latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang Masalah

Skripsi ini akan membahas tentang bagaimana persiapan pemerintah Indonesia dalam pembentukan Indonesia National Single Windows INSW yang merupakan instrumen dari fasilitas perdagangan dan merupakan salah satu kerangka kerjapilar dari sektor aliran bebas barang free flow of goods dalam kerangka ASEAN Economic Community AEC 2015 1 Konsep yang terdapat dalam AEC 2015 khususnya pada sector aliran bebas barang yang merupakan salah satu sector yang terdapat dalam AEC tersebut yang berupaya menghilangkan segala bentuk hambatan dalam segala aktifitas perdagangan internasional bagi seluruh anggotanya adalah merupakan upaya ASEAN untuk meliberalisasikan perdagangan khususnya di kawasan ASEAN. Upaya untuk menghilangkan segala hambatan yang terdapat dalam aktifitas perdagangan internasional tersebut dilakukan melaui kerangka kerjapilar yang terdapat dalam sektor aliran bebas barang, yakni melalui tiga kerangka kerjapilar utamanya: penghapusan hambatan tarif, penghapusan hambatan non-tariff dan fasilitas , sebagai salah satu upaya ASEAN untuk meliberalisasikan perdagangan dengan berusaha untuk menghilangkan segala bentuk hambatan yang terdapat dalam aktifitas perdagangan regional di kawasan Asia Tenggara, di mana INSW adalah merupakan salah satu instrumen dalam kerangka kerja aliran bebas barang tersebut. 1 AEC adalah merupakan salah satu pilar utama dalam ASEAN Community di samping ASEAN Security Community ASC Dan ASEAN Sosio Cultural Community ASCC Universitas Sumatera Utara perdagangan, di mana pedoman dan jadwal pelaksanaannya telah ditentukan dalam cetak biru blue print AEC 2015 yang disepakati oleh seluruh anggota ASEAN, melalui KTT ASEAN ke-13 digelar di Singapura, Pada 20 November 2007, bersamaan dengan penandatanganan piagam ASEAN ASEAN Charter sebagai konstitusi bagi organisasi regional ASEAN, seperti halnya Undang-undang Dasar bagi sebuah negara, sekaligus menandai pengaturan yang lebih formal bagi ASEAN,serta meningkatkan wibawa ASEAN di mata dunia internasional. Khusus pilar fasilitas perdagangan, sektor ini memiliki arti penting dalam mendukung kelancaran arus pedagangan barang, karena prosedur arus barang dapat dilakukan dengan lebih sederhana, transparansi dan memenuhi standar kualifikasi yang diakui secara internasional. Fasilitas perdagangan yang dilakukan melalui evaluasi terhadap kesesuaian dengan standar internasional dan kerjasama kepabeanan juga penting dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya transaksi di ASEAN sehingga meningkatkan daya saing ekspor produk ASEAN. Evaluasi terhadap kesesuaian dengan standar internasional dilakukan agar produk ASEAN dapat diterima dan berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global, sesuai standar mutu, keamanan, kesehatan, dan teknis barang yang diakui secara internasional. Dalam rangka menyelaraskan standar yang ada dengan standar internasional, terdapat dua instrumen utama yang terdapat dalam AEC 2015, yaitu: harmonisasi standar dan Mutual Recognition Arengement MRA. 2 2 MRA merupakan suatu perjanjian yang akan membantu dunia industri di ASEAN mengurangi duplikasi dalam pengetesan dan sertifikasi pokok dengan MRA regulator di negara importer akan dapat mempercayai hasil tes yang dikeluarkan negara eksportir terkait produk yang diekspor tersebut. Dkutip dari Syamsul .Arifin.dkk, ibid hal 109-110 Salah satu program kerjasama yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh ASEAN adalah dengan pembentukan National Single Windows NSW pada masing-masing negara anggota ASEAN yang nantinya akan diintegrasikan kedalam ASEAN Single Windows ASW. National Single Window NSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi standar secara elektronik, guna menyelesaikan semua proses kegiatan dalam penanganan lalulintas barang ekspor dan impor, untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional. 3 INSW juga sistem nasional yang memungkinkan dilakukannya penyampaian data dan informasi secara tunggal single submission of data and information, pemrosesan data dan informasi secara sinkron synchronous processing of data and information, integrasi informasi, dan memadukan alur proses bisnis antara sistem kepabeanan, perizinan ekspor-impor, kepelabuhanan kebandarudaraan, pembayaran, pengangkutan barang dan logistik, serta sistem lain yang terkait dengan penanganan lalulintas barang ekspor-impor. 4 Penerapan NSW di Indonesia Indonesia National Single WindowsINSW adalah merupakan merupakan komitmen Indonesia atas kesepakatan yang telah dibuat dalam forum regional ASEAN, di mana bagi Indonesia beserta anggota ASEAN6 lainnya pembentukan NSW yang akan terintegrasi dengan ASW akan berlaku pada tahun 2009, di samping pembentukan INSW ini juga merupakan keperluan di tingkat nasional untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor-impor di Indonesia. Harus diakui bahwa kondisi kinerja layanan ekspor-impor di Indonesia 3 www.deplu.go.id Universitas Sumatera Utara masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara lain, terutama bila dilihat dari indikator lead-time pelayanan impor, masih banyaknya point of services dalam penyelesaian impor, masih tingginya biaya yang harus dikeluarkan dan adanya ketidakpastian dalam proses pelayanan ekspor-impor. Selain itu, dari sisi kepentingan nasional perlu dilakukan peningkatan validitas dan akurasi data ekspor-impor, serta pengawasan terhadap lalulintas barang antar negara. Pembangunan dan penerapan Sistem NSW di Indonesia, pada awal pembahasannya disatukan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kelancaran arus barang ekspor-impor, sehingga pada awal pelaksanaannya pemerintah menggabungkan kedalam Tim Keppres Nomor 54 Tahun 2002 yang menangani tentang kelancaran arus barang ekspor dan impor. 5 Krisis moneter yang menimpa kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia telah berdampak negative bagi perekonomian Indonesia dan pembangunan nasional. Hal ini menjadi menarik mengingat bahwa Indonesia sebagai sebuah negara besar dari segi wilayah dan penduduk nya di ASEAN, memiliki peranan yang penting dalam ASEAN, mulai dari era pembentukan ASEAN hingga saat ini serta memiliki sejarah yang kuat dalam ASEAN, ternyata, di bidang perekonomian internasional adalah merupakan salah satu negara yang memiliki fasilitas perdagangan yang buruk jika dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Dan tentunya hal ini adalah merupakan sebuah kerugian bagi Indonesia dalam kelancaran perdagangan internasionalnya yang tentunya hal ini sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat perekonomian Indonesia demi perekonomian nasional. 5 Lihat www.deplu.go.id, ibid Universitas Sumatera Utara Hal ini adalah merupakan kenangan pahit serta keterpurukan yang menimpa Indonesia. Tetapi di phak lain, arus globalisasi yang semain besar saat ini, tidak terkecuali dalam sector perekonomian mengharuskan Indonesia untuk segera bangkit dari keterpurukan tersebut agar tetap dapat bersaing dengan Negara lainnya dalam taraf regional maupun taraf internasional. Konsep AEC yang merupakan tujuan ambisius dari ASEAN yang bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi serta untuk mengurangi kemiskinan regional menjadi semangat baru Indonesia dalam menumbuhkan perekonomiannya, sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai salah kompetitor handal dalam perekonomian global. Tetapi apabila tidak adanya persiapan yang baik, justru akan menjadikan Indonesia sebagai penonton dalam AEC ini. Khusus dalam sektor aliran bebas barang yang bertujuan untuk meliberalisasikan perdagangan yang dibentuk dalam program ysng memiliki tiga pilar utama, yakni: penghapusan hambatan tarif, penghapusan hambatan non-tarif dan fasilitas perdagangan, adalah merupakan suatu peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam pertumbuhan perekonomiannya. Tentunya persiapan yang baik adalah merupakan sebuah modal besar untuk dapat memperoleh segala manfaat yang maksimal dari kerjasama ini. Atas ketertarikan tersebut, penulis ingin melihat sejauh mana persiapan yang ditempuh pemerintah Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community AEC 2015 sector aliran bebas barang pilar fasilitas perdagangan yang menjadi salah satu insrumen penting dalam sektor aliran bebas barang, khususnya dalam pembentukan Indonesa National Single Wndows INSW. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia

9 87 153

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

ASEAN Community 2015 Dan Keamanan Regional (Studi Kasus : Upaya ASEAN Dalam Mengatasi Terorisme Di Kawasan Asia Tenggara)

6 82 108

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

4 105 139

Supply Chain Manajemen dan Pemberdayaan UKM: Strategi Menghadapi Asean Economic Community 2015

0 0 7

DAN PENGARUHNYATERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

0 0 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN E. Sejarah Terbentuknya ASEAN - Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indones

0 0 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia

0 0 21

Analisis Terhadap Asean Tourism Agreement (Ata) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap Asean Economic Community 2015 Dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia

0 0 14