Kerja Pria baik yang berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga, besarnya curahan tenaga kerja ini dihitung dalam konversi :
1. Tenaga Kerja Pria berumur 15 tahun = 1 HKP
2. Tenaga Kerja Wanita berumur 15 tahun = 0,8 HKP
3. Tenaga Kerja Anak-anak berumur 10 – 15 tahun = 0,5 HKP
Daniel, 2002. Perusahaan mempekerjakan seseorang karena seseorang itu membantu
memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari
pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Sumarsono, 2009.
Menurut Hayami 1987 dalam Buletin Ekonomi Perikanan, nilai tambah adalah pertambahan nilai yang terjadi karena suatu komoditi mengalami suatu
pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan dalam suatu proses produksi penggunaan pemberian input fungsional.
C. Kerangka Pemikiran
Salah satu ciri hasil perikanan adalah bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan demikian, pada suatu waktu produksi ikan sangat melimpah, sedangkan
pada waktu lain sangat rendah. Tidak heran bila pada saat produksi sangat melimpah, banyak ikan tidak termanfaatkan sehingga menjadi busuk. Proses
pembusukan ini mengakibatkan mundurnya mutu dan turunnya harga ikan. Hal ini tentunya merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung dalam
bisnis perikanan.
Universitas Sumatera Utara
Proses produksi ikan asin dibagi ke dalam 3 strata skala usaha, yaitu skala usaha kecil, skala usaha menengah, dan skala usaha besar. Besarnya skala usaha
ini di lihat dari banyaknya jumlah bahan baku yang diolah menjadi ikan asin. Dalam proses produksi ikan asin tidak lepas dari biaya produksi. Biaya
produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, dan biaya penyusutan alat dan
biaya air. Besarnya total biaya produksi yang dikeluarkan ketika memproduksi ikan asin tergantung dari besarnya skala usaha pengolahan ikan asin.
Dalam pengolahan ikan asin, membutuhkan curahan tenaga kerja yang berbeda dalam setiap skala usaha. Hal itu dapat diketahui, yaitu semakin besar
skala usaha pengolahan, maka semakin banyak tenaga kerja yang digunakan. Pengolahan dan pengawetan ikan menjadi ikan asin merupakan salah satu
cara untuk memberikan nilai tambah kepada pengolah ikan. Nilai tambah yang diperoleh tergantung pada besarnya skala usaha pengolahan ikan tersebut.
Semakin besar usaha pengolahan ikan maka semakin besar nilai tambah yang diperoleh oleh pengusaha ikan asin.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh besarnya skala usaha terhadap total biaya produksi usahatani
pengolahan ikan asin per kilogram. 2.
Ada pengaruh besarnya skala usaha terhadap jumlah curahan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani pengolahan ikan asin.
3. Ada perbedaan nilai tambah value added yang diperoleh dari usahatani
pengolahan ikan asin berdasarkan besarnya skala usaha per kilogram. 4.
Ada pengaruh besarnya skala usaha terhadap pendapatan usahatani pengolahan ikan asin per kilogram.
Pengolahan Ikan Asin
Skala Usaha Menengah
Skala Usaha Kecil
Skala Usaha Besar
- Total Biaya
Produksi -
Curahan Tenaga Kerja
- Total Biaya
Produksi -
Curahan Tenaga Kerja
- Total Biaya
Produksi -
Curahan Tenaga Kerja
Nilai Tambah Nilai Tambah
Nilai Tambah
Pendapatan Pendapatan
Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian dipilih secara purposive yaitu di desa Hajoran, Kecamatan Pandan dengan pertimbangan bahwa daerah penelitian memiliki produksi ikan
asin yang cukup besar dan merupakan daerah penghasil ikan terbesar yang berasal dari daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di
bawah ini. Tabel 3.1 Kecamatan Penghasil Ikan Asin di Kabupaten Tapanuli Tengah
No Kecamatan
Jumlah ikan yang diolah KgBulan
1 Kecamatan Pandan
2.550 kgbulan 2
Kecamatan Sarudik 1.382 kgbulan
3 Kecamatan Tapian Nauli
1.412 kgbulan 4
Kecamatan Sorkan 1.447 kgbulan
5 Kecamatan Barus
1.502 kgbulan 6
Kecamatan Andam Dewi 150 kgbulan
Tabel 3.2 Desa Penghasil Ikan Asin di Kecamatan Pandan No
Desa Jumlah ikan yang diolah
KgBulan 1
Desa Hajoran 1.750 kgbulan
2 Kelurahan Pandan
500 kgbulan 3
Kelurahan Lubuk Tukko 250 kgbulan
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Tapanuli Tengah, 2011
Universitas Sumatera Utara
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang mengolah ikan asin bukan nelayan. Populasi dikelompokkan ke dalam 3 strata berdasarkan jumlah
bahan baku yang diolah ikan segar sehingga dihasilkan ikan asin dalam waktu satu bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling
untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden, dengan menggunakan
daftar pertanyaan kuesioner yang telah dipersiapkan lebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait seperti Kantor Kepala Desa,
Dinas Perikanan dan Kelautan, dan buku-buku pendukung pendukung penelitian ini
3.4 Metode Analisis Data
Untuk hipotesis I mengenai total biaya produksi dianalisis secara deskriptif berdasarkan komponen biaya yang digunakan di daerah penelitian. Komponen
biaya dalam usaha tani pengolahan ikan asin adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya penyusutan alat-alat
dan biaya air, dan sebagai pembanding digunakan analisis dengan one way anova. Atau dengan menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung jumlah kuadrat antar kelompok SS
b
dapat menggunakan rumus :
Keterangan : T
: Total X masing-masing kelompok G
: Total X keseluruhan n
: Jumlah sampel masing-masing kelompok N
: Jumlah sampel keseluruhan
Untuk menghitung jumlah kuadrat antar kelompok SS
w
dapat menggunakan rumus :
Keterangan : SS
mk
: Jumlah kuadrat simpangan masing-masing kelompok
Untuk menghitung jumlah kuadrat total dapat dengan rumus di bawah ini.
Apabila SS
b
dan SS
w
telah diketahui besarnya, maka SS
t
dapat dihitung dengan :
Untuk menghitung deviasi rata-rata baik untuk antar kelompok maupun dalam kelompok dapat menggunakan rumus di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung derajat kebebasan dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
Keterangan : MS
b
: deviasi rata-rata kuadrat antar kelompok MS
W
: deviasi rata-rata kuadrat dalam kelompok SS
b
: Variabilitas antar kelompok SS
w
: Variabilitas dalam kelompok dk SS
b
: Derajat kebebasan untuk SS
b
dk SS
w
: Derajat kebebasan untuk SS
w
dk SS
t
: Derajat kebebasan untuk SS
t
n : Jumlah sampel masing-masing kelompok
k : Banyaknya kelompok
Sehingga untuk menghitung F hitung dapat menggunakan rumus di bawah ini :
Dimana : MSb : deviasi rata-rata kuadrat antar kelompok
MSw : deviasi rata-rata kuadrat dalam kelompok Irianto, 2003
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Uji Fisher Uji F satu arah dengan tingkat kepercayaan 95 adalah : F Hitung
≤ F Tabel, maka H diterima
F Hitung ≥ F Tabel, maka H
1
diterima
Untuk hipotesis II mengenai curahan tenaga kerja digunakan dengan analisis deskriptif dengan melihat pembagian tenaga kerja yang digunakan dalam usaha
ini dan dianalisis dengan menggunakan one way anova.
Untuk hipotesis III mengenai nilai tambah value added dianalisis dengan menggunakan one way anova dan juga menggunakan rumus sebagai berikut :
NT = NP – NBB + NBP Dimana :
NT : Nilai Tambah RpKg
NP : Nilai Produksi Hasil olahan RpKg
NBB : Nilai Bahan Baku RpKg NBP : Nilai Bahan Penunjang yang digunakan dalam proses produksi RpKg
Jika : NP NBB + NBP, artinya nilai tambah tinggi
NP NBB + NBP, artinya nilai tambah rendah Suryana, 1990
Untuk hipotesis IV mengenai pendapatan dianalisis dengan menggunakan one way anova dan menggunakan rumus sederhana, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Pd = TR – TC
Keterangan : Pd
: Pendapatan Rp TR
: Total Revenue Total Penerimaan Rp TC
: Total Cost Total Biaya Rp
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
3.6.1 Defenisi
a.
Pengolahan ikan asin adalah proses pengolahan dari ikan segar
menjadi ikan olahan melalui proses pengasinan. b.
Skala usaha adalah besarnya usaha pengolahan dilihat dari banyaknya
jumlah bahan baku yang diolah menjadi ikan asin. c.
Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
akan diproduksikan perusahaan tersebut. d.
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan.
e.
Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang
dipakai. f.
Nilai tambah adalah pertambahan nilai yang terjadi karena suatu
komoditi mengalami suatu pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan dalam suatu proses produksi penggunaan pemberian
input fungsional
Universitas Sumatera Utara
g.
Pendapatan adalah besarnya penerimaan bersih yang diterima petani
dalam usahatani pengolahan ikan asin.
3.6.2 Batasan Operasional
a. Daerah penelitian adalah Desa Hajoran, Kecamatan Pandan,
Kabupaten Tapanuli Tengah. b.
Waktu penelitian adalah pada tahun 2013 c.
Ikan yang diteliti adalah ikan laut yang diolah menjadi ikan asin. d.
Responden adalah pengolah ikan yang mengolah ikan laut menjadi ikan asin.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
PENGUSAHA SAMPEL
4.1 Deskripsi Desa Hajoran, Kecamatan Pandan
A. Kondisi Geografis
1. Letak dan Luas Desa
Desa Hajoran terletak di Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Secara administrasi Desa Hajoran mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut: ─ Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kalangan
─ Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Aek Horsik ─ Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sipange
─ Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Samudera Desa Hajoran berada pada ketinggian antara 0-800 m di atas permukaan
laut, dan terletak di jalur lintas antara Kecamatan Sarudik dan Kecamatan Badiri. Desa Hajoran ini berjarak 6 km dari kantor Camat Pandan.
Desa Hajoran memiliki luas wilayah 6,24 km², dan terdiri dari 6 Dusun, dengan perincian sebagai berikut :
1. Dusun I Muaranibung Mudik
2. Dusun II Muaranibung Hilir
3. Dusun III Hajoran
4. Dusun IV Bugis
5. Dusun V Batulobang
6. Dusun VI Aek Garut
Universitas Sumatera Utara
2. Penggunaan Lahan
Sebahagian besar lahan yang ada di Desa Hajoran dimanfaatkan oleh penduduk untuk pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di Desa Hajoran
dapat dilihat pada Tabel IV.1 berikut :
Tabel IV.1 Distribusi penggunaan Lahan di Desa Hajoran
No Jenis Penggunaan Lahan
Persentase 1 PerumahanPemukiman
76,740 2 KolamPerebusanPerikanan
16,868 3 LadangPerkebunan
1,250 4 SawahPertanian
2,425 5 PerkantoranSarana
Sosial a. Kantor Desa
0,003 b. Puskesmas Pembantu
0,004 c. 2 unit Mesjid
0,030 d. 3 unit Musholla
0,020 e. 1 unit Gereja
0,010 f. 2 unit Gedung SD
0,050 g. 4 unit PAUDTK
0,035 h. 2 unit MDA
0,030 i. Pasar Desa
0,030 j. Jalan UmumJalan Desa
2,082 k. Saluran Irigasi
0,423 Total
100
Sumber : Kantor Desa Hajoran, 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari segi sarana pendidikan tersedia di desa ini yaitu SD dan PAUDTK, dari sarana ibadah dapat dilihat tersedianya
tempat beribadah untuk masyarakat, dari segi sarana kesehatan hanya tersedia puskesmas pembantu di desa tersebut.
B. Kondisi Demografis