Kisah Anak Jalanan dalam Novel Butiran Debu

Tabel 1. Pendekatan dalam penanganan anak jalanan Pengelompokan Anak Jalanan Pendekatan ProgramStrategi Fungsi Intervensi Anak yang masih berhubungantinggal dengan orang tua Community Based Preventif Anak yang masih ada hubungan dengan kelluarga tetapi jarang berhubungantinggal dengan orang tua Street Based Perlindungan Anak tersisihputus hubungan dengan keluargaorang tua Centre Based Rehabilitasi Ketiga pendekatan tesebut dapat diterapkan sesuai dengan kondisi anak jalanannya. Tipe pendekatan yang dilakukan lebih baik dari yang lain, karena setiap tipe mempunyai ciri khas sendiri. Hal tersebut dapat diketahui bahwa keberhasilan penanganan bergantung terhadap pengaruhnya. Dari tabel 1 ini dapat diketahui fungsi kegiatan pelayanan yang dilakukan. Fungsi intervensi lebih dari satu, namun yang ditulis merupakan fungsi utama. Pemerintah seharusnya mampu menciptakan wadah penampungan yang lebih baik, memadai untuk anak jalanan, sehingga secara kuratif dapat mengembalikan secara perlahan anak-anak tersebut di lingkungannya.

2.4 Kisah Anak Jalanan dalam Novel Butiran Debu

Novel yang berjudul Butiran Debu ini mengisahkan tentang kehidupan anak jalanan di Kota Bogor. Kisah anak pengamen jalanan membawa tokoh kecil Iwan pada sebuah sikap yang mencerminkan pribadi yang memiliki kematangan berpikir. Di usia yang belum beranjak dewasa, Iwan mampu memenuhi hasrat untuk bekerja menjadi seorang pengamen. Tidak dapat dipungkiri, Iwan berinisiatif mencari nafkah di jalanan dengan memilih menjadi pengamen seusai berpisah dengan bapak, ibu dan adiknya. Hal tersebut menjadi rintangan untuk Iwan dalam bertahan hidup. Iwan menyukai profesinya menjadi seorang pengamen. Rohman mengajaknya menjadi seorang pengamen karena mengetahui Iwan memiliki suara yang bagus. Iwan pun diikutsertakan dalam audisi idola cilik dan didukung oleh keluarga Rohman. Iwan berharap dapat menjadi seorang idola dan impiannya untuk bertemu dengan ibu dan adiknya terwujud. Taufiqurrahman Al-Azizy merupakan bagian masyarakat kota. Dia tidak mengalami kesulitan untuk menggambarkan kehidupan di perkotaan dan mengungkapkan permasalahan sosial yang terjadi di kota. Fenomena sosial tentang kehidupan nasib anak-anak jalanan mengalami marjinilisasi berusaha digambarkan pada novel Butiran Debu ini. Anak-anak berusaha menemukan jati diri dan kehidupan dengan melawan sulitnya kehidupan di jalanan. Kisah tentang anak jalanan, sangatlah penting untuk mengasah hati nurani khalayak umum. Masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan Taufiqqurrahman Al-Azizy, membuatnya merasa memiliki keharusan untuk menjadikan tulisannya sebagai media untuk menyuarakan ketidakadilan, kemiskinan, dan berbagai persoalan kemanusiaan. Dalam Butiran Debu ini, jelas bahwa Taufiqurrahman Al-Azizy mengaktualisasikan lingkungan kehidupan dan mensosialisasikan kehidupan anak jalanan disekitarnya melalui sebuah karya yang telah diciptakan. Kemiskinan menjadi masalah yang penting dan dihadapi oleh banyak masyarakat dan menjadi kebijakan bagi pemerintah agar mampu memberantas kemiskinan tersebut. Taufiqurrahman Al-Azizy berharap anak jalanan tidak mengalami marginalisasi dan hidup layak seperti masyarakat lainnya. Oleh karena itu, sebuah karya mampu menjadi media penyampaian aspirasi masyarakat pada zaman sekarang.

BAB 3. ANALISIS STRUKTURAL