Perhitungan Elevasi Pada Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung

II.4.3. Perhitungan Elevasi Kelengkungan Pada Lengkung Vertikal

Perhitungan elevasi pada lengkung vertikal digunakan untuk menentukan ketinggian garis kelengkungan dari datum yang telah ditentukan. Fungsi dari penentuan ini adalah membuat lengkung vertikal tersebut baik lengkung vertikal cekung maupun cembung sesuai dengan standar geometrik dan kemananan terhadap jarak pandang.

II.4.3.1. Perhitungan Elevasi Pada Lengkung Vertikal Cembung dan Cekung

Setelah didapat panjang lengkung vertikal yang memenuhi terhadap jarak pandang dan keamanan, maka panjang lengkung vertikal tersebut akan disesuaikan dengan perbedaan kelandaian. Ketinggian titik-titik yang membentuk lengkung vertikal harus ditentukan agar lengkung tersebut layak dan sesuai dengan standar perencanaan. Panjang lengkung vertikal yang telah didapat harus dibagi dengan segmen-segmen yang sesuai. Gambar 2.12. Segmen Untuk Lengkung Vertikal Cembung sumber : Rekayasa Jalan Sony Sulaksono Wibowo, 2009 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.13. Segmen Untuk Lengkung Vertikal Cekung sumber : Rekayasa Jalan Sony Sulaksono Wibowo, 2009 Elevasi rencana n = Elevasi datum ± g.nX 2.44 - = Untuk Lengkung Vertikal Cembung. + = Untuk Lengkung Vertikal Cekung. Maka persamaan untuk menghitung elevasi titik di lengkung vertikal adalah: Elevasi akhir ke-n meter = Elevasi rencana n ± Yn 2.47 - = Untuk Lengkung Vertikal Cekung. + = Untuk Lengkung Vertikal Cembung. n = segmen ke n X = panjang segmen meter g = kelandaian sampai setengah lengkung vertikal Universitas Sumatera Utara Y = Selisih antara Elevasi rencana dengan Elevasi akhir meter h = Beda Tinggi antara datum ke puncak lengkung vertikal meter

II.5 Tipe-Tipe Kecelakaan Pada Jalan Raya

Dalam pengidentifikasian kecelakaan pada lokasi kasus ruas Sei Rampah- Tebing Tinggi diperoleh tipe-tipe kecelakaan yang sering terjadi. Posisi kecelakaan yang sering terjadi pada lokasi kasus adalah : 1. Tabrak depan, yaitu kecelakaan yang terjadi pada saat kendaraan bertabrakan pada bagian depan masing-masing kendaraan dalam arah yang berlawanan. Keadaan ini paling sering terjadi pada lokasi, yang diakibatkan oleh bertemunya kendaraan pada saat mendahului atau masuk ke lajur lawan. 2. Tabrak belakang, yaitu kecelakaan yang terjadi pada saat bagian depan sebuah kendaraan menabrak bagian belakang dari kendaraan yang berada pada arah yang sama. Kondisi ini terjadi pada saat kendaraan yang berada didepannya mengerem secara tiba-tiba akibat dari adanya halangan dari kendaraan ataupun benda. 3. Tabrak samping, yaitu tabrakan yang terjadi pada saat bagian samping suatu kendaraan bertabrakan dengan salah satu bagian dari kendaraan lain, baik bagian depan maupun Universitas Sumatera Utara