insentif dan Fasilitas Perusahaan

Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada setiap tenaga kerja antara lain :

a. Perusahaan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) dan bonus tergantung performance kerja dan lama kerja di perusahaan.

b. Pengobatan gratis bagi karyawan.

c. Selain uang transpor, karyawan juga disediakan bus karyawan untuk antar jemput karyawan.

d. Untuk para manager diberikan kendaraan.

e. Adanya jaminan sosial tenaga kerja meliputi jaminan kecelakaan, kematian, hari tua atau pensiun.


(35)

f. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga) setiap satu tahun sekali.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan Baku, Bahan Penolong, dan Bahan Tambahan 2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dengan persentase komposisi terbesar yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku untuk pembuatan Glyserin dan sabun ini antara lain :

1. PKO (Palm Kernel Oil) Minyak Inti Sawit

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan Tambahan adalah bahan yang digunakan dalam membantu kelancaran proses produksi dan bahan ini termasuk bagian dari produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Parfum

Fungsi : Sebagai pemberi aroma pada sabun 2. Pewarna

Fungsi : Sebagai pembentuk warna pada sabun

3. Vaselin / petroleum

Fungsi : Sebagai pelembab pada sabun

4. TCC (Three Chloro Carbon) dan Irgasan


(36)

5. RBDPS (Refined Bleaching Deodorized Palm Stearin) 6. RBDPO (Refined Bleaching Deodorized Palm Olein)

7. Caustic soda

8. Sodium Hidrosulfit 9. Fatty Acid (CNO)

2.4.1.3 Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk. Adapun yang menjadi bahan tambahan antara lain :

1. Water (H2O)

Fungsi : Sebagai kebutuhan proses untuk pengenceran 2. Glyserin / CH2OHCHOHCH2OH

Fungsi : Sebagai pelembab (moisturizer)

3. Ethylenediaminetetraacetic (CH3COO)2NH2CH2CH2NH2(CH3COO)2

Fungsi : Sebagai zat antioksidan untuk memperlambat teroksidasinya produk.

4. Natrium Klorida (NaCl)

Fungsi : Sebagai bahan pembentuk kristal sabun. 5. Natrium Hidroksida (NaOH)

Fungsi : Sebagai reaktan untuk pembentukan sodium palmitat (sabun) 6. Karung 25 kg


(37)

8. Master Karton 9. Isolatip

Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi sabun mandi pada PT. Adimulia Sarimas Industri Medan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses Saponifikasi (proses penyabunan)

Seluruh bahan baku dicampur dengan natrium hidroksida, H2O, dan NaCl dalam boiling tank. Yang kemudian diaduk dengan menggunakan mesin mixer

hingga merata, setelah pengadukan dilakukan pemanasan dengan menggunakan suhu sekitar 850C guna menghilangkan gumpalan. Pada keadaan ini dicampurkan caustic soda, air, sodium hidrosulfit, dan EDTA untuk diaduk kembali secara merata hingga terbentuk sabun yang masih dalam bentuk Neat Soap.

2. Proses dalam Crutcher

Crutcer diisi dengan neat soap untuk dicampurkan dengan fatty acid atau CNO guna mengurangi kadar soda dalam sabun. Setelah pengadukan neat soap

dialirkan ke soap feed tank dengan menggunakan pompa. 3. Proses Dryer


(38)

Dalam proses ini neat soap dari soap feed tank ditransfer ke dalam Vapour

Liquid Separator (VLS) melalui dua buah heat exchanger, guna mengurangi

kadar air. Neat soap dari proses dryer dipadatkan pada plodder dan kemudian dipotong-potong dengan mesin chiller guna membentuk menjadi soap noodle.

4. Proses dalam Finishing Line

Dalam proses ini soap noodle dicampur dengan aditive, parfum, pewarna, dan anti bakteri (TCC dan Irgasan). Pencampuran bahan-bahan tersebut dilakukan dalam mixer agar diaduk menjadi adonan, kemudian masuk pada mesin

Rollmill untuk digiling dan dipadatkan pada mesin Plooder. Hasil yang keluar dari mesin Plooder sudah menjadi sabun batangan, yang kemudian akan dipotong pada mesin Cutting lalu dicetak dengan mesin Stamping.

5. Proses dalam Finishing Good

Sabun yang sudah terbentuk yang keluar dari mesin stamping diantar dengan menggunakan conveyor ke mesin wrapping untuk dikemas/dibungkus dalam plastik

2.4.3 Mesin dan Peralatan

Beberapa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi sabun, yang dimana prinsip kerja dari setiap mesin masing-masing berbeda dalam sistem kerja dan hasil dari mesin produksi yang digunakan. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan PT. Adimulia Sarimas Industri dalam kegiatan produksi sabun adalah sebagai berikut:


(39)

1. Mixer

Merk/ Type : Cantoni

Kapasitas : 600 kg/batch Phase : 3

Cos φ : 0,6 Frekuensi : 50 Hz Daya : 4 Kw Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Putaran : 1466 rpm Jumlah : 3 unit

Fungsi : Mencampur dan mengaduk bahan baku dan bahan tambahan 2. Rollmill/Simplex Plodder

Merk/ Type : Cantoni

Kapasitas : 3000 kg/jam Phase : 3

Cos φ : 0,6 Frekuensi : 50 Hz Daya : 4 Kw Tegangan : 380 V


(40)

Putaran : 1470 rpm Jumlah : 3 unit

Fungsi : Menggiling bahan baku sabun menjadi adonan 3. Soap Press/Duplex Plodder

Merk/ Type : Leroy Somer

Phase : 3 Cos φ : 0,6 Frekuensi : 50 Hz Daya : 4 Kw Tegangan : 380 V

Arus : 16 A

Power : 2100 rpm Jumlah : 3 unit

Fungsi : Mengepress/menekan adonan menjadi batangan 4. Cutter Machine/ Chiller Machine

Merk/ Type : Cantoni

Kapasitas : 120 potong/menit Phase : 3

Cos φ : 0,6 Frekuensi : 50 Hz Daya : 4 Kw


(41)

Tegangan : 380 V Arus : 16 A

Power : 1370 rpm Jumlah : 3 unit

Fungsi : Memotong batangan sabun sesuai dengan size yang akan di produksi

5. Stamping Machine

Merk/ Type : Leroy Somer

Phase : 3 Cos φ : 0,6 Frekuensi : 50 Hz Daya : 4 Kw Tegangan : 380 V Arus : 16 A Power : 2100 rpm Jumlah : 3 unit

Fungsi : Mencetak merk/jenis sabun yang akan di produksi

6.Wrapping Machine

Merk/ Type : Seipee


(42)

Phase : 3 Cos φ : 0,6 Frekuensi : 50 Hz Daya : 4 Kw Tegangan : 380 V Arus : 16 A Power : 1410 rpm Jumlah : 3 unit

Fungsi : Membungkus/mengemas sabun yang telah dicetak 7. Heat Exchanger

Fungsi : Untuk mengurangi kadar air (H2O)

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup dan alas berbentuk

ellipsoidal.

Bahan Konstruksi : stainless steel 316 Volume : 0,7894 m3

Diameter : 0,7952 m Tinggi : 1,5904 m Tekanan : 19,3345 psi Tebal dinding : 0,15 inchi


(43)

8. Vapour Liquid Separator (VLS)

Fungsi : untuk mengurangi kadar air (H2O)

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan alas berbentuk kerucut dan tutup berbentuk ellipsoidal.

Bahan Konstruksi : stainless steel 316 Volume : 0,9607 m3

Diameter : 0,7635 m Tinggi : 2,0996 m Tekanan : 20,4849 psi Tebal dinding : 0,20 inchi

9. Vacuum Spray Chamber (VSC)

Fungsi : untuk mengurangi kadar air (H2O)

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan alas berbentuk kerucut dan tutup berbentuk ellipsoidal.

Bahan Konstruksi : stainless steel 316 Volume : 0,9536 m3

Diameter : 0,7616 m Tinggi : 2,0944 m Tekanan : 20,3970 psi


(44)

Tebal dinding : 0,20 inchi 10. Fractination Unit

Fungsi : Menyaring kotoran atau sampah sebelum masuk ke kolom 11. Drier Heater

Fungsi : Alat pemanas lanjut 12. Drier Coloumn

Fungsi : Coloumn pengering 13. Flush Drum

Fungsi : Tempat air pendingin untuk 1st fractination coloumn.

Disamping itu alat material handling yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tangki Penampungan Minyak

Fungsi : untuk menyimpan minyak selama 15 hari

Jumlah : 3 unit

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak, dasar datar dan terbuka. Bahan Konstruksi : Stainless steel grade B

Volume : 105,733 m3 Diameter : 4,478 m Tinggi : 6,717 m Tekanan : 124,6886 psi Tebal dinding : 0,6 inchi


(45)

2. Pompa

Fungsi : Mengalirkan bahan baku dan bahan tambahan Tipe : Pompa sentrifugal

Panjang pipa : 84,5435 ft Daya pompa : 5.5 Hp Daya motor : 15 Hp 3. Conveyor

Fungsi : Membawa produk yang telah dikemas ke dalam master karton ke gudang produk jadi

4. Silo

Fungsi : Tempat penyimpanan glyserin sementara 5. Forklift

Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat dan bahan lainnya yang baru tiba atau yang akan dipindahkan dari truck ke gudang bahan baku dan menyusun master karton di gudang produk jadi serta membawa produk ke kontainer

6. Trolley

Fungsi : Memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume tidak terlalu besar dan berat ke ruang produksi.

7. Boiling Tank


(46)

II-28

8. Soap Feed Tank

Fungsi : Tempat penampungan sementara Neat soap yang sudah dicampur dengan fatty acid (CNO).

10. Crutcher Tank


(47)

BAB III LANDASAN TEORI

3.I. Penelitian Gerak (Motion Study)

Penelitian gerak (motion study) adalah penentuan secara ilmiah untuk gerakan-gerakan umum dari tangan dan anggota badan dalam melakukan pekerjaan serta perencanaan dan pengolahan produk, dalam cara proses-proses produksi.

Jadi dengan motion study ini diharapkan dapat memberikan keuntungan pada pabrik umumnya, atau production control khususnya dalam hal:

a Memperbaiki cara kerja dengan menghilangkan hal-hal ataupun mengelaminasi gerakan-gerakan yang tidak efesien dalam cara-cara pengerjaan suatu pekerjaan.

b Memperbaiki cara-cara atau metode kerja yang ada dengan menciptakan situasi baru yang lebih menarik dan lebih mudah, perubahan dalam urutan maupun preferensi kerja, ataupun alat-alat baru yang lebih baik

untuk menggambarkan secara jelas aliran yang dialami oleh bahan mulai dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi dan penggambaran gerakan yang dilakukan oleh operator dalm melakukan pekerjaannya maka dibutuhkan beberapa lambang yang diuraikan pada bab berikutnya.


(48)

3.2. Penelitian Waktu (Time Study)

Penelitian waktu didefenisikan sebagai analisa tentang penentuan elemen kerja beserta urutan-urutannya, serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara efektif.

Pada umumnya penentuan waktu digunakan untuk tujuan penentuan waktu standar sebagai dasar perencanaan dan perbaikan metode kerja dan juga untuk pemberian upah. Kegunaan lainnya adalah untuk penentuan tingkat kapasitas produksi, menentukan efektifitas mesin, jumlah mesin dan peralatan yang dapat dilayani oleh seorang pekerja, dan sebagai bahan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu proses.

Untuk pelaksanaannya, penelitian waktu dapt dibagi atas tahap-tahap yaitu:

1. Melaksanakan pengamatan terhadap departemen-departemen dengan memahami semua gerakan bahan, pekerja dan mesin.

2. Tahap komunikasi, dengan mengadakan pendekatan pada para karyawan dengan baik, sehingga karyawan dapat bekerja tanpa merasa terganggu. 3. Mengamtai dan mencatat informasi mengenai operasi dan operator dari

objek yang diamati.

4. Menentukan satu siklus kerja dan menguraikannya atas elemen-elemen kerja.

5. Tahap pengukuran, pengamatan waktu pengerjaan (Selected Time) yang dibutuhkan pekerja dan penentuan jumlah pengamatan yang dibutuhkan, penentuan penyesuaian (Rating Factor) serta kelonggaran (allowance).


(49)

6. Tahap penyelesaian, penelaahan hasil waktu yang dilakukan.

7. Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan berdasarkan waktu standar.

3.2.1. Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung

Teknik pengukuran secara langsung adalah teknik pengukuran waktu yang dilakukan langsung pada pekerjaan yang akan diukur waktu standarnya. Contoh teknik pengukuran secara langsung adalah Direct Time Study dan Work Sampling.

Direct Time Study adalah teknik pengukuran waktu yang merupakan pengukuran secara fisik terhadap waktu aktual yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan “stopwatch” (jam henti). Dimana pengamat berada ditempat berlangsungnya pekerjaan selama selang waktu tertentu.

3.2.2. Pengukuran Waktu Kerja Secara Tidak Langsung

Teknik pengukuran waktu kerja secara tidak langsung, menghitung waktu tanpa harus berada ditempat kerja. Yaitu melalui label-label yang tersedia. Namun tetap harus mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan. Contoh teknik pengukuran secara tidak langsung adalah data waktu standar dan data waktu gerakan.

Dengan salah satu cara di atas, waktu penyelesaian suatu pekerjaan yang dijalankan dengan sistem kerja tertentu dapat ditentukan sehingga jika pengukuran


(50)

dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, yang terbaik adalah yang membutuhkan waktu penyelesaian tersingkat.

3.3.Waktu Standard (Standard Time)

Salah satu kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study). Pengukuran kerja yang dimaksud adalah pengukuran waktu standard atau waktu baku. Waktu standard didefenisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu siklus suatu pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan normal dengan mempertimbangkan faktor-faktor keletihan, kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan lainnya. Waktu standard yang dicari bukanlah wakty tercepat yang dapat dicapai oleh seorang pekerja, tetapi waktu kerja yang dilakukan secara wajar. Didalam suatu sistem kerja terbaik. Yang dimaksud dengan pekerjaan yang dilakukan secara wajar disini adalah pekerja tetap bekerja sebagaimana biasa walaupun sedang diamati dan pekerja yang diamati tersebut adalah pekerja normal, bukan pekerja yang terlampau terampil dan bukan pula yang lamban dan pemalas.

Pengukuran waktu standard dilakukan dengan 2 cara yaitu: cara langsung dan cara tidak langsung. Pengukuran cara langsung dilakukan secara langsung ditempat diamana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan, terbagi atas Stop Watch Time Study dan Work Sampling. Pengukuran secara tidak langsung yaitu dengan melakukan perhitungan waktu tanpa berada ditempat pekerjaan yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan


(51)

melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan, terdiri dari data waktu baku dan data waktu gerakan.

Langkah-langkah untuk menentukan waktu standard dari suatu pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Penyesuaian “Rating Factor”

Data Pengamatan

Waktu Terpilih “Selected Time”

Waktu Normal “Normal Time”

Waktu Standard “Standard Time” Kelonggaran

“Allowance”

Gambar 3.1.Langkah – langkah penentuan waktu standar

Berdasarkan skema diatas, maka rumus-rumus yang digunaklan untuk menentukan waktu standard tersebut adalah:

Waktu Normal (WN) = WT x RF Waktu Standard (WS) =

ALL WNx

% 100

100

Diamana : WN = Waktu Normal (Normal Time) WT = Waktu Terpilih (Selected Time)


(52)

RF = Faktor Prestasi Kerja (Rating Factor) dalam % ALL = Allowance (dalam %)

Berdasarkan informasi yang didapat, ada tiga metode yang digunakan untuk memperoleh waktu standard yaitu sebagai berikut:

1. Menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman masa lalu, metode ini berdasarkan catatan-catatan atau ingatan dari pengalaman produksi masa lalu untuk suatu produksi yang sama atau kira-kira sama dapat ditaksir waktu operasinya.

2. Pengamatan dan pengukuran langsung. Metode ini membutuhkan pengamatan dan pengukuran langsung pada aktivitas yang sedang dilaksanakan. Ada dua metode dasar yang berbeda dalam pengamatan langsung ini. Dalam hal ini penulis hanya menggunakan metode stop watch time study.

3. Berdasarkan suatu sintesa. Metode ini membutuhkan pengamatan tabel-tabel, grafik-grafik atau formula khusus yang mungkin untuk membandingkan dan mensintesakan waktu standard untuk suatu operasi. Berdasarkan metode ini ada dua metode sintesa yang umum yang digunakan untuk menentukan waktu standard yaitu sebagai berikut:

a. Standard Data

b. Predetermined Motion Data

Sesuai dengan tujuan praktek ini, maka metode yang dilakukan dalam menentukan waktu standar adalah metode pengamatan dan pengukuran secara langsung dengan menggunakan alat stop watch.


(53)

3.4. Stop Watch Time Study

Stop watch time study merupakan suatu teknik untuk mengukur waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang terampil dan terlatih dalam suatu metode yang khusus untuk menyelesaikan suatu kegiatan dalam keadaan normal dengan menggunakan jam henti (Stop Watch).

Waktu pengukuran setelah ditambah faktor kelonggaran, waktu untuk keperluan pribadi, keletihan dan kelambatan-kelambatan lainnya disebut waktu standard untuk kegiatan atau operasi.

Beberapa langkah umum (tahapan) dalam menentukan waktu standard dengan stop watch time study adalah:

1. Menelaah dan mencatat informasi mengenai operasi dan operator dari objek yang akan diamati.

Penelaahan dan pencatatan informasi diperlukan untuk mendapatkan keseragaman dari metode kerja, peralatan, kualitas dan kondisi tempat kerja sebelum melakukan pengukuran kerja, sehingga segala bentuk yang tidak efisien dapat dipilih dan dihilangkan. Hal ini berguna untuk menyusun data standar dikemudian hari. Penelaahan faktor-faktor diatas memerlukan ketelitian karena studi waktu yang dilakukan haruslah lengkap dan bernialai.

2. Memecahkan operasi menjadi elemen-elemen kerja dan mencatat keterangan yang lengkap mengenai metode yang digunakan.


(54)

Pemecahan operasi menjadi elemen-elemen yang lebih halus merupakan bagian yang perlu dan pokok dalam studi waktu dengan alasan-alasan sebagai berikut:

a. Memberikan kemungkinan untuk membandingkan elemen-elemen yang sama dalam pekerjaan-pekerjaan yang berbeda.

b. Memberikan kemungkinan untuk memberikan rating secara terpisah pada fase-fase pekerjaan yang berbeda bila diinginkan.

c. Memberikan kemungkinan lebih lanjut menuju data standar.

d. Elemen-elemen dari studi waktu dapat digunakan untuk memilih operator-operator baru.

e. Dengan diketahui waktu standard elemen-elemen, maka dapat dihitung waktu standard total operasi.

f. Untuk mengetahui adanya variasi dalam metode kerja, tidak dapat dengan mudah ditentukan dengan suatu pengamatan secara keseluruhan.

g. Untuk mengetahui adanya penyimpangan waktu kerja yang terjadi pada suatu elemen misalnya waktu yang terlampau sempit yang diperhitungkan untuk suatu elemen kerja.

3. Mengamati dan mencatat langsung waktu yang dibutuhklan pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.


(55)

Untuk mengukur waktu dengan stop watch ada tiga metode pelaksanaannya yaitu:

1. Metode Berulang (Stop Back Method)

Pengukuran waktu secara berulang, stop watch dijalankan, pada setiap akhir elemen kerja stop watch dibaca pada saat itu pula jarumnya dikembalikan ke nol, dijalankan kembali untuk yang berikutnya.

2. Metode Kontinu (Continous Method)

Pengukuran waktu secara kontinu, stop watch dijalankan pada permul;aan pengamatan sampai elemen kerja yang terakhir selesai, sehingga dapat dibaca dan dicatat waktu kumulatif pada setiap akhir dari masing-masing elemen kerja. Kemudian ditentukan dengan mengurangkan waktu kerja yang tercatat pada elemen berikutnya.

3. Metode Akumulatif

Pengukuran secara akumulatif memungkinkan cara pembacaan waktu dari masing-masing elemen dengan dua buah stop watch yang pertama dijalankan maka stop watch kedua otomatis berhenti dan sebaliknya.

Langkah-langkah penelitian waktu yang ditempuh:

A. Sebelum Pengukuran Waktu 1. Penetapan tujuan pengukuran

untuk mendapatkan waktu kerja yang dibutuhkan, dilakukan beberapa pengukuran yang dimulai dengan pengukuran pendahuluan sampai diperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan syarat yang diinginkan. Tujuan pengukuran


(56)

pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.

Tingkat ketelitian dan kepercayaan ini ditetapkan sesuai dengan tujuan pengukuran yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat ketelitian semakin besar tingkat kepercayaan, maka akan banyak pegukuran yang akan dilakukan

2. Melakukan penelitian waktu

Dalam penelitian pendahuluan dilakukan pengumpulan dan pencatatan semua keterangan yang dapat diperoleh mengenai pekerjaan, pekerja dan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

Dari hasil pengukuran waktu akan diperoleh waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal ini dapat terjadi bila kondisi kerja dalam metode kerja yang ada telah baik.

3. Memilih operator

Operator yang akan diamati harus memenuhi syarat-syarat tertentu, agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini operator yang akan diamati diambil secara acak. 4. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan

Untuk memudahkan pengamatan, pengukuran dan analisa maka dilakukan pemecahan siklus kerja atau operasi menjadi bagian-bagian yang terperinci yang dalam hal ini disebut dengan elemen-elemen kerja. Elemen-elemen ini akan diukur sesuai waktunya masing-masing. Selanjutnya akan diperoleh jumlah dari waktu setiap elemen yang disebut dengan waktu siklus.


(57)

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya pekerjaan atas elemen-elemen kerja yaitu:

a. Untuk memperjelas catatan tentang cara kerja yang ditetapkan

b. Untuk memudahkan penilaian tingkat prestasi disetiap elemen kerja, karena ketrampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagain dari gerakan-gerakan kerjanya.

c. Untuk memudahkan pengamatan tentang terjadinya suatu elemen yang tidak baku yang mungkin dapat dilakukan oleh operator.

d. Memungkinkan untuk memisahkan unsur-unsur yang menyebabkan keletihan lebih dari yang lain dan memberikan kelonggaran mengurangi keletihan yang lebih cepat.

Sehubungan dengan maksud penguraian pekerjaan atas elemen-elemen ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Elemen-elemen harus mudah dikenal, dengan penetapan awal dan akhir yang jelas sehingga sekali ditetapkan, maka tiap kali dapat dikenal kembali.

b. Sesuai dengan ketelitian yang diinginkan, uraian pekerjaan menjadi elemen-elemennya harus terperinci dan sesingkat mungkin, tetapi masih dapat diamati oleh indra pengukuran dan dapat diambil waktunya dengan stop watch yang digunakan.

c. Elemen pekerjaan tangan harus dipisahkan dengan elemen pekerjaan mesin d. Jumlah dari semua elemen harus tepat sama dengan satu siklus pekerjaan

yang bersangkutan.


(58)

Setelah langkah-langkah yang disebutkan diatas selesai kemudian masuk kepada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran (pengambilan waktu) yaitu menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

Peralatan tersebut adalah: 1. Stop Watch

2. Lembaran atau formulir pengamatan 3. Pensil dan alat tulis

4. Papan pengamatan B. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerja mengamati pekerjaan dan mesin serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap unsur ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang disediakan diatas.

Untuk mengetahui berapa kali pengukuran dilakukan, diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti:

1. Pengukuran pendahuluan tahap pertama, yang diikuti dengan pengujian keseragaman data, perhitungan jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila pengamatan belum mencukupi dilanjutkan dengan pengamatan berikutnya. 2. Pengukuran pendahuluan tahap kedua, yang merupakan pengukuran

kelanjutan dari tahap pertama. Kegiatan ini juga akan diikuti dengan pengujian keseragam data, perhitungan untuk jumlah pengamatan yang diperlukan dan bila belum mencukupi dilanjutkan pada tahap berikutnya.


(59)

3. Pengukuran tahap kesekian kalinya sampai diperoleh jumlah data yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang ditetapkan atau yang dikehendaki.

Beberapa rumus yang digunakan untuk tahap yang diatas adalah: 1) Pengujian Keseragaman Data (Peta Kontrol)

Untuk pengujian keseragaman data digunakan peta kontrol atas data yang diperoleh. Peta kontrol ini terdiri atas 3 bagian yaitu:

a. Garis tengah (control line) yang menyatakan rata-rata hasil b. Batas kontrol atas (upper control limit)

c. Batas kontrol bawah (lower control limit)

Langkah-langkah untuk melakukan pengujian keseragaman data:

1. Data pengamatan dikelompokkan menjadi k sub grup dimana setiap sub grup terdiri dari n pengamatan

2. Hitung harga rata-rata dari masing-masing sub grup Xi

X N

...(1) Dimana:

Xi = Waktu penyelesaian pada pengukuran pendahuluan N = Jumlah pengamatan yang dilakukan

3. Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan rumus

2

(Xi X) N 1

  

...(2) Dimana:


(60)

Xi = Waktu penyelesaian hasil pengamatan pada pengukuran pendahuluan

4. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) untuk peta kontrol X dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu:

BKA = X A R 2 ...(3.a) BKB = X A R2 ...(3.b)

 

Dimana harga A2 diperoleh dari tabel pada lampiran

5. Tetukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) untuk peta kontrol R dengan rumus

BKA = D R4  ...(4.a) BKB = D R3  ...(4.b)

Sebagai contoh peta kontrol untuk menguji keseragaman data dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Batas kontrol atas Garis sentral

Variab Batas kontrol bawah Unit pengamatan

Gambar 3.2. Peta Kontrol

Suatu data dikatakan seragam apabila rata-rata data berada didalam batas kontrol tersebut.


(61)

2) Jumlah Pengamatan Yang Dibutuhkan

Untuk menentukan jumlah pengamatan yang dibutuhkan digunakan rumus berikut ini:

2

2 2

'

K

N( Xi ) ( Xi) S N Xi          

 ...(5) Dimana

N’ = Banyak pengamatan yang dibutuhkan

K = Harga distribusi normal standar yang tergantung tingkat kepercayaan yang ditentukan

S = Precision (Tingkat Kepercayaan)

Untuk tingkat kepercayaan 95% dan ketelitian 5% diperoleh harga k =1,95 = 2 (dari lampiran), maka rumus (4) diatas menjadi:

2 2 2 ' ) ( ) ( 05 , 0 2            

X X X N N 2 2 2

' 40 ( ) ( )

       

X X X N N ...(6)

sedangkan untuk tingkat kepercayaan 99% dan ketelitian 1% maka diatas menjadi:


(62)

2 2 2 ' ) ( ) ( 01 , 0 2            

X X X N N 2 2 2

' 20 ( ) ( )

       

X X X N N ...(7)

Apabila N’<N, maka jumlah pengamatan sudah mencukupi Untuk mengestimasikan jumlah data, ambil data sebanya:

1. 10 kali pengamatan bila pekerjaan yang diamati mempunyai selang waktu

 120 detik

2. 5 kali pengamatan bila pekerjaan yang diamati mempunyai selang waktu

 120 detik

3) Penentuan Waktu Terpilih

Apabila uji keseragaman data telah terpenuhi serta jumlah pengukuran yang dibutuhkan pada tingkat kepercayaan dan ketelitian yang ditentukan, dapat ditetapkan waktu terpilih (Selected Time). WT =

X

N X

...(8)

C. Sesudah Pengukuran Waktu

Untuk mendapatkan waktu standar bagi elemen-elemen pekerjaan yang diamati, diperlukan langkah-langkah berikut:


(63)

1. Penyesuaian atau penentuan Rating Faktor

Selama pengukuran berlangsung pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh pekerja. Ketidakwajaran dapat saja terjadi bila pekerja bekerja tanpa kesungguhan dan sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti kondisi ruangan yang buruk. Sebab-sebab seperti ini dapat kecepatan kerja yang akan mengakibatkan terlalu singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaian.hal ini jelas tidak diinginkan, karena waktu standar yang dicari adalah waktu standar yang diperoleh dari kondisi kerja yang standar yang diselesaikan secara wajar.

Andaikata terjadi ketidakwajaran, maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh hal ini terjadi. Jadi pengukur mendapat harga rata-rata atau elemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan yang wajar, pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian (Rating). Untuk memudahkan konsep wajar, pengukur dapat mempelajari bagaimana bekerjanya seorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha berlebihan sepanjang hari kerja, mengenai cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Prestasi kerja diukur yaitu dengan mengalirkan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga P yang disebut faktor prestasi kerja. Besarnya harga P tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau normal. Jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal, maka harga P akan lebih besar dari satu. Sebaliknya jika operator dipandang bekerja dibawah normal, maka


(64)

harga P akan lebih kecil dari satu. Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar, maka harga P sama dengan satu.

Ada baberapa jenis sistem rating faktor yang dikenal antara lain:

1. Skill dan Effort Rating

Sistem ini diperkenalkan oleh Charles Bodeaux yang dikenal dengan “ Bodeaux system” pada tahun 1916 tentang pembayaran upah dan pengontrolan tenaga kerja. Bodeaux System hanya mempertimbangkan terhadap keterampilan (skill) dan effort (usaha).

2. Syntetic Rating

Merupakan penyesuaian yang berdasarkan penilaian kecepatan kerja dibandingkan dengan nilai dari waktu gerakan atau dikatakan sebagai metode evaluasi terhadap kecepatan opertor sebelum dilakukan pengukuran waktu gerakan. Suatu perbandingan dapat ditentukan antara waktu gerakan yang sebenarnya dari elemen tersebut. Perbandingan ini disebut indeks performance atau rating faktor untuk operator yang bekerja pada satu elemen. Rumus yang digunakan untuk mengukur performance rating faktor adalah

R = Dimana:

R = Performance rating faktor

P = Waktu gerakan standard yang ditentukan mula-mula A = waktu rata-rata sebenarnya (selected time)


(65)

3. Physicological Evaluation of performance level

Cara penyesuaian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan bagaimana hubungan antara pekerjaan-pekrjaan fisik dengan denyut nadi seorang pekerja. Pengamatan denyut ini dilakukan pada saat seorang pekerja sedang bekerja, saat istirahat yaitu pada menit pertama, kedua dan seterusnya sampai pekerja merasa kondisi badannya telah noramal maka ukuran denyut jantung pada saat itu disebut normal atau disebut basis denyutan nadi.

4. Persentase

Besarnya faktor prestasi kerja sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran, si pengukur menentukan harga prestasi kerja yang menurutnya menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus.

5. Westing house system of rating

Cara ini merupakan pengembangan dari Bodeaux system yang penelitiannya didasarkan atas 4 faktor, yaitu:

a. Keterampilan (skill) b. Kondisi kerja (condition) c. Usaha (effort)


(66)

Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk mengikuti cara yang ditetapkan. Usaha (effort) adalah kemauan untuk bekerja yang dipengaruhi oleh kesehatan, kondisi fisik, mental dan unsur lainnya.

Kondisi (condition) adalah merupakan kondisi fisik lingkungan kerja seperti pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan kerja. Keenam kelas kondisi lingkungan kerja tersebut adalah Ideal, Excellent, Good, Average, Fair, Poor. Sedangkan konsistensi (consistency) adalah tingkat keseragaman waktu yang terjadi antara dua atau lebih elemen kerja yang efektif selama pengukuran kerja. Keempat faktor yang disebutkan diatas masing-masing diklasifikasikan atas 6 tingkatan dengan kriteri yang berbeda- beda.

Dari jenis sistem rating atau cara penyesuaian diatas, dalam pengamatan ini yang digunakan adalah jenis “Westing House System of Rating”, dengan tujuan agar penyesuaian yang dilakukan lebih objektif terhadap masalahnya, karena dengan cara penyesuaian ini lebih mempertimbangkan banyak faktor lain dari pada jenis lainnya serta lebih terperinci.

Dengan memperhatikan ciri-ciri dasar dari klasifikasi skill, effort, condition, dan consistency, maka faktor prestasi kerja dapat ditentukan bagi seorang pekerja yang diamati seperti terdapat pada Tabel 3.1


(67)

Tabel. 3.1

Faktor Prestasi Kerja Menurut Westinghouse

SKILL EFFORT

Kelas Lambang Rating

faktor

Kelas Lambang Rating faktor Super skill Excellnt Good Average Fair Poor A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 + 0.15 + 0.13 + 0.11 + 0.08 + 0.06 + 0.03 0.00 - 0.05 - 0.10 - 0.16 - 0.22 excessive Excellnt Good Average Fair Poor A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 + 0.13 + 0.12 + 0.10 + 0.08 + 0.05 + 0.02 0.00 - 0.04 - 0.08 - 0.12 - 0.17 Condition Consistency Ideal Excellent Good Average Fair Poor A B C D E F + 0.06 + 0.04 + 0.02 0.00 - 0.03 - 0.07 Perfect Excellent Good Average Fair Poor A B C D E F + 0.04 + 0.03 + 0.01 0.00 - 0.02 - 0.04


(68)

6. Objektif Rating

Cara ini merupakan penentuan tingkat prestasi yang memperhatikan dua faktor, yaitu: kecepatan kerja dan tingkat kesulitan kerja. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama menentukan berapa besarnya harga rating faktor untuk mendapatkan waktu normal. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa. Disini pengamat harus melakukan penilaian tentang kewajaran kecepatan kerja yang dilakukan oleh operator.

a. Anggota badan terpakai b. Penggunaan tangan

c. Koordinasi mata dengan tangan d. Peralatan atau kebutuhan handling e. Berat badan

2). Penentuan kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu a. Untuk kebutuhan pribadi (personal allowance) b. Menghilangkan rasa keletihan (personal allowance)

c. Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihilangkan (delay allowance)

ketiga hal tersebut secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dan yang dalam pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat ataupun dihitung. Karenanya setelah diperoleh waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan.


(69)

a. Personal Allowance

Personal allowance adalah jumlah waktu yang diizinkan untuk oprator yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan atau kejenuhan dalam bekerja. Kebutuhan-kebuuhan ini merupakan kebutuhan yang mutlak.

Dalam hal ini wanita memerlukan kelonggaran pribadi lebih besar dari pria. Kelonggaran itu dinyatakan sebagai presentase tetap, umumnya sebanyak 5% untuk pria dan 7% untuk wanita. Perhari besarnya allowance berkisar 2-25% di negara maju, sedangkan di negara berkembang diberikan 5-15%.

b. Kelonggaran untuk menghilangkan keletihan

rasa keletihan tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik kuantitas maupun kualitas, atau dengan perkataan lain rasa kelelahan itu dapat dilihat dari menurunnya kualitas keja dari operator.

Kelonggaran keletihan terdiri atas dua bagian, yaitu kelonggaran dasar tetap (constan basic allowance) dan kelonggaran variabel (variabel allowance), yang besarnya tergantung dari betapa meletihkan unsur itu seperti yang diperkirakan sebelumnya. Kelonggaran tetap adalah merupakan kelonggaran dari fatique allowance yang cukup memadai untuk pekerjaan yang dilakuakan dengan duduk, dimana pekerjaan tersebut termasuk pekerjaan ringan dan hanya menggunakan tangan, kaki dan perasaan yang sederhana.


(70)

Angka biasa untuk pia maupun wanita ialah 4%. Tambahan variabel hanya dilakukan jika keadaan kerja untuk unsur yang bersangkutan adalah berat yang tak dapat diperbaiki. Untuk menentukan besar nilai kelonggaran yang diberikan digunakan Tabel Allowance (kelonggaran) seperti yang dicantumkan pada lampiran 5.

c. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari beberapa hambatan.

Beberapa contoh termasuk ke dalam hambatan yang tak terhindarkan adalah: 1. Menerima dan meminta petunjuk dari pengawas

2. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin 3. Memnperbaiki kemacetan-kemacetan singkat 4. Mesin berhenti karena matinya aliran listrik

3.5. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

Untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan dimasa yang akan datang. Diperlukan beberapa data pendukung dari masa sebelumnya. Data-data tersebut antara lain:

a) Volume Penjualan

Dari volume penjualan ini dan dengan memperhatikan tingkat persediaan awal dan tingkat persediaan akhir yang direncanakan, akan dapat ditentukan volume produksinya


(71)

b) Volume Produksi

Berdasarkan pada beban kerja dan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas jumlah tenaga kerja maka dari volume produksi dapat ditingkatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

c) Jumlah Tenaga Kerja

Dengan membandingkan antara volume produksi dan jumlah tenaga kerja maka produktivitas tenaga kerja dapat dihitung

d) Persediaan Tenaga Kerja Sekarang

Catatan-catatan personalia harus dibuat ringkasannya dengan beberapa cara yang sistematis untu menunjukkan bakat yang tersedia dalam berbagai pekerjaan dan unit di dalam perusahaan. Menyusun catatan-catatan ini berdasarkan unit organisasi mempunyai keuntungan karena dapat dipergunakan dalam merencanakan sumber daya manusia yang dibutuhkan.

e) Tingkat Produktivitas

Dengan tingkat produktifitas tenaga kerja dan dengan mengacu pada volume produksi tertentu, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan atas volume produksi dapat ditentukan

f) Tingkat Absensi Tenaga Kerja

Dengan tingkat absensi tenaga kerja maka kekurangan jumlah tenaga kerja yang seharusnya dapat diketahui dan selanjutnya dapat diupayakan adanya pergantian tenaga kerja, sehingga jumlah tenaga kerja pengganti ini berfungsi sebagai cadangan.


(72)

g) Tingkat Perputaran Tenaga kerja

Karena pengaruh tingkat perputaran tenaga kerja terhadap jumlah tenaga kerja yang seharusnya dapat bersifat mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada (tenaga kerja luar dari perusahaan), dan dapat pula bersifat menambah jumlah tenaga kerja (tenaga kerja yang masuk menjadi pegawai yang baru). Maka tingkat perputaran tenaga kerja ini perlu diperhitungkan dalam penentuan jumlah tenaga kerja yang seharusnya dibutuhkan.

3.6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Tenaga kerja dan beban kerja

Untuk menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan pada setiap stasiun kerja dengan jumlah permintaan satu jenis pekerjaan dalam waktu kurun waktu tertentu dengan menggunakan rumus berikut:

Vw =

Vw = Beban kerja pertahun(detik, orang)

Wbij = Waktu standar penyelesaian pekerjaan I pada stasiun kerja j (detik, orang/unit)

m = banyaknya jenis pekerjaan yang menjadi beban stasiun kerja yang bersangkutan

Yi(t) = permintaan pekerjaan I pada tahun t (unit)

Setelah itu baru dihitung jumlah pekerja yang dibutuhkan pada stasiun kerja yakni dengan membagi volume (beban kerja pertahun dengan jam kerja produktif satu pekerja tiap tahun) seperti rumus berikut:


(73)

JTK = Jumlah pekerja yang dibutuhkan pada setiap stasiun kerja setiap tahun (orang)

JKP = Jam kerja produktif satu orang pekerja tiap tahun (detik) Vw = Beban kerja pertahun (detik, orang)

Jumlah tenaga kerja tersebut di atas adalah jumlah tenaga kerja standar yakni jumlah tenaga kerja seharusnya untuk menyelesaikan kerja sebesar yang diproduksi.


(74)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi peneilitian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan berikut:

4.1. Tahapan Proses Penelitian

Suatu peneiltian merupakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait secara sistematik. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan bagi tahapan selanjutnya. Teori-teori yang sudah ada merupakan bagian untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian yang sudah ada juga merupakan bahan kajian untuk melangkah lebih jauh dan selalu memberikan kemungkinan untuk diteliti lebih lanjut.

4.2. Perumusan Permasalahan dan Penentuan Tujuan Penelitian

Peumusan masalah merupakan usaha untuk merumuskan fenomena yang ada secara sistematik berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Perumusan masalah penelitian secara terperinci dapat dilihat pada bab I

Penetapan tujuan penelitian dilakukan berdasarkan masalah yang ada dan fenomena yang telihat pada dunia nyata. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan mengetahui berapa jumlah tenaga kerja yang optimum di dalam perusahaan dalam proses produksi seseuai target produksi.


(75)

4.3. Studi Pustaka

Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh landasan atau kerangka berpikir bagi penelitian yang akan dilakukan. Dengan adanya kerangka berpikir tersebut maka penelitian akan didasarkan pada suatu logika tertentu. Kerangka berpikir yang biasa dikenal sebagai konsep ataupun teori itu diperoleh melalui berbagai literatur.

Teori-teori dan konsep yang diperoleh dari studi kepustakaan adalah penelitian ini mencakup teori penelitian waktu (time study), kebutuhan pekerja, teori karakteristik pekerjaan, matematik, statistik serta teori-teori lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

4.4. Identifikasi Variabel Penelitian dan Hipotesa Penelitian

Penelitian ini di khususkan pada sumber daya manusia sebagai anggota organisasi, karena manusia merupakan aset yang paling penting dalam perusahaan. Faktor yang paling penting diperhatikan dalam pengaturan dan pengadaan jumlah tenaga kerja adalah jenis atau kualitas karyawan yang diinginkan, juga mutu tenaga kerja yang dapat dianalisa melalui analisa jabatan di PT. Adimulia Sarimas yang menjadi variabel penelitian pada bagian packing.

4.5. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Adimulia Sarimas, sebuah perusahan yang bergerak dibidang industri Sabun. Untuk pemecahan masalah, maka digunakan pendekatan-pendekatan dengan menggunakan teori penelitian waktu


(76)

(time study), statistik, matematik, serta teori-teori lainnya yang berhubungan masalah yang dibahas.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pengamatan langsung terhadap objek penelitian (Bagian Packing)

2. Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi di lingkungan objek peneliltian yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

3. Melihat buku-buku administrasi serta catatan perusahaan yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan.

Sesuai dengan langkah-langkah yang ditempuh untuk menetapkan waktu standar dengan stop watch time study, maka diperlukan beberapa tahapan seperti yang diuraikan pada landasan teori.

A. Data Kondisi Pekerjaan

B. Penentuan Satu Siklus Kegiatan C. Data Pengukuran Waktu

4.6. Teknik Pengolahan Data

Salah satu pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study). Pengukuran kerja yang dimaksudkan adalah pengukuran waktu standar atau waktu baku. Proses pengukuran waktu yang dipergunakan dalam pengolahan data yaitu secara langsung karena pengamat berada ditempat dimana objek sedang diamati.


(1)

1. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada stasiun pengepakan untuk satu shift adalah 12 orang. Dengan perincian sebagai berikut:

- Memasukkan batangan sabun kedalam karton besar sebanyak 2 orang - Pengangkutan karton besar kebagian pengepakan lebih lanjut sebanyak 1

orang

- Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil sebanyak 5 orang

- Memasukkan dan menyusun sabun yang sudah dimasukkan dalam kotak kecil kedalam master karton sebanyak 2 orang

- Menutup master karton dengan isolatip sebanyak 1 orang

- Mengirim master karton kebagian penumpukan sebanyak 1 orang

2. Jumlah tenaga kerja yang ada pada stasiun pengepakan sebelum dilakukan penelitian untuk 1 shift adalah 17 orang. Dengan perincian sebagai berikut: - Memasukkan batangan sabun kedalam karton besar sebanyak 4 orang

- Pengangkutan karton besar kebagian pengepakan lebih lanjut sebanyak 1 orang

- Pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil sebanyak 7 orang

- Memasukkan dan menyusun sabun yang sudah dimasukkan dalam kotak kecil kedalam master karton sebanyak 2 orang

- Menutup master karton dengan isolatip sebanyak 2 orang

- Mengirim master karton kebagian penumpukan sebanyak 1 orang


(2)

3. Besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan distasiun pengepakan ini dipengaruhi oleh teknologi yang dipergunakan dalam pekerjaan. Walaupun telah menggunakan mesin dan peralatan mekanis namun beberapa pekerjaan masih dilakukan secara manual.


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terjadi kelebihan tenaga kerja per shiftnya pada bagian packing untuk beberapa elemen kerja

2. Elemen kerja memasukkan batangan sabun kedalam karton besar terjadi kelebihan tenaga kerja sebanyak 2 orang

3. Elemen kerja pemasukan batangan-batangan sabun kedalam kotak-kotak kecil terjadi kelebihan tenaga kerja sebanyak 2 orang

4. Elemen kerja menutup master karton dengan isolatip terjadi kelebihan tenaga kerja sebanyak 1 orang

5. Keseluruhan tenaga kerja pada bagian packing diketahui bahwa terjadi kelebihan tenaga kerja sebanyak 10 orang per harinya.

7.2. Saran

Agar hasil penelitian dapat berguna dikemudian hari bagi stasiun pengepakan ( packing) khususnya, dan PT. Adimulia Sarimas Medan pada umumnya maka diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Waktu standar berlaku untuk satu metode kerja tertentu, sehingga apabila diadakan perubahan metode kerja, disarankan agar dilakukan kembali


(4)

studi waktu berdasarkan metode kerja baru dan waktu standar dapat dipergunakan sebagai pembanding

2. Kelebihan tenaga kerja sebanyak 5 orang dapat dipindahkan kebagian lain didalam perusahaan

3. Pekerjaan-pekerjaan yang diamati pada saat penelitian ini berjalan sesuai dengan metode kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Peninjauan kembali terhadap metode kerja yang digunakan pada saat ini dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keefisienan metode kerja tersebut dapat dilakukan sesegera mungkin. Dengan perbaikan metode kerja diharapkan waktu standar yang dibutuhkan oleh sebuah pekerjaan semakin kecil.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, ITB, Bandung, 1990.

Ariani, Dorothea Wahyu, Pengendalian Kualitas Statistik, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.

Barnes, Ralph. M, Motion and Time Study; Design and Measurement of Work, New York; John Wiley & Sons, 1980.

M.A. Sudjana, DR, Metode Statistik, Edisi Pertama, Penerbit Tarsito, 1982

Sutalaksana, I. Z., R.A. Anggawisastra, dan Jann H. Tjaraatmajda, Teknik Tata Cara Kerja, Edisi Pertama, Departemen Teknik Industri ITB, Bandung 1980.

Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Study Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Penerbit PT Guna Widya, Surabaya, 1995.

Walpole, R.E., & R.H. Mayers., Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyurdan Ilmuan, Edisi Kedua, ITB, Bandung, 1986.


(6)

L - 2

FACTOR FOR CONSTRUCTING VARIABLES CONTROL CHART

CHART FOR AVERAGES CHART FOR STANDARD DEVIATIONS CHART FOR RANGES

Factors for control limit Factor for central line Factors for control limit Facror for central line Factors for control limit Observations

in Sample, n

A A2 A3 c4 B3 B4 B5 B6 d2 d3 D1 D2 D3 D4

2 2.212 1.880 2.659 0.7979 0 3.267 3.267 2.606 1.128 0.853 0 3.686 0 3.267

3 1.732 1.023 1.954 0.8862 0 2.568 2.568 2.276 1.693 0.888 0 4.358 0 2.574

4 1.500 1.729 1.628 0.9213 0 2.266 2.266 2.088 2.059 0.880 0 4.698 0 2.282

5 1.342 1.577 1.427 0.9400 0 2.089 2.089 1.964 2.326 0.864 0 4.918 0 2.114

6 1.225 0.483 0.287 0.9515 0.030 1.970 1.970 1.874 2.534 0.848 0 5.078 0 2.004

7 1.134 0.419 0.182 0.9594 0.118 1.882 1.882 1.806 2.704 0.833 0.204 5.204 0.076 1.924 8 0.061 0.373 1.099 0.9650 0.185 1.815 1.815 1.751 2.847 0.820 0.388 5.306 0.136 1.864 9 1.000 0.337 1.032 0.9693 0.239 1.761 1.761 1.707 2.970 0.808 0.574 5.393 0.184 1.816 10 0.949 0.308 0.975 0.9727 0.284 1.716 1.716 1.669 3.078 0.797 0.687 5.469 0.223 1.777

11 0.905 0.285 0.927 0.9754 0.321 1.679 1.679 1.937 3.173 0.787 0.811 6.535 0.256 1.744 12 0.866 0.266 0.886 0.9776 0.354 1.646 1.646 1.610 3.258 0.778 0.922 5.594 0.283 1.717 13 0.832 0.249 0.850 0.9794 0.382 1.618 1.618 1.585 3.336 0.770 0.025 5.647 0.307 1.693 14 0.802 0.235 0.817 0.9810 0.406 1.594 1.594 1.563 3.407 0.763 1.118 5.696 0.328 1.672 15 0.775 0.223 0.789 0.9823 0.428 1.572 1.572 1.544 3.472 0.756 1.203 5.741 0.347 1.653

16 0.750 0.212 0.763 0.9835 0.448 1.552 1.552 1.526 3.532 0.750 1.282 5.782 0.363 1.637 17 0.728 0.203 0.739 0.9845 0.466 1.534 1.534 1.511 3.588 0.744 1.356 5.820 0.378 1.622 18 0.707 0.194 0.718 0.9854 0.482 1.518 1.518 1.496 3.640 0.739 1.424 5.856 0.391 1.608 19 0.688 0.187 0.698 0.9862 0.497 1.503 1.503 1.483 3.689 0.734 1.487 5.891 0.403 1.597 20 0.671 0.180 0.680 0.9869 0.510 1.490 1.490 1.470 3.735 0.729 1.549 5.921 0.415 1.585

21 0.655 0.173 0.663 0.9876 0.523 1.477 0.516 1.459 3.778 0.724 1.605 5.951 0.425 1.575 22 0.640 0.167 0.647 0.9882 0.534 1.466 0.528 1.448 3.819 0.720 1.659 5.979 0.434 1.566 23 0.626 0.162 0.633 0.9887 0.545 1.455 0.539 1.138 3.858 0.716 1.710 6.006 0.443 1.57


Dokumen yang terkait

Penentuan Rute Distribusi yang Optimal dengan Batasan Waktu Pengiriman Menggunakan Algoritma Heuristik pada PT. Sharp Electronics Indonesia

8 77 147

Usulan Perbaikan Metoda Kerja Dan Penentuan Waktu Standar Dengan Menggunakan Peta Kerja Pada Bagian Service Ladle Departemen Tanur PT. Growth Asia

0 44 163

Penentuan Rute Distribusi Barang Yang Optimal Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Medan Sumber Alam Semesta

5 88 191

Penentuan Rute Distribusi Yang Optimal Dengan Batasan Waktu Pengiriman Menggunakan Algoritma Heuristik Pada PT. Sharp Electronics Indonesia

5 101 146

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Waktu Baku Pada Bagian Produksi Pipa Membran Wall Di PT. Atmindo.

3 98 166

Penghitungan Waktu Standard Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Pada Bagian Pengepakan PT. Sinar Oleochemical International (PT. SOCI)

0 39 81

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International

5 60 184

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International

4 51 159

Pengukuran Beban Kerja Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Logistik Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis (WLA) Di PT.Pos Indonesia Kantor Pos Kelas II Medan

0 4 135

Usulan Perbaikan Metoda Kerja Dan Penentuan Waktu Standar Dengan Menggunakan Peta Kerja Pada Bagian Service Ladle Departemen Tanur PT. Growth Asia

0 0 17