Statistik Deskriptif Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

39

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif tujuannya menggambarkan profil perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan meliputi jumlah sampel, nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi. Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yang merupakan pencatatan data yang disertai angka yang dapat memberikan gambaran yang objektif dari masalah yang dianalisis Indriantoro dan Supomo, 2009:170.

3.5.2 Uji Normalitas

Menurut Ghozali 2006:110, untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metode yang digunakan adalah grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut Ghozali, 2006:110: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. 40

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Asumsi utama yang mendasari penggunaan regresi berganda adalah tidak ada multikoliniaritas, homokedastisitas, dan tidak ada autokorelasi. Untuk menghindari adanya kemungkinan penyimpangan-penyimpanagn asumsi klasik, maka diperlukan uji asumsi klasik yang terdiri dari: a. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Ghozali, 2006:91. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance. Jika nilai VIF 10 maka antar variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. Regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi multikolinearitas. b. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu error term pada suatu periode dengan kesalahan pada periode sebelumnya yang biasanya terjadi karena menggunakan data time series. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada tidaknya gejala autokolerasi dapat dilihat melalui nilai pengujian Durbin Watson DW- Test yang mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen Ghozali, 2006:95. Hipotesis yang akan diuji : H H = tidak ada autokorelasi r = 0 a = ada autokorelasi r Dengan dasar pengambilan keputusan pada statistik tabel Durbin Watson sebagai berikut: 41 Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokolerasi Hipotesis Nol H0 Keputusan Jika Tidak ada autokolerasi positif Tolak 0 d d l Tidak ada autokolerasi positif No decision d l ≤ d ≤ d u Tidak ada autokolerasi negatif Tolak 4 – d l d 4 Tidak ada autokolerasi negatif No decision 4 – d u ≤ d ≤ 4 – d l Tidak ada autokolerasi positif atau negatif Tidak Di Tolak d u d 4 - d u Keterangan : d u = batas atas dan d l = batas bawah Sumber : Ghozali 2006: 100 c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Ghozali 2006:105 menyatakan bahwa cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat dilakukan uji Glesjer. Uji Glesjer dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual sebagai variabel dependen dengan semua variabel independen dalam model. Jika signifikan berarti ada heterokedastisitas. Apabila ditemukan nilai t hitung t tabel Dasar pengambilan keputusan: diantara hasil regresi tersebut, maka pada model terjadi heterokedastisitas. Kriteria lain terjadinya heterokedastisitas apabila nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikan α = 0,05. 1. Probabilitas 0.05 : Bebas dari heteroskedastisitas. 2. Probabilitas 0,05 : Terkena heteroskedastitas. 42

3.5.4 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS), Financial Leverage, dan Proceed Terhadap Initial Return Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 57 118

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Pengaruh Current Ratio (CR), Longterm Debt Equity Ratio (LtDER), Total Asset Turnover (TATO), Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012

0 52 102

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Current Ratio (CR), dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listed di BEI Tahun 2012-2014) (Template for Writing Sc

0 24 5

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 6 137