2 pajak restoran 10,
3 pajak hiburan 35,
4 pajak reklame 25,
5 pajak penerangan jalan 10,
6 pajak pengambilan bahan galian golongan C 20,
7 pajak parkir 20.
3. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi daerah. Ada 3 bentuk retribusi yaitu :
a. Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati orang pribadi atau badan. Jenis Retribusi Jasa Umum :
1 pelayanan
Kesehatan, 2 pelayaran PersampahanKebersihan,
3 penggantian Biaya cetak KTP dan Akte Catatan Sipil, 4 pelayanan pemakaman dan penguburan mayat.
5 Pelayanan Parkir di tepi jalan
6 Pelayanan
Pasar 7 Pengujian Kendaraan Bermotor
8 Pemeriksaan alat pemadam kebakaran
Universitas Sumatera Utara
9 Penggantian biaya cetak peta 10 Pengujian Kapal Perikanan
b. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial meliputi pelayanan
dengan memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum memadai disediakan
swasta karena pada dasarnya dapat pula disediakan pihak swasta. Jenis Retribusi Jasa Usaha :
1 Pemakaian Kekayaan Daerah,
2 Pasar GrosirPertokoan,
3 Tempat Pelelangan,
4 Terminal,
5 Tempat Khusus Parkir,
6 Tempat PenginapanPesanggerahanVilla,
7 Penyedotan Kaskus,
8 Rumah Potong Hewan.
c. Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan
Universitas Sumatera Utara
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam barang, prasarana, sarana ataupun fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu :
1 Izin mendirikan bangunan,
2 Izin tempat Penjualan minuman Beralkohol,
3 Izin gangguan,
4 Izin Trayek.
4. Belanja
Modal a.
Pengertian Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan
daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya operasi dan pemeliharaan. Berdasarkan Kepmendagri No. 29 tahun 2002, belanja
modal dibagi menjadi : 1
belanja publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. Contoh belanja public : pembangunan
jembatan dan jalan raya, pembelian alat transportasi massa dan pembelian mobil ambulans,
2 Belanja operator yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung oleh
operator. Contoh belanja operator : pembelian kendaraan dinas, pembangunan gedung pemerintahan, dan pembangunan rumah dinas,
Universitas Sumatera Utara
Menurut Halim 2004:73, “belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan
daerah serta akan menambah belanja yang sifatnya rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok biaya administrasi umum”. Belanja modal meliputi
antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung, dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud PP Nomor 24 Tahun 2005. Dengan kata lain
belanja modal dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan
kapasitas dan kualitas aset.
b. Klasifikasi Belanja Modal
Belanja Modal dapat dikategorikan dalam lima kategori utama yaitu: 1
Belanja Modal Tanah Belanja Modal Tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk
pengadaanpembelianpembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurungan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan
pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai,
2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpernggantian dan peningkatan kapasitas
Universitas Sumatera Utara
peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai,
3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian dan termasuk pengeluaran
untuk perencanaan, pengawasan, pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas gedung sampai gedung sampai gedung dan
bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai, 4
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Modal Jalan, Irigasi Dan Jaringan adalah pengeluaranbiaya yang
digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan dan termasuk pengeluaran untuk
perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi
siap pakai, 5
Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan
untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan
ke dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan, dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah
belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang
Universitas Sumatera Utara
purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Variabel Hasil
1. Irma Syahfitri
2008 Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi,
Pendapatan Asli Daerah PAD, dan
Dana Alokasi Umum terhadap
pengalokasian anggaran Belanja
Modal pada Pemerintah
Kabupaten Pemerintah Kota di
Provinsi Sumatera Utara
Indepen : 1.Pertumbuhan
ekonomi 2.Pendapatan Asli
Daerah PAD 3.Dana Alokasi
Umum DAU Dependen :
1.Belanja Modal 1. Secara parsial
Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Alokasi Umum berpengaruh
signifikan positif terhadap Belanja
Modal sedangkan Pertumbuhan
Ekonomi memiliki pengaruh
signifikan negative terhadap Belanja
Modal. 2. Secara simultan
pertumbuhan ekonomi,,
Pendapatan Asli Daerah PAD, dan
Dana Alokasi Umum DAU
berpengaruh secara signifikan terhadap
Belanja Modal.
2. Anton Dwi
Handoko 2009
Pengaruh pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah terhadap
peningkatan Belanja Modal pada
Pemerintahan KabupatenKota di
Provinsi Sumatera Independen :
1.Pendapatan Asli Daerah PAD
Dependen : 1.Belanja Modal
Pertumbuhan PAD mempunyai
pengaruh signifikan positif
terhadap peningkatan
belanja modal
Universitas Sumatera Utara