23
1. Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran
melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.
2. Tes Weber ialah tes pendengaran untuk
membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.
3. Tes Schwabach ialah membandingkan hantaran
tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran akibat bising Noise Induced Hearing Loss, pada pemeriksaan
audiologi melalui tes penala didapatkan hasil Rinne positif,
Weber lateralisasi
ke telinga
yang pendengarannya lebih baik, dan Schwabach memendek.
2.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran
2.2.1 Dosis Kebisingan
2.2.1.1 Kebisingan
1. Definisi Bunyi atau Suara
Bunyi adalah tekanan bolak balik dan merupakan molekul dalam medium elastik yang dapat terdeteksi oleh penerima
dan ditangkap sebagai perubahan tekanan. Bunyi memiliki hubungan
antara frekuensi vibrasi suara, panjang
gelombang, dan kecepatan Sari, 2012.
Suara didefinisikan sebagai sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran manusia ketika
24
gelombang-gelombang suara dibentuk di udara sekeliling manusia melalui getaran yang diterimanya. Gelombang
suara merupakan gelombang longitudinal yang terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi
20 –20.000 Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat
didengar Djalante, 2010. 2.
Pengertian Kebisingan Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI. No. Kep.
13Men2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyatakan bahwa kebisingan adalah semua
bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi danatau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan bahaya. Polusi udara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai
suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. Sehingga meski kecil atau lembut suara yang terdengar,
jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut kebisingan Djalante, 2010.
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 13MenX2011, Nilai Ambang Batas NAB kebisingan
adalah 85 dBA untuk waktu pajanan 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Salah satu faktor fisik yang berpengaruh
terhadap tenaga kerja adalah kebisingan, yang mampu
25
menyebabkan berkurangnya pendengaran Depnaker,
2011.
3. Jenis-Jenis Kebisingan
Berdasarkan buku Fundamentals of Industrial Hygiene 5th Edition, pajanan kebisingan di tempat kerja dapat
dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Continuous Noise
Continuous noise merupakan jenis kebisingan yang memiliki tingkat dan spektrum frekuensi konstan.
Kebisingan jenis ini memajan pekerja dengan periode waktu 8 jam per hari atau 40 jam per minggu.
b. Intermittent Noise
Intermittent noise merupakan jenis kebisingan yang memajan pekerja hanya pada waktu-waktu tertentu
selama jam kerja. Contoh pekerja yang mengalami pajanan kebisingan jenis ini adalah inspector atau plant
supervisor yang secara periodik meninggalkan area kerjanya yang relatif tenang menuju area kerja yang
bising. c.
Impact Noise Impact noise disebut juga dengan kebisingan impulsif,
yaitu kebisingan dengan suara hentakan yang keras dan terputus-putus kurang dari 1 detik. Contoh kebisingan
26
jenis ini adalah suara ledakan dan pukulan palu Standard, 2002.
4. Sumber Kebisingan