Basic Indicator Approach BIA Standardized Approach SA

2.2 Pengukuran Risiko Operasional

Basel II Accord membolehkan bank untuk menghitung pendapatan risiko operasional di mana BIS Bank for International Settlement memberikan beberapa pilihan metode yang dapat digunakan oleh suatu bank yaitu: a. Basic Indicator Approach BIA b. Standardized Approach SA c. Advanced Measurement Approach AMA

2.2.1 Basic Indicator Approach BIA

Basic Indicator Approach merupakan pendekatan yang paling sederhana dan dapat digunakan oleh semua bank untuk menghitung kebutuhan modal risiko operasional berdasakan Basel II. BIA menggunakan total gross income suatu bank sebagai indikator besaran eksposur. Dalam hal ini, gross income mewakili skala kegiatan usaha dan oleh karena dapat digunakan untuk menunjukkan risiko operasional yang melekat pada bank. Persentase yang digunakan dalam formula BIA ditetapkan sebesar 15, dengan penetapan persentase tersebut jumlah modal risiko operasional yang dipersyaratkan pada tahun tertentu adalah gross income dikalikan 15. Formula untuk menghitung modal risiko operasional bank dapat dirumuskan sebagai berikut: n a x GI K 1,2,3 BIA ∑ = Dengan: BIA K = modal risiko operasional yang disyaratkan dalam BIA GI = gross income tahunan yang positif selama tiga tahun terakhir a = 15 ketetapan n = jumlah tahun pada tiga tahun terakhir yang gross income nya positif. Ketika gross income negatif pada satu dari tiga tahun, ia dikeluarkan dari perhitungan Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Standardized Approach SA

Standardized Approach mencoba mengatasi kurangnya sensivitas risiko dari Basic Indiator Approach dengan cara membagi aktivitas dalam delapan jenis bisnis dan menggunakan pendapatan kotor gross income dari tiap jenis bisnis yang digunakan sebagai indikator risiko operasional atas masing-masing jenis bisnis. Delapan jenis bisnis tersebut adalah: a. Corporate Finance dengan beta 18 b. Trading and Sales dengan beta 18 c. Retail Banking dengan beta 12 d. Commercial Banking dengan beta 15 e. Payment and Settlement dengan beta 18 f. Agency Services dengan beta 15 g. Asset Management dengan beta 12 h. Retail Brokerage dengan beta 12 Dengan membagi bank menjadi bisnis yang berbeda-beda dan memberikan persentase yang berbeda kepada tiap jenis bisnis, Standardized Approach menghubungkan areal bisnis bank dan risikonya dengan pembebanan modal risiko operasional. Menurut Standardized Approach jumlah modal agregat diambil dari rata- ratanya untuk menghasilkan jumlah modal regulasi risiko operasional yang dibutuhkan. Modal regulasi agregat untuk tahun tunggal dihitung dengan menambahkan hasil gross income dikalikan dengan faktor beta untuk setiap jenis bisnis dengan mengabaikan apakah gross income untuk tiap jenis bisnis bernilai negatif dan jumlah keseluruhan untuk tahun tertentu adalah negatif. Maka angka tersebut akan diganti dengan nol untuk perhitungan rata-rata. Berdasarkan Basel Committee Basel Capital Accord I perhitungan nilai rata-rata Standardized Approach selalu dihitung selama tiga tahun terakhir dan dapat dirumuskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara [ ] { } 3 , x GI max K 8 - 1 8 - 1 SA ∑ = β Dengan: K SA = regulator capital yang diperlukan dalam metode SA GI 1-8 = gross income untuk masing-masing jenis bisnis 8 1 − β = beta untuk masing-masing jenis bisnis 3 = jumlah tahun, nilai 0 diikutkan dalam perhitungan rata-rata SA, sehingga rata-rata selalu dihitung selama tiga tahun

2.2.3 Advanced Measurement Approach AMA