Hutan mangrove Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

persyaratan tertentu yang menjadi ekowisata dan memiliki pasar khusus, demikian menurut pendapat dari Wheat 1994 dan Goodwin H. 1997 dan diperkuat oleh Wyasa P. 2001.

4.2 Hutan mangrove

Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang air. Menurut Steenis 1978 mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Nybakken 1988 bahwa hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropic yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Soerianegara 1990 bahwa hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya terdapat di daearah teluk dan di muara sungai yang dicirikan oleh: 1 tidak terpengaruh iklim; 2 dipengaruhi pasang surut; 3 tanah tergenang air laut; 4 tanah rendah pantai; 5 hutan tidak mempunyai struktur tajuk; 6 jenis-jenis pohonnya biasanya terdiri dari api-api Avicenia sp., pedada Sonneratia sp., bakau Rhizophora sp., lacang Bruguiera sp., nyirih Xylocarpus sp., nipah Nypa sp. dll. Hutan mangrove dibedakan dengan hutan pantai dan hutan rawa. Hutan pantai yaitu hutan yang tumbuh disepanjang pantai, tanahnya kering, tidak pernah mengalami genangan air laut ataupun air tawar. Ekosistem hutan pantai dapat terdapat disepanjang pantai yang curam di atas garis pasang air laut. Kawasan Universitas Sumatera Utara ekosistem hutan pantai ini tanahnya berpasir dan mungkin berbatu-batu. Sedangkan hutan rawa adalah hutan yang tumbuh dalam kawasan yang selalu tergenang air tawar. Oleh karena itu, hutan rawa terdapat di daerah yang landai, biasanya terletak di belakang hutan payau.

4.3 Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove

Fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi lautabrasi, intrusi air laut, mempercepat perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah, fungsi biologis tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota dan fungsi ekonomi sumber bahan baker, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan bangunan dll. Naamin, 1990, makanan, obat-obatan minuman, gula alcohol, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi kertas tannin dll. Menurut Wada 1999 bahwa 80 dari ikan komersial yang tertangkap di perairan lepasdan pantai ternyata mempunyai hubungan erat dengan rantai makanan yang terdapat dalam ekosistem mangrove. Hal ini membuktikan bahwa kawasan mangrove telah menjadi kawasan tempat breeding nurturing bagi ikan-ikan dan beberapa biota laut lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai habitat satwa liar, penahan angina laut, penahan sediment yang terangkut dari bagian hulu dan sumber nutrisi biota laut. Kusmana 1996 menyatakan bahwa hutan mangrove berfungsi sebagai: 1 penghalang terhadap erosi pantai dan gempuran ombak yang kuat; 2 pengolah Universitas Sumatera Utara limbah organic; 3 tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai biota laut; 4 habitat berbagai jenis margasatwa; 5 penghasil kayu dan non kayu; 6 potensi ekoturisme. Gosalam et al. 2000 telah mengisolasi bakteri dari ekosistem hutan mangrove yang mampu mendegradasi residu minyak bumi yaitu Alcaligenes faecalis, Pseudomonas pycianea, Corynebacterium pseudodiphtheriticum, Rothia sp., Bacillus coagulans, Bacillus brevis dan Flavobacterium sp. Hutan mangrove secara mencolok mengurangi dampak negative tsunami di pesisir pantai berbagai Negara di Asia Anonim, 2005a. Ishyanto et al. 2003 menyatakan bahwa Rhizophora memantulkan, meneruskan dan menyerap energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami ketika menjalar melalui rumpun Rhizophora bakau. Venkataramani 2004 menyatakan bahwa hutan mangrove yang lebat berfungsi seperti tembok alami. Dibuktikan di desa Moawo Nias penduduk selamat dari terjangan tsunami karena daerah ini terdapat hutan mangrove yang lebarnya 200-300 m dan dengan kerapatan pohon berdiameter 20 cm sangat lebat. Hutan mangrove mengurangi dampak tsunami melalui dua cara, yaitu: kecepatan air berkurang karena pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume air dari gelombang tsunami yang sampai ke daratan menjadi sedikit karena air tersebar ke banyak saluran kanal yang terdapat di ekosistem mangrove.

4.4 Ekowisata Hutan Mangrove