BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dalam aspek pertimbangan dalam pemberian kredit oleh bank kepada debitur tidak
secara tegas membedakan debitur antara perorangan dengan badan hukum misalnya perseroan terbatas, tetapi setidak-tidaknya ada beberapa aspek yang
mejadi pertimbangan bank dalam pemberian kredit kepada perseroan terbatas, diantaranya, aspek legalitas perusahaan, aspek manajemen dan organisasi, aspek
risiko, aspek jaminan dan aspek dokumentasi. 2.
Kewenangan bertindak perseroan terbatas dalam melakukan perjanjian kredit pada bank, dilakukan oleh Direksi sebagai organ yang mewakili perseroan sesuai
kewenangan yang diberikan kepadanya oleh undang-undang, namun dibatasi kewenangannya oleh anggaran dasar perseroan yaitu harus dengan persetujuan
Dewan Komisaris secara kologial, tanpa memerlukan persetujuan dari RUPS kecuali anggaran dasarnya menentukan demikian. Oleh karena itu seorang Direktur
harus bertindak hati-hati dalam melakukan tugasnya dalam mengurus dan mengelola perusahaan. Selain itu dalam melakukan tugasnya seorang Direktur
tidak boleh mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atas perusahaan tersebut. Pelanggaran terhadap hal-hal tersebut di atas dalam hubungannya dengan fiduciary
duty dapat menyebabkan Direktur diminta pertanggungjawaban secara pribadi terhadap perbuatan yang dilakukannya, baik kepada pemegang saham maupun
kepada pihak lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Adapun alasan-alasan dari pihak bank mencantumkan klausula pelarangan
tersebut walaupun tidak mutlak, semata-mata bank hanya memperhatikan kepentingannya saja secara sepihak tanpa memperhatikan akibat pelarangan
tersebut ada pihak lain yang dibatasi hak dan kewenangannya, yaitu organ RUPS yang kewenanganya telah diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan
ketentuan anggaran dasar perseroan. Klausula pelarangan penggantian Direksi dan Komisaris tersebut dalam
perjanjian kredit akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan konsensual, karena Direksi dan Komisaris dari perseroan tersebut dalam keadaan
terpaksa menandatangani perjanjian kredit tersebut tanpa mempunyai hak tawar atas klausula-kalusula yang standart Baku. Asas kebebasan berkontrak yang
menjadi dasar hukum perjanjian kredit berdasarkan pasal 1320 KUH Perdata juncto pasal 1338 KUH Perdata, tersebut para pihak bebas membuat perjanjian yang
berlaku sebagai undang-undang yang mengikat para pihak, bukanlah sesuatu yang berlaku mutlak. Tetapi isi perjanjian kredit tersebut berupa syarat-syarat dan
klausula-klausula yang didalamnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, asas kepatutan dan itikad baik serta adanya
unsur paksaan. Akibatnya perbuatan hukum yang dilakukan demikian Direksi dan Komisaris bertanggung jawab penuh secara pribadi atas pemberian kredit yang
diberikan oleh Bank kepada perseroan terbatas.
B. Saran