3
standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerjaburuh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik maupun sosial, untuk satu bulan,
sebagaimana diatur dalam Permenakertrans Nomor 17 Tahun 2005. Berdasarkan peraturan ini, kebutuhan hidup seorang pekerja lajang terdiri dari 46 komponen,
yang dibagi dalam tujuh kelompok kebutuhan, yaitu: 1.
Makanan dan minuman 11 komponen, 2.
Sandang 9 komponen, 3.
Perumahan 19 komponen, 4.
Pendidikan 1 komponen, 5.
Kesehatan 3 komponen, 6.
Transportasi 1 komponen, dan 7.
Rekreasi tabungan 2 komponen.
3
Dari pemaparan tersebut maka penulis mengangkat tema yang berjudul “Konsep Standarisasi UMR dalam Ekonomi Islam implementasinya di Yayasan
Pondok Mulya ”.
B. Pembatasan dan Peumusan Masalah
Agar tidak meluas dan fokus pada permasalahan yang akan dibahas dan mencapai hasil yang diharapkan maka penulis membatasi penelitian ini pada
3
http:ceriwis.usshowthread.php?t=49583 , Ceriwis diakses pada tanggal 20 Februari 2011
pukul 14:22 WIB
4
konsep standarisasi UMR dalam ekonomi Islam dan penulis mengambil tempat penelitian pada Yayasan Pondok Mulya.
Sedangkan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah sistem Yayasan dalam menetapakan standar upah bagi para karyawan di Yayasan Pondok Mulya?
2. Apakah Penetapan Standar Upah di Yayasan Pondok Mulya telah sesuai
dengan ketentuan ekonomi Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang penulis rumuskan diatas maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian diantaranya:
a. Untuk mengetahui kebijakan Yayasan Pondok Mulya dalam menetapkan
gaji bagi para karyawan. b.
Untuk mengetahui di Yayasan Pondok Mulya telah mengikuti sistem ekonomi Islam atau belum dalam penetapan gajinya.
2. Manfaat penelitian
a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang konsep upah yang sesuai dengan syariat Islam dan implementasinya di Yayasan Pondok Mulya. Penelitian ini juga ditujukan
untuk merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam.
5
b. Bagi para akademisi, memberikan informasi dan wawasan kepada para
peminat dan pengkaji ilmu-ilmu ekonomi Islam. c.
Bagi pihak lain, sebagai bahan pertimbangan bagi umat Islam dan pihak- pihak yang terkait dalam menetapkan upah berdasarkan konsep Islam.
D. Review Studi Terdahulu
1. Irfan, Skripsi Jurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2010, “Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Propinsi UMP dan Jumlah Penduduk terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan PBB di Jakarta Selatan” hasilnya bahwa kenaikan UMP mempengaruhi penerimaan PBB, kenaikan penduduk tidak terlalu
berpengaruh terhadap penerimaan PBB, dan kenaikan UMP dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB.
2. Sari narulita, Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004, “Upah dalam Persfektif Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam
Studi Perbandingan” hasilnya dalam ekonomi konvensional upah dijelaskan secara rinci, seperti ketentuan
upah lembur, upah berdasarkan status pekerjaan dan lain-lain, ekonomi Islam tidak merinci seberapa upah yang diterima pekerja namun pembayaran upah
tidak menzalimi hak pekerja. 3.
Ray Dwi Pranawa, Jurusan Perbandingan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, “Penyelesaian PT. Hutama
6
Karya Mengenai Upah Pekerja Kontrak PKWT Dan PKWTT; Analisis Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja” hasilnya Pemberian upah terhadap karyawan kontrak dan karyawan tetap dirasakan
sangat berbeda. Upah yang diberikan kepada karyawan tidak sesuai dengan upah minimum dan KHL.
4. M. SUhaeri Al-Faqih, Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatul lah Jakarta 2008, “Cara Upah dalam Perspektif Hadis”
hasilnya bahwa pembayaran upah tidak boleh menunda-nunda, segogyanya disegerakan, dan didalam penerapan upah perlu adanya bersikap adil antara
keduanya, karena upah merupakan memberikan orang lain akan apa yang menjadi haknya.
E. Objek Penelitian