Ade Manalu : Pola Makan Dan Penyapihan Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Batita Di Desa Palip Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Tahun 2008, 2008.
USU Repository © 2009
diare dan penyakit infeksi sehingga memperburuk kondisi status gizi dan kesehatan bayianak Hadju, 1997.
Menginjak usia batita usia batita 12-36 bulan para orang tua seringkali khawatir mengenai menurunnya napsu makan dan pertumbuhan fisik anak mereka.
Berbeda dengan masa bayi 0-12 bulan yang pertumbuhan fisiknya sangat cepat, dengan kenaikan berat badan di tahun pertama yang mencapai 3 kali dari berat saat
lahir. Biasanya pertumbuhan fisik anak melambat di usia 12 bulan dan melambatnya pertumbuhan fisik ini membuat kebutuhan kalori mereka tidak setinggi sebelumnya.
Dengan demikian batita membutuhkan makanan lebih sedikit dibandingkan saat bayi, oleh sebab itu napsu makan mereka menurun. Jika anak sehat dan aktif, dan Ibu
memberikannya makanan yang bernutrisi, maka tidak ada masalah pada anak, namun sebaliknya jika Ibu tidak memberi makanan yang bernutirsi maka pertumbuhan dan
perkembangan anak akan terhambat
Jocelyn, 2007.
Sehubungan dengan fenomena diatas permasalahan yang juga ditemui pada masyarakat Desa Palipi adalah adanya status gizi anak yang tidak baik gizi buruk
dan kurang, penyapihan yang terlalu dini di bawah 2 tahun, pemberian makanan padat terlalu dini dan kualitas makanan tambahan yang diberikan rendah Formulir
PSG di posayandu, 2007. Mengacu pada permasalahan tersebut diatas penulis ingin meneliti lebih
tentang Pola Makan dan Penyapihan Serta Hubungannya dengan Status Gizi Batita di Desa Palipi, Kecamatan Silima pungga-pungga, Kabupaten Dairi.
1.2. Permasalahan
Ade Manalu : Pola Makan Dan Penyapihan Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Batita Di Desa Palip Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Tahun 2008, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: bagaimana pola makan dan penyapihan serta hubungannya dengan
status gizi batita, di Desa Palipi, Kecamatan Silima pungga-pungga, Kabupaten Dairi?
1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola makan dan penyapihan serta hubungannya dengan status gizi anak batita di Desa
Palipi, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pola makan batita.
2. Untuk mengetahui pola penyapihan batita.
3. Untuk mengetahui gambaran status gizi batita.
4. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan status gizi batita.
5. Untuk mengetahui hubungan pola penyapihan dengan status gizi batita.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan bahan masukan bagi daerah yang diteliti khususnya bagi perencana pogram baik di tingkat
Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan dalam melakukan perbaikan gizi dan bagi
Ade Manalu : Pola Makan Dan Penyapihan Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Batita Di Desa Palip Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi Tahun 2008, 2008.
USU Repository © 2009
petugas kesehatan di Desa Palipi, diharapkan dapat memberi bantuan informasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Makan
Pangan bagi manusia merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan hidup serta menjalankan kehidupan. Makanan yang
dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai pengolahan. Dimasyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat di mana seorang anak hidup.
Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak. Seorang anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari
kebiasaan makan masyarakatnya Soegeng, 1999. Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dan Sri Karjati 1985 adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas suatu
kelompok masyarakat.
Tujuan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan anak adalah untuk mencukupkan kebutuhan mereka agar dapat memelihara kesehatan, cepat
memulihkan kondisi tubuh jika sakit, melaksanakan pelbagai jenis aktivitas, menjaga petumbuhan dan perkembangan fisik serat psikomotorik. Di samping itu, agar mereka
terdidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan menyukai makanan yang diperlukan RSCM dan Persagi, 1994.