Yusmiyati Fidia Fitri : Pengaruh Penambahan Susu Kapur Caoh
2
Dan Gas So
2
Terhadap Ph Nira Mentah Dalam Pemurnian Nira Di Pabrik Gula Kwala Madu PTP Nusantara II Langkat, 2008.
USU Repository © 2009
Menurut P. Honig dan P. Geerlings, maka tebu itu mengandung berbagai zat sebagai berikut : Saccharosa gula tebu, glukosa, fruktosa, gula Invert campuran
gula fruktosa dan glukosa , zat tepung, bahan serabut, pektin, asam organik, lilin tebu, bahan warna klorofil, xantofil, karoten, bahan mengandung nitrogen, dan
susunan abu K, Na, Ca, Mg, P, S, Cl, SiO
2
dan N . Sedangkan menurut Maxwell, tebu memiliki komposisi 71,34 air, bahan organik kering 27,89 dan bahan organik
mineral kering 0,77.
2.1.1 Sukrosa
Sukrosa ialah suatu disakarida yang dapat dihidriolisis menjadi satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Disakarida sukrosa ialah gula pasir biasa. Tebu ditanam
dipekarangan sejak 6000 tahun sebelum Masehi di India. Kata “sugar” dan “sukrosa”
berasal dari kata Sansekerta sarkara. Dalam abad 18 ditemukan bahwa bit tertentu
juga mengandung sukrosa dalam kadar yang tinggi. Penemuan ini menunjukkan bahwa gula dapat diperoleh dari tumbuhan didaerah subtropis maupun tebu dari
daerah tropis. Dewasa ini gula merupakan senyawaan organik murni yang terbanyak diproduksi.
Tujuan dari proses pengolahan tebu adalah untuk memisahkan gula atau sukrosa yang terkandung didalam batangan tebu. Gula atau sukrosa secara kimia
termasuk dalam golongan karbohidrat disakarida , dengan rumus umum C
12
H
22
O
11
. Rumus bangun dari sukrosa terdiri atas satu molekul glukosa C
6
H
12
O
6
yang berikatan dengan satu molekul fruktosa C
6
H
12
O
6
. Kedua jenis gula sederhana monosakarida ini juga terdapat dalam bentuk molekul bebas didalam batang
tanaman tebu.
Yusmiyati Fidia Fitri : Pengaruh Penambahan Susu Kapur Caoh
2
Dan Gas So
2
Terhadap Ph Nira Mentah Dalam Pemurnian Nira Di Pabrik Gula Kwala Madu PTP Nusantara II Langkat, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 1.1 Rumus Sukrosa Rumus sukrosa tidak memperlihatkan adanya gugus formil atau karbonil
bebas. Karena itu, sukrosa tidak memperlihatkan sifat mereduksi, misalnya dengan larutan fehling. Campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert.
Bahan baku Tebu 100
Air imbibisi
Gilingan unit Ampas
operasi Nira mentah
Air kapur SO
2
Unit proses Blotong pemurnian
Nira encer Unit operasi
71,4 air penguapan
Nira kental
Unit operasi 6,0 air kristalisasi
Yusmiyati Fidia Fitri : Pengaruh Penambahan Susu Kapur Caoh
2
Dan Gas So
2
Terhadap Ph Nira Mentah Dalam Pemurnian Nira Di Pabrik Gula Kwala Madu PTP Nusantara II Langkat, 2008.
USU Repository © 2009
Masakan Unit operasi
Melase sentrifuse
Sukrosa 12,7 dalam produk
Gambar 1.2 Skema Pembuatan Gula Putih dari Tebu Sumber : Marches J., De bereiding van suiker uit suikeriet, BP3G, 140
Tebu, selain mengandung sukrosa dan berbagai zat gula yang mereduksi, juga mengandung serat sabut , zat bukan gula, dan air. Dalam proses pembuatan gula
dari tebu, sukrosa harus dipisahkan dari zat dan ikatan bukan gula dalam serangkaian tahapan unit operasi dan unit proses.
Setelah ditebang , tebu sebaiknya secepat mungkin diangkut ke pabrik untuk segera digiling dalam waktu 24 jam. Apabila lebih lama ditahan, tebu akan menurun
kualitasnya karena proses respirasi berjalan terus atau terjadi penguraian sukrosa, yang selanjutnya menurunkan kandungan gulanya.
2.1.2. Nira Mentah
Nira yang berasal dari stasiun penggilingan disebut nira mentah. Nira yang keluar dari gilingan belum siap untuk dimasukkan kedalam proses kristalisasi, karena masih
mengandung banyak kotoran-kotoran. Kotoran tersebut sebelumnya harus dipisahkan terlebih dahulu.
Yusmiyati Fidia Fitri : Pengaruh Penambahan Susu Kapur Caoh
2
Dan Gas So
2
Terhadap Ph Nira Mentah Dalam Pemurnian Nira Di Pabrik Gula Kwala Madu PTP Nusantara II Langkat, 2008.
USU Repository © 2009
Kualitas gula yang dihasilkan dan sifat intrinsik gula pertama-tama ditentukan oleh kualitas nira mentah, kualitas gula yang memenuhi spesifikasi diperoleh dari
pemurnian larutan serta susunan bahan bukan gula dalam larutan tersebut.
2.2. Komponen Nira Mentah