Faktor Internal: Kekuatan dan Kelemahan

3.3. Faktor Internal: Kekuatan dan Kelemahan

3.3.1. Modal Intelektual

a. Mahasiswa FEB UNS berkualitas dengan tingginya standar nilai ujian masuk dan ketatnya seleksi.

b. Rasio tenaga pendidik terhadap mahasiswa ideal untuk melakukan proses tridharma maupun manajemen perguruan tinggi. Mayoritas dosen bergelar master dan tenaga pendidik sedang menempuh studi lanjut S3 cukup besar. Namun sampai dengan penyusunan rencana strategis ini proporsi dosen bergelar doktor masih 27%.

c. Output FEB UNS berupa produk pengetahuan yang dituangkan dalam publikasi ilmiah, publikasi populer, publikasi buku teks, dan lain-lain.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

[ BAB III ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN ]

Rencana Strategi Bisnis 2015-2019

d. Pengelolaan modal intelektual dikembangkan dengan baik, terarah serta terus menerus sehingga menghasilkan karya dengan nilai inovasi dan kreativitas yang tinggi; serta mampu menghasilkan pengetahuan baru, dengan meraih berbagai penghargaan.

e. Soft skills & entrepreneurship lulusan masih perlu ditingkatkan secara berkelanjutan.

f. Pola pikir sivitas akademika terhadap pentingnya reputasi internasional perlu ditingkatkan.

3.3.2. Modal Sosial dan Kultural FEB UNS

Kondisi modal sosial dan kultural FEB UNS dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Modal sosial dan kultural FEB UNS adalah budaya nasional yang pluralistik. Modal ini dapat digunakan sebagai pijakan untuk pengembangan insan FEB UNS. Pluralitas dan heterogenitas kultural ini dapat menjadi sebuah modal budaya, sehingga dapat meningkatkan iklim persaingan akademis dan produktivitas penelitian. Modal sosial berupa peran FEB UNS di dalam masyarakat secara umum, yang dapat dilihat dari tiga tolok ukur, yaitu penerapan riset di dalam masyarakat, penyerapan pengetahuan oleh masyarakat, dan perluasan jaringan kerjasama. Pada tingkat layanan administrasi akademik, prinsip kehati-hatian dalam menjalankan dan menerapkan kaidah layanan dan ide-ide perubahan adalah modal budaya yang perlu dipertahankan, sehingga terjadi sinkronisasi yang harmonis antara perubahan yang diharapkan dengan sikap hati-hati, teliti dan waktu pelaksanaan yang berjalan lancar. FEB UNS menghadapai persoalan kultural maupun persoalan struktural yang serius. Persoalan kultural terutama terjadi pada persoalan manusia sebagai pelaku dalam organisasi, sedangkan persoalan struktural terjadi pada pola relasi antar manusia sebagai pelaku organisasi. Hal ini mengakibatkan belum mampunya modal pluralitas dan intelektualitas tersebut dalam menghasilkan produk-produk pengetahuan, riset dan pemikiran yang produktif dan inovatif.

b. Berkaitan dengan persoalan sumber daya manusia sebagai pelaku organisasi, karakter insan FEB UNS perlu dikembangkan sebagai berikut.

1) Mengaktualisasikan secara konsisten budaya kerja UNS ACTIVE.

2) Proaktif mengantisipasi berbagai kecenderungan baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan mengembangkan cara berpikir ke depan.

3) Meningkatkan motivasi berprestasi untuk menghasilkan karya-karya yang memiliki kualitas, nilai inovasi dan nilai kreativitas yang tinggi.

4) Meningkatkan disiplin dalam pengelolaan dan ketepatan waktu;

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

[ BAB III ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN ]

Rencana Strategi Bisnis 2015-2019

5) Meningkatkan budaya menulis untuk menghasilkan karya-karya tulis ilmiah, melalui penelitian yang selama ini sudah banyak dilakukan.

6) Menumbuhkan sikap berbagi, kolaborasi, dan melakukan aksi yang bereputasi internasional.

c. Beberapa tantangan dalam hal budaya yang bersifat struktural adalah sebagai berikut.

1) Budaya feodalistik antar pelaku-pelaku organisasi (tenaga pendidik/mahasiswa, atasan/bawahan) yang dapat menghambat iklim kreativitas, kebebasan akademis ataupun komunikasi.

2) Relasi yang cenderung bersifat eksklusif, yaitu kecenderungan terbentuknya kelompok-kelompok kecil (studi, riset), sehingga sulit tercipta sebuah sinergi.

3) Relasi yang kurang apresiatif, yaitu belum optimalnya apresiasi terhadap karya atau prestasi-prestasi sesama sivitas akademika FEB UNS.

4) Komunikasi antar pelaku-pelaku organisasi tidak lancar, sehingga menghambat berbagai alur informasi dan pengetahuan.

5) Relasi yang kurang partisipatif, yaitu belum tingginya partisipasi kalangan bawahan dalam perkembangan dan kebijakan umum fakultas.

3.3.3. Modal Organisasi, Sistem Manajemen, dan Layanan

a. Layanan dasar tridharma telah mampu dipenuhi FEB UNS sekalipun keefektifan dan efisiensinya perlu ditingkatkan. Ini berakibat pada nilai akreditasi program studi di lingkungan FEB UNS yang ditargetkan semua program studi terakreditasi A.

b. SOTK FEB UNS telah mendeskripsikan dengan tegas setiap tugas, tanggung jawab dan kewenangan dari setiap unsur pimpinan dan manajemen FEB UNS. Meskipun demikian, SOTK ini perlu direvitalisasi dengan metode pengembangan organisasi yang lebih modern dan relevan.

c. Telah dikembangkan perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan sistem manajemen dalam rangka melakukan akselerasi internasionalisasi FEB UNS.

d. FEB UNS mampu mengelola keuangan secara transparan dan akuntabel.

e. Tenaga pendidik belum secara optimal berorientasi pada riset dan pelaku manajemen seringkali kurang cepat tanggap terhadap perubahan jaman serta arah pengembangan diri dan organisasi.

3.3.4. Modal Keuangan

a. Pembiayaan operasional dan pengembangan FEB UNS bersumber dari rupiah murni (RM) dan PNBP serta sumber lain yang tidak mengikat.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

[ BAB III ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN ]

Rencana Strategi Bisnis 2015-2019

b. FEB UNS mempunyai kemampuan mengembangkan unit bisnis, namun belum memaksimalkan aspek usaha bisnis mandiri dan penggalangan dana lestari dari berbagai pihak.

c. Potensi FEB UNS dalam penggalangan dana (fund raising) sebagian besar bersumber dari dana masyarakat. Potensi ini perlu digali secara lebih mendalam, mengenali permasalahannya, dan mengembangkan upaya penggalangan dana yang akuntabel. Namun, kapabilitas dalam menggalang dana masih terbatas.

d. Sistem perencanaan anggaran dan manajemen finansial FEB UNS belum optimal. Hal ini disebabkan oleh praktik perencanaan berbasis kinerja yang belum sepenuhnya dapat dioperasionalkan sampai ke seluruh lini manajemen.

3.3.5. Modal Sumberdaya Fisik

a. Luas lahan kampus FEB UNS cukup memadai. Secara umum ruangan beserta fasilitasnya telah memadai, seperti ruang kelas untuk perkuliahan, ruang dosen, ruang pimpinan. Namun demikian laboratorium untuk perkuliahan praktikum masih perlu untuk dilakukan penambahan jumlah ruang laboratorium.

b. Aset dan sumber daya fisik dasar memadai. Jumlah aset yang memadai memungkinkan penyelenggaraan pendidikan berjalan baik.

c. Ketersediaan sarana dan prasarana sebagai ruang publik dan ruangan bersama untuk mahasiswa melaksanakan kegiatan di antara jadwal kuliah perlu ditingkatkan.

d. Fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara dasar telah dipenuhi, modul e-learning telah dikembangkan, access point telah tersedia, perpustakaan digital dan sistem informasi manajemen juga sudah tersedia. Namun, kapasitas (bandwidth) dan keandalan (reliability) sarana internet perlu ditingkatkan, meskipun backbone internal kampus dengan fiber-optic sudah disiapkan. Prasarana dan sarana komputer untuk layanan mahasiswa perlu ditingkatkan.