Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009.
sehingga persentase pemilikannya tidak berubah Jogiyanto, 2000:73.
D. Derivatif
Berbeda dengan pasar keuangan tradisional, yang mempertemukan pihak defisit dan pihak surplus. Pasar derivatif lebih cenderung mempertemukan pihak
hedger yang ingin melindungi nilai aktivanya dari risiko kerugian karena perubahan harga dengan pihak speculator yang bersedia menanggung risiko
perubahan harga kerugian kemerosotan nilai aktiva milik hedger sebab untuk itu dia dibayar. Pembayarannya dapat dalam bentuk premi maupun dalam bentuk
keuntungan-keuntungan lainnya Siahaan, 2008:8. Derivatif berbeda dengan instrumen keuangan tradisional. Derivatif adalah
semacam kendaraan peranti keuangan yang diturunkan atau diperanakkan dari induknya apakah induknya itu aktiva keuangan saham atau obligasi, komoditi,
atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, SP500, Nikkei, Hangseng, dan lain sebagainya. Jadi, induk instrumen derivatif adalah berbagai macam aktiva
keuangan, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks. Derivatif dikelompokkan berdasarkan sifat dari aktiva yang dijadikan sebagai induknya
Siahaan, 2008:10.
E. Right Issue
Menurut Anoraga 2001 : 72, right merupakan salah satu jenis opsi yang merupakan derivatif turunan dari efek yang sebenarnya dan mempunyai masa
hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang
Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009.
memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering
disebut dengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan
dengan pengeluaran saham baru. Secara umum, right atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD
memiliki kemiripan dengan waran, di mana keduanya merupakan turunan atau derivatif dari saham. Dengan demikian, dari sisi proses transaksi, HMETD
memiliki kesamaan dengan saham dan waran Darmadji, 2006 : 155. Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih
dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara
lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan, karena merupakan hak, maka investor tidak harus menggunakan hak
tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian terjadilah perdagangan right Halim, 2005 : 100.
Hak preemptive preemptive right merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase
kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang
baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah Jogiyanto, 2000 : 74.
Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009.
Menurut Husnan 2005:431 alasan perusahaan menerbitkan right issue adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar
saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapakan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan
meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi
usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu
untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.
Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru. Hak ini biasanya dicantumkan dalam
anggaran dasar perusahaan. Ada dua tujuan diadakannya right, yaitu: 1.
Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.
2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama Martono,
2001:371. Sumber dana eksternal external financing resources merupakan sumber
dana yang berasal dari luar perusahaan. Artinya, dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak
lain di luar perusahaan. Sumber eksternal tersebut terdiri dari hutang pinjaman dan modal sendiri. Dana dari hutang berarti perusahaan meminjam uangdana dari
pihak lain seperti hutang kepada suplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada
Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009.
perusahaan lain, hutang kepada bank dan hutang kepada investor dalam bentuk obligasi Martono, 2001:16.
Adapun sumber dana eksternal yang berasal dari modal sendiri terdiri atas modal yang berasal dari pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun
saham preferen. Kita sering mengalami kebingungan, mengapa modal yang berasal dari pemilik perusahaan dimasukkan sebagai modal eksternal. Hal ini akan
terjawab bila pemahaman atas sumber modal tersebut dicermati. Sumber dana eksternal artinya modal itu berasal bukan dari hasil kegiatan operasi perusahaan,
sedangkan sumber dana internal artinya dana tersebut diperoleh dari hasil kegiatan operasi perusahaan. Sebenarnya laba ditahan juga termasuk modal sendiri, tetapi
karena laba ditahan merupakan modal yang diperoleh dari usaha sendiri perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan maka laba ditahan dimasukkan
sebagai modal dari sumber internal Martono, 2001:17. Rentabilitas atau profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas dibedakan menjadi 2 macam, yaitu rentabilitas ekonomis dan
rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomis memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba tersebut. Sedangkan rentabilitas modal sendiri
difokuskan pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomis adalah laba operasi net operating income, NOI atau laba sebelum bunga dan pajak earning before
interest and taxes, EBIT sedangkan rentabilitas modal sendiri memperhitungkan laba setelah pajak earning after taxes, EAT Martono, 2001:18.
Suhery P. Simatupang : Pengaruh Right Issue Terhadap Earning Per Share Emiten Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2008, 2009.
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri biaya ekuitas atau kadang-kadang disebut biaya modal
saham biasa saja. Biaya ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau
menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas cost of equity dapat mengalami peningkatan secara internal dengan
menahan laba atau secara eksternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh
sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi reinvestasi di dalam perusahaan.
Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya Martono, 2001:207.
F. Analisis Right Issue