PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
D. PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Dalam rangka mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama dua tahun berturut-turut, diperlukan adanya komitmen dan keseriusan dalam pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penatausahaan, penggunaan, pemanfaatan, pemindahtangan, penghapusan, bahkan sampai dengan tuntutan ganti rugi. Pada Tahun Anggaran 2012, Pemerintah Daerah DIY melakukan penegasan pemakaian BMD yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur kepada pengguna/kuasa pengguna barang sesuai tugas dan fungsi SKPD. Status Penggunaan BMD pada masing-masing SKPD ditetapkan dalam rangka tertib pengelolaan Barang Milik Daerah dan kepastian hak, wewenang dan tanggung jawab kepada SKPD. Rekapitulasi Penetapan Status Penggunaan masing-masing SKPD sebagaimana tabel berikut:
86 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel III.4 Rekapitulasi Usulan Status Penggunaan BMD SKPD dan SK Penetapan Gubernur tentang Status Penggunaan BMD SKPD Laporan Barang Milik Daerah per 31 Desember 2011 dan per 31 Maret
LAPORAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) PER SKPD
NILAI ASET
NO INSTANSI
Nilai (Rp)
Unit
Nilai (Rp)
SK GUB STATUS PENGGUNAAN
1 Sekretariat DPRD
582.521.951.557 NO.270/KEP/2012 2 Biro Tata
2.244.173.640 NO.253/KEP/2012 Pemerintahan 3 Biro Hukum
4.216.927.694 NO.251/KEP/2012 4 Biro Administrasi
847.524.950 NO.254/KEP/2012 Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan 5 Biro Administrasi
838.076.476 NO.255/KEP/2012 Perekonomian dan Sumber Daya Alam 6 Biro Administrasi
966.036.013 NO.257/KEP/2012 Pembangunan 7 Biro Organisasi
724.600.020 NO.256/KEP/2012 8 Biro Umum, Humas
25.727.928.296 NO.252/KEP/2012 dan Protokol 9 Dinas Pekerjaan
8.339 2.405.114.301.909 NO.264/KEP/2012 Umum, Perumahan & Energi Sumber Daya Mineral 10 Dinas
172.050.745.371 NO.283/KEP/2012 Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 11 Dinas Kesehatan
52.807.307.996 NO.278/KEP/2012 12 RS Grhasia
29.911.806.175 NO.263/KEP/2012 13 Dinas Pendidikan,
315.707.573.477 NO.282/KEP/2012 Pemuda dan Olah Raga 14 Dinas Kebudayaan
64.562.319.944 NO.271/KEP/2012 15 Dinas Sosial
114.699.455.517 NO.274/KEP/2012 16 Badan
3.027.419.641 NO.261/KEP/2012 Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat 17 Dinas Tenaga Kerja
17.954.740.966 NO.277/KEP/2012 dan Transmigrasi
18 Dinas Pertanian
105.947.899.164 NO.275/KEP/2012 19 Badan Ketahanan
3.559.468.262 NO.273/KEP/2012 Pangan dan Penyuluhan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 87
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
LAPORAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) PER SKPD
NILAI ASET
NO INSTANSI
Nilai (Rp)
Unit
Nilai (Rp)
SK GUB STATUS PENGGUNAAN
62.342.156.816 NO.269/KEP/2012 dan Perkebunan 21 Dinas Kelautan dan
20 Dinas Kehutanan
69.311.388.807 NO.268/KEP/2012 Perikanan
35.662.649.943 NO.284/KEP/2012 Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
318.111.301.072 NO.281/KEP/2012 Pengelolaan Keuangan dan Aset 24 Inspektorat Provinsi
23 Dinas Pendapatan,
6.177.555.618 NO.258/KEP/2012 DIY
6.272.291.550 NO.266/KEP/2012 26 Badan Lingkungan
5.035.857.318 NO.259/KEP/2012 Hidup 27 Dinas Pariwisata
3.340.966.760 NO.267/KEP/2012 28 Badan Kesatuan
2.575.246.000 NO.260/KEP/2012 Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 29 Satuan Polisi
2.179.209.550 NO.262/KEP/2012 Pamong Praja 30 Badan
3.964.068.682 NO.274/KEP/2012 Penanggulangan Bencana Daerah 31 Badan
12.725.810.527 NO.265/KEP/2012 Kepegawaian Daerah 32 Badan Pendidikan
16.495.511.800 NO.280/KEP/2012 dan Pelatihan 33 Badan Kerjasama
24.366.856.515 NO.279/KEP/2012 dan Penanaman Modal
31.346.326.214 NO.276/KEP/2012 Perpustakaan dan Arsip Daerah
Sumber : Data DPPKA DIY
88 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
1.1 Persertifikatan Tanah Hak Pakai Pemerintah Daerah DIY
Pada Tahun Anggaran 2012, Pemerintah Daerah DIY menargetkan pensertifikatan 25 bidang tanah. Target ini telah terealisasi sebanyak 28 bidang tanah yang terdiri atas 11 bidang tanah telah selesai disertifikat dan masih dalam proses sebanyak 17 bidang, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III.5 Tanah Milik Pemerintah Daerah DIY yang Telah dan Masih dalam Proses Pensertifikatan Pada Tahun 2012
No.
Lokasi
Luas (m²)
Keterangan
1 Jln.TR.mataram 4 Badran, 2.325 Sudah Hak Pakai An. Bumijo, Jetis,YK (utara jalan)
Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1026
2 Srihadono, Pundong, Bantul 9.171 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.5
3 Banguntapan, Banguntapan, 12.055 Sudah Hak Pakai An. Bantul
Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.4
4 Imogiri, Karangtalun, Bantul 9.273 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1
5 Jagalan, Banguntapan, Bantul 154 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1
6 Tamanan, Banguntapan, Bantul 4.444 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1
7 Wirokerten, Banguntapan, 2.723 Sudah Hak Pakai An. Bantul
Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1
8 Potorono, Banguntapan, Bantul 2.983 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.1
9 Pendowo, Pendowoharjo, 69.900 Sudah Hak Pakai An. Sewon, Bantul
Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.13
10 Triharjo, Sleman, Sleman 2.500 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.5
11 Maguwoharjo, Depok, Sleman. 1.400 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah Daerah DIY Nomor : P.156
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 89
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Lokasi
Luas (m²)
Keterangan
12 Jl.Imogiri No.244, Mendungan, 25.500 Dalam Proses Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. 13 Jl.Jenggotan No.3-5-7, Bumijo,
3.837 Dalam Proses Jetis, Yogyakarta 14 Jl.Panjaitan No.70,
1.048 Dalam Proses Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta 15 Jl.HOS Cokroaminoto, Tegalrejo,
8.075 Dalam Proses Tegalrejo, Yogyakarta. 16 Komplek Kolombo No.59
310 Dalam Proses Caturtunggal Depok Sleman
17 Komplek Kolombo No.58 300 Dalam Proses Caturtunggal Depok Sleman 18 Komplek Kolombo No.60
350 Dalam Proses Caturtunggal Depok Sleman 19 Harjobinangun,Pakem,Sleman
8.424 Dalam Proses Jl. Ke Turi dusun Blembem Lor.
20 Karangjati Wetan, Sinduadi, 2.000 Dalam Proses Mlati, Sleman 21 Cangkringan, Sleman
5.269 Dalam Proses 22 Cangkringan, Sleman
5.000 Dalam Proses 23 Cangkringan, Sleman
5.982 Dalam Proses 24 Bokoharjo, Prambanan, Sleman
7.476 Dalam Proses 25 Bokoharjo, Prambanan, Sleman
8.103 Dalam Proses 26 Bokoharjo, Prambanan, Sleman
6.801 Dalam Proses 27 Tlogoadi, Mlati, Sleman
2.760 Dalam Proses 28 Bawuran, Sitimulyo, Piyungan,
Dalam Proses Bantul. Sumber : Data DPPKA DIY
1.2 Penyelesaian Tanah Pemda Eks Bioskop Indra
Pemerintah Daerah DIY telah melakukan upaya penyelesaian terhadap Tanah eks Bioskop Indra yang terletak di Jalan Jenderal Achmad Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, sebagai berikut:
a. Berdasarkan data dari Kantor Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Tanah eksBioskop Indra di Jl. Achmad Yani No. 13 Yogyakarta ditempati/dihuni oleh 7 Kepala Keluarga, yaitu: Sdr. Djoni Hartono, Ny. Kinnarti (Ny. Hendra Usmanto), Sdr. Burni BS
90 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tou (Ny. Dennis), Sdr. Soebagyo Abdullah, Sdr. Nicolas Bambang Sugiyanto, Sdr. Tonny Suliantoro, dan Sdr. Sukrisno Wibowo.
b. Berdasarkan Akta Perjanjian Kesepakatan Pemberian Penggantian Uang dan Kesanggupan Pengosongan serta Akta Perjanjian Pengosongan, pada tanggal 30 November 2010, Pemerintah Daerah DIY melalui Notaris telah menyelesaikan pengosongan
tanah seluas 4.479 m 2 yang dihuni 4 orang, dengan rincian :
− Sdr. Djoni Hartono, seluas 1.004 m 2
− Ny. Kinnarti (Ny. Hendra Usmanto), seluas 296 m 2 − Sdr. Burni BS Tou (Ny. Dennis), seluas 279 m 2 − Sdr. Soebagyo Abdullah (Bioskop Indra), seluas 2.900 m 2
c. Pemerintah Daerah DIY telah memberikan Surat Kuasa kepada Kejaksaan Tinggi Yogyakarta selaku Kuasa Negara untuk menyelesaikan pengosongan/pembebasan tanah dan bangunan eksBioskop Indra berdasarkan Surat Gubernur DIY Nomor: 593/0672 tanggal 28 Februari 2012 terhadap 3 orang penghuni yang masih bermasalah, yaitu: − Sukrisno Wibowo (mengaku ahli waris NV. JBBM), dengan
luas tanah 1.835 m²; − Nicolas Bambang Sugiyanto (Rumah Makan Cirebon), dengan
luas tanah 421 m². − Tony Suliantoro (Rumah Makan Cendrawasih), dengan luas
tanah 268 m².
d. Hasil negosiasi Tim Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan
Tinggi DIY dengan ketiga penghuni adalah sebagai berikut: − Dua penghuni, yaitu Nicolas Bambang Sugiyanto (RM.
Cirebon) dan Tonny Suliantoro (RM Cendrawasih), telah bersedia diberi uang pengganti dan melakukan pengosongan atas tanah yang selama ini ditempati. Hal ini didasarkan atas:
- Berita Acara Negosiasi yang ditandatangani oleh kedua penghuni (Nicolas Bambang Sugiyanto dan Tonny Suliantoro) dan Tim JPN Kejati DIY; - Akta Perjanjian Kesepakatan Pemberian Uang Pengganti dan Kesanggupan Pengosongan dan Akta Perjanjian Pengosongan di hadapan Notaris.
− Penghuni atas nama Sukrisno Wibowo telah diundang oleh Tim JPN Kejaksaan Tinggi DIY sebanyak 7 kali, namun yang bersangkutan
ini menyebabkan mediasi/komunikasi antara Tim JPN dengan Sukrisno Wibowo menemui jalan buntu.
tidak
hadir. Hal
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 91
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
e. Sehubungan dengan sudah diselesaikannya 6 orang penghuni, yaitu Sdr. Djoni Hartono, Ny. Kinnarti (Ny. Hendra Usmanto), Sdr. Burni BS Tou (Ny. Dennis), Sdr. Soebagyo Abdullah (Bioskop Indra), Sdr. Nicolas Bambang Sugiyanto (RM. Cirebon), dan Sdr. Tonny Suliantoro (RM. Cendrawasih), maka dalam rangka pengamanan administrasi atas 6 bidang tanah tersebut melalui Surat Gubernur DIY Nomor 593/0066 tanggal 7 Januari 2013, Pemerintah Daerah DIY telah mengajukan permohonan status hak atas tanah dimaksud kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional DIY.
1.3 Pemanfaatan
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah serta melaksanakan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah telah dilaksanakan pemanfaatan barang milik daerah yang idle, sebagai berikut:
a. Aset (Tanah dan/atau Bangunan) yang dioptimalkan melalui
sewa ada sebanyak 37 bidang, yaitu :
Tabel III.6 Aset (Tanah dan/atau Bangunan) yang Dioptimalkan Melalui Sewa Tahun 2012
Harga Sewa No.
Lokasi
Penyewa
Ket 2012 (Rp)
1. Tanah Eks Pabrik sabut
39.727.200 Pengasih Kulonprogo
PT Formula Land
2. Eks DIPARDA Lantai I BPD 90.000.000 Bagian Selatan 3. Tanah di Desa Sentolo PT Amarta Karya
14.641.000 Kulon Progo 4. Eks Diklat Perindustrian, Yayasan YAB
Selatan 5. Eks Rumah Dinas Jl AM Yayasan Wira
94.000.000 Sangaji
Husada
6. Eks Gd pangan sbl timur Jl Sunarti 11.000.000 *) Abubakar Ali 7. Tanah bekas OG no:16 di
Bambanglipuro, Bantul 8. Tanah di pantai Glagah,
Sumantoyo
92 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Harga Sewa No.
Lokasi
Penyewa
Ket 2012 (Rp)
Kulon Progo 9. Eks rumah Dinas Jl
10.914.000 Munggur 32 Yogyakarta
BUKP
Gondokusuman
10. Tanah di Jl Wisata,
2.431.000 **) Babarsari, Sleman
Yayasan
Dharmapala
11. Tanah & Bangunan di Jl PT Cemara Gading 12.000.000 Jenggotan
12. Tanah Srimulya, Piyungan, PemKab Bantul 7.918.050 Bantul 13. Eks PPK Kulonprogo
2.100.000 14. Eks Jembatan Timbang, Jl
Agus Sujoko
11.000.000 Bantul, Dongkelan 15. Tanah di Jl. D I Panjaitan 66 Honas Firdaus
Nanang S
2.196.150 Yogyakarta 16. Tanah dan bangunan di Jl
4.125.000 Perwakilan, Wates,
Koperasi Sumber
Rejeki
Kulonprogo 17. Tanah dan bangunan di
6.500.000 Glugo, Panggungharjo,
Son Innamor V
Paath
Krapyak, Yogyakarta 18. Tanah dan Bangunan di
6.250.000 Kedongkiron, Dongkelan, Yogyakarta
UD Surya Tani
504.700 *) Jl. Jogja - Wates, Sleman
19. Tanah di Ambarketawang,
4.683.700 *) 20. Tanah di Hargotirto,
4. Surib
750.000 *) Kokap, Kulon
Kelompok Tani
Tirto Manunggaal
21. Tanah dan Bangunan JEC
PT Buanaland
Agung
931.015.000 **) Malioboro Mall
22. Lahan Parkir Basement
PT Yogya Indah
Sejahtera
23. Tanah di Jangkang,
2.050.000 **) Widodomartani, Ngemplak, Sleman 24. Tanah di Komplek
Ny Sutarti
28 person
Dishutbun, Baciro 25. Tanah di Jl. Beskalan,
115.000.000 Ngupasan, Gondomanan,
PT Anindya Mitra
Internasional
Yogyakarta 26. Tanah dan Bangunan di Jl.
5.250.000 Jenggotan, Pingit, Jetis,
Badan Anti
Korupsi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 93
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Harga Sewa No.
Lokasi
Penyewa
Ket 2012 (Rp)
Yogyakarta 27. Tanah di Jalan Kenari
12.500.000 *) Yogyakarta (eksGudang
Talenta Body
Repair
BLPT) 28. Tanah di Jalan Kenari
9.500.000 (Eduhotel) 29. Tanah dan Bangunan di
SMK 6 Yogyakarta
7.500.000 *) Gading, Playen,
PT Sadhana
Arifnusa
Gunungkidul 30 Tanah di Patehan Tengah
600.000 No 25 Kraton, Yogyakarta
1. Suka Astuti
2. Tien Setiantoro
3. Roos Ani
684.000 31 Sebagian tanah dan
5. Aris Purnomo
2.928.000 bangunan di Karangjati,
1. Anik Suharmini
2.928.000 Mlati, Sleman 32 Tanah dan bangunan di
2. Sri Wahyu
8.280.000 Mrican Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman
R. RB Aria Putra
33 Lahan Tambak Udang di
11.000.000 Gadingsari, Sanden, Bantul
YB. Pratomo
34 Tanah dan bangunan di
12.500.000 Komplek Colombo Nomor
Umat Beriman
35 Tanah dan bnagunan di
1.410.000 Wanujoyo Lor, Piyungan, Bantul 36 Tanah dan bangunan di Jl.
Hari Subandriyo
5.400.000 Tunjung Nomor 2 Yogyakarta 37 Tanah dan bangunan di
Soepomo S
60.000.000 Desa Banguntapan, Bantul
PT Ampuh
Sejahtera
Sumber : Data DPPKA DIY Keterangan: *) sudah bayar dimuka **) belum bayar/belum lunas
94 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b. Barang Milik Daerah yang dioptimalkan melalui pinjam pakai sebanyak 58 bidang tanah/bangunan dan 17 kendaraan, yang terangkum dalam 34 perjanjian pinjam pakai, sebagai berikut:
Tabel III.7 Barang Milik Daerah yang Dipotimalkan Melalui Pinjam Pakai Tahun 2012
Jumlah No
Lokasi
Obyek
1. Tanah dan Bangunan di Kabupaten Gunungkidul 2 a. Tanah di Jl Brigjen Katamso Nomor 8 Wonosari Gunungkidul b. Tanah dan bangunan di desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul
2. Balai Benih Induk (BBI) Perikanan Krapyak dan Balai Benih 1 (BBI) Perikanan Gesikan, Kabupaten Bantul beserta daftar barang inventaris lainnya. 3. Tanah dan bangunan eksUPT Kanwil Departemen
2 Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY a. Tanah dan bangunan eksUPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY yang terletak di Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul b. Tanah dan bangunan eksUPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY yang terletak di Gunungsempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul
4. Tanah di Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta 1 5. Bangunan lantai atas sebelah selatan eksDinas Pariwisata
1 Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 14 Yogyakarta 6. Tanah dan bangunan di Jalan Wiyoro Lor Nomor 21
1 Baturetno, Banguntapan, Bantul 7. Tanah di Kabupaten Bantul:
4 a. Tanah di desa Argorejo, Kecamatan Sedayu untuk kantor Kecamatan Sedayu b. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.204 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AN.372362 untuk Kecamatan Sanden c. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.824 m2 sesuai sertifikat Nomor P.0006 seri AN.370599 untuk Puskesmas Sanden d. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 2.159 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0005 seri AN 372361 untuk Sekolah Dasar Negeri I Sanden
8. Tanah-tanah di Kabupaten Kulonprogo 5 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 95
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Jumlah No
Lokasi
Obyek
a. Tanah yang terletak di Hargorejo, Kokap, Kulonprogo b. Tanah yang terletak di Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo, Kulonprogo c. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo seluas 1.555 m2 d. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo seluas 2.590 m2 e. Tanah yang terletak di Kulwaru, Wates, Kulonprogo
9. Tanah di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan 1 Prambanan, Kabupaten Sleman
10. Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Keparakan, 1 Mergangsan, Kota Yogyakarta. 11. Tanah yang terletak di Jalan Suryodiningratan Nomor 8
1 Yogyakarta. 12. Tanah yang terletak di Desa Hargobinangun, Kecamatan
1 Pakem, Kabupaten Sleman
13. Tanah di Gesikan, Wijirejo, Pandak, Bantul dan Di Desa 2 Gatak, Kelurahan Bokoharjo, Kcamatan Prambanan, Kabupaten Sleman 14. Tanah-tanah di Kabupaten Gunungkidul
10 a. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 1.663 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00001 seri AB.538626 tanggal 08/07/1991 b. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 593 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00002 seri AB.538627 tanggal 08/07/1991 c. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 102 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00004 seri AB.740783 tanggal 17/04/1993 d. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 65 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 seri AD.740785 tanggal 17/04/1993 e. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 637 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.00002 seri AD.728434 tanggal 18/01/1993 f. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 146 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AD.7284354 tanggal 18/01/1993 g. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 468 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00001 Seri AD.728433 Tanggal 18/01/1993 h. Tanah yang terletak di Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul seluas 22.502 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor
96 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Jumlah No
Lokasi
Obyek
P.00005 Seri AH.457048 Tanggal 01/08/1996 i. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 21.151m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 Seri AH.457559 Tanggal 03/09/1996
j. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari,
Gunungkidul seluas 9.696 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00002 Seri AH.457049 Tanggal 31/08/1996
15. Sebagian tanah dan bangunan Dinas Kehutanan dan 1 Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Resort KSDA Kota Yogyakarta di Baciro seluas + 100 m2 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta 16. Sebagian tanah dan bangunan milik Pemerintah Daerah
1 Istimewa Yogyakarta yang terletak di Kedung Poh, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, dengan luas 2.035 m2 dari total luas keseluruhan 6.677 m2 sesuai Sertifikat Hak Pakai Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 00001 Seri AL.145170 tanggal 29 April 2009 17. Tanah-tanah di Kabupaten Kulon Progo
a. Tanah di Jalan Sugiman, Gang Bisma, Margosari, Pengasih, Kulon Progo seluas 1.425 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.8 Seri AH.196049 Tanggal
31 Juli 1996 dan seluas 1.255 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.10 Seri AI.951715 Tanggal 11 November 1997 b. Tanah di Jalan Khudori Nomor 49 Wates, Kulon Progo seluas 641 M2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.7 Seri B.1859289 Tanggal 24 Maret 1987 c. Wates, Kulon Progo seluas 450 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.26 Seri AH.196047 Tanggal 19 April 1996
18. Sebagian tanah dan bangunan Dinas Pariwisata Daerah 1 Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 56 Yogyakarta, seluas 144 m2 dari luas seluruhnya seluas 8.472 m2. 19. Tanah dan Bangunan di Kabupaten Sleman
a. Tanah dan bangunan yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman seluas 10.040 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1858618 Tanggal 18 Juli 1987 b. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 2.510 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.4 Seri B.1858625 Tanggal 18 Juli 1987
c. Tanah dan bangunan yang terletak di Sumberagung, Moyudan, Sleman seluas 9.510 m2 sesuai dengan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 97
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Jumlah No
Lokasi
Obyek
Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873598 Tanggal 22 September 1987 d. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 5.705 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3 Seri B.1873599 Tanggal 08 September 1987 e. Tanah dan bangunan yang terletak di Margodadi, Seyegan, Sleman seluas 6.770 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873600 Tanggal 22 September 1987 f. Tanah dan bangunan yang terletak di Bimomartani, Ngemplak, Sleman seluas 9.910 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 B.8979481 Tanggal 17 Juni 1988
20. Kendaraan Dinas (KPU) 15 unit 21. a. Barang-barang Inventaris (KPU)
1 unit b. Tanah yang terletak di Jl. Ipda Tut Hasrono 47, Muja
1 Muju, Umbulharjo, Yogyakarta
22. Tanah yang terletak di Jalan Notowinatan PA II/437, 2 Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta tanah seluas 104 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3/Gnk Seri B.8190750dan bangunan yang terletak di Jalan Jlagran Nomor 52 Yogyakarta seluas 90 m2 23. Kendaraan jenis Sedan, Merk/Type Toyota New Camry
1 unit 3.OV/AT, Tahun 2004, 2995 CC, Nomor Polisi AB 92, Nomor Rangka MR 053-XK 3044, Nomor Mesin IMZ- 1694200, Nomor BPKB, Warna Abu-abu Metalite 24. Sebagian tanah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan
1 Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Wisma PU Kaliurang, Kabupaten Sleman seluas + 64 m2 25. Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih,
1 Kabupaten Kulon Progo seluas + 46.200 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.14 Seri AB548997 Tanggal 10 Februari 1993
26. Sebagian gedung/kantor beserta peralatannya yang terletak 1 di Komplek Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta seluas 144,75 m2 (19,3 m x 7,5 m)
27. sebagian tanah yang terletak di Maguwoharjo, Depok, 1 Sleman tanah seluas + 585,4 m2 dari luas keseluruhan + 5.800 m2 sesuai Sertipikat Hak Pakai Nomor 166 Seri AX 216169, tanggal 17 April 2006 28. tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan
1 Mergangsan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta seluas + 2.250 m2 dari luas keseluruhan + 6.775 m2 sesuai dengan
98 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Jumlah No
Lokasi
Obyek
Sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri B.8302803, tanggal 17 Juni 1988 29. Tanah dan bangunan Milik Daerah yang terletak di
1 Kalitirto, Berbah, Sleman tanah seluas + 20.785 m2 sesuai dengan sertifikat Hak Pakai Nomor 5 Seri AH 443787, tanggal 21 Maret 1997 dan bangunan seluas 2.485,16 m2. 30. Tanah seluas 8.877 m2 dari laus keseluruhan 29.841 m2
1 sesuai sertifikat Hak Pakai Nomor P.5/Bnr seri B 8972861 tanggal 26 September 1987 yang terletak di Jalan Kyai Mojo Pingit, Yogyakarta. 31. Kendaraan Operasional Minibus/MP Suzuki/GC 415 V-
1 unit APV STD 32. a. Barang inventaris
1 unit b. Tanah di Jalan Panembahan Romo 65 Base, Kotagede,
1 Yogyakarta 33. Tanah yang terletak di Jalan Laksda Adisutjipto Km. 8
1 Yogyakarta 34. Bangunan gedung kantor bekas Kantor Pelayanan Pajak
1 Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Gunungkidul di atas tanah milik Kepolisian Resort Gunungkidul
Sumber : Data DPPKA DIY
c. Barang Milik Daerah (Tanah dan/atau bangunan) yang dioptimalkan melalui bentuk Bangun Guna Serah sebanyak 1 bidang, yaitu Tanah di Jl. Malioboro dengan PT YIS, sesuai dengan:
1) Akta Perjanjian Kerjasama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan Nomor 53;
2) Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Yogya Indah Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl Malioboro Yogyakarta tanggal 12 September 1992 Nomor 665.2/3076 tanggal 8 Desember 1993;
3) Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Yogya Indah Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl Malioboro Yogyakarta
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 99
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tanggal 12 September 1992 Nomor 199/KPTS/1998 tanggal 14 Agustus 1998.
1.4 Penghapusan
a. Pelaksanaan Penatausahaan dan Penghapusan Barang Milik Daerah.
Barang Milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang hilang, rusak berat dan tidak efisien lagi penggunaannya untuk kepentingan dinas, layak dihapuskan dari Daftar Buku Inventaris Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam rangka pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan Barang Milik Daerah, tahapan-tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:
1) Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah dengan Keputusan Gubernur Nomor 2/PAN/2011 tanggal 27 Januari 2011 dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Nomor 188/03017/PBD tanggal 23 Februari 2012 tentang Penunjukan Personalia Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012;
2) Mengirimkan Surat Edaran Gubernur Nomor 933/0771 Tanggal 08 Maret 2012 tentang Penghapusan Barang Milik Daerah, dan Nomor 933/1786 Tanggal 6 Juni 2012 tentang Penghapusan Kendaraan Dinas;
3) Menghimpun dan merekap data usulan penghapusan bangunan, kendaraan bermotor maupun barang inventaris lainnya dari SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;
4) Melaksanakan verifikasi dan identifikasi data usulan penghapusan barang;
5) Melaksanakan klarifikasi dan koordinasi usulan penghapusan kepada SKPD yang mengusulkan;
6) Melaksanakan peninjauan lokasi barang dalam rangka pengecekan dan penelitian barang usulan penghapusan;
7) Melaksanakan penarikan/pengangkutan barang-barang usulan penghapusan dari lokasi SKPD ke Gudang Penyimpanan barang penghapusan;
8) Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta terkait dengan persetujuan penghapusan barang inventaris yaitu:
100 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
a) Keputusan Gubernur Nomor 50/KEP/2012 Tanggal 26 Januari 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gubernur di Jalan Balirejo Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Pengguna Tahun Anggaran 2012 (Bangunan Gedung Badan Pemberdayaan Perempuan);
b) Keputusan Gubernur Nomor 69/KEP/2012 Tanggal 9 Februari 2012 tentang Persetujuan Penghapusan 1 (Satu) Ekor Sapi Pejantan Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Pada Dinas Pertanian Tahun Anggaran 2012;
c) Keputusan Gubernur Nomor 130/KEP/2012 Tanggal 27 Maret 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Udang Galah Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2012 yang ditindaklanjuti dengan Pemusnahan mendasarkan Keputusan Gubernur Nomor 131/KEP/2012 Tanggal 28 Maret 2012 tentang Penetapan Penghapusan Udang Galah Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Kerja Budidaya Air Payau Samas Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Tahun Anggaran 2012;
d) Keputusan Gubernur Nomor 160/KEP/2012 Tanggal 7 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jl. Kenari 2 Yogyakarta (Bangunan Gedung inventaris BTKP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga);
e) Keputusan Gubernur Nomor 161/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Tempat Parkir Dan Ruang Sepeda Di SMPN 1 Galur Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo;
f) Keputusan Gubernur Nomor 162/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Jembatan Timbang Di Jalan Solo Km 9 Yogyakarta (Bangunan Gedung Dinas Perhungan, Komunikasi dan Informatika);
g) Keputusan Gubernur Nomor 168/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Di SMPN 1 Wonosari Jl. Kolonel Sugiyono Nomor 35 B Wonosari, Gunungkidul;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 101
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
h) Keputusan Gubernur Nomor 169/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jalan Kaliurang Km 17 Yogyakarta (RS Grhasia);
i) Keputusan Gubernur Nomor 202/KEP/2012 Tanggal 22 Juni 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Ruang Penjaga Sekolah, WC Siswa Dan Tempat Parkir Sepeda Di SMP Negeri 1 Galur, Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo;
j) Keputusan Gubernur Nomor 217/KEP/2012 Tanggal 12 Juli 2012 tentang Persetujuan Penghapusan 1 Ekor Sapi Pejantan (Bull) Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012;
k) Keputusan Gubernur Nomor 292.1/KEP/2012 Tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah Di Jalan Kenari Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012. (Sasana Langen Budaya –Graha Wana Bhakti Yasa, BPO Dinas DikPora);
l) Keputusan Gubernur Nomor 317/KEP/2012 Tanggal 27 Agustus 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Kantor Resort Polisi Hutan Wates Di Kedunggong, Wates, Kulon Progo. (Dinas Kehutanan dan Perkebunan);
m) Keputusan Gubernur Nomor 334/KEP/2012 Tanggal 26 September 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Dan Pemindahtanganan 2 Unit Kendaraan Dinas Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012.
n) Keputusan Gubernur Nomor 354/KEP/2012 Tanggal 25 Oktober 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Barang Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 (Barang Inventaris);
o) Keputusan Gubernur Nomor 378/KEP/2012 Tanggal 26 Nopember 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna Dan/Atau Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2012;
p) Keputusan Gubernur Nomor 386/KEP/2012 Tanggal 6 Desember 2012 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung SLB Pembina Jalan Imogiri Nomor 224 Giwangan Umbulharjo Yogyakarta Dari Daftar Barang Pengguna Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga;
102 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
q) Keputusan Gubernur Nomor 448/KEP/2012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Penghapusan 20 (Dua puluh) Unit Bus Dari Daftar Barang Milik Daerah.
b. Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang milik Daerah
Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan sebagai tindak lanjut dari penghapusan, sedangkan bentuk- bentuk pemindahtanganan antara lain dengan cara Penjualan, Hibah, Tukar Menukar dan Penyertaan Modal.
1) Penjualan
Tahapan –tahapan yang telah dilaksanakan pada kegiatan penjualan antara lain :
a) Pembentukan Panitia Penjualan Barang Milik Daerah dengan Keputusan Gubernur Nomor 3/PAN/2011 tanggal 27 Januari 2011 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Nomor 188/03106/PBD tanggal 24 Februari 2012 tentang Penunjukan Personalia Panitia Penjualan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012;
b) Melaksanakan penilaian dan penaksiran harga barang penghapusan yang akan dilakukan penjualan;
c) Penjualan dilaksanakan dengan mendasarkan: (1). Keputusan Gubernur Nomor 70/KEP/2012 Tanggal 10
Februari 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan 1 Ekor Sapi Pejantan Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Pada Dinas Pertanian Tahun Anggaran 2012;
(2). Keputusan Gubernur Nomor 72/KEP/2012 Tanggal 10 Februari 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Di Jalan Balirejo Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Pengguna Tahun Anggaran 2012;
(3). Surat Sekretaris Daerah Nomor 030/1054 Tanggal 5 April 2012 tentang Persetujuan Penjualan (Bongkaran bekas rehab bangunan Dalem Ageng, Gedung Wilis, Gedung Pare Anom dan Bangsal Kepatihan melalui APBD Biro Umum, Humas dan Protokol);
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 103
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
(4). Keputusan Gubernur Nomor 160/KEP/2012 Tanggal 7 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jl. Kenari 2 Yogyakarta (Bangunan Gedung inventaris BTKP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga);
(5). Keputusan Gubernur Nomor 162/KEP/2012 Tanggal 15 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Jembatan Timbang Di Jalan Solo Km 9 Yogyakarta (Bangunan Gedung Dinas Perhungan, Komunikasi dan Informatika, dijual secara lelang terbuka melalui KPKNL);
(6). Keputusan Gubernur Nomor 169/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak Di Jalan Kaliurang Km 17 Yogyakarta (RS. Grhasia);
(7). Keputusan Gubernur Nomor 292.1/KEP/2012 Tanggal 9 Agustus 2012 tentang Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah Di Jalan Kenari Nomor 29 Yogyakarta Dari Daftar Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 (Sasana Langen Budaya – Graha Wana Bhakti Yasa, BPO Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dijual secara lelang terbuka melalui KPKNL);
(8). Keputusan Gubernur Nomor 317/KEP/2012 Tanggal 27 Agustus 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Pemindahtanganan Bangunan Gedung Kantor Resort Polisi Hutan Wates Di Kedunggong, Wates, Kulon Progo (Dinas Kehutanan dan Perkebunan);
(9). Surat Sekretaris Daerah Nomor 011/4038 Tanggal 30 Oktober 2012 tentang Persetujuan Penjualan (sisa bongkaran bekas Rehabilitasi Bangsal Kepatihan dan Interior Gedung Wilis melalui APBD Biro Umum, Humas dan Protokol);
(10). Keputusan Gubernur Nomor 382/KEP/2012 Tanggal 3 Desember 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna Dan/Atau Kuasa Pengguna Tahun
104 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Anggaran 2012 (Dijual secara lelang terbuka melalui KPKNL);
(11). Keputusan Gubernur Nomor 387/KEP/2012 Tanggal 6 Desember 2012 tentang Penetapan Penghapusan Dan Cara Penjualan Bangunan Gedung SLB Pembina Jalan Imogiri Nomor 224 Giwangan Umbulharjo Yogyakarta;
(12). Keputusan Gubernur Nomor 396/KEP/2012 Tanggal 13 Desember 2012 tentang Penetapan Penghapusan Barang Dari Daftar Barang Pengguna Dan/Atau Kuasa Pengguna Serta Cara Penjualannya Tahun Anggaran 2012 (Barang Inventaris);
(13). Surat Sekretaris Daerah Nomor 011/5011 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan Penjualan (Sisa bongkaran bekas Rehab Gedung Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah);
(14). Surat Sekretaris Daerah Nomor 011/5012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan Penjualan (Sisa bongkaran bekas Rehabilitasi Gedung C Dinas Pertanian).
2) Hibah
Hibah adalah salah satu bentuk Pemindahtanganan dengan cara pengalihan kepemilikan dengan tanpa adanya kontra prestasi. Pelaksanaan Hibah Barang Milik Daerah berdasarkan:
(1). Keputusan Gubernur Nomor 161/KEP/2012 Tanggal 15 Mei
2012 tentang Penetapan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Tempat Parkir Dan Ruang Sepeda Di SMPN 1 Galur Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo (Dihibahkan kepada Komite Sekolah SMPN 1 Galur, Kulon Progo);
(2). Keputusan Gubernur Nomor 168/KEP/2012 Tanggal 16 Mei 2012
Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Gedung Di SMPN 1 Wonosari Jl. Kolonel Sugiyono Nomor 35
tentang
Penetapan
B Wonosari, Gunungkidul (Dihibahkan kepada Komite Sekolah SMPN 1 Wonosari, Gunungkidul);
(3). Keputusan Gubernur Nomor 174/KEP/2012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Hibah Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 (Dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kelompok Masyarakat);
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 105
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
(4). Keputusan Gubernur Nomor 202/KEP/2012 Tanggal 22 Juni 2012
Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Bangunan Ruang Penjaga Sekolah, WC Siswa Dan Tempat Parkir Sepeda Di SMP Negeri 1 Galur, Jl. Raya Brosot 20 Galur, Kulon Progo (Dihibahkan kepada Komite Sekolah SMPN 1 Galur, Kulon Progo);
tentang
Penetapan
(5). Keputusan Gubernur Nomor 335/KEP/2012 Tanggal 26 September
Penghapusan Dan Pemindahtanganan 2 (Dua) Unit Kendaraan Dinas Dari Daftar Barang Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 (Dihibahkan kepada Yayasan Kesejahteraan Pekerja dan Pegawai Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta).
tentang
3) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan modal pemerintah daerah adalah salah satu bentuk dari Pemindahtanganan atas barang milik daerah dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Hukum Lainnya yang dimiliki Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan Penghapusan 20 (dua puluh) unit bus untuk dilakukan penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah kepada Perseroan Terbatas Anindya Mitra Internasional (PT AMI) dengan mendasarkan Keputusan Gubernur Nomor 448/KEP/2012 Tanggal 28 Desember 2012 tentang Penghapusan 20 (Dua puluh) Unit Bus Dari Daftar Barang Milik Daerah.
c. Pelaksanaan Pembinaan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Agar pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah DIY dapat berjalan lancar, tertib dan teratur baik dalam penerimaan, penyimpanan, pengeluaran barang maupun pelaporannya mendasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomr 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah telah ditunjuk Penyimpan dan Pengurus Barang dengan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 10/SEKDA/II/2012 Tanggal 23 Februari 2012 tentang Pejabat Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 Jo. Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 18/SEKDA/V/2012 Tanggal 7 Mei 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Sekretaris
106 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10/SEKDA/II/2012 tentang Pejabat Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012 Jis.
Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 27/SEKDA/XI/2012 tanggal
13 Nopember 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10/SEKDA/II/2012 tentang Pejabat Pengurus Barang dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2012.
Barang milik Daerah merupakan unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, perlu dikelola secara tertib agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi pengelolaan barang daerah, agar dicapai langkah yang menyeluruh dan terpadu diperlukan adanya peraturan daerah.
Mendasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah bahwa pengelolaan barang milik daerah diatur dalam Peraturan Daerah, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyusun Peraturan Daerah Nomor
15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai pedoman pelaksanaan bagi pejabat pengelola barang milik daerah sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh semua pihak dalam rangka melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah.
Agar Peraturan Daerah ini dapat diketahui dan dilaksanakan oleh semua pihak terkait maka telah dilaksanakan Sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 yang merupakan salah satu unsur Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Daerah kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Cq. Kepala Sub Bagian Umum/Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pengurus dan Penyimpan Barang di lingkungan Pemerintah Daerah DIY beserta staf Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
d. Penyiapan Bahan dan Pelaksanaan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR).
Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang/keuangan milik daerah, dan apabila Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna/Kuasa Pengguna, Penyimpan dan atau Pengurus Barang yang karena perbuatannya sehingga mengakibatkan adanya kerugian daerah maka kepadanya dapat dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) begitu juga kepada Bendaharawan atau Pegawai bukan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 107
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Bendaharawan yang merugikan keuangan dan barang daerah dapat dikenakan Tuntutan Perbendaharaan (TP) .
Untuk mendukung kegiatan sebagaimana tersebut di atas telah dibentuk Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan barang Daerah Provinsi DIY dengan Keputusan Gubernur Nomor : 9/KEP/2011 tanggal 15 Januari 2011 tentang Pembentukan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah dan telah ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Nomor 188/01086/PBD tanggal 20 Januari 2012 tentang Penunjukan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012 yang telah diubah dengan Keputusan Nomor 188/11594/PBD Tanggal 27 Agustus 2012 dan terakhir Nomor 188/13251/PBD Tanggal 1 Nopember 2012.
Upaya tindaklanjut terhadap hasil pemeriksaan khusus untuk pelaksanaan penyelesaian TP-TGR:
a) Kepada Mantan Anggota DPRD, PIAD dan Pensiunan PNS Provinsi DIY selama tahun 2012.
- Masih perlu melakukan penyelesaian sebanyak 40 orang - Telah melakukan pelunasan sebanyak 9 orang;
b) Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pembayaran atas pengembalian kerugian daerah dalam Tahun 2012
- Masih dalam angsuran sebanyak 5 orang - Telah melakukan pelunasan sebanyak 2 orang.
Selanjutnya disusun Laporan Gubernur mengenai perkembangan penyelesaian kasus kerugian Daerah kepada Menteri Dalam Negeri Cq. Direktorat Jenderal Keuangan Daerah.
e. Penyusunan Peraturan Gubernur Tentang Penghapusan dan Tata Cara Penjualan Barang Milik Daerah
Sejalan dengan semakin meningkatnya tugas pemerintahan Daerah di Bidang Pelayanan Umum, khususnya yang berkaitan dengan Pengelolaan Barang daerah, perlu dilakukan penertiban terhadap Barang pemerintah Daerah yang merupakan salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat untuk
108 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
dikelola dengan baik, benar serta akuntabel, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan.
Berdasarkan Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah disebutkan bahwa pengelolaan barang milik daerah diatur dalam Peraturan Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai pedoman pelaksanaan bagi pejabat pengelola barang milik daerah sehingga dapat dipakai sebagai landasan yuridis bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan pengelolaan barang milik daerah.
Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 71 dan Pasal 75 Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tersebut, bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai penghapusan dan tata cara penjualan barang milik daerah diatur dengan Peraturan Gubernur, selanjutnya disusun Peraturan Gubernur tentang Penghapusan dan Tata Cara Penjualan Barang Milik Daerah yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur 75 Tahun 2012 tentang Penghapusan dan Tata Cara Penjualan Barang Milik Daerah.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 109
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
BAB IV. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pemerintah Daerah DIY pada tahun anggaran 2012 menyelenggarakan program/kegiatan dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Total program yang dilaksanakan yang merupakan belanja langsung sebanyak 471 program dengan jumlah kegiatan sebanyak 3078 kegiatan. Program 01-06 dilaksanakan di semua SKPD.
A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN
1. URUSAN PENDIDIKAN
a) Kondisi Umum
M profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Masyarakat
asyarakat yang maju ditandai dengan tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pendidikan penduduknya yang tinggi serta jumlah dan kualitas yang tinggi untuk tenaga ahli dan tenaga
Yogyakarta yang maju perlu diwujudkan oleh segenap pemangku kepentingan dengan cara mengupayakan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel, yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang andal. Hal tersebut selaras dengan cita-cita besar DIY untuk menjadi Pusat Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025.
Cita-cita menjadi pusat pendidikan Asia Tenggara tersebut ditempuh dengan upaya mewujudkan lembaga pendidikan yang berstandar nasional dan internasional, serta pusat-pusat keunggulan ilmiah; penyediaan sumber daya pendidikan yang handal; penciptaan lingkungan yang kondusif terhadap pendidikan; menarik minat peserta didik sebanyak mungkin dari luar DIY; mencetak lulusan yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan berakhlak mulia; meningkatkan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 111
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
masyarakat terdidik dan berbudaya; serta meningkatkan proporsi masyarakat yang berpendidikan menengah dan tinggi. Mengingat bahwa pembangunan pendidikan di DIY merupakan bagian integral dari pembangunan di DIY secara umum sekaligus sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, diperlukan pemahaman secara komprehensif terhadap visi pembangunan di DIY.
Urusan wajib bidang pendidikan serta urusan pemuda dan olahraga dilaksanakan melalui program dan kegiatan sesuai dengan arah dan kebijakan Pemerintah Daerah DIY yang diarahkan untuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis, dan beretika dalam mendukung terwujudnya
budaya yang adiluhung. Tolok ukur pencapaian target kinerja urusan pendidikan di DIY
dapat dicermati dalam indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009- 2013. Salah satu indikator kinerja pada upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari besaran angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut meliputi angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM).
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI pada tahun 2011 sebesar 111,43%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 111,78%. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI tahun 2011 sebesar 97,53% dan pada tahun 2012 sebesar 97,54%. Besaran angka APK dan APM yang hampir sama tersebut, atau hanya menunjukkan kenaikan yang kecil, menggambarkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada data jumlah siswa dan penduduk yang bersekolah usia 7-12 tahun antara tahun 2011 dan 2012.
Berdasarkan data, angka putus sekolah untuk tingkat SD/MI sebesar 0,07%. Angka ini lebih besar dibandingkan target yang ditetapkan, yaitu 0,03%. Pada umumnya faktor yang melatarbelakangi alasan putus sekolah bersifat sosial-ekonomi, antara lain karena anak membantu orangtua untuk mencari nafkah dan orangtua tidak mampu membiayai anak bersekolah.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 115,50% dan di tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 115,43%. APM SMP/MTs di tahun 2011 adalah sebesar 81,08% dan mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 81,13%. Menurut catatan, angka putus sekolah SMP/MTs di DIY saat ini sebesar 0,16%. Angka ini lebih kecil dari target yang ditentukan, yaitu sebesar 0,24%.
APK Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah (SM/MA) pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 88,79%, sedangkan tahun 2011 menjadi 88,04%. APM SM/MA pada tahun 2011 sebesar 63,45% dan mengalami kenaikan di tahun 2012 menjadi 63,65%. Rasio Siswa SMA terhadap SMK
112 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
adalah 1:2. Artinya, siswa SMK dua kali lebih banyak dibanding siswa SMA. Hal ini menunjukkan keberadaan SMK di DIY mendapat sambutan yang baik dan diminati masyarakat/siswa. Untuk memenuhi kebutuhan masyakarat dan minat yang tinggi atas SMK, maka diperlukan pengembangan SMK yang telah ada. Dengan melihat kebutuhan daerah, terutama dipandang dari sektor ekonomi, maka SMK yang perlu dikembangkan di DIY adalah kelompok/bidang pariwisata dan pertanian.
Indikator kinerja lain dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah rasio siswa per-guru. Rasio siswa per-guru adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru untuk untuk jenjang pendidikan tertentu yang menunjukkan bahwa makin tinggi rasio berarti makin banyak siswa yang harus dilayani oleh seorang guru atau makin kurang jumlah guru di jenjang pendidikan tersebut. Rasio siswa per-guru untuk untuk tahun 2012 pada jenjang pendidikan SD/MI adalah 13, untuk jenjang pendidikan SMP/MTs adalah 11, sedangkan untuk jenjang pendidikan SM/MA adalah 9. Standar ideal dan norma nasional untuk mengukur rasio siswa/guru adalah: SD/MI sebesar 40; SMP/MTs sebesar 21; dan SM/MA sebesar 21. Berdasarkan standar dan norma nasional tersebut dapat dikatakan bahwa rasio siswa per-guru SD/MI, SMP/MTs, dan SM/MA di DIY telah sesuai dan berada pada standar nasional yang ditetapkan.
Pada jenjang pendidikan tinggi tercatat bahwa jumlah mahasiswa yang menimba ilmu di DIY tahun 2011 sejumlah 272.647 mahasiswa. Pada tahun 2012, angkanya meningkat menjadi 298.997 mahasiswa, dengan jumlah mahasiswa asing sebanyak 2.123 mahasiswa.
Infrastruktur pendidikan berupa sekolah/madrasah, baik negeri maupun swasta, telah tersebar di seluruh DIY. Persebaran sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI sudah merata di seluruh desa. SD/MI negeri maupun swasta yang ada di DIY berjumlah 2.017 sekolah, SMP/MTs negeri maupun swasta berjumlah 507 sekolah, SMA/MA baik negeri dan swasta berjumlah 203 sekolah, SMK negeri maupun swasta sebanyak 203 sekolah, TK/RA negeri maupun swasta sejumlah 2.209 sekolah, dan SLB negeri maupun swasta berjumlah 67 sekolah. Pada jenjang perguruan tinggi, jumlah seluruh lembaga perguruan tinggi, baik universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi berjumlah 130 lembaga. Apabila dicermati dari ketersediaan ruang belajar, rata-rata kepadatan ruang belajar di SD/MI adalah 21 siswa/kelas (18 siswa/kelas pada tahun 2011), SMP/MTs adalah 29 siswa (32 siswa/kelas pada tahun 2011), dan SM sebesar 27 siswa/kelas (28 siswa/kelas pada tahun 2011).
Guna memberikan jaminan pendidikan yang mempunyai mutu standar nasional maupun internasional kepada masyarakat dan agar Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 113
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
dapat menghasilkan lulusan pendidikan yang dapat mensejajarkan diri pada persaingan global, serta lebih khusus lagi untuk menuju Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Terkemuka di Asia Tenggara, maka telah dikembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: SD SSN berjumlah 92 dan SD RSBI berjumlah 6 sekolah; SMP RSBI terdiri dari 12 sekolah dan SSN 98 sekolah; SMA RSBI berjumlah 26 dan sekolah SSN sebanyak 275 sekolah (negeri dan swasta).
Guna memberikan bekal kemandirian bagi para penyandang ketunaan yang ada di DIY, pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus juga mendapat perhatian dan prioritas dalam pembangunan bidang pendidikan. Untuk memberi kesempatan dan akses belajar bagi anak-anak penyandang ketunaan, telah disediakan Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusi (sekolah umum yang juga menyediakan sarana dan guru untuk proses belajar bagi siswa penyandang ketunaan). Total jumlah SLB di DIY sebanyak 67 sekolah, dengan rincian 58 SLB berstatus swasta dan 9 SLB berstatus negeri. Sedangkan sekolah inklusi, dari jenjang pendidikan SD, SMP dan SM, berjumlah 143 sekolah. Jumlah ini sesuai dengan data sekolah yang mendapat bantuan guru inklusi dari Pemda DIY. Sementara itu, jumlah penduduk penyandang ketunaan usia 7-18 tahun sebanyak 5.559 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.891 orang belum mendapatkan kesempatan belajar.
Sampai dengan tahun 2012, program pemberantasan buta aksara sebagai salah satu program di Millenium Development Goals (MDG’s) dapat menggarap sebanyak 98,23% orang di DIY menjadi melek aksara.
Dalam rangka memberikan layanan pendidikan berbentuk digital kepada masyarakat, telah diluncurkan layanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan program Jogja Learning Gateway . Salah satu media yang telah diluncurkan adalah layanan data kependidikan berbasis web yang dapat diakses di www.pendidikan- diy.go.id yang sangat bermanfaat untuk semua kalangan yang membutuhkan informasi mengenai data dan pembangunan kependidikan di DIY. Masyarakat, khususnya pelajar, yang berminat mengikuti pembelajaran secara online dapat mengakses laman www.jogjabelajar.org .
Adapun pencapaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan di DIY tahun 2011-2012 disajikan pada tabel berikut:
114 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.1 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun
Realisasi % Realisasi
98,23 98,23 2. Angka Rata-Rata Lama
1. Angka Melek Huruf
10 9,2 92,00 Sekolah 3. Angka Partisipasi
Tahun
Kasar a. PAUD
69,93 87,41 b. SD/MI
111,78 101,62 c. SLTP/MTs
115,43 99,50 d. SMU/MA/SMK
88,04 101,20 e. PLB
69,89 75,56 4. Angka Partisipasi
Murni a. SD/MI
97,54 102,35 b. SLTP/MTs
81,13 91,16 c. SMU/MA/SMK
63,65 100,24 5. Angka Kelulusan a. SD/MI
98,45 98,45 b. SLTP/MTs
96,83 102,27 c. SMU/MA/SMK
97,74 104,89 6. Angka Putus Sekolah a. SD/MI
0,07 233 b. SLTP/MTs
0,16 66,00 c. SMU/MA/SMK
0,51 110 7. Jumlah Prestasi Siswa
dalam Olimpiade/Kejuaraan
Tingkat Nasional dan Internasional
a. SD/MI - Nasional
1 4 1 400 b. SLTP/MTs - Nasional
Peringkat
1 4 1 400 - Internasional
Peringkat
1 1 1 100 c. SMU/MA/SMK - Nasional
Event
1 4 1 400 - Internasional
Peringkat
4 1 6 600 8. Jumlah Sekolah Standar Nasional
Event
92 61,33 b. SMP/MTs
a. SD/MI
Sekolah
97 77,60 c. SMA/MA/SMK
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 115
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Realisasi % Realisasi
9. Jumlah Sekolah Bertaraf Internasional a. SD/MI
6 7 6 85,71 b. SMP/MTs
Sekolah
12 12 12 100,00 c. SMA/MA/SMK
Sekolah
26 25 26 104,00 10. Jumlah Sekolah
Sekolah
5 3 5 166,67 Berbasis Keunggulan Lokal
Sekolah
46 45 46 102,22 Memenuhi Standar Nasional
11. Jumlah Lembaga PNF
Lembaga
12. Prestasi Kejuaraan PNF Peringkat 1 1 1 100 13. Jumlah Mahasiswa
298.997 102,92 14. Jumlah Mahasiswa
15. Prestasi Olah raga Tingkat Nasional a. PON
- 10 14 71,43 b. POPNAS
Peringkat
Peringkat
c. POSPENAS
Peringkat
Sumber: Disdikpora DIY, 2012 Keterangan: POSPENAS berikutnya diadakan pada tahun 2013
116 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.2 Program/Kegiatan Urusan Pendidikan Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
1 Program Pendidikan Anak
- Usia Dini
1.1 Pengembangan Data Dan
- Informasi Pendidikan Anak Usia Dini 1.2 Rintisan Kelembagaan P A U D
- Nonformal 1.3 Pengembangan Kelembagaan
Sisa akomodasi dari P A U D Non Formal dalam
hasil negosiasi rangka pendampingan Program ECED (Early Child Education) 1.4 Pengembangan Kelembagaan
1.5 Pembinaan Kreativitas TK
Belanja alat tidak diambil karena tidak dibutuhkan untuk lomba
- untuk kemandirian Anak Usia
1.6 Pengembangan bahan ajar
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 117
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Dini 1.7 Akreditasi Lembaga PAUD
1.8 Penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini Percontohan Tingkat Provinsi 1.9 Penyusunan Acuan
Kurikulum PAUD
2 Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
2.1 Penyediaan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta Pesantren Salafiyah dan Sat Pend Non- Islam
2.2 Penyelenggaraan Paket B
Setara SMP 2.3 Penyediaan Beasiswa Retrieval
Efisiensi; adanya untuk Anak Putus Sekolah
penerima bantuan yang dituliskan dobel
2.4 Pengembangan SMP Bertaraf
Internasional 2.5 Pengembangan dan
Efisiensi; sisa pengadaan
118 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Peningkatan Mutu SMPN 1 Galur Kulon Progo 2.6 Pengembangan dan
86.62 Pengadaan almari dan Peningkatan Mutu SMPN 1
filling cabinet tidak Wates Kulon Progo
terealisasi 2.7 Pengembangan dan
Peningkatan Mutu SMPN 1 Karangmojo Gunungkidul 2.8 Pengembangan dan
66.88 Pekerjaan tidak Peningkatan Mutu SMPN 1
diselesaikan oleh Wonosari Gunungkidul
rekanan pemenang lelang
2.9 Pembinaan OOSN (Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional) SD 2.10 Pembinaan OSN (Olimpiade
Sains Nasional) SD 2.11 Seleksi, Pembinaan Dan
Peserta tidak Pengiriman Seni TK /SD
memerlukan kit; dari 8 cabang lomba hanya 4 cabang yang membutuhkan alat
2.12 Pembinaan OOSN SMP
Biaya kegiatan sharing dengan APBN
2.13 Pembinaan FLSSN SMP
Biaya kegiatan sharing dengan APBN
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 119
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
2.14 Pembinaan OSN SMP
Sisa akomodasi dari Dokter Kecil
2.15 Pembinaan Sekolah Sehat Dan
hasil negosiasi 2.16 Pengembangan bank soal
2.17 Pembinaan & pengembangan
guru sains (IPA & matematika) 2.18 Pengembangan & pembinaan
klub olahraga SD 2.19 Pembinaan Tenaga Pengelola
Tidak semua peserta UKS
hadir; sisa akomodasi narasumber ahli
2.20 Lomba motivasi belajar
mandiri SMP Terbuka 2.21 Gladi & pembinaan LPIR
(Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) SMP
2.22 Pembinaan tim pengembang
kurikulum SMP 2.23 Pengembangan lesson study
92.07 - Menengah
3 Program Pendidikan
3.1 Penyediaan Beasiswa Bagi
Keluarga Tidak Mampu
120 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
3.2 Penyelenggaraan Paket C
Setara SMU 3.3 Pengembangan Kurikulum
Sisa akomodasi dari hasil SMA
negosiasi 3.4 Pengembangan Kurikulum
SMK 3.5 Pengembangan
Peserta lebih sedikit Kewirausahaan S M K
daripada yang dianggarkan
3.6 Pengembangan SMA Bertaraf
Internasional 3.7 Pengembangan SMK Bertaraf
Internasional 3.8 Pengembangan dan
73.89 Pembangunan Peningkatan Mutu SMAN 2
perpustakaan tidak Wates Kulon Progo (RSBI)
dapat direalisasikan
3.9 Pengembangan dan
Peningkatan Mutu SMAN 1 Wonosari Gunungkidul (RSBI) 3.10 Pengembangan dan
Peningkatan Mutu SMKN 2 Pengasih Kulon Progo (RSBI) 3.11 Pengembangan dan
Peningkatan Mutu SMKN 2
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 121
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Wonosari Gunungkidul (RSBI) 3.12 Penerbitan Jurnal Karya Ilmiah
3.13 Lomba Kompetensi Siswa SMK
Tingkat Nasional 3.14 Pembinaan dan Pengiriman
Jumlah peserta lebih OOSN SMK
sedikit dari yang dianggarkan karena mengikuti ketentuan dari pusat
3.15 Pembinaan dan Pengiriman
peserta FLSSN SMK Tingkat Nasional 3.16 Pembinaan dan Pengiriman
OSN SMA Tingkat Nasional 3.17 Pembinaan dan Pengiriman
OOSN SMA 3.18 Pembinaan dan Pengiriman
Harga tiket perjalanan FLSSN SMA
lebih murah daripada harga yang dianggarkan
3.19 Penyelenggaraan Lomba Debat
Bahasa Inggris 3.20 Penyelenggaraan Lomba
Cerdas Cermat (LCC) UUD 1945
122 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
3.21 Gladi PIR Dan Wisata Budaya
Sisa akomodasi dari Kebumian Dan Keastronomian
3.22 Pengembangan Pembelajaran
hasil negosiasi Dalam Pemahaman Fenomena Alam 3.23 Pembinaan Akreditasi Jenjang
SMA 3.24 Pembinaan Akreditasi Jenjang
SMK 3.25 Penyelenggaraan Olimpiade
Sains Terapan Nasional (OSTN) SMK 3.26 Penyelenggaraan Olimpiade
Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) SMA
3.27 Seleksi dan Pengiriman Peserta
Anugerah Konstitusi bagi guru Sekolah Menengah
Narasumber pusat hanya karakter & budi pekerti SMA
3.28 Pengembangan pembelajaran
1 orang (dianggarkan untuk 2 orang)
3.29 Pengembangan kreativitas
siswa SMK (Klinik Sains SMK) 3.30 Penyelenggaraan klinik sains
Efisiensi biaya cetak
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 123
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
SMA soal, honor dan konsumsi peserta
3.31 Pemetaan 8 standar
pendidikan pada SMK 3.32 Pemberdayaan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMK 3.33 Peningkatan kompetensi
pengawas SMK 3.34 Peningkatan kompetensi
Sisa akomodasi hasil pengawas SMA
negosiasi, efisiensi perjalanan dinas dalam daerah
3.35 Penyelenggaraan FLSS Tingkat
Provinsi 3.36 Pengadaan alat praktek dan
Anggaran harus peraga siswa
menunggu DPA perubahan yang terbit di awal bulan November sehingga waktu untuk proses/pelaksanaan lelang tidak mencukupi
4 Program Pendidikan Non
4.1 Pembinaan Pendidikan Kursus
Pengiriman ke tingkat
124 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Dan Kelembagaan nasional hanya 1 jenis lomba, karena 2 jenis lomba yang lain tidak memenuhi syarat untuk mengikuti lomba tingkat nasional (tidak bernilai ekonomis)
4.2 Pengembangan Pendidikan
Keaksaraan 4.3 Penyediaan Sarana Dan
Sisa pengadaan dari Prasarana Pendidikan Non
hasil negosiasi; sisa Formal
belanja ATK karena harga lebih murah
4.4 Publikasi Dan Sosialisasi
Pendidikan Non Formal 4.5 Pengembangan pendidikan
Pentas PAI tingkat Keagamaan
nasional tahun 2012 ditunda tahun 2013 dan adanya efisiensi belanja
Alokasi anggaran pada Masyarakat
4.6 Pengembangan Jam Belajar
DPA melebihi SHBJ 4.7 Pengembangan
Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 4.8 Pembinaan
Efisiensi konsumsi dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 125
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Organisasi Mitra PNFI akomodasi 4.9 Jambore PTKPNF
Jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti jambore tingkat provinsi kurang dari target dan adanya perubahan jumlah cabang yang dilombakan di tingkat nasional
4.10 Penyelenggaraan MTQ Pelajar
Tingkat Provinsi 4.11 Fasilitasi Konsorsium Lembaga
Efisiensi konsumsi dan PNFI
akomodasi 4.12 PembinaanAkreditasi PNF
4.13 Pengkajian kompetensi
instruktur lembaga kursus di DIY 4.14 Pengembangan laboratorium
bahasa 4.15 Pengembangan laboratorium
komputer 4.16 Pengembangan Bahan ajar seri
mengenal seni,Budaya dan
126 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
keunikan Yogyakarta 4.17 Pengembangan Model
Kurikulum Penanaman Cinta Lingkungan (Paciling) melalui keluarga
5 Program Pendidikan Luar
5.1 Pembangunan Gedung Sekolah
Pembangunan gedung SLB 2 Bantul belum selesai keseluruhan
5.2 Pengadaan Buku-buku dan
Alat Tulis Siswa 5.3 Pengadaan Alat Praktik dan
Peraga Siswa 5.4 Pengadaan Meubeler Sekolah
5.5 Pengadaan Perlengkapan
Sekolah 5.6 Pengadaan Sarana Mobilitas
Sekolah 5.7 Rehabilitasi Sedang/Berat
Bangunan Sekolah 5.8 Pembinaan Forum Masyarakat
Peduli Pendidikan 5.9 Pembinaan Minat, Bakat, dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 127
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Kreativitas Siswa 5.10 Bantuan Operasional Sekolah
5.11 Pengembangan Kurikulum
5.12 Pemberian Beasiswa Magang
5.13 Pemberian Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) 5.14 Pemberian Layanan Kesehatan
Siswa 5.15 Koordinasi, Pembinaan dan
Supervisi Sekolah 5.16 Pembraillean Buku/Naskah
5.17 Pembinaan SOINA
5.18 Pengembangan Resource Center
Tidak ada rekanan yang mau melaksanakan pekerjaan (lelang dilaksanakan melalui LPSE)
5.19 Jambore PK-PLK
5.20 Pengadaan alat ketrampilan
128 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
5.21 Peningkatan Pengelolaan
- assesment guru 5.22 Peningkatan Kompetensi Guru
- Bhs Inggris SLB 5.23 Peningkatan Kompetensi
- Pengelola Komputer Guru SLB
5.24 Supervisi Pengawas SLB
- Pengelola PK-PLK (Pendidikan Khusus - Pendidikan Layanan Khusus)
6.26 Pengembangan Kompetensi
6 Program Peningkatan Mutu
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Peserta yang lulus Pendidik
6.1 Pelaksanaan Sertifikasi
ujikompetensi awal hanya 123 orang dari rencana 150 peserta
6.2 Pelaksanaan Uji Kompetensi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6.3 Pelatihan Bagi Pendidik Untuk
- Memenuhi Standar Kompetensi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 129
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Belanja perjalanan dinas Kepala Sekolah Berprestasi
6.4 Pemilihan Pengawas Sekolah,
luar daerah tidak Dan Berdedikasi
terserap, karena peserta/kontingen sudah dibiayai oleh pusat/Kemdikbud (APBN)
6.5 Seleksi Calon Kepala Sekolah
Belanja perjalanan dinas tidak terserap karena tim pendampingan sudah diberikan honorarium
6.6 Pengembangan Kompetensi
Pendidik PAUD Non Formal 6.7 Pengembangan Kompetensi
Pendidik TK 6.8 Pengembangan Kompetensi
Pendidik SMK 6.9 Peningkatan Kesejahteraan
Pembayaran GTT dan Pendidik dan Tenaga
PTT tidak terserap Rp Kependidikan
1.716.407.280 karena kebutuhan honor untuk tahun 2012 sudah cukup sebesar Rp 4.114.788.720
6.10 Pemberdayaan MGMP/MKKS
130 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
SMA 6.11 Pemberdayaan MGMD /K3S
SMK 6.12 Pendidikan Dan Pelatihan Bagi
65.00 Rekanan pengadaan Pendidik Dan Tenaga
cidera janji, sehingga Kependidikan Berbasis
putus kontrak Keunggulan Lokal 6.13 Pengembangan TI Bagi Guru
Dan TU 6.14 Bimbingan Teknis
Efisiensi biaya Penyelenggaraan Ujian
akomodasi karena kegiatan bimbingan cukup dilaksanakan dengan pengurangan jumlah hari pelaksanaan kegiatan di hotel
6.15 Pengembangan Kompetensi
Pendidik Non Formal 6.16 Penilaian angka kredit guru,
pamong belajar dan kinerja kepsek 6.17 Bimtek karya tulis ilmiah bagi
pendidik dan tenaga kependidikan 6.18 Peningkatan mutu pendidik &
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 131
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
tenaga kependidikan SLB 6.19 Peningkatan Kompetensi guru
Adanya sisa belanja SLB
honor instruktur 6.20 Penyusunan Peraturan
Gubernur pengelolaan pendidikan daerah 6.21 Pengembangan mutu sekolah
Bantuan akan melalui pemanfaatan Program
disampaikan/dicairkan ICT-EQE (Information
ke kabupaten/kota pada Communication Technology)
tahun 2013
6.22 Peningkatan Pemerataan Mutu
Pendidikan (EQIP) 6.23 Koordinasi dan Deseminasi
Program BTKP 6.24 Evaluasi penyelenggaraan
RSBI 6.25 Pengendalian bantuan-bantuan
Perjalanan dinas dalam bidang pendidikan
daerah banyak yang tidak terserap karena keterbatasan waktu
6.26 Kegiatan monitoring &
evaluasi pemanfaatan media pembelajaran dalam KBM 6.27 Pemberian jaminan pendidikan
Efisiensi biaya
132 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
bagi siswa miskin perjalanan dinas sesuai kebutuhan jumlah siswa miskin yang diverifikasi
6.28 Pembinaan dan
Pengembangan Pustakawan SD
7 Program Peningkatan
Manajemen Pelayanan Pendidikan
7.1 Pelaksanaan Evaluasi Hasil
Efisiensi akomodasi Kinerja Bidang Pendidikan
7.2 Pengendalian Dan Pengawasan
49.00 38.00 Kegiatan dihentikan Penerapan Azas Efisiensi Dan
sebagai hasil dari Efektifitas Penggunaan Dana
pemeriksaan Inspektorat Dekonsentrasi
DIY
7.3 Penyelenggaraan Ujian SD/MI
Efisiensi biaya belanja
7.4 Penyelenggaraan Ujian PNF
Efisiensi biaya dari hasil nego biaya pencetakan soal EHB
7.5 Pemberian Penghargaan
Jumlah penerima Prestasi di Bidang Pendidikan,
penghargaan/peraih Pemuda dan Olahraga
juara selama tahun 2012
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 133
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
tidak memenuhi target 7.6 Pembinaan dan
Efisiensi harga Penyelenggaraan Duta Seni
akomodasi dan peralatan Pelajar se-Jawa- Bali
hasil dari negosiasi 7.7 Penyelenggaraan Siaran
Pendidikan di Media Elektronik 7.8 Pengembangan Minat dan Baca
Tulis 7.9 Pendataan Pendidikan
Pengembangan Aplikasi Pendataan Dan E - Administrasi 7.10 Pemeliharaan Website
7.11 Penyelenggaraan Akreditasi
Sekolah/Madrasah 7.12 Penyelenggaraan Ujian
7.13 Pengembangan Web BTKP
7.14 Penyelenggaraan Lomba Siswa
berprestasi Kita Harus Belajar (KI HAJAR) 7.15 Penyelenggaraan Hari Anak
Nasional 7.16 Penjaminan Mutu Sekolah
134 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
7.17 Penyelenggaraan Hari Guru
8 Program Pendidikan Tinggi
8.1 Promosi Pendidikan Tinggi
8.2 Pembinaan Minat, Bakat, dan
- Kreativitas Mahasiswa 8.3 Pemberian bantuan biaya
- pendidikan mahasiswa/bea mahasiswa
8.4 Pemberdayaan IKPM se-
- Indonesia di Yogyakarta
8.5 Peningkatan Kualitas LPM Bid.
- Kewirausahaan dan SIBERTIMAS 8.6 Pembinaan, Pencegahan
- Penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS bagi siswa, mahasiswa dan pendidik 8.7 Penerbitan Data dan Informasi
- Perguruan Tinggi DIY
9 Program Akselerasi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 135
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
Pengembangan Pendidikan Terkemuka
9.1 Pengembangan Jogja Learning
9.2 Pembinaan Siswa Berbakat
9.3 Promosi Produk - Produk
- BTKP Melalui Media Elektronik dan Pameran 9.4 Pengembangan dan Produksi
- Media Pembelajaran Budaya Berbasis TIK 9.5 Kegiatan penerbitan buletin
- warta guru & jurnal ilmiah Adi Karsa 9.6 Pengembangan Kluster
- Sekolah IT 9.7 Pengembangan Bahan Ajar
- Bermuatan Kebencanaan
9.8 Produksi Media Pembelajaran:
- Animasi, Video, Multimedia 9.9 Diklat penulisan naskah:
- animasi, video, multimedia pembelajaran Keunggulan Lokal
136 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/ Kegiatan Keterangan
10 Program Peningkatan
Pelayanan Pendidikan Pada BLUD
10.1 Pelayanan Pendidikan pada
BLUD 10.2 Pendukung Pelayanan
Semua subkegiatan telah Pendidikan pada BLUD
terselesaikan kecuali subkegiatan peremajaan peralatan praktik dengan pagu sebesar Rp. 2.487.511.826,00 (ABT) tidak dapat dilaksanakan, dikarenakan tidak cukup waktu untuk proses lelang pengadaan barang. Barang-barang yang akan diadakan sebagian besar merupakan barang impor, seperti: gas analizer, dinamometer, scanner tool , digital injector , mesin bubut, liang dai.
Sumber : Disdikpora DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 137
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan solusi
Pendidikan di DIY memiliki permasalahan yang terkait dengan faktor-faktor di luar sektor pendidikan. Faktor-faktor tersebut antara lain administrasi pemerintah daerah, demografi, sosial budaya, keagamaan, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta akses transportasi dan komunikasi.
Permasalahan
1. Angka putus sekolah tingkat SD/MI sebesar 0,07, atau lebih besar dari target yang ditetapkan yaitu 0,03. Adapun faktor yang melatarbelakangi alasan putus sekolah cenderung karena sosial ekonomi atau, dengan kata lain, masih adanya masyarakat miskin yang kesulitan menanggung biaya pendidikan.
2. Angka putus sekolah SMP/MTs di DIY saat ini sebesar 0,16%. Angka ini lebih kecil dari target yang ditentukan, yaitu sebesar 0,24%. Faktor yang mempengaruhinya sama dengan angka putus sekolah SD/MI, yaitu faktor sosial ekonomi.
3. Jumlah penduduk penyandang ketunaan di DIY rentang usia 7-18 tahun sebanyak 5.559 orang, dengan sebanyak 1.891 orang di antaranya belum mendapatkan kesempatan belajar. Hal ini menunjukkan masih banyak penyandang ketunaan yang belum mendapatkan akses pendidikan.
4. Masih kurangnya SDM di bidang Pendidikan yang berkualitas (kompetensi dan skill).
Solusi
1. Untuk mengatasi angka putus sekolah baik tingkat SD/MI maupun SMP/MTs dapat dilakukan dengan cara Pemberian Beasiswa Retrieval, Bantuan Siswa Miskin, pemberian bantuan biaya pendidikan mahasiswa, dan pemberian Jaminan Pendidikan bagi Siswa Miskin untuk pelajar/mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.
2. Penyelenggaraan forum masyarakat perduli pendidikan sebagai sarana sosialisasi layanan anak berkebutuhan khusus atau penyandang ketunaan, pemberian beasiswa magang bagi siswa SLB negeri maupun swasta, dan pemberian bantuan operasional untuk SLB swasta se-DIY.
3. Peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan, antara lain dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
a. Memfasilitasi peningkatan kompetensi dan sertifikasi guru;
138 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b. Memberikan pelatihan tentang wawasan budaya/kearifan lokal kepada guru;
c. Mengadakan pembinaan terhadap minat, bakat, dan kreativitas siswa;
d. Mengadakan pembinaan yang lebih intensif terhadap sekolah- sekolah kejuruan dalam rangka pengembangan kewirausahaan;
e. Mengadakan pembinaan untuk tim pengembang kurikulum;
f. Melaksanakan sosialisasi pendidikan berbasis keunggulan lokal dengan menekankan pembelajaran pada potensi lokal di DIY.
2. URUSAN KESEHATAN
a) Kondisi Umum
Tujuan dari pembangunan kesehatan menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada: 1) perikemanusiaan; 2) pemberdayaan dan kemandirian; 3) adil dan merata, serta; 4) pengutamaan dan manfaat.
yang dilaksanakan berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan didapatkannya berbagai penghargaan sektor kesehatan, baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota, oleh DIY. Prestasi tersebut tidak lepas dari kontribusi masyarakat dan sektor lain dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di DIY.
Beberapa hal yang menjadi isu mendasar pembangunan kesehatan di DIY adalah peningkatan jaminan pemeliharaan semesta, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan/pelatihan dan riset kesehatan. Sedangkan beberapa isu terkait kesehatan jiwa di DIY antara lain pelayanan kesehatan jiwa untuk gelandangan psikotik, pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, dan masih tingginya kasus NAPZA di DIY. Perlu disadari bahwa kesehatan dan permasalahanya bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi semua pihak di DIY seperti dunia usaha, LSM, dunia pendidikan, dan masyarakat sendiri. Sebab, permasalahan kesehatan terkait dengan faktor seperti keadaan geografis dan lingkungan, sosial budaya, IPTEK, dan lain sebagainya.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan serta memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat ke depan, Pemda DIY melalui RS Grhasia
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 139
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
terus melakukan peningkatan kualitas manajemen dan pelayanan. RS Jiwa Grhasia selain memberikan pelayanan kesehatan jiwa, juga memberikan pelayanan kesehatan spesialistik lainnya seperti Unit Gawat Darurat, pelayanan gigi, konsultasi psikologis, dan lainnya. Pada Oktober 2008, RS Jiwa Grhasia telah mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, disusul dengan mendapatkan ISO 9001 : 2008 pada November 2011. Pada Februari 2012, RS Jiwa Grhasia memperoleh akreditasi. Lalu, pada bulan agustus 2012, RS Jiwa Grhasia mendapatkan status PPK-BLUD penuh.
Indikator sebagai tolok ukur pencapaian target kinerja urusan kesehatan di DIY tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.3 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2011-2012
2012 No
Indikator % Target Realisasi Target Realisasi Realisasi
1 Umur Harapan Hidup *)
74 99,60 2 Angka Kematian Balita *)
17 19 16 19 84,42 3 Angka Kematian Bayi *)
16 17 16 17 94,12 4 Angka Kematian Ibu
103 99,03 Melahirkan* *) 5 Prevalensi Gizi Buruk **)
0,59 137,29 6 Cakupan Rawat Jalan
2,7 195,65 Rumah Sakit **) Sumber : *) BPS **)Dinkes DIY
7 Cakupan Rawat Inap
Capaian derajat kesehatan (Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Melahirkan) DIY menempati peringkat terbaik secara nasional. Capaian usia harapan hidup di suatu wilayah menggambarkan keberhasilan program kesehatan dan program sosial ekonomi pada umumnya di
wilayah tersebut. Sebagaimana disajikan dalam tabel, saat ini umur harapan hidup DIY mencapai 74 Tahun (UHH secara nasional menurut BPS sebesar 69 tahun). Meningkatnya pelayanan kesehatan, dan naiknya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kemampuan memenuhi kebutuhan gizi dan kalori dan tingkat pendidikan yang lebih baik yang memungkinkan memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai pada gilirannya juga akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia
140 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
harapan hidupnya. Capaian Umur Harapan Hidup yang tinggi di DIY memberi konsekuensi dalam hal peningkatam kualitas hidup masyarakat usia lanjut. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain: 1) meningkatkan Pelayanan Geriatri; 2) menyediakan Puskesmas Santun Usial, Posyandu Usila, serta; 3) mengembangkan pelayanan di sarana kesehatan.
Capaian Indikator kesehatan lainnya, seperti Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Balita, dan Angka Kematian Bayi, menunjukkan tren positif. Angka Kematian Ibu (AKI) di DIY sejak tahun 2008 –2012 mengalami penurunan dari 105 per-100.000 Kelahiran hidup pada tahun 2008, 104 per-100.000 Kelahiran hidup pada tahun 2009, dan menjadi 103 per-100.000 Kelahiran hidup pada tahun 2012. Angka tersebut jauh di bawah Angka Kematian Ibu nasional sebesar 228 per-100.000 (SDKI 2007). Angka kematian Balita di DIY, sebagaimana disajikan dalam tabel, saat ini sudah mencapai 19 per-1000 Kelahiran hidup. Angka tersebut di bawah angka nasional sebesar 44 per-1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sedangkan Angka kematian Bayi, sebagaimana disajikan dalam tabel, saat ini mencapai 17 per-1000 kelahiran hidup. Angka tersebut di bawah angka nasional sebesar 34 per-1000 kelahiran hidup (SDKI 2007).
Pola penyakit menular yang selalu menjadi sepuluh besar penyakit (puskesmas) selama beberapa tahun terakhir adalah influensa, diare, pneumonia, typhus perut klinis, diare berdarah (disentri), tersangka TB paru, campak dan TBC dengan BTA (+). Sementara untuk balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit penyakit infeksi. Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Beberapa penyakit tersebut di antaranya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), hipertensi, stroke, diabetes mellitus, kanker, hingga gangguan jiwa.
Prevalensi balita dengan gizi buruk dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Prevalensi gizi buruk di DIY pada tahun 2011 sebesar 0,68%, dari target sebesar 0,83%. Angka ini menurun menjadi 0,59% pada tahun 2012, dari target sebesar 0,81%. Demikian juga prevalensi balita gizi kurang mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dari 10.28% pada tahun 2011 menjadi 8,53% pada tahun 2012. Jika dibandingkan dengan target nasional sebesar 15% untuk gizi kurang (termasuk didalamnya gizi buruk) pada tahun 2014 dan capaian prevalensi gizi kurang tingkat nasional sebesar 17,9% pada tahun 2010, data tersebut menunjukkan bahwa capaian prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di DIY sudah jauh melampaui target, baik lokal maupun nasional. Namun demikian, tidak
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 141
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
menutup kemungkinan masih adanya kasus-kasus gizi buruk di DIY. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat, birokrat dan swasta diharapkan tetap waspada serta dapat bersama sama meningkatkan komitmennya untuk
atau minimal mempertahankan.
142 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.4 Program/Kegiatan Urusan Kesehatan Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
Target Realisasi 1 Program Promosi Kesehatan dan
( Rp )
Target Realisasi
100,00 - Pemberdayaan Masyarakat.
1.1 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup
100,00 - Sehat
1.2 Peningkatan Peran Serta Masy
100,00 - melalui Upaya Kes Berbasis Masy (UKBM)
2 Perbaikan gizi Masyarakat
100,00 - Kurang Gizi 2.2 Pemberian Tambahan Makanan dan
2.1 Penyusunan Peta Informasi Masy
100,00 - Vitamin 2.3 Penanggulangan KEP Anemia gizi
100,00 - besi, GAKY,kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi Mikro lainnya.
2.4 Pemberdayaan masyarakat untuk
100,00 - pencapaian keluarga sadar gizi.
100,00 - 2.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
2.5 Penanggulangan Gizi Lebih
3 Program Pengembangan
100,00 - Lingkungan Sehat.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 143
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
- Sehat 3.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3.1 Sosialisasi Kebijakan Lingkungan
- 3.3 Pengembangan Kab / Kota Sehat
- 3.4 Surveilans Kesehatan Lingkungan
- 3.5 Peningkatan Sanitasi Total Berbasis
- Masya (STBM)
- (TTU) 3.7 Penyehatan Tempat-Tempat
3.6 Penyehatan Tempat-Tempat Umum
- Umum(TTU) (DANA CUKAI TEMBAKAU)
4 Program pencegahan dan
- Penanggulangan Penyakit Menular.
4.1 Pelayanan Pencegahan dan
Terjadi efisiensi Penanggulangan Penyakit Menular
dalam penggunaan perjalanan dinas (sesuai kebutuhan)
- 4.3 Peningkatan Surveilans Epidemiologi
4.2 Peningkatan Imunisasi
- dan Penanggulangan Wabah 4.4 Pencegahan Penularan Penyakit DBD
- 4.5 Pencegahan dan Penanggulangan
Sisa pengadaan Penyakit TB Paru
144 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
4.6 Pencegahan dan Penanggulangan
1. Pasien yang Penyakit HIV/AIDS
semestinya memeriksakan efek samping ARV tidak dapat dihadirkan sesuai target
2. Pasien yang seharusnya diperiksa CD4 tidak dapat dihadirkan sesuai target
- Penyakit Malaria
4.7 Pencegahan dan Penanggulangan
4.8 Pencegahan dan Penanggulangan
Audit kasus Penyakit Zoonosis
zoonosisdi hanya lakukan 1 kali karena kasus kematian menurun
4.9 Pencegahan dan Penanggulangan
Masyarakat masih Penyakit Tidak Menular Lainnya
merasa tidak nyaman untuk diperiksa "Papsmear", sehingga masih belum mencapai jumlah WUS yang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 145
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
ditargetkan
5 Program Pengadaan,Peningkatan
- Sarana dan Prasarana RS / RSJ / RS paru-paru/RS mata.
Sisa lelang BP4 (Dana Cukai Tembakau) 5.2 Pengadaan Obat-obatan RS
5.1 Pengadaan Alat-alat kesehatan RS di
- 5.3 Pengadaan Mebeleur Rumah Sakit
sisa pengadaan 5.4 Pengadaan Perlengkapan Rumah
- Tangga RS (dapur ruang pasien,laundry,ruang tunggu dll)
5.5 Pengadaan Bahan-bahan Logistik RS
Disesuaikan dengan kebutuhan
- dan Surat Menyurat RS 5.7 Pengadaan Reagen/Bahan Kimia
5.6 Pengadaan Pencetakan Administrasi
- (Dana Cukai Tembakau) 5.8 Pengadaan Alat-alat Kesehatan
- 5.9 Pembangunan Rumah Sakit
Sisa lelang
6 Program Pemeliharaan Sarana dan
- Prasarana RS/RSJ/RS paru-paru/RS mata.
146 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
6.1 Pemeliharaan rutin/berkala RS
100,00 - 6.2 Pemeliharaan rutin/berkala Instalasi
100,00 - Pengolahan Limbah RS
6.3 Pemeliharaan rutin/berkala Alat-alat
100,00 - Kesehatan RS 6.4 Pemeliharaan rutin/berkala
100,00 - Perlengkapan RS
6.5 Pemeliharaan rutin/berkala Hewan
100,00 - percobaan
100,00 - Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Makanan
7 Program Sediaan Farmasi
7.1 Peningkatan Pemerataan Obat dan
100,00 - Perbekalan Kesehatan 7.2 Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi
100,00 - Komunitas dan RS 7.3 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat
100,00 - dan Perbekalan Kesehatan
100,00 - Kesehatan Penduduk Miskin
8 Program Penanganan Pembiayaan
100,00 - Kesehatan
8.1 Pengembangan Jaminan Pelayanan
100,00 - Kesehatan Penduduk Miskin
8.2 Pengembangan Jaminan Pelayanan
9 Program Pelayanan Kesehatan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 147
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
9.1 Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji
- 9.2 Peningkatan Pelayanan dan
- Penanggulangan Masalah Kesehatan
9.3 Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Biaya perjalanan dinas/pengiriman pemenang bagi Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi ke Jakarta telah ditanggung oleh Kementrian Kesehatan, sehingga anggaran yang tersedia di DIY tidak dapat dimanfaatkan
- Kesehatan
10 Program Sistem Informasi
- Services Kesehatan
10.1 Pengelolaan Digital Government
10.2 Penyusunan dan Pengumpulan
- Data/Informasi Kesehatan
- Sumberdaya Kesehatan
11 Program Pendidikan Kesehatan dan
11.1 Pelatihan Nakes Pranata Labkes
Sisa biaya pengiriman peserta
148 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
Diklat teknis pemeriksaan kimia, diklat patologi klinik berkesinambungan dan diklat kalibrasi alat laboratorium, diklat teknis mikrobiologi
11.2 Pendidikan dan Pelatihan Formal
- 11.4 Perijinan dan Pembinaan Tenaga dan
11.3 Pelatihan Kesehatan Masyarakat
- Sarana Kesehatan
- Daya Manusia (SDM) 11.6 Pembinaan dan Kemitraan Institusi
11.5 Peningkatan Mutu Pelatihan Sumber
1) Terdapat jadwal Pendidikan Nakes
wasdalbin yang tidak dapat disinkronkan antara institusi diknakes dan tim wasdalbin
2) Terdapat 2 (dua) institusi diknakes baru berdiri, sehingga msh dalam
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 149
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
tahap sosialisasi instrumen wasdalbin, belum dapat dilakukan pengawasan dan pengendalian
- Pengembangan Kesehatan
12 Program Penelitian dan
12.1 Survei Kesehatan Daerah
- 12.2 Monitoring Evaluasi dan pelaporan
13 Program Pengembangan Manajemen
13.1 Pengembangan Mutu Manajemen
- Pelayanan Kesehatan 13.2 Pengembangan Kebijakan dan
- Manajemen Kesehatan
14 Program Peningkatan Pelayanan
- Kesehatan pada BLUD
150 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
14.1 Pelayanan Kesehatan pda BLUD
1) Sistem INA GBS, yaitu aturan yang ada Di Kemkes yang sudah di terapkan di Jamkesos berpengaruh terhadap Pembayaran Klaim ke Rumah Sakit ,
2) Rumah Sakit terlambat memasukkan Klaim ke Bapel Jamkesos, sehingga akan mempeharuhi penarikan kas.
14.2 Pendukung Pelayanan Kesehatan
- pada BLUD
15 Program Kesehatan Lansia
15.1 Perencanaan Program Kesehatan
- lansia 15.2 Sosialisasi Buku Pedoman Program
- Kesehatan lansia 2012 15.3 Pengembangan Puskesmas Santun
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 151
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
15.4 Bimtek Program Kesehatan Lansia di
100,00 - Puskesmas 15.5 Monev Program Kesehatan Lansia di
100,00 - Provinsi 15.6 Orientasi Penanganan Gangguan
100,00 - Kesehatan Lansia
16 Program Kesehatan Balita
100,00 - Balita 16.2 Pengembangan MTBS
16.1 Pengembangan Katerpaduan SDIDTK
17 Program Kesehatan Bayi
100,00 - Manajemen Asfiksia/BBLR
17.1 Pembinaan Teknis Pasca Pelatihan
100,00 - 17.3 Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan
17.2 Pengembangan Surveilans KIA
100,00 - Anak
18 Program Kesehatan Ibu
18.1 Pelatihan PPGDON Nakes
100,00 - 18.2 Sosialisasi Pengenalan Tanda Bahaya
100,00 - Bumil, Bufas, Bulin 18.3 Evaluasi dan Koordinasi Pelayanan
100,00 - Kesehatan Ibu 18.4 Sosialisasi Pelaksanaan Sistem Mata
100,00 - Rantai Rujukan
152 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan( % )
FISIK ( % )
No Program/Kegiatan Keterangan
( Rp )
Target Realisasi
Target Realisasi
18.5 Penguatan Pelayanan KB
- 18.6 Penguatan Task Force KIA
- 18.7 Evaluasi RS PONEK
19 Program Kesehatan Anak dan
- 19.2 Koordinasi Puskesmas PKPR di
19.1 Pertemuan FKPKRR Provinsi
- Kab/Kota 19.3 Koordinasi Keterpaduan Kespro
- Remaja di Kab/Kota
- Kesehatan pada BLUD (RS GRHASIA)
20 Program Peningkatan Pelayanan
20.1 Pelayanan Kesehatan pda BLUD
*) 20.2 Pendukung Pelayanan Kesehatan
**) pada BLUD
Pada pelayanan gizi terdapat sisa anggaran yang merupakan biaya untuk logistik pasien, hal ini dikarenakan target BOR sebesar 80% tidak tercapai, hanya tercapai 78%; -
Pada pelayanan IGD terdapat indikator yang capaian nya tidak terlaksana sesuai target, yaitu indikator terlaksananya kegiatan pelayanan ambulance 118 dan kegiatan penjemputan pasien;
- Target pada pelayanan NAPZA tidak tercapai pada pendampingan pasien NAPZA dan permintaan penyuluhan eksternal NAPZA dan jiwa; -
Pada pelayanan mutu layanan laboratorium, indikator pemeriksaan radiologi realisasi capaian tidak sesuai dengan target karena terdapat penurunan kunjungan pasien, akibat perubahan tarif;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 153
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
- Pada pelayanan tenaga PTT dan imbal jasa hasil layanan RS, pembagian jasa layanan berdasarkan pendapatan sampai dengan tanggal 20 Desember 2012 (terdapat sisa 10 hari) sehingga terdapat sisa anggaran dan proses perekruitan pegawai belum dilaksanakan karena peraturan tenaga kontrak, yaitu Pergub Nomor 46 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai dan PNS pada BLUD, baru dikeluarkan pada bulan Agustus 2012;
Pada pelayanan diklat realisasi, capaian tidak sesuai dengan target yang direncanakan, karena pada pelatihan atau workshop yang diadakan tidak semua peserta hadir.
Pada pendukung pelayanan administrasi RS, target yang direncanakan tidak tercapai 100% dikarenakan terdapat beberapa indikator yang realisasinya tidak sesuai target, yaitu target tersedianya makanan dan minuman rapat dan tamu, terselenggaranya rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah, serta terlaksananya pengiriman pegawai untuk diklat;
- Pada pendukung pelayanan sarana prasarana aparatur terdapat beberapa pengadaan barang yang tidak dilakukan karena beberapa barang membutuhkan waktu pemesanan;
- Pendukung pelayanan manajemen pelayanan RS, sisa anggaran merupakan efisiensi dan biaya honor yang tidak terserap untuk peserta pelatihan CPP dan perubahan paradigma untuk akreditasi, terdapat sisa anggaran karena tidak semua peserta yang diundang bisa hadir (dinas luar, tugas belajar, ijin belajar, sakit, dll.).
154 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Kasus dan kematian akibat penyakit tidak menular, khususnya Cardiovascular disease , kanker dan obstruksi paru, semakin berkembang.
2. Jaminan kesehatan penduduk kelas menengah dan hampir miskin masih rendah.
3. DIY merupakan wilayah rawan bencana dengan intensitas yang cukup tinggi dan keragaman jenis bencana sementara, di sisi lain, memiliki keterbatasan sumber daya anggaran dan masih memiliki permasalahan dalam prosedur, kemampuan teknis dan manajerial bencana, termasuk batasan kewenangan lintas administratif.
4. Penerapan pola perilaku hidup bersih dan sehat untuk kesiapsiagaan menghadapi ancaman risiko penyakit masih belum sepenuhnya baik, termasuk di dalamnya adalah pola makan keluarga, kesehatan lingkungan (sanitasi dan akses air bersih), pencegahan penyakit menular, aktifitas fisik, penggunaan obat, jaminan kesehatan dan lain sebagainya.
5. Peran sektor swasta dan sektor pemerintah di luar kesehatan dalam pembangunan berwawasan kesehatan masih kurang.
6. Masih terdapat disparitas, baik kuantitas maupun kualitas, tenaga kesehatan di DIY.
7. Kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang masalah kesehatan jiwa (kesehatan jiwa bukan hanya psikotik) dan deteksi dininya.
Solusi
1. Mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular, melalui:
a. Peningkatan upaya pemerintah dalam pemberantasan dan pencegahan penyakit;
b. Peningkatan peran lembaga pemerintah, nonpemerintah dan swasta dalam kegiatan mengurangi faktor risiko.
2. Mengembangkan sistem jaminan pelayanan kesehatan menuju Jamkesta melalui berbagai strategi, di antaranya pembiayaan keluarga miskin, pengembangan sistem premi asuransi bagi penduduk nonmiskin.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 155
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan dampak bencana serta peningkatan koordinasi dengan instansi terkait di DIY.
4. Peningkatan akses dan mutu:
a. Pelayanan kesehatan oleh lembaga pemerintah maupun swasta;
b. Perbaikan gizi dan pelayanan perbaikan kesehatan lingkungan;
c. Pengembangan informasi kesehatan oleh pemerintah, lembaga nonpemerintah dan swasta yang mendukung tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan.
5. Menggerakkan dan memberdayakan sektor swasta dan masyarakat, melalui:
a. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan monitoring pembangunan kesehatan di DIY;
b. Mendorong masyarakat mandiri dalam pemenuhan kebutuhan dan kesinambungan pelayanan kesehatan;
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat melalui posyandu, desa siaga, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan.
6. Optimalisasi tenaga kesehatan.
7. Penyuluhan, promosi, iklan dan pelaksanaan kegiatan DSSJ (Desa Siaga Sehat Jiwa)
3. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP
a) Kondisi Umum
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten harus dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk dapat mencegah hal tersebut, maka upaya peningkatan pengetahuan dan penyadaran para pemangku kepentingan, melalui berbagai metode dan media yang efektif, perlu terus dilaksanakan.
Mengingat persoalan lingkungan merupakan persoalan yang bersifat lintas wilayah administrasi, lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan, maka tingkat capaian kondisi kualitas lingkungan pada dasarnya merupakan akumulasi dari tingkat keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan,
156 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
baik oleh instansi sektor, kabupaten/kota, maupun para pemangku kepentingan lainnya. Konsistensi partisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup dari para pemangku kepentingan seperti pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat, merupakan kunci penting.
Adapun target dan realisasi kinerja urusan lingkungan hidup atau pembangunan bidang lingkungan hidup tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.5 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2011-2012
No. Indikator Target % Realisasi Realisasi
1. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air:
6,935 100,00 Pencemaran Air
a. Penurunan
mg/lt
15,599 100,00 - BOD
mg/lt
626.689,8 target - COD
MPN/100
tidak - Bakteri Coli
ml
tercapai b. Penurunan
7,00 100,00 - CO
Pencemaran Udara
ppm 6,29
64,31 100,00 - HC
µg/m 3 100,34
0,28 100,00 - Pb
µg/m 3 0,95
µg/m 3 51,21
29,50 100,00 - Konsentrasi partikulat 2. Jumlah sumber
- NO x µg/m 3 31,70
413 114,72 pencemar lingkungan yang tertangani 3. Penurunan luas
Unit Usaha
9 17 188,89 kerusakan lahan 4. Penurunan fluktuasi
Ha 7,5
186,5 135,66 muka air tanah Sumber: BLH DIY
Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air
Parameter utama yang digunakan untuk menilai kualitas air sungai adalah Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas air sungai pada tahun 2012 masih bagus, karena nilai BOD dan COD
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 157
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
sudah memenuhi target yakni untuk BOD sebesar 6,935 mg/lt, dari target yang harus dicapai sebesar <9 mg/lt. Meskipun demikian, ada sedikit penurunan kualitas bila dibandingkan dengan nilai BOD yang dicapai pada tahun 2011, yakni 6,63 mg/lt. Nilai COD pada tahun 2012 sebesar 15,599 mg/lt, dari target sebesar <45 mg/l. Pada tahun 2011, nilai COD diperoleh sebesar 20,21 mg/lt. Berarti, berdasarkan parameter COD, kualitas air sungai semakin membaik. Dengan kata lain, terjadi penurunan pencemaran kualitas air sungai.
Parameter utama kualitas air berupa bakteri coli, di tahun 2012, sebesar 626.689,8 MPN/100 ml. Angka ini terlihat sangat tinggi atau melonjak tajam dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 91,681 MPN/100 ml. Dengan demikian, target realisasi kinerja sebesar <75.000 MPN/100 ml belum tercapai . Angka tersebut menunjukan telah terjadi penurunan kualitas air sungai atau peningkatan pencemaran air sungai oleh bakteri coli. Belum tercapainya target penurunan jumlah bakteri coli disebabkan masih banyak rumah tangga yang mengalirkan limbahnya ke sungai dengan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Sumber-sumber pencemar lain yang ilegal juga memberi andil. Untuk mempercepat tercapainya target akan terus diupayakan peningkatan kesadaran masyarakat serta fasilitasi yang diperlukan.
Untuk kualitas udara ambien digunakan parameter utama, yaitu konsentrasi Carbon Monoksida (CO), Hidro Carbon (HC), Plumbum (Pb), Nitrogen Oksida (NO x ), dan konsentrasi partikulat. Target parameter tersebut telah tercapai, bahkan telah terjadi peningkatan kualitas udara ambien berdasarkan konsentrasi parameter tersebut di atas. Meskipun demikian, ada sedikit penurunan kualitas untuk konsentrasi CO. Konsentrasi CO yang pada tahun 2011 sebesar 6,29 ppm, pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 7,00 ppm. Walaupun terjadi peningkatan konsentrasi CO, namun realisasi kinerja telah memenuhi target karena target konsentrasi CO untuk tahun 2012 adalah < 14 ppm.
2) Jumlah Sumber Pencemar Lingkungan yang Tertangani
Jumlah sumber pencemar lingkungan yang tertangani dari tahun 2012 meningkat dibandingkan yang tertangani pada tahun 2011, bahkan telah melampaui target yang ditetapkan. Target yang harus dicapai pada tahun 2012 sebanyak 360 unit usaha, sementara realisasi atau capaian kinerja pada tahun 2011 sebesar 410 unit
158 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
usaha dan pada tahun 2012 sebesar 413 unit usaha. Dengan demikian, persentase realisasi kinerjanya sebesar 114,72%. Sumber pencemar yang tertangani tersebar di kabupaten/kota se-DIY. Umumnya merupakan kegiatan usaha seperti hotel, rumah sakit, industri dan UMKM yang potensial menimbulkan pencemaran baik air sungai akibat buangan limbah cairnya maupun pencemaran udara akibat emisi dari cerobong asapnya.
3) Penurunan Luas Kerusakan Lahan
Capaian kinerja untuk penurunan luas kerusakan lahan dari tahun 2011 –2012 meningkat, yakni dari 7,5 hektar (Tahun 2011) menjadi 17 hektar (Tahun 2012). Pada tahun 2011, target kinerja sebesar 6 hektar sudah dapat dicapai, bahkan melampaui target kinerja dengan persentase realisasi sebesar 125,00%. Demikian juga pada tahun 2012, target kinerja sebesar 9 hektar sudah dapat dicapai dan dilampaui dengan persentase realisasi sebesar 188,89%. Keberhasilan tersebut dicapai dengan beberapa upaya yang sudah dilaksanakan pada tahun 2012 dengan biaya dari APBD didukung juga oleh APBN. Upaya-upaya tersebut adalah:
a. Reklamasi lahan bekas galian/penambangan golongan C dengan dana APBD di Dusun Balong, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman seluas 1 hektar dan di Dusun Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi,
Kabupaten Sleman seluas 6 hektar;
b. Penghijauan lahan rawan longsor dengan dana APBD di Dusun Nglambur, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo seluas 6 hektar;
c. Penghijauan lahan kritis pesisir pantai dengan dana APBN di Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul seluas 2 hektar dan di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul seluas 2 hektar.
4) Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah
Penurunan fluktuasi muka air tanah didasarkan pada perbedaan kedalaman dari hasil pengukuran muka air tanah (sumur) dari permukaan tanah pada saat musim kemarau dibandingkan dengan pada saat musim penghujan. Capaian kinerja penurunan fluktuasi muka air tanah dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang semakin baik dan memenuhi target yang ditetapkan. Pada Tahun 2008, fluktuasi muka air tanah terukur 273
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 159
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
cm. Pada tahun 2009, realisasi capaian tersebut adalah 188 cm, dengan target kinerja yang ditetapkan sebesar 268 cm. Ini berarti terjadi peningkatan kuantitas air tanah sebesar 30% dari yang telah ditargetkan. Angka penurunan fluktuasi muka air tanah untuk tahun 2010 relatif kecil, yakni 76 cm. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pendeknya musim kemarau, di samping karena keberhasilan dalam pelaksanaan konservasi air melalui kegiatan pembuatan SPAH, lubang biopori, maupun penghijauan.
Pada tahun 2011, target kinerja fluktuasi muka air tanah yang ditetapkan sebesar 258 cm, sedangkan realisasi capaiannya sebesar 197 cm, sehingga realisasi atau capaiannya mencapai 123,6 persen. Realisasi kinerja penurunan fluktuasi muka air tanah pada tahun 2012 adalah 186,5 cm dengan target kinerja sebesar 253 cm. Dengan demikian, realisasinya telah memenuhi atau bahkan lebih bagus dari target yang ditetapkan. Hal ini ditunjukkan oleh persentase realisasinya yang mencapai 135,66%. Semakin kecil selisih kedalaman air tanah pada saat musim kemarau dan musim penghujan berarti ketersediaan air tanah secara kuantitatif semakin stabil (membaik). Ini berarti terjadi peningkatan kuantitas air tanah yang cukup signifikan. Data perhitungan ini berdasarkan hasil pemantauan muka air tanah pada 33 titik lokasi pemantauan yang tersebar di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta, terutama di sekitar Sungai Code, Sungai Winongo, dan Sungai Gajahwong.
Untuk meningkatkan kuantitas muka air tanah dilakukan dengan melaksanakan kegiatan konservasi air (di daerah tangkapan air), melalui pembuatan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), gerakan pembuatan lubang sejuta biopori serta penghijauan. Di samping disebabkan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut, penurunan fluktuasi muka air tanah secara alami pada tahun 2011 dan 2012 didukung oleh intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
160 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.6 Program/Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
1 Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
1.1 Peningkatan Peran Serta Masyarakat
Dalam Pengelolaan Persampahan
2 Program Pengendalian Pencemaran
Dan Kerusakan Lingkungan Hidup
2.1 Koordinasi Penilaian Kota
Sehat/Adipura 2.2 Koordinasi Penilaian Langit Biru
2.3 Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan
Bidang Lingkungan Hidup 2.4 Pengkajian Dampak Lingkungan
*) 2.5 Koordinasi Pengelolaan
Prokasih/Superkasih 2.6 Ekspos Hasil Pengelolaan LH
2.7 Pemantauan Kualitas Udara Ambien
2.8 Pemantapan Program Adiwiyata
2.9 Pemantauan Kualitas Air
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 161
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
Pagu Anggaran
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.10 Pembinaan teknis Pelaksanaan
AMDAL, UKL-UPL dan DPL 2.11 Penegakan Hukum Lingkungan
2.12 Penerapan Eko-Efisiensi
2.13 Pengembangan Kelembagaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai 2.14 Pengembangan Sarana dan Prasarana
Laboratorium Lingkungan Hidup 2.15 Peningkatan Kapasitas Laboratorium
Penguji Lingkungan 2.16 Peringatan Hari Penting Terkait
Lingkungan Hidup 2.17 Pondok Pesantren Berwawasan
Lingkungan Hidup 2.18 Pembinaan Pelaksanaan Pedoman
Pengelolaan Laboratorium di Lingkungan Pendidikan SMA/SMK Dan PT
2.19 Pengendalian Pencemaran Air
2.20 Pengendalian B3 dan Limbah B3
2.21 Penyusunan SPM Bidang LH
162 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
Pagu Anggaran
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.22 Peningkatan Peran Serta Masyarakat
dalam Pengendalian LH
3 Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
3.1 Konservasi Sumber Daya Air dan
Pengendalian Kerusakan Sumber- Sumber Air
3.2 Pengendalian Kerusakan Hutan dan
Lahan 3.3 Peningkatan Konservasi Daerah
Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air 3.4 Pengendalian dan Pengawasan
Pemanfaatan SDA 3.5 Pengelolaan Keanekaragaman Hayati
dan Ekosistem 3.6 Peningkatan Peranserta Masyarakat
dalam Perlindungan Konservasi SDA 3.7 Pengendalian Kerusakan Pesisir,
Pantai dan Laut
4 Program Peningkatan Kualitas dan
Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
4.1 Peningkatan Edukasi dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 163
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
Pagu Anggaran
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan 4.2 Pengembangan Data dan Informasi
Lingkungan 4.3 Penguatan Jejaring Informasi
Lingkungan Pusat dan Daerah 4.4 Penyusunan dan Penerbitan Buletin
Kalpataru 4.5 Penyusunan Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah 4.6 Penyusunan KLHS
Realisasi fisik telah selesai 100 %, sisa anggaran karena adanya sisa lelang dalam penyusunan kajian lingkungan hidup strategis
5 Program Peningkatan Pengendalian
5.1 Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
5.2 Pengujian Emisi/Polusi Udara
Akibat Aktifitas Industri 5.3 Pengujian Kadar Polusi Limbah
Padat dan Limbah Cair
164 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
Pagu Anggaran
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
6 Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
6.1 Penataan RTH
Sumber: BLH DIY Keterangan: *)
- Kegiatan ini bersifat pelayanan dan tergantung dari proses pengajuan dokumen AMDAL oleh pemrakarsa kegiatan sehingga tidak dapat ditargetkan; - Terdapat kegiatan rakernas forum AMDAL Indonesia dan rapat Komisi AMDAL pusat tidak jadi dilaksanakan tahun 2012 karena kebijakan dari Kementerian LH.
**) Kegiatan ini bersifat pelayanan dalam penyelesaian kasus lingkungan hidup, sehingga ditargetkan 5 kasus. Realisasi kasus yang terselesaikan adalah 10 kasus karena semua dapat diselesaikan di luar pengadilan, sehingga biaya untuk proses penyelesaian di pengadilan tidak terserap.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 165
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c)
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Kunci keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah komitmen bersama dan sinergi antarpemangku kepentingan dalam pelaksanaan program pengelolaan lingkungan. Sayangnya, untuk saat ini, hal ini masih relatif rendah. Akibatnya, pengelolaan lingkungan berjalan secara parsial dan kurang sinergi.
2. Terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Provinsi DIY, terutama di Kota Yogyakarta, menjadi penyebab memburuknya kualitas udara pada ruas-ruas jalan terutama pada saat padat kendaraan di lokasi simpang, titik-titik kemacetan dan pusat-pusat aktifitas penduduk. Hal ini diperberat oleh manajemen tranportasi yang belum berjalan secara optimal dan masih terbatasnya luas Ruang Terbuka Hijau/jalur hijau.
3. Penurunan kualitas air tanah sebagai sumber air minum bagi penduduk serta meningkatnya pencemaran sungai oleh limbah domestik (rumah tangga) dan limbah industri, terutama masih tingginya konsentrasi bakteri coli.
4. Masih sering terjadinya pelanggaran tata ruang dan tata guna lahan yang merupakan pemicu awal timbulnya pencemaran/kerusakan lingkungan.
5. Letusan erupsi Gunung Merapi tahun 2010 telah menyebabkan perubahan kondisi lahan dan sungai terutama di daerah kabupaten Sleman. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada upaya konservasi sumber-sumber air tanah, mengingat Kabupaten Sleman merupakan daerah resapan air bagi daerah hulu (Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman).
6. Sebagian besar para pelaku usaha, masyarakat, dan para pengambil kebijakan masih beranggapan bahwa melakukan proses produksi yang ramah lingkungan memerlukan biaya mahal dan memperbesar ongkos produksi sehingga memperkecil keuntungan atau menghambat investasi. Pemahaman yang seperti ini merupakan tantangan dalam upaya pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
7. Kegiatan usaha skala rumah tangga dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi salah satu sumber pencemaran. Hal ini akibat masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha untuk melakukan proses produksi yang ramah lingkungan.
8. Kerusakan pantai dan pesisir akibat abrasi gelombang laut telah menyebabkan kerusakan wilayah pesisir dan pantai seperti
166 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
kerusakan tanaman penghijauan pantai, kerusakan fasilitas wisata, dan secara ekonomi merugikan masyarakat.
Solusi
1. Melakukan upaya koordinasi dan kerjasama dengan para pemangku kepentingan, baik dengan melaksanakan rapat koordinasi, melakukan pendekatan yang bersifat persuasif, memberikan bantuan stimulan dan menciptakan kerjasama sesuai kapasitas dan kewenangannya.
2. Mendorong kabupaten/kota menindaklanjuti Perda 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pencemaran Udara melakukan uji emisi kendaraan bermotor serta mendorong para pemilik kendaraan, terutama kendaraan umum, untuk menjaga kualitas mesin dan memperhatikan emisi knalpot. Didorong pula kerjasama dengan instansi terkait untuk melaksakan upaya perbaikan sistem tranportasi dan dibuatnya Ruang Terbuka Hijau/jalur hijau.
3. Mendorong kabupaten/kota memfasilitasi dan mendorong pembangunaan Instalasi Pengolah Limbah Cair (IPLC) komunal bagi rumah tangga, serta membuat demplot pembangunan IPLC dengan mengajak mitra dunia usaha dengan dana Community Social Responsibility (CSR).
4. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, baik di Provinsi maupun Kabupaten/kota, dalam rangka pengawasan pelaksanaan peraturan terkait dengan tata ruang.
5. Pada tahun 2011 telah dilakukan kajian konprehensif untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Merapi, sebaran dan rekomendasi tahapan pemulihan kondisi lingkungan pasca erupsi, sehingga dapat dijadikan acuan bagi berbagai pihak untuk melakukan pemulihan lingkungan secara tepat.
6. Menggunakan paradigma baru bahwa sampah dan limbah merupakan sumberdaya yang potensial untuk dimanfaatkan dan punya nilai ekonomis serta penekanan pendekatan nilai manfaat ekonomis dan sosial yang akan diperoleh bagi berbagai pihak baik jangka pendek, menengah dan panjang.
7. Bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota melakukan upaya pembinaan dan pendampingan bagi kegiatan usaha skala rumah tangga dan UKM dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan agar melakukan produksi yang ramah lingkungan.
8. Melakukan kajian berupa penyusunan DED pantai Kuwaru di Kabupaten Bantul yang diharapkan dapat dijadikan model dan referensi dalam upaya konservasi pantai dan pesisir.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 167
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
4. URUSAN PEKERJAAN UMUM
a) Kondisi Umum
Urusan pekerjaan umum meliputi pembangunan di bidang sumber daya air, keciptakaryaan, dan kebinamargaan. Di bidang sumber daya air, Pemda DIY berkewajiban dan bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan sungai dan infrastruktur irigasi yang menjadi kewenangannya, melalui konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Bidang kebinamargaan bertanggungjawab untuk melaksanaan pengelolaan jalan dan jembatan, baik yang terkait pemeliharaan rutin, rehabilitasi, peningkatan maupun pembangunan dari jaringan jalan yang ada di wilayah DIY. Sedangkan bidang keciptakaryaan melaksanakan ketugasan penyediaan infrastruktur untuk peningkatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, peningkatan layanan masyarakat, dan kelestarian lingkungan di perkotaan dan perdesaan. Ruang lingkup pelayanan ini meliputi: 1) Pengembangan Permukiman; 2) Pengembangan penyediaan Air Minum;
3) Pengembangan Pengelolaan Air Limbah; 4) Persampahan; 5) Drainase; dan 6) Penataan Bangunan dan Lingkungan. Dalam rangka Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Ke-PU- an pada tahun 2012 Pemerintah Daerah DIY telah berhasil meraih penghargaan tingkat nasional sebagai berikut:
1. Peringkat Terbaik Ke-1 Pembinaan Jalan Tingkat Provinsi;
2. Peringkat Terbaik Ke-1 Pembinaan Jasa Konstruksi Tingkat Provinsi;
3. Peringkat Terbaik Ke-3 Pengelolaan Sumber Daya Air Tingkat Provinsi.
Secara umum kondisi infrastruktur pada bidang sumber daya air, kebinamargaan, dan keciptakaryaan di DIY telah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target-target indikator yang ada di RPJMD sebagai berikut:
Tabel IV.7 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum
Tahun 2011-2012
Capaian
No. Indikator
Realisasi % Realisasi
1 Prosentase Luasan DI
75,06 100,08 yang Terlayani Air Irigasi 2 Penambahan
311,60 311,60 penyediaan air baku bagi masyarakat
Lt/det
168 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Capaian
No. Indikator
Realisasi % Realisasi
70,06 100,09 Banjir Terhadap Daerah Potensi 4 Prosentase Jalan Dalam
3 Prosentase Penanganan
84,32 105,40 Kondisi Mantap
5 Prosentase penduduk
70,38 100,54 berakses air minum
53,30 133,00 jaringan air limbah terpusat di APY 7 Prosentase Penduduk
6 Prosentasi layanan
71,40 102,00 yang terlayani pengelolaan sampah 8 Jumlah TPA sampah
2,00 100 yang menggunakan Sanitary Landfill 9 Prosentase Penurunan
8,43 84,30 Genangan 10 Jumlah kawasan yang
Sumber: DPUP-ESDM DIY
Total luas daerah irigasi yang terlayani air irigasi sampai dengan tahun 2012 adalah 12.844,54 ha dari total 17.112,87 ha (75,06%). Sedangkan target daerah irigasi yang terlayani air irigasi sampai dengan tahun 2012 sesuai dengan RPJMD-DIY adalah 12.834,65 ha (75%). Dengan demikian target luas daerah irigasi yang terlayani air irigasi telah terpenuhi.
Upaya pemenuhan kebutuhan air irigasi bagi pertanian dilakukan dengan penyediaan air melalui kegiatan perencanan teknis prasarana jaringan irigasi, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana irigasi. Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2012 meliputi:
1) Kegiatan perencanaan teknis jaringan irigasi berupa penyusunan Detail Desain Jaringan Irigasi pada 3 daerah irigasi dengan total areal seluas 5.061 ha; yaitu pada D.I. Simo (1.247 ha), D.I. Pendowo (1.251 ha), dan D.I. Pijenan (2.563 ha);
2) Kegiatan Rehabilitasi dan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi seluas 12.844,54 ha (75,06%) tersebar pada jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah DIY di Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul, meliputi 44 daerah irigasi. Sumber dana berasal dari APBD (6.982,05 ha) dan DAK (5.862,48 ha).
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 169
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pada tahun 2012 capaian target penambahan penyediaan air baku bagi masyarakat yang sebesar 100 Lt/det telah dipenuhi 311,6 Lt/det dicapai melalui kegiatan pembangunan embung baru dan pemeliharaan embung yang sudah ada, peningkatan distribusi air baku, koordinasi kelembagaan sumber daya air, survey kondisi bangunan prasarana sungai, serta pemeliharaan pos dan peralatan hidrologi. Pembangunan prasarana embung sebanyak 3 unit dengan total tampungan 88.048,88 m 3 yang secara rinci dapat dilihat pada tabel, diarahkan untuk penyediaan air irigasi seluas 255 ha dan keperluan lainnya.
Tabel IV.8 Penyediaan Air Baku Bagi Masyarakat Tahun 2012
Untuk Irigasi Untuk RKI No
Kapasitas
Uraian/Nama Embung
Lt/det Lt/det
(ha)
1 Pembangunan Embung
55 66 2,8 Wonokerto 2 Pembangunan Embung
3 Pembangunan Embung
Keterangan : RKI: Rumah Tangga, Komersial dan Industri Sumber: DPUP-ESDM DIY
Selain pembangunan embung, juga telah dilaksanakan pemeliharaan terhadap embung yang sudah ada, yaitu di Embung Gancahan (Kabupaten Sleman), di Embung Seperang dan Embung Bogasari (keduanya di Kabupaten Gunungkidul). Dalam rangka pelestarian sumber daya air telah dilaksanakan kegiatan fasilitasi pemberdayaan Masyarakat Sabuk Hijau Waduk Sermo sebanyak 10 komunitas.
Target RPJMD DIY pada tahun 2012 untuk penanganan daerah potensi banjir adalah sebesar 70% dari daerah potensi banjir seluas 12.437
ha yang terletak di Derah Aliran Sungai (DAS) Progo Opak Serang. Pada Tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan penanganan banjir seluas 8.713 ha atau 70,06%. Berikut kegiatan-kegiatan tersebut.
1) Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai, yaitu dengan perkuatan tebing sungai yang mengalami gerusan dengan konstruksi yang ramah lingkungan berupa pasangan bronjong. Lokasinya berada pada 2 titik, yaitu di Sungai Gajahwong dan 2 titik di Sungai Boyong, Kabupaten Sleman.
170 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2) Pemeliharaan bangunan prasarana sungai, danau dan sumber daya air lainnya yang meliputi kegiatan operasi dan pemeliharaan bangunan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai di 4 sungai yaitu Sungai Sen, Nagung, Gajahwong dan Code.
3) Pengendalian banjir dan pemantauan kekeringan, yaitu pemberian bantuan bahan banjiran berupa bronjong sebanyak 1.565 buah dan sudah digunakan sebagai penguat tebing pada 12 (dua belas) titik di lokasi Kali Kuning, Kali Pelang, Kali Gajahwong dan Kali Opak. Karung plastik sebanyak 57.000 buah sudah digunakan untuk pengamanan tebing di 12 sungai di Kabupaten Sleman dan Bantul serta di Embung Bogasari, Gunungkidul.
4) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber air lainnya dilakukan melalui fasilitasi pembentukan komunitas peduli sungai sebanyak 9 komunitas di Sungai Gajahwong dan Winongo.
5) Pemeliharaan pos dan peralatan hidrologi sebanyak 67 pos yang tersebar di Kabupaten Kulon progo (20 pos), Kabupaten Sleman (19 pos), Kabupaten Bantul (18 pos), dan Kabupaten Gunungkidul (10 pos).
Penanganan terhadap potensi banjir juga dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Sampai dengan tahun 2012 penanganan potensi banjir yang sudah dilaksanakan BBWS Serayu Opak meliputi kegiatan normalisasi sungai, pembangunan/rehabilitasi tebing, dan pembangunan checkdam/sabo dam .
Pada akhir tahun 2012, total panjang jalan provinsi di DIY berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 55 Tahun 2011 adalah sepanjang 690,25 km dan panjang jembatan 5.033,6 m. Masing-masing dengan kondisi sebagai berikut:
1) Jalan kondisi mantap sepanjang 582,02 km atau sebesar 84,32% sehingga telah melampaui target sebesar 80%, terdiri atas jalan dalam kondisi baik sepanjang 165,37 km atau 23,96% dan jalan dalam kondisi sedang sepanjang 416,65 km atau 60,36%;
2) Jalan kondisi tidak mantap sepanjang 108,23 km atau 15,68%, terdiri atas jalan rusak ringan sepanjang 74,69 km atau 10,82% dan jalan rusak berat sepanjang 33,54 km atau 4,68%.
Jalan dalam kondisi mantap diartikan sebagai jalan dalam kondisi sedang dan dalam kondisi baik.
Sesuai Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 171
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Jalan, yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 151/KEP/2012 tentang Penetapan Status Ruas Jalan Provinsi, panjang jalan Provinsi DIY menjadi 619,34 km, yang dikarenakan perubahan status jalan Provinsi menjadi jalan nasional. Kondisi jalan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1) Jalan kondisi mantap sepanjang 440,30 km atau sebesar 71,09%, terdiri atas jalan dalam kondisi baik sepanjang 131,79 km atau 21,28% dan jalan dengan kondisi sedang sepanjang 308,51 km atau 49,81%;
2) Jalan kondisi tidak mantap sepanjang 179,05 km atau sebesar 28,91%, terdiri atas jalan rusak ringan sepanjang 129,08 km atau 20,84% dan jalan rusak berat sepanjang 49,97 km atau 8,07%.
Pada Tahun Anggaran 2012, terdapat 65 ruas jalan Provinsi yang telah ditangani melalui kegiatan perencanaan jalan, peningkatan jalan, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rutin jalan. Kegiatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
1) Inspeksi Kondisi Jalan dengan hasil rekomendasi teknis sebagian ruas jalan harus ditingkatkan dari lebar 5-6 m menjadi 7 m.
2) Detail Engineering Design (DED) jalan sepanjang 0,20 km untuk penanganan kerusakan badan jalan akibat bencana longsor pada ruas jalan provinsi Sedayu –Pandak, DED Jembatan Nambangan, Soko, Opak, Tlogo Putri, Bonjing dan Balirejo dengan total panjang 357,00 m, merupakan kegiatan perencanaan teknis pengembangan jaringan jalan dalam rangka untuk memperlancar arus lalu lintas.
3) Peningkatan Jalan Provinsi sepanjang 3,20 km, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan jalan, serta meningkatkan kondisi jalan agar menjadi lebih baik.
4) Rehabilitasi/Pemeliharaan Berkala Jalan sepanjang 23,80 km dan Rehabilitasi Jembatan sepanjang 126,30 m. Ini merupakan kegiatan penanganan setiap kerusakan yang berkaitan dengan menurunnya kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Kegiatan ini mengacu pada hasil Inspeksi Kondisi Jalan yang telah dilaksanakan tahun 2011.
5) Pemeliharaan Rutin Jalan Provinsi sepanjang 519,51 km. Pemeliharaan rutin ini diperlukan untuk semua ruas jalan yang berkondisi baik/sedang. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga permukaan ruas jalan mendekati kondisi semula dan tetap bertahan sesuai dengan umur desain jalan yang direncanakan.
Melalui dana APBN, telah dilakukan kegiatan yang sama untuk jalan-jalan di DIY yang berstatus Jalan Nasional. Pada akhir tahun 2012,
172 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
dari 223,16 km Jalan Nasional, 221,06 km (99,05%) jalan dalam kondisi mantap, sementara 2,10 km (0,94%) dalam kondisi tidak mantap. Untuk Jalur Jalan Pantai Selatan (Pansela)/Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), pada tahun 2010 telah ditetapkan sebagai Jalan Strategis Nasional Belum Tersambung
Menteri PU Nomor 567/KPTS/M/2010 mempunyai panjang 131,950 km, dengan kondisi jalan aspal sepanjang 124,565 km jalan tanah dan perkerasan batu sepanjang 7,385 km. Sampai tahun 2012, tahapan pembangunan JJLS meliputi studi kelayakan, pembuatan AMDAL, penyusunan Detail Engineering Design (DED), pembebasan tanah seluas 40,54 ha serta kegiatan fisik berupa pembangunan jalan sepanjang 31,70 km.
berdasarkan
Keputusan
Air bersih dengan standar air minum layak adalah kebutuhan dasar masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk dan keragaman kegiatan masyarakat akan meningkatkan kebutuhan air minum di kawasan perkotaan dan perdesaan. Upaya pencapaian target pelayanan penduduk terhadap akses air minum antara lain dilakukan dengan:
1) Pembinaan Teknis Pengelolaan Air Minum;
2) Pengadaan Bahan Penyediaan Air Spamdes;
3) Pelaksanaan Konstruksi Pengembangan Sistem Distribusi. Sebagai wujud peran serta masyarakat di DIY dalam pengelolaan
air, telah dibentuk PAMASKARTA (Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta) yang beranggotakan kelompok-kelompok masyarakat pengelola air minum di perdesaan. Sampai tahun 2012, jumlah anggota PAMASKARTA telah mencapai kurang lebih 500 kelompok. Masing- masing kelompok mengelola sumber air rata rata 1 s.d. 2 liter/detik.
Sebagai hasil pelaksanaan pembangunan sistem penyediaan air minum oleh pemerintah pusat dan daerah serta swadaya masyarakat di DIY, Jumlah penduduk berakses air minum sampai tahun 2012 sebanyak 2.460.539 jiwa. Angka ini terdiri atas jumlah penduduk yang mendapat layanan air minum perkotaan sebanyak 1.144.079 jiwa dan jumlah penduduk yang mendapat layanan air minum perdesaan sebanyak 1.316.460 jiwa. Target cakupan pelayanan persentase penduduk terlayani air minum dihitung berdasar persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang terlayani air minum dibanding dengan keseluruhan penduduk DIY. Perhitungan persentase penduduk berakses air minum tahun 2012 adalah sebesar 2.460.539 jiwa dibagi dengan jumlah penduduk DIY sebesar 3.496.100 jiwa atau sebesar 70,38%.
Air limbah dan sanitasi adalah bagian kunci dari kesehatan lingkungan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY mengamanatkan pelaksanaan Program Pengembangan Kinerja
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 173
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pengelolaan Air Limbah sebagai upaya peningkatan dan pengembangan infrastruktur dalam mendukung perluasan cakupan pelayanan air limbah di DIY melalui Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah.
Pada wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY), pelayanan diutamakan melalui sistem terpusat oleh IPAL Sewon. Cakupan pelayanan jaringan Air Limbah Terpusat di APY dihitung berdasar persentase perbandingan antara jumlah sambungan rumah terpasang dengan kapasitas IPAL Sewon. Cakupan pelayanan IPAL Sewon sampai tahun 2012 adalah 13.329 Sambungan Rumah (SR) dari kapasitas IPAL sebesar 25.000 SR, sehingga persentase layanan air limbah terpusat di APY adalah sebesar 53,3%.
Pengelolaan persampahan menjadi kunci utama bagi kesehatan lingkungan. Pelayanan minimal pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Untuk mengatur pengelolaan sampah tersebut, saat ini telah ditetapkan dengan Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Undang-undang ini mengamanatkan tentang hak dan kewajiban masyarakat serta wewenang pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan pelayanan publik dalam bidang pengelolaan sampah. Pengaturan hukum pengelolaan sampah didasarkan asas keadilan, asas kesadaran, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi, sehingga skenario pengelolaan persampahan dengan pendekatan 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) tercapai.
Pengelolaan sampah di DIY dilakukan oleh pemerintah daerah dan oleh masyarakat secara mandiri. Untuk pengelolaan sampah di Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul dilakukan dengan penyediaan sistem pengelolaan sampah terpadu TPA Piyungan. Pada tahun 2012, melalui fasilitasi pendanaan APBN oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan APBD, telah dibangun 5 Unit TPST 3R serta penyediaan alat berat di TPA Sanitary Landfill di Kabupaten Gunungkidul.
Jumlah penduduk perkotaan yang terlayani pengelolaan sampah di DIY pada tahun 2009 -2012 dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
174 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Perkotaan DIY Terlayani
Persampahan Tahun 2009-2012
No Kabupaten/
Tahun 2011 Tahun 2012 Kota
59,39 124.431 64,39 5 Kulon Progo
Total Capaian
Sumber: DPUP-ESDM DIY
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada Tahun 2012 persentase penduduk perkotaan DIY yang terlayani persampahan sejumlah 1.081.679 jiwa. Jika dibandingkan dengan keseluruhan penduduk perkotaan DIY yang berjumlah 1.514.957 jiwa, maka dapat disimpulkan bahwa 71,40% penduduk perkotaan telah terlayani persampahan.
Kondisi capaian kumulatif jumlah TPA Sampah yang menggunakan sistem Sanitary Landfill sampai tahun 2012 adalah sebanyak
2 lokasi, yang diantaranya dilakukan dengan Program Pengelolaan Persampahan dan pembangunan TPA Sanitary landfill dengan pendanaan bersama-sama antara APBD kabupaten/ kota dan APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum yang berada di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.
Sistem drainase tidak dapat berdiri sendiri dan selalu berhubungan dengan subbidang infratruktur lainnya, seperti perumahan, jalan perkotaan, dan pengembangan kawasan baru. Penyelesaian permasalahan genangan di suatu kawasan bersifat lintas subbidang dan lintas wilayah, sehingga koordinasi dan sinkronisasi penanganan perlu dilakukan agar hasilnya optimal. Pembangunan drainase perlu dilakukan secara sistematis dan menyeluruh yang dimulai dari saluran primer-sekunder- tersier. Sesuai dengan data Masterplan Penanganan Drainase APY, teridentifikasi sebanyak 51 titik genangan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Capaian penanganan sampai tahun 2012 adalah sebesar 8,43%, dari target sebesar 10%. Hal ini disebabkan besarnya alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk penanganannya, termasuk kebutuhan penanganan di luar Kawasan Perkotaan Yogyakarta.Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan (built environment), baik di
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 175
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Jumlah kawasan yang memiliki RTBL hingga tahun 2012, untuk Kota Yogyakarta, telah memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk 4 (empat) kawasan, Kabupaten Sleman telah memiliki 6 (enam) kawasan yang memiliki RTBL, Kabupaten Bantul belum memiliki kawasan dengan RTBL, Kabupaten Gunungkidul memiliki 2 (dua) kawasan dengan RTBL, dan Kabupaten Kulon Progo memiliki lima (5) kawasan yang memiliki RTBL. Secara keseluruhan, kawasan-kawasan di DIY yang memiliki RTBL ada 17 kawasan.
Selain indikator pokok yang tertuang dalam RPJMD, terdapat indikator pendukung yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Instansi, yaitu:
1) Teknologi terterapkan
2) Pengujian konstruksi terlayani
3) Peningkatan jumlah ahli utama terlayani Jasa Pengujian adalah salah satu pendukung pelaksanaan
konstruksi yang memenuhi mutu bahan bangunan dan rancang bangun sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan dan penentuan kualitas air yang diperbandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
Lingkup layanan jasa pengujian meliputi jasa pengujian mutu bahan bangunan beserta seluruh produk-produk olahannya, air baku, air limbah, serta mekanika tanah dengan jumlah parameter uji sejumlah 80 parameter. Sampai akhir tahun 2012, parameter yang telah terakreditasi sejumlah 31 parameter atau 38,75%, melalui sertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan ISO/IEC 17025:2008.
Lingkup layanan jasa konstruksi adalah pembinaan yang meliputi pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan. Pada tahun 2012 telah ditetapkan Perturan Daerah Pemerintah Daerah DIY Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Salah satu penekanan dari pembinaan jasa konstruksi adalah penyiapan tenaga ahli dan terampil sebagai sumber daya utama dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Pada tahun 2012 telah tercapai target sertifikasi terhadap 500 orang tenaga ahli dan terampil kontruksi, sehingga sampai tahun 2012 jumlah tenaga kerja konstruksi yang sudah bersertifikat di DIY berjumlah 3.266 orang, yang didukung oleh Pemda DIY/Kabupaten/Kota/LPJKD dan program CSR dari pihak terkait.
Informasi Permukiman dan Bangunan merupakan layanan informasi tentang perkembangan teknologi konstruksi, bahan bangunan dan hasil konstruksi yang ada di wilayah DIY. Pada tahun 2012, jenis layanan yang diselenggarakan adalah memberikan bantuan teknis,
176 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
informasi harga bahan bangunan serta penyelenggraan pelatihan dan pengembangan kapasitas.
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Dalam rangka mewujudkan target-target urusan pekerjaan umum pada Tahun 2012, telah dilaksanakan 17 program yang didukung oleh 60 kegiatan untuk urusan pekerjaan umum dengan realisasi keuangan sebesar Rp149.589.946.661 dan realisasi fisik sebesar 96,92%. Realisasi fisik tidak mencapai 100% dikarenakan terdapat 2 program yang tidak dapat terselesaikan, yakni program pengelolaan persampahan berupa kegiatan pengadaan/pembebasan lahan untuk perluasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Piyungan di Kabupaten Bantul dan Program Pengadaan Tanah Untuk Infrastruktur berupa kegiatan pembebasan lahan untuk pengembangan infrastruktur jaringan jalan di Kabupaten Sleman (Selokan Mataram). Proses pembebasan lahan yang belum selesai hingga akhir tahun 2012 disebabkan administrasi kepemilikan lahan dan tidak tercapainya kesepakatan harga tanah karena harga yang diinginkan masyarakat di atas harga apraisal konsultan.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 177
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel IV.10 Program/Kegiatan Urusan Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2012
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
1 PROGRAM PEMBANGUNAN
SALURAN DRAINASE/GORONG- GORONG
1.1 Perencanaan Pengembangan Saluran
Drainase Lingkungan 1.2 Pengembangan Saluran Drainase
REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
2.1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
2.2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jembatan
2.3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan (D A
K) 2.4 Pemeliharaan Rutin Jalan
2.5 Pemeliharaan Rutin Jembatan
3 PROGRAM INSPEKSI KONDISI
JALAN DAN JEMBATAN
3.1 Inspeksi Kondisi Jalan
178 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
3.2 Inspeksi Kondisi Jembatan
4 PROGRAM PENGEMBANGAN
DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA DAN JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA
4.1 Perencanaan Pembangunan Jaringan
Irigasi 4.2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan
Irigasi 4.3 Pengembangan Dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya Pendampingan W I S M P)
4.4 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan
Irigasi (D A K) 4.5 Pemeliharaan Jaringan Irigasi
5 PROGRAM PENGEMBANGAN,
PENGELOLAAN DAN KONVERSI SUNGAI, DANAU DAN SUMBER DAYA AIR LAINNYA
5.1 Pembangunan Embung Dan
Bangunan Penampung Air Lainnya
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 179
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
5.2 Pemeliharaan dan Rehabilitasi
Embung, dan Bangunan Penampung Air Lainnya
5.3 Pemeliharaan Pos dan Peralatan
Hidrologi 5.4 Perencanaan Pengembangan,
Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Daya Air Lainnya
5.5 Survey Kondisi Bangunan Prasarana
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
5.6 Operasi Dan Pemeliharaan Bangunan
Prasarana Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
5.7 Koordinasi Kelembagaan SDA
5.8 Pembangunan Prasarana
Pengambilan dan Saluran Pembawa 5.5 Peningkatan Distribusi Air Baku
6 PROGRAM PENGENDALIAN
6.1 Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Bantaran dan Tanggul Sungai
180 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
6.2 Pengendalian Banjir dan Pemantauan
7 PROGRAM PELAYANAN JASA
7.1 Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik 7.2 Pelayanan Jasa Laboratorium
8 PROGRAM PENGATURAN JASA
8.1 Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan
Perundang-Undangan 8.2 Sistem Database Jasa Konstruksi
8.3 Pengaturan dan Penyelenggaraan Ijin
Usaha Jasa Konstruksi
9 PROGRAM PEMBERDAYAAN
JASA KONSTRUKSI
9.1 Pemberdayaan Penyedia Jasa
Konstruksi 9.2 Pemberdayaan Pengguna Jasa
Konstruksi 9.3 Penyelenggaraan Forum Jasa
Konstruksi Daerah
10 PROGRAM PENGAWASAN JASA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 181
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
10.1 Pengawasan Tertib Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi 10.2 Pengawasan Tertib Pemanfaatan Jasa
Konstruksi 10.3 Pengawasan Terhadap Perijinan Jasa
Konstruksi 10.4 Pengawasan Terhadap Ketentuan
Keteknikan Jasa Konstruksi 10.5 Pengawasan Terhadap Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K - 3)
11 PROGRAM PENGELOLAAN
11.1 Koordinasi Pengelolaan
182 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
Pembebasan Persampahan
11.2 Pembangunan Prasarana dan Sarana
tanah untuk pengembangan TPA Piyungan belum terlaksana karena tidak tercapainya kesepakatan harga dengan masyarakat
12 PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN
12.1 Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Perkotaan 12.2 Pengembangan Infrastruktur
Kawasan Perkotaan
13 PROGRAM PENGEMBANGAN
KAWASAN PERDESAAN
13.1 Pengembangan Desa Pusat
Pertumbuhan 13.2 Pembangunan Infrastruktur
14 PROGRAM PENINGKATAN
JALAN DAN JEMBATAN
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 183
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
14.1 Perencanaan Peningkatan Jalan
14.2 Peningkatan Jalan
14.3 Perencanaan Peningkatan Jembatan
14.4 Peningkatan Jembatan
14.5 Peningkatan Jalan (D A K)
15 PROGRAM PENGEMBANGAN
MANAJEMEN LABORATORIUM
15.1 Peningkatan Manajemen
Laboratorium Pengujian
16 PROGRAM PENGKAJI DAN
PENERAPAN TEKNOLOGI BIDANG PEKERJAAN UMUM
16.1 Pengkajian Potensi Sumber Daya
Alam 16.2 Penerapan Teknologi Bidang
Pekerjaan Umum 16.3 Survey Bahan Bangunan
Keciptakaryaan 16.4 Informasi Teknologi Bidang
Pekerjaan Umum 16.5 Pengkajian Teknologi Bidang
Pekerjaan Umum
184 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
17 PROGRAM PENGADAAN TANAH 30.135.000.000
UNTUK INFRASTRUKTUR
Belum tercapai Jembatan
17.1 Pengadaan Tanah Untuk Jalan Dan
kesepakat harga dengan masya- rakat dan belum lengkapnya administrasi sebagian bidang tanah.
18 PROGRAM PENGEMBANGAN
PENGELOLAAN AIR MINUM
18.1 Pembinaan Teknik Pengolahan Air
Minum 18.2 Pengembangan Sistem Distribusi Air
19 PROGRAM PENGEMBANGAN
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
19.1 Penyediaan Prasarana dan Sarana Air
Limbah 19.2 Fasilitasi Pembinaan Teknik
Pengolahan Air Limbah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 185
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keterangan No.
Pagu
Realisasi keuangan
Fisik (%)
Program/kegiatan
19.3 Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Air Limbah 19.4 Pengembangan Sistem Sanitasi
Berbasis Masyarakat 19.5 Operasi Dan Pemeliharaan Istalasi
Pengolahan Air Limbah 19.6 Pemantauan Kualitas Air dan
Lingkungan Sistem Jaringan Limbah
Sumber : DPUE-ESDM DIY
186 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Kebutuhan air baku yang semakin tinggi sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perkotaan di DIY, sedangkan potensi sumber air baku yang telah teridentifikasi masih terbatas, khususnya yang selama ini menggantungkan pada sumber mata air di wilayah terdampak erupsi Merapi.
2. Konversi lahan, khususnya pertanian lahan basah ke peruntukan yang lain, masih cukup tinggi. Hal ini terutama terjadi pada daerah pinggiran kota. Akibatnya, kebutuhan konservasi sumberdaya air menjadi lebih tinggi dan investasi infrastruktur irigasi berkurang efektivitasnya.
3. Kontribusi pemerintah kabupaten/kota sebagai pemegang tanggung jawab utama penanganan drainase dan sampah belum maksimal.
4. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah serta keterbatasan kapasitas keuangan Pemerintah dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan cakupan pelayanan air limbah terpusat.
Solusi
1. Dilakukan pengembangan terhadap potensi-potensi sumber air baku untuk air minum di DIY untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, perkotaan, dan industri. Pada sisi lain, pemerintah perlu
menyusun regulasi yang mengatur usaha-usaha penghematan pemakaian air yang dilakukan secara bersamaan dengan kampanye dan edukasi kepada masyarakat.
2. Pelibatan konservasi sumberdaya air perlu diarahkan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya air. Mekanisme insentif dan disinsentif dapat digunakan sebagai instrumen untuk mempercepat pelaksanaan konservasi.
3. Perlu dokumen kesepakatan dengan pemerintah kabupaten/kota dalam penanganan drainase dan pengelolaan sampah, baik yang bersumber kepada dukungan dana APBD maupun APBN dan sumber dana lainnya. Edukasi kepada masyarakat yang intensif tentang pemahaman fungsi drainase serta pengelolaan sampah perlu dilakukan secara terus menerus.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 187
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
4. Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan komitmen membuat sambungan rumah (SR) yang dibarengi dengan penyusunan regulasi yang mewajibkan masyarakat di kawasan APY memanfaatkan jaringan air limbah terpusat.
5. URUSAN PENATAAN RUANG
a)
Kondisi Umum Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mengamanatkan agar setiap daerah menyusun atau menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah paling lambat dalam waktu 2 tahun, terhitung sejak undang-undang tersebut diberlakukan. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tersebut merupakan konsekuensi logis, mengingat berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian dijabarkan dalam PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, disebutkan bahwa tata ruang merupakan salah satu dari 31 urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi.
Rencana Tata Ruang Wilayah memiliki peranan penting sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan yang merata dan berpengaruh terhadap terwujudnya pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Melalui strategi pengembangan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, diharapkan pembangunan yang berkelanjutan dapat diwujudkan.
Di samping perlunya penataan ruang kembali akibat beberapa bencana di DIY, beberapa kajian dan regulasi terkait penataan ruang perlu disusun sebagai tindak lanjut regulasi penataan ruang yang lebih atas, dengan kaidah berjenjang dan komplementer, sebagai pedoman operasional di tingkat pemberian perijinan pemanfaatan ruang,
khususnya bagi kabupaten/kota. Hal ini berkait dengan masih lemahnya ketaatan terhadap tata ruang yang terkait dengan alih fungsi lahan untuk kepentingan lain yang tidak sesuai dengan perencanaan ruangnya. Pemerintah provinsi mempunyai fungsi dan peran memberikan arahan dan pembinaan kepada kabupaten/kota dalam bentuk kebijakan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, pada Tahun 2012 urusan penataan ruang dicapai melalui pelaksanaan Program Daerah dan Program Nasional melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum dalam bentuk Bantuan Teknis. Melalui
188 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
APBD DIY Tahun Anggaran 2012, telah dilaksanakan 3 program yang didukung oleh 7 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp2.053.102.500 serta realisasi fisik sebesar 100%.
Tabel IV.11 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Tahun 2011-2012
Capaian
No. Indikator
Realisasi % Realisasi
1. Persentase daerah yang
7 8 8 100,00 dikonservasi terhadap luasan total
Persen
1 2 2 100,00 Dikembangkan
2. Jumlah Kawasan yang
Buah
Sumber : DPUE-ESDM DIY
1) Daerah yang Dikonversi terhadap Luasan Total Lahan
Untuk mendukung terkendalinya konversi lahan yang tidak sesuai peruntukannya, pada tahun 2012 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang mengarah pada Penyusunan Rencana Rinci dan Peraturan Zonasi- nya. Tujuannya, agar ada pedoman operasional yang pasti dalam pengendalian pemberian perijinan.
Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD, persentase daerah yang dikonservasi terhadap luasan total lahan diijinkan maksimal sebesar 1% pertahun atau setara 318,08 ha .
Ditetapkannya Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta regulasi Penataan Ruang yang lebih operasional akan memperkuat pengendalian atas konversi lahan menjadi lebih intensif.
Pada tahun 2012 telah diselesaikan kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan RTR Kawasan Koridor Yogyakarta-Sadeng;
2. Penyusunan Draft Raperda RTR Kawasan Perkotaan Yogyakarta;
3. Penyusunan Draft Raperda RTR Kawasan Pantai Selatan;
4. Penyusunan materI teknis dan kebijakan pemanfaatan ruang kawasan strategis Pantai Selatan;
5. Penyusunan materi teknis dan kebijakan pemanfaatan ruang kawasan strategis Perbatasan;
6. Penyusunan Peraturan Zonasi sebagian Kawasan Perkotaan Yogyakarta;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 189
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
7. Pendataan pengendalian pemanfaatan ruang sebagian Kawasan Perkotaan Yogyakarta.
2) Kawasan Yang Dikembangkan
Urusan Penataan Ruang mempunyai tanggung jawab menyusun regulasi untuk Kawasan yang harus dikembangkan, agar pemanfaatan ruang serta sarana dan prasarana pendukung kawasan bisa terlaksana dengan pola dan struktur yang benar. Penyusunan kebijakan perijinan pemanfaatan ruang merupakan kegiatan dari program Pemanfaatan Ruang yang dilaksanakan melalui dana APBD 2012. Pada tahun 2012, telah berhasil diselesaikan penyusunan RTR dan Peraturan Zonasi untuk
3 Kawasan, yang meliputi:
1. KawasanPerkotaan Yogyakarta;
2. Kawasan Pantai Selatan;
3. Kawasan koridor Yogyakarta-Sadeng. Pelaksanaan urusan penataan ruang telah berhasil menyiapkan
konsep regulasi sebanyak 2 kawasan untuk dikembangkan, sesuai target yang ditetapkan.
190 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.12 Program/Kegiatan Urusan Penataan Ruang Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Realisasi Target Realisasi 1 PROGRAM PERENCANAAN
TATA RUANG
1.1 Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan 1.2 Penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah tentang RDTR APY
2 PROGRAM PEMANFAATAN
2.1 Penyusunan Kebijakan Perizinan
Pemanfaatan Ruang 2.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pemanfaatan Tata Ruang
3 PROGRAM PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
3.1 Penyusunan Kebijakan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang 3.2 Pelatihan Aparat dalam
Pengendalian Pemanfaatan Ruang 3.3 Pengawasan Pemanfaatan Ruang
Sumber : DPUE-ESDM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 191
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Rencana Tata Ruang Wilayah DIY belum dapat berfungsi sepenuhnya sebagai dasar penyusunan program-program pembangunan
masyarakat untuk memanfaatkan ruang yang sesuai rencana tata ruang.
2. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang, khususnya yang terkait dengan alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan lain.
Solusi
1. Mempercepat penyusunan kebijakan yang lebih operasional dari RTRW DIY (Rencana Induk Sektor) sebagai dasar implementasi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan pemanfaatan ruang, melalui:
1) Peningkatan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) penataan ruang untuk meningkatkan peranserta masyarakat;
2) Penyiapan perangkat pengendalian pemanfaatan ruang (Perlengkapan kerja, Personil dan Pembiayaan).
6. URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
a) Kondisi Umum
Pemerintah DIY telah mempunyai dokumen perencanaan, yang terdiri atas perencanaan jangka panjang (RPJPD) untuk perencanaan 20 tahunan dan perencanaan jangka menengah (RPJMD) untuk perencanaan pembangunan 5 tahunan. Masing-masing dokumen perencanaan tersebut telah berketetapan hukum melalui Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 –2025 dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 –2013. RPJPD memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah, sedangkan RPJMD pada hakekatnya merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD yang memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
192 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD selanjutnya dijadikan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD selama 5 tahun serta menjadi acuan pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun setiap tahunnya.
Tabel IV.13 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perencanaan
Pembangunan Tahun 2011-2012
Realisasi % Realisasi
ada 100 perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan PERDA 2 Tersedianya dokumen
1 Tersedianya dokumen
ada
ada
ada 100 perencanaan: RPJMD yang telah ditetapkan dengan PERDA 3 Tersedianya dokumen
ada
ada
ada 100 perencanaan:
ada
ada
RKPD yang telah ditetapkan dengan PERKADA
100% 100 dalam RKPD Sumber: Bappeda DIY
4 Penjabaran program RPJMD ke
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 193
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.14 Program/Kegiatan Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2011-2012
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
1 Program Pengembangan
Data/Informasi
1.1 Pengembangan Sistem Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah
1.2 Pengembangan Sistem Informasi
Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Daerah
1.3 Pengembangan Sistem Informasi
Profil Daerah
1.4 Penyusunan Profil BAPPEDA
1.5 Pengembangan Sistem Informasi
Data Perencanaan
1.6 Penyusunan Informasi Interaktif
Perencanaan/Pembangunan
194 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
1.7 Penyusunan Sistem Informasi
2 PROGRAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
2.1 Penyusunan Rancangan RPJMD
2.2 Penyusunan Rancangan RKPD
2.3 Sinkronisasi dan Koordinasi
Program Pembangunan
2.4 Evaluasi RPJMD
Kabupaten/Kota
2.5 Penyusunan KUA PPAS Murni
dan Perubahan
2.6 Perencanaan Sub Bidang
2.7 Penyelenggaraan Musrenbang
Regional Jawa-Bali
3 PROGRAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 195
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
3.1 Perencanaan Pembangunan Sub
Bidang Pertanian dan Kelautan
3.2 Perencanaan Pembangunan Sub
Bidang Dunia Usaha
3.3 Koordinasi Sub Bidang Pertanian
dan Kelautan
3.4 Koordinasi Sub Bidang Dunia
3.5 Sosialisasi RAD Pangandan Gizi
PERENCANAANSOSIAL BUDAYA
4.1 Perencanaan Pembangunan Sub
Bidang Pengembangan SDM
4.2 Perencanaan Pembangunan Sub
Bidang Pengembangan Kesra
4.3 Koordinasi dan Singkronisasi
Sub Bidang Pengembangan SDM
196 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
4.4 Koordinasi dan Singkronisasi
Sub Bidang Pengembangan Kesra
4.5 Orientasi Perencanaan dan
Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bagi SKPD
5 PROGRAM PERENCANAAN
PENGEMBANGAN WILAYAH DAN SARANA PRASARANA
Sisa anggaran Bidang Perhubungan, Tata
5.1 Perencanaan Pembangunan Sub
merupakan sisa Ruang, Permukiman dan ESDM
dana lelang
5.2 Perencanaan Pembangunan Sub
Sisa anggaran Bidang Sumber Daya Air dan
merupakan sisa Lingkungan Hidup
dana lelang
5.3 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub
Bidang Perhubungan, Tata Ruang, Permukiman, dan ESDM
5.4 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 197
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
Bidang Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup
5.5 Penguatan Kelembagaan Sumber
Daya Air
5.6 Pembinaan Penataan Ruang
6 PROGRAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN
6.1 Perencanaan Pembangunan Sub
Bidang Aparatur, Hukum, dan Politik
6.2 Perencanaan Pembangunan Sub
Sisa anggaran Bidang Administrasi Publik dan
merupakan sisa Keuangan
dana lelang
6.3 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub
Bidang Aparatur, Hukum, dan Politik
6.4 Koordinasi dan Sinkronisasi Sub
198 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
Bidang Administrasi Publik dan Keuangan
6.5 Fasilitasi dan Koordinasi Indeks
Demokrasi Indonesia dan Laboratorium Ketahanan Nasional (labkurtannas) di Provinsi DIY
7 PROGRAM PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN DAERAH
Efisiensi dari biaya Kinerja Pemerintah Daerah
7.1 Koordinasi Penyusunan Laporan
cetak dan rapat- rapat
Efisiensi dari Pertanggungjawaban (LKPJ)
7.2 Penyusunan Laporan Keterangan
Perjalanan Luar Daerah
7.3 Monitoring dan Evaluasi
efisiensi dari Program Pembangunan Daerah
pelaksanaan kegiatan yang semula di hotel menjadi di gedung
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 199
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Program/ Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
pemerintah
7.4 Fasilitasi Pengadaan Barang dan
tenaga honorer Jasa
yang direncanakan
7 orang, terealisasi 4 orang kemudian 1 orang mengundurkan diri
Efisiensi dari Rapat- Program Strategis di DIY
7.5 Pengendalian dan Koordinasi
rapat dan perjalanan dalam daerah
sisa anggaran Pelaksanaan APBD
7.6 Penyusunan Dokumen Panduan
berasal dari sisa honor tenaga ahli
Kegiatan Keterangan Pertanggungjawaban
7.7 Koordinasi Penyusunan Laporan
penyusunan LKPJ Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ)
AMJ telah selesai
Sumber : Bappeda DIY
200 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Belum optimalnya kesinambungan antara proses perencanaan dan proses penganggaran, serta belum konsistennya proses politik dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.
2. Belum optimalnya hasil musrenbang sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan karena masih kuatnya ego sektoral dari masing-masing SKPD.
3. Belum optimalnya Koordinasi/kerjasama antarsektor dan antardaerah (kabupaten/kota).
4. Belum maksimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program/kegiatan
feedback bagi perencanaan pembangunan daerah periode selanjutnya.
pembangunan
sebagai
5. Belum optimalnya evaluasi perencanaan pembangunan terhadap perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
Solusi
1. Mengoptimalkan fungsi perencanaan program dan anggaran dengan peningkatan koordinasi antara institusi perencana dengan institusi penganggaran serta mengintegrasikan proses politik sejak awal.
2. Peningkatan peran masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
3. Peningkatan efektifitas koordinasi dan pengendalian pelaksanaan program/kegiatan.
4. Meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerjasama antar daerah dan antar instansi dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah.
5. Meningkatkan pengkajian dan analisis perencanaan yang lebih akurat untuk dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan rasio implementasi perencanaan daerah.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 201
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
7. URUSAN PERUMAHAN
a) Kondisi Umum Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa pembangunan perumahan merupakan urusan wajib pemerintah daerah. Dalam implementasinya, sampai dengan saat ini, pemerintah daerah masih sangat tergantung kepada pemerintah dalam hal urusan pembangunan perumahan.
Pada tahun 2012, berdasarkan Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D) yang selanjutnya, menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, disebut RP3KP (Rencana Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman) DIY, ketersediaan perumahan DIY sebanyak 1.038.233 unit. Ketersediaan perumahan ini terdiri atas 822.687 unit rumah permanen, 124.346 unit rumah semi permanen, dan 91.200 unit rumah nonpermanen (RTLH/ Rumah Tidak Layak Huni).
Mengingat KK di DIY pada tahun 2011 berjumlah 929.455 KK (BPS DIY 2011), jumlah ketersediaan perumahan tersebut tentu sangat mencukupi. Namun, pada kenyataannya banyak keluarga yang belum memiliki rumah. Penyebabnya ada beberapa kemungkinan, antara lain keluarga yang berkecukupan teridentifikasi mempunyai rumah lebih dari satu. Bisa juga terjadi bahwa pemilik rumah bukan penduduk DIY. Mereka memiliki rumah karena berbagai alasan, semisal untuk jaminan hari tua, investasi, untuk anak yang sekolah di DIY dan alasan lainnya.
Menurut RPJMD 2009-2013, kebutuhan rumah untuk daerah perkotaan (Kawasan Perkotaan Yogyakarta) sebesar 108.256 unit. Mengingat ketersediaan berjumlah 78.482 unit, maka masih ada kekurangan sebesar 29.474 unit. Target RPJMD dalam mengurangi backlog pertahun adalah 2% (dari target 5 tahun sebesar 10%) atau lebih kurang 589 unit/tahun.
Melihat kondisi di atas, sejalan dengan kebijakan nasional, pembangunan perumahan dan permukiman lebih diarahkan pada pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya. Tujuan lain yang lebih khusus adalah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau, baik melalui penyediaan Rumah Susun atau pemberian bantuan stimulan untuk menuju rumah layak huni, dan perbaikan sarana dan prasarana umum lingkungan agar tidak mewujudkan permukiman
202 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
kumuh. Di samping itu, peran pemerintah mendorong swasta untuk bisa dibina dalam melakukan penyediaan rumah yang murah dan terjangkau.
Indikator keberhasilan urusan perumahan, dengan menggunakan tolok ukur target kinerja sebagaimana telah tercantum dalam RPJMD DIY, dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel IV.15 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perumahan Tahun 2011-2012
Capaian Realisasi (%)
1 Persentase Penurunan
2 2 20,44 1022 Backlog dalam penyediaan perumahan
Persen
10 10 10,26 103 Lingkungan Sehat Perumahan
2 Prosentase Peningkatan
Persen
3 Prosentase Jumlah
5 5 10,27 205 Komunitas Perumahan yang difasilitasi
Persen
4 Persentase Pengurangan
10 10 10,15 102 Kawasan Kumuh
Persen
Sumber : DPUE-ESDM DIY
Target tersebut dicapai melalui program-program yang dibiayai pemerintah dan daerah. APBD Provinsi DIY pada Tahun Anggaran 2012 dialokasikan untuk 4 program dan 8 kegiatan urusan perumahan sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Total anggaran yang dikeluarkan adalah Rp19,002,940,000 dengan realisasi fisik sebesar 100%.
1) Penyediaan Perumahan
Selama tahun 2012, upaya penurunan backlog penyediaan perumahan oleh Pemda DIY dilakukan melalui program Pengembangan Perumahan yang dijabarkan melalui beberapa kegiatan berikut:
a. Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan;
b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan;
c. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu.
Di samping hal di atas, pengurangan backlog pembangunan perumahan juga dilakukan oleh swasta melalui pengembang. Berdasarkan data dari REI DIY, tercatat selama tahun 2012 telah dibangun 3.750 unit rumah (tersebar dalam 810 titik perumahan dengan rincian di
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 203
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Kabupaten Sleman 527 titik, Kabupaten Bantul 193 titik, Kota Yogyakarta
66 titik, Kabupaten Kulon Progo 15 titik, dan Kabupaten Gunungkidul 9 titik). Sementara melalui Pemerintah, Perumnas membangun rumah 157 unit di Guwosari, Kabupaten Bantul. Kementerian Perumahan Rakyat memberi stimulan sebanyak 2532 unit, membangun rumah swadaya sebanyak 1.786 unit tersebar di Kabupaten Bantul, 196 unit di Kabupaten Sleman, 367 unit di Kabupaten Gunungkidul dan 183 unit di Kabupaten Kulon Progo dan 1 Twin Block Rusunawa Polda DIY di Maguwoharjo, Sleman, serta 1 Twin Block Rusunawa di Kotagede, Kota Yogyakarta, untuk total 192 unit hunian.
Sementara, melalui bantuan stimulan (APBD) untuk meningkatkan rumah menjadi layak huni, selama tahun 2012 terfasilitasi 1.510 unit rumah meliputi 468 unit di Kabupaten Gunungkidul, 400 unit di Kabupaten Bantul, 416 unit di Kabupaten Sleman, 140 unit di Kabupaten Kulon Progo, dan 86 unit rumah di Kota Yogyakarta.
Berdasarkan data realisasi di atas, selama tahun 2012 terjadi penambahan rumah baru sebanyak 6.025 unit, di mana 2.275 unit dibangun pemerintah dan 3.750 unit dibangun oleh pengembang. Sedangkan Pemerintah DIY mampu menambah 1.510 rumah menjadi layak huni melalui bantuan stimulan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Dari sisi indikator, penurunan backlog dalam penyediaan perumahan sebanyak 6.025 unit atau setara dengan 20,44%, yang berarti jauh di atas target 2% yang ditetapkan.
Tabel IV.16 Penyediaan Perumahan di DIY Tahun 2012
Realisasi 2012 ( Unit) No.
Uraian
Lokasi
Stimulan Rumah Baru
I. Pembangunan Perumahan oleh
- 3.750 Swasta (Pengembang) (REI 2012)
Tersebar di DIY
II. Pembangunan perumahan oleh 4234 2275 pemerintah (+ Perum Perumnas) A Melalui Dana APBN
2724 2275 Pembangunan Rumah Swadaya
Bantul, Sleman,
Kulon Progo
Pembangunan Rusun
- 192 Pembangunan Hunian tetap
Sleman,Kota Yk
- 2083 bagi korban merapi B Melalui Dana APBD
Sleman
1510 - Fasilitasi dan stimulasi
1510 - pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
Jumlah total penyediaan rumah di 2012 (I+II)
Sumber : DPUP – ESDM DIY
204 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2) Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan
Peningkatan Lingkungan sehat perumahan, dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
perumahan, yang dimaksudkan
tentang
pembangunan
pemahaman terkait lingkungan sehat perumahan kepada kabupaten/kota dan juga penyuluhan kepada masyarakat;
untuk
memberikan
2. Peningkatan Kualitas Prasarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan Perdesaan, yang merupakan pembangunan sarana dan prasana kawasan di 4 lokasi di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan 2 lokasi di Kabupaten Bantul.
Konsep pendekatan kegiatan Peningkatan Lingkungan Sehat Perumahan adalah melalui Tridaya (Daya Manusia, Daya Lingkungan dan Daya Ekonomi). Konsep Tridaya dilakukan melalui penyuluhan- penyuluhan terhadap kader-kader pembangunan di masyarakat. Tujuannya, agar mereka mampu berperan aktif dalam menyebarkan pemahaman tentang lingkungan sehat perumahan. Konsep ini telah terbukti mampu menurunkan kantong-kantong kumuh di kawasan perkotaan Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Karena konsep ini pula DIY memperoleh penghargaan juara I dalam pengelolaan Rusun di tingkat nasional kategori Rusun Untuk Pekerja di Panggungharjo, Sewon, Kabupaten Bantul serta juara III Nasional kategori Penanganan Kawasan Kumuh di Rusun Graha Sejahtera, Tegalpanggung, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta. Penghargaan Adiupaya Puritama yang diberikan oleh Kementerian Perumahan Rakyat kepada Kabupaten Sleman sebagai juara III Tingkat Nasional untuk tahun 2012 membuktikan bahwa ada peningkatan kesehatan bagi lingkungan perumahan di DIY.
Berdasarkan data Review RP4D (RP3KP), di DIY terdapat 69 kawasan dengan kriteria kumuh yang identik dengan tidak sehatnya lingkungan permukiman. Dari angka itu dapat dirinci bahwa 11 lokasi sangat kumuh, 57 lokasi kumuh sedang dan 1 lokasi sedikit kumuh.
Pada tahun 2012, telah dilakukan pembangunan sarana dan prasarana di 3 (tiga) kawasan yang perlu ditingkatkan lingkungannya. Tiga kawasan itu meliputi kawasan Berbah, Kabupaten Sleman, kawasan Imogiri, Kabupaten Bantul, dan kawasan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Peningkatan Kualitas Prasarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan dialokasikan di 3 kawasan, yaitu: 1)
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 205
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
kawasan Kabupaten Bantul; 2) kawasan Kabupaten Sleman; 3) kawasan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Dari sisi capaian target kinerja, melalui dana APBD 2012 tercapai peningkatan lingkungan sehat perumahan di 4 (empat) lokasi, yang setara dengan 5,8%. Sementara, total capaian kinerja tahun 2012 untuk dana APBN dan APBD ada 7 (tujuh) lokasi atau setara dengan 10,26% . Prosentase ini berada di atas target tahun 2012, yaitu sebesar 10%.
3) Fasilitasi bagi Komunitas Perumahan
Fasilitasi bagi komunitas perumahan dilakukan melalui Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan. Program ini meliputi:
1. Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman berbasis masyarakat, yang telah dilakukan bagi komunitas perumahan di 23 lokasi;
2. Peningkatan peranserta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan, yang dilakukan melalui penyuluhan kepada komunitas perumahan pada lokasi tersebut diatas.
Jumlah total komunitas perumahan di DIY tercatat 438 komunitas. Selama tahun 2012, ada 40 Komunitas Perumahan yang difasilitasi Pemerintah DIY untuk membangun sarana dan prasarana permukimannya, dengan 4 lokasi di Kota Yogyakarta, 7 lokasi di Kabupaten Bantul, 3 lokasi di Kabupaten Kulon Progo, 4 lokasi di Kabupaten Gunungkidul, dan 5 lokasi di Kabupaten Sleman.
Dari data di atas, jumlah Komunitas Perumahan yang difasilitasi APBD 2012 sebesar 9,13% (40 komunitas dari total 438 komunitas). Sementara, Kementerian Pekerjaan Umum, pada tahun 2012 telah melaksanakan fasilitasi terhadap 5 Komunitas Perumahan, yang berlokasi di Kecamatan Imogiri dan Kecamatan Plered (Kabupaten Bantul), di Kecatamatan Gedangsari (Kabupaten Gunungkidul), serta Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Pakem (Kabupaten Sleman). Capaian kinerja total untuk tahun 2012 adalah 45 komunitas telah terfasilitasi, atau sebesar 10.27% (45 komunitas dari total 438 komunitas). Presentase ini lebih besar dari target kinerja yang telah ditetapkan.
Selain program pemerintah, fasilitasi terhadap komunitas perumahan juga dilakukan oleh Lembaga Non-Pemerintah (NGO) Habitat for Humanity (HfH) dan Community based Initiative Local Development (Co- bild ). Peran serta NGO ini menambah target capaian.
206 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
4) Pengurangan Kawasan Kumuh
Pengurangan kawasan kumuh di DIY dilakukan melalui program Penataan Kawasan Padat Penduduk dan Kumuh melalui kegiatan Penataan Kawasan Kumuh.
Dari data Review RP4D (RP3KP), terinventarisasi 69 kawasan kumuh yang berlokasi di Kabupaten Bantul sebanyak 9, Kabupaten Kulon Progo 10 , Kabupaten Gunungkidul 9, Kabupaten Sleman 11 dan Kota Yogyakarta 29. Pada tahun 2012, telah dilakukan penataan kawasan kumuh tersebut melalui dana APBD dan APBN.
Dana APBD dialokasikan pada 3 kawasan dengan luas lebih kurang 15 ha. Kawasan tersebut meliputi: 1) kawasan Berbah, Kabupaten Sleman; 2) kawasan Imogiri, Kabupaten Bantul; 3) kawasan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan dana APBN melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dialokasikan di kawasan: 1) kawasan Winongo, Kel. Gedong Kiwo, Kota Yogyakarta; 2) Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo; 3) Kawasan Mulo, Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul; kawasan Selang, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul.
Upaya penataan kawasan kumuh pada tahun 2012 telah dilakukan di 7 kawasan, atau 10,15% dari total kawasan kumuh di DIY. Capaian ini melebihi target kinerja 2012 yang ditetapkan sebesar 10%.
Tabel IV.17 Penataan Kawasan Kumuh di DIY Tahun 2012
Realisasi Penataan No.
Uraian
Lokasi
Kawasan Kumuh di 2012 Kawasan
I. Melalui Dana APBN 1. Penataan Kawasan Kumuh
Kota Yogyakarta
Kab. Kulon Progo
2 2,90 II. Melalui Dana APBD 1. Penataan Kawasan Kumuh
Kab. Gunungkidul
Kab.Sleman
Kab. Bantul
1 1,45 Penataan Kawasan Kumuh di 2012
Kab. Gunungkidul
Sumber : DPUP – ESDM DIY *) Prosentase didasarkan pada jumlah total kawasan kumuh DIY (69 kawasan)
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 207
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.18 Program/Kegiatan Urusan Perumahan Tahun Anggaran 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu Anggaran (Rp)
Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
1 PROGRAM PENGEMBANGAN
1.1 Penetapan Kebijakan, Strategi dan
100,00 Program Perumahan 1.2 Sosialisasi Peraturan Perundang-
100,00 Undangan di Bidang Perumahan 1.3 Fasilitasi Dan Stimulasi
100,00 Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu
100,00 SEHAT PERUMAHAN
2 PROGRAM LINGKUNGAN
2.1 Koordinasi Pengawasan dan
100,00 Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan tentang Pembangunan Perumahan 2.2 Peningkatan Kualitas Prasarana,
100,00 Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan Pedesaan
100,00 KOMUNITAS PERUMAHAN
3 PROGRAM PEMBERDAYAAN
3.1 Fasilitasi Pembangunan Prasarana
208 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu Anggaran (Rp)
Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
dan Sarana Dasar Permukiman Berbasis Masyarakat 3.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat
100,00 dalam Pelestarian Lingkungan Perumahan
4 PROGRAM PENATAAN
KAWASAN PADAT PENDUDUK DAN KUMUH
4.1 Penataan Kawasan Kumuh
Sumber : Dinas PUP-ESDM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 209
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Belum maksimalnya peran aktif dari pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang perumahan.
2. Adanya kebutuhan masyarakat akan perumahan yang semakin meningkat terutama di perkotaan, yang mengakibatkan alih fungsi lahan tidak terbendung.
3. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah terhadap lahan untuk perumahan serta terbatasnya anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan perumahan yang layak huni, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Solusi
1. Peningkatan peran kapasitas pemangku kepentingan termasuk komunitas masyarakat di bidang perumahan. Bersama-sama dengan pemerintah, para pemangku kepentingan akan mengatasi permasalahan penyediaan perumahan, terutama rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Peningkatan koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang dan peningkatan pengawasan terhadap alih fungsi lahan
3. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka mengatasi
bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
permasalahan
perumahan
8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
a) Kondisi Umum
Penerapan kebijakan kepemudaan dilakukan dengan memberikan iklim yang kondusif bagi pemuda dalam mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minatnya melalui peningkatan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, serta mengembangkan sikap keteladanan, kemandirian, akhlak mulia, dan disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penciptaan iklim yang kondusif itu mencakup:
1. Pemberian kesempatan dan kebebasan kepada pemuda untuk mengorganisasikan dirinya secara merdeka sebagai wahana pendewasaan untuk menjadi pemimpin bangsa yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, prioritas, demokratis, mandiri, dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat;
210 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2. Pengembangan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda yang berdaya saing, unggul, dan mandiri;
3. Perlindungan terhadap generasi muda dari hal-hal destruktif terutama penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba;
4. Pengembangan wawasan kebangsaan di kalangan pemuda guna memupuk jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, bangga dan rela berkorban demi mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;
5. Kegiatan mempersiapkan pemuda dalam menghadapi persaingan global dan untuk pergaulannya dengan bangsa-bangsa lain melalui berbagai aktivitas yang mendukung, dengan mengedepankan semangat kemanusiaan yang berkeadilan, beradab, dan demokratis, dengan tidak meninggalkan jati dirinya sebagai suatu bangsa;
6. Pengelolaan, pengembangan, dan peningkatan sarana dan prasarana untuk kepentingan pemberdayaan pemuda dan olahraga.
Sedangkan pembangunan di bidang olahraga dilakukan dengan berbagai upaya. Di antaranya adalah:
1. Melaksanakan pengkajian dan perumusan kebijakan pemerintah di bidang keolahragaan;
2. Melaksanakan pengkajian dan penyempurnaan peraturan perundang- undangan olahraga;
3. Melaksanakan kajian sekolah olahraga;
4. Melaksanakan pengembangan sistem informasi keolahragaan;
5. Melaksanakan pembibitan dan pembinaan olahragawan usia dini;
6. Memetakan dan menganalisis pelaksanaan kewenangan wajib dan standar pelayanan minimal di bidang olahraga;
7. Menyusun Indikator Pengembangan Olahraga (Sport Development Index );
8. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan olahraga;
9. Membina dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga;
10. Memberdayakan dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga prestasi prioritas di tingkat daerah.
Pembinaan terhadap generasi muda dilakukan dengan memberikan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dalam pengembangan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 211
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
jiwa kewirausahan dan kemandirian melalui sentra-sentra pemberdayaan pemuda. Pengembangan kepemudaan juga dilakukan di pedesaan untuk memberikan semangat agar para pemuda dapat menjadi penggerak roda pembangunan. Dalam usaha memberikan bekal kewirausahaan, dilakukan pelatihan-pelatihan keterampilan serta upaya menumbuhkan semangat melakukan inovasi bisnis. Diharapkan para pemuda tidak hanya mengandalkan pekerjaan formal sebagai pekerja/pegawai, namun sanggup mengembangkan usaha mandiri yang dapat bertahan terhadap goncangan dan persaingan.
Dalam bidang olahraga, pembinaan dilakukan dengan cara mengidentifikasi ketersediaan potensi dan bakat bidang olahraga baik bagi pelajar maupun pemuda. Selanjutnya, akan dilakukan pembibitan melalui proses seleksi dan pembinaan melalui kompetisi-kompetisi tingkat provinsi. Bibit-bibit berprestasi akan terus dibina agar dapat meningkatkan prestasi sampai ke jenjang kompetisi yang lebih tinggi. Pembinaan olahraga tentu perlu didukung dengan kesiapan tenaga pelatih, sarana dan prasarana, serta teknologi.
Melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung bidang kepemudaan dan olahraga diharapkan semua pihak yang terlibat di dalamnya mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tabel IV.19 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan
Olahraga Tahun 2011-2012
Target Realisasi % Realisasi
1. Jumlah Sentra
Sentra
Pemberdayaan Pemuda 2. Prestasi Olahraga Tingkat Nasional
a. POPNAS
- - b. POSPENAS
Peringkat
Peringkat
Sumber: Disdikpora DIY Keterangan :
- POPNAS berikutnya diadakan pada tahun 2013 - POSPENAS berikutnya diadakan pada tahun 2013
212 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.20 Program/Kegiatan Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun Anggaran 2012
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
PENGEMBANGAN DAN KESERASIAN KEBIJAKAN PEMUDA
1.1 Pemetaan Potensi Kepemudaan
Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa honorarium
2 PEMBINAAN ORGABISASI
Penyerapan anggaran Kepemudaan
2.1 Pembinaan Organisasi
tidak optimal karena biaya untuk perjalanan dinas dalam daerah tidak digunakan dan biaya makan minum harian umum menyesuaikan dengan kebutuhan kegiatan
2.2 Fasilitasi Aksi Bakti Sosial
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 213
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
2.3 Pembinaan Pemuda Pelopor
Keamanan Lingkungan 2.4 Pameran Prestasi Hasil Karya
Penyerapan anggaran Pemuda
tidak optimal karena biaya belanja dekorasi dan perjalanan dinas dalam daerah tidak digunakan
Penyerapan anggaran Kepeloporan Pemuda
2.5 Peningkatan Kemandirian Dan
tidak optimal karena ada dana sisa dari cabang lomba yang tidak memenuhi kriteria untuk diberikan kejuaraan
2.6 Pengembangan Sentra
Pemberdayaan Pemuda 2.7 Pemberdayaan Peran Serta
Pemuda untuk Pembangunan Pedesaan
2.8 Pelatihan Organisasi bagi
Pengurus OSIS
3 PROGRAM PENINGKATAN
UPAYA PENUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN DAN
214 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
KECAKAPAN HIDUP PEMUDA
3.1 Pelatihan Kewirausahaan bagi
Pemuda 3.2 Pelatihan Ketrampilan bagi
Pemuda 3.3 Pembinaan Inovasi Bisnis bagi
Penyerapan anggaran Pemuda
tidak optimal karena perjalanan dinas dalam daerah tidak digunakan dan ada hadiah yang dikembalikan karena hasil penilaian lomba tidak memenuhi kriteria kejuaraan yang telah ditentukan
4 PROGRAM PEMBINAAN
DAN PEMASYARAKATAN OLAHRAGA
4.1 Pembibitan dan Pembinaan
Olahragawan Berbakat 4.2 Pemassalan Olahraga bagi
Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 215
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
4.3 Pengembangan Olahraga
- Rekreasi 4.4 Penyelenggaraan POPDA (Pekan
- Olahraga Pelajar Daerah) 4.5 Penyelenggaraan Tri Lomba
- Juang 4.6 POPCADA ( Pekan Olah Raga
- Pelajar Cacat Daerah) 4.7 Penyelenggaraan PORCADA
- (Pekan Olahraga Cacat Daerah)
4.8 Bimbingan Teknis bagi Pelatih
- dan Wasit 4.9 Penyelenggaraan Liga Pelajar
- (Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Daerah) 4.11 Penyelenggaraan POPWIL
4.10 Penyelenggaraan POSPEDA
- (Pekan Olahraga Pelajar Wilayah)
5 PROGRAM PENINGKATAN
SARANA DAN PRASARANA
OLAHRAGA 5.1 Pemeliharaan Rutin/ Berkala
216 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
Sarana dan Prasarana Olahraga 5.2 Pengadaan Gedung KONI
Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa lelang. Pembangunan gedung tidak selesai karena pelaksanaan mundur menanti selesainya proses penghapusan dan pembongkaran. Proses pembersihan sisa bangunan memakan waktu cukup lama, pembuatan pondasi hanya bisa dilakukan secara manual karena peralatan besar tidak bisa masuk. Bekas pondasi juga sulit dibongkar. Saat proses pengerjaan cor dak lantai I curah hujan cukup tinggi. Meski waktu sudah banyak terbuang dan pekerjaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 217
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
cukup sulit tidak ada penambahan waktu karena kontrak berakhir tanggal 28 Desember 2012
5.3 Rehabilitasi Sedang/Berat
Sarana dan Prasarana Olahraga 5.4 Pengkajian Youth Centre
Penyerapan anggaran tidak optimal karena adanya sisa lelang dan hasil negosiasi
5.5 Pengkajian Bumi Perkemahan
Penyerapan anggaran Babarsari
tidak optimal karena adanya sisa lelang dan hasil negosiasi
6 PROGRAM PEMBERDAYAAN
DAN PENGEMBANGAN PEMUDA
6.1 Pembentukan Paskibraka
6.2 Pelatihan Pembina Pramuka
6.3 Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Kepemimpinan Bagi Pemuda 6.4 Lomba Baris Berbaris
6.5 Pelatihan Pelatih Tata Upacara
Penyerapan anggaran
218 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
Sipil tidak optimal karena adanya kelebihan penghitungan anggaran untuk narasumber, bahan percontohan, dan makan minum harian umum (sisa dana tidak digunakan/dicairkan)
6.6 Apresiasi Pemuda berprestasi
Sumber : Disdikpora DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 219
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Terbatasnya sarana prasarana untuk kegiatan kepemudaan, khususnya yang berkaitan dengan kewirausahaan.
2. Terbatasnya sarana latihan para atlet.
3. Belum optimalnya pembibitan atlet.
4. Masih rendahnya sikap sportivitas, disiplin dan semangat juang atlet.
Solusi
1. Pemberian sarana dan prasarana yang memadai untuk pembinaan
khususnya dalam hal kewirausahaan,
generasi
muda,
penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan, pelatihan keterampilan berwirausaha, dan pembinaan bagi para pemuda yang memiliki inovasi-inovasi dalam pengembangan bisnis secara mandiri.
semisal
2. Pemberian penghargaan bagi para pemuda berprestasi dan penyelenggaraan pameran hasil karya pemuda.
3. Penambahan dan pemeliharaan fasilitas latihan bagi para atlet agar prestasi meningkat.
4. Kebijakan pembinaan dan penghargaan atlet berprestasi sehingga tetap tinggal di DIY.
5. Pengelolaan pembibitan atlet yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
6. Pencarian atlet olahraga berbakat.
7. Pemberian penghargaan berupa beasiswa bagi atlet berprestasi.
8. Pembinaan atlet-atlet berbakat dan klub-klub olahraga prestasi. Melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung bidang kepemudaan
dan olahraga, diharapkan semua pihak yang terlibat di dalamnya mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
220 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
9. URUSAN PENANAMAN MODAL
a) Kondisi Umum
Terbatasnya sumber daya modal adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh kebanyakan daerah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, sementara di sisi lain kebutuhan peningkatan pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan dalam upaya pemerintah daerah mendorong kegiatan ekonominya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam rangka mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, maka DIY masih memerlukan sejumlah tambahan dana dalam bentuk investasi swasta, baik yang berasal dari investor dalam negeri maupun investor asing.
Kegiatan penanaman modal di DIY menyimpan beberapa peluang, seperti spesifikasi keunggulan lokal DIY di bidang pariwisata dan pendidikan, komitmen pemerintah daerah dengan slogan Jogja Invest yang terbuka untuk investor, serta ketersediaan sumberdaya manusia yang berdaya saing. Adapun isu strategis yang mengemuka dalam peningkatan investasi terkait pada persaingan global dengan negara lain serta investasi yang mengarah pada keunggulan lokal DIY. Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan yang menjadi fokus perhatian dalam pengembangan investasi di DIY, yakni realisasi investasi yang mampu mendorong tumbuhnya sektor swasta/riil, investasi yang mengarah pada kelestarian lingkungan, perlunya peningkatan infrastruktur dan sarana pendukung lain (termasuk kesiapan lahan), regulasi yang mantap dalam fasilitasi investasi, serta upaya peningkatan kerjasama penanaman modal dengan daerah dan negara-negara maju.
Tabel IV.21 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Tahun 2011-2012
Realisasi Realisasi
Investasi (PMDN/PMA) Pertumbuhan
investasi PMDN Pertumbuhan
investasi PMA
Sumber : BKPM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 221
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pertumbuhan investasi PMA/PMDN di DIY pada tahun 2012 sebesar
dalam rupiah Rp632.488.121.751,- yang terdiri atas kenaikan investasi PMDN sebesar 21,30% (senilai Rp492.802.910.146,-) dan pertumbuhan investasi PMA sebesar 3,40% (senilai Rp139.685.211.605,-). Rincian perusahaan yang merealisasikan investasinya di DIY berjumlah 233 perusahaan (terdiri dari 122 PMA dan 111 PMDN) dengan serapan tenaga kerja sebanyak 38.916 TKI serta 142 TKA. Nilai realisasi dan pertumbuhan investasi PMA/PMDN di DIY selama kurun waktu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel IV.22 Realisasi Investasi PMA/PMDN, 2008-2012
Pertumbuhan Pertum Tahun
Investasi PMDN
Investasi PMA
PMA+PMDN
Buhan (Rp)
2.805.944.605.930 4.250.121.535.829 7.056.066.141.759 632.488.121.751 9,85 Sumber: BKPM DIY
Pada tahun 2012, pertumbuhan investasi di DIY terutama berasal dari sektor tersier, lebih khusus lagi bidang perhotelan dan perdagangan. Dalam
PMDN menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, yakni pada bidang perhotelan dan industri konveksi. Sedangkan pada perusahaan PMA, sebagaimana tahun sebelumnya, bidang jasa perhotelan, restoran, industri pengolahan, perdagangan, dan pengangkutan masih memberikan nilai pertumbuhan yang signifikan.
perkembangannya,
perusahaan
Meskipun demikian, perlu diakui bahwa realisasi pertumbuhan investasi di tahun 2012 masih di bawah target awal yang senilai 10,16% (terdapat selisih sebesar 0,31% atau senilai Rp20.070.251.689,-). Tidak tercapainya target terutama berasal dari kurangnya realisasi investasi PMDN dibanding perhitungan awal berdasar surat persetujuan (izin prinsip) investasi PMDN yang diterbitkan pada tahun 2009 dan 2010. Beberapa persoalan di lapangan terindikasi menjadi penyebab masih tidak terealisasinya surat persetujuan (izin prinsip) PMDN/PMA menjadi perusahaan operasional (aktif) di DIY, yakni kesulitan investor untuk memperoleh lahan usaha yang diinginkan dan jaminan kepastian hukum yang cenderung tidak kondusif bagi iklim investasi.
222 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pelaksanaan program/kegiatan Pemda DIY terkait urusan penanaman modal selama kurun tahun anggaran 2012 telah diarahkan untuk peningkatan promosi peluang-peluang serta potensi investasi yang ada serta peningkatan iklim dan realisasi investasi. Upaya peningkatan promosi investasi telah dilaksanakan melalui bentuk keikutsertaan dalam pameran-pameran investasi tingkat regional maupun skala nasional, seperti gelar potensi investasi daerah (GPID), Trade and Tourism Investment (TTI) Expo , penyelenggaraan one on one meeting, business forum/business
meeting dengan calon investor dan stakeholder terkait serta penyelenggaraan promosi peluang investasi melalui website Jogja Invest. Keikutsertaan Pemerintah Daerah DIY pada pelaksanaan Pameran Invesda Expo 2012 meraih juara harapan tiga stand terbaik. Kemudian, pada Pameran Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun 2012, stand Pemda DIY berhasil meraih penghargaan sebagai “ Brand Manage Champion 2012 yr ” kategori stand pemerintah.
Pameran-pameran investasi yang telah dilaksanakan telah menghasilkan adanya kontak-kontak bisnis dengan beberapa calon investor yang menyatakan tertarik dengan potensi investasi di DIY. Calon-calon investor itu antara lain:
1. WEGH GROUP, sebuah perusahaan Italia yang bergerak di bidang industri peralatan rel kereta api;
2. GeoSyndicate Power, sebuah perusahaan India yang bergerak di bidang energi;
3. Keppel Logistic, berpusat di Singapura;
4. Intercontinental Hotel Group, sebuah perusahaan yang sudah banyak berbisnis di Indonesia di sektor perhotelan;
5. PT Nusantara Infrastructure Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur;
6. PT Ilham Treda Industri, perusahaan yang bergerak di bidang drilling and energy investment/renewable energy;
7. PT People Power International, perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan energi;
8. Asia Technology Ventures, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi;
9. Everything Better dan Glenn’s Group Indonesia yang bergerak di bidang agro industri, infrastruktur, pertambangan, furniture, dll.
Upaya peningkatan iklim dan realisasi investasi di DIY pada tahun 2012 dilakukan dengan 2 (dua) strategi utama. Pertama, perbaikan perangkat sistem serta prosedur investasi dan, kedua, peningkatan jalinan komunikasi berikut pelayanan prima kepada investor. Perbaikan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 223
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
perangkat sistem dan prosedur telah diupayakan dengan optimalisasi fungsi Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) yang telah memenuhi kualifikasi bintang satu (Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Nomor 67 Tahun 2010 tentang Penetapan Kualifikasi Terhadap 130 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2010). Kualifikasi bintang satu memberikan kewenangan bagi Gerai P2T DIY untuk melayani perizinan dan non-perizinan sesuai kewenangannya dengan berbasis SPIPISE (Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik).
Gerai P2T DIY saat ini telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Publik (SPP) sampai dengan mekanisme kerja dan petunjuk pelaksanaan pengaduan akan terus dikembangkan sebagai salah satu keunggulan pelayanan birokrasi Pemda DIY, melalui pembenahan infrastruktur dan peningkatan kapasitas sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan. Sampai dengan akhir tahun 2012, Gerai P2T DIY telah melayani sebanyak 74 izin/non-izin untuk bidang perekonomian dan infrastruktur serta 203 izin/non-izin bidang sosial dan kesejahteraan rakyat dengan nilai revenue sebesar Rp977.993.929,-.Pada tahun 2012, telah pula dilaksanakan kajian teknis penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Daerah (RUPMD) yang pada masa mendatang akan menjadi panduan strategis kegiatan terkait penanaman modal di DIY. Sementara untuk pelayanan informasi kepada investor/calon investor, telah dilaksanakan studi kelayakan peluang investasi sektor strategis pilihan, penambahan fitur serta menu content web Jogja Invest dan penyusunan aplikasi peta profil peluang investasi berbasis sistem informasi geografis (GIS). Selanjutnya, fasilitasi pelayanan kepada investor telah dilakukan pula dengan penyelenggaraan workshop dan FGD antarlembaga dalam rangka penyelesaian permasalahan penanaman modal. Hal tersebut seiring sejalan dengan komitmen Pemda DIY bersama legislatif untuk memberikan kemudahan bagi investor, di antaranya melalui penyusunan perda tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal di DIY pada tahun 2013, sebagai tindak lanjut draft raperda yang telah selesai disusun tahun 2012.
224 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.23 Program/Kegiatan Urusan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2012
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
95,26 Kerjasama Investasi
1 Peningkatan Promosi dan
1.1 Pengembangan Potensi Unggulan
1.2 Penyelenggaraan pameran investasi
1.3 Penyelenggaraan pameran potensi
1.4 Pengembangan sistem informasi
95,70 penanaman modal
1.5 Penyebarluasan informasi
97,79 pembangunan daerah
97,66 Realisasi Investasi
2 Peningkatan Iklim Investasi dan
2.1 Memfasilitasi dan Koordinasi
98,49 kerjasama di Bidang Investasi 2.2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 225
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
86,16 Sisa dari honor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (
2.3 Koordinasi Penyelenggaraan
narasumber PTSP )
(tidak hadir sesuai rencana) serta realisasi makan minum rapat koordinasi pengaduan telah sesuai kebutuhan;
2.4 Peningkatan pembinaan dan
99,98 pengawasan pelaksanaan penanaman modal 2.5 Pengembangan pelayanan perijinan
99,08 dan non perijinan di DIY
97,49 pelayanan perizinan terpadu 2.7 Penyusunan Profil Pelayanan
2.6 Pengembangan sistem informasi
99,39 Perijinan dan Non Perijinan di DIY
98,68 Berbasis Sistem Informasi Geografis ( GIS ) 2.9 Koordinasi antarlembaga dalam
2.8 Penyusunan Aplikasi Investasi
99,77 penyelesaian permasalahan pelaksanaan penanaman modal
226 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
98,27 Sarana dan Prasarana Daerah
3 Penyiapan Potensi Sumberdaya,
3.1 Koordinasi dan konsolidasi
96,55 perencanaan pengembangan penanaman modal 3.2 Penyusunan rencana umum
99,99 penanaman modal daerah ( RUPMD )
4 Pengembangan nilai budaya
99,42 budaya daerah
4.1 Pelestarian dan aktualisasi adat
100,00 dalam pengelolaan kekayaan budaya
4.2 Fasilitasi partisipasi masyarakat
5 Peningkatan Kerjasama Antar
86,36 Pemerintah Daerah
98,26 antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik
5.1 Fasilitasi /pembentukan kerjasama
5.2 Fasilitasi dan koordinasi
100,00 penanganan kerjasama dalam negeri
5.3 Fasilitasi dan koordinasi
53,33 a.Penundaan penanganan kerjasama luar negeri
rencana kunjungan kerja
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 227
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
Gubernur ke Hainan, RRC, karena ketidaksiapan Pemerintah Hainan untuk menerima delegasi DIY karena situasi politik internal b.Penundaan penjajagan kerjasama DIY ke Turki, terkait persiapan internal stake holder Pemda DIY menyusun RAPBD 2013 dan tindak lanjut UUK
c. Belum terlaksananya penandatangana n MoU Pemda
228 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
DIY - St. Petersburg, Rusia, karena draft MoU masih dalam proses kajian oleh pihak St. Petersburg.
91,71 pembentukan kerjasama dalam negeri
5.4 Fasilitasi dan koordinasi
5.5 Evaluasi Kerjasama Dalam dan Luar
Sumber : BKPM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 229
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Tingkat kemampuan kbupaten/kota di DIY dalam memberikan pelayanan perijinan masih belum merata.
2. Adanya peraturan di kabupaten yang dimungkinkan menjadi hambatan/masalah bagi para investor.
3. Identifikasi potensi investasi sektor unggulan di DIY masih memerlukan telaah lebih lanjut.
4. Kebanyakan peluang-peluang investasi yang sudah ada belum detail dan jelas.
5. Permasalahan lahan, di mana investor biasanya menghadapi masalah klasik berupa minimnya ketersediaan tanah/lahan terkait dengan luas wilayah DIY yang sempit dan harga tanah di Yogyakarta yang cenderung semakin mahal.
6. Belum adanya aturan perundangan khusus terkait investasi di DIY.
7. Para pengusaha masih beranggapan bahwa proses pengurusan perijinan masih sulit dan berbelit-belit sehingga mendorong para pelaku usaha untuk menggunakan jasa pihak ketiga.
8. Perubahan jadwal dan tempat pelaksanaan pameran investasi yang dikoordinir oleh BKPM RI.
9. Belum semua perusahaan/investor yang terdaftar merealisasikan investasinya di DIY.
10. Keterlambatan penyampaian laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) oleh perusahaan PMA/PMDN.
11. Berbagai masalah yang dialami oleh perusahaan PMA/PMDN, semisal masalah ketenagakerjaan, upah, ketersediaan energi, lingkungan, dll.).
Solusi
1. Peningkatan koordinasi/forum PTSP guna fasilitasi pelaksanaan perizinan penanaman modal di kabupaten/kota.
2. Koordinasi intensif dengan aparat kabupaten/kota dan fasilitasi mediasi dengan pemerintah pusat/kementerian terkait.
3. Pelaksanaan kajian dan pemetaan terkait potensi investasi sektor unggulan yang ada di DIY.
230 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
4. Dilaksanakan kajian pra-feasibility study (pra-FS) dan FS untuk peluang-peluang investasi yang akan ditawarkan.
5. Koordinasi dengan pihak terkait penyediaan lahan dan upaya melalui forum/kajian landbanking.
6. Pelaksanaan kajian dan ditindaklanjuti dengan penyusunan regulasi terkait peningkatan iklim investasi di DIY (berupa penyusunan draft raperda tentang pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman modal pada tahun 2012).
7. Perlu peningkatan sosialisasi keberadaan PTSP (Gerai P2T) kepada para investor dan calon investor tentang fungsi Gerai P2T dalam memproses perijinan.
8. Koordinasi intensif dengan BKPM RI terkait waktu dan jadwal pelaksanaan pameran investasi yang diikuti DIY agar perencanaan anggaran dapat sesuai.
9. Pembinaan dan pemantauan perusahaan secara lebih intensif untuk memfasilitasi kesulitan terkait realisasi investasinya (pembentukan Task Force/Advokasi/Desk atau dengan jalan memfasilitasi pertemuan antara BKPM RI dengan perusahaan dan dengan PDKPM (Perangkat Daerah Kab/Kota Penanaman Modal).
10. Pelaksanaan rapat koordinasi, workshop dan FGD terkait LKPM bersama perusahaan PMA/PMDN serta pembinaan dan pengawasan langsung di lapangan.
11. Melaksanakan forum bersama perusahaan dan instansi/asosiasi terkait, sebagai upaya mengatasi hambatan dan permasalahan yang dialami perusahaan-perusahaan penanaman modal di DIY.
10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
a) Kondisi Umum
Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui sentra industri, karena upaya tirade lebih efektif dan efisien, di samping itu juga banyak melibatkan usaha mikro dan kecil. Dalam jangka panjang, koperasi dan UKM perlu terus ditumbuhkembangkan untuk menopang roda perekonomian daerah.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 231
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel IV.24 Perbandingan Jumlah Koperasi dan UKM di DIY, 2008- 2012
2011 2012 Jumlah koperasi
aktif Jumlah UMKM
Sumber: Data Disperindagkop & UKM DIY, 2013
Kinerja perkembangan sektor koperasi dapat ditinjau dari perkembangan jumlah koperasi aktif. Pada tahun 2012, tercatat bahwa jumlah koperasi aktif sebanyak 2.090 koperasi. Dibanding tahun 2011 yang berjumlah 1.981 koperasi, angka tersebut mengalami kenaikan sebanyak 109 koperasi atau setara 5,50%. Perkembangan yang positif juga ditunjukkan oleh sektor UMKM di DIY. Pada tahun 2012, tirade peningkatan jumlah UMKM sebesar 1% jika dibanding tahun sebelumnya, mengingat dari 201.975 pada tahun 2011 menjadi 203.995 pada tahun 2012.
232 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.25 Program/Kegiatan Urusan Kperasi dan UKM Tahun Anggaran 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi
1 Program Penciptaan Iklim
Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
1.1 Sosialisasi Kebijakan tentang
Usaha Kecil Menengah 1.2 Bintek Penyaluran Dana PKBL
dan Akses kepada Perbankan bagi KUKM
1.3 Fasilitasi Kemitraan Usaha bagi
UKM 1.4 Optimalisasi Penyaluran KUR
1.5 Pendampingan Koperasi
Penerima Dana Bergulir di DIY
2 Program Pengembangan
Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 233
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi
2.1 Peningkatan Kualitas SDM
UMKM di DIY
3 Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
3.1 Pengembangan Kopsis dan
95,00 Perjalanan Dinas ke Kopma
Jakarta tidak dilaksanakan karena pusat tidak menyelenggarakan lomba tangkas terampil tingkat nasional
3.2 Pembinaan Perkoperasian
65,00 Pelaksanaan pembinaan/pengawasan KJKS/UJKS Koperasi dan pembenahan koperasi yang kinerjanya kurang baik baru mencapai 65% karena, khususnya koperasi Syariah, belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip perkoperasian, sehingga dalam pembinaan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan pada
234 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi
pembenahan koperasi yang kinerjanya kurang baik juga membutuhkan waktu cukup lama untuk masing koperasi karena kompleknya permasalahan.
3.3 Penilaian dan Pemeringkatan
70,00 Proses pemeringkatan Kualitas Koperasi
baru mencapai fisik 70% karena beberapa kendala di antaranya data pendukung dari koperasi kurang lengkap sehingga menghambat penyelesaiaan pemeringkatan.
Sumber : Disperindagkop & UKM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 235
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Terbatasnya kemampuan, ketrampilan, pengetahuan UMKM untuk mengelola usahanya.
2. Pengembangan KUKM dan sektor pembiayaan perekonomian syariah mengalami kesulitan dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan dan permodalan dan terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan modal yang dimiliki. Perbankan masih terikat kepada berapa persyaratan klasik yang mempersulit KUKM- KUKM memperoleh sumber permodalan. Karakteristik yang melekat pada KUKM seringkali dijadikan alasan untuk mengecilkan KUKM dengan perbankan, dan sebagian KUKM masih belum menggunakan manajemen modern dan SDM yang memadai, sehingga mempersulit/menghambat akses KUKM bermitra dengan lembaga lain, termasuk lembaga keuangan perbankan/nonperbankan.
3. Belum semua UMKM memahami pentingnya HAKI dan Sertifikat Halal.
4. Penyelesaian kredit UMKM bermasalah pascagempa di DIY baru sebagian yang dapat diselesaikan.
5. Belum semua koperasi yang terdaftar merupakan koperasi aktif.
6. Pendampingan terhadap koperasi penerima dana bergulir masih belum dilaksanakan secara intensif dalam rangka untuk menyelamatkan dana pinjaman serta mengurangi resiko kemacetan angsuran terhadap koperasi.
7. Banyak koperasi penerima program dana bergulir, baik dana APBN maupun APBD, yang tidak aktif menyampaikan laporan perkembangan angsuran maupun dana yang dikelolanya.
8. Banyak koperasi yang mengeluhkan sulitnya akses pembiayaan ke LPDB. Hal ini disebabkan syarat dan ketentuan yang berlaku memberatkan koperasi. Di samping itu, tingginya biaya untuk notaries juga menjadi kendala, sehingga penyerapan dana LPDB- KUKM bagi koperasi belum maksimal.
9. Belum maksimalnya penyerapan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh koperasi dan UKM serta sulitnya informasi dari pihak perbankan/bank pelaksana KUR terkait realisasi pinjaman oleh masing-masing Bank Pelaksana KUR.
236 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Solusi
1. Koordinasi untuk membahas permasalahan Badan Hukum Koperasi bersama instansi terkait, yaitu Dinas Kab/Kota, Biro Hukum dan juga Notaris pembuat akta koperasi.
2. Perlunya diadakan inventarisasi dan identifikasi terhadap koperasi, UKM maupun pembiayaan perekonomian syariah untuk dapat dicari apa penyebabnya.
3. Adanya jadwal dukungan dan pembiayaan dalam rangka pembinaan koperasi, baik koperasi aktif maupun koperasi tidak aktif.
4. Melaksanakan program yang telah ditetapkan, baik dari sektor koperasi, sektor UKM, maupun dari sektor pembiayaan perekonomian syariah, agar lebih konkrit dalam mengatasi permodalan dan ada kemajuan dan saling kordinasi di antara sektor yang berkaitan, demi kemajuan bersama.
5. Melaksanakan diklat, workshop, seminar, dan sosialisasi terkait dengan pengembangan pemberdayaan UKM di bidang-bidang semacam manajemen, keuangan, desain produk, teknologi dan inovasi produk.
6. Peningkatan kemampuan UMKM melalui pensertifikatan tanah milik UMM, sertifikat HAKI dan sertifikat Halal.
7. Membantu penyelesaian kredit bermasalah UMKM pasca erupsi Merapi dan gempa bumi.
8. Perlu adanya Lembaga Penjamin Kredit/Simpanan bagi koperasi dan UMKM dalam rangka membantu permodalan koperasi dan MKM untuk memperoleh pembiayaan.
11. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
a) Kondisi Umum
Urusan kependudukan dan catatan sipil merupakan salah satu urusan wajib yang dilaksanakan Pemerintah Daerah DIY. Informasi administrasi kependudukan menjadi dasar dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan pengambilan kebijakan di sektor-sektor yang lain.
Pada tahun 2012, penyelenggaraan urusan kependudukan dan catatan sipil dijabarkan dalam 1 Program, yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan, dan 12 kegiatan sebagai berikut:
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 237
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
1. Pembangunan dan Pengoperasian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara terpadu, dilakukan pembersihan data ganda antara data SIAK kabupaten/kota dan perekaman biometrik e-KTP untuk mendapatkan data akurat pemilih untuk Pemilu 2014;
2. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating dan pemeliharaan), dengan menyelenggarakan pembinaan teknis bagi 50 petugas registrasi administrasi kependudukan desa/kelurahan;
3. Pengembangan database kependudukan dalam bentuk pemberian insentif bagi operator e-KTP di 78 kecamatan di DIY, untuk meningkatkan kinerja operator kecamatan;
4. Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan e-KTP dan pembahasan atas permasalahan pencatatan peristiwa penting;
5. Penyusunan kebijakan kependudukan, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi, dengan hasil rapat dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota difasilitasi Pemerintah Daerah DIY perlu memperkuat mekanisme pencatatan peristiwa penting dan
pencatatan sipil agar kualitas database kependudukan (SIAK) semakin baik;
6. Koordinasi
Orang Asing, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi pendataan orang asing dengan kesimpulan bahwa minimnya informasi keberadaan orang asing ke pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) merupakan penyebab dari tidak tertibnya pengurusan dokumen administrasi kependudukan, maka disepakati bahwa pemerintah daerah akan secara periodik meminta data orang asing kepada Kantor Imigrasi kelas I;
Data
Kependudukan
7. Fasilitasi dan Koordinasi Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan, dengan dilaksanakannya rapat koordinasi dan dihasilkan kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut:
a) pendataan penduduk pada tahun 2013 dikhususkan bagi orang terlantar yang berada di panti-panti yang ada pengampunya dan belum mempunyai dokumen kependudukan; b) surat keterangan warga binaan bisa dijadikan salah satu syarat dalam pengurusan dokumen kependudukan; c) DIY perlu membuat terobosan dalam hal pemenuhan hak dasar warga seperti kemudahan mendapatkan akta lahir bagi warga miskin/anak terlantar atau kemudahan membuat surat nikah bagi keluarga miskin yang belum berakta nikah;
238 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
8. Dukungan implementasi e-KTP, dengan sosialisasi melalui Jogja TV dan pemasangan spanduk, serta pengadaan sarana prasarana berupa laptop untuk kabupaten/kota dan pelaksanaan bimbingan teknis untuk administrator database;
9. Pelatihan Standard Operating Procedure (SOP) bagi Aparatur Administrasi Kependudukan, dengan diselenggarakannya pelatihan SOP bagi aparat adminduk untuk peningkatan kualitas aparat adminduk di kabupaten/kota;
10. Fasilitasi dan Koordinasi Penyusunan Analisis Persebaran Penduduk, dengan menyusun Analisis Persebaran Penduduk dengan menghadirkan tenaga ahli dari UGM, dan hasilnya ditemukan fakta mengenai fenomena kependudukan di DIY berdasarkan
dinas dukcapil kabupaten/kota;
11. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan Pencatatan Sipil, kegiatan dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan pencatatan sipil khususnya permasalahan pengangkatan anak, yaitu pengangkatan anak yang dilaksanakan tanpa melalui prosedur yang
benar dan juga adanya pemalsuan data/dokumen, sehingga perlu ada persamaan persepsi dan pemahaman bersama dengan instansi terkait terhadap peraturan perundang-undangan yang ada;
12. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, dilakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang kependudukan dan catatan sipil, dan rapat kerja terkait pencatatan perkawinan, karena belum adanya kesepahaman sesuai UU Nomor 23 Tahun 2006, sehingga perlu adanya kesepakatan bersama untuk mengoptimalkan pelaporan nikah, talak, cerai, dan rujuk (NTCR) secara berkala, hal ini ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Gubernur Nomor 477/4717 tanggal 30 November 2012 tentang Laporan Pencatatan NTCR.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 239
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.26 Program/Kegiatan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun Anggaran 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu Anggaran (Rp)
Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
1 Penataan Administrasi
1.1 Pembangunan dan Pengoperasian
100,00 SIAK Secara Terpadu
1.2 Implementasi Sistem Administrasi
100,00 Kependudukan (Membangun, Updating dan Pemeliharaan) 1.3 Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan
100,00 Kependudukan 1.4 Pengembangan Database
100,00 Kependudukan 1.5 Penyusunan Kebijakan
1.6 Monitoring, Evaluasi dan
100,00 Pelaporan 1.7 Koordinasi Data Kependudukan
100,00 Orang Asing 1.8 Fasilitasi dan Koordinasi
100,00 Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan
1.9 Dukungan Implementasi e-KTP
240 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu Anggaran (Rp)
Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
100,00 Procedure bagi Aparatur Administrasi Kependudukan 1.11 Fasilitasi Penyusunan Analisis
1.10 Pelatihan Standard Operating
100,00 Persebaran Penduduk 1.12 Fasilitasi dan Koordinasi
100,00 Penyelesaian Permasalahan Pencatatan Sipil
Sumber : Biro Tata Pemerintahan Setda DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 241
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Belum semua aparat memahami kebijakan mengenai administrasi kependudukan, sementara hampir setiap tahun terbit peraturan perundang-undangan baru.
2. Peraturan perundang-undangan, dalam implementasinya, sering mengalami ketidaksesuaian dengan kondisi di lapangan.
3. Belum adanya kesamaan data Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas/Izin Tinggal Tetap (ITAS/ITAP) antarinstansi yang berwenang.
4. Sering terjadi keterlambatan pencatatan dan pelaporan perkawinan pemeluk agama non-Islam.
5. Keterbatasan kapasitas aparat kependudukan dan pencatatan sipil dalam memahami peraturan perundang-undangan dan cara pengisian form pelayanan pencatatan sipil.
6. Integrasi database kependudukan ternyata tidak menjamin peningkatan kualitas data kependudukan, karena sejak awal elemen data warga yang dimasukkan ke database SIAK maupun e-
KTP tidak sempurna.
7. Pemda DIY sampai sekarang belum memiliki database SIAK secara online (data warehouse).
pelaksana administrasi kependudukan mengenai Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara online dan jaringan komunikasi
8. Masih terbatasnya
pemahaman
database kependudukan bagi petugas kecamatan, kota/kabupaten, provinsi.
9. Belum terwujudnya jaringan komunikasi database kependudukan secara nasional.
Solusi
1. Perlu terus dilakukannya sosialisasi kebijakan kependudukan kepada masyarakat untuk menjaga tertib
administrasi kependudukan.
2. Perlunya koordinasi Penyusunan kebijakan kependudukan antara pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
242 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3. Perlunya koordinasi data kependudukan orang asing. Untuk meningkatkan pelayanan diperlukan adanya pelayanan satu atap yang terpusat di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
4. Diperlukan pengangkatan Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan (P4), karena adanya Pembantu Pegawai Pencatat Perkawinan (P4)
yang telah memasuki masa purna tugas, sesuai dengan Petunjuk Teknis Pencatat Perkawinan, dilaksanakan pemberhentian dengan hormat.
5. Diperlukan adanya peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan pencatatan sipil.
6. Perlunya pendataan ulang atau pemutakhiran data e-KTP oleh kabupaten/kota dibantu pemerintah provinsi untuk peningkatan kualitas data kependudukan.
7. Diperlukan pengambilan data dmp file SIAK secara berkala dari kabupaten/kota agar pemerintah provinsi tetap memiliki database SIAK.
8. Diperlukan pengembangan database kependudukan yang lebih berkualitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
mengenai sistem aplikasi dan jaringan komunikasi data base kependudukan.
9. Perlu diwujudkan jaringan komunikasi database kependudukan antaranggota Mitra Praja Utama (MPU) agar permasalahan mobilitas penduduk dapat tertangani secara integral.
12. URUSAN KETENAGAKERJAAN
a) Kondisi Umum
Masalah pokok ketenagakerjaan yang dihadapi DIY saat ini, antara lain, adalah rendahnya pendayagunaan angkatan kerja yang tersedia, yang mengakibatkan banyaknya pengangguran terbuka. Gejala umum yang diidap tenaga kerja adalah masih rendahnya kualitas angkatan kerja (yang ditandai oleh tingkat pendidikan formal di DIY yang didominasi oleh tamatan SD atau bahkan yang tidak tamat atau tidak pernah sekolah) serta rendahnya produktifitas, perlindungan, dan kesejahteraan pekerja.
Jumlah angkatan kerja di DIY antara tahun 2009 hingga tahun 2012 cenderung fluktuatif. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2012 sebanyak 1.944.858 orang, sementara pada tahun 2011 sebanyak 1.872.912 orang, tahun 2010 sebesar 1.882.296 orang, dan pada tahun 2009 sebanyak 2.016.694 orang. Untuk tahun 2013, diprediksi jumlah angkatan kerja sebanyak 1.917.051. Selanjutnya, jumlah pengangguran terbuka di DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 243
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
selama kurun waktu 2009-2012 juga menunjukkan angka yang fluktuatif. Tahun 2009 sebesar 121.046 orang, tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 107.148 orang, tahun 2011 turun menjadi 74.317 dan pada tahun 2012 naik lagi menjadi 77.150 orang. Sedangkan perkiraan jumlah pengangguran terbuka untuk tahun 2013 turun menjadi 69.882 orang.
Tingkat pengangguran terbuka di DIY selama 2009-2012 mengalami penurunan. Tahun 2009 sebesar 6,00%, tahun 2010 sebesar 5,69%, tahun 2011 sebesar 3,97% dan tahun 2012 sebesar 3,97%. Tahun 2013 diprediksi Tingkat Penganggur Terbuka sebesar 3.65%.
Sumber :BRS November 2012, BPS Provinsi DIY
Gambar IV.1 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY, 2009-2012
Selain indikator tingkat pengangguran terbuka, indikator lain yang digunakan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK di DIY selama kurun waktu 2009-2012 menunjukkan angka yang fluktuatif. Data pada tahun 2009 menunjukkan TPAK sebesar 70,23%. Angka ini turun pada tahun 2010 menjadi 69,76%. Kemudian, turun lagi pada tahun 2011 menjadi 68,77%. Namun, pada tahun 2012 TPAK mengalami kenaikan menjadi 70,85%. Pada tahun 2013, TPAK diproyeksikan mengalami penurunan menjadi 68,99%.
Jumlah kesempatan kerja pada tahun 2011 sebanyak 1.798.595 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 1.867.708. Sementara, indikator elastisitas kesempatan kerja pada tahun 2011 menunjukkan angka 23,20 dan pada tahun 2012 menunjukkan angka 0,73.
Secara umum, isu strategis masalah ketenagakerjaan meliputi beberapa hal berikut.
244 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
1. Perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Capaian indikatornya adalah:
a. Capaian indikator jumlah perluasan kesempatan kerja, naik dari 1.427 orang pada tahun 2011 menjadi 3.430 orang pada tahun 2012;
b. Capaian indikator jumlah penempatan tenaga kerja, naik dari 1.900 orang pada tahun 2011 menjadi 2.000 orang pada 2012.
2. Peningkatan kualitas angkatan kerja. Capaian indikatornya adalah:
a. Capaian indikator jumlah pelatihan ketrampilan kerja, mengalami penurunan dari 1.270 orang pada tahun 2011 menjadi 1.020 orang pada tahun 2012;
b. Capaian indikator jumlah pelatihan peningkatan produktivitas, mengalami kenaikan dari 220 orang pada tahun 2011 menjadi 240 orang pada tahun 2012;
c. Capaian indikator jumlah peserta pemagangan, mengalami penurunan dari 345 orang pada tahun 2011 menjadi 336 orang pada tahun 2012;
d. Capaian indikator jumlah pembinaan lembaga latihan kerja, mengalami penurunan dari 26 lembaga pada tahun 2011 menjadi 20 lembaga pada tahun 2012.
3. Hubungan industrial yang kondusif. Beberapa capain indikator adalah:
a. Capaian indikator penyusunan UMP tahun 2011-2012 sebanyak
1 paket untuk setiap tahunnya;
b. Capaian indikator identifikasi penangguhan UMP, mengalami penurunan dari 50 perusahaan pada tahun 2011 menjadi 30 perusahaan pada tahun 2012;
c. Capaian indikator jumlah peserta pembinaan untuk lembaga ketenagakerjaan, mengalami penurunan dari 453 orang pada tahun 2011 menjadi 120 orang pada tahun 2012;
d. Capaian indikator jumlah pengawasan norma ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja, selama 2011 hingga 2012 mengalami penurunan dari sebanyak 90 orang, 3 kasus, dan 100 perusahaan menjadi 30 orang, dan 50 perusahaan;
e. Capaian indikator jumlah pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja, mengalami penurunan dari sebanyak 780 orang pada tahun 2011 menjadi 450 orang pada tahun 2012;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 245
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
f. Capaian indikator pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja, antara 2011-2012 mengalami kenaikan dari 30 UMKM, 61 perusahaan dan 635 orang menjadi 90 UMKM, 62 perusahaan dan 763 orang.
g. Capaian indikator pengujian peralatan di perusahaan, pada tahun 2012 sebesar 50 perusahaan.
Tabel IV.27 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2011-2012
Realisasi % Realisasi
1 Jumlah Angkatan
1.944.858 102,64 Kerja 2 Jumlah
1.867.708 102,49 Kesempatan Kerja 3 Tingkat
3,97 103,65 Pengangguran Terbuka 4 Tingkat
68.88 70.85 102,86 Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 5 Pencari Kerja
Persen
12.892 84,54 yang Ditempatkan 6 Tingkat
96.17 96.03 99,9*) Kesempatan Kerja (TKK) 7 Elastisitas
Persen
72,18 283 kesempatan kerja
1,43 -65,78 Produktivitas Tenaga Kerja 9 Jumlah Pencari
77.150 106,32 Penganggur Terbuka 11 Jumlah Setengah
527.388 106,02 Penganggur 12 Jumlah Pelatihan
1.020 100 Ketrampilan Kerja 13 Jumlah Pelatihan
246 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Realisasi % Realisasi
Peningkatan Produktivitas 14 Jumlah
26 20 20 100 Pembinaan
Lembag
Lembaga Pelatihan Kerja
15 Jumlah Peserta
2.000 100 Penempatan Tenaga Kerja
17 Jumlah Perluasan
3.430 100 Kesempatan Kerja
100 100 Informasi Ketenagakerjaan dan Pasar Kerja 19 Penyusunan UMP
UMP 21 Jumlah Peserta
120 100 Pembinaan untuk Lembaga Ketenagakerjaan 22 Jumlah
Ketenagakerjaan dan Perlindungan Tenaga Kerja 23 Jumlah Pelatihan
450 100 Hiperkes dan Keselamatan Kerja 24 Pengujian
30 90 90 100 Lingkungan Kerja
UMKM
61 50 62 124 dan Pemeriksaan
Kesehatan Kerja
0 50 50 100 peralatan di
perusah
aan
perusahaan Sumber: Dinas Nakertrans DIY Keterangan: *) Indikator tingkat kesempatan kerja (TKK) dibebani target 96,17% dengan realisasi
96,03%. Tak tercapainya target disebakan pertambahan angkatan kerja sebesar 71.946 lebih besar dari pertambahan kesempatan kerja sebesar 69.113.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 247
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
**) Indikator jumlah peserta pemagangan bertarget 550 dengan orang terealisasi 336. Hal ini disebabkan rekruitmen/seleksi calon peserta pemagangan ke Jepang hanya meloloskan 86 orang dari dari target 350 orang. Sementara itu, target pemagangan ke perusahaan yang berjumlah 250 orang terealisasi seluruhnya.
Jumlah penduduk yang bekerja sebagian besar terserap di sektor pertanian, kehutanan, perburuhan dan perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di DIY relatif lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan sektor lainnya. Selain di sektor pertanian, sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel juga merupakan sektor yang mampu menarik banyak tenaga kerja yang kemudian diikuti oleh sektor jasa. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.28 Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Kegiatannya di DIY, 2008-2012
Tahun
No Sektor
431.070 502.600 kehutanan, perburuan dan perikanan 2 Pertambangan
12.464 16.249 dan penggalian 3 Industri
4.247 dan air 5 Bangunan
4 Listrik, gas
480.136 464.686 besar, eceran, rumah makan, dan hotel
68.200 61.261 pergudangan dan komunikasi 8 Keuangan,
50.063 57.152 Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 Jasa Lainnya
Sumber Data : BPS, Sakernas Agustus 2007 – 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
248 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Penanganan masalah pengangguran, yang merupakan masalah utama dalam penyelenggaraan urusan ketenagakerjaan di DIY, dilakukan dengan menetapkan program-program yang dapat menyediakan lapangan kerja serta mendorong kualitas tenaga kerja dengan tujuan mampu diserap pasar kerja. Program-program yang telah dilaksanakan diintegrasikan dengan program lain di luar sektor ketenagakerjaan yang memiliki keterkaitan, yang nantinya bermuara pada penurunan pengangguran di Pemda DIY.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 249
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel IV.29 Program/Kegiatan Urusan ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Realisasi 1 PROGRAM PENINGKATAN
(Rp)
Target Realisasi Target
95,38 KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
100,00 1.2 Pembinaan Peserta Pemagangan ke
1.1 Akreditasi LPK
100,00 bagi Pencari Kerja
1.3 Pelatihan Ketrampilan Institusional
1.4 Pelatihan Ketrampilan Keliling Mobil
100,00 Training Unit (MTU)
100,00 1.6 Pelatihan Ketrampilan Teknologi
1.5 Pelatihan Ketrampilan Swadana
100,00 Tepat Guna Untuk Usaha Mandiri
1.7 Forum kerjasama lembaga pelaksana
100,00 program magang dalam negeri
250 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
1.8 Sertifikasi Uji Kompetensi Tenaga
Kerja 1.9 Sosialisasi program pemagangan ke
1.10 Sertifikasi Asesor Kompetensi
1.11 Sertifikasi Uji Kompetensi Instruktur
1.12 Rekruitmen/ seleksi calon peserta
Target 300 orang, pemagangan ke Jepang
pendaftar 231 orang dan lolos seleksi 86 orang.
1.13 Penyiapan tempat uji kompetensi
2 PROGRAM PENINGKATAN
KESEMPATAN KERJA
2.1 Pembinaan dan Penempatan Tenaga
Kerja AKAD
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 251
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
2.2 Koordinasi Perencanaan Pengentasan
100,00 Ketransmigrasian Berbasis TI
2.3 Pelayanan Ketenagakerjaan dan
100,00 2.5 Pembentukan Kelompok Usaha
2.4 Padat Karya Infrastruktur
100,00 melalui Perluasan Kerja Sistem Padat Karya (PKSPK) Dan Pendampingan
100,00 Melalui Pendayagunaan Tenaga kerja Mandiri Terdidik (TKMT) Dan Pendampingan
2.6 Pembentukan Wirausaha Baru
2.7 Pemberdayaan Tenaga Kerja Akibat
252 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
100,00 Tenaga Kerja Mandiri Sektor Informal (TKMSI)
2.8 Pembinaan dan Pengembangan
2.9 Penyebaran Informasi Pasar Kerja
2.10 Penyelenggaraan Bursa Kerja Terbuka 316.710.000
2.11 Penyusunan PTKD (Perencanaan
100,00 Tenaga Kerja Daerah)
2.12 Pengembangan produktivitas melalui 693.515.000
100,00 pelatihan kewirausahaan
100,00 Kerja Asing (TKA)
2.13 Pemantauan Penempatan Tenaga
2.14 Pembinaan Angkatan Kerja Khusus
100,00 Realisasi fisik
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 253
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
100%, sisa anggaran Rp93.042.600, karena efisiensi pengadaan
2.15 Pengembangan Wirausaha
100,00 2.16 Pemberdayaan masyarakat miskin
100,00 melalui penerapan teknologi tepat guna (TTG)
100,00 PENGEMBANGAN LEMBAGA KETENAGAKERJAAN
3 PROGRAM PERLINDUNGAN DAN 2.077.093.000
3.1 Bimtek Penerapan K3 di perusahaan
3.2 Fasilitasi Dewan Pengupahan Provinsi 190.126.000
3.3 Identifikasi Penangguhan UMP DIY
254 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
3.4 Pemantauan Perusahaan Rawan
100,00 Perselisihan Hubungan Industrial
100,00 Kerja bagi Dokter Perusahaan
3.5 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan
3.6 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan
100,00 Kerja bagi Teknisi Perusahaan
100,00 3.8 Peningkatan Pengawasan Norma
3.7 Pengujian Lingkungan Kerja
100,00 Ketenagakerjaan dan K3
3.9 Peningkatan Perlidungan Tenaga
100,00 Kerja Indonesia ke Luar Negeri
100,00 Terakreditasi Sesuai I SO
3.10 Surveilance Laboratorium
3.11 Pemeriksaan Kesehatan Kerja bagi
100,00 Tenaga Kerja
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 255
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
3.12 Fasilitasi Sidang LKS Tripartit Tingkat 52.835.000
3.13 Fasilitasi Komite Penghapusan Bentuk 57.250.000
Pekerjaan Terburuk bagi Anak/PBTA
Realisasi fisik 100 Hubungan Industrial (PHI) Tingkat
3.14 Penyelesaian Kasus Perselisihan
%, sisa anggaran Provinsi
Rp7.720.000,- karena menyesuaikan SHBJ
3.15 Fasilitasi Pembentukan Dewan
Pengupahan Kabupaten/Kota 3.16 Pengawasan Norma Penggunaan
Tenaga Kerja asing
3.17 Fasilitasi Forum Koordinasi
Pengawasan Ketenagakerjaan se-DIY
256 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
100,00 ISO 3.19 Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan
3.18 Akreditasi Manajemen Mutu sesuai
100,00 Kerja bagi Pencaker
3.20 Identifikasi dan Pemantauan THR
3.21 Pembinaan Penghuni Rusunawa
100,00 bengkel/laboratorium pada SLTA se DIY
3.22 Sosialisasi K3 bagi pengelola
3.23 Pengujian peralatan di Perusahaan
Sumber : Disnakertrans
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 257
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan solusi Permasalahan
1. Rendahnya keterampilan dan keahlian pencari kerja menyebabkan terjadinya kesenjangan antara kualitas pencari kerja dengan kualifikasi kebutuhan di pasar kerja. Kesenjangan ini membuat pencari kerja sulit bersaing di pasar kerja, baik di tingkat lokal, daerah, maupun luar negeri, dan menyebabkan sulitnya penempatan. Kondisi ini diperparah dengan belum maksimalnya persiapan diberlakukannya ACFTA (Asean Cina Free Trade Area) pada tahun 2015. Masalah lain adalah berkurangnya SDM/tenaga instruktur karena pensiun.
2. Jumlah kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah angkatan. Pertumbuhan kesempatan kerja mengalami peningkatan dari 1.798.585 pada tahun 2011 menjadi 1.867.708 pada tahun 2012. Akan tetapi, seiring peningkatan kesempatan kerja, angkatan kerja yang ada juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni 1.872.912 pada tahun 2011 menjadi 1.944.858 pada tahun 2012. Peningkatan signifikan ini membuat kesempatan kerja yang ada tidak mampu menampung angkatan kerja yang ada.
3. Produktivitas tenaga kerja yang relatif masih rendah membuat banyak kesempatan kerja lokal justru diisi tenaga kerja luar daerah.
4. Masih adanya pengusaha dan pekerja yang kurang bisa memahami hak dan kewajibannya masing-masing sehingga masih sering terjadi pemutusan hubungan kerja secara sepihak.
5. Kurangnya fungsi pemberdayaan masyarakat (community development ) maupun tanggung jawab sosial (social responsibility) dari perusahaan, sehingga penerimaan magang di perusahaan belum dapat maksimal.
Solusi
1. Mengupayakan
kualitas/kompetensi melalui pelatihan-pelatihan di lembaga pelatihan kerja Pemerintah (BLK) dan swasta (LPKS), melalui perbaikan dan revitalisasi dengan sungguh sungguh kualitas BLKPP dan BLK. Hal ini perlu dilakukan agar lulusan pelatihan BLKPP dan BLK lebih berdaya saing. Selain itu, pemberdayaan LPK, termasuk akreditasi LPK, dilakukan secara berkelanjutan, agar terjadi sinergi antara pemerintah dan swasta dalam penanganan pengangguran,
peningkatan
258 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
khususnya dalam hal peningkatan kualitas ketrampilan pencari kerja. Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai yang dibutuhkan pasar kerja, telah ditempuh beberapa upaya, yaitu Pelatihan Berbasis Kompetensi, Sertifikasi Uji Kompetensi dan penyiapan Tempat Uji Kompetensi (TUK). Untuk menghadapi ACFTA tahun 2015 perlu dilakukan Sosialiasi Sertifikasi Uji Kompetensi bagi asosiasi profesi dan perusahaan. Hal ini untuk mendorong lahirnya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) baru di Yogyakarta, mengingat saat ini baru terbentuk dua LSP, yaitu LSP Pariwisata dan LSP Otomotif. Untuk memenuhi kebutuhan
pelatihan kerja secara berkesinambungan, perlu adanya kaderisasi secara dini.
SDM
di lembaga
2. Secara berkelanjutan melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membuka perluasan kesempatan kerja serta pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
3. Memantau atau mengukur produktivitas kerja dan terus mengupayakan pelatihan peningkatan produktivitas.
4. Perlu sosialisasi, implementasi dan penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan.
5. Mengembangkan jejaring pemagangan agar semakin banyak perusahaan dapat menerima peserta magang yang nantinya dapat berlanjut pada ikatan kerja permanen, atau setidaknya para peserta magang dapat memperoleh pengalaman kerja yang sangat berharga yang dapat dipergunakan untuk memasuki pasar kerja.
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN
a) Kondisi Umum
Ketahanan pangan merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Upaya peningkatan ketahanan pangan yang dibangun dari peningkatan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan sangatlah kompleks dan multi disiplin, sehingga menuntut peran serta pemerintah, masyarakat, dan segenap pemangku kepentingan. Keberhasilan ketahanan pangan di suatu wilayah menjadi tolok ukur dan sumbangan bagi keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah DIY terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan melalui program dan kegiatan yang benar-benar mampu memperkokoh perwujudan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengaturan tentang pangan sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan yang menyatakan bahwa pangan merupakan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 259
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat. Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan, yaitu “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersediaanya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan”.
Berdasarkan data Neraca Bahan Makanan (NBM), kebutuhan bahan pangan di DIY hampir semuanya dapat dipenuhi dari potensi setempat. Kelompok pangan seperti beras, jagung, kacang tanah, ubi kayu dan buah-buahan (didominasi oleh pisang, salak, nangka dan jambu) dapat dipenuhi ketersediannya dari produksi daerah, walaupun masih ada pasokan dari luar daerah. Sedangkan untuk kelompok pangan seperti sayur-sayuran, gula, kedelai, daging sapi, susu, dan ikan ketergantungan ketersediaannya masih tinggi dari luar daerah. Lebih dari 50%, atau sekitar 25 –30 ribu ton, komoditas sayur didatangkan dari luar daerah. Demikian juga untuk komoditas ikan dan susu sapi, lebih dari 50% atau 1.000 –2.000 ton dimasukkan dari luar DIY.
Dari sisi penyediaan dan konsumsi, jumlah konsumsi energi penduduk DIY mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, konsumsi energi penduduk DIY sebesar 1.938 Kkal/kap/hari. Walaupun terjadi peningkatan dibanding tahun 2011, namun angka tersebut masih berada di bawah Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000 Kkal/kap/hari. Sementara, kondisi ketersediaan energi adalah 3.689 Kkal/kap/hr. Hal ini berarti terjadi penurunan dibandingkan tahun 2011. Di sisi lain, konsumsi protein penduduk DIY pada tahun 2012 mencapai 49,7 gr/kap/hari. Konsumsi protein tersebut masih berada dibawah angka kecukupan protein yang dianjurkan, yaitu 52 gr/kap/hari. Sedangkan ketersediaan protein di DIY berada pada angka 100,63 gr/kap/hr.
Tingkat dan kualitas konsumsi pangan tercermin dari skor Pola Pangan Harapan (PPH). Skor PPH DIY pada tahun 2012 adalah 78,2. Meskipun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kualitas konsumsi pangan semakin meningkat, namun masih terdapat asupan gizi dari beberapa kelompok bahan makanan berada di bawah rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004. Tingkat asupan konsumsi pangan masyarakat DIY masih didominasi konsumsi pangan kelompok padi-padian, terutama beras. Di sisi lain, konsumsi pangan lainnya kurang dari yang dianjurkan. Hal ini merupakan tantangan yang harus
sistematis dan
260 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
berkesinambungan dalam upaya percepatan penganekaragaman pangan di DIY .
Kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan dari bulan ke bulan pada tahun 2012 relatif tetap sesuai perkembangan jumlah penduduk, sehingga ketika panen raya pada bulan Januari-Juli kondisi bahan pangan berlebih tetapi pada masa paceklik (Agustus-Desember) bahan pangan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Untuk itu, upaya pengaturan yang telah dilakukan, dalam bentuk simpanan cadangan pangan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan pada saat tidak panen/musim paceklik dan memberikan jaminan harga wajar di saat panen raya sehingga harga minimal sesuai HPP/HRD. Penyerapan produksi hasil panen di saat panen raya diupayakan dapat disimpan secara baik oleh pemerintah melalui inisiasi penumbuhan cadangan pangan pemerintah provinsi, kabupaten, lumbung pangan masyarakat dan cadangan pangan gapoktan, di samping yang telah dilakukan oleh Perum Bulog. Selanjutnya, simpanan cadangan pangan dimaksud dapat disalurkan kembali di saat paceklik, sehingga harga di tingkat konsumen tidak mengalami gejolak harga yang sangat tinggi. Untuk mengatur pasokan bahan pangan ke dalam suatu daerah/wilayah dapat berjalan normal, fungsi distribusi, transportasi, dan efisiensi distribusi perlu dikendalikan, sehingga mobilitas pasokan, baik keluar maupun masuk ke suatu daerah/wilayah, dapat berjalan normal dan terjadi keseimbangan antara produksi setempat dan pasokan bahan pangan dari luar.
Kejadian rawan pangan, terutama pada daerah rawan pangan kronis, menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik. Menjadi sangat penting bagi DIY untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan wilayah, rumah tangga dan individu yang berbasiskan kemandirian pangan. Identifikasi daerah rawan pangan berdasarkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) di DIY menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dari 438 desa masih terdapat 80 desa rawan pangan. Dengan kata lain, 18,26% dari desa yang ada di DIY mengalami rawan pangan. Angka ini, jika dibanding tahun 2011, mengalami penurunan sebesar 3,2%. Penentuan desa rawan pangan mendasarkan pada tiga indikator, yaitu Kurang Energi dan Protein, Kemiskinan, dan Produksi Pertanian/Pangan.
Menyangkut keamanan pangan, keberadaan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY secara bertahap diupayakan mampu menjalankan pengawasan keamanan pangan, khususnya produk pangan segar. OKKPD adalah lembaga yang diakreditasi oleh OKKP Pusat dan dibentuk tahun 2006 dengan mengacu pada ketentuan Badan Standarisasi Nasional. Lembaga ini merupakan salah satu unit kerja teknis
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 261
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
yang diberikan otorisasi melakukan pengawasan terhadap masalah keamanan dan mutu pangan segar. Sampai dengan tahun 2012 telah dikeluarkan sertifikat Prima 3 dan 2 untuk komoditas salak, cabai besar, dan bawang merah. Untuk tetap menjaga mutu produk, juga telah dilakukan surveilen terhadap pemilik sertifikat Prima 3 dan 2. Sampai dengan tahun 2012, telah dilakukan sertifikasi terhadap 28 kelompok tani. Sertifikasi ini dilakukan utuk menjaga keberlanjutan penjaminan mutu dan keamanan produk terhadap kelompok penerima sertifikat. Disamping itu, lembaga ini telah pula memberikan penomoran (tanda pendaftaran) produk aman dan bermutu dalam bentuk Nomor Register Pangan Segar Asal Tumbuhan dengan kode Produk Domestik (PD) terhadap produk hasil pertanian dari DIY. Hingga tahun 2012, telah diberikan Register PD pada 6 (enam) jenis produk, antara lain tepung cassava, mocaf, dan beras.
Pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap, dengan didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Sumber daya manusia mempunyai peran penting dan menentukan dalam pengelolaan dan dukungan program/kegiatan kelembagaan ketahanan pangan. Oleh karena itu, upaya pengembangan sumber daya manusia perlu lebih dioptimalkan. Keragaman sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan penyuluhan dapat dilihat dari jumlah Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) di DIY yang berjumlah 18 orang. Di beberapa kabupaten juga terdapat petugas PPL. Di Kabupaten Sleman terdapat 79 orang PPL, di kabupaten Gunungkidul 88 orang, di Kabupaten Kulon Progo 55 orang, di Kabupaten Bantul 59 orang, dan di Kota Yogyakarta berjumlah 8 orang PPL. Jumlah ini masih didukung oleh Tenaga Harian Lepas/Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP), yang di seluruh DIY berjumlah 242 orang.
Pencapaian Indikator Kinerja Urusan Ketahanan Pangan di DIY tahun 2011-2012 disajikan pada tabel berikut.
Tabel IV.30 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2011-2012
Capaian
No Indikator
1 Ketersediaan Pangan
a. Ketersediaan Energi
Kkal/Kap/
100,63 106,38 Protein c. Pengembangan
b. Ketersediaan
gr/Kap/hr
262 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Capaian
No Indikator
Lumbung Pangan d. Pengembangan
41 53 65 122,64 Desa Mandiri Pangan
Unit
2 Distribusi, Harga dan Akses Pangan
165 132 b. Penguatan Akses
a. Penguatan LDPM
20 15 11 73,33 Pangan Masyarakat c. Terwujudnya
Gapoktan
4 4 4 100 Stabilisasi Harga
Komoditas
3 Peningkatan Mutu Konsumsi dan Keamanan Pangan
a. Konsumsi Energi
Kkal/Kap/ 1.626,90
b. Konsumsi Protein
49 52 49,7 95,57 c. Terpenuhinya Skor
gr/Kap/hr
78,7 91,08 PPH (Pola Pangan Harapan) melalui ketersediaan dan konsumsi energi serta protein
10 5 16 (7 320 kelompok tani yang
d. Peningkatan jumlah
Kelompok
prima + 9 menerapkan BMR
PD) (Batas Maksimal Residu)
10 5 15 300 jumlah produsen /
e. Meningkatnya
Pelaku
Usaha
pelaku usaha dalam penerapan BTP (Batas Tambahan Pangan)
1,5 100 Konsumsi Beras
f. Penurunan
4 Pengembangan Penyuluhan
352 117,33 Kualitas Penyuluh b. Peningkatan
a. Peningkatan
1.067 113,4 Kemampuan Petani dan Pihak Terkait
56 48 90 187,5 Kelembagaan Penyuluh
c. Peningkatan
Unit
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 263
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Capaian
No Indikator
14.400 100 Kualitas Pelaku Utama / Pelaku Usaha
d. Peningkatan
1500 100 Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama / Pelaku Usaha
e. Peningkatan
Sumber: BKPP DIY Keterangan: Pencapaian PPH berdasarkan angka survey Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY.
264 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.31 Program/Kegiatan Urusan Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 PROGRAM PEMBERDAYAAN
PENYULUH PERTANIAN
1.1 Peningkatan Kompetensi dan
Keprofesian Tenaga Penyuluh
1.2 Fasilitasi/Temu Teknis Penyuluh
Swadaya/Swasta
1.3 Penyusunan Program Penyuluhan
1.4 Pengembangan dan Penguatan
Kelembagaan Penyuluhan
2 PROGRAM PEMBERDAYAAN
DAN PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN
2.1 Penyusunan Neraca Bahan Makanan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 265
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.2 Penguatan Cadangan Pangan
Realisasi keuangan tidak sesuai target karena terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp35.220.000,- (14,68%) yang merupakan hasil proses lelang pengadaan bahan pangan - terdapat efisiensi sebesar Rp15.000.000,- (16,67%) yang merupakan hasil proses pengadaan langsung bahan pangan. Solusi: sisa disetor kembali ke kas daerah
266 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.3 Penyusunan SKPG
3.4 Gerakan Pola Pangan Beragam,
Bergizi, Berimbang dan aman
2.5 Penyusunan PPH
2.6 Penyebaran Informasi Produk
Pangan Lokal
2.7 Pengembangan Diversifikasi Produk
2.8 Penanganan Keamanan Pangan
2.9 Fasilitasi Kelembagaan Akses
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 267
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.10 Pemberdayaan Daerah Rawan
2.11 Penyusunan Peta Ketahanan dan
Kerawanan Pangan Berbasis FSVA
2.12 Penyusunan Database Pangan Lokal
(Peta Potensi Pangan Lokal)
2.13 Analisis Keamanan Pangan
2.14 Analisis Stabilitas Pasokan
2.15 Kajian Pola Konsumsi Pangan
268 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.16 Analisis Ketersediaan Pangan
2.17 Pemetaan Daerah Rawan Pangan
2.18 Analisis Distribusi dan Harga
2.19 Pemberdayaan dan Pengembangan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
2.20 Pengembangan Kelembagaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 269
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
2.21 Sertifikasi Produk Pangan Segar
Sumber: BKPP DIY
270 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Belum optimalnya koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan.
2. Belum ada instansi yang menangani pendataan keluar-masuk bahan pangan.
3. Pola konsumsi pangan di tingkat rumah tangga belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman (3BA), sehingga konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH) yang pada tahun 2012 ditargetkan 83,50 baru tercapai 78,20.
4. Masih tergantungnya pola konsumsi rumah tangga, terutama sumber energi, pada satu jenis bahan pangan, yaitu beras dan/atau tepung terigu. Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan spesifik lokasi (pangan lokal).
5. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya lokal berjalan lambat, sebagai dampak dari keterbatasan sumber daya manusia, permodalan, pemasaran dan promosi dari pelaku usaha yang bersangkutan.
6. Semakin maraknya peredaran pangan yang kurang aman di masyarakat, terutama makanan yang berada di lingkungan sekolah, pinggir jalan dan pasar tradisional sebagai dampak dari masih rendahnya kesadaran masyarakat/konsumen dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi dan memproduksi pangan yang aman.
7. Pelaksanaan pengawasan keamanan pangan melalui Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) masih belum optimal, karena belum adanya dasar hukum yang kuat untuk mendukung operasionalnya serta fasilitasi anggaran yang masih terbatas.
Solusi
1. Penguatan intensitas koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan.
2. Pendataan oleh BKPP DIY, di antaranya langsung ke distributor, supermarket, pasar, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang baru dapat dipergunakan untuk penyusunan NBM yang sifatnya
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 271
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tahunan (n –1). Untuk kepentingan pendataan, di masa mendatang sebaiknya ada lembaga/institusi khusus yang menangani.
3. Sosialisasi dan edukasi pola makan 3BA kepada masyarakat, khususnya kelompok wanita, tentang pola makan 3BA. Sosialisasi dapat melalui pertemuan, lomba cipta menu, promosi, apresiasi, gerakan makan 3BA dan optimalisasi pemanfaatan pekarangan serta fasilitasi dan pengembangan produk antara (tepung- tepungan) berbasis sumberdaya lokal dengan melibatkan stakeholder .
4. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan spesifik lokasi (pangan lokal), sehingga dapat menekan atau mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu, melalui sosialisasi terutama kepada kelompok wanita dengan didukung peningkatan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi olahan pangan yang menarik bagi konsumen.
5. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan/keterampilan para pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya lokal dalam teknologi pengolahan pangan yang disertai dengan intensifikasi promosi kepada masyarakat guna memperluas jaringan pemasaran produk pangan berbasis sumberdaya lokal melalui berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi, dan pameran.
6. Sosialisasi dan edukasi kepada konsumen (masyarakat) dan para pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu, aman, dan proses pengolahan pangan yang benar dan aman, melalui pertemuan/apresiasi dengan melibatkan institusi terkait.
7. Fasilitasi terbitnya landasan hukum untuk mendukung operasional Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) dalam pengawasan keamanan pangan berupa peraturan gubernur atau peraturan daerah disertai fasilitasi anggaran yang memadai.
14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
a) Kondisi Umum
Pembangunan pemberdayaan gender merupakan bagaian integral dari pembangunan daerah. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa tingkat kesetaraan dan keadilan gender dalam masyarakat masih jauh dari ideal. Strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) diperlukan dalam pembangunan daerah untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) tersebut. Indeks Pembangunan Gender (IPG) mengukur
272 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia dengan memperhitungkan perbedaan pencapaian antara perempuan dan laki-laki yang meliputi angka harapan hidup laki-laki dan perempuan, rata-rata lama sekolah laki-laki dan perempuan, angka melek huruf laki-laki dan perempuan dan persentase angkatan kerja laki-laki dan perempuan.
Pada tahun 2010, DIY menempati rangking ke-2 dari seluruh provinsi di Indonesia dengan capaian IPG sebesar 72,51, sedangkan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 73,07.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mengukur peran perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik yang mencakup partisipasi aktif dalam berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi. IDG disusun dari tiga komponen, yaitu keterwakilan di parlemen, pengambilan keputusan dan distribusi pendapatan. Pada tahun 2010, capaian IDG Daerah Istimewa Yogyakarta adalah yang terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia, dengan capaian sebesar 77,7. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam kehidupan politik, ekonomi dan pengambilan keputusan di DIY lebih baik dibanding dengan provinsi lain.
Tanggung jawab sosial masyarakat terhadap permasalahan perlindungan perempuan dan anak semakin meningkat. Namun demikian, masih perlu ditingkatkan baik akses maupun layanan terhadap Kesejahteraan Anak, Perlindungan Anak, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perlindungan Saksi dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Meningkatnya partisipasi perempuan dapat dilihat dari peningkatan jumlah anggota legislatif perempuan, jumlah pejabat struktural perempuan, jumlah pengusaha perempuan pengusaha mikro dan kecil, jumlah pejabat publik dan profesi perempuan di segala bidang. Namun demikian, masih perlu ditingkatkan baik jumlah dan kompetensinya.
Berikut ini adalah tabel capaian indikator urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Tabel IV.32 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011-2012
Tahun 2012
Capaian
No Indikator
Target Realisasi Realisasi
1. Indeks Pembangunan
73,03 103,00 Gender (IPG)
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 273
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tahun 2012
Capaian
No Indikator
Target Realisasi Realisasi
77,84 124,54 Gender (GEM) Sumber: BPPM DIY
2. Indeks Pemberdayaan
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Untuk dapat mencapai tingkat kinerja urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, telah dilakukan berbagai program dan kegiatan melalui APBD maupun APBN. Program/kegiatan bersumber APBD yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
274 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.33 Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/kegiatan Keterangan
(Rp)
Target
Realisasi Target
Realisasi
1 Program Keserasian Kebijakan
Peningkatan Kualitas anak dan Perempuan
1.1 Pelaksanaan Sosialisasi yang
terkait dengan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak
1.2 Inisiasi Desa Prima ( Perempuan
Indonesia Maju Mandiri ) 1.3 Penyusunan Juknis Implementasi
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) 1.4 Sosialisasi Pergub Pedoman PPRG
1.5 Pelatihan PPRG untuk Kabupaten
/ Kota 1.6 Rapat Kerja PPRG
2 Program Penguatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 275
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/kegiatan Keterangan
(Rp)
Target
Realisasi Target
Realisasi
2.1 Advokasi dan Fasilitasi PUG bagi
Perempuan 2.2 Fasilitasi Pengembangan Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan ( P2TP2) 2.3 Pengembangan Materi dan
Pelaksanaan KIE tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG )
2.4 Peningkatan Kapasitas dan
Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak 2.5 Pengembangan Sistem Informasi
Gender dan Anak 2.6 Fasilitasi Pemenuhan Hak-Hak
Anak 2.7 Fasilitasi Penguatan Organisasi
Perempuan 2.8 Fasilitasi Forum Penyelenggara
Data Gender dan Anak Provinsi DIY
276 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/kegiatan Keterangan
(Rp)
Target
Realisasi Target
Realisasi
2.9 Updating Data Terpilah Gender
dan Anak Tahun 2012 2.10 Fasilitasi Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender
3 Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan Perempuan
3.1 Pelatihan bagi Pelatih (TOT) SDM
pelayanan dan Pendampingan Korban KDRT 3.2 Fasilitasi Upaya Perlindungan
Perempuan terhadap Tindak Kekerasan 3.3 Gerakan Sayang Ibu
3.4 Fasilitasi Peningkatan Kualitas
Hidup Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
3.5 Penyusunan Profil Perlindungan
Anak Provinsi DIY tahun 2012
4 Program Peningkatan Peran serta
dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 277
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/kegiatan Keterangan
(Rp)
Target
Realisasi Target
Realisasi
4.1 Pembinaan Organisasi Perempuan
4.2 Kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender 4.3 Kegiatan Pameran Hasil Karya
Perempuan di Bidang Pembangunan 4.4 Pelatihan dan Pendidikan Politik
Berwawasan Gender 4.5 Peringatan Hari Kartini
4.6 Serasehan Hari Besar Perempuan
4.7 Program Terpadu P2WKSS
4.8 Kajian Buruh Perempuan
Sumber : BPPM DIY
278 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Implementasi PUG dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) dalam rangka menuju keadilan dan kesetaraan gender masih belum optimal.
2. Pemahaman aparat tentang penyelenggaraan Data Pilah Gender dan Anak sebagai data pembuka wawasan dalam penyusunan PPRG masih rendah.
3. Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat, dengan jenis kekerasan yang semakin beragam serta bersifat lintas daerah.
4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang peraturan perundang- undangan terkait perlindungan perempuan dan anak (UUPA, UUPKDRT, UUPTPPO)
Solusi
1. Perlu dilakukan sosialisasi dan advokasi secara terus menerus tentang implementasi PUG kepada semua pihak dan perlu disusun peraturan gubernur tentang pedoman PPRG.
2. Perlu dilakukan sosialisasi dan advokasi tentang manfaat ketersediaan data pilah gender dan anak sebagai data pembuka wawasan dalam penyusunan PPRG dan pembentukan forum jejaring data pilah gender dan anak.
3. Perlu dilakukan koordinasi lintas sektor untuk menangani korban kekerasan dan upaya-upaya pemberdayaan perempuan dalam rangka mencegah KDRT.
4. Perlu dilakukan sosialisasi dan pemahaman kepada semua pihak tentang peraturan perundang-undangan terkait perlindungan perempuan dan anak secara rutin dan berkesinambungan.
15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
a) Kondisi Umum
Program Keluarga Berencana dikatakan berhasil apabila angka kepesertaan KB Mandiri tinggi, kepesertaan KB Pria tinggi, dan Unmet Need yang rendah. Berdasarkan data BKKBN DIY, kepesertaan KB Aktif di DIY tahun 2011 sebanyak 375.831 peserta dengan jumlah pasangan usia
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 279
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
subur sebanyak 521.380 pasangan, dan wanita usia subur sebanyak 814.661 orang. Untuk capaian Unmet Need DIY tahun 2011 tergolong masih tinggi, yaitu sebesar 9,67%, walaupun sudah di bawah rata-rata nasional (14%, Riskesdas 2010).
Berikut adalah data jumlah peserta KB Aktif, Pasangan Usia Subur, dan Unmet Need menurut kabupaten/kota di DIY tahun 2010-2011.
Tabel IV.34 Jumlah Peserta KB Aktif, Pasangan Usia Subur, Wanita usia Subur, dan Unmet Need Menurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun
2010-2011
Tahun 2010 Tahun 2011
No. Kabupaten/Kota Peserta
Jumlah Jumlah Unmet
PUS WUS Need
(%) 1 Kota Yogyakarta
47.613 81.766 13,36 2 Kab. Bantul
142.826 229.735 7,74 3 Kab. Kulon Progo
67.417 102.008 10,04 4 Kab.Gunungkidul
125.619 177.887 8,85 5 Kab. Sleman
Provinsi DIY
Sumber : BKKBN DIY
Untuk Tahapan Keluarga Sejahtera di DIY tahun 2011, jumlah KK Pra-Sejahtera sebesar 24,30%, KK Keluarga Sejahtera I sebesar 21,52%, KK Keluarga Sejahtera II sebesar 15,72%, KK Keluarga Sejahtera III sebesar 32,59%, dan KK Keluarga Sejahtera III Plus sebesar 5,87%. Berikut adalah tabel tahapan keluarga sejahtera di DIY tahun 2009-2011.
Tabel IV.35 Tahapan Keluarga Sejahtera di DIY Tahun 2009-2011
Tahun
Tahapan No.
225.823 24,30 2. KS I
1. Pra S 174.534
200.008 21,52 3. KS II
146.038 15,72 4. KS III
302.792 32,59 5. KS III Plus
5,87 Sumber : BKKBN DIY
280 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keberhasilan Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, selain dapat dilihat dari tingkat kepesertaan KB mandiri, tingkat kepesertaan KB Pria, dan Unmet Need, dapat dilihat juga dari beberapa indikator yang ada. Misalnya, terbentuknya Kelompok Masyarakat Peduli KB dan terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
1. Sasaran program KB antara lain meningkatkan jumlah kelompok masyarakat yang menggerakkan KB di tingkat desa/kelurahan, pada tahun 2010 target kinerjanya adalah membentuk 2 kelompok masyarakat peduli KB dengan capaian terbentuknya 6 kelompok, sedangkan target pada tahun 2011 adalah membentuk 5 Kelompok masyarakat peduli KB dengan capaian sebesar 5 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2011 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terbentuk 11 kelompok. Tahun 2012 telah membentuk 5 kelompok masyarakat peduli KB dari target 5 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2012 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terbentuk 16 kelompok (sumber data :BPPM DIY)
2. Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja sangat diperlukan untuk membantu remaja sebayanya dalam memahami dan mengatasi permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja. Target pada tahun 2010 adalah terbentuknya 5 (lima) kelompok Pusat informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja, capaian kegiatan tahun 2010 sebanyak 5 kelompok. Target pada tahun 2011 adalah terbentuknya 15 kelompok Pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja dengan capaian sebanyak 15 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2011 sudah terbentuk 20 kelompok, sedangkan target pada tahun 2012 adalah 30 kelompok dengan capaian sebanyak 31 kelompok, sehingga sampai dengan tahun 2012 dudah terbentuk 51 kelompok (sumber data :BPPM DIY)
Berikut adalah tabel indikator dan capaian kinerja urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2011-2012.
Tabel IV.36 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga SejahteraTahun 2011-2012
Tahun 2012
Capaian
No Indikator
tahun 2011
Target
Realisasi Realisasi
1. Terbentuknya Kelompok
5 Kelompok 100 Masyarakat Peduli KB
5 Kelompok
5 Kelompok
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 281
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tahun 2012
Capaian
No Indikator
tahun 2011
Target
Realisasi Realisasi
2. Terbentuknya Pusat
31 103 Informasi dan Konseling
15 Kelompok 30 Kelompok
Kelompok KRR Sumber : BPPM DIY
282 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Untuk mencapai target pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, ditempuh berbagai program/kegiatan sebagai berikut:
Tabel IV.37 Program dan Kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
1 Program Keluarga Berencana
1.1 Pelayanan KIE
1.2 Peningkatan Perlindungan
Hak Reproduksi Individu (HRI)
1.3 Promosi Pelayanan KHIBA
(Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Balita)
1.4 Pembinaan Keluarga
1.5 Advokasi dan Penyuluhan
Pengembangan Ketahanan dan Pemberdayaan keluarga
1.6 Pengembangan Ketahanan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 283
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
1.7 Peningkatan Pemberdayaan
Keluarga Sejahtera
1.8 Fasilitasi dan Promosi
Keluarga Berencana dan Sejahtera
2 Program Kesehatan
Reproduksi Remaja
2.1 Advokasi dan KIE tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
2.2 Memperkuat dukungan dan
Partisipasi Masyarakat
3 Program Pelayanan
3.1 Pelayanan Konseling KB
4 Program Pengembangan
Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
4.1 Pendirian Pusat Pelayanan
Informasi dan Konseling KRR
4.2 Pembinaan Forum Pelayanan
KRR Bagi Kelompok Remaja dan Kelompok Sebaya di luar
284 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No. Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
sekolah
5 Program Peningkatan
Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
5.1 Pemberdayaan Keluarga
dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
5.2 Hari AIDS Sedunia
5.3 Fasilitasi Kelembagaan
Penanggulangan HIV dan AIDS
Sumber : BPPM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 285
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pelaksanaan Bina Keluarga Balita belum optimal karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader serta sarana dan prasarana.
2. Belum optimalnya penyuluh keluarga berencana dalam pengisian kartu kembang anak.
3. Penanganan bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia belum optimal.
4. Keterpaduan BKB, PAUD, SDIDTK dan Posyandu belum dilaksanakan di semua wilayah.
5. Kurangnya advokasi dan promosi program keluarga berencana.
6. Meningkatnya kasus HIV dan AIDS di kalangan remaja dan ibu rumah tangga.
7. Meningkatnya kasus remaja (Kehamilan yang tidak diinginkan, HIV dan AIDS, Kekerasan dalam pacaran, Napza, Gizi remaja, Traficking, Aborsi tidak aman, Pernikahan dibawah umur dan remaja korban KDRT).
8. Kurangnya akses permodalan, keterampilan pengolahan dan diversifikasi produk serta pemasaran produk UPPKS.
Solusi
1. Pelatihan kader Bina Keluarga Balita dan pengadaan kartu kembang anak.
2. Sosialisasi kartu kembang anak bagi petugas penyuluh keluarga berencana.
3. Koordinasi lintas sektor dalam penanganan bina keluarga remaja dan bina keluarga lansia.
4. Sosialisasi, koordinasi lintas sektor dan pelatihan berjenjang tentang keterpaduan BKB, PAUD, SDIDTK dan Posyandu.
5. Publikasi program keluarga berencana melalui media cetak dan elektronik.
6. Sosialisasi HIV dan AIDS, pomosi PMTCT, pemberdayaan keluarga dalam penanggulangan HIV dan AIDS serta fasilitasi penguatan kelembagaan dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
286 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
7. Peningkatan advokasi dan KIE KRR, pelatihan peer educator PIK KRR serta fasilitasi FKPKRR.
8. Pelatihan kewirausahaan, bantuan peralatan dan mengikutsertakan kelompok UPPKS dalam pameran.
16. URUSAN PERHUBUNGAN
a) Kondisi Umum
Sektor Perhubungan merupakan sektor pendukung bagi pelaksanaan pembangunan suatu daerah dan berperan sebagai urat nadi pergerakan ekonomi daerah serta memudahkan perpindahan antar-orang, barang dan jasa. Dengan kata lain, sektor perhubungan merupakan derived demand , atau suatu permintaan yang timbul karena adanya permintaan dari sektor lain.
Perpindahan/pergerakan orang, barang maupun jasa harus mampu diwujudkan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, terpadu dengan moda layanan lainnya, serta menjangkau seluruh pelosok wilayah untuk menunjang pemerataan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selain itu, pergerakan orang, barang dan jasa dapat berperan untuk mendukung stabilitas daerah sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Untuk mencapai kondisi sektor perhubungan seperti yang diharapkan di atas, maka target indikator yang dicapai oleh sektor perhubungan berikut realisasinya pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.38 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2011-2012
No Indikator 2011
Realisasi % Realisasi 1 V/C Ratio Kendaraan
Target
0.70 0.65 0.69 94.20 yang melintas di perkotaan 2 Persentase Fasilitas
75 % 100 Keselamatan Lalu Lintas Jalan 3 Load Faktor
28.42 35 30.66 87.60 Penumpang Angkutan Umum 4 Persentase Peningkatan
36.217 Kenaikan Pergerakan Pesawat
Kenaikan
pergerakan 12.85 Pertahun
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 287
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Indikator 2011
Realisasi % Realisasi 5 Persentase Peningkatan
Target
986.894 Penurunan Jumlah Penumpang
Kenaikan
penumpang -26,73 Angkutan Kereta Api Jarak Pendek
6 Persentase Peningkatan
151 simpul Kenaikan Penyediaan Simpul
Dari hasil pencapaian tersebut, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
1) ”V/C-Ratio Kendaraan yang melintas di perkotaan V/C Ratio yang dimaksud adalah rata-rata jumlah kendaraan yang melintasi di jalan-jalan perkotaan dibandingkan dengan kapasitas jalan yang tersedia. Target yang harus dicapai di tahun 2012 adalah sebesar 0.65 dengan realisasi capaian sebesar 0,69. Angka tersebut menunjukkan bahwa besaran target belum dapat dicapai 100%, sehingga masih perlu penanganan manajemen lalu lintas yang optimal untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan.
Usaha yang telah dilakukan untuk mencapai target ini adalah dengan melaksanakan Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Melalui program ini, diharapkan penggunaan kendaraan pribadi dapat diatur dan dikendalikan sehingga kondisi lalu lintas perkotaan dapat berjalan lancar, tertib dan teratur.
2) Persentase Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas Jalan Target yang harus dicapai dalam penyediaan fasilitas keselamatan jalan ini adalah sebesar 75%. Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan:
a. Pengadaan Rambu Lalu Lintas;
b. Pengadaan dan Pemasangan APILL Tenaga Surya;
c. Pengadaan dan Pemasangan Lampu Penerangan Jalan (LPJ);
d. Pengadaan dan Pengecatan Marka Jalan.
Pada APBD Perubahan, kegiatan tersebut bertambah dengan:
a. Pengadaan Pagar Pengaman Jalan;
b. Pengadaan dan Pemasangan LPJU Tenaga Surya;
c. Pengadaan cermin tikungan;
d. Pengadaan Warning Light.
288 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Melalui dana APBN, pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan jalan juga dilakukan, khususnya untuk jalan-jalan nasionla/negara. Hal ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:
a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan (Rambu, Deliniator, Paku Jalan dan Marka Jalan) dari Batas Kabupaten Kulon Progo sampai Batas Kota Yogyakarta;
b. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan (Rambu, Deliniator, Paku Jalan dan Marka Jalan) pada ruas jalan Arteri Selatan;
c. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan (Rambu, Deliniator, Paku Jalan dan Marka Jalan) dari Batas Kota Wates – Milir – Wates – Sentolo.
Dengan adanya program ini, dengan dukungan dari APBN, maka sampai dengan tahun 2012 fasilitas keselamatan lalu lintas jalan yang telah terpasang telah ter-realisasi sebesar 75% dari kebutuhan. Artinya, sesuai dengan target yang ditentukan.
3) Persentase Load Faktor Penumpang Angkutan Umum Program yang dilaksanakan untuk mencapai target load factor sebesar 35% di tahun 2012 ini adalah Program Pelayanan Angkutan. Program ini meliputi kegiatan:
a. Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian kendaraan angkutan umum di jalan raya;
b. Pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan;
c. Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa angkutan;
d. Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan;
e. Penyelenggaraan angkutan umum buy the service;
f. Perencanaan peningkatan pelayanan angkutan perkotaan. Berdasarkan data yang ada, load faktor angkutan umum secara rata- rata adalah sebesar 30,66%, dengan perincian masing-masing layanan:
a. Angkutan AKDP sebear 28%;
b. Angkutan Perkotaan sebesar 22%;
c. Angkutan Trans Jogja sebesar 42%. Capaian load factor belum mencapai target, disebabkan karena masih kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum dan tingginya penggunaan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor.
4) Persentase Peningkatan Pergerakan Pesawat Pertahun sebesar 5% Pergerakan pesawat mengalami kenaikan dari 32.091 pada tahun 2011 menjadi 36.217 pada tahun 2012, baik untuk penerbangan domestik dan internasional. Artinya, pergerakan pesawat di Bandara Adisutjito mengalami mengalami kenaikan sebesar 12,85% dari tahun 2011 ke 2012, atau telah melebihi target yang ditentukan sebesar 5%.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 289
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
5) Persentase Peningkatan Jumlah Penumpang Angkutan Kereta Api Jarak Pendek sebesar 5%
Penumpang kereta api Prambanan Ekspres (Prameks) mengalami penurunan dari 1.346.961 penumpang di tahun 2011 menjadi 986.894 penumpang di tahun 2012, atau mengalami penurunan sebesar -26,73%. Penurunan jumlah penumpang KA disebabkan adanya kebijakan operator PT KAI yang menerapkan okupasi penumpang 100% mulai bulan Agustus 2012, sehingga tidak ada penumpang yang berdiri. Selain itu, penurunan tersebut juga disebabkan adanya pengurangan frekuensi pengoperasian KA Prameks mulai bulan November 2012 dari
16 kali dalam sehari menjadi 6 kali dalam sehari akibat salah satu rangkaian kereta Prameks sedang dalam perbaikan pasca-kecelakaan.
6) Persentase Peningkatan Penyediaan Simpul Transportasi sebesar 10% Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target yaitu dengan menyediakan halte portable Trans Jogja sebagai bagian dari simpul transportasi sebanyak 20 unit di tahun 2012 sehingga total ketersediaan simpul transportasi di DIY sebanyak 151 simpul.
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.39 Program/Kegiatan Urusan Perhubungan Tahun 2012
Keuangan (%) Fisik (%) No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
100,00 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
1.1 Pembangunan Sarana
100,00 dan Prasarana Pendukung Perhubungan Udara 1.2 Pembangunan Sarana
100,00 dan Prasarana Fasilitas Angkutan 1.3 Pembangunan
100,00 Prasarana Bus Trans Jogja 1.4 Pembinaan dan
100,00 Pengawasan Penyelenggaraan Perhubungan Udara 1.5 Sosialisasi
100,00 Keselamatan Operasi Penerbangan 1.6 Pendataan Tanda Ijin
290 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%) Fisik (%) No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi
2 Program Rehabilitasi
100,00 dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
100,00 aan Sarana dan Prasarana Jembatan Timbang 2.2 Rehabilitas/pemelihar
2.1 Rehabilitas/pemelihar
100,00 aan Sarana dan Prasarana Laut dan ASDP 2.3 Rehabilitasi/Pemelihar
100,00 aan Fasilitas Angkutan Umum Buy The Service 2.4 Rehabilitasi dan
100,00 Pemeliharaan Fasilitas Keselamatan Kereta Api
3 Program Peningkatan
100,00 Pelayanan Angkutan
100,00 Bagi Para Sopir/Juru Mudi Untuk Peningkatan Keselamatan Penumpang 3.2 Kegiatan Pengendalian
3.1 Kegiatan Penyuluhan
100,00 Disiplin Pengoperasian Kendaraan Angkutan Umum di Jalan Raya
3.3 Pengumpulan dan
100,00 Analisis Database Pelayanan Angkutan 3.4 Fasilitasi Perijinan di
100,00 Bidang Perhubungan
100,00 Kelebihan Muatan Barang
3.5 Penegakan Hukum
100,00 Pelayanan Angkutan
Umum Buy The Service 3.7 Perencanaan
100,00 Peningkatan Pelayanan Angkutan Perkotaan
4 Program Pengendalian
100,00 dan Pengamanan Lalu Lintas
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 291
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%) Fisik (%) No Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 4.1 Pengadaan Pagar
100,00 Pengaman Jalan 4.2 Pengadaan dan
100,00 Pemasangan Lampu Penerangan Jalan (L P J ) 4.3 Pengaturan dan
100,00 Pengamanan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru 4.4 Patroli Keselamatan
100,00 Pemasangan Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas (APILL) 4.6 Penjagaan Pintu
4.5 Pengadaan dan
100,00 Perlintasan Kereta Api
4.7 Pengadaan dan
100,00 Pemasangan Rambu rambu Lalu Lintas
100,00 Pemasangan Marka Jalan 4.9 Kampanye
4.8 Pengadaan dan
100,00 Keselamatan Pelayaran
100,00 Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
5 Program Peningkatan
5.1 Pelaksanaan registrasi
100,00 uji tipe rancang bangun dan penilaian fisik penghapusan kendaraan bermotor 5.2 Pengendalian
100,00 Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)
6 Program Peningkatan
100,00 Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
100,00 Jaringan Jalan
6.1 Evaluasi Kinerja
100,00 Jogja Sumber : Dishubkominfo DIY
6.2 Evaluasi Kinerja Trans
c) Permasalahan dan Solusi
292 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Permasalahan
1. Belum tercapainya angka V/C Ratio rata –rata sebesar 0,65 yang disebabkan masih tingginya penggunaan kendaraan pribadi di wilayah perkotaan Yogyakarta.
2. Belum tercapainya target load factor angkutan umum rata-rata sebesar 35%, yang disebabkan belum tingginya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.
Solusi
Perlunya penekanan terhadap penggunaan angkutan umum sebagai sarana transportasi yang didukung oleh penerapan manajemen lalu lintas yang mengatur pergerakan kendaraan bermotor pribadi, sehingga diharapkan akan dapat tercapai suatu pelayanan sistem transportasi yang berkelanjutan. Beberapa cara yang dapat diterapkan antara lain:
1. Memfungsikan sistem parkir terintegrasi (park and ride system) yang ditempatkan di pintu-pintu masuk perkotaan Yogyakarta, sehingga kendaraan pribadi terutama mereka dapat diparkir di lokasi parkir dan mereka dapat menggunakan angkutan umum;
2. Menerapkan manajeman lalu lintas berbasis kawasan, sehingga pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan dapat lebih tersistem dan komprehensif;
3. Menerapkan bus priority pada persimpangan yang dikendalikan melalui sistem kendali persimpangan ATCS (area traffic control system );
4. Menyinergikan layanan Trans Jogja dengan angkutan umum lainnya, baik Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun Angkutan Perdesaan, yang diwujudkan melalui penyediaan feeder bagi layanan Trans Jogja.
17. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
a) Kondisi Umum
Kebijakan tentang pentingnya penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, telah dituangkan dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Berbasis Elektronik (e-government). Melalui pengembangan e-government, pemerintah mengharapkan dapat melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Sementara itu, untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 3
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 293
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tahun 2003 tersebut, Pemerintah DIY, melalui Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2006, telah menetapkan Blueprint Jogja Cyber Province yang dititikberatkan pada program Digital Government Services (DGS) sebagai panduan strategis implementasi dan pengembangan e-government di lingkungan Pemda DIY.
Pembangunan infrastruktur jaringan komputer (LAN, WAN dan internet/global area network) di Pemerintah Provinsi DIY telah dimulai sejak tahun 2002 dan hingga saat ini terus diupayakan pengembangannya. Pembangunan jaringan komputer tersebut memungkinkan terkoneksinya tiap-tiap SKPD dalam jaringan internet/intranet, sehingga tranformasi data/informasi antar-Unit Kerja dapat berjalan semakin lancar.
Sampai akhir tahun 2012, jaringan infrastruktur komputer Pemerintah Provinsi DIY telah menghubungkan 93 lokasi perkantoran Pemerintah Provinsi DIY yang terdiri dari 56 lokasi perkantoran dengan kabel HFC dan 37 titik lokasi dengan tanpa kabel (wireless). Jaringan tersebut menghubungkan 2.500 komputer (data sampai dengan tahun 2012) untuk seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemda DIY yang tersebar di seluruh wilayah provinsi.
Melalui Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2006, telah ditetapkan Blueprint Jogja Cyber Province. Oleh karena itu, saat ini ada 9 program yang menjadi unggulan dalam pelaksanaan DGS. Seluruh program sudah mulai dengan mengembangkan pelayanan secara online. Beberapa di antaranya adalah:
1. Agricenter oleh Dinas Pertanian;
2. Fish Bussiness Center oleh Dinas Perikanan dan Kelautan;
3. Jogja belajar oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga;
4. Jogja Bussines oleh Disperindagkop;
5. Jogja Sehat oleh Dinas Kesehatan;
6. Informasi Kepariwisataan oleh Dinas Pariwisata;
7. Informasi Lapangan Kerja oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
8. Plaza Informasi dan Informasi Transportasi oleh Dishubkominfo;
9. Jogja Invest oleh BKPM DIY. Beberapa program pendukung pelaksanaan DGS di Pemda DIY
juga diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat dan pelayanan internal pemerintahan. Program pendukung dengan memanfaatkan teknologi informasi tersebut antara lain:
294 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Portal Pemda DIY jogjaprov.go.id LPSE (Pengadaan Barang Secara Elektronik) CPNS On-line (penerimaan CPNS secara online) SIPKD (Sistem Informasi Penganggaran Keuangan Daerah) Web Monev Jogja Plan SIMPEG SIM Perijinan Terpadu Pemda DIY Sistem Informasi Jembatan Timbang dan sebagainya.
Selanjutnya, dengan konsep e-gov tersebut, peran dan keterlibatan masyarakat dalam berinteraksi melalui jaringan elektronik akan lebih terberdayakan. Masyarakat dapat ikut terlibat dan berperan aktif mendukung dan memberikan partisipasi dalam kegiatan pembangunan. Selain itu, informasi dan layanan kepada masyarakat dapat lebih mudah diakses dan digunakan. Konsep inilah yang dinamakan layanan teknologi berbasis Citizen Centris.
Untuk mendukung layanan Citizen Centris, maka indikator urusan kominfo yang harus dicapai tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.40 Indikator dan Capaian Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2011-2012
Capaian
No Indikator
Satuan 2011 Target % Realisasi Realisasi
1 Penyediaan Pelayanan 12 15 23 153,33 dari Government Centris ke Citizen Centris
unit
2 Penambahan Layanan 9 4 11 275,00 Data Center DGS
unit
3 Ketersediaan Informasi 39 20 58.34 291,70 dalam Bentuk Digital
unit
1) Persentase Penyediaan Pelayanan dari Government Centris ke Citizen
Centris sebesar 20%
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 295
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Usaha yang dilakukan untuk mencapai target ini adalah melalui pelaksanaan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Macam kegiatannya adalah: - Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi; - Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik;
- Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Tingkat capaian rata-rata adalah sebesar 23%. Indikator riil untuk menilai target ini diukur dengan menggunakan:
- Jumlah pengakses
citizen centric www.jogjaprov.go.id mencapai 169.765 pengunjung pada tahun 2012 (naik 35,95 % dari pengunjung website tahun 2011 sebesar 124.870);
content
portal berbasis
- Jumlah pengunjung Plaza Informasi sebesar 31.748 orang pada tahun 2012 dari target sebesar 30.000 orang. Capaian ini mengalami peningkatan sebesar kurang lebih 10,24% dari capaian tahun 2011 sebesar 28.800 orang;
- Tahap pengembangan Portal pemerintah pada level presentasi (terbatas pada layanan penyediaan informasi).
2) Persentase Penambahan Layanan Data Center DGS sebesar 4% Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Kegiatannya meliputi:
- Pengelolaan Jaringan Sistem Informasi Managemen Pemerintah Daerah DIY;
- Program Peningkatan kualitas SDM TI. Tingkat capaian terhadap indikator ini adalah 11%. Indikator riil
yang digunakan untuk menilai target ini adalah: - Penambahan 7 titik sambungan interkoneksi dari 86 titik di tahun
2011 menjadi 93 titik sambungan pada tahun 2012, atau meningkat 8,14%;
- Pendampingan penggunaan/pemanfaatan perangkat lunak legal di
33 SKPD dari 136 SKPD dan UPTD yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah DIY ( 24,3%);
- Bimtek Pengelolaan Jaringan kepada 60 pegawai (0,86% dari keseluruhan pegawai Pemda DIY sebanyak kurang lebih 7.000 orang) di lingkungan Pemerintah Daerah DIY;
296 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
- Diseminasi Informasi berupa pengunggahan berita, jurnal aspirasi, jurnal opini dan ide warga di portal;
- Update data portal dan Penambahan konten website.
3) Persentase Ketersediaan Informasi dalam Bentuk Digital Terhadap Data dan Informasi Keseluruhan sebesar 20%
Program yang dilaksanakan untuk mencapai target ini adalah Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Kegiatannya terdiri atas:
- Penyelenggaraan Layanan Informasi Publik; - Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Layanan
Informasi; - Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah;
- Fasilitasi dan Koordinasi Sumber Daya Komunikasi dan Informasi. Tingkat capaian terhadap indikator ini adalah 58,34%. Indikator riil
yang digunakan untuk menilai target ini adalah: - Ketersedian konten perpustakaan digital, sebanyak 150 konten data
informasi dari target 500 konten (30%); - Layanan presentasi massal, sebanyak 8 kali dari target 10 kali selama
1 tahun (80%); - Diseminasi informasi melalui media website, radio, televisi, media
komunikasi lainnya, sebanyak 130 kali dari target 200 pertahun (65%).
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.41 Program/Kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika
Tahun Anggaran 2012
Keuangan (%) Fisik (%)
No.
Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
1 Program
100,00 Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
1.1 Pembinaan dan
100,00 Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 297
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%) Fisik (%)
No.
Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
Informasi
1.2 Pengkajian dan
100,00 Pengembangan Sistem Informasi
100,00 Pengembangan Kebijakan Komunikasi Dan Informasi
1.3 Perencanaan Dan
1.4 Fasilitasi Dan
100,00 Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi 1.5 Peningkatan Kualitas
100,00 SDM Teknologi Informasi
100,00 Layanan Informasi Publik
100,00 Masyarakat dan Pengembangan Layanan Informasi 1.8 Pengelolaan Jaringan
1.7 Penyerapan Aspirasi
100,00 Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta
2 Program Kerjasama
100,00 Informasi Dengan Mas Media
100,00 Informasi Pembangunan Daerah
100,00 Informasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
3 Program Fasilitasi,
100,00 Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi
3.1 Pembinaan dan
100,00 Pengawasan Penyelenggaraan Telekomunikasi
298 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%) Fisik (%)
No.
Program/Kegiatan Pagu (Rp) Keterangan Target Realisasi Target Realisasi
3.2 Pembinaan dan
100,00 Penertiban Penyelenggaraan Jasa Titipan
Sumber : Dishubkominfo DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pelaksanaan Program DGS belum sesuai dengan harapan, yakni belum terintegrasinya Program DGS di setiap SKPD.
2. Kondisi jaringan masih lemah dikarenakan masih sangat tergantung dengan pihak lain.
3. Kurang optimalnya fungsi Tim Manajemen Perubahan dan Inovasi Implementasi (TiMPII) DGS.
4. SDM yang memiliki kemampuan TI relatif sedikit.
5. Belum seluruh SKPD mempunyai lembaga formal yang secara khusus menangani TIK.
Solusi
1. Diperlukan komitmen dan persamaan persepsi semua pihak di lingkup Pemerintah Provinsi DIY dalam rangka pengembangan program DGS sesuai dengan Blue Print yang sudah ada.
2. Secara bertahap perlu dibangun infrastruktur milik Pemerintah Provinsi dalam rangka kemudahan pengembangan.
3. Perlu penguatan kelembagaan Tim Manajemen Perubahan dan Inovasi Implementasi (TiMPII) DGS.
4. Perlu peningkatan kemampuan SDM.
5. Perlu adanya kelembagaan formal yang secara khusus menangani TIK di masing-masing SKPD.
18. URUSAN PERTANAHAN
a) Kondisi Umum
Urusan pertanahan di DIY menjadi salah satu pelaksanaan urusan yang penting. Pelaksanaan urusan pertanahan bertujuan untuk meningkatkan tertib administrasi pertanahan dan meningkatkan penataan pertanahan di DIY. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 299
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, urusan pertanahan merupakan salah satu kewenangan dalam urusan keistimewaan DIY. Pengaturan tentang urusan keistimewaan pertanahan selanjutnya akan diatur dengan Peraturan Daerah Istimewa (Perdais).
Berdasarkan rasio luas tanah bersertifikat di wilayah DIY, nilai capaian rata-ratanya menunjukan angka sebesar 4,24%. Nilai capaian kinerja ini diperoleh dari perbandingan antara luas tanah bersertifikat tahun 2011 seluas 1.201.331.172 m² dengan tahun 2012 seluas 1.252.286.119 m². Sementara, berdasarkan rasio luas bidang tanah bersertifikat, DIY menunjukkan nilai capaian rata-rata sebesar 4,17%. Nilai capaian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas bidang tanah bersertifikat tahun 2011 sebanyak 1.534.321 bidang dengan tahun 2012 sebanyak 1.598.339 bidang.
Untuk rasio luas bidang tanah bersertifikat di tingkat Kabupaten, peningkatan tertinggi terjadi di kabupaten Sleman, dengan nilai capaian rata-rata sebesar 4,68%. Nilai capian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas bidang tanah bersertifikat tahun 2011 sebanyak 491.443 bidang dengan tahun 2012 sebanyak 514.256 bidang. Sebaliknya, Kota Yogyakarta mencapai angka terendah dengan nilai capaian rata-rata sebesar 1,37%. Nilai capian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas bidang tanah bersertifikat tahun 2011 sebanyak 97.397 bidang dengan tahun 2012 sebanyak 98.768 bidang.
Pada tahun 2012, Biro Tata Pemerintahan, sebagai SKPD pelaksana urusan pertanahan di DIY, melaksanakan 4 program dengan 10 kegiatan. Berikut adalah uraian program dan kegiatan tersebut.
1. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
a. Inventarisasi Tanah Sultan Ground (SG) dan Paku Alaman Ground (PAG)
Dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, maka perlu ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya Inventarisasi Tanah Sultan Ground (SG) dan Paku Alaman Ground (PAG). Inventarisasi tanah SG dan PAG dilakukan di 57 desa di Kabupaten Sleman. Dari situ, teridentifikasi bahwa tanah SG di terdapat di 11 kecamatan (Gamping, Godean, Minggir, Mlati, Depok, Seyegan, Moyudan, Turi, Sleman, Ngaglik, dan Tempel) dengan luas ± 290,4 ha.
b. Koordinasi Penataan Pemanfaatan Tanah Di DIY terdapat banyak bidang tanah yang dikategorikan
sebagai tanah Negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi di lapangan ditemukan, sampai saat
300 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
ini banyak tanah dimaksud dimanfaatkan pihak lain namun telah habis masa kontrak/perjanjiannya, sehingga banyak permohonan kepada Gubernur DIY untuk memberikan izin perpanjangan Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan atas tanah tersebut. Rekomendasi Gubernur tentang penataan tanah untuk Tahun 2012 memiliki target awal sejumlah 5 (lima) rekomendasi. Dari target itu terealisasi terdapat 7 (tujuh) rekomendasi.
2. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
a. Fasilitasi Izin Pengelolaan Tanah Kas Desa Dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap
tanah kas desa dan mewujudkan catur tertib hukum, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 1985 jo. Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 9 Tahun 2001, serta Peraturan Gubernur DIY Nomor 11 Tahun 2012, pemanfaatan/pengelolaan tanah kas desa harus mendapat izin tertulis dari Gubernur DIY.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2012 ini, dari target izin pengelolaan tanah kas desa sebanyak 60 keputusan, izin yang telah dikeluarkan terealisasi sebanyak 116 Keputusan Gubernur (Kabupaten Sleman sebanyak 65 SK dengan perincian: 25 SK pelepasan, 37 SK sewa menyewa dan 3 SK Perubahan Peruntukan; Kabupaten Bantul sebanyak 39 SK, dengan perincian:
6 SK Pelepasan, 29 SK Sewa Menyewa, 4 SK Perubahan Peruntukan; Kabupaten Kulon Progo sebanyak 5 SK, dengan perincian: 5 SK Sewa Menyewa; Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 7 SK, dengan perincian: 2 SK Pelepasan, 1 SK Sewa Menyewa, 4 SK Sewa Menyewa).
b. Monitoring dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan
Dalam rangka pelaksanaan tertib administrasi dalam pelaksanaan kebijakan Gubernur DIY tentang perizinan tanah kas desa, telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap 43 Surat Keputusan Gubernur di 36 desa se-DIY (dari target 40 SK Gub).
c. Fasilitasi Penyusunan Pedoman Tata Kelola Pertanahan Dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, perlu dilakukan revisi terkait Peraturan Gubernur tentang pengelolaan pertanahan. Hasil kegiatan ini
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 301
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
adalah satu draft Rapergub tentang Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kas Desa.
d. Penyelesaian Masalah Administrasi Tanah Kas Desa Wates Menjadi Aset Pemerintah Provinsi DIY
Memfasilitasi permasalahan administrasi peralihan eks- Tanah Kas Desa Wates menjadi aset Pemerintah Provinsi DIY, sebanyak 77 bidang. Dari 77 bidang yang terdaftar menjadi aset Pemerintah DIY di Kantor Pertanahan kabupaten Kulon Progo, telah diterbitkan 75 sertifikat Hak Pakai atas nama Pemerintah DIY, sehingga masih ada 2 sertifikat yang masih dalam proses di Kantor Pertanahan Kabupaten Kulon Progo.
e. Inventarisasi Tanah Negara yang Dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY
Dengan banyaknya bidang tanah yang dikategorikan sebagai tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka untuk tertib administrasi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengkaji dan menginventarisasi tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah DIY. Maksud inventarisasi tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah DIY adalah untuk menelusuri dokumen pendukung atas tanah dan menghimpun data lapangan mengenai penggunaan, pemanfaatan dan penguasaan atas tanah. Lokasi yang diinventarisasi adalah:
1) Dusun Tamanan Pabrik, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman;
2) Dusun Degolan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman;
3) Dusun Beran, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.
3. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
a. Fasilitasi Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan Kondisi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang heterogen
berpotensi memunculkan berbagai permasalahan pertanahan. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengambil peran dengan memfasilitasi penyelesaian atas pihak-pihak yang bersengketa. Pada tahun 2012, permasalahan tanah yang dapat ditanggapi dan diselesaikan berjumlah 35 permasalahan.
302 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b. Terselesaikannya permasalahan tanah kas desa sebanyak 11 permasalahan sampai dikeluarkannya surat izin Gubernur sebagai dasar untuk menyelesaikannya.
c. Terfasilitasinya 1 permasalahan tanah kas desa yang perlu ditindaklanjuti dengan pengajuan pensertipikatan tanah, yakni Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean yang dilepaskan untuk Pembangunan Puskesmas Godean.
d. Terfasilitasinya sengketa/pengaduan masyarakat di bidang pertanahan sebanyak 23 permasalahan.
4. Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
a. Pembaharuan Data Tanah Kas Desa Kegiatan ini berupa fasilitasi updating/pembaruan data tanah
kas desa (data pelepasan dan penggantian tanah kas desa) di 5 desa di Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Sleman. Kelima desa tersebut adalah Desa Triharjo ( Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo), Desa Bantul (Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul), Desa Caturharjo dan Desa Sinduadi (Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman), serta Desa Hargobinangun (Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman).
b. Pembangunan Database Pertanahan Kegiatan ini berupa pembangunan database pertanahan atas
tanah SG, PAG, dan Tanah Kas Desa (data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah) secara lengkap. Tujuannya untuk memudahkan penyampaian informasi atas letak dan pemanfaatan tanah-tanah tersebut, yang dapat disajikan sebagai Peta Tematik.
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.42 Program/Kegiatan Urusan Pertanahan Tahun Anggaran
Pagu
Keuangan (%) Fisik (%)
No Program/Kegiatan Anggaran
Keterangan (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
1.1 Inventarisasi Tanah SG
100 dan PAG 1.2 Koordinasi Penataan
133.34 Pemanfaatan Tanah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 303
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu
Keuangan (%) Fisik (%)
No Program/Kegiatan Anggaran
Keterangan (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
2 Program Penataan,
100 Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
100 Pengelolaan Tanah Kas Desa 2.2 Monitoring dan
2.1 Fasilitasi Izin
100 Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan 2.3 Fasilitasi Penyusunan
100 Pedoman Tata Kelola Pertanahan 2.4 Penyelesaian Masalah
100 Administrasi Tanah Kas Desa Wates Menjadi Aset Pemerintah Provinsi DIY 2.5 Inventarisasi Tanah
100 Negara yang Dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY
3 Program Penyelesaian
100 Konflik-konflik Pertanahan
3.1 Fasilitasi Penyelesaian
87.5 Target fisik Konflik-konflik
tidak tercapai Pertanahan
karena dari estimasi 40 permasalahan terselesaiakan yang masuk hanya 35 permasalahan.
100 Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
4.1 Pembaharuan Data
100 Tanah Kas Desa 4.2 Pembangunan
100 Database Pertanahan
Sumber : Biro Tata Pemerintahan DIY
304 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Perlu adanya kepastian hak pemanfaatan tanah, baik SG, PAG, maupun Tanah Kas Desa.
2. Perlu adanya validitas data tentang pertanahan yang ada di DIY (baik TKD, SG dan PAG).
3. Masih banyaknya permasalahan di bidang pertanahan.
4. Masih banyaknya kasus tukar menukar Tanah Kas Desa (pelepasan) yang belum ditindaklanjuti secara administrasi, sehingga menjadi permasalahan tersendiri bagi Pemerintah Desa.
5. Adanya permohonan pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Solusi
1. Perlu penyempurnaan dan update berkala database pertanahan, baik tanah kas desa maupun tanah Sultan Ground (SG) dan Paku Alaman Ground (PAG).
2. Penyuluhan dan sosialisasi tentang kebijakan pertanahan hingga ke tingkat desa.
3. Memberikan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka penyelesaian permasalahan pertanahan.
4. Monitoring dan evaluasi pengelolaan dan pemanfaatan tanah kas desa.
5. Perlu adanya kepastian data administrasi dalam rangka mengatur tentang kepastian hukum tanah kas desa di DIY.
6. Fasilitasi perizinan dengan memperhatikan peruntukan dan tata ruangnya.
19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
a) Kondisi Umum
Kesatuan bangsa memiliki arti adanya rasa kebersamaan di dalam satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Kondisi politik dalam negeri dipengaruhi oleh adanya kemajemukan masyarakat, mulai dari suku bangsa, agama, bahasa daerah, dan juga golongan. Kemajemukan masyarakat merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa, tetapi dapat juga menjadi ancaman atau potensi penyebab konflik apabila tidak dikelola dengan baik.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 305
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Daerah Istimewa Yogyakarta telah menjadi tujuan wisata maupun pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menyebabkan heterogenitas masyarakat di DIY tinggi. Apabila tidak dikelola dengan baik, heterogenitas yang tinggi ini akan menjadi potensi konflik yang berbasis SARA.
Pada tahun 2012, di DIY masih marak terjadi unjuk rasa di beberapa tempat, yaitu sebanyak 254 kali unjuk rasa. Unjuk rasa yang terjadi terdiri atas permasalahan sosial ekonomi 214 kali, idiologi politik
24 kali, dan SARA (khusus) 16 kali. Meskipun demikian, unjuk rasa berjalan dengan relatif tertib dan damai. Aksi unjuk rasa biasanya dilakukan terjadi di depan kantor Gubernur, gedung DPRD, perempatan Tugu, perempatan kantor Pos besar, serta Bundaran UGM. Penanganan unjuk rasa dilakukan secara persuasif dan sinergis antara Satpol PP, Polri, TNI dan Satuan Keamanan Masyarakat. Dengan demikian, potensi gangguan ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum tersebut dapat diminimalisir.
Pemda DIY telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan kerukunan masyarakat dan menjalin komunikasi antarelemen masyarakat di DIY. Usaha itu di antaranya adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Dialog Antar-Umat Beragama/Forum Umat Beriman, serta Dialog Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Selain itu, Pemda DIY juga melakukan program pendidikan politik masyarakat, yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti Forum Kemitraan Rapat Kerja Antara Ormas/Orpol dan pemerintah di daerah, Pembinaan dan Optimalisasi Fungsi dan Peran Ormas dan LSM, Forum Diskusi Politik dalam Pengembangan Pendidikan Perempuan, serta Sosialisasi Undang-Undang Parpol bagi Partai Politik peserta Pemilu 2014.
Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan dengan pendekatan preemptif, preventif, persuasif dan represif. Proses penegakan peraturan daerah dilakukan melalui sosialisasi peraturan kepada masyarakat, pemantauan apakah masyarakat sudah memahami peraturan yang disosialisasikan. Kemudian, untuk masyarakat yang melanggar, dilakukan operasi non-yustisi dengan pembinaan dan teguran disertai berita acara dan pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran. Selanjutnya, perlakuan terhadap pelanggar ditingkatkan menjadi operasi yustisi, yaitu pelanggar diproses secara hukum.
306 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Kondisi demokrasi di DIY dapat diketahui melalui pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). Nilai pengukuran demokrasi diukur dari tiga aspek, yaitu aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak politik dan aspek lembaga demokrasi. Berdasarkan penilaian atau skor menggunakan IDI, kondisi demokrasi di DIY pada tahun 2010 adalah sebesar 74,33, yaitu termasuk pada kategori Medium Performance Democracy. Pada tahun 2010, skor IDI DIY masuk pada peringkat ke-3 nasional.
Tabel IV.43 Indiklator dan Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2012
Capaian
No Indikator Satuan
Realisasi % Realisasi 1 Jumlah kegiatan
2011 Target
10 11 11 100 koordinasi dan fasilitasi Pengembangan Nilai- Nilai Kebangsaan 2 Jumlah kegiatan
kegiatan
3 5 5 100 pembinaan politik daerah
kegiatan
3 Jumlah kegiatan
3 5 5 100 pembinaan terhadap LSM,ORMAS dan OKP 4 Jumlah kegiatan
kegiatan
7 13 12 92.31 pembinaan, pengembangan dan pengendalian potensi linmas dan hak-hak sipil 5 Jumlah operasi
kegiatan
170 118.9 Penegakan Perda 6 Terselenggaranya Operasi
Operasi
3 30 30 100 P4GN Dalam Rangka Hari Anti Narkoba 7 Penyelenggaraan
Operasi
180 100 Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum 8 Operasi dan Sosialisasi
2 4 4 100 Gepeng dan Anjal 9 Patroli Pengamanan Aset
Operasi
100 100 Milik Pemerintah Provinsi DIY 10 Pengamanan dan
53 254 250 Pengendalian Huru- hara/Unjuk Rasa/kerusuhan 11 Pengamanan dan
Kali
149 100 Pengawalan Gubernur, Wakil Gubernur dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 307
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Capaian
No Indikator Satuan
Realisasi % Realisasi Tamu Daerah
2011 Target
Sumber: Bakesbanglinmas DIY
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.44 Program/Kegiatan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri Tahun Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Realisasi 1 PROGRAM
PENINGKATAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN
1.1 Pelatihan SAR Linmas
100,00 Provinsi DIY 1.2 Fasilitasi Pembinaan
100,00 Pembekalan Anggota Satuan Linmas 1.3 Pemberdayaan Potensi
100,00 SAR Linmas
100,00 Operasional SAR Linmas Provinsi DIY
1.4 Pengadaan Sarpras
1.5 Koordinasi Rencana Aksi
100,00 Nasional HAM 1.6 Peningkatan Ketrampilan
100,00 Selam Anggota SAR Linmas
100,00 Hak-Hak Sipil Bagi Anggota Sat Linmas Provinsi DIY 1.8 Pemeliharaan Posko dan
1.7 Pembinaan Perlindungan
100,00 Peralatan SAR Linmas Provinsi DIY 1.9 Fasilitasi dan Koordinasi
100,00 Sat Linmas 1.10 Pemeliharaan Rutin
0,00 Kapal Motor SAR Linmas Provinsi DIY
100,00 Pencarian/Pertolongan Korban di laut
1.11 Operasional SAR dalam
100,00 Kapal Motor SAR
1.12 Pelatihan Operasional
308 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
100,00 Perawatan Jenazah
1.13 Pembangunan Tempat
PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN
100,00 Pembauran Kebangsaan 2.2 Fasilitasi Kerjasama
2.1 Kemah Bakti Pemuda
100,00 Dengan Satuan Menwa, Ormas, Lembaga Nirlaba lainnya 2.3 Dialog Peningkatan
100,00 Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
100,00 Merauke antar IKPM
2.4 Pentas Seni Sabang
KEMITRAAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN
100,00 Pembauran Kebangsaan)
3.1 Fasilitasi FPK (Forum
100,00 Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) 3.3 Pemberdayaan Parpol
3.2 Koordinasi Forum
PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT
4.1 Bimbingan Teknis
100,00 Aplikasi Sistem Informasi Database Ormas 4.2 Sosialisasi Peraturan
100,00 Perundang-undangan bagi Ormas/Orpol/LSM/Lem baga 4.3 Sosialisasi Peraturan
100,00 Perundang-undangan Bidang Kerukunan Umat Beragama 4.4 Pembinaan dan
100,00 Optimalisasi Fungsi dan Peran Ormas dan LSM
100,00 Kerja Antara Ormas/Orpol dan Pemerintah di Daerah 4.6 Fasilitasi Rekomendasi
4.5 Forum Kemitraan Rapat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 309
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
100,00 dalam Pengembangan Pendidikan Politik Perempuan 4.8 Sosialisasi Undang-
4.7 Forum Diskusi Politik
100,00 Undang Parpol bagi Organisasi Peserta Pemilu 2014
KEWASPADAAN DINI DAN PEMBINAAN MASYARAKAT
100,00 Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)
5.1 Fasilitasi Kegiatan Forum
100,00 KOMINDA Komunitas Intelejen Daerah 5.3 Peningkatan Bela Negara
5.2 Fasilitasi Kegiatan
100,00 Bagi Ormas/ LSM/Orpol 5.4 Dialog Antar-Umat
100,00 Beragama/Forum Umat Beriman 5.5 Koordinasi Pengawasan
100,00 dan Pemantauan Kegiatan Orang Asing
5.6 Forum Dialog Generasi
100,00 Muda Lintas Agama
80,20 PENCEGAHAN DINI BENCANA
89,56 Penganggulangan Bencana 6.2 Pelatihan
6.1 Biaya PUSDALOPS
100,00 Penanggulangan Bahaya Kebakaran
64,16 pelaksanaan Dalam Penanggulangan
6.3 Pelatihan Kesiapsiagaan
kegiatan Bencana
dilaksanaka n di lokasi setempat
100,00 Peringatan Dini dalam Mengantisipasi Terjadinya Bencana bagi Masyarakat 6.5 Fasilitasi Komunikasi
6.4 Sosialisasi Kesiapsiagaan
73,53 Pelaksanaan Peduli Bencana
kegiatan di lokasi (kabupaten)
310 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
6.6 Pembentukan dan
99,92 sisa kontrak, Pengembangan
alat peraga Desa/Kelurahan
dan sarana Tangguh oleh Masyarakat 6.7 Pembentukan dan
90,27 Pengembangan Sekolah Siaga Bencana
6.8 Review Peta Kawasan
69,48 efisiensi Risiko Bencana
belanja dari transportasi dan akomodasi
86,51 sisa dari Peringatan Dini dalam
6.9 Sarasehan Kesiapsiagaan
kegiatan Terjadinya Bencana Bagi
rapat, Masyarakat
perjalanan dinas dalam daerah, akomodasi dan konsumsi
88,84 efisiensi Penyelesaian Konflik
kegiatan Pasca Merapi
dari pelatihan dan perjalanan luar daerah
100,00 Penanggulangan Bencana 6.12 Pembuatan Poster dan
6.11 Penyusunan Protap
99,81 Leaflet Edukatif Kebencanaan
88,18 sisa Kontijensi Bencana Banjir
6.13 Penyusunan Rencana
kegiatan rapat dan uang lembur
91,08 sisa Lapang Penanggulangan
6.14 Gladi Posko dan Gladi
perjalanan Bencana Banjir
luar daerah 6.15 Fasilitasi AMC-DRR
55,98 kegiatan (Asian Ministry
dibiayai Conference for Disaster
oleh pusat Risk Reduction)
94,55 sisa Pengintegrasian
kegiatan LS Penanganan Bencana
7 PENANGGULANGAN
92,98 KORBAN BENCANA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 311
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
7.1 Pengelolaan Penataan
77,55 upah Gudang Logistik
penataan distribusi tidak dilaksanakan dikarenakan tidak ada kegiatan tersebut
7.2 Penyusunan Kebijakan
97,20 Peralatan dan Logistik dalam Penanggulangan Bencana
96,94 dan Logistik dalam Penanggulangan Bencana 7.4 Up-dating Data Peralatan
7.3 Pengelolaan Peralatan
99,82 dan Logistik 7.5 Penyusunan Petunjuk
100,00 Teknis Rehabilitasi dan Rekonstruksi pasca Erupsi Merapi 7.6 Monitoring dan Evaluasi
63,48 kegiatan Rehabilitasi dan
rapat dan Rekonstruksi
perjalanan dinas luar daerah dibiayai oleh pusat
99,83 Teknis dan Pedoman Kedaruratan dalam Penanggulangan Bencana 7.8 Koordinasi dan
7.7 Penyusunan Kebijakan
100,00 Assessment Data di Lokasi Bencana 7.9 Fasilitasi dan Koordinasi
100,00 Penanganan Darurat Bencana
77,98 kegiatan Relawan dan SAR Dalam
7.10 Pengerahan Potensi
rapat Rangka Pemulihan Awal
dilaksanaka Sarana dan Prasarana
n di lokasi Vital di Lokasi
bencana dengan konsumsi dapur umum
100,00 Informasi SAR dan Komunitas Peduli Bencana
7.11 Penyusunan Sistem
312 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
98,09 sisa kontrak Cepat 7.13 Peningkatan Kapasitas
7.12 Fasilitasi Tim Reaksi
100,00 Tim Reaksi Cepat 7.14 Penyusunan Protap
100,00 Evakuasi 7.15 Penelitian dan Pengkajian
89,99 sisa kontrak Kerawanan Paska
dari Bencana
pengadaan alat peragaan
100,00 Logistik bagi Masyarakat dan Relawan
7.16 Pelatihan Manajemen
85,99 Efisiensi Penilaian Kerugian dan
7.17 Pelatihan Teknis
pelaksanaan Kerusakan Akibat Bencana
94,48 sisa Kebijakan Teknis dan
7.18 Penyusunan Konsep
perjalanan Pedoman Rehab Akibat
luar daerah Bencana 7.19 Pendampingan Rehab-
89,94 sisa Rekon Pasca Merapi
perjalanan luar daerah
Sumber: Bakesbanglinas, Satpol PP dan BPBD DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Masih adanya konflik berunsur SARA dan tawuran antar- remaja/pelajar.
2. Adanya potensi imigran gelap yang masuk ke DIY, khususnya melalui kabupaten Gunungkidul.
3. Semakin berkembangnya modus kejahatan dan kontrol sosial yang semakin rendah menjadikan kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas dan kerawanan sosial.
4. Dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundangan lainnya diperlukan peningkatan pemberdayaan PPNS.
5. Terdapat Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini, khususnya
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 313
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
yang menyangkut sanksi pidana dan besaran denda, dan oleh karena itu perlu dilakukan perubahan atau penyempurnaan.
6. Permasalahan wilayah perbatasan dalam bidang penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, perjudian, dan miras.
Solusi
1. Meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap orang asing yang tinggal di wilayah DIY.
2. Mengoptimalkan forum-forum dialog antarelemen masyarakat.
3. Meningkatkan sinergitas antara unsur Kepolisian RI, TNI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta, dan unsur terkait lainnya dalam mengatasi tindakan kriminal.
4. Perlunya peningkatan koordinasi dan dilaksanakannya bimtek, coaching clinic , dan diklat PPNS.
5. Pencermatan dan pengkajian ulang Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.
6. Koordinasi dan operasi bersama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.
20. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN
20.1 Otonomi Daerah a)
Kondisi Umum
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan. Pemerintah daerah, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan
314 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Daerah Istimewa yang mempunyai susunan pemerintahan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18(b) Undang-Undang Dasar 1945, sehingga pengaturannya harus mendasarkan pada hak-hak dan asal-usul dari daerah istimewa. Terkait dengan hal tersebut, pengaturan Keistimewaan DIY dalam peraturan perundang-undangan sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebenarnya tetap konsisten dengan memberikan pengakuan keberadaan suatu daerah yang bersifat istimewa. Namun demikian, konsistensi pengakuan atas status keistimewaan belum diikuti pengaturan yang komprehensif dan jelas terkait dengan bidang-bidang keistimewaannya.
Bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, maka DIY mempunyai kewenangan istimewa di samping kewenangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Kewenangan istimewa yang dimaksud menyangkut tata cara pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Kebudayaan, Kelembagaan, Pertanahan dan Tata Ruang.
Sebagai tindak lanjut dari disahkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tantang Keistimewaan DIY, sudah dilakukan penyusunan Naskah Akademik Perda Istimewa yang meliputi:
1. Naskah Akademik Induk;
2. Naskah Akademik tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur;
3. Naskah Akademik Kelembagaan Pemerintah DIY;
4. Naskah Akademik Kebudayaan;
5. Naskah Akademik Pertanahan;
6. Naskah Akademik Tata Ruang. Upaya penataan otonomi daerah yang selalu menyertai proses
penyelenggaraan pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun telah mencapai berbagai prestasi keberhasilan, semakin menemukan relevansinya dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Implementasi undang-undang dimaksud berdampak sangat signifikan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 315
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
ke depan. Amanat tujuan keistimewaan dan atribusi tambahan kewenangan keistimewaan yang ada di dalamnya menjadi kekuatan pendorong (driving force) bagi jajaran Pemerintah Daerah DIY untuk menata diri semakin lebih baik lagi.
Tabel IV.45 Indikator dan Capaian Kinerja Otonomi Daerah Tahun
Realisasi Realisasi
1. Peningkatan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah
1 kesepakatan 100.00 Penyelenggaraan
a. Fasilitasi dan Koordinasi
100.00 1 kesepakatan
1 kegiatan Otonomi Daerah b. Fasilitasi dan Koordinasi
1 kegiatan
16 kesepakatan 200.00 Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
100.00 8 kesepakatan
1 bidang 100.00 Penyelesaian Permasalahan P3D
c. Fasilitasi dan Koordinasi
100.00 1 bidang
1 draft kebijakan 100.00 Penyelenggaraan Urusan
d. Penyusunan Kebijakan
100.00 1 draft
kebijakan
Pemerintahan e. Fasilitasi Penerapan
6 kesepakatan 100.00 NSPK f. Monitoring dan Evaluasi
100.00 6 kesepakatan
1 laporan 100.00 Penyelenggaraan Otonomi Daerah di DIY
100.00 1 laporan
150 orang 100.00 Perundangan-undangan penyelenggaraan urusan
g. Sosialisasi Peraturan
- 150 orang
2. Peningkatan kualitas lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan
1 kesepakatan 100.00 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
a. Fasilitasi dan Koordinasi
100.00 1 kesepakatan
4 desa 2 100.00 Desa/kelurahan
b. Perlombaan
100.00 4 desa 2
kelurahan c. Sosialisasi Peraturan
kelurahan
150 orang 100.00 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
- 150 orang
1 laporan 100.00 Penyelenggaraan
d. Monitoring dan evaluasi
- 1 laporan
316 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Realisasi Realisasi
pemerintahan Desa/Kelurahan
1 laporan 100.00 Pelaksanaan Alokasi Dana Desa
e. Fasilitasi dan Evaluasi
- 1 laporan
Sumber: Biro Tapem Setda DIY
Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah di DIY didukung oleh beberapa kegiatan berikut:
1. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah
a. Mengidentifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan Bidang Sosial implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 di DIY dan Kabupaten/Kota.
b. Terhadap multi tafsir pembagian urusan Bidang Sosial sebagaimana dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, maka telah disampaikan surat dari Menteri Sosial RI kepada Menteri Dalam Negeri tertanggal 23 November 2011 perihal Penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.
2. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Untuk kejelasan dan ketegasan penyelenggaraan urusan lintas
kabupaten/kota, seluruh bidang urusan yang beredaksi lintas kabupaten/kota yang diidentifikasi telah selesai dibahas untuk ditindaklanjuti dalam produk kebijakan, yang digunakan oleh SKPD yang mengampu kegiatan urusan Pemerintahan terkait.
3. Fasilitasi dan Koordinasi Penyelesaian Permasalahan P3D (Personil, Peralatan, Pembiayaan dan Dokumen).
a. Fasilitasi Pengalihan P3D SDLB Negeri Bogor Playen Kabupaten Gunungkidul kepada Pemerintah DIY.
b. Fasilitasi Pengalihan aset tanah SMU Negeri 1 Yogyakarta.
4. Penyusunan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dalam rangka kejelasan dan ketegasan penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi dalam implementasi PP 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 317
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dihasilkan produk hukum Pergub Nomor 45 Tahun 2012 tentang Batasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Lintas Kabupaten/Kota Yang Menjadi Kewenangan Provinsi.
Rincian
Urusan
5. Fasilitasi Penerapan NSPK Telah tersusun Kebijakan Penerapan NSPK (6 bidang) Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah DIY.
6. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Penyelenggaraan Urusan
Untuk kejelasan dan ketegasan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan, Pemerintah Daerah DIY dalam menindaklanjuti Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Provinsi DIY, ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 13 Tahun 2010 tentang Penambahan Rincian Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Provinsi DIY, dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 12 Tahun 2011 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi yang mempunyai Redaksi Sama dengan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota.
7. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi DIY.
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, 5 urusan istimewa yang diberikan kepada DIY masih perlu untuk dijabarkan, untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Daerah Istimewa (Perdais).
Solusi
Pada akhir tahun 2012 mulai disusun Grand Design Keistimewaan DIY sebagai tindaklanjut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY yang akan menjadi input bagi penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY 2013-2017 dan penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Istimewa.
318 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
20.2 PEMERINTAHAN UMUM
20.2.1 Tata Pemerintahan a)
Kondisi Umum
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah diharapkan mampu mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan Provinsi DIY adalah pemerintahan di daerah yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip otonomi dan desentralisasi. Prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan melalui proses demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai salah satu ujung tombak pembangunan.
1. Program
Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Peningkatan
Pelayanan
1) Fasilitasi Pengawalan Pembahasan RUUK DIY Tujuan utama dari kegiatan ini adalah disahkannya RUUK DIY. Pada tanggal 31 Agustus 2012, RUUK DIY telah disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.
2) Inventarisasi/identifikasi Rincian 5 Bidang Kewenangan Urusan Keistimewaan. Dengan Dengan telah ditetapkan UU no.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan dalam menyambut proses penyusunan Grand Design Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Rincian Lima (5) Bidang Kewenangan Urusan Keistimewaan dengan menambahkan pada sub bidang, sub-sub bidang, dan rincian urusan pemerintahan provinsi pada 5 Bidang Urusan yang ada di PP 38 Tahun 2007, serta penambahan struktur organisasi, nomenklatur pada peraturan Perundang-Undangan yang mengatur Kelembagaan di DIY.
2. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
1) Pemeliharaan dan Penggantian Pilar Batas antara DIY dan Jateng
a) Penambahan dan penggantian pilar yang hilang/rusak
Pada Tahun Anggaran (TA) 2012 Pemerintah Daerah DIY melakukan penambahan pilar batas daerah sebanyak 21 buah, terdiri dari 15 buah pilar yang dibiayai anggaran murni dan 6 (enam) buah pilar ABT (Anggaran Belanja Tambahan). Ke-21 pilar batas daerah tersebut dipasang di sepanjang perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Klaten serta Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 319
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel IV.46 Tabel Rekapitulasi Penambahan Pilar Batas Daerah TA
Koordinat Geografis No.
Nomor Pilar
Daerah yang Berbatasan
LS BT
1. 123B/PABA.0053A
7º 48’ 04,01” 110º 36’ 49,93” 2. 123C/PBA.0052B
Desa Watugajah, Kec.
7º 48’ 04,63” 110º 36’ 50,47” 3. 123D/PBA.0052C
Gedangsari, Kab.
7º 48’ 07,87” 110º 36’ 57,09” 4. 123E/PBA.0052D
Gunungkidul dengan Desa
7º 48’ 07,43” 110º 36’ 58,53” 5. 123F/PBA.0052E
Kaligayam, Kec. Wedi, Kab.
7º 48’ 06,91” 110º 36’ 59,11” 6. 126A/PBA.0054A
Klaten.
7 o 47’ 54,6” 110 o 38’ 28,8” 7. 126B/PBA.0054B
Desa Tegalrejo, Kec.
7 o 47’ 49,5” 110 o 38’ 39,3” 8. 126C/PBA.0054C
Gedangsari, Kab.
7 o 47’ 47,0” 110 o 38’ 44,2” 9. 126D/PBA.0054D
Gunungkidul dengan Desa
Nengahan, Kec. Bayat, Kab.
7 o 47’ 33,0” 110 o 38’ 58,6”
Klaten.
10. 141C/PBA.0066C
Simpul batas Desa Candirejo
7 o 48’ 36,3” 110 o 44’ 35,3”
dan Desa Sambirejo, Kec. Semin, Kab. Gunungkidul, dengan Desa Krajan Kec. Weru Kab. Sukoharjo.
7 o 48’ 49,6” 110 o 44’ 35,0” 12. 141E/PBA.0066E
11. 141D/PBA.0066D
Desa Candirejo, Kec. Semin,
7 o 49’ 08,7” 110 o 44’ 50,9” 13. 141F/PBA.0066F
Kab. Gunungkidul dengan
7 o 49’ 08,4” 110 o 44’ 57,8” 14. 141G/PBA.0066G
Desa Krajan, Kec. Weru, Kab.
7 o 49’ 21,0” 110 o 45’ 05,9” 15. 141H/PBA.0066H
Sukoharjo
7 o 49’ 28,6” 110 o 45’ 10,7” 16. 103C/PBA.0039B
7º 45’ 04,1” 110º 29’ 30,1” 17. 103D/PBA.0039C
Desa Bokoharjo, Kec.
7º 45’ 04,0” 110º 29’ 32,6” 18. 103E/PBA.0039D
Prambanan, Kab. Sleman
7º 45’ 11,1” 110º 29’ 32,5” 19. 103F/PBA.0039E
dengan Desa Tlogo, Kec.
7º 45’ 11,2” 110º 29’ 31,4” 20. 103G/PBA.0039F
Prambanan, Kab. Klaten
7º 45’ 13,0” 110º 29’ 31,6” 21. 103H/PBA.0039G
7º 45’ 12,7” 110º 29’ 30,2” Sumber : Biro Tata Pemerintahan
b) Pemeliharaan pilar rusak Pemeliharaan Pilar Batas Daerah TA 2012 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY adalah sebagai berikut:
Tabel IV.47 Tabel Pemeliharaan Pilar Batas Daerah TA 2012
Koordinat Geografis No.
Nomor Pilar
Daerah yang Berbatasan
8 o 08’ 45.98” 110 o 48’ 51.38” 2. 202 / PBA-0115
Desa Songbanyu, Kec.
Girisubo, Kab. Gunungkidul
8 o 08’ 18.15” 110 o 48’ 51.87”
dengan Desa Sumberagung, Kec. Pracimantoro, Kab. Wonogiri.
320 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Koordinat Geografis No.
Nomor Pilar
Daerah yang Berbatasan
LS BT
3. 203 / PBA-0116
Desa Petirsari, Kec.
8 o 08’ 16.6” 110 o 49’ 06.3”
Pracimantoro, Kab. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.
8 o 08’ 53.1” 110 o 49’ 18.2” 5. 205 / PABA-0062
4. 204 / PABA-0061
Desa Songbledek, Kec.
8 o 08’ 55.8” 110 o 49’ 19.7” 6. 206 / PBA-0117
Paranggupito, Kec. Wonogiri
dengan Desa Songbanyu, Kec.
8 o 10’ 05.5” 110 o 48’ 55.5”
Girisubo, Kab. Gunungkidul.
7. 207 / PBA-0118
Desa Sumberagung, Kec.
8 o 10’ 53.8” 110 o 49’ 21.1”
Pracimantoro, Kec. Wonogiri dengan Desa Pucung, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.
8. 208 / PBA-0119
Desa Songbledeg, Kec.
8 o 10’ 04.6” 110 o 49’ 48.0”
Paranggupito, Kec. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.
9. 209 / PBA-0120
Desa Ketos, Kec. Paranggupito,
8 o 10’ 25.8” 110 o 49’ 57.9”
Kec. Wonogiri dengan Desa Songbanyu, Kec. Girisubo, Kab. Gunungkidul.
8 o 10’ 44.3” 110 o 50’ 19.3” 11. 211 / PBA-0122
10. 210 / PBA-0121
Desa Paranggupito, Kec.
8 o 11’ 10.1” 110 o 50’ 06.5” 12. 212 / PABU-0012
Paranggupito, Kec. Wonogiri
8 o 12’ 05.5” 110 o 50’ 08.5” 13. 213 / PBU-0017
dengan Desa Songbanyu, Kec.
8 o 12’ 10.5” 110 o 50’ 05.4” Sumber : Biro Tata Pemerintahan
Girisubo, Kab. Gunungkidul.
2) Fasilitasi Penamaan Unsur Geografis Kegiatan Fasilitasi Penamaan Unsur Geografis di DIY TA 2012 diawali dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Pembakuan Nama Rupabumi di DIY. Tujuan diadakannya rakortek ini adalah terwujudnya pemahaman atas prinsip, prosedur dan penetapan nama-nama rupabumi; meningkatkan kemampuan teknis dalam penamaan unsur-unsur rupabumi; serta mendukung terdapatnya data dan informasi akurat mengenai penamaan rupabumi guna terwujudnya tertib administrasi pembakuan rupabumi dan tertib administrasi wilayah. Kabupaten/Kota di DIY sudah melaksanakan kegiatan pembakuan nama rupabumi meski tidak serentak dan disesuaikan dengan kemampuan serta program daerah setempat. Sampai saat ini, baru Kabupaten Sleman yang sudah mempublikasikan hasil kegiatan Penamaan Unsur Geografis. Kabupaten Bantul pada tahun 2012 juga sudah mulai melakukan pembakuan nama geografis pada unsur alam dan unsur buatan di Kecamatan Sanden.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 321
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3) Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan Fasilitasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Perbatasan berupa pembuatan dan pemasangan plang (papan nama) batas daerah di wilayah perbatasan Kabupaten Gunungkidul. Terdapat sebanyak
10 plang yang dipasang pada sepanjang perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul DIY dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah adanya tandabatas antar-kedua daerah perbatasan (DIY dengan Jawa Tengah). Sementara manfaat dipasangnya plang ini adalah sebagai informasi kepada masyarakat terkait tanda batas antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah.
4) Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah Fasilitasi dan koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar- daerah TA 2012 masih difokuskan untuk menyelesaikan batas daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul DIY. Sesuai dengan surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur DIY No. 136/1983/PUM perihal Batas daerah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang intinya berisi putusan bahwa blok Tambakraman, Tambakbayan dan Santan yang menjadi sengketa Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul masuk dalam cakupan wilayah Kabupaten Sleman. Selanjutnya, untuk menjamin tertib administrasi
penyelenggaraan pemerintahan,
kemasyarakatan akan diterbitkan Permendagri tentang Batas Daerah Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Sleman. Sebagai syarat terbitnya Permendagri tersebut, pada TA 2011, telah dilaksanakan pemasangan pilar dan penentuan titik koordinat pada ketiga blok dimaksud. Kemudian pada TA 2012, dilaksanakan penggabungan peta koridor batas daerah antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul sebagai bahan usulan penyusunan draft Permendagri tentang penetapan batas kedua daerah.
pembangunan dan
5) Penyusunan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Penyusunan
administrasi pemerintahan menghasilkan laporan Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Pemerintah Daerah DIY tahun 2012. Berdasarkan Permendagri Nomor 66 Tahun 2011 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, yang dimaksud dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan adalah identitas wilayah administrasi pemerintahan, yang memuat kode dan nama wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan adalah data dasar yang memuat nama wilayah, luas wilayah dan jumlah penduduk.
data
wilayah
322 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
6) Koordinasi Penyelesaian Masalah Perbatasan antar Daerah Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antardaerah oleh Pemerintah Daerah DIY difokuskan untuk menyelesaikan 2 (dua) permasalahan, yakni penyelesaian klaim wilayah antara Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten serta tindak lanjut Surat Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Nomor HK.505/815.A6/BP3/KPK/2012 tanggal
9 April 2012 perihal Permohonan Keterangan Batas Tanah Wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah di Situs Candi Prambanan. Upaya penyelesaian sengketa telah dimulai sejak tahun 2011 dengan melakukan koordinasi baik dengan instansi vertikal di daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Kabupaten Klaten, serta pihak Pemerintah Desa Watugajah. Kemudian, pada TA 2012 ini, Pemerintah Provinsi DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepakat untuk menindaklanjuti upaya penyelesaian sengketa dengan membentuk Tim Independen. Tugas utama tim ini adalah melaksanakan rekonstruksi jalur batas hingga terdapatnya rekomendasi hasil rekonstruksi, termasuk penyampaian hasil rekonstruksi dalam forum rapat/koordinasi. Adapun lokasi rekonstruksi adalah jalan aspal yang terletak di antara persil Sultan Ground (SG), yakni pd.24 dan pd.25 Desa Watugajah dengan persil d.25/kas Desa Kaligayam untuk menentukan lokasi bangunan kios/warung serta jembatan dan jalan aspal yang terletak di timur Kali Jelok (persil tl.48 Desa Watugajah) dengan persil da.29 dan p.37 Desa Kaligayam. Hasil rekonstruksi jalur batas ini telah diterima oleh pemerintah kedua desa yang bersengketa dan ditindaklanjuti dengan memasang pilar permanen untuk menggantikan pilar batas sementara yang terpasang. Kemudian, pihak Pemerintah Desa Watugajah juga sudah bersedia menandatangani Berita Acara pemasangan pilar batas provinsi antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah Nomor 136/1/X/2012 pada tanggal 4 Oktober 2012. Kedua, tindak lanjut Surat Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
Yogyakarta Nomor HK.505/815.A6/BP3/KPK/2012 tanggal 9 April 2012 perihal Permohonan Keterangan Batas Tanah Wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah di Situs Candi Prambanan. Latar belakang terbitnya surat tersebut adalah kegiatan persertifikatan BP3 DIY pada situs Candi Prambanan sebagai salah satu syarat supaya tetap tercatat sebagai situs warisan dunia (the world heritage sites). Saat ini, Candi
(BP3)
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 323
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Prambanan bersama dengan Candi Borobudur dan Situs Manusia Purba Sangiran memang masih tercatat sebagai situs warisan dunia. Melalui berbagai rapat koordinasi, Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepakat bahwa bangunan Candi Prambanan seluruhnya masuk wilayah administrasi DIY sesuai dengan Permendagri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dengan Provinsi Jawa Tengah beserta lampiran deskripsinya, kemudian sepakat bahwa guna ketegasan batas daerah akan dipasang pilar batas antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah pada area Candi Prambanan dengan pilar perapatan.
7) Pendataan Permasalahan di wilayah Perbatasan Pendataan masalah perbatasan oleh Pemerintah Daerah DIY dilakukan melalui koordinasi langsung dengan aparat desa setempat, rapat-rapat koordinasi, rapat koordinasi perbatasan (rakortas) dan kegiatan sosialisasi batas daerah, baik sosialisasi batas daerah antarprovinsi maupun antarkabupaten/kota. Berikut ini disampaikan beberapa masalah perbatasan:
1) Terdapat ± 21 KK warga Desa Girijati, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul yang mendiami wilayah pantai Parangendog, Desa Parangtritis, Kec. Kretek, Kab. Bantul. Warga Desa Girijati tersebut mendiami tanah SG dan menurut Kepala Desa Parangtritis tidak mempunyai izin mendirikan bangunan serta tidak melaporkan keberadannya pada RT/RW setempat. Pemerintah Desa Parangtritis mempunyai kebijakan bahwa warga pendatang yang ingin mempunyai Kartu Identitas di Parangtritis harus memiliki tanah hak milik. Hal ini menimbulkan
bidang administrasi kependudukan terkait syarat kepemilikan tanah hak milik tersebut. Padahal, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan hanya mengatur syarat penerbitan kartu identitas penduduk berupa: (a) penduduk yang bersangkutan harus mempunyai tempat tinggal yang jelas dan legal (ngindung, magersari atau kontrak); dan (b) penduduk yang bersangkutan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat;
permasalahan
di
2) Keberadaan nelayan (penduduk daerah lain) yang bermukim di sekitar Pantai Sadeng hingga berbulan-bulan. Hal ini menimbulkan masalah dalam hal tertib administrasi kependudukan;
3) Perum Intan Permai selama ini dianggap oleh masyarakat setempat masuk wilayah Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Kenyataannya masuk wilayah
324 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah bidang tertib administrasi kependudukan dan/atau pertanahan;
4) SD Patangpuluhan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta yang dibangun di atas wilayah Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul;
5) Wedi Kengser di perbatasan Giwangan, Kota Yogyakarta dengan Jagalan, Kab. Bantul. Dari gambar situasi tampak seperti ada wilayah Bantul yang masuk ke Kota dan sebaliknya;
6) Perbatasan Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul dengan Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Selama ini, persepsi masyarakat setempat menggunakan jalan Jogja-Wonosari sebagai batas wilayah, dan hal ini berpotensi menimbulkan masalah dalam hal tertib administrasi pertanahan;
7) Persil tanah yang dibeli oleh Universitas Sarjana Wiyata (USW) berada di 2 wilayah, yakni Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman dengan Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidaktertiban dalam penataan administrasi pertanahan dan perpajakan;
8) Beberapa contoh batas wilayah yang memotong persil tanah hak milik penduduk dan berpotensi menimbulkan ketidaktertiban dalam penataan administrasi pertanahan di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dengan Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta (wilayah MIPA UGM, perbatasan Kelurahan Terban dengan Desa Caturtunggal, perbatasan Caturtunggal dengan Klitren dan perbatasan Caturtunggal dengan Demangan);
9) Bidang Sarpras: ruas jalan yang ada di gerbang masuk Kabupaten Kulon Progo dari sebelah selatan dari Jembatan Progo sampai dengan pertigaan Tugu sangat sempit dan perlu penataan sehingga gerbang masuk ke Kabupaten Kulon Progo di sisi selatan perlu diperlebar dan dibenahi;
10) Akses transportasi warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul selama ini dilakukan dengan perahu gethek, sehingga warga di kedua wilayah mengharapkan adanya pembangunan jembatan penghubung di wilayah tersebut. Jembatan penghubung antara kedua kecamatan sudah ada, namun jaraknya masih 8 Km dari lokasi kedua desa yang berbatasan, sehingga masyarakat setempat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 325
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
sementara menggunakan gethek untuk menyeberangi Sungai Progo;
11) Akses jalan Desa Banyusoca, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Jalan tersebut merupakan jalan desa, dengan panjang 6 Km, terdiri atas: jalan aspal 0,3 km; jalan cor sepanjang 2 km; serta jalan batu/tanah sepanjang 3,7 km. Untuk jalan batu tersebut perlu peningkatan jalan;
12) Akses jalan di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogoro, Kabupaten Bantul. Status jalan adalah jalan desa (non-status), dengan panjang 2,7 km dan lebar jalan rata-rata 6 m. Kondisi jalan: jalan aspal sepanjang 1 km; dan jalan batu/tanah sepanjang 1,7 km. Perlu peningkatan dan pemeliharaan jalan, karena baik kondisi jalan aspal maupun jalan batu/tanah kurang layak digunakan;
13) Akses jalan di Desa Serut, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul
Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Status jalan merupakan jalan desa, dengan panjang mencapai 4,5 km (cor rabat). Jalan ini merupakan akses strategis bagi masyarakat setempat ke Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten dan akses ke wisata Embung Serut;
dengan Desa
14) Kondisi Jembatan Gembyong yang merupakan akses bagi warga di perbatasan Desa Ngoro-Oro, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul dengan Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman perlu perbaikan, karena selain merupakan akses strategis bagi warga kedua wilayah di perbatasan, juga penting bagi akses wisata Air Terjun Gembyong, Kudungmanten, Curug Gedhe dan beberapa curug kecil lainnya;
15) Jembatan Jono-Mojorejo yang merupakan akses bagi siswa SMP dan SMA di Desa Tancep kurang layak digunakan;
16) Perlu ada peningkatan status jalan mengingat jalan tersebut menjadi akses utama warga setempat, misalnya ruas jalan Bogem-Curug di perbatasan Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari dengan Desa Mertelu, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul;
17) Ada permintaan pelebaran jalan di perbatasan Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul oleh aparat desa setempat. Jalan setelah jembatan Srandakan sepanjang ± 1
326 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
km perlu dilakukan pelebaran dari 6 meter menjadi 9 meter, karena sering terjadi kecelakaan sampai menimbulkan korban jiwa. Pihak Pemerintah Desa Brosot siap membantu pengosongan lahan, karena 80% lahan yang diperlukan untuk melebarkan jalan merupakan tanah kas desa;
18) Perlu dilakukan rekonstruksi pembagian pintu air yang adil pada Kali Progo diperbatasan Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo dengan Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dari hasil evaluasi mandiri yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Brosot, pintu air tidak tepat berada di tengah, namun terletak lebih ke barat. Hal ini berdampak pada aliran air Kali Progo yang cenderung mengarah ke barat, sehingga wilayah Desa Brosot dan desa- desa di hilir sungai (Desa Kranggan dan Desa Banaran, Kecamatan Galur) banyak yang hilang tererosi air sungai;
19) Terdapat tanah kas Desa Merdikorejo di sebelah barat Sungai Krasak yang masih tergambar di peta dasar, sementara kondisi eksistingnya sudah tidak ada akibat pergeseran aliran Sungai Krasak. Hal ini menimbulkan ketidaktertiban dalam hal administrasi pertanahan;
20) Untuk menghindari erosi, maka perlu dibangun dam di sebelah barat aliran Sungai Krasak (wilayah Desa Merdikorejo). Hal ini sudah pernah disampaikan pada pemerintah, namun sampai sekarang belum terealisasi;
21) Masih banyak persil tanah warga Desa Merdikorejo yang hilang akibat pergeseran aliran Sungai Krasak, namun SPPT terhadap persil tanah tersebut masih diterbitkan oleh instansi terkait. Hal ini menimbulkan ketidaktertiban dalam hal administrasi perpajakan;
22) Di Desa Sudimoro, masih terdapat masyarakat pinggir Sungai Krasak yang tidak bersedia menghapuskan SPPT meski persil tanahnya sudah hilang akibat pergeseran aliran sungai, dengan alasan persil tersebut merupakan warisan orang tua serta pasca erupsi bisa menjadi dasar untuk mengambil pasir di wilayah tersebut. Hal ini pun dapat menimbulkan ketidaktertiban dalam hal administrasi pertanahan dan perpajakan;
23) Perlunya peningkatan kerjasama antardaerah kabupaten/kota dalam hal pemeliharaan dan perapatan pilar batas daerah serta penyelesaian masalah di wilayah perbatasan pada segala bidang.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 327
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
8) Fasilitasi dan Koordinasi Mitra Praja Utama Berdasarkan konsep perencanaan saat pendirian Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU), dirumuskan Visi “meningkatakan kerjasama di bidang Ekonomi, kualiatas Sumber Daya Manusia dan kualitas Tenaga Kerja”. Forum ini bertujuan untuk mensinergikan potensi SDA, peluang ekonomi, SDM antardaerah dan potensi antardaerah serta memecahkan masalah penting antardaerah. Untuk mewujudkan hal tersebut dilaksanakan rapat sekretariat bersama, rapat teknis gabungan dan rapat kerja gubernur FKD-MPU. Sebagaimana diatur dalam Perda DIY Nomor
5 tahun 2008, tugas fasilitasi FKD-MPU di DIY.
9) Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan APPSI Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) adalah wadah bagi Gubernur seluruh Indonesia untuk melakukan rapat koordinasi dan konsultasi pembahasan beberapa permasalahan bangsa yang strategis dan permasalahan yang krusial. Penyelenggaraan APPSI tersebut dilaksanakan secara bergantian meliputi rapat koordinasi di Sekretariat APPSI (dalam hal ini Provinsi DKI Jakarta), rapat Pra-Rapat Kerja Nasional yang diikuti oleh para Asisten Pemerintahan beserta staf dan Rapat Kerja Nasional APPSI yang diikuti oleh Gubernur beserta dengan staf. Sosialisasi Materi Rakernas 2012 yang dilaksanakan di Jambi menghasilkan kesepakatan berupa penyempurnaan Surat Keputusan Bersama Nomor I/APPSI/2009 tentang Iuran Anggota APPSI. Dewan Pengurus APPSI telah menyepakati bahwa uang iuran yang selama ini diberlakukan perlu dinaikkan agar dapat mencukupi kebutuhan operasional dan kegiatan tertentu APPSI. Materi yang disempurnakan mengenai kenaikan uang iuran; (a) Provinsi yang memiliki APBD dibawah 1 triliun, semula iurannya Rp30.000.000,-/tahun menjadi Rp50.000.000,-; (b) Provinsi yang memiliki APBD 1 triliun s.d 5 triliun, semula iurannya Rp50.000.000,-/tahun menjadi Rp75.000.000,-/tahun; (c) Provinsi yang memiliki APBD 5 s.d 10 triliun, besar iuran Rp100.000.000,- /tahun (pengaturan baru); (d) Provinsi yang memiliki APBD 10 s.d
15 triliun iurannya Rp125.000.000; (e) Provinsi yang memiliki APBD di atas 15 triliun besar iurannya adalah Rp150.000.000,-/tahun (pengaturan baru).
3. Program Fasilitasi
1) Fasilitasi dan Koordinasi Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu (PAW) selama Tahun 2012 telah
328 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
memfasilitasi proses PAW anggota DPRD dari Kabupaten/Kota sebagai berikut:
2 SK Pemberhentian Sementara Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul; 1 SK Pemberhentian dan Penggantian Antarwaktu Anggota DPRD Kota Yogyakarta; 3 SK Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman;
1 SK Pencabutan Keputusan Gubernur DIY Nomor 100/KEP/2011 tentang Peresmian Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul karena adanya Keputusan Pengadilan Negeri Bantul.
2) Sosialisasi Peraturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Materi sosialisasi adalah UU No.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY. Sosialisasi undang-undang tersebut dilakukan kepada aparat desa dan SKPD terkait di 5 Kabupaten/Kota.
3) Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Fasilitasi dan koordinasi dengan tujuan agar penyelenggaraan pemerintahan daerah, anggota DPRD, aparat pemerintah daerah/kabupaten/kota dan masyarakat memahami tentang Undang-undang Keistimewaan DIY dan fasilitasi penyusunan aturan tindak lanjut Undang-undang Keitimewaan.
4) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Laporan LPPD Provinsi DIY tahun 2011 dikirim kepada Presiden melalui Mendagri tanggal 30 Maret 2012. Di samping itu, telah disampaikan juga informasi LPPD Provinsi DIY Tahun 2011 kepada masyarakat melalui SKH Kedaulatan Rakyat, SKH Bernas, dan SKH Radar Yogya terbitan tanggal 10 April 2012. Dengan telah disampaikan informasi LPPD tersebut berarti penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi DIY telah dilaksanakan secara transparan karena mendapatkan umpan balik dari masyarakat.
5) Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Masa Jabatan DIY Tahun 2008-2012 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, telah disampaikan LPPD AMJ DIY Tahun 2008-2012 kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri pada tanggal 17 September 2012. Di samping itu juga telah disampaikan Informasi LPPD AMJ DIY Tahun 2008-2012 kepada masyarakat melalui SKH Kedaulatan Rakyat, SKH Bernas, dan SKH Radar Yogya terbitan tanggal 10 April 2010.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 329
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Dalam kegiatan pemeliharaan pilar, masih ditemukan pilar batas daerah yang rusak karena dicuri brastablet dan papan namanya, sehingga mengurangi nilai fungsinya.
2. Persepsi masyarakat masih sering salah dalam memahami batas wilayah administrasinya dengan menjadikan kenampakan sekitar/eksisting sebagai acuan batas wilayah. Hal ini rentan menimbulkan konflik, terutama saat wilayah-wilayah tersebut mulai berkembang atau terdapat aktivitas perekonomian.
3. Masih kurangnya pemahaman batas wilayah di antara kabupaten- kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.
Solusi
1. Dalam melakukan pemasangan pilar perapatan dan pemeliharaan pilar batas daerah, Pemerintah Daerah DIY sudah mulai menggantikan bahan brastablet dan papan nama dari bahan marmer. Marmer dipakai untuk menggantikan bahan kuningan yang dianggap mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga sering hilang dicuri. Hal ini sudah dikonsultasikan ke Ditjen PUM Kemendagri dan sudah mendapat persetujuan. Hanya saja, kegiatan ini memerlukan proses. Sebab, penggantian brastablet dengan bahan marmer tidak dapat serta merta dilakukan terhadap seluruh pilar yang telah terpasang.
2. Meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang batas daerah pada masyarakat wilayah perbatasan dengan penekanan bahwa batas daerah yang tercatat dalam permendagri tentang batas daerah tidak akan berubah, karena korodinat sudah tercatat dengan baik. Sehingga, masyarakat setempat dimohon tidak serta merta menggunakan kenampakan alam atau kenampakan buatan sebagai batas wilayah. Kegiatan sosialisasi ini juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pilar batas daerah. Dengan demikian, keberadaan pilar batas daerah akan ikut terjaga.
3. Terkait batas wilayah, Pemerintah Daerah DIY menekankan kepada kabupaten-kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY apabila hendak melakukan kesepakatan
330 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
yang melibatkan batas wilayah administrasi provinsi dengan kabupaten lain di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
20.2.2 Biro Organisasi a)
Kondisi Umum
Dalam rangka mewujudkan pencapaian misi RPJMD DIY 2009- 2013 terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), implementasi grand design dan road map reformasi birokrasi, serta merespon tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, Pemerintah Daerah DIY telah melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah yang menghasilkan regulasi, kebijakan, fasilitasi, dan evaluasi kebijakan di bidang organisasi yang diharapkan dapat semakin mendorong proses reformasi birokrasi secara signifikan.
Dengan ditetapkannya Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, telah dilakukan peninjauan kembali regulasi yang berkaitan dengan nomenklatur SKPD dalam pengaturan tata naskah dinas yang disesuaikan dengan Keistimewaan DIY.
Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dengan kegiatan berikut ini.
1. Dalam rangka penyusunan LAKIP SKPD, telah dilaksanakan Asistensi dan Bimtek Penyusunan LAKIP SKPD, serta Pendampingan Reviu Dokumen Perencanaan SKPD. Kegiatan tersebut berupa pendampingan kepada petugas perencana dan penyusun LAKIP SKPD. Hal ini dilakukan agar LAKIP SKPD disusun sesuai Peraturan MENPAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 yang secara substansi mengalami perubahan, khususnya dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK) dan pengukuran kinerja. Fasilitasi review dokumen perencanaan SKPD yang meliputi Renstra, Indikator Kinerja Utama (IKU), RKT dan PK SKPD terhadap 34 SKPD didampingi oleh Kementerian PAN & RB Republik Indonesia.
2. Melaksanakan fasilitasi Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Rangka Citra Pelayanan Prima melalui penilaian kinerja pelayanan pada unit pelayanan publik sebagai upaya mendorong peningkatan kinerja pelayanan publik dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Kegiatan ini dilaksanakan pada unit layanan di Pemerintah Daerah DIY dengan nilai tertinggi diperoleh SMK Negeri 2 Gunungkidul dan KPPD Sleman.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 331
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Melaksanakan kegiatan pendampingan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Internal SKPD terhadap 12 dinas di Pemda
pada Permenpan No:PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan dan Permendagri No. 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja Pelayanan Pada Unit Pelayanan Publik. Kegiatan ini berupa survey kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan langsung kepada masyarakat pada Dinas Pendidikan (SMPN 1 Karangmojo Gunungkidul, SMPN 1 Galur Kulon Progo), UPTD Disnakertrans dan UPTD Dinas Kesehatan dengan menggunakan instrumen sebagaimana diatur dalam Keputusan MENPAN Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukkan nilai rata-rata baik.
5. Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Jo Permendagri Nomor 59 tahun 2007 telah disusun Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2012 tentang Analisis Standar Belanja (ASB) dan Peraturan Gubernur Nomor 34 tahun 2012 tentang Standar Harga Barang dan Jasa (SHBJ). ASB dan SHBJ setiap tahun disusun dalam rangka memberikan acuan penyusunan rencana anggaran dan kegiatan secara efisien dan akuntabel.
6. Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur Tentang Standarisasi Sarana Dan Prasarana khususnya kebutuhan kendaraan dinas jabatan dan operasional (umum dan khusus) di masing-masing SKPD yang hasilnya ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Nomor Nomor 71 Tahun 2012. Kegiatan ini merupakan pelaksanaaan amanat Permendagri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana prasarana Kerja Pemerintah Daerah jo Permendagri Nomor 11 Tahun 2007.
7. Penyusunan Database dan Web Kelembagaan untuk memudahkan penelusuran
kelembagaan Pemda DIY, Pemkab/Pemkot dan instansi vertikal di Pemda DIY dan memudahkan koordinasi antar level pemerintahan dengan alamat http://biroorganisasi.jogjaprov.go.id .
informasi/akses
8. Melaksanakan Forum Komunikasi Pendayagunaan Aparatur Negara (Forkompanda) dalam rangka sinergitas program pendayagunaan aparatur negara antara Pemerintah Daerah dengan
5 kabupaten/kota. 332 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
9. Melaksanakan Fasilitasi Raperda Kelembagaan terhadap 5 Kabupaten/Kota. Hasil fasilitasi adalah Rekomendasi Gubernur dalam rangka koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai peraturan perundangan. Rekomendasi berupa Keputusan Gubernur terhadap penataan kelembagaaan Kabupaten/Kota, pada tahun 2012 kepada Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Kota Yogyakarta.
10. Melaksanakan Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Pemerintahan sebagaimana telah diatur dengan Peraturan Gubernur No. 72 Tahun 2008. Internalisasi dilaksanakan secara berkesinambungan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Daerah DIY agar budaya Pemerintahan SATRIYA menjadi pedoman perilaku aparatur dalam pelaksanaan tugas. Internalisasi nilai-nilai SATRIYA berupa pemberian buku saku dan pin SATRIYA.
11. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Budaya Pemerintahan yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan implementasi budaya SATRIYA di lingkungan aparatur Pemda DIY. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan evaluasi dan bahan perumusan kebijakan untuk meningkatkan efektifitas internalisasi budaya pemerintahan SATRIYA. Hasil monev menunjukkan nilai rata-rata baik, sedangkan untuk implementasi
nilai –nilai SATRIYA secara terus-menerus diperlukan keteladanan.
12. Melaksanakan Monitoring Penyelenggaraan SPM untuk mengetahui tingkat pencapaian Standar Pelayanan Miniman (SPM) pada 15 jenis SPM urusan wajib di Pemerintah Daerah DIY dan Kabupaten/Kota. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, bahwa Pemerintah Daerah harus melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SPM dan harus dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri. Capaian SPM di DIY sudah memenuhi target yang ditetapkan nasional. Bahkan, ada beberapa capaian SPM yang melebihi target nasional.
13. Penyusunan Uraian Tugas Jabatan Fungsional Umum terhadap BPBD dan 19 UPTD baru (SLB/RSBI, Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual, Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas, Gerai Pelayanan Perijinan Terpadu). Uraian tugas jabatan tersebut dipergunakan untuk pedoman pelaksanaan tugas.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 333
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
14. Evaluasi Implementasi Hasil Analisis Jabatan yang menghasilkan data tentang kesesuaian antara pemangku jabatan dengan kualifikasi jabatan yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. Hasil evaluasi tersebut sebagai rekomendasi perbaikan penataan SDM aparatur.
15. Melaksanakan
UPTLTD untuk mengakomodasi urusan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 untuk SLB Playen berkaitan perubahan status pengelolaan dari Kabupaten ke Pemerintah Daerah DIY (dari SDLB Playen ke SLB Playen) dan perubahan dari Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru menjadi RS Respira.
16. Melaksanakan Review Rincian Tugas Fungsi Perangkat Daerah untuk menyesuaikan dengan perkembangan kondisi dan kebutuhan yang diakibatkan adanya perubahan peraturan perundangan dan kebijakan yang berdampak pada perubahan rincian tugas dan fungsi perangkat daerah.
17. Melaksanakan Fasilitasi Implementasi Tata Naskah Dinas berupa sosialisasi dan pendampingan untuk memberikan pemahaman bagi pengelola naskah dinas di masing – masing instansi agar penerapan tata naskah dinas sesuai dengan ketentuan. Selain itu sebagai tindak lanjut dari Undang – Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY telah disusun Pergub No. 52 Tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas.
18. Penyusunan Raperda Pelayanan Publik untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dan pedoman bagi penyelenggara pelayanan publik.
19. Penyusunan mekanisme pelaksanaan kerjasama, berupa penyusunan standar operasional prosedur (SOP) kerjasama untuk memberikan kejelasan pelaksanaan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya, pemerintah daerah dengan pemerintah, dan pemerintah daerah dengan swasta, yang hasilnya dituangkan dalam Rapergub Mekanisme Pelaksanaan Kerjasama.
20. Pelaksanaan Analisis Beban Kerja Instansi di Lingkungan Pemerintah Daerah DIY sebagai upaya untuk mengetahui beban kerja masing-masing pegawai dan digunakan sebagai salah satu rujukan penyempurnaan/penataan SOPD yang efisien dan efektif.
21. Penyusunan kajian Kelembagaan Perangkat Daerah adalah kegiatan audit kelembagaan yang digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam rangka penyusunan kelembagaan perangkat daerah sehubungan dengan adanya Perubahan Undang-
334 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
22. Evaluasi
Penghasilan Pegawai dilaksanakan untuk menambah kriteria penilaian kinerja pegawai yang semula dinilai dari disiplin saja ditambah penilaian prestasi kerja, serta penajaman indikator dan bobot kriteria penilaian kinerja instansi. Hasil evaluasi dituangkan dalam Pergub DIY Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai dan direviuw kembali menjadi Pergub Nomor 37.1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Pergub DIY Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai.
Implementasi
Tambahan
23. Penyusunan SPM BLUD Bapel Jamkesos sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan penerima jamkesos. Ketentuan tersebut untuk memenuhi persyaratan penerapan PPK BLUD sebagai tindak lanjut Keputusan Gubernur No. 154 Tahun 2012 tentang penetapan PPK BLUD Bapel Jamkesos. SPM ditetapkan dalam Rapergub SPM Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan dan Sosial.
24. Evaluasi Penerapan dan Percepatan ISO untuk mengetahui implementasi penerapan standar ISO pada unit kerja yang telah mendapat ISO, dan mendorong unit pelayanan untuk mendapatkan ISO dengan sasaran 2 unit pelayanan (Balai Latihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas pada Disnakertrans dan Balai Sertifikasi, Pengawasan Mutu Benih dan Proteksi Tanaman Kehutanan dan Perkebunan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan). Sampai akhir tahun 2012, instansi yang telah mendapatkan ISO sebanyak 19 unit kerja.
25. Melaksanakan sosialisasi Percepatan Peningkatan Pelayanan dari Government Centris menuju Citizen Centris untuk memberikan pemahaman kepada unit pelayanan/penyelenggara pelayanan akan permasalahan pelayanan dengan sasaran 40 unit pelayanan langsung kepada masyarakat. Sampai akhir tahun 2012 telah tercapai 15 unit pelayanan yang berorientasi citizen centris.
26. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemda DIY sampai tahun 2014 sesuai amanat Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan PerMENPAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 sebagai pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi di Pemda DIY.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 335
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel IV.48 Indikator dan Capaian Kinerja Pemerintahan Umum Tahun 2011-2012
Capaian
No Indikator
Satuan
Target Realisasi Realisasi
13 15 15 100,00 yang memberikan layanan berbasis citizen centris
1. Jumlah lembaga
unit
* Target kumulatif
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Perubahan aturan-aturan di bidang kelembagaan sampai saat ini belum ditetapkan, sehingga belum bisa digunakan sebagai acuan, sementara surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1259/SJ tanggal 7 April 2011 menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh melakukan evaluasi kelembagaan secara menyeluruh. Kondisi ini menyebabkan evaluasi kelembagaan menjadi stagnan.
2.Ketaatan Kabupaten untuk menindaklanjuti rekomendasi Gubernur dalam fasilitasi Kelembagaan Kabupaten/Kota masih kurang pada Kabupaten tertentu.
3.Internalisasi Budaya Satria Pemerintahan kurang intensif dan kurang efektif. 4.Sebagian Analis Jabatan yajng ditunjuk instansi kurang kompeten serta kurang optimalnya partisipasi aktif sehingga berpengaruh pada validitas data.
Solusi
1. Melakukan persiapan/inventarisasi data sebagai bahan skoring variabel teknis untuk penentuan besaran organisasi. Untuk mengatasinya, sementara dengan mengevaluasi dan menata tugas fungsi SOPD.
2. Meningkatkan komunikasi dengan mengefektifkan forum konsultasi sehingga dapat dibangun kesepahaman dengan Kabupaten/Kota.
3. Dana dan metode internalisasi perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga jangkauan lebih luas dan lebih menarik.
336 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
4. Bimbingan teknis dan pendampingan analis jabatan di instansi untuk peningkatan kompetensi dan peningkatan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan program/kegiatan peningkatan kualitas manajemen SDM Aparatur.
20.2.3 Biro Hukum
a. Kondisi Umum
Hukum menjadi instrumen untuk mengarahkan, membatasi dan mengontrol pemerintahan. Di sisi yang lain hukum dapat sebagai instrumen yang mengarahkan perilaku warga negara dan pelaksanaan penyelenggaraan negara untuk mencapai kondisi tertentu sebagai tujuan bersama. Selanjutnya untuk memastikan tersedianya aturan hukum yang memadai dan sejalan dengan aspirasi masyarakat dalam rangka menjamin kepastian
sistem pengelolaan pemerintahan perlu dilakukan pengembangan hukum dan pengelolaan dokumentasi hukum. Sesuai dengan kewenangan, pemerintah provinsi juga melaksanakan pengawasan produk hukum kabupaten/kota
Penataan Peraturan Perundang-undangan yang dilaksanakan selama tahun 2012 dapat diinformasikan sebagai berikut :
1. Pada tahun 2012 telah telah dilaksanakan publikasi Peraturan Perundang-undangan sebanyak:
a. Lembaran Daerah dan Berita Daerah : 2.800 buku
b. Buku informasi Peraturan Perundang-undangan : 2.800 buku.
2. Target dan realisasi Produk Hukum Peraturan Gubernur Bagian Perundang-Undangan sebagai berikut:
Tabel IV.49 Target dan Realisasi Produk Hukum Peraturan Gubernur Bagian Perundang-Undangan
No
Kegiatan
Target Realisasi
1. Penyusunan Peraturan Gubernur 39 86 2. Penyusunan Keputusan Gubernur
459 3. Penyusunan Instruksi Gubernur
1 3 4. Penyusunan Surat Edaran Gubernur
1 10 5. Penyusunan Keputusan Wakil Gubernur
2 6 6. Penyusunan Keputusan Sekretaris Daerah
21 40 7. Penyusunan Perjanjian
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 337
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fasilitasi bantuan dan layanan hukum dilaksanakan untuk menangani kasus hukum dengan beberapa capaian sebagai berikut :
1. Penyelesaian permasalahan hukum selama tahun 2012 dapat menyelesaikan sebanyak 6 kasus sengketa hukum dengan keterangan sebagai berikut :
a) Gugatan kepada Gubernur DIY dari Joko Tri Warno, S.T. selaku Kepala Cabang PT Karya Bisa, berkaitan dengan perbuatan melawan hukum dan ganti rugi sehubungan dengan pengadaan barang dan jasa oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM DIY. Perkara telah diputus dengan Putusan Sela Nomor 101/PDT.G/2011/PN Yk, tanggal 5 Januari 2012. Kasus tersebut telah selesai, gugatan tidak diterima, dengan Putusan Nomor 101/Pdt.G/2011 PN Yk., tanggal 3 Februari 2012.
b) Gugatan kepada Gubernur DIY berkaitan dengan tanah Tunas Taman Wiguna Bumi Perkemahan Babarsari, Sleman, oleh Sinto Ariwibowo, S.H. dkk., atas nama Waskito, B.A. dengan Nomor perkara 140/Pdt.G 2011/PN Slm, telah diputus pada tanggal 20 Maret 2012, dimenangkan penggugat. Tergugat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Yogyakarta pada tanggal 29 Maret 2012.
c) Gugatan kepada Gubernur DIY atas perkara perdata Nomor 11/Pdt.G/2012/PN Btl dari Waluyo Widodo yang dikuasakan kepada Purwono, S.H. dan rekan terhadap gugatan warisan di lingkungan JEC (Ghra Pradipta) Banguntapan, Bantul. Perkara telah diputus dan dimenangkan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Putusan Nomor 11/Pdt.G/2012 PN. Btl, tanggal 28 November 2012.
d) Penyelesaian Tanah dan Bangunan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 38 Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta/Yayasan Hatta (Perkara Nomor 2/Pdt.G/2012 PN Yk.). Perkara telah diputus dan dimenangkan oleh Pemerintah Daerah DIY dengan Nomor Putusan 02/Pdt.G/2012/PN Yk. tanggal 27 Juni 2012. Prof. Dr. Sri Edi Swasono selaku Penggugat mengajukan banding.
e) Penyelesaian Tanah dan Bangunan eks Bioskop Indra, Jalan A. Yani, Ngupasan, Kota Yogyakarta. Proses penyelesaian sudah dilakukan dengan memberikan penggantian uang kepada dua penghuni yaitu Sdr. Nicolas Bambang Sugiyanto (Rumah
338 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Makan Cirebon) dan Sdr. Tonny Suliantoro (Rumah Makan Cinderawasih).
f) Penyelesaian Tanah Negara di Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo yang dikuasai Pemda DIY yang semula digunakan oleh Yayasan Dana Pendidikan Perkebunan, namun kemudian dialihkan kepada PT Respati Mandiri. Perkara ini masih dalam proses penyelesaian dengan dikeluarkannya Surat Pemerintah Daerah DIY Nomor 593/4679 tanggal 4 Desember 2012 kepada Walikota Yogyakarta perihal Mohon Pencabutan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 01/IL/YK/2010 tanggal 3 April 2010, agar tidak diterbitkan IMBB kepada Yayasan Respati Mandiri, Surat Pemerintah Daerah DIY Nomor 593/4680 tanggal 4 Desember 2012 perihal Mohon Pembatalan Kepala Kanwil BPN Provinsi DIY Nomor 47/HGB/BPN.34/2010 tentang Pemberian Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT Respati Mandiri, dan Surat Pemerintah Daerah DIY Nomor 593/4681, tanggal 4 Desember 2012 kepada Pimpinan PT Respati Mandiri perihal Penghentian Pembangunan Pengembangan Perumahan Batikan Riverside Yogyakarta.
Fasilitasi Layanan Hukum Masyarakat dengan capaian sebagai berikut:
a. Pemberian Rekomendasi Layanan Hukum berupa:
1) Pengesahan Akte Pendirian Koperasi sebanyak 11 buah.
2) Pemberian Izin Gubernur sebagai pelindung sebanyak 32 buah.
3) Pemberian Izin Gubernur terhadap Tanah Kas Desa sebanyak 101 buah.
b. Pemberian Rekomendasi untuk Perbaikan Tata Kelola Usaha Beretika di DIY.
Salah satu fungsi Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY adalah memberikan rekomendasi penyelenggaraan praktek badan usaha dan usaha informal yang beretika dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari praktek penyimpangan usaha dan malpraktek bisnis. Sepanjang Tahun 2012, LOS DIY telah menghasilkan 36 Rekomendasi untuk Perbaikan Tata Kelola Usaha Beretika di DIY.
c. Pemberian Rekomendasi Perbaikan Pelayanan Publik di DIY Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 339
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Eksistensi Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY dimaksudkan agar dapat memberikan bantuan kepada setiap warga masyarakat memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan proporsional dari Pemerintah Daerah. Laporan pengaduan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan daerah di DIY ditindaklanjuti melalui pemberian rekomendasi. Rekomendasi Perbaikan Pelayanan Publik di DIY selama Tahun 2012 yang telah dikeluarkan LOD DIY sebanyak 72,
Sesuai dengan kewenangan, Pemda DIY juga melaksanakan pengawasan terhadap produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Hasil pengawasan produk hukum yang dilaksanakan di tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1) Klarifikasi Produk Hukum Kabupaten/Kota target kinerja yang ditetapkan sebanyak 40 produk hukum, namun dalam pencapaian kinerja tercapai sebanyak 80 produk hukum yang telah dilakukan klarifikasi atau sebanyak 200% .
2) Monitoring dan Evaluasi Produk Hukum Kabupaten/Kota meliputi Tindak Lanjut Hasil Klarifikasi produk hukum kabupaten/kota, Tindak Lanjut Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, Tindak Lanjut Rencana Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten dan Inventarisasi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan pada tahun 2012.
3) Evaluasi dan
Rancangan Produk Hukum Kabupaten/Kota telah dilakukan pencermatan dan telaahan sebanyak 77 Rancangan Peraturan Daerah, dengan rincian sebagai berikut:
Konsultasi
a. Konsultasi Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 33 buah.
b. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 34 buah dengan perincian:
Tabel IV.50 Indikator dan Capaian Kinerja Hukum Tahun 2012
Realisasi Realisasi
1. Legislasi Peraturan
14 14 100,00 Perundang-Undangan
Raperda
2. Konsultasi Rancangan
28 33 118,00 Produk Hukum
Raperda
340 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
% Target Realisasi Realisasi
Kabupaten/Kota 3. Evaluasi Rancangan Produk
10 34 340,00 Hukum Kabupeten/Kota 4. Kajian Produk Hukum
Perda
4 4 100,00 Kabupaten/Kota
Raperda
40 80 200,00 Kab/kota Sumber: Biro Hukum Setda DIY
5. Klarifikasi produk Hukum
Raperda
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten jumlahnya terbatas, sehingga mengakibatkan beberapa pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan kurang optimal dan hanya staf tertentu saja yang diberdayakan.
2. Sarana dan Prasarana pendukung kinerja banyak yang sudah tidak bisa digunakan secara optimal, sehingga pekerjaan sering tertunda akibat perbaikan.
3. Kinerja di Bidang Hukum seringkali tergantung dari SKPD/Lembaga Eksternal, terutama dalam penyusunan peraturan perundang-undangan dan penyelesaian permasalahan hukum.
Solusi
1. Permasalahan yang menyangkut Sumbar Daya Manusia (SDM) diselesaikan secara interen dengan melakukan pembinaan bagi pegawai agar meningkatkan kinerjanya.
2. Permasalahan yang menyangkut sarana dan prasana dapat diselesaikan dengan cara melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang sudah rusak untuk dimintakan penghapusan dan akan diusulkan pengadaan di tahun anggaran berikutnya.
3. Permasalahan Ekstern yang menghambat kinerja diselesaikan dengan meningkatkan koordinasi dengan SKPD/Lembaga Eksternal secara lebih intensif dan terintegrasi.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 341
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
20.2.4 Inspektorat a)
Kondisi Umum
Dalam rangka mewujudkan clean government di jajaran Pemerintah Provinsi DIY, diperlukan dukungan aparatur pengawasan yang kompeten. Upaya untuk membentuk aparatur pengawasan yang kompeten tersebut senantiasa dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur pengawasan sehingga akan diperoleh pengawasan yang profesional. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah antara lain dimaksudkan bahwa:
1. Pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah.
2. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Titik berat dari pemerintahan yang baik adalah peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis, dan terpadu. Reformasi birokrasi, peluang terhadap praktik- praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Tugas pengawasan, diharapkan dapat memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan, sekaligus dapat mengisi peran memberikan peringatan dini (early warning system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi.
Pengawasan intern salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian adalah efektifitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk itu, APIP harus terus melakukan perubahan dalam menjalankan fungsinya guna memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini sejalan dengan peran pengawasan intern untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan
342 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
atas tujuan yang akan dicapai, melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, selama Tahun 2012 dilakukan beberapa hal yaitu:
1. Pemeriksaan reguler sebanyak 160 obyek pemeriksaan. Hasil dari pemeriksaan tahun 2012 terdapat 531 temuan dengan 904 rekomendasi dan telah ditindaklanjuti sejumlah 749 (83%).
2. Melakukan pengukuran kinerja instansi atas pelaksanaan
program/kegiatan tahun anggaran 2011 terhadap 33 SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DIY.
Selanjutnya fungsi pengawasan juga dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Pengujian laporan berkala dan atau sewaktu-waktu dari SKPD.
2. Pemeriksaan Khusus.
3. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi KKN.
4. Evaluasi LAKIP Tahun 2011
5. Review atas laporan keuangan SKPD dan SKPKD DIY Tahun Anggaran 2011.
6. Pencermatan DPA SKPD Tahun Anggaran 2011.
7. Kas Opname dan Stok Opname Tahun Anggaran 2011.
8. Inspeksi Mendadak.
Tabel IV.51 Indikator dan Capaian Kinerja Pengawasan Internal
Tahun 2011-2012
Capaian
No Indikator
Satuan
Target Realisasi Realisasi
1. Pemeriksaan reguler
160 100,00 2. Evaluasi Kinerja
3. Pencermatan DPA
33 33 33 100,00 4. Evaluasi LAKIP
SKPD
33 33 33 100,00 5. Inspeksi Mendadak
SKPD
33 33 33 100,00 6. Stok Opname dan
SKPD
33 33 33 100,00 Kas Opname 7. Pemeriksaan Akhir
SKPD
3 2 2 100,00 Masa Jabatan Kepala Daerah Kabupaten / Kota 8. Evaluasi Kinerja
Kab/Kota
1 1 1 100,00 Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 343
Laporan
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Capaian
No Indikator
Satuan
Target Realisasi Realisasi
Pemerintah Daerah 9 Gelar pengawasan
3 3 3 100,00 daerah dan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pemeriksaan tingkat daerah 10. Pemeriksaan Khusus
Sumber: Inspektorat DIY
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Jumlah pemeriksa/auditor yang ada tidak sebanding dengan beban kerja.
2. Terkait dengan pertimbangan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak hanya terbatas pada hasil audit atas Laporan Keuangan, tetapi juga terkait dengan tindak lanjut atas rekomendasi temuan BPK.
3. Salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian adalah efektivitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Untuk itu APIP harus terus melakukan perubahan guna memberi nilai tambah bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Peraturan
sering berubah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang begitu cepat, sehingga menuntut para auditor di Inspektorat Provinsi DIY untuk selalu mengikuti perubahan-perubahan tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas sebagai pengawas.
1. Perlu dilakukan penambahan pegawai baru baik melalui rekruitmen CPNS maupun proses pemutasian pegawai dari SKPD tertentu untuk dididik menjadi auditor.
2. Perlu optimalisasi pemahaman mengenai implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman
344 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK.
3. Peningkatan peran pengawasan untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. Terkait dengan pengendalian, APIP juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
4. Penyelenggaraan sosialisasi, bimtek, pelatihan maupun pengiriman diklat, baik diklat pembentukan auditor, pembentukan ketua tim, pembentukan pengendali teknis maupun diklat substantif jabatan fungsional auditor. Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi auditor baik sebagai pemeriksa maupun sebagai pembina dan penjamin kualitas atas kinerja SKPD.
20.2.5 Biro Administrasi Pembangunan a)
Kondisi Umum
Kebijakan secara umum dimaknai sebagai arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mencapai tujuan. Kebijakan mempunyai instrumen yang disebut program yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Dengan tidak adanya kebijakan yang jelas dapat menyebabkan pelaksanaan berbagai program/kegiatan sebagai instrumen untuk mencapai sasaran dan tujuan berjalan sendiri-sendiri dan tidak direncanakan secara terpadu. Dengan rumusan kebijakan yang dibuat diharapkan setiap bidang pembangunan akan mempunyai arah dan tindakan yang jelas sehingga berbagai program dapat direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu.
Capaian hasil analisis kebijakan di bidang perhubungan, pekerjaan umum, Energi Dan Sumberdaya Mineral (ESDM) kebudayaan dan pariwisata disajikan sebagai berikut:
Tabel IV.52 Target dan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2012 2012
Terkelolanya SIM Layanan Ijin
1 aplikasi 100 Penelitian secara Online
1 aplikasi
12 bulan Tersusunnya kajian Bidang
12 bulan
1 dokumen 100 Pariwisata dan Kebudayaan
1 dokumen
Tersusunnya kajian Bidang
1 dokumen 100 Perhubungan dan Komunikasi
1 dokumen
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 345
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tersusunnya kajian Bidang PU dan
1 dokumen 100 ESDM Terkoordinasikannya Pelaksanaan
1 dokumen
78 satker 100 Program Dekonsentrasi dan Tugas
78 satker
dekonsentrasi Pembantuan
230 satker KD
230 satker KD
dan KP Tersusunya Kajian Evaluasi
dan KP
1 dokumen 100 Terhadap Implementasi Program
1 dokumen
kajian strategis Bidang Pariwisata dan Budaya
kajian
3 dokumen 100 Hasil-Hasil Penelitian dan
Tersusunnya buku Inventarisasi
3 dokumen
hasil penelitian hasil penelitian Pengembangan
1 dokumen hasil penelitian hasil penelitian terapan
1 dokumen
terapan Tersedianya Layanan Pemberian
12.000 100 ijin/rekomendasi penelitian dan
surat/ijin pengembangan
surat/ijin
penelitian
penelitian
Sumber: Biro Adpem Setda DIY
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Dokumen Inventarisasi Hasil Penelitian dan pengembangan (IHP) yang jumlahnya kurang lebih 1600 judul baik dari perguruan Tinggi negeri maupun swasta beserta SKPD di lingkungan DIY belum mengarah secara khusus pada permasalahan riil yang ada di DIY dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik.
2. Hasil-hasil penelitian sebagian besar kurang implementatif bagi perkembangan DIY, hal ini disebabkan karena penelitian yang melakukan di lembaga penelitian perguruan tinggi banyak pada penelitian-penelitian ilmu murni sehingga terlalu teoritis keilmuan saja.
3. Belum adanya pemahaman dan kesadaran secara menyeluruh di masyarakat mengenai perlunya memperhatikan dan melestarikan benda dan kawasan cagar budaya sebagai aset yang berharga.
4. Belum diperhatikannya pemberian kompensasi bagi masyarakat pemilik dan perawat cagar budaya.
346 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
5. Belum dibuatnya Perda tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah di lingkungan kabupaten dan kota sebagai tindak lanjut dari Perda DIY nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Tahun 2012-2025.
6. Penyediaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem Sanitary Landfill bukan suatu alternatif yang terbaik, karena bila suatu saat penuh selalu akan mencari lokasi baru.
7. Penanganan kerusakan jalan yang tidak termasuk akibat bencana belum ada mekanisme penanganan yang sistematis sehingga lambat dalam penanganan.
8. Pemanfaatan lahan produktif untuk pemukiman perumahan.
9. Semakin padatnya kendaraan/angkutan di jalan menyebabkan eksternalitas transportasi semakin tinggi seperti kecelakaan, biaya kesehatan masyarakat dan lain-lain, disamping itu menurunya kemampuan angkutan umum dalam pelayanan angkutan.
10. Peningkatan jumlah penduduk dan ekspektasi kesejahteraan masyarakat dan masih adanya keterbatasan kesempatan kerja/lapangan berusaha, keterkaitan pasar yang terbatas bagi
produk barang dari DIY sehingga diperlukan terobosan investasi insfrastruktur perhubungan.
11. Sinkronisasi program yang bersumber dari APBN dengan APBD belum optimal karena belum adanya pemberithuan dari masin- masing Kementrian/lembaga kepada Gubernur tentang program- program yang akan dilaksanakan di daerah, yang sudah berjalan kementrian langsung memberitahukan ke SKPD Teknis.
12. Monitoring dan evaluasi program-program APBN belum optimal dikarenakan : Aturan pelaksanaanya belum jelas antara PP nomor
39 Tahun 2006, PP nomor 7 Tahun 2006 dan Perda nomor 5 Tahun 2008, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur nomor 37 Tahun 2008.
13. Juklak dan Juknis kegiatan APBN sering terlambat dan sangat rinci sehingga mempengaruhi pelaksanaan kegiatan.
Solusi
1. Diperlukannya adanya wadah atau forum untuk saling tukar menukar informasi serta hubungan yang sinergis dengan instansi yang melakukan penelitian atau lembaga penelitian di perguruan tinggi negeri maupun swasta sehingga diharapkan akan ada sinkronisasi hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu juga mendayagunakan secara maksimal potensi wisata dan budaya serta sejarah yang sangat baik untuk ditumbuh kembangkan sehingga potensi tersebut bisa merupakan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 347
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
inspirasi-inspirasi bagi peneliti yang melakukan inovasi-inovasi dan kajian tentang upaya peningkatan potensi wisata di DIY, sehingga bisa kembali menjadi tujuan wisata setelah Bali dengan melibatkan masyarakat luas dan manfaatnya bisa dirasakan dan bisa dilihat dari taraf hidup penghasilan yang meningkat.
2. Perlunya sosialisai program dan kegiatan Pemerintah DIY kepada lembaga penelitian dan pengembangan yang ada di DIY, sehingga penelitian yang dilaksanakan terpusat pada penelitian kebijakan yang aplikatif tidak tertumpu pada penelitian ilmu murni.
3. Perlu dilakukan sosialisasi secara menyeluruh mengenai Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Cagar Budaya ke semua lapisan masyarakat maupun tingkat pemerintahan
4. Perlu adanya regulasi dan kebijakan seperti pengaturan dan pembebasan pajak bagi bangunan-bangunan warisan budaya dan pemberian kompensasi dalam bentuk penghargaan dan pengurangan pajak bagi pemilik cagar budaya perlu segera dilakukan unruk meningkatkan apresiasi masyarakat.
5. Perlunya dibuatkan RIPPARDA tingkat kabupaten/kota dengan mengacu pada Perda No. 1 Tahun 2010 tentang RIPPARDA DIY dan UU No. 9 Tahun 2010 tentang Kepariwasataan.
6. Fungsi TPA agar diubah dari tempat penimbunan menjadi tempat pengolahan, sehingga sampah yang ke TPA tidak sekedar ditimbun melainkan harus dilakukan pemrosesan.
7. Perlu dibuatkan Peraturan Gubernur tentang mekanisme penanganan terhadap proses jalan yang rusak bukan akibat bencana.
8. Pengawasan dan pengendalian izin penggunaan lahan agar diperketat.
9. Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum melalui pengembangan sumber daya manusia dan kualitas kendaraan.
10. Pengembangan kawasan strategis yang ada di DIY pada perencanaan terintegrasi, terarah dan pembvagian kontribusi kewenangan pengembangan serta didukung kesadaran masyarakat untuk membangun hari esok yang lebih baik.
11. Melakukan koordinasi dengan SKPD teknis dan instansi terkait untuk menyamankan persepsi tentang proses perencanaan khususnya dana-dana APBN yang ada di DIY.
12. Mengoptimalkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan
348 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi, maka penguatan fungsi Gubernur sebagai Kepala Daerah sekaligus Wakil Pemerintah di wilayah provinsi juga dimaksudkan memperkuat hubungan antar tingkatan pemerintah.
13. Memperjelas aturan PP Nomor 7 Tahun 2006, PP Nomor 39 Tahun 2006, dan Perda Nomor 5 Tahun 2008, dengan Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2008.
20.2.6 Biro Administasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam a)
Kondisi Umum
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari pada 3 (tiga) alasan yaitu: (1) penduduk yang selalu bertambah; (2) perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut; dan (3) usaha untuk menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability ) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut akan mempengaruhi kebijakan pembangunan yang harus diambil oleh Pemerintah.
Tabel IV.53 Indikator dan Capaian Kinerja Perumusan Kebijakan
Realisasi Realisasi
1 Terlaksananya pemantauan dan evaluasi kebijakan :
1. Bidang Penanaman Modal,
1 1 1 100 Kerjasama, dan Perijinan 2. Bidang Badan Usaha Daerah
dokumen
1 1 1 100 3. Bidang Pertanian
dokumen
1 1 2 200 4. Bidang Ketahanan Pangan
dokumen
1 1 2 200 5. Bidang Kehutanan dan
dokumen
1 1 1 100 Perkebunan 6. Bidang Perikanan dan Kelautan
dokumen
1 1 2 200 7. Bidang Lingkungan Hidup
dokumen
1 1 1 100 8. Bidang Perindustrian dan
dokumen
1 1 1 100 Perdagangan 9. Bidang Koperasi dan UKM
2 Terlaksananya koordinasi :
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 349
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Target Realisasi % Realisasi
1. Bidang Penanaman Modal,
1 1 1 100 Kerjasama, dan Perijinan 2. Bidang Badan Usaha Daerah
dokumen
1 1 1 100 3. Bidang Pertanian
dokumen
1 1 1 100 4. Bidang Ketahanan Pangan
dokumen
1 1 1 100 5. Bidang Kehutanan dan
dokumen
1 1 1 100 Perkebunan 6. Bidang Perikanan dan Kelautan
dokumen
1 1 1 100 7. Bidang Lingkungan Hidup
dokumen
1 1 1 100 8. Bidang Perindustrian dan
dokumen
1 1 1 100 Perdagangan 9. Bidang Koperasi dan UKM
3 Terwujudnya rumusan kebijakan :
1. Bidang Penanaman Modal,
4 5 5 100 Kerjasama, dan Perijinan 2. Bidang Badan Usaha Daerah
dokumen
2 2 2 100 3. Bidang Pertanian
dokumen
1 1 1 100 4. Bidang Ketahanan Pangan
dokumen
1 1 1 100 5. Bidang Kehutanan dan
dokumen
1 1 1 100 Perkebunan 6. Bidang Perikanan dan Kelautan
dokumen
1 1 1 100 7. Bidang Lingkungan Hidup
dokumen
1 1 1 100 8. Bidang Perindustrian dan
9. Bidang Koperasi dan UKM
dokumen
Sumber: Biro APSDA Setda DIY
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pelaksanaan PTSP terkendala Aturan hukum yang masih tumpang tindih, baik peraturan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sehingga menyebabkan ketimpangan dalam pelaksanaan teknis pada Gerai P2T.
2. Kurangnya tenaga yang terlatih dan profesional untuk menangani perijinan yang spesifik dan khusus, misalnya AMDAL maupun ijin masalah kesehatan.
350 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3. Pembentukan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14 Tahun 2012 Pasal 29 disebutkan bahwa Gubernur berkewajiban melakukan proses pendirian Perusahaan paling lambat 18 bulan terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan
4. BUKP dianggap belum berbadan hukum yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Solusi
1. Memberi masukan kepada pemerintah pusat mengenai regulasi yang menyebabkan kerancuan aturan hukum, sehingga pemerintah daerah dapat segera menyesuaikan dengan peraturan yang ada.
2. Pelatihan dan rekruitmen tenaga khusus untuk dijadikan tenaga fungsional yang menangani masalah-masalah tersebut.
3. Membentuk Tim Fasilitasi yang akan melakukan fungsi koordinasi lintas bidang serta melakukan fungsi pelaksana lapangan sebelum direksi PPKD terbentuk.
4. Dilakukan kajian untuk menentukan bentuk badan hukum yang tepat bagi BUKP. Proses menuju bentuk badan hukum yang tepat telah dilakukan dengan melakukan koordinasi SOPD yang terkait
20.2.7 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat a)
Kondisi Umum
Berbagai upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia telah menunjukkan kemajuan-kemajuan yang cukup berarti, tercermin dari membaiknya berbagai indikator kinerja seperti pendidikan, kesehatan, dan pengendalian kelahiran, meskipun masih banyak lagi kondisi yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Disamping perlu terus diupayakan peningkatan kualitas penduduk dan persebarannya, masih perlu ditingkatkan perhatian terhadap masalah- masalah ketenagakerjaan, pariwisata, kesejahteraan sosial, pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan agama, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas hidup dan kapasitas sosial ekonomi kaum perempuan, anak dan generasi muda.
Terciptanya kesejahteraan rakyat merupakan salah satu tujuan utama pendirian suatu negara. Sejahtera dapat diartikan sebagai keadaan sentosa dan makmur, yang dapat diwujudkan sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak kekurangan baik dari dimensi fisik, materi maupun rohani. Perwujudan kesejahteraan tersebut utamanya dilakukan melalui program pembangunan yang terencana, terpadu dan memiliki perspektif jangka panjang. Program pembangunan kemudian
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 351
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
direfleksikan dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan tingkat kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan dan pembangunan yang berkualitas. Dengan kata lain, mewujudkan kesejahteraan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat pada setiap lapisan yang ada dan diselaraskan pula dengan karakteristik keistimewaan yang menaungi segenap sendi kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Beberapa capaian terkait dengan kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat antara lain:
1. Diterbitkan Surat Edaran Gubernur Tentang Gerakan Pelestarian Budaya Yogyakarta nomor 430/1349 tgl. 30 April 2012
2. Diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 69 Tahun tentang Pedoman Pemberian penghargaan Budaya Kepada Masyarakat yang Berperan Serta Aktif dalam Pengembangan Tata Nilai Budaya
Penyaluran bantuan hibah selama Tahun 2012 telah disalurkan dana hibah sebesar Rp9.008.440.000,- untuk 1.568 tempat ibadah dan kegiatan keagamaan yang telah lolos verifikasi dan memenuhi persyaratan kelengkapan berkas administrasi. Pengiriman Kontingen Persparawi Nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kontingen DIY berhasil memperoleh 8 Medali Emas dan 2 medali Perak.
Tabel IV.54 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum Tahun 2011-2012
Realisasi % Realisasi
1 1 1 100 Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat 2. Tersedianya Rumusan Bahan
1. Tersedianya Rumusan Bahan
Dokumen
4 4 4 100 Kebijakan Bidang Pendidikan 3. Tersedianya Rumusan bahan
Dokumen
1 2 2 100 kebijakan bidang Kesehatan 4. Tersedianya Rumusan bahan
Dokumen
6 6 6 100 kebijakan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Tersedianya Rumusan bahan
Dokumen
2 3 3 100 kebijakan bidang Pengembangan Budi Pekerti dan Kedisiplinan
Dokumen
6. Tersedianya Rumusan bahan
3 1 1 100 kebijakan bidang Kehidupan Beragama 7. Tersedianya Rumusan Bahan
Dokumen
2 2 2 100 kebijakan bidang KB dan KS
Dokumen
352 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Realisasi % Realisasi
8. Tersedianya Rumusan Bahan
2 2 2 100 kebijakan bidang Pemberdayaan Perempuan 9. Tersedianya Dokumen
Dokumen
2 3 3 100 Evaluasi Pelaksanaan kebijakan Bidang Pendidikan 10. Tersedianya Dokumen
Dokumen
1 1 1 100 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kesehatan 11. Tersedianya Dokumen
Dokumen
2 2 2 100 Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang KB dan KS 12. Tersedianya Dokumen
Dokumen
2 2 2 100 Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Perempuan 13. Tersedianya Dokumen
Dokumen
2 2 2 100 Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Masyarakat 14. Tersedianya Dokumen
Dokumen
5 5 5 100 evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15. Tersedianya Dokumen
Dokumen
2 2 2 100 Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pengembangan Budi Pekerti dan Kedisiplinan 16. Tersedianya Dokumen
Dokumen
1 1 1 100 Evaluasi Pelaksanaan kebijakan bidang Kehidupan Beragama 17. Tersedianya
Dokumen
2 2 2 100 Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Masyarakat 18. Tersedianya
Laporan
1 3 3 100 Dokumen/Laporan Optimalisasi Lembaga Dalam Implementasi Jamkesda 19. Tersedianya
Dokumen
6 6 6 100 Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan Kebijakan bidang Kehidupan Beragama 20. Tersedianya
Dokumen
2 2 2 100 Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang KB dan KS
Dokumen
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 353
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Realisasi % Realisasi
21. Tersedianya
2 2 2 100 Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pemberdayaan Perempuan 22. Tersedianya
Dokumen
1 2 2 100 Dokumen/Laporan Koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Pendidikan 23. Tersedianya
Dokumen
3 1 1 100 Dokumen/Laporan koordinasi Pelaksanaan kebijakan bidang Kesehatan
Dokumen
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Ketrampilan calon tenaga kerja rata-rata rendah, sedangkan Lembaga Diklat yang ada kapasitasnya terbatas. Bila ada diklatpun masih belum dapat menjawab kebutuhan pangsa pasar kerja.
2. Belum semua Kab/Kota melaksanakan MoU dengan semua pusat pelayanan kesehatan.
3. Belum semua Kab/Kota dapat berintegrasi dalam Jamkesta (baru 4 kabupaten).
4. Prestasi DIY dari segi tingkat kelulusan cukup stabil, bahkan ada kenaikan sedikit, tetapi dalam hal rerata mengalami penurunan perlahan selama lima tahun terakhir dan dalam dalam hal ketidak lulusan Ujian Nasional tahun 2010 merosot tajam.
5. Belum terbentuknya tim koordinasi program keluarga berencana tingkat DIY sehingga pelaksanaan keterpaduan/kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait belum optimal.
6. Berkurangnya petugas lini lapangan (PKB/PLKB) baik kualitas maupun kuantitas.
Solusi
1. Perlu peningkatan peran dan fungsi Balai Latihan Kerja baik kapasitas maupun kualitas layanan dan sarpras pendukung untuk sehingga memenuhi kebutuhan.
2. Semua Kab/Kota merintis melaksanakan MoU dengan pusat pelayanan di lingkungannya.
354 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3. Tahun 2013 Kota Yogyakarta ikut integrasi Jamkesta melalui Coordination of Benefit (CoB) yang mana pada tahun 2012 hanya 250.000 dan di tahun 2013 dengan menaikkan CoB nya menjadi sekitar 657.000.
4. Koordinasi lintas sektor yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam meningkatkan prestasi hasil Ujian Nasional dan tingkat kelulusan di tahun berikutnya.
5. Melaksanakan koordinasi dan sinergi pelaksanaan program KB baik oleh instansi pemerintah dan non pemerintah di DIY sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi antar instansi.
6. Perlu ada pengangkatan tenaga honorarium PKB/PLKB walaupun tidak sesuai dengan PP Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorarium.
20.2.8 Biro Umum, Humas dan Protokol a)
Kondisi Umum
Predikat DIY sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia, pusat pendidikan, kota kebudayaan serta kota perjuangan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar daerah Yogyakarta untuk berkunjung ke Yogyakarta. Wisatawan yang berkunjung ke DIY pun beragam tingkatannya, berasal dari kalangan masyarakat umum, pelajar/mahasiswa maupun dari kalangan elite yang meliputi para pengusaha profesional dan pejabat pemerintahan tingkat nasional serta internasional. Para Presiden, Perdana Menteri dan Duta Besar dari negara sahabat pun tak jarang yang menyempatkan berkunjung ke Yogyakarta sebagai salah satu tujuan visitasi mereka. Tidak hanya itu, prestasi yang dicapai oleh Pemda DIY menambah keinginan dari pihak luar baik lingkungan swasta maupun pemerintahan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk berkunjung ke Pemda DIY dalam bentuk kunjungan kehormatan, studi banding ataupun mengadakan kerjasama yang ditindaklanjuti dengan penandatangan MoU dengan pihak Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melihat potensi DIY yang sedemikian besar tentunya harus diimbangi dengan pelayanan prima kepada tamu- tamu yang berkunjung ke Pemda DIY, sehingga dapat memberikan kesan yang baik bagi para tamu dan memberi nilai tambah bagi Pemda DIY. Layanan yang baik dan tidak mengecewakan terhadap para tamu akan mendorong mereka untuk kembali berkunjung ke Pemda DIY di waktu yang akan datang.
Selain melaksanakan fungsi pelayanan kepada tamu-tamu Pemda DIY juga memberikan pelayanan kepada masyarakat umum maupun instansi pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan acara-acara resmi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 355
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
di daerah supaya acara tersebut dapat terselenggara dengan baik dan lancar, sesuai prosedur keprotokolan yang semestinya.
Untuk mewujudkan peran pelayanan kedinasan berpedoman pada:
1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.
2. Perda Gubernur No. 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Serta peraturan perundangan lainnya. Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya fungsi dan tugas
pengaturan keprotokolan adalah sebagai berikut: - memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau Organisasi Internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukannya dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;
- memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional; serta
- menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa.
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Jumlah petugas protokol yang masih terbatas baik dari segi kuantitas dan kualitas.
2. Penanganan terhadap dinamika yang muncul di lapangan yang membutuhkan kecepatan dan kecermatan belum dilaksanakan secara optimal.
Solusi
1. Adanya penambahan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan Bagian Protokol dan diselenggarakan sosialisasi, bimtek, pelatihan maupun pengiriman diklat keprotokolan bagi petugas protokol.
2. Komunikasi yang intens dengan para tamu VIP membutuhkan dukungan alat/media komunikasi yang memadai bagi para petugas Protokoler
356 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
20.2.9 Sekretariat DPRD a)
Kondisi Umum
Lembaga perwakilan rakyat, sebagai salah satu simpul utama penyelenggaraan pemerintahan, menjadi katup terdepan dalam mewujudkan pemerintahan yang responsif. Agar lembaga perwakilan rakyat dapat menjalankan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan secara optimal harus didukung dengan fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan penyediaan tenaga ahli yang diperlukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Beberapa capaian Tahun 2012 dapat diinformasikan sebagai berikut:
1. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah, dapat mencapai 99,17%. Adapun realisasi adalah sebagai berikut:
Raperda Pertanggungjawaban APBD DIY Tahun 2011 Nota Kesepakatan KUA dan PPAS APBD Daerah Istimewa
Yogyakarta Perubahan Tahun 2012, 2 nota kesepakatan Raperda Perubahan APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Nota Kesepakatan KUA dan PPAS APBD DIY Perubahan Tahun 2013, 2 nota kesepakatan Raperda APBD DIY Tahun 2013, 1 raperda Evaluasi semesteran dan prognosis APBD Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2012, 1 laporan per komisi Rancangan Peraturan Daerah terdiri dari: Pansus 1 terdiri dari 2 raperda yaitu:
1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha
2) Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Kepariwisataan Daerah DIY Tahun 2012 – 2025
Pansus 2 terdiri dari 2 raperda yaitu:
1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Pen gelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
2) Rancangan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY tentang Perubahan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY
Pansus 3, terdiri dari 1 raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Pansus 4, terdiri dari 1 raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 357
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pansus 5, terdiri dari,dari 1 raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Pengelolaa Air Tanah
Pansus 6, terdiri dari 1 raperda, yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya
Pansus 7, terdiri dari 2 raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah
2) Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Ke Empat atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 1993 tentang Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta
Pansus 8, terdiri dari 1 Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY yaitu:
1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Penambahan Penyertaan Modal kepada Perseroan Terbatas Anindya Mitra Internasional
Pansus 9 terdiri dari 1 Raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Jasa Konstruksi Pansus 10 terdiri dari 1 raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Tata Cara Pembentukan Perdais
Pansus 11 terdiri dari 1 raperda yaitu :
1) Rancangan Peraturan Daerah DIY tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah
Pansus LKPJ AMJ 1 Keputusan Pansus Tatib Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta 1 Keputusan Pansus Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 1 Keputusan Workshop 5 Rekomendasi
1) Keputusan Dewan : 57 buah
2) Peraturan Dewan : 3 draft
2. Hearing/Dialog dan Koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan tokoh Masyarakat/Tokoh Agama dengan realiasisasi sebagai berikut:
Penerimaan Dengar Pendapat/hearing/audiensi: 58 kali 358 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Penerimaan Demo/Unjuk Rasa : 29 kali Penerimaan Tamu
: 45 kali
Sarasehan (coffe morning/openhouse): 3 kali
3. Rapat Paripurna Istimewa yang diselenggarakan selama Tahun 2012 ada sebanyak lima kali yaitu:
Rapat Paripurna tentang Catatan dan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap LKPJ Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2011.
Rapat Paripurna Istimewa tentang Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rapat Paripurna Istimewa Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-67 Repubik Indonesia Tahun 2012 di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Rapat Paripurna Istimewa Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU tentang APBN Tahun 2013 beserta Nota Keuangan.
Rapat Paripurna Istimewa Penyerahan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Catatan dan rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 – 2012 kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dilaksanakan dalam Forum Rapat Paripurna Istimewa tetapi dilaksanakan di Gedung Agung Yogyakarta pada tanggal 10 Oktober 2012
4. Fasilitasi Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak dilaksanakan karena selama tahun 2012 tidak ada Pergantian Antar Waktu (PAW).
5. Fasilitasi Pembahasan Raperda dan Raperda Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan menghasilkan 4 draft Raperda Inisiatif/Rancangan
Kesepakatan/Rakepwan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut adalah:
Nota
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 359
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
a. Rancangan Peraturan Daerah tentang Pendanaan Pendidikan
b. Rancangan Peraturan Daerah tentang Badan Layanan Usaha
Daerah
c. Rancangan Peraturan Daerah tentang Taman Hutan Raya
d. Rancangan Peraturan Daerah tentang Penyusunan Produk
Hukum Daerah dan Produk Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Tabel IV.55 Indikator dan Capaian Kinerja Sekretariat DPRD Tahun
2011-2012
2012 No.
Indikator Kinerja
Realisasi % Realisasi
27 26 99,17 Peraturan Daerah, Nota Kesepakatan, Laporan, Keputusan dan Rekomendasi
1 Jumlah Rancangan
Hearing : 58 72,99 Aspirasi
kali Masyarakat
kali
kali
Demo/Unjuk
Demo/Unjuk Demo/Unjuk
Tamu : 72 kali
Sarasehan : 3 3 Persentase Rapat-
Sarasehan : 0
56,45 56,45 rapat Alat
3 5 5 100 Paripurna Istimewa 5 Jumlah Penyerapan
4 Jumlah Rapat
Sidang
480 96,97 Aspirasi Melalui Kegiatan Reses 6 Jumlah
120 46,88 Rekomendasi melalui Kegiatan Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam Daerah 7 Persentase
275 100 Keikutsertaan Pimpinan dan Anggota DPRD dalam menghadiri Bimbingan Teknis
360 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2012 No.
Capaian
Indikator Kinerja
Realisasi % Realisasi
8 Persentase
50 50 Keikutsertaan dalam Pertemuan Forum Pimpinan DPRD dan Sekretaris DPRD seIndonesia, Pertemuan BK, Balegda seIndonesia 9 Persentase
94,84 94,84 Rekomendasi melalui Kegiatan Kunjungan kerja Alat Kelengkapan DPRD Keluar Daerah 10 Jumlah
1 1 1 100 Rekomendasi/ Kebijakan DPRD DIY atas LKPJ Gubernur DIY 11 Jumlah Draft
Inisiatif, Rancangan Nota Kesepakatan dan Rakepwan
Sumber: Sekretariat DPRD DIY
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Untuk mendukung tugas dan fungsi Sekretariat DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka pelayanan terhadap kegiatan DPRD DIY, maka baik kualitas dan kuantitas SDM masih kurang sesuai kebutuhan secara ideal dibutuhkan 115 orang pegawai, tetapi saat ini jumlah pegawai yang tersedia hanya sebanyak 90 orang.
2. Masih terdapat pegawai yang belum memiliki kemampuan teknis/keterampilan yang mencukupi sesuai bidang tugasnya, misalnya dalam hal jurnalisme, web, audio visual, komputer, kemampuan dalam berbahasa Inggris, akuntansi, listrik dan sound system.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 361
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Kesadaran disiplin meningkatkan kinerja masih dirasakan kurang.
4. Perubahan Pola pikir, sikap dan transformasi birokrasi masih memerlukan waktu.
Solusi
1. Perlu penambahan pegawai baik melalui rekruitmen CPNS maupun proses pemutasian pegawai untuk memenuhi kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian.
2. Program diklat teknis fungsional/kursus keterampilan, bimbingan teknis diperbanyak
3. Program reward and punishment perlu diimplementasikan, untuk lebih mengoptimalkan kinerja pegawai.
4. Rotasi dan mutasi pegawai sesuai kompetensi pegawai yang bersangkutan.
5. Perlu peremajaan sarana dan prasarana yang usia ekonomisnya diatas 5 tahun.
20.3 Administrasi Keuangan Daerah a)
Kondisi Umum
Pengelolaan keuangan daerah wajib dilaksanakan secara transparan mulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Selain itu akuntabilitas dalam pertanggungjawaban publik dalam arti bahwa proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan demikian diharapkan akan dihasilkan pengelolaan keuangan daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat secara ekonomis, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik tidak dapat dipisahkan dari fungsi pembinaan administrasi keuangan daerah.
Dalam pengelolaan keuangan daerah ditetapkan dengan peraturan perundangan baik berupa Peraturan daerah maupun Peraturan Gubernur. Untuk tahun 2012 ditargetkan 4 Peraturan Daerah dan 4 Peraturan Gubernur tentang APBD dan dapat direalisasikan semua.
Kebijakan tentang pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan di tahun anggaran 2012 adalah:
a. Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Usaha
b. Peraturan Gubernur:
362 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
1. Peraturan Gubernur tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
2. Peraturan Gubernur tentang Sistem dan Prosedur Pola Pengelolaan Keuangan BLUD;
3. Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Hibah Bansos;
4. Peraturan Gubernur tentang Verifikasi , Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah;
5. Peraturan Gubernur tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBNKB;
6. Peraturan Gubernur tentang Revisi Kebijakan Akuntansi;
7. Peraturan Gubernur tentang Retribusi Daerah;
8. Peraturan Gubernur tentang Bagi Hasil kepada Kab./Kota;
9. Peraturan Gubernur tentang Penghapusan dan tatacara Penjualan Barang Milik Daerah.
Tabel IV.56 Indikator dan Capaian Kinerja Administrasi Keuangan Daerah Tahun 2011-2012
Target Realisasi % Realisasi
1 Persentase peningkatan pendapatan daerah
15,79 85,70 2 Rasio kontribusi PAD terhadap Pendapatan
46,23 104,67 Daerah 3 Rasio Realisasi PAD terhadap target PAD
109,38 109,38 4 Rasio Realisasi Belanja terhadap Anggaran
5 Jumlah Perda tentang APBD yang 3 3 3 100,00 ditetapkan selama 1 tahun 6 Jumlah Pergub tentang APBD yang
3 3 3 100,00 ditetapkan selama 1 tahun 7 Jumlah Kebijakan tentang pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan - Perda
1 1 1 100,00 - Pergub
9 9 9 100,00 8 Jumlah barang/aset Pemda yang dapat
SKPD) 9 Persentase aset Pemda yang dapat dioptimalkan - Melalui sewa
SKPD)
SKPD)
33 37 37 100,00 - Pinjam pakai tanah dan bangunan
52 58 58 100,00 - Pinjam pakai kendaraan
2 17 17 100,00 - Bangun guna serah
1 1 1 100,00 Sumber: DPPKA DIY
Realisasi pendapatan daerah tahun 2012 dibanding tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 15,79% namun hal ini lebih rendah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 363
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
dibanding peningkatan realisasi pendapatan daerah dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar 17,15%.
Rasio kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah tahun 2012 sebesar 46,23% lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 54,03%. Rasio Realisasi PAD terhadap target PAD tahun 2012 sebesar 109,38% lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 111,87%. Rasio Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja tahun 2012 sebesar 89,88% lebih rendah dibanding tahun 2011 sebesar 91,42%.
Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dari 12 program dan 97 kegiatan, capaian keuangan dan fisik ditargetkan sebesar 100% namun terdapat beberapa kegiatan yang capaian keuangan di bawah 90% dikarenakan adanya efisiensi. Kegiatan yang capaian fisik di bawah 100% antara lain:
a. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas Operasional
Capaian keuangan sebesar 15,67% dan fisik sebesar 98%. Hal ini disebabkan terkendala waktu untuk pengurusan kepabean/bea cukai pada mobil bantuan dari Jerman, solusinya untuk tahun depan diupayakan mendapatkan faktur yang dapat digunakan untuk melengkapi dokumen sah kendaraan bermotor.
b. Pembangunan Gedung Kantor Hal disebabkan belum selesainya pembangunan fisik gedung di
KPPD Gunungkidul, realisasi keuangan sebesar 78,96% dan fisik sebesar 98,35% dari anggaran Rp4.000.000.000. Solusinya akan dianggarkan di APBD murni TA 2013 (masuk dalam anggaran 1,2 M) dan perencana akan menghitung ulang RAB-nya.
c. Penyelesaian Tanah Pemda Eks Bioskop Indra Capaian fisik sebesar 75% hal ini disebabkan belum adanya
kesepakatan biaya penggantian antara Tim Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Tinggi DIY dengan satu orang penghuni. Langkah solusi diambil dengan Tim JPN Kejaksaan Tinggi DIY yang tetap akan mengadakan pendekatan dengan satu orang penghuni untuk memperoleh kesepakatan.
364 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pendapatan Asli Daerah masih bertumpu pada Pajak Daerah;
2. Belum optimalnya pemanfaatan aset daerah sebagai sumber penerimaan retribusi;
3. Dana Perimbangan yang masih bersifat given;
4. Ekstensifikasi pendapatan daerah terkendala oleh kewenangan dan kebijakan Pemerintah Pusat;
5. SKPD yang mempunyai pendapatan belum semua memahami mekanisme penyetoran pendapatan;
6. Belum semua SKPD dalam penyusunan aliran kas berdasarkan anggaran yang dibutuhkan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan sehinga kesulitan dalam merealisasikan sehingga perlu merevisi anggaran kas dan DPA yang telah ditetapkan;
7. Belum semua SKPD mengetahui sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
pengangggaran, penatausahaan, pencataan akuntansi untuk pelaporan;
8. Dalam pengelolaan dan optimalisasi aset daerah masih diperlukan tenaga yang kompeten di bidang penilaian aset untuk penyusunan neraca guna percepatan laporan keuangan secara keseluruhan;
9. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah memerlukan SDM yang kompeten di bidang TI dan sarana prasarana untuk aplikasi SIPKD yang dilaksanakan mulai tahun anggaran 2011;
10. Perlu langkah-langkah strategis dalam mempertahankan opini WTP;
11. Pengelola barang dan pengurus barang terhadap aplikasi Sistem Manajemen Aset (SIMA) masih kurang dan dalam pencatatan aset untuk modal dan belanja barang dan jasa yang bisa dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset;
12. Terdapat kesulitan dalam inventarisasi Barang Milik Daerah yang ada di SKPD-SKPD.
Solusi
1. Peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dengan sistem online, pelayanan dengan bus Samsat Keliling, partisipasi pada kegiatan-kegiatan yang diadakan di Kab./Kota (perayaan pasar malam sekaten, hari jadi kabupaten), pelayanan “drive thru” , pelayan di outlet BPD dan perlindungan masyarakat;
2. Optimalisasi/pemanfaatan aset Pemerintah Daerah sebagai sumber Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 365
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
PAD;
3. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan pemerintah pusat, kabupaten/kota, POLRI, dan instansi penghasil;
4. Kegiatan Pembebanan BBN-KB II dan Pembebasan sanksi administrasi berupa denda dan bunga;
5. Peningkatan kemampuan aparatur pajak daerah dan retribusi daerah melalui kegiatan bimbingan teknis pajak dan retribusi daerah;
6. Koordinasi dalam rangka optimalisasi pendapatan untuk memecahkan pengelolaan pendapatan di masing-masing SKPD;
7. Forum komunikasi antara Pemerintah Daerah DIY dengan para pengusaha dalam upaya peningkatan sumbangan pihak ketiga;
8. Fasilitasi dana perimbangan dan koordinasi dengan Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perbankan dan Kas Daerah;
9. Sosialisasi sisdur tentang pengelolaan keuangan daerah dan pendampingan dalam pelaksanaannya;
10. Dalam rangka mempertahankan WTP maka diperlukan langkah yang lebih baik dalam pengelolaan barang milik daerah mulai dari pencatatan aset daerah, barang yang berasal dari pengadaan, mutasi, hibah, penghapusan dan optimalisasi asset untuk peningkatan PAD serta optimalisasi aset bagi penggunaan barang di SKPD;
11. Peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan di bidangnya dan dengan koordinasi serta pendampingan dengan SKPD dalam membuat neraca untuk mempercepat penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan;
12. Menyediakan sarana prasana dan meningkatkan kompetensi SDM untuk pengembangan pengelolaan keuangan daerah dengan aplikasi SIPKD;
13. Meningkatkan pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bimtek dan pendampingan.
366 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
20.4 Kepegawaian 1)
Badan Kepegawaian Daerah a)
Kondisi Umum
Pegawai merupakan unsur utama dalam organisasi memegang peranan strategis dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani oleh manusia yang menjadi penggerak jalannya organisasi. Tanpa didukung oleh sumber daya aparatur yang profesional, suatu organisasi akan kesulitan dalam mencapai tujuannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, kiranya perlu peningkatan profesionalisme secara berkesinambungan.
Peningkatan profesionalisme pegawai dimaksudkan untuk menwujudkan sumber daya aparatur yang handal dan berkompeten di bidang tugasnya. Pegawai dengan kompetensi tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Profesionalisme PNS dibentuk sejak perekrutan pegawai, penempatan hingga tataran selanjutnya dalam jenjang karir. Perekrutan PNS diawali dengan penyusunan formasi sesuai persyaratan jabatan dan seleksi sesuai kriteria yang dipersyaratkan. Penyelenggaraan penerimaan pegawai didukung adanya formasi pegawai, kebutuhan pegawai serta adanya pedoman pengadaan pegawai yang menganut prinsip-prinsip transparan, obyektif, kompetitif, akuntabel, bebas KKN, tidak diskriminatif serta tidak dipungut biaya. Penempatan pegawai dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Penempatan yang tepat akan menempatkan seseorang pada jabatan yang tepat. Pola karir PNS akan memandu karir PNS sejak CPNS hingga pensiun. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dilaksanakan dengan mengirim PNS dalam tugas belajar, pendidikan formal secara mandiri serta pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional maupun kepemimpinan.
Dalam rangka meningkatkan disiplin PNS sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, dikembangkan sistem reward and punishment . Disiplin PNS ditegakkan dengan memanfaatkan mesin presensi elektronik bagi seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Daerah DIY. Kedisiplinan PNS digunakan sebagai salah satu indikator kinerja PNS. Selanjutnya diberikan reward bagi PNS sesuai dengan kinerjanya. Reward diberikan dalam bentuk Tambahan Penghasilan yang diberikan berdasarkan hasil penilaian kinerja pegawai dan instansi. Penilaian kinerja mempertimbangkan kinerja instansi dan kinerja individu. Formulasi penilaian kinerja PNS dikembangkan secara proporsional dari tahun ke tahun. Reward juga diberikan dalam bentuk pemberian tali asih bagi PNS dan PTT yang memasuki masa purna tugas. Punishment diterapkan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 367
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
kepada PNS berupa penegakan peraturan perundangan sesuai peraturan yang berlaku.
Tabel IV.57 Indikator dan Capaian Kinerja Kepegawaian Tahun 2011- 2012
Tahun 2012 No
Indikator Kinerja
Capaian % Realisasi
1 Jumlah pengangkatan CPNS
102 100,00 2 Jumlah PNS dikirim diklat
30 112 373,33 3 Jumlah penyelesaian
Orang
2.546 101,84 kenaikan pangkat 4 Jumlah rancangan peraturan
3 1 3 300,00 di bidang kepegawaian 5 Jumlah instansi target
Rapergub
33 82 82 100,00 penilaian kinerja
SKPD
6 Jumlah back up data PNS
7.347 99,28 7 Jumlah arsip dinamis
3.015 100,50 kepegawaian 8 Jumlah pejabat yang dikirim
18 27 27 100,00 untuk pengukuran kompetensi
Orang
Sumber: BKD DIY
Dari capain kinerja tersebut terdapat catatan sebagai berikut:
1. CPNS di tahun 2012 berasal dari pengangkatan Tenaga Honorer Kategori I yang telah memenuhi syarat dan telah diusulkan NIP-nya ke BKN Pusat.
2. PNS Pemerintah Daerah DIY yang dikirim mengikuti diklat meliputi pengiriman PNS dalam diklat teknis, fungsional maupun diklat kepemimpinan. Diklat teknis dan fungsional berasal dari pendaan APBD maupun APBN tahun anggaran 2012.
3. Rancangan peraturan yang dihasilkan adalah mengenai spesimen tanda tangan dan paraf Sekretaris Daerah Provinsi DIY (Keputusan Gubernur DIY Nomor 036/Pem.D/UP/D.4); spesimen tanda tangan dan paraf Kepala BKD Provinsi DIY (Keputusan Gubernur DIY Nomor 037/Pem.D/UP/D.4 serta perubahan Peraturan Gubernur DIY Nomor
12 Tahun 2009 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang dan Pemberian Kuasa Kepada Pejabat Tertentu Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Menandatangani Surat- Surat dan Keputusan Di Bidang Kepegawaian.
4. Penilaian kinerja instansi tahun 2012 meliputi penilaian kinerja terhadap seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Daerah DIY beserta UPTD.
368 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
5. Jumlah PNS Pemerintah Daerah DIY mengalami penurunan karena selama
tahun 2011-2012 Pemerintah Daerah DIY tidak menyelenggarakan penerimaan CPNS dari pelamar umum. Tambahan PNS berasal dari mutasi antar daerah, sementara setiap tahun PNS pensiun berkisar 400 orang.
6. Pejabat yang diikutkan dalam pengukuran kompetensi meningkat, dengan pertimbangan bahwa tingkat kompetensi yang pernah diukur dapat berubah seiring pengalaman kerja yang bersangkutan. Sehingga untuk memperbaharui data, Pejabat yang akan diangkat perlu diukur kembali setelah 2 tahun.
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Jumlah PNS/PTT penerima bantuan perawatan bagi PNS/PTT sakit/kecelakaan karena dinas tidak memenuhi target.
2. Kalender pendidikan mahasiswa S3 Kebijakan Publik mengalami perubahan, sehingga biaya pendidikan akan dibayarkan tahun 2013; Waktu studi mahasiswa lebih cepat/lambat sehingga ada biaya belum dibayarkan
3. Penerbitan Piagam penghargaan Satyalancana Karya Satya oleh Pusat dikenai kuota sehingga tidak semua usulan dapat terealisasi.
4. Peserta pembekalan calon pensiun dipengaruhi PNS yang meninggal dunia, mengajukan pensiun atas permintaan sendiri, dijatuhi hukuman disiplin, mutasi ke jabatan fungsional tertentu atau mutasi menjadi Pegawai Pusat.
5. Target pengiriman peserta Diklatpim II tidak terpenuhi karena Pejabat yang ditunjuk berhalangan mengikuti diklat.
6. Penataan arsip kepegawaian kurang optimal karena lokasi penyimpanan arsip dengan lokasi kantor berbeda; kondisi ruang penyimpanan arsip kurang memadai.
Solusi
1. Penetapan target kinerja secara realistis, dengan mengadakan kajian terhadap peraturan perundangan yang relevan.
2. Koordinasi lebih intensif dengan lembaga penyelenggara pendidikan dan melakukan monitoring terhadap mahasiswa tugas belajar.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 369
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Koordinasi lebih intensif dan penjagaan dengan data yang akurat .
4. Melakukan penjagaan pensiun dengan data yang akurat dan melakukan perencanaan anggaran secara cermat.
5. Koordinasi lebih lanjut dengan Pejabat yang akan dikirim diklat.
6. Relokasi tempat penyimpanan arsip kepegawaian; realisasi pembangunan gedung yang memenuhi standar penyimpanan arsip.
2) Badan Pendidikan dan Latihan a)
Kondisi Umum
Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan salah satu hal utama yang harus dioptimalkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. Kebutuhan akan kompetensi pegawai yang memadai menjadi hal yang penting untuk menunjang peningkatan kinerja dalam suatu organisasi. Pemerintah daerah DIY khususnya Badan Pendidikan dan Pelatihan melaksanakan diklat bagi PNS, yang meliputi Diklat Prajabatan, Diklat Struktural, Diklat Teknis dan Diklat Fungsional.
Tabel IV.58 Indikator dan Capaian Kinerja Kediklatan Tahun 2011- 2012
Capaian
No Indikator Kinerja
Capaian Realisasi
1 Pendidikan dan pelatihan teknis :
90 90 100 a. Bimtek pengadaan
orang
31 60 54 90 barang dan jasa b. Workshop aparatur
orang
40 30 29 96,67 berwawasan seni dan
30 28 93,33 c. Diklat Bendahara
orang
30 30 100 Keuangan Daerah
orang
30 30 100 d. Diklat AKIP
orang
40 38 95 e. Diklat Perencanaan
80 78 97,50 f. Diklat Kehumasan
orang
30 30 100 g. Diklat Kesekretariatan h. Diklat Transformasi
orang
Birokrasi i. Diklat Satpol PP j. Diklat SPIP k. Diklat Penyusunan
370 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Capaian
No Indikator Kinerja
Satuan
% Target Capaian Realisasi
Dokumen ISO 2 Diklat Prajabatan
30 30 100 3 Diklat Struktural
a. Golongan II
orang
240 100 tingkat III
a. Diklat kepemimpinan
360 100 b. Diklat kepemimpinan tingkat IV 4 Diklat Fungsional a. Diklat Pranata Komputer
53 50 50 100 b. Diklat Arsiparis
orang
30 30 100 Sumber: Bandiklat DIY
orang
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Penerapan Diklat Sistem Satu Pintu belum optimal.
2. Belum maksimalnya pemanfaatan alumni Diklat baik alumni Diklat Struktural maupun Diklat Teknis dan Diklat Fungsional.
3. Sarana dan prasarana penyelenggaraan Diklat belum optimal
4. Variasi jenis diklat teknis Fungsional masih terbatas, belum menyentuh semua diklat yang diperlukan oleh PNS
Solusi
1. Koordinasi dan sosialisasi program diklat dengan SKPD Pemda DIY maupun dengan Kabupaten/ Kota se DIY.
2. Mensyaratkan Diklat Teknis, Fungsional maupun Struktural dalam Pola Karir Pegawai.
3. Mengembangkan e-office pada tahap pra, in dan pasca diklat termasuk didalamnya pengembangan pembelajaran dengan menggunakan sistem/metoda e-learning.
4. Mengembangkan kurikulum dan silabi diklat.
20.5 Persandian a)
Kondisi Umum
Pemda DIY telah menyelenggarakan Persandian sebagai upaya konkret pelaksanaan SISDINA, yaitu dengan menggelar Jaring komunikasi Sandi (JKS) di instansi Pemerintah se-DIY. Saat ini telah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 371
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tergelar Unit Teknis Persandian di Kabupaten/Kota se-DIY untuk melaksanakan JKS yaitu:
Antar Pemerintah Daerah/Provinsi se-DIY; Pemda DIY dengan Pemkab/Pemkot se-DIY; Jajaran TNI meliputi TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU dan AAU Jajaran POLDA; Jajaran Kejaksaan Tinggi.
Pelaksanaan persandian di Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY berada pada Subbag Sandi dan Telekomunikasi Bagian Pelayanan Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY meliputi:
a. Menerima/mengirim/mengolah berita/informasi yang bersifat rahasia/terbatas kepada alamat yang dituju melalui proses persandian;
b. Melakukan perawatan atau mengganti sistem mesin-mesin sandi secara periodik;
c. Melakukan kegiatan penggantian sistem sandi secara periodik bersama dengan Pemerintah Pusat;
d. Melakukan pengamanan frekuensi dengan memasang jammer agar ruangan bebas dari frekuensi HP;
e. Melakukan koordinasi secara periodik dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Jajaran Persandian se-DIY;
f. Melakukan koordinasi dengan Jajaran Persandian se-Jawa Tengah dan DIY serta melaksanakan HUT Persandian.
Pelaksanaan kegiatan insidentil terdiri dari:
a. Pengamanan
sesuai dengan permohonan/permintaan dari Kabupaten/Kota se-DIY, Jajaran Persandian (TNI Lanud, AAU, Korem, Lanal, Polda dan Kejati) serta instansi lain pada acara yang bersifat rahasia/terbatas;
b. Mengikuti kegiatan pembinaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat;
c. Menerima dan melayani kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Jakarta dan peserta Diklat Sandiman dalam rangka Widya Karya serta kunjungan/napak tilas di lokasi/tempat kegiatan pesandian di Playen, Kabupaten Gunungkidul;
372 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
d. Melakukan perawatan Cryptophone di beberapa SKPD serta penggantian sistem secara berkala;
e. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Sandi Daerah (Forkomsanda) DIY serta Lembaga Sandi Negara (LSN) untuk menyelenggarakan Peringatan Hari Ulang Tahun Sandi Negara RI ke-66 di Yogyakarta, dengan menggelar pagelaran wayang kulit;
f. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Sandi Daerah (Forkomsanda) DIY menyelenggarakan studi banding ke objek vital Pertamina Cilacap;
g. Menerima/melayani tim dari LSN dalam rangka Kunjungan Kerja Operasional Dalam Negeri (KKODN);
h. Menerima/melayani tim dari LSN dalam rangka monitoring dan evaluasi kunjungan kerja teknis pengendalian Palsan CR-7000I, Cryptomach Tio dan Allfax 3000I Tahun 2012;
i. Pendampingan sosialisasi kesadaran keamanan informasi bagi siswa-siswi SLTA se-DIY.
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Rendahnya Pemanfaatan Persandian. Persandian sebagai sarana pengamanan informasi belum dimanfaatkan secara optimal oleh pejabat/pimpinan di lingkungan Pemda DIY. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang pentingnya menjaga informasi rahasia di kalangan pejabat Pemda DIY;
2. Kurangnya SDM/personel yang membidangi persandian sehingga menghambat regenerasi tenaga sandi;
3. Belum terealisasinya Peraturan Presiden Nomor 79 Nomor 2008 tentang Tunjangan Pengamanan Persandian sesuai peraturan yang ada.
Solusi
1. Perlunya payung hukum yang mewajibkan setiap SKPD menggunakan sarana persandian sebagai sarana untuk mengirim berita/informasi rahasia/terbatas
2. Terselenggaranya sosialisasi pemanfaatan persandian bagi pejabat/user
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 373
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Mendorong petugas sandi untuk mengikuti diklat sandi;
4. Mengirim personel baru mengikuti diklat sandi berbasis TI;
5. Meminta tambahan SDM dari LSN;
6. Terbayarnya tunjangan pengamanan sandi bagi PNS yang bekerja di Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi sesuai aturan yang ada. Personel yang telah menerima tunjangan sebagaimana dimaksud baru berjumlah 2 orang, 1 orang sandiman dan 1 orang pendukung sandi.
374 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.59 Program/Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Kepegawaian, dan Persandian Tahun Anggaran 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU 1 Program Analisis Kebijakan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
BIRO KESRA Pembangunan
1.1 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 1.2 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 1.3 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Kesehatan
1.4 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kesehatan
1.5 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Sosial, Nakertrans, Kesbanglinmas, Penanggulangan Bencana
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 375
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
serta Penyelenggaraan Trantib
1.6 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Sosial, Nakertrans, Kesbanglinmas, Penanggulangan Bencana serta Penyelenggaraan Trantib
1.7 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera 1.8 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera 1.9 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan 1.10 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan
376 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Bidang Pemberdayaan Perempuan
1.11 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat
1.12 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat
1.13 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Pengembangan Budi Pekerti Dan Kedisiplinan 1.14 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pengembangan Budi Pekerti Dan Kedisiplinan 1.15 Koordinasi Penyiapan Dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Bidang Kehidupan Beragama
1.16 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO KESRA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Kehidupan Beragama
1.17 Pengembangan Sistem
BIRO KESRA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 377
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Jaminan Kesehatan Daerah 1.18 Fasilitasi Dan Koordinasi
BIRO KESRA
Program Usaha Kesehatan Sekolah (Uks) 1.19 Koordinasi Pelaksanaan
BIRO KESRA
Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan 1.20 Koordinasi Jejaring
BIRO KESRA
Pelayanan Kesehatan 1.21 Fasilitasi Penanganan HIV
BIRO KESRA
dan AIDS 1.22 Fasilitasi Penanganan
BIRO KESRA
Narkoba 1.23 Koordinasi Pelaksanaan
BIRO KESRA
Kebijakan Bidang KB dan KS 1.24 Analisis Kebijakan
BIRO KESRA
Penanggulangan Pengangguran
1.25 Penyiapan Bahan Kebijakan
BIRO KESRA
Kedisiplinan Pranata NAPZA
1.26 Koordinasi Pelaksanaan
BIRO KESRA
Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat
378 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
1.27 Koordinasi Penyiapan dan
BIRO KESRA
Perumusan Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini
1.28 Penyiapan Bahan Kebijakan
BIRO KESRA
Tata Nilai Budaya
BIRO KESRA Kehidupan Beragama
2 Program Pengembangan
2.1 Penyelenggaraan Peringatan
BIRO KESRA
Hari Besar Keagamaan Provinsi D I Y
2.2 Fasilitasi Pembinaan Mental
BIRO KESRA
Rohani Agama 2.3 Fasilitasi Penyelenggaraan
BIRO KESRA
MTQ DIY Dan Pengiriman Kafilah tk, Nasional 2.4 Fasilitasi Penyelenggaraan
BIRO KESRA
Pesparawi Provinsi D I Y Dan Pengiriman Kontingen 2.5 Fasilitasi penyelenggaraan
BIRO KESRA
dan pengiriman kontingen Tripitaka 2.6 Festival Seni Keagamaan
BIRO KESRA
Hindu
3 PROGRAM
BIRO ADPEM OPTIMALISASI
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 379
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU PEMANFAATAN
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
TEKNOLOGI INFORMASI
3.1 Pengelolaan SIM Layanan
BIRO ADPEM
Ijin Penelitian Online
BIRO ADPEM PENINGKATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
4.1 Analisis Kebijakan Bidang
BIRO ADPEM
Pariwisata dan Kebudayaan 4.2 Analisis Kebijakan Bidang
BIRO ADPEM
Perhubungan 4.3 Analisis Kebijakan
BIRO ADPEM
Penyelenggaraan Urusan Bidang PU dan ESDM 4.4 Koordinasi Kebijakan Bidang
BIRO ADPEM
Pariwisata dan Budaya 4.5 Koordinasi Kebijakan Bidang
BIRO ADPEM
Perhubungan 4.6 Koordinasi Kebijakan Bidang
BIRO ADPEM
PU dan ESDM 4.7 Koordinasi Pelaksanaan
BIRO ADPEM
Program Dekonsentrasi 4.8 Pemantauan dan Evaluasi
BIRO ADPEM
Pelaporan Kebijakan Bidang
380 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
PU dan ESDM 4.9 Pemantauan, Evaluasi
BIRO ADPEM
Pengendalian dan Pelaporan
untuk
Program/Kegiatan
belanja
Dekonsentrasi dan TP perjalanan dinas disesuaikan dengan kebutuhan (tdk direalisir penuh)
4.10 Pemantauan, Evaluasi dan
BIRO ADPEM
Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang Pariwisata dan Kebudayaan 4.11 Pemantauan, Evaluasi dan
BIRO ADPEM
Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan Penyelenggaraan Urusan Bidang Perhubungan 4.12 Pemantauan Teknis
BIRO ADPEM
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 381
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU 5 PROGRAM PENELITIAN
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
BIRO ADPEM DAN PENGEMBANGAN
5.1 Fasilitasi Dewan Riset
BIRO ADPEM
Daerah 5.2 Inventarisasi Hasil-Hasil
BIRO ADPEM
Penelitian 5.3 Monitoring dan Evaluasi
BIRO ADPEM
Penelitian dan Pengembangan 5.4 Pelaksanaan Penelitian
BIRO ADPEM
5.5 Penyusunan Jurnal Penelitian
BIRO ADPEM
dan Pengembangan 5.6 Koordinasi Penelitian dan
BIRO ADPEM
Pengembangan 5.7 Koordinasi Penelitian dan
BIRO ADPEM
Pengembangan
INSPEKTORA Sistem Pengawasan Internal
6 Program peningkatan
T Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
6.1 Pelaksanaan Pengawasan
Internal Secara Berkala T 6.2 Pengendalian Manajemen
382 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Pelaksanaan Kebijakan KDH T 6.3 Koordinasi Pengawasan
Yang Lebih Komprehensif T 6.4 Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah T Daerah 6.5 Gelar Pengawasan Daerah
Dan Pemutakhiran Data T Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan 6.6 Monitoring, Evaluasi Dan
Inventarisasi Temuan T Pengawasan 6.7 Pengendalian Manajemen
Laporan Pajak-pajak Pribadi T 6.8 Pemeriksaan Khusus di
Lingkungan Pemerintah T Daerah
INSPEKTORA Profesionalisme Tenaga
7 Program Peningkatan
Pemeriksa Dan Aparatur Pengawasan
7.1 Pelatihan Pengembangan
Tenaga Pemeriksa Dan T
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 383
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Aparatur Pengawasan 7.2 Penilaian Angka Kredit dan
Karya Tulis Jabatan T Fungsional Auditor
8 Program Penataan Dan
INSPEKTORA Penyempurnaan Kebijakan
Sistem Dan Prosedur Pengawasan
8.1 Penyusunan Kebijakan
Sistem Dan Prosedur T Pengawasan
BIRO Kapasitas Kelembagaan
9 Program Peningkatan
ORGANISASI Daerah
9.1 Asistensi Penyusunan LAKIP
BIRO ORGANISASI
9.2 Fasilitasi Peningkatan
Pelayanan Publik Dalam
ORGANISASI
Rangka Citra Pelayanan Prima 9.3 Pendampingan Penyusunan
S O P Internal S K P D
ORGANISASI
9.4 Penilaian Kinerja Pelayanan
Pada Unit Pelayanan Publik
ORGANISASI
384 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
(IKM) 9.5 Penyusunan Standar Belanja
sisa honor
barang jasa, cetak buku dan makan minum rapat
9.6 Penyusunan S H B J
sisa honor
barang jasa, cetak buku dan makan minum rapat
9.7 Penyusunan Standarisasi
Sarana Prasarana
ORGANISASI
9.8 Penyusunan Database dan
Web Kelembagaan
makan
ORGANISASI
minum lembur dan perjalanan dinas dalam daerah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 385
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
9.9 Forum Komunikasi
Pendayagunaan Aparatur
ORGANISASI
Negara 9.10 Fasilitasi Evaluasi
Kelembagaan Kabupaten
ORGANISASI
/Kota 9.11 Monitoring Dan Evaluasi
Implementasi Budaya
ORGANISASI
Pemerintah 9.12 Internalisasi Nilai - Nilai
Budaya Pemerintahan
ORGANISASI
9.13 Monitoring Penyelenggaraan
9.14 Bimtek Penyusunan LAKIP
9.15 Penyusunan Uraian Tugas
Jabatan Fungsional Umum
ORGANISASI
9.16 Evaluasi Implementasi Hasil
Analisis Jabatan
ORGANISASI
9.17 Evaluasi UPTD dan UPTLTD
BIRO ORGANISASI
9.18 Review Rincian Tugas Fungsi
Perangkat Daerah
ORGANISASI
386 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
9.19 Fasilitasi Implementasi Tata
Naskah Dinas
ORGANISASI
9.20 Penyusunan Raperda
Pelayanan Publik
ORGANISASI
9.21 Penyusunan mekanisme
efisiensi dan
BIRO
pelaksanaan kerjasama penyesuaia
ORGANISASI
n dengan standar belanja
9.22 Pelaksanaan Analisis Beban
Kerja Instansi di Lingkungan
ORGANISASI
Pemerintah Provinsi DIY 9.23 Analisis Kelembagaan
Perangkat Daerah
ORGANISASI
9.24 Evaluasi Implementasi
Tambahan Penghasilan
ORGANISASI
Pegawai 9.25 Penyusunan SPM BLUD
sisa honor
BIRO
Bapel Jamkesos
narasumber ORGANISASI
, lembur, cetak dan makan minum rapat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 387
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
9.26 Pendampingan Reviu
Dokumen Perencanaan
ORGANISASI
SKPD 9.27 Evaluasi Penerapan dan
Percepatan ISO
ORGANISASI
9.28 Percepatan Peningkatan
sisa belanja
BIRO
Pelayanan dari Government
cetak
ORGANISASI
Centris menuju Citizen Centris 9.29 Penyusunan Road Map
Reformasi Birokrasi Provinsi
ORGANISASI
DIY
BANDIKLAT Pemanfaatan Teknologi Informasi
10 Program Optimalisasi
BANDIKLAT Pengembangan Informasi 10.2 Pengelolaan Sistem Informasi
10.1 Pengelolaan Data dan
11 Program Penelitian dan
BANDIKLAT dan Silabus
11.1 Pengembangan Kurikulum
11.2 Pengembangan Evaluasi
BANDIKLAT Pasca Diklat
388 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
belanja makanan dan minuman harian pegawai dan efisiensi perjalanan dinas dalam daerah
BANDIKLAT Pengembangan Perpustakaan 11.4 Penerbitan Buletin Diklat
11.3 Pengelolaan dan
12 Program Pendidikan
BANDIKLAT Aparatur Berwawasan Seni dan Budaya
12.1 Workshop Pengembangan
12.2 Diklat Prajabatan Golongan
BANDIKLAT II
pada uang lembur karena pekerjaan dapat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 389
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
dimaksimal kan pada jam kerja dan penyesuain SHBJ untuk honor pengadaan barang/jasa serta penyesuaia n belanja dengan jumlah peserta diklat
BANDIKLAT Kepemimpinan Tingkat III )
12.3 Diklat Struktural ( Diklat
dari harga penawaran lelang untuk penyediaan konsumsi peserta diklat
390 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
BANDIKLAT Kepemimpinan Tingkat IV)
12.4 Diklat Struktural (Diklat
dari harga penawaran lelang untuk penyediaan konsumsi peserta diklat
12.5 Diklat Fungsional (Diklat
BANDIKLAT Arsiparis)
pencermata n DPA dari Inspektorat agar membelanja kan sesuai SHBJ dan ASB untuk belanja transportasi dan akomodasi serta perjalanan dinas luar
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 391
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
daerah
12.6 Diklat Fungsional (Diklat
BANDIKLAT Pranata Komputer)
BANDIKLAT Teknis ( Diklat AKIP )
12.7 Pendidikan dan Pelatihan
pencermata n DPA dari Inspektorat agar membelanja kan sesuai SHBJ dan ASB untuk belanja transportasi dan akomodasi serta perjalanan dinas luar daerah
BANDIKLAT Teknis ( Diklat Perencanaan
12.8 Pendidikan dan Pelatihan
pencermata Daerah )
n DPA dari Inspektorat
392 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
agar membelanja kan sesuai SHBJ dan ASB untuk belanja transportasi dan akomodasi serta perjalanan dinas luar daerah
12.9 Pendidikan dan Pelatihan
BANDIKLAT Teknis ( Diklat Kehumasan) 12.10 Pendidikan dan Pelatihan
BANDIKLAT Teknis ( Diklat Pengadaan Barang dan Jasa ) 12.11 Pendidikan dan Pelatihan
BANDIKLAT Teknis ( Diklat Bendahara Daerah ) 12.12 Pendidikan dan Pelatihan
BANDIKLAT Teknis ( Diklat Kesekretariatan )
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 393
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Penyesuaia BANDIKLAT Teknis ( Diklat Transformasi
12.13 Pendidikan dan Pelatihan
n dengan
Birokrasi ) SHBJ untuk honor pembuatan makalah dan perubahan honor pengajar dari pusat menjadi lokal
12.14 Pendidikan dan Pelatihan
BANDIKLAT Teknis ( Diklat Sat Pol PP )
belanja modul karena tidak ada modul dari pusat, efisiensi belanja transportasi dan akomodasi karena
394 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
perubahan kualifikasi pengajar dari pusat menjadi lokal, serta efisiensi waktu penyelengg araan diklat
BANDIKLAT Intern Pemerintah
12.15 Diklat Sistem Pengendalian
belanja transportasi dan akomodasi dari pengajar pusat menjadi lokal
BANDIKLAT Dokumen ISO
12.16 Pelatihan Penyusunan
13 Program Pembinaan dan
Pengembangan Aparatur
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 395
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
13.1 Ujian Sertifikasi Keahlian PBJ
uang lembur dengan memaksima lkan jam kerja
13.2 Peningkatan Ketrampilan
BANDIKLAT dan Profesionalisme
BANDIKLAT 13.4 Pengembangan ISO Diklat
13.3 Pengembangan Modul Diklat
BANDIKLAT perubahan narasumber dari pusat menjadi lokal
14 Program Peningkatan
Kerjasama Kediklatan Antar Daerah
14.1 Koordinasi dan Fasilitasi
BANDIKLAT Kemitraan
pencermata n DPA dari Inspektorat agar
396 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
membelanja kan sesuai SHBJ dan ASB
14.2 Promosi dan Rekruitmen
Sisa harga BANDIKLAT Kemitraan
tiket perjalanan luar jawa karena belanja tiket secara at cost dan efisiensi penginapan
Penyesuaia BANDIKLAT Gubernur dan Juknis
14.3 Sosialisasi Peraturan
n honor
Penyelenggaraan Diklat narasumber dari pakar diganti menjadi pejabat struktural
BIRO APSDA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
15 PROGRAM ANALISIS
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 397
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
15.1 Analisa Kebijakan
BIRO APSDA
Penanaman Modal, Kerjasama Dan Perijinan
15.2 Analisa Kebijakan
BIRO APSDA
Pengembangan Bidang Lingkungan Hidup
15.3 Koordinasi Penyusunan
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Badan pengurusan Usaha Daerah
akte tidak dapat digunakan karena perda PPKD baru ditetapkan pada 12 Desember 2012
15.4 Pemantauan, Evaluasi Dan
BIRO APSDA
Pelaporan Pelaksanaan
semula
Kebijakan Penyelengaraan direncanaka Urusan Bidang Badan Usaha
n untuk melakukan koordinasi hingga ke
398 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanaka n karena keterbatasa n kewenanga n biro terhadap mitra
15.5 Koordinasi Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Lingkunga koordinasi Hidup
semula direncanaka n untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 399
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanaka n karena keterbatasa n kewenanga n biro terhadap mitra
15.6 Analisa Kebijakan Bidang
BIRO APSDA
Kehutanan Dan Perkebunan 15.7 Analisa Kebijakan Bidang
BIRO APSDA
Perikanan Dan Kelautan 15.8 Koordinasi Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Kehutanan Dan Perkebunan 15.9 Koordinasi Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Perikanan Dan Kelautan 15.10 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Kehutanan
semula
Dan Perkebunan direncanaka n untuk
400 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanaka n karena keterbatasa n kewenanga n biro terhadap mitra
15.11 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Perikanan Dan Kelautan 15.12 Analisis Kebijakan Bidang
BIRO APSDA
Pertanian 15.13 Analisis Kebijakan Bidang
BIRO APSDA
Ketahanan Pangan 15.14 Koordinasin Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 401
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Kebijakan Bidang Pertanian 15.15 Koordinasi Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Ketahanan Pangan 15.16 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Pertanian 15.17 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang Ketahanan
semula
Pangan direncanaka n untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanaka n karena keterbatasa n kewenanga n biro
402 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
terhadap mitra
15.18 Koordinasi Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Koperasi Dan UKM 15.19 Koordinasi Dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Pelaksanaan Kebijakan Bidang Industri Dan Perdagangan 15.20 Pemantauan Dan Evaluasi
BIRO APSDA
Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama Dan Perijinan 15.21 Analisis Kebiajakan Produk
BIRO APSDA
Hukum Daerah Dalam Mendorong Iklim Investasi
15.22 Penyiapan Dan Perumusan
BIRO APSDA
Kebijakan Pemberian Insentif Dan Kemudahan Dalam Penanaman Modal Di Daerah
15.23 Koordinasi dan Fasilitasi
BIRO APSDA
Kebijakan Penanaman Modal, Kerjasama, dan Perijinan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 403
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
15.24 Penyusunan Database Sektor
BIRO APSDA
Industri dan Perdagangan di Provinsi DIY
15.25 Analisis Implementasi
BIRO APSDA
Kebijakan Kemitraan Usaha antara Toko Modern dengan UKM di Provinsi DIY
15.26 Analisis Kebijakan Strategi
BIRO APSDA
Pembinaan dan Pengembangan Sentra Industri Kecil Unggulan di Provinsi DIY 15.27 Analisis Maraknya
BIRO APSDA
LKM/BMT yang Belum Berbadan Hukum Koperasi 15.28 Penyusunan Database Usaha
BIRO APSDA
Mikro dan Kecil 15.29 Analisis Peran Koperasi
BIRO APSDA
dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengurangan Kemiskinan 15.30 Analisis Kebijakan Bidang
BIRO APSDA
Badan Usaha Daerah 15.31 Analisis Kebijakan
BIRO APSDA
Pengelolaan Keuangan
404 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Daerah 15.32 Pemantauan, Evaluasi, dan
BIRO APSDA
Pelaporan Pelaksanaan
semula
Implementasi Kebijakan direncanaka Sektor Industri dan
n untuk
Perdagangan melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanaka n karena keterbatasa n kewenanga n biro terhadap mitra
15.33 Pemantauan, Evaluasi, dan
BIRO APSDA
Pelaporan Pelaksanaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 405
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Kebijakan Bidang Koperasi dan UKM 15.34 Pemantauan dan Evaluasi
BIRO APSDA
Kebijakan Bidang
semula
Lingkungan Hidup direncanaka n untuk melakukan koordinasi hingga ke dalam tugas pokok dan fungsi mitra, akan tetapi tidak dapat dilaksanaka n karena keterbatasa n kewenanga n biro terhadap mitra
15.35 Analisis Pengembangan
BIRO APSDA
Potensi Daerah
406 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
15.36 Fasilitasi Tim Pemantau,
BIRO APSDA
Monitoring, dan Evaluasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)
15.37 Analisis Kebijakan Pelayanan
BIRO APSDA
Terpadu Satu Pintu (PTSP) 15.38 Analisis Kebijakan Badan
BIRO APSDA
Usaha Daerah 15.39 Fasilitasi Sekretariat Bersama
BIRO APSDA
Jogja Benih keuangan kurang dari 90% karena menyesuaik an dengan SHBJ (honorariu m tim pelaksana dan belanja barang dan jasa)
DPPKA Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
16 Program Peningkatan dan
16.1 Penyusunan Sisdur
Pengelolaan Keuangan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 407
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Daerah 16.2 Penyusunan Raperda
tentang APBD 16.3 Penyusunan Rapergub
tentang Penjabaran APBD 16.4 Penyusunan Raperda
tentang Perubahan APBD 16.5 Penyusunan Rapergub
tentang Penjabaran Perubahan APBD
16.6 Penyusunan Raperda
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
16.7 Penyusunan Rapergub
tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
16.8 Bintek Implementasi Paket
regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
16.9 Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Sumber- sumber pendapatan Daerah (BHP/BHPP)
408 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
16.10 Penatausahaan dan
Pengendalian Gaji Pegawai Daerah
16.11 Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Bantul
16.12 Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Sumber2pendapatan Daerah di KPPD Kab.G. Kidul
16.13 Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kota YK
16.14 Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Kl. Progo
16.15 Intensifikasi dan
Ekstensifikasi Sumber2 pendapatan Daerah di KPPD Kab.Sleman
16.16 Pembinaan dan
Pengembangan Pengelolaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 409
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Keuangan Daerah 16.17 Pembinaan Pengelolaan
BLUD 16.18 Pembinaan Teknis
Pengelolaan Pajak daerah 16.19 Pelayanan Kesamsatan
16.20 Pengembangan Pelayanan
Kesamsatan 16.21 Penyusunan Perhitungan
Dasar Pengenaan PKB dan BBNKB
16.22 Perencanaan dan
pengendalian pendapatan daerah
16.23 Penyusunan Laporan Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Daerah
16.24 Bintek Pengelolaan Retribusi
Daerah dan Pendapatan Lain2 daerah
16.25 Pemeliharaan Rutin/Berkala
SIMA DIY 16.26 Penyelesaian Tanah Pemda
eks Bioskop Indra penyelesaia
410 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
n 3 ( tiga ) orang penghuni yaitu: 1) Sdr Sukrisno Wibowo, 2) sdr Nikolas Bambang Sugianto ( Rumah makan Cirebon, 3 ) sdr Toni Suliantoro ( RM Cendrawasi
h ) dari 3 penghuni tsb diatas , yang belum berhasil 1 (satu) orang yaitu Sdr Sukrisno Wibowo,
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 411
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
karena belum ada kesepakatan antara Tim Jaksa Pengacara Negara ( JPN ) Kejaksaan Tinggi DIY dengan Sdr Sukrisno Wibowo. Solusinya : Tim JPN Kejaksaan Tinggi DIY tetap akan mengadaka n pendekatan dengan Sdr Sukrisni Wibowo untuk
412 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
memperole h kesepakatan
16.27 Pengesahan dan penetapan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
16.28 Pengesahan dan penetapan
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran
16.29 Penyusunan aplikasi
pengembalian dana bergulir 16.30 Penggalian sumbe-sumber
potensi pendapatan daerah 16.31 Penyusunan peraturan
gubernur tentang revisi kebijakan akuntansi
16.32 Peningkatan kualitas
Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Kota
16.33 Peningkatan kualitas
Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Sleman
16.34 Peningkatan kualitas
Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Bantul
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 413
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
16.35 Peningkatan kualitas
Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD Kulon Progo
16.36 Peningkatan kualitas
Pelayanan Pemungutan Pajak Daerah KPPD G. Kidul
DPPKA Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota
17 Program Pembinaan dan
17.1 Evaluasi Raperda tentang
APBD Kab/Kota 17.2 Evaluasi Raper
Bupati/Walikota tentang Penjabaran APBD Kab/Kota
17.3 Forum komunikasi
Pengelolaan Keuangan Kab./Kota
18 Program Peningkatan
DPPKA Sistem Pengawasan Internal Pengendalian Kebijakan KDH
18.1 Pengendalian Manajemen
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
414 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
18.2 Tuntutan Perbendaharaan
dan Tuntutan Ganti Rugi 18.3 Tindak Lanjut LHP
DPPKA 19 Program Optimalisasi
DPPKA Pemanfaatan Teknologi Informasi
19.1 Penyusunan Sistem
Informasi Terhadap Layanan Publik
19.2 Pengelolaan data dan
pengembangan Teknologi Informasi
20 Program Penataan Peraturan
DPPKA Perundang-undangan
21.1 Penyusunan Pergub Tentang
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah
DPPKA Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
22 Program Peningkatan
22.1 Pembinaan dan
Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuda
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 415
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU 23 Program Pengembangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
DPPKA Investasi dan Aset Daerah
23.1 Peningkatan Status Hak Atas
Tanah 23.2 Peningkatan Manajemen
Aset / Barang Daerah
24 Program Pengembangan dan
DPPKA Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro
24.1 Peningkatan dan
Pengembangan Manajemen BUMD
24.2 Pembinaan BUKP
24.3 Penyusunan Standarisasi
BIRO UMUM Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah
25 Peningkatan Pelayanan
25.1 Penerimaan kunjungan kerja
Pada TA
BIRO UMUM
pajabat negara/ 2012 terjadi departemen/ lembaga
penurunan pemerintah non
volume
departemen/ luar negeri kunjungan tamu VIP ke
416 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
DIY sehingga pemberian fasilitas VIP untuk tamu pun mengalami penurunan
25.2 Koordinasi Pemerintah Pusat
BIRO UMUM
dan Pemerintah Daerah
beberapa
lainnya perjalanan Gubernur dan Wakil Gubernur ke Luar Negeri tidak dilaksanaka n
25.3 Pemeliharaan kesehatan
BIRO UMUM
KDH / WKDH
efisiensi karena biaya pemeliharaa n kesehatan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 417
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Gubernur dan Wakil Gubernur pada TA 2012 cukup dengan anggaran yang terserap
25.4 Fasilitasi Pelantikan Kepala
Dari segi
BIRO UMUM
Daerah Dan Wakil Kepala
fisik
Daerah Provinsi Diy
kegiatan, upacara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY berjalan lancar, dengan capaian realisasi fisik 100%. Sisa anggaran
418 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
yang besar karena adanya efisiensi. Upacara pelantikan yang awalnya direncanaka n di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta dialihkan ke Gedung Istana Presiden Yogyakarta (Gedung Agung). Sebagian besar anggaran dan rangkaian
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 419
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
kegiatan ditangani Pemerintah Pusat,. Sisa anggaran yang ada pada APBD DIY tidak dipergunak an dan masuk rekening efisiensi.
BIRO UMUM administrasi kearsipan
26 Program perbaikan sistem
26.1 Pemeliharaan rutin/berkala
BIRO UMUM
arsip dinamis inaktif tidak
pada
teratur
belanja makan minum dan pemeliharaa n
26.2 Pengelolaan naskah dinas
BIRO UMUM
pada belanja
420 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
makan minum rapat
26.3 Peningkatan Jaringan
BIRO UMUM
Pelaksanaan Tata Kearsipan
anggaran
Berbasis TI
karena penyesuaia n harga pasar pengadaan printer dan software kearsipan
BIRO UMUM Informasi Dengan Mass Media
27 Program Kerjasama
27.1 Penyebarluasan informasi
BIRO UMUM
penyelenggaraan
pada
pemerintahan daerah
belanja makan minum harian umum dan rapat, serta belanja
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 421
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
perjalanan dinas dalam daerah
27.2 Dokumentasi kegiatan dan
BIRO UMUM
kebijakan Pemda
pada belanja makan minum harian pegawai dan makan minum harian umum
27.3 Penerbitan kebijakan dan
BIRO UMUM
kinerja pembangunan
pada belanja makan minum harian pegawai dan makan minum harian umum
422 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
27.4 Pengembangan kemitraan
BIRO UMUM
kehumasan 27.5 Penyelenggaraan kemitraan
BIRO UMUM
dengan pers 27.5 Penyiaran dialog isu aktual
BIRO UMUM
melalui media massa
terutama pada belanja perjalanan dinas dalam daerah
27.6 Penyusunan sambutan
BIRO UMUM
Gubernur
28 Program Optimalisasi
BKD Pemanfaatan Teknologi Informasi
28.1 Pengelolaan data dan
pengembangan teknologi informasi
29 Program Penataan Peraturan
BKD Perundang-undangan
29.1 Penyusunan rencana kerja
rancangan peraturan perundang-undangan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 423
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU 30 Program Pembinaan dan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
BKD Pengembangan Aparatur
30.1 Bimbingan psikologis bagi
PNS pemerintah provinsi DIY yang bermasalah 30.2 Fasilitasi implementasi
jabatan fungsional tertentu 30.3 Pembangunan jaringan
komunikasi data sistem aplikasi pelayanan kepegawaian (SAPK)
30.4 Pembangunan/pengembang
an sistem informasi kepegawaian daerah 30.5 Pembekalan calon pensiun
pembekalan calon pensiun dipengaruhi adanya PNS yang: meninggal dunia, mengajukan pensiun atas
424 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
permintaan sendiri, dijatuhi hukuman disiplin, mutasi ke jabatan fungsional tertentu atau mutasi menjadi Pegawai Pusat.
30.6 Pemberian bantuan tugas
belajar dan ikatan dinas pendidikan Mahasiswa S-3 Kebijakan Publik mengalami perubahan sehingga biaya pendidikan akan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 425
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
dibayarkan tahun 2013; waktu studi mahasiswa lebih cepat.
30.7 Pemberian penghargaan bagi
PNS berprestasi 30.8 Pemrosesan ijin luar negeri
dan ijin belajar 30.9 Penanganan Pegawai Tidak
Tetap 30.10 Penataan sistem administrasi
kenaikan pangkat otomatis PNS 30.11 Penempatan PNS
30.12 Tes psikologi bagi Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Provinsi DIY 30.13 Pengembangan SDM
pengelola pengukuran dan Assessor 30.14 Pengelolaan LHKPN
(Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara)
426 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
30.15 Pengukuran kompetensi bagi
pejabat struktural Pemerintah Provinsi DIY
30.16 Penilaian kinerja aparatur
daerah 30.17 Penyelenggaraan Diklat
Teknis, Fungsional dan pengiriman Kepemimpinan
peserta Diklatpim II tidak terpenuhi karena Pejabat yang ditunjuk berhalangan mengikuti diklat.
30.18 Penyelenggaraan Ujian Dinas
dan Penyesuaian Ijazah 30.19 Penyelesaian penetapan
hukum pegawai pejabat negara 30.20 Penyusunan formasi CPNS
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 427
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
30.21 Penyusunan laporan hasil
analisis kebutuhan diklat 30.22 Proses penanganan kasus-
kasus pelanggaran disiplin PNS 30.23 Pangangkatan CPNS
30.24 Sosialisasi Balai PKP
(Pengukuran Kompetensi Pegawai) 30.25 Penyusunan proyeksi
kebutuhan pegawai 30.26 Impassing Jabatan
Fungsional Guru 30.27 Penyusunan pedoman
pengadaan pegawai 30.28 Evaluasi layanan Balai
Pengukuran Kompetensi anggaran Pegawai
pada anggaran tiket perjalanan dinas.
31 Program Perbaikan Sistem
BKD Administrasi Kearsipan
428 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
31.1 Pembangunan database
informasi kearsipan
BKPM Kerjasama Investasi
32 Peningkatan Promosi dan
32.1 Pengembangan Potensi
Unggulan Daerah 32.2 Penyelenggaraan pameran
investasi 32.3 Penyelenggaraan pameran
potensi daerah 32.4 Pengembangan sistem
informasi penanaman modal 32.5 Penyebarluasan informasi
pembangunan daerah
33 Peningkatan Iklim Investasi
BKPM dan Realisasi Investasi
33.1 Memfasilitasi dan Koordinasi
kerjasama di Bidang Investasi 33.2 Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan 33.3 Koordinasi Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP )
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 429
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
33.4 Peningkatan pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan penanaman modal
33.5 Pengembangan pelayanan
perijinan dan non perijinan di DIY
33.6 Pengembangan sistem
informasi pelayanan perizinan terpadu
33.7 Penyusunan Profil Pelayanan
Perijinan dan Non Perijinan di DIY 33.8 Penyusunan Aplikasi
Investasi Berbasis Sistem Informasi Geografis ( GIS ) 33.9 Koordinasi antar lembaga
dalam penyelesaian permasalahan pelaksanaan penanaman modal
34 Penyiapan Potensi
BKPM Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah
34.1 Koordinasi dan konsolidasi
perencanaan pengembangan penanaman modal
430 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
34.2 Penyusunan rencana umum
penanaman modal daerah (RUPMD)
35 Pengembangan nilai budaya
35.1 Pelestarian dan aktualisasi
adat budaya daerah 35.2 Fasilitasi partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
36 Peningkatan Kerjasama
BKPM Antar Pemerintah Daerah
36.1 Fasilitasi /pembentukan
kerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik 36.2 Fasilitasi dan koordinasi
penanganan kerjasama dalam negeri 36.3 Fasilitasi dan koordinasi
penanganan kerjasama luar negeri 36.4 Fasilitasi dan koordinasi
pembentukan kerjasama
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 431
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
dalam negeri 36.5 Evaluasi Kerjasama Dalam
dan Luar Negeri
BIRO TAPEM Sistem Pendaftaran Tanah
37 Program Pembangunan
37.1 Inventarisasi Tanah SG dan
BIRO TAPEM PAG 37.2 Koordinasi Penataan
BIRO TAPEM Pemanfaatan Tanah
38 Program Penataan,
BIRO TAPEM Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
38.1 Fasilitasi Izin Pengelolaan
BIRO TAPEM Tanah Kas Desa 38.2 Monitoring dan Evaluasi
BIRO TAPEM Terhadap Pelaksanaan Kebijakan Gubernur DIY di Bidang Pertanahan
38.3 Fasilitasi Penyusunan
BIRO TAPEM Pedoman Tata Kelola Pertanahan 38.4 Penyelesaian Masalah
BIRO TAPEM Administrasi Tanah Kas Desa
432 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Wates Menjadi Aset Pemerintah Provinsi DIY 38.5 Inventarisasi Tanah Negara
BIRO TAPEM yang Dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DIY
BIRO TAPEM Konflik-konflik Pertanahan
39 Program Penyelesaian
39.1 Fasilitasi Penyelesaian
87.50 Target fisik BIRO TAPEM Konflik-konflik Pertanahan
tidak mencapai 100% karena pada awal tahun diperkiraka n pada tahun 2012 akan ada 40 permasalah an tanah yang dilaporkan ke Bagian Pertanahan, namun hingga
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 433
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
akhir tahun 2012 permasalah an yang ada hanya 35 permasalah an.
40 Program Pengembangan
BIRO TAPEM Sistem Informasi Pertanahan
BIRO TAPEM Kas Desa
40.1 Pembaharuan Data Tanah
BIRO TAPEM Pertanahan
40.2 Pembangunan Database
41 Program Penataan
BIRO TAPEM Administrasi Kependudukan
BIRO TAPEM Pengoperasian SIAK Secara Terpadu 41.2 Implementasi Sistem
41.1 Pembangunan dan
BIRO TAPEM Administrasi Kependudukan (Membangun, Updating dan Pemeliharaan) 41.3 Koordinasi Pelaksanaan
BIRO TAPEM
434 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Kebijakan Kependudukan 41.4 Pengembangan Database
BIRO TAPEM Kependudukan 41.5 Penyusunan Kebijakan
BIRO TAPEM Kependudukan 41.6 Monitoring, Evaluasi dan
BIRO TAPEM Pelaporan 41.7 Koordinasi Data
BIRO TAPEM Kependudukan Orang Asing
41.8 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penanganan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan 41.9 Dukungan Implementasi e-
BIRO TAPEM KTP
BIRO TAPEM Operating Procedure bagi Aparatur Administrasi Kependudukan 41.11 Fasilitasi Penyusunan
41.10 Pelatihan Standard
BIRO TAPEM Analisis Persebaran Penduduk
41.12 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelesaian Permasalahan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 435
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Pencatatan Sipil
BIRO TAPEM Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
42 Program Peningkatan
42.1 Fasilitasi Pengawalan
BIRO TAPEM Pembahasan RUUK DIY
42.2 Inventarisasi dan Identifikasi
BIRO TAPEM Rincian Lima Bidang Kewenangan Urusan Keistimewaan
BIRO TAPEM Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
43 Program Peningkatan
43.1 Pemeliharaan dan
BIRO TAPEM Penggantian Pilar Batas Antara DIY dan Jateng 43.2 Fasilitasi Penamaan Unsur
BIRO TAPEM Geografis 43.3 Fasilitasi Pengembangan
BIRO TAPEM Sarana dan Prasarana Perbatasan
43.4 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penegasan Batas Daerah
436 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
43.5 Penyusunan Data Wilayah
BIRO TAPEM Administrasi Pemerintahan 43.6 Koordinasi Penyelesaian
BIRO TAPEM Masalah Perbatasan Antar Daerah 43.7 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Mitra Praja Utama
43.8 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelenggaraan APPSI 43.9 Pendataan Permasalahan di
BIRO TAPEM Wilayah Perbatasan
44 Program Penataan Daerah
BIRO TAPEM Otonomi Baru
44.1 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Otonomi Daerah 44.2 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 44.3 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelesaian Permasalahan P3D 44.4 Penyusunan Kebijakan
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 437
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
BIRO TAPEM 44.6 Monitoring dan Evaluasi
44.5 Fasiltiasi Penerapan NSPK
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi DIY 44.7 Sosialisasi Peraturan
BIRO TAPEM Perundang-undangan Penyelenggaraan Urusan
BIRO TAPEM Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan
45 Program Fasilitasi dan
45.1 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Antar Waktu 45.2 Sosialisasi Peraturan
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 45.3 Penyusunan Laporan
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemda DIY 45.4 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
438 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan Gubernur
45.5 Penyusunan Laporan
BIRO TAPEM Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
46 Program Peningkatan
46.1 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
BIRO TAPEM 46.3 Sosialisasi Peraturan
46.2 Perlombaan Desa/Kelurahan
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 46.4 Monitoring dan Evaluasi
BIRO TAPEM Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Kelurahan 46.5 Fasilitasi dan Evaluasi
BIRO TAPEM Pelaksanaan Alokasi Dana desa
47 Program Peningkatan
SATPOL PP Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 439
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
47.1 Koordinasi Penanganan
SATPOL PP
Gepeng dan Anjal 47.2 Pengamanan Asset dan
SATPOL PP
Pemberdayaan Mitra Kerja Bidang Pengamanan dan Pengawalan 47.3 Koordinasi Pengumpulan
SATPOL PP
Data Situasi Daerah (SATKORPULSIDA)
47.4 Pengamanan dan
SATPOL PP
Pengendalian Huru- Hara/Unjuk Rasa/Kerusuhan 47.5 Penyelenggaraan Forum
SATPOL PP
Koordinasi Pol PP Se Provinsi DIY
SATPOL PP
Pengendalian Ketenteraman dan Ketertiban Umum
47.7 Peningkatan Motivasi Kerja
SATPOL PP
Pol P P 47.8 Pemantauan Pelaksanaan
SATPOL PP
Peraturan Perundang- Undangan
440 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU 48 Program Pemeliharaan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
SATPOL PP Kantramtibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal
48.1 Operasi Non Yustisi
SATPOL PP
48.2 Operasi Yustisi
SATPOL PP
48.3 Penyuluhan Kepada
SATPOL PP
Masyarakat di Bidang Penegakan Peraturan Perundang-Undangan
48.4 Pembinaan Phisik Bagi PolPP
SATPOL PP
48.5 Bimtek PPNS Provinsi DIY
SATPOL PP
48.6 Penyusunan Rancangan
SATPOL PP
Pergub Tentang Pedoman Operasional Penegakan Peraturan Perundang- Undangan 48.7 Penyusunan Rancangan
SATPOL PP
Pergub tentang Prosedur Tetap Penyelenggaraan Tugas Pol P P
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 441
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
48.8 Pembinaan dan
SATPOL PP
Pengendalian Penegakan Peraturan Perundang- undangan oleh PPNS
48.9 Rakor/Raker MPU Bidang
SATPOL PP
Trantibum Regional 48.10 Fasilitasi Kesekretariatan
SATPOL PP
PPNS 48.11 Penegakan Peraturan
SATPOL PP
Perundang-Undangan Tentang Rokok
49 Program Peningkatan
SATPOL PP Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
49.1 Penyuluhan Pencegahan
SATPOL PP
Peredaran/Penggunaan Minuman Keras dan Narkoba 49.2 Operasi Pemberantasan,
SATPOL PP
Pencegahan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
50 Program Peningkatan
SATPOL PP Pelayanan Kedinasan
442 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
PENGAMPU Kepala Daerah/ Wakil
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
Kepala Daerah
50.1 Pengamanan dan
SATPOL PP
Pengawalan Gubernur, Wakil Gubernur dan Tamu Daerah
51 Program peningkatan
kapasitas Lembaga
DPRD
Perwakilan
SEKRETARIAT Peraturan Daerah
51.1 Pembahasan Rancangan
(BA 32 Th DPRD
2012) belum selesai dibahas s.d akhir tahun Anggaran 2012
SEKRETARIAT Koordinasi dengan Pejabat
51.2 Hearing / Dialog dan
DPRD Pemerintah Daerah dan
dengan
jumlah
tokoh Masyarakat/ Tokoh
hearing,
Agama
tamu, jumlah pengunjuk rasa yang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 443
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
datang
Kegiatan ini SEKRETARIAT Kelengkapan Dewan
51.3 Rapat-rapat Alat
fasilitasi terhadap kegiatan dewan disamping itu pelaksanaan
5 hari kerja dalam seminggu bagi pegawai negeri dan tidak adanya rapat yang dilaksanaka n malam hari, juga mempengar uhi
444 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
frekuensi rapat-rapat.
51.4 Rapat-rapat Paripurna
Pelaksanaan SEKRETARIAT 1 kali Rapat DPRD Paripurna pada bulan Puasa
51.5 Kegiatan Reses
anggota Dewan melaksanak an Reses
SEKRETARIAT dan Anggota DPRD Dalam
51.6 Kunjungan Kerja Pimpinan
DPRD Daerah
agenda
kegiatan DPRD
51.7 Peningkatan Kapasitas
SEKRETARIAT Pimpinan & Anggota DPRD
DPRD 51.8 Fasilitas Pergantian Antar
Tidak ada SEKRETARIAT Waktu (PAW) Anggota
DPRD DPRD Provinsi DIY
PAW
51.9 Koordinasi dan Komunikasi
SEKRETARIAT Pimpinan dan Sekretaris
DPRD DPRD dan Prop. DIY
dengan
Undangan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 445
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
51.10 Kunjungan Kerja Alat
SEKRETARIAT Kelengkapan DPRD Propinsi
DPRD DIY Keluar Daerah
dinas
Pimpinan dilaksanaka n sesuai Undangan, Kunjungan Keluar Negeri direalisasi 2 ok.
SEKRETARIAT Pendukung kegiatan DPRD
51.11 Layanan informasi
DPRD melalui Website 51.12 Fasilitasi Penyelenggaraan
SEKRETARIAT Pengkajian dan
DPRD Pengembangan Kebijakan 51.13 Pembahasan LKPJ Gubernur
SEKRETARIAT DIY
dipadatkan DPRD dan efisiensi waktu
51.14 Penerbitan Majalah Mimbar
SEKRETARIAT Legislatif, Pembuatan
DPRD Booklets dan Pembuatan Film Kegiatan Komisi DPRD
446 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Provinsi DIY 51.15 Penyelenggaraan Publikasi
SEKRETARIAT Kegiatan DPRD
kegiatan Publikasi TV dan Radio yang tidak terlaksana
51.16 Penyusunan Dokumentasi
Direalisasi SEKRETARIAT Kegiatan dan Kebijakan
DPRD DPRD
sesuai
kebutuhan 51.17 Penyusunan Info Kajian
SEKRETARIAT DPRD
51.18 Fasilitasi Pembahasan
Direalisasi SEKRETARIAT Raperda Inisiatif, Rancangan
DPRD Nota Kesepakatan dan
sesuai
kebutuhan Rakepwan
51.19 Penyediaan Jasa Jaminan
Secara fisik SEKRETARIAT Pemeliharaan Kesehatan bagi
dianggarka DPRD pimpinan dan anggota DPRD
n untuk 220 jiwa, terealisasi 200 jiwa
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 447
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
51.20 Penyusunan Laporan
Direalisasi SEKRETARIAT Kegiatan Tahunan DPRD
DPRD kebutuhan
sesuai
51.21 Fasilitasi Penyusunan RKT
SEKRETARIAT DPRD DIY
kegiatan yang tidak terlaksana karena padatnya kegiatan Dewan
SEKRETARIAT Fraksi dan Kelompok Pakar
51.22 Fasilitasi Tenaga Ahli untuk
Kebutuhan DPRD Alat Kelengkapan Dewan
Alat Kelengkapa n Dewan
51.23 Penyusunan Prolegda DIY
Direalisasi SEKRETARIAT
DPRD kebutuhan 51.24 Fasilitasi Penyusunan
sesuai
Direalisasi SEKRETARIAT Produk Hukum DPRD
DPRD kebutuhan 51.25 Fasilitasi Kegiatan Kaukus
sesuai
SEKRETARIAT Parlemen Perempuan DPRD
Pertemuan DPRD
448 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
DIY
di Luar Jawa, realisasi di Jakarta
52 Program Penataan Peraturan
BIRO HUKUM
Perundang-Undangan
52.1 Penyusunan Rencana Kerja
BIRO HUKUM Rancangan
penyelengg araan kegiatan dihotel dan tiket ke Nangroe Aceh Darussalam
BIRO HUKUM Rancangan.Peraturan Perundang - undangan 52.3 Fasilitasi Sosialisasi
BIRO HUKUM Peraturan Perundang- Undangan 52.4 Publikasi Peraturan
BIRO HUKUM Perundang-Undangan 52.5 Kajian Peraturan Perundang-
BIRO HUKUM undangan daerah yang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 449
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
baru,lebih tinggi dari keserasian antar Peraturan Perundang-undangan Daerah 52.6 Pengelolaan dan
BIRO HUKUM Pengembangan JDI Hukum
BIRO HUKUM Konsultasi Hukum 52.8 Rencana Kerja Penyusunan
52.7 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO HUKUM Rancangan Peraturan Gubernur
BIRO HUKUM Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum
52.9 Bimbingan Teknis Jaringan
BIRO HUKUM Produk Hukum Lainnya
52.10 Legislasi Rapergub dan
52.11 Penyusunan Informasi
BIRO HUKUM Terhadap Layanan Publik 52.12 Penyusunan Pedoman
BIRO HUKUM Program Legislasi Daerah
53 Program Bantuan dan
BIRO HUKUM
Layanan Hukum
53.1 Fasilitasi dan Koordinasi
BIRO HUKUM Forum Pengadilan Kehakiman Kejaksaan dan
450 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Kepolisian ( Dilkehjapol ) 53.2 Koordinasi Peningkatan
BIRO HUKUM Supremasi Hukum 53.3 Penyelesaian Permasalahan
BIRO HUKUM Hukum 53.4 Fasilitasi Layanan Hukum
BIRO HUKUM Masyarakat 53.5 Fasilitasi Penegakan HAKI
BIRO HUKUM 53.6 Rakor Rencana Aksi
BIRO HUKUM RANHAM 53.7 Harmonisasi Rancangan dan
BIRO HUKUM Evaluasi Perda dengan HAM
54 Program Pengawasan
BIRO HUKUM
Produk Hukum
54.1 Fasilitasi Penyelesaian
BIRO HUKUM Permasalahan Produk Hukum Kab/Kota 54.2 Kajian Produk Hukum
BIRO HUKUM Kab/Kota 54.3 Klarifikasi Produk Hukum
BIRO HUKUM Kab/Kota
BIRO HUKUM Pengawasan Produk Hukum
54.4 Koordinasi Teknis
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 451
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
SKPD No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGAMPU
Kab/Kota Narasumber Pusat yang tidak bisa hadir diganti Narasumber Daerah
BIRO HUKUM Produk Hukum Kab/Kota
54.5 Monitoring dan Evaluasi
BIRO HUKUM Retribusi di MENKEU 54.7 Evaluasi dan Konsultasi
54.6 Koordinasi Raperda Pajak
BIRO HUKUM Ranc.Produk Hukum Kabupaten/Kota
452 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.60 Pagu dan Realisasi Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran Tahun Anggaran 2012
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Badan Kepegawaian
100,00 95,44 Penanaman Modal 3 Badan Kesatuan Bangsa
2 Badan Kerjasama dan
100,00 100,00 dan Perlindungan Masyarakat
4 Badan Ketahanan Pangan
100,00 100,00 dan Penyuluhan 5 Badan Lingkungan Hidup
100,00 100,00 6 Badan Pemberdayaan
100,00 100,00 Perempuan dan Masyarakat 7 Badan Penanggulangan
100,00 100,00 Bencana Daerah 8 Badan Pendidikan dan
100,00 100,00 Pelatihan 9 Badan Perencanaan
100,00 100,00 Pembangunan Daerah 10 Badan Perpustakaan dan
100,00 100,00 Arsip Daerah 11 Biro Administrasi
100,00 100,00 Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan
12 Biro Administrasi
100,00 100,00 Pembangunan 13 Biro Administrasi
100,00 100,00 Perekonomian dan Sumber Daya Alam
14 Biro Hukum
15 Biro Organisasi
100,00 100,00 16 Biro Tata Pemerintahan
100,00 100,00 17 Biro Umum, Humas, dan
18 Dinas Kebudayaan
100,00 100,00 19 Dinas Kehutanan dan
100,00 99,84 Perkebunan 20 Dinas Kelautan dan
100,00 100,00 Perikanan 21 Dinas Kesehatan
100,00 100,00 22 Dinas Pariwisata
100,00 100,00 23 Dinas Pekerjaan Umum,
100,00 100,00 Perumahan dan Energi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 453
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
Sumber Daya Mineral 24 Dinas Pendapatan,
100,00 100,00 Pengelolaan Keuangan dan
Aset 25 Dinas Pendidikan, Pemuda
99,84 99,24 dan Olah Raga 26 Dinas Perhubungan,
100,00 100,00 Komunikasi dan Informatika 27 Dinas Perindustrian,
100,00 100,00 Perdagangan dan Koperasi 28 Dinas Pertanian
100,00 100,00 29 Dinas Sosial
100,00 100,00 30 Dinas Tenaga Kerja dan
100,00 100,00 Transmigrasi 31 Inspektorat
32 Rumah Sakit Ghrasia
100,00 90,91 33 Satuan Polisi Pamong Praja
100,00 99,90 34 Sekretariat DPRD
Tabel IV.61 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Tahun Anggaran 2012
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Badan Kepegawaian
99,71 100,00 Daerah 2 Badan Kerjasama dan
100,00 98,44 Penanaman Modal 3 Badan Kesatuan Bangsa
100,00 100,00 dan Perlindungan Masyarakat 4 Badan Ketahanan Pangan
100,00 100,00 dan Penyuluhan 5 Badan Lingkungan Hidup
100,00 100,00 6 Badan Pemberdayaan
100,00 100,00 Perempuan dan Masyarakat 7 Badan Penanggulangan
100,00 100,00 Bencana Daerah 8 Badan Pendidikan dan
454 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
100,00 100,00 Pembangunan Daerah 10 Badan Perpustakaan dan
9 Badan Perencanaan
100,00 100,00 Arsip Daerah 11 Biro Administrasi
100,00 100,00 Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan
12 Biro Administrasi
100,00 100,00 Pembangunan 13 Biro Administrasi
100,00 100,00 Perekonomian dan Sumber Daya Alam
100,00 93,47 15 Biro Organisasi
14 Biro Hukum
100,00 100,00 16 Biro Tata Pemerintahan
100,00 100,00 17 Biro Umum, Humas, dan
100,00 96,77 Protokol 18 Dinas Kebudayaan
100,00 100,00 19 Dinas Kehutanan dan
100,00 100,00 Perkebunan 20 Dinas Kelautan dan
100,00 100,00 Perikanan 21 Dinas Kesehatan
100,00 100,00 22 Dinas Pariwisata
100,00 100,00 23 Dinas Pekerjaan Umum,
100,00 100,00 Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral 24 Dinas Pendapatan,
100,00 100,00 Pengelolaan Keuangan dan Aset 25 Dinas Pendidikan, Pemuda
92,07 92,07 dan Olah Raga 26 Dinas Perhubungan,
100,00 100,00 Komunikasi dan Informatika 27 Dinas Perindustrian,
100,00 100,00 Perdagangan dan Koperasi 28 Dinas Pertanian
100,00 100,00 29 Dinas Sosial
100,00 100,00 30 Dinas Tenaga Kerja dan
100,00 100,00 Transmigrasi 31 Inspektorat
100,00 100,00 32 Rumah Sakit Ghrasia 33 Satuan Polisi Pamong Praja
100,00 100,00 34 Sekretariat DPRD
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 455
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel IV.62 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Peningkatan Disiplin Aparatur Tahun Anggaran 2012
Program Peningkatan Disiplin Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Badan Kepegawaian
100,00 100,00 dan Protokol 3 Sekretariat DPRD
2 Biro Umum, Humas,
Tabel IV.63 Pagu dan Realisasi Program Fasilitasi Pindah Purna Tugas
PNS Tahun Anggaran 2012
Program Fasilitasi Pindah /Purnatugas PNS No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Badan Kepegawaian
Tabel IV.64 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tahun Anggaran 2012
Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Badan Kepegawaian
100,00 2 Badan Kerjasama dan
100,00 Penanaman Modal
97,62 3 Badan Kesatuan
100,00 Bangsa dan
100,00 Perlindungan Masyarakat
4 Badan Ketahanan
91,72 100,00 Pangan dan
100,00 Penyuluhan 5 Badan Lingkungan
100,00 6 Badan Pemberdayaan
100,00 Perempuan dan
456 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
Masyarakat 7 Badan
100,00 Bencana Daerah
8 Badan Pendidikan dan Pelatihan 9 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
10 Badan Perpustakaan
100,00 dan Arsip Daerah
100,00 11 Biro Administrasi
Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan
12 Biro Administrasi
100,00 13 Biro Administrasi
100,00 Perekonomian dan
100,00 Sumber Daya Alam 14 Biro Hukum
15 Biro Organisasi 16 Biro Tata
Pemerintahan 17 Biro Umum, Humas,
100,00 dan Protokol
100,00 18 Dinas Kebudayaan
19 Dinas Kehutanan dan
100,00 20 Dinas Kelautan dan Perikanan 21 Dinas Kesehatan
100,00 100,00 22 Dinas Pariwisata
23 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral
24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
25 Dinas Pendidikan,
100,00 Pemuda dan Olah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 457
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
26 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
27 Dinas Perindustrian,
100,00 Perdagangan dan
28 Dinas Pertanian
29 Dinas Sosial
30 Dinas Tenaga Kerja
100,00 dan Transmigrasi
100,00 100,00 32 Rumah Sakit Ghrasia
33 Satuan Polisi Pamong
100,00 34 Sekretariat DPRD
Tabel IV.65 Pagu dan Realisasi Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian Kinerja Keuangan Tahun Anggaran 2012
Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Badan Kepegawaian
100,00 98,44 Penanaman Modal 3 Badan Kesatuan
2 Badan Kerjasama dan
100,00 100,00 Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
4 Badan Ketahanan
94,72 100,00 100,00 Pangan dan Penyuluhan
100,00 100,00 Hidup 6 Badan Pemberdayaan
5 Badan Lingkungan
100,00 93,71 Perempuan dan Masyarakat
458 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
7 Badan
100,00 100,00 Penanggulangan Bencana Daerah
8 Badan Pendidikan
100,00 100,00 dan Pelatihan 9 Badan Perencanaan
100,00 100,00 Pembangunan Daerah 10 Badan Perpustakaan
100,00 100,00 dan Arsip Daerah 11 Biro Administrasi
100,00 100,00 Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan
12 Biro Administrasi
100,00 100,00 Pembangunan 13 Biro Administrasi
100,00 100,00 Perekonomian dan Sumber Daya Alam
100,00 100,00 15 Biro Organisasi
14 Biro Hukum
100,00 100,00 16 Biro Tata
100,00 100,00 Pemerintahan 17 Biro Umum, Humas,
100,00 100,00 dan Protokol 18 Dinas Kebudayaan
100,00 100,00 19 Dinas Kehutanan dan
100,00 100,00 Perkebunan 20 Dinas Kelautan dan
100,00 100,00 Perikanan 21 Dinas Kesehatan
100,00 100,00 22 Dinas Pariwisata
100,00 100,00 23 Dinas Pekerjaan
100,00 100,00 Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral
24 Dinas Pendapatan,
100,00 100,00 Pengelolaan Keuangan dan Aset
25 Dinas Pendidikan,
100,00 100,00 Pemuda dan Olah Raga
26 Dinas Perhubungan,
100,00 100,00 Komunikasi dan Informatika
27 Dinas Perindustrian,
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 459
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur No.
Pagu (Rp)
Target
Realisasi
Target Realisasi
Perdagangan dan Koperasi
28 Dinas Pertanian
100,00 100,00 29 Dinas Sosial
100,00 100,00 30 Dinas Tenaga Kerja
100,00 100,00 dan Transmigrasi 31 Inspektorat
100,00 100,00 32 Rumah Sakit Ghrasia 33 Satuan Polisi Pamong
34 Sekretariat DPRD
21. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
a) Kondisi umum
Permasalahan kemiskinan meliputi ketidakmampuan secara ekonomi, kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat, terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, terbatasnya modal dan kurang keterampilan maupun pengetahuan.
Terbatasnya akses dan belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik yang mengatur kehidupan masyarakat (termasuk peran aktif dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan) dapat berpengaruh pada pemberdayaan ekonomis produktif masyarakat dan pengembangan potensi masyarakat untuk mandiri.
Upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat dilakukan serta dititikberatkan pada aspek pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan melalui penguatan kapasitas pengembangan kelembagaan dalam masyarakat serta pengembangan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, selain itu pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui pemantapan nilai sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi produktif, pengelolaan sumber daya alam dan pendayagunaan teknologi tepat guna.
460 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Indikator pencapaian Pemberdayaan Masyarakat juga dapat dilihat dari Jumlah Usaha Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Peningkatan Jumlah Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa serta Peningkatan kualitas Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan.
1. Usaha Ekonomi Masyarakat Pedesaan yang dibina meliputi Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), Lumbung Pangan, Badan Kredit Desa dan Pasar Desa yang ada di tingkat Desa/Kelurahan. Pada tahun 2010 target kinerja dari kegiatan ini adalah sebanyak 20 kelompok, sedangkan realisasinya sebanyak 33 kelompok yang terdiri dari UED SP 10 kelompok, Lumbung Pangan 15 kelompok dan Pasar Desa 8 kelompok, sehingga jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan yang dibina sampai dengan tahun 2010 sebanyak 66 kelompok. Pada tahun 2011 target kinerja dari kegiatan ini adalah sebanyak 25 kelompok dengan capaian sebanyak 39 kelompok yang terdiri dari 19 kelompok Badan Kredit Desa dan 20 kelompok UED-SP, sehingga jumlah usaha ekonomi masyarakat pedesaan yang telah dibina sampai dengan tahun 2011 sebanyak 105 kelompok. Pada tahun anggaran 2012 terjadi perubahan perencanaan karena usaha ekonomi masyarakat perdesaan yang mendapatkan persetujuan anggaran untuk dilakukan pembinaan hanya Usaha Ekonomi Perdesaan Simpan Pinjam (UED-SP) sementara untuk pasar desa dan lumbung pangan tidak mendapatkan persetujuan sehingga target pembinaan sebanyak 30 kelompok hanya tercapai 19 kelompok. (sumber data :BPPM)
2. Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa terwujud melalui program PNPM Mandiri Perdesaan dan program TMMD. Target kinerja tahun 2010 sebesar 25%, sedangkan capaian pada tahun 2010 adalah 8,18% (anggaran pemerintah Rp72.323.798.000,- dan swadaya masyarakat Rp.6.442.421.220,-), menurunnya capaian kinerja pada tahun 2010 disebabkan kerena adanya bencana letusan gunung Merapi. Sedangkan target kinerja tahun 2011 sebesar 30% dengan tingkat capaian sebesar 30,69% (anggaran pemerintah Rp40.720.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp12.614.000.000,-). Target kinerja tahun 2012 sebesar 30% dengan tingkat capaian 32,20% (anggaran pemerintah sebesar Rp41.323.500.000,- dan
swadaya masyarakat sebesar Rp13.307.700.000,-(sumber data :BPPM)
3. Jumlah Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LPMD/LPMK) termasuk asosiasi yang ada di kab/ kota dan tingkat provinsi sebanyak 444 buah. Tahun 2010 target pembinaan LPMD/LPMK sebesar 15 % dengan capaian sebanyak 11,26% (50 buah). Sedangkan tahun 2011 target pembinaan LPMD/LPMK sebesar 20% dengan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 461
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tingkat capaian sebesar 26,14% (138 buah). Target pembinaan LPMD/LPMK tahun 2012 adalah 20% dengan tingkat capaian 34,91% (155 buah). (sumber data :BPPM)
Berikut adalah indikator dan capaian kinerja urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tahun 2011-2012:
Tabel IV.66 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2011-2012
Tahun 2012
Capaian
No Indikator
Realisasi Realisasi
1. Jumlah usaha ekonomi
39 25 19 76 masyarakat perdesaan 2. Peningkatan jumlah
Kelompok
32,20 107,33 partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
3. Peningkatan kualitas
34,91 174,55 lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan
Sumber: BPPM DIY
a) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.67 Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Tahun Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 Program Peningkatan
(Rp)
97,86 Keberdayaan Masyarakat Pedesaaan
1.1 Pemberdayaan Lembaga 173.400.000
100,00 dan Organisasi Masyarakat 1.2 Penyelenggaraan
100,00 Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat 1.3 Fasilitasi Pembangunan
100,00 Masyarakat Perdesaan melalui TMMD 1.4 Penyelenggaraan
85,00 Monitoring Diseminasi Informasi
kegiatan yang bagi Masyarakat desa
direncanakan
462 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
mencakup semua sasaran kegiatan, karena keterbatasan waktu hanya dilakukan terhadap sebagian sasaran kegiatan
1.5 Koordinasi Gelar TTG
100,00 Selisih harga tiket dengan SHBJ
100,00 Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan 1.7 Fasilitasi dan
1.6 Fasilitasi dan
100,00 pembinaan Tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi DIY
100,00 Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
100,00 Manajemen Badan Usaha Milik Desa 2.2 Pembentukan Badan
2.1 Pelatihan Ketrampilan
100,00 Usaha Milik Desa (BUMDES)
3 Program Peningkatan
100,00 Partisipasi Masyarakat dalam membangun desa
100,00 Masyarakat Pembangunan Desa
3.1 Pembinaan Kelompok
4 Program Peningkatan
100,00 Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
100,00 Perubahan Gotong Royong
4.1 Pelaksanaan Bulan Bakti
lokasi kegiatan Masyarakat
dari Manado ke Jakarta (penyesuaian biaya perjalanan)
4.2 Penguatan Lembaga
100,00 Kemasyarakatan Desa/Kelurahan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 463
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 5 Program Peningkatan
(Rp)
100,00 Prasarana/Sarana dan Penataan Administrasi Pemerintah Desa
5.1 Fasilitasi Pokja Profil
Sumber : BPPM DIY
b) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan dan beban kerja urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat yang mencakup aspek ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan yang dilaksanakan di DIY belum secara optimal.
2. Koordinasi program dan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemda kabupaten/kota belum optimal, dikarenakan SKPD kabupaten/kota yang mengampu urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa masih tersebar di beberapa SKPD.
Solusi
1. Melaksanakan evaluasi dan kajian kelembagaan terkait dengan urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat di pemerintah daerah DIY
2. Optimalisasi koordinasi dengan SKPD Kabupaten/Kota yang mengampu urusan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
22. URUSAN SOSIAL
a) Kondisi Umum
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Hal ini sesuai dengan amanah dari Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang
464 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Kesejahteraan Sosial dan Peraturan Pemerintah No 39 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan berbagai kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui beberapa program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada.
Beragam permasalahan sosial membutuhkan penanganan yang komprehensif dari berbagai pihak, baik dari Pemerintah (Pusat, Provinsi,Kabupaten/Kota), Lembaga Sawadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Sosial (Orsos), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda maupun unsur masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah Daerah DIY berkomitmen untuk menjadi leading sector bagi penanganan berbagai masalah sosial di tingkat Provinsi. Sasaran dari bidang sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan dengan lingkungannya, atau tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesulitan, hambatan atau gangguan tersebut dapat berupa
ketunaan sosial, keterbelakangan atau kondisi perubahan lingkungan yang kurang mendukung.
kemiskinan, keterbatasan,
kecacatan,
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No. 8 tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosisal (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) berjumlah 25 jenis PMKS dari total 26 Jenis PMKS yang ada dalam peraturan tersebut. Seluruh PMKS perlu mendapatkan perhatian dari Pemda DIY dan masyarakat. Berikut adalah capaian penanganan PMKS oleh Pemda DIY selama tahun 2008-2012,
Tabel IV.68 Capaian Kinerja Penanganan PMKS di DIY, 2008-2012 dalam persen
Sumber: Dinsos Provinsi DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 465
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Berdasarkan tabel tersebut terlihat cakupan penanganan PMKS dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan capaian dan tidak dapat mewujudkan target capaian yang telah direncanakan dalam RPJMD Pemda DIY yaitu penurunan Cakupan penanganan PMKS sebesar 5% dari total PMKS di DIY. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kemampuan keuangan daerah yang terbatas dan diprioritaskan untuk pemulihan penanganan eks korban bencana Merapi, keterbatasan Sumber Daya Manusia yang dimiliki dan keterbatasan sarana prasarana yang ada.
Pada tahun 2011, cakupan penanganan PMKS sebesar 2,46% atau mengalami kenaikan sebesar 0,47% dari cakupan penanganan tahun 2010 sebesar 1,99%. Namun demikian kenaikan tersebut tetap belum dapat mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD sebesar 5% dari Total PMKS yang ada di DIY.
Tahun 2012 cakupan penanganan PMKS tercapai sebesar 6,54% atau mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 4,08% dari realisasi cakupan tahun 2011 sebesar 2,46%. Kenaikan tersebut sekaligus dapat melampaui target yang direncanakan dalam RPJMD tahun 2012 yaitu cakupan penanganan PMKS sebesar 5 % dari PMKS yang ada di DIY. Kenaikan realisasi cakupan penanganan PMKS tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu pemilihan prioritas kegiatan yang memiliki dampak langsung dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta adanya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) yang cukup besar yang diperuntukkan langsung kepada sasaran atau masyarakat.
Selain penanganan PMKS, juga dilakukan peningkatan kapasitas terhadap PSKS. PSKS adalah semua hal yang berharga yang dapat digunakan
dan memperluas Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial bersifat manusiawi, sosial dan alami. Kelompok PSKS sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No. 08 tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) terdiri dari 12 jenis yaitu; Pekerja Sosial Profesional, Pekerja Sosial Masyarakat, Taruna Siaga Bencana, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), Pioneer, Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM), Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS), Penyuluh Sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Dunia Usaha. Entitas ini sangat penting keberadaannya dalam usaha mengatasi permasalahan PMKS. Perkembangan PSKS di DIY dapat dilihat dari data 2008-2012 sebagai berikut :
466 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.69 Data Penanganan Potensi dan Sumber Kesejahteraan
Sosial di DIY, 2008-2012
No Jenis PSKS
1 Pekerja Sosial Profesional
41 2 Tenaga kesejahteraan
78 78 134 121 Sosial Masyarakat / PSM
3 Taruna Siaga Bencana 873 4 LKS / Orsos
53 10 10 88 83 5 Karang Taruna
63 20 10 102 85 6 Lembaga Konsultasi
11 12 Kesejahteraan Keluarga (LK3) 7 Keluarga Pioner
- 8 Wahana Kesejahteraan
23 25 Sosial Berbasis Masyarakat
9 Wanita Pemimpin
- Kesejahteraan Sosial (WPKS),
10 Penyuluh Sosial
7 11 Tenaga Kesejahteraan
78 Sosial Kecamatan (TKSK), 12 Dunia usaha Yang
43 135 100 melakukan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)
Sumber: Dinas Sosial DIY
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.70 Program/Kegiatan Urusan Sosial Tahun Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 Program
(Rp)
100,00 Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 467
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
100,00 kemampuan (Capacity building Petugas dan Pedampingan Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya 1.2 Pelatihan Ketrampilan
100,00 Berusaha bagi Keluaga Miskin (USEP KM) 1.3 Pemulangan /
100,00 Efisiensi sebesar meneruskan Perjalanan
Rp 11.340.000,- Orang Terlantar
karena menyesuaikan dengan jumlah orang terlantar yang datang ke Dinas Sosial untuk dibantu atau pulangkan
1.4 Monitoring Evaluasi
100,00 dan Pelaporan 1.5 Bimbingan
100,00 Pemantapan dan Pengembangan KUBE
100,00 bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( UEP WRSE ) 1.7 Penumbuhan Lembaga
1.6 Pelatihan Ketrampilan
100,00 Keuangan Mikro 1.8 Penumbuhan Forum
100,00 KUBE 1.9 Bimbingan
100,00 Pemantapan dan Pengembangan USEP
100,00 Pemantauan Pelaksanaan PKH Oleh Tim di Provinsi
1.10 Pembinaan dan
100,00 Evaluasi Program Penanganan Masalah Kemiskinan di Provinsi DIY
1.11 Pendampingan dan
100,00 Efisiensi honor Keluarga Bermasalah
1.12 Famili Gathering untuk
narasumber sebesar Rp750.000,-
2 Program Pelayanan
100,00 dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
468 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
100,00 Desa 2.2 Pelaksanaan KIE
2.1 Penyuluhan Sosial
100,00 Efisiensi sebesar Konseling dan
Rp1.300.000,- kampanye Sosial bagi
berupa Belanja Penyandang masalah
Sewa Tempat kesejahteraan sosial (
/ruang untuk PMKS )
Acara Puncak karena menggunakan Gedung Pemerintah
2.3 Pelayanan psikososial
100,00 bagi PMKS di trauma center termasuk bagi korban bencana 2.4 Penyusunan Kebijalkan
100,00 Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Bagi Penyan dang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) 2.5 Koordinasi perumusan
100,00 kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan
100,00 Pemakan Jenazah Terlantar 2.7 Bantuan Permakanan
2.6 Pemulangan dan
100,00 Bagi Lanjut Usia Terlantar 2.8 Sosialisasi Program
100,00 Askesos 2.9 Bimbingan Sosial UEP
100,00 Lanjut Usia Terlantar 2.10 Pengasramaan Murid
100,00 SLB 2.11 Penyegaran Tagana
100,00 dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana
100,00 Lanjut Usia Melalui Home Care
2.12 Fasilitasi Pelayanan
100,00 Usia Korban Bencana
2.13 Pendampingan Lanjut
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 469
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
Merapi 2.14 Fasilitasi Modal Usaha
100,00 KTK dan PM Bermasalah
100,00 Melalui Media Cetak 2.16 Penyuluhan Sosial
2.15 Penyuluhan Sosial
100,00 Melalui Media Elektronik
100,00 Bencana (KSB) 2.18 Bimbingan dan
2.17 Kampung Siaga
100,00 Bantuan UEP LU Korban Bencana Merapi
100,00 Usia 2.20 Forum Komunikasi
2.19 Jaminan Sosial Lanjut
100,00 Orsos Lanjut Usia 2.21 Pelaksanaan KIE dan
100,00 Kampanye Sosial Dalam rangka HALUN
100,00 Daerah Asal 2.23 Bantuan Permakanan
2.22 Pemulangan PMKS ke
100,00 Sisa hasil lelang Bagi Anak Cacat
atau pengadaan permakanan sebesar Rp.42.500.000,-
100,00 dan Pelaporan
2.24 Monitoring Evaluasi
100,00 Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehabilitas Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS
2.25 Peningkatan Kualitas
3 Program Pembinaan
100,00 Anak Terlantar
100,00 Evaluasi 3.2 Rekomendasi Adopsi
3.1 Monitoring dan
100,00 Efisiensi sebesar bagi Anak Terlantar
Rp. 15.812.100,- berupa perjalanan dinas luar daerah terkait kegiatan home visit ke Kalimantan dan Jawa Tengah yang menyesuaikan
470 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
dengan harga tiket riil
100,00 Efisiensi sebesar Hasil Penjangkauan
3.3 Bimbingan Sosial Anjal
Rp 12.804.250,- karena menyesuaikan jumlah anak yang di pulangkan dan lokasi pemulangan anak jalanan hasil penjangkauan
100,00 Pendampingan ABH 3.5 Pelayanan dan
3.4 Bimbingan Sosial dan
100,00 Perlindungan Sosial Bagi Anak Terlantar Luar Panti 3.6 Rumah Perlindungan
100,00 Efisiensi sebesar Sosial Bagi PMKS
Rp 42.389.030,- karena kegiatan ini merupakan kegiatan pelayanan langsung selama satu tahun yang sangat tergantung dengan jumlah klien yang masuk atau harus dilayani.
4 Program Pembinaan
100,00 Para Penyandang Cacat dan Trauma
100,00 pelatihan bagi Penyandang Cacat dan Eks Trauma 4.2 Monev Pembinaan Para
4.1 Pendidikan dan
100,00 Penyandang Cacat dan Trauma 4.3 Pengembangan Usaha
100,00 Mandiri Penyandang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 471
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
Cacat 4.4 Revitalisasi Paca
100,00 4.5 Family Gathering
100,00 untuk Penyandang Cacat 4.6 Sosialisasi Perda
100,00 Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas 4.7 Penyusunan Pergub
100,00 Efisiensi sebesar Tindak Lanjut Perda
Rp 18.750.000,- Perlindungan dan
yang berasal Pemenuhan Hak
dari Penyandang Disabilitas
Transportasi dan Akomodasi Finalisasi Draf Pergub, efisiensi uang saku peserta dan efisiensi makanan dan minuman harian umum peserta yang disesuaikan dengan jumlah personil yang terlibat dalam kegiatan tersebut
100,00 Panti Asuhan Jompo
5 Program Pembinaan
5.1 Pendidikan dan
100,00 Realisasi Pelatihan Bagi
Keuangan Penghuni Panti
kurang dari 90% Asuhan/ Jompo
karena ada efisiensi anggaran pada kegiatan tersebut dengan perincian: BRTPD = Rp.52.995.700 (sisa honor instruktur, sisa hasil pengadaan barang, sisa makan minum rapat, perjalanan dinas luar daerah), PSKW =
472 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
Rp.4.975.100 (sisa hasil pengadaan barang dan jasa serta sisa pembelian isi tabung gas), PSBK= Rp.172.070 , PSBR =Rp.1.055.750, PSAA = Rp.483.891.300 (sisa uang harian/transpor t, sisa uang pendidikan dan sisa pengadaan barang), PSTW = Rp.16.626.450 (sisa pengadaan dan sisa uang duka), PSPP = Rp.7.064.540 (sisa honor instruktur dan honor pegawai tidak tetap serta sisa pengadaan barang dan jasa)
100,00 Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PKS,Narkoba dan Penyakit social Lainnya
6 Program Pembinaan
100,00 dan Pelaporan 6.2 Pendidikan dan
6.1 Monitoring Evaluasi
100,00 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Tuna Suisila 6.3 Pendidikan dan
100,00 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Korban Napza 6.4 Pendidikan dan
100,00 Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Warga Binaan Permasyarakatan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 473
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
6.5 Pembinaan Mental
100,00 sosial pemulangan Penyandang Penyakit Sosial Pasca Razia 6.6 Fasilitasi Bagi ODHA
100,00 Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial (21)
7.1 Peninkatan Pertan
100,00 Aktif Masyarakat dan Dunia Usaha 7.2 Pelatihan dan
100,00 Penataran PSM 7.3 Bimbingan Manajemen
100,00 Karang Taruna
7.4 Bimbingan UEP bagi
100,00 Karang Taruna 7.5 Fasilitasi Binjut Bagi
100,00 Orsos 7.6 Bimbingan Konsultasi
100,00 Timbal Balik Orsos 7.7 Bimbingan
100,00 Penumbuhan UEP Embrional Orsos Desa 7.8 Fasilitasi Kelembagaan
100,00 Askesos 7.10 Temukarya Daerah
7.9 Pembinaan Lanjut
100,00 Karang Taruna
8 Program Pembinaan
100,00 Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial (K3S)
100,00 TMP, MPP, MPN 8.2 Fasilitasi Pemakaman
8.1 Pemeliharaan TMPN /
100,00 Jenasah di TMP 20 Jenasah 8.3 Forum Komunikasi
100,00 Petugas Pengelola TMP, MPP dan MPN 8.4 Ziarah Wisata
100,00 Pengenalan Nilai-nilai Kepahlawanan
8.5 Fasilitasi Kesejahteraan
100,00 Keluarga Pahlawan
474 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
100,00 Pemberdayaan Kesetiakawanan bagi Pelajar Antar Sekolah 8.7 Fasilitasi Usulan Gelar
100,00 Pahlawan dan Penghargaan Satya Lencana kebaktian sosial 8.8 Fasilitasi Upacara
100,00 Ziarah Rombongan di TMP 8.9 Fasilitasi Peringatan
100,00 Hari Besar Nasional 8.10 Fasilitasi Tempat-
100,00 tempat sejarah perjuangan bangsa
100,00 Nilai-nilai Kepahlawanan
8.11 Fasilitasi Penanaman
100,00 Perjuangan Sumber : Dinas Sosial
8.12 Nampak Tilas Rute
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Program Pengentasan kemiskinan melalui model Pola Konsentrasi masih belum dapat dilaksanakan secara Optimal karena dukungan dari Kabupaten/Kota maupun SKPD lainya maupun stakeholder belum optimal.
2. Hasil pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan. belum terpetakan tingkat perkembangan. keberhasilan atau kegagalannya hal tersebut di sebabkan keterbatasan alokasi anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi.
Solusi
Berdasarkan permasalahan tersebut, Pemda DIY telah melakukan berbagai usaha untuk mengatasi permasalahan yang ada antara lain: meningkatkan koordinasi dengan berbagai SKPD dan stakeholder untuk mendukung program penanganan kemiskinan dengan pola konsentrasi, melakukan optimalisasi pelaksanaan monev untuk melihat keberhasilan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 475
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
atau kegagalan sebuah kegiatan. Disamping itu untuk mengatasi persoalan tersebut diusulkan solusi sebagai berikut:
1. SKPD yang terkait dalam program pengentasan kemiskinan perlu lebih dioptimalkan untuk mendukung penanganan kemiskinan melalui pola konsentrasi. Bappeda DIY diharapkan menjadi koordinator dalam program tersebut, mengingat program pengentasan kemiskinan melibatkan berbagai SKPD maupun sektor lain yang mendukung terhadap penurunan angka kemiskinan di DIY.
2. Perlu alokasi anggaran yang cukup untuk melakukan monev dan melakukan berbagai kajian agar dapat menggambarkan perkembangan, keberhasilan ataupun kegagalan dari setiap kegiatan penanganan penanganan PMKS yang telah dilakukan oleh Pemda DIY melalui Dinas Sosial.
23. URUSAN KEBUDAYAAN
a) Kondisi Umum
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan perpaduan antara kejayaan masa lalu dengan kreativitas dan inovasi masa kini. Kebudayaan menjadi salah satu pilar pembangunan di DIY di samping pendidikan dan kebudayaan. Urusan kebudayaan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan cukup signifikan di DIY. Setelah UU Keistimewaan DIY Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY posisi kebudayaan menjadi semakin kuat karena kebudayaan menjadi payung atau pengarusutamaan pembangunan di segala bidang. Oleh karena itu, Pemerintah DIY telah melakukan upaya menyusun program dalam perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan DIY sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabat masyarakat DIY dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam pergaulan di fora nasional maupun internasional.
Pembangunan kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya bertujuan untuk melindungi dan mengembangkan kebudayaan, tetapi juga untuk memanfaatkan kebudayaan yang merupakan aset yang sangat tinggi harganya bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di DIY. Kebudayaan akan menjadi arus utama atau payung bagi sektor lain, karena sumber daya kebudayaan mengandung unsur-unsur universal dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya pembangunan dalam segala bidang akan menghasilkan sebuah karya budaya besar yang akan mewakili peradaban pada zamannya. Karya karya budaya yang besar
476 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
sebagai hasil pembangunan di segala bidang yang berpayung hukum pada kebudayaan akan menghasilkan renaissance budaya Yogyakarta.
Keutamaan pembangunan kebudayaan adalah untuk membentuk identitas diri atau jati diri masyarakat, karena mempunyai daya tangkal terhadap budaya asing yang dapat diakses oleh masyarakat DIY melalui berbagai sumber. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seperti yang pernah disampaikan Alvin Toffler dalam the third wave-nya membuat dunia yang borderless sehingga masyarakat mempunyai kemudahan dalam mengakses berbagai informasi melalui berbagai media melintasi batas-batas budaya lain. Informasi dari luar yang mengalir deras kepada masyarakat memiliki content positif maupun negatif, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan sejauh kebudayaan DIY mampu menjadi filter bagi masyarakat sehingga mampu memilah dan memilih sisi positif dari budaya-budaya baru yang mereka terima serta justru akan memperkaya budaya yang sudah ada.
Kebudayaan juga akan menjadi potensi ekonomi kreatif yang apabila dikelola dengan baik dapat menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi serta mengentaskan kemiskinan. Menurut Maynard dan Mehrtens (1993) setelah gelombang ketiga Alvin Toffler, dunia akan dilanda gelombang keempat (fourth wave economic) yang mana kesejahteraan manusia tidak lagi ditopang oleh sektor pertanian ataupun industrialisasi. Ekonomi gelombang keempat adalah kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan. Geliat nasional juga menunjukkan kepada orientasi ke arah tersebut. Kebudayaan juga menjadi media diplomasi yang akan mengangkat harkat dan martabat bangsa dalam pergaulan internasional, karena memiliki kekuatan citra positif bangsa yang berperadaban.
Pada tahun 2012 para pemangku urusan kebudayaan melakukan upaya sistematis dan terencana menyusun dan melaksanakan program/kegiatan untuk mendukun g tema pembanguan DIY “Penguatan
Daya Saing dan Ketahanan Ekonomi Daerah untuk Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat ”. Program pengembangan nilai budaya terdiri dari 15 kegiatan yang
berkaitan dengan pelestarian (pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan)
Upaya-upaya untuk mempertahankan ketahanan budaya / jatidiri dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan seperti penyelenggaraan macapat rutin keliling di 5 Kab/Kota, festival adat istiadat, kompetisi bahasa dan sastra, rekonstruksi gendhing klasik.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 477
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Program pengelolaan kekayaan budaya dilaksanakan melalui 43 kegiatan. Pada tahun ini Pemerintah DIY telah menyelesaikan revitalisasi Tugu Pal Putih yang didesain untuk melindungi cagar budaya tugu, tetapi tetap memberi ruang untuk apresiasi masyarakat terhadap Tugu tersebut. Upaya untuk mendukung menghidupkan kembali Jagang Vredeburg juga telah dilaksanakan. Tambahan-tambahan kesempurnaan revitalisasi Tugu dan Jagang akan dilaksanakan tahun berikutnya.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan regulasi untuk menangani Cagar Budaya dengan Perda Nomor 6 Tahun 2012 yang mengatur pelestarian warisan budaya dan cagar budaya di DIY yang mengamanahkan bahwa setiap alih fungsi BCB dan KCB harus mendapatkan rekomendasi dari Pemda DIY melalui pemangku urusan kebudayaan terkait.
Program pengelolaan keragaman budaya dilaksanakam melalui 16 kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan seni budaya yang sangat beragam di DIY, antara lain melalui pengiriman misi kesenian ke luar daerah dan negara, festival kesenian Yogyakarta, Gelar Budaya dialog kebudayaan antar etnis, sosialisasi budaya melalui media massa, dan masih banyak lagi kegiatan yang melestarikan, mengembangan, memanfaatkan beranekaragam kesenian baik yang dari Kraton dan Puro, ataupun yang berkembang dalam masyarakat, baik yang tradisional maupun kontemporer.
Prestasi DIY dalam kebudayaan dapat ketika mengikuti Parade Tari Nusantara di TMII yang mana misi kesenian dari DIY memperoleh predikat sebagai juara umum. Dalam Parade Tari Nusantara DIY tersebut DIY mendapatkan kejuaraan sebagai Penyaji Terbaik, Penata Tari Terbaik, Penata Tari Unggulan, Penyaji Unggulan, Penata Musik Unggulan, Penata Rias dan Busana Unggulan, Penyaji Terbaik antar Wilayah Jawa dan Bali Parama Natya Budaya Jawa Bali Dwipa.
Kejuaraan bidang kebudayaan juga diraih ketika mengikuti Festival Nasional Kesenian Musik Nusantara sebagai penyaji terbaik, penata musik terbaik, penulisan diskripsi terbaik.
Regenerasi dalam bidang kebudayaan telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan dengan sasaran anak-anak dan remaja, diantaranya kegiatan festival dalang anak, lomba lukis untuk anak-anak, lomba kompetisi bahasa Jawa untuk anak-anak serta fasilitasi kepada kelompok- kelompok pelestari budaya yang beranggotakan generasi muda, seperti kelompok Dalang Muda Sukro Kasih. Pelatihan-pelatihan seni dan budaya juga dilakukan untuk mempercepat regenerasi kesenian di DIY. Pemda DIY juga telah memiliki beberapa web yang memuat data dan
478 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
informasi mengenai pengelolaan kekayaan dan keragaman kebudayaan di DIY, yaitu antara lain www.jogjabudaya.com , www.tasteofjogja.com.
Salah satu area publik untuk apresiasi karya seni dan budaya generasi muda adalah di Taman Budaya milik Pemda DIY yang mana generasi muda memanfaatkan tempat ini untuk pentas seni, pameran, diskusi, pemutaran film, festival dan lainnya. Kawasan Kilometer 0 Yogyakarta juga memberikan ruang untuk ekpresi seni budaya bagi kelompok-kelompok seni seperti mural, patung, foto, parade seni, dan lainnya.
Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya yang terdiri dari kegiatan membangun kemitraan pengelolaan kebudayaan antar daerah dan pertemuan sastrawan nusantara yang memiliki aktivitas dalam bidang sastra kerjasama dengan sepuluh anggota MPU. Salah satu keluaran dari kegiatan Membangun kemitraan Pengelolaan Kebudayaan antar Daerah adalah mengikuti Festival Royal Flora di Chiangmay Thailand.
Pemda DIY juga melakukan inisiatif internal antar pemangku urusan kebudayaan yang terkait dalam pelestarian (pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan) kebudayaan di DIY, antara lain kerjasama dalam penyusunan kalender, wajib kunjung museum untuk anak sekolah, pengelolaan cagar budaya.
Program yang terakhir yakni program peningkatan sarana dan prasarana yang di dalamnya terdiri dari kegiatan fasilitasi barang bercorak tradisi untuk masyarakat baik berupa bantuan dana maupun peralatan.
stimulan bagi organisasi/lembaga budaya agar secara terus menerus mempertahankan ketahanan budaya. Kegiatan revitalisasi situs purbakala di DIY sudah dilakukan untuk situs Pleret.
Kegiatan
tersebut
akan menjadi
Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dalam urusan kebudayaan pada tahun 2012 dapat dicermati dari tolak ukur indikator Kinerja yang telah diraih sebagaimana berikut:
Tabel IV.71 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun
No. Indikator
Realisasi % Realisasi
1 Persentase Peningkatan
44,07 100,87 Jumlah Benda Cagar Budaya Tidak Bergerak yang tertangani
2 Persentase peningkatan
36,31 100,67 jumlah koleksi Museum Sonobudoyo (non-naskah)
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 479
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Indikator
Realisasi Realisasi
yang terpreparasi, terkonservasi, teralih; aksara, bahasa, dan media 3 Jumlah dokumen naskah
6 12 12 100 kuno yang terselamatkan 4 Jumlah Sumber Daya
Dokumen
104.17 Manusia yang terampil dalam pengelolaan museum 5 Persentase peningkatan
25 38 38 100 jumlah Desa Budaya berpredikat maju
Persen
133.3 pelatihan di bidang Kesenian 7 Jumlah karya seni yang
6 Jumlah SDM yang mendapat
5 8 8 100 terselamatkan 8 Jumlah masyarakat yang
Buah
100 mendapatkan fasilitasi peningkatan kemampuan berbahasa Jawa 9 Jumlah kunjungan museum
1.375.000 100 10 Jumlah pemberian
100 penghargaan bagi seniman dan pelestari Warisan Budaya 11 Persentase organisasi budaya
100 berkategori maju 12 Jumlah sumber sejarah yang
100 terkelola 13 Jumlah peristiwa budaya
100 14 Jumlah gedung seni budaya
94 96 96 100 15 Jumlah pelaku perfilman
Unit
100 Sumber: Dinas Kebudayaan DIY
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.72 Program/Kegiatan Urusan Kebudayaan Tahun Anggaran
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Realisasi 1 Program Pengembangan
100,00 Nilai Budaya
100,00 Pengembangan Budaya Di Desa Budaya 1.2 Pelestarian Dan
1.1 Fasilitasi Pusat
100,00 Pengembangan Upacara Adat
480 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
1.3 Pengelolaan Dan
100,00 Pengembangan Desa Budaya 1.4 Penyelenggaraan
100,00 Kompetisi Bahasa Dan Sastra Jawa 1.5 Penyelenggaraan
100,00 Kompetisi Budaya Bagi Anak-Anak
1.6 Lomba Dan Pameran
100,00 Seni Budaya 1.7 Penerbitan Majalah
100,00 Bahasa Jawa 1.8 Pelatihan Seni Dan
100,00 Budaya Di DIY 1.9 Konggres Bahasa Jawa
100,00 Macapat Rutin
100,00 Anugerah Buaya Kepada Lembaga, Pelaku Pelestari Budaya, Pengembangan Adat Dan Tradisi 1.12 Festival Upacara Adat
100,00 Se-Provinsi DIY 1.13 Pemberdayaan
100,00 Organisiasi Budaya 1.14 Rekontruksi Gending
100,00 Klasik 1.15 Bienalle Jogja
100,00 Efisiensi Pembelian tiket ke luar negeri
2 Program Pengelolaan
99.77 Kekayaan Budaya
2.1 Pelestarian Fisik Dan
100,00 Kandungan Bahan Pustaka Termasuk Naskah Kuno 2.2 Penyusunan Kebijakan
100,00 Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah
100,00 Pengembalia Pertimbangan Pelestarian
2.3 Fasilitasi Dewan
n Pembelian Warisan Budaya
tiket ke luar negeri
2.4 Fasilitasi Duta Seni
100,00 Budaya 2.5 Gelar Wisata Museum
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 481
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
100,00 Regional, Lokal Dan Temporer Benda Koleksi Museum Sonobudoyo
2.6 Pameran Nasional,
90,00 Pembebasan Pengelolaan BCB Di
2.7 Pelestarian Dan
5 lahan di tugu Provinsi DIY
yogyakarta tidak terealisasi karena tidak ada kesepakatan harga dengan penghuni
100,00 Koleksi Museum Sonobudoyo 2.9 Promosi Potensi Museum
2.8 Penyelamatan Benda
100,00 DIY 2.10 Pengembangan Museum
100,00 Internasional 2.11 Pengkajian Benda
100,00 Koleksi Museum 2.12 Penyelamatan Naskah
100,00 Museum Sonobudoyo
2.13 Publikasi Seni Budaya Di
2.14 Bimbingan Seni Di
100,00 Taman Budaya 2.15 Penyelenggaraan
100,00 Pagelaran Seni Tradisi 2.16 Penerbitan Majalah Seni
100,00 Budaya 2.17 Pembuatan Bahan
100,00 Promosi Budaya 2.18 Rekonstruksi Seni Klasik
100,00 Dan Tradisi
2.19 Pagelaran Wayang
100,00 Durasi Singkat 2.20 Festival Museum
100,00 2.21 Digitalisasi Naskah
100,00 Koleksi MSB 2.22 Gelar Karya Seni Maestro
100,00 2.23 Penyusunan Peraturan
100,00 Permuseuman 2.24 Inventarisasi Dan
100,00 Dokumentasi Sumber Sejarah DIY 2.25 Festival Teater
482 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
100,00 Kabupaten Dan Kota
2.26 Festival Ketoprak Antar
100,00 Efisiensi Peraturan Daerah Pola
2.27 Penyempurnaan Pra
SPPD karena Arsitektur Bernuansa
disesuaikan Budaya
dengan ASB 2.28 Festival Sendratari
100,00 2.29 Pengembangan Kapasitas
100,00 Museum 2.30 Penulisan Sejarah Lokal
100,00 DIY 2.31 Pemetaan Potensi Sejarah
100,00 2.32 Penyebaran Informasi
100,00 Sejarah 2.33 Penyusunan Buku Profil
100,00 Seni Pertunjukan Tradisional Di DIY
2.34 Penerbitan Buku Profil
100,00 Seniman Budayawan Yogyakarta 2.35 Pengelolaan Data Seni
100,00 Budaya Di DIY 2.36 Pengembangan
100,00 Perpustakaan Seni Budaya 2.37 Pengembangan Data
100,00 Koleksi Perpustakaan Berbasis Web
2.38 Pembinaan Lembaga
100,00 Pelestari Warisan Budaya 2.39 Experimentasi Karya
100,00 Seni 2.40 Animasi Bcb Sebagai
100,00 Bahan Promosi 2.41 Pergelaran Ketoprak
100,00 Lintas Generasi 2.42 Penyusunan Regulasi Di
100,00 Museum Sonobudoyo 2.43 Inventarisasi Dan
100,00 Dokumentasi Koleksi Museum
3 Program Pengelolaan
100.00 Keragaman Budaya
3.1 Fasilitasi Pengiriman
100,00 Misi Kesenian
100,00 Yogyakarta 3.3 Gelar Budaya Jogja
3.2 Festival Kesenian
100,00 3.4 Pembinaan Kesenian
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 483
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
100,00 Sinetron 3.6 Sosialisasi Budaya
3.5 Pembuatan Film Dan
100,00 Melalui Media Massa 3.7 Festival Dalang Anak
100,00 3.8 Partisipasi Kegiatan Seni
100,00 Pada HUT RI 3.9 Festival Film Indie
100,00 3.10 Penanaman Nilai-Nilai
100,00 Budi Pekerti Kepada Masyarakat 3.11 Penyusunan Peraturan
100,00 Perfilman Daerah 3.12 Pelestarian Dan
100,00 Aktualisasi Kesenian Tradisi 3.13 Pergelaran Seni Sepajang
100,00 Tahun 3.14 Animasi Cerita Rakyat
100,00 DIY 3.15 Penyempurnaan
100,00 Pencetakan Dan Launching Buku Perfilman
3.16 Konggres Pewayangan
4 Program Pengembangan
100,00 Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
4.1 Membangun Kemitraan
100,00 Pengelolaan Kebudayaan Antar Daerah 4.2 Pertemuan Sastrawan
5 Program Peningkatan
100,00 Sarana Dan Prasarana Kebudayaan
100,00 Bercorak Tradisi Untuk Masyarakat
5.1 Fasilitasi Barang
5.2 Revitalisasi Situs
100,00 Purbakala Di DIY
50,00 Cagar Budaya Dan Permuseuman
6 Program Pelestarian
100,00 Pengembangan Permuseuman
7 Program Pengembangan
100,00 Nilai Budaya, Seni Dan Perfilman
484 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
7.1 Pelestarian Dan
100,00 Pengembangan Kesenian
8 Pengembangan nilai
8.1 Pelestarian dan
100,00 aktualisasi adat budaya daerah 8.2 Fasilitasi partisipasi
100,00 masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya
Sumber: Dinas Kebudayaan DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Kuantitas dan Kualitas Sumberdaya Manusia Permuseuman belum memadai.
Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam permuseuman belum memadai, selain jumlahnya terbatas, juga belum sesuai dengan ketentuan yang ada mensyaratkan sumberdaya di museum untuk memiliki kompetensi-kompetensi tertentu baik pendidikan, keahlian, maupun pengalaman di bidang permuseuman.
2. Pengadaan lahan untuk revitalisasi BCB Tugu. Kegiatan Revitalisasi BCB Tugu meliputi rehab bangunan Tugu
serta pembebasan lahan seluas 293 m 2 di sebelah tenggara bangunan Tugu yang direncanakan untuk pembangunan plasa yang berisi diorama dan penjelasan historis dan kemasyarakatan tentang tugu. Namun dalam proses pelaksanaan kegiatan penghuni lahan di tenggara tugu tidak menerima tawaran pelepasan tanah tersebut dengan nilai 50% dari NJOP dan meminta dengan harga yang tinggi.
3. Pengelolaan dan Pembinaan desa budaya sebagai beteng pertahanan nilai tradisional
Permasalahan yang timbul dari pengelolaan desa budaya ini adalah belum diperbaruinya regulasi mengenai desa budaya yakni SK Gubernur No 325/KPTS/1995 tanggal 24 November 1995, padahal menurut data terakhir dari pemangku urusan kebudayaan terdapat
43 desa yang berpotensi sebagai benteng budaya Yogyakarta, dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 485
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
41 desa budaya di antaranya telah diklasifikasi dalam desa budaya embrional, berkembang, dan maju. Selain itu, sarana dan prasarana seni dan budaya desa budaya masih perlu ditingkatkan.
4. Regenerasi grup kesenian dan seniman tradisional yang berlangsung lamban, bahkan cenderung surut.
Banyak grup kesenian dan seniman tradisional yang dulu terkenal sudah tidak memiliki ruang untuk tampil, sarana dan prasarana terbatas dan sudah tidak layak tampil, selain juga faktor usia yang sudah tidak memungkinkan untuk menghidupkan seni dan budaya tradisional. Generasi-generasi baru lebih tertarik mengembangkan seni kontemporer.
5. Pelindungan atas kekayaan dan keragaman seni dan budaya. Pelindungan ini mencakup pelindungan dari pencurian dan
pemalsuan benda seni budaya, maupun segi-segi lainnya, terlebih lagi beberapa tahun terakhir bangsa ini dikejutkan oleh perilaku bangsa lain yang mengakuisi karya budaya bangsa. Oleh karena itu perlu segera dilakukan kegiatan untuk melindungi aset kebudayaan DIY baik berupa regulasi, hak atas kekayaan intelektual (HAKI), maupun sarana prasarana lainnya.
6. Pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan budaya yang sudah dilestarikan
Banyak bangunan-bangunan cagar budaya maupun yang diduga cagar budaya telah direhabilitasi, namun pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan tersebut perlu dalam pembinaan. Banyak juga rumah-rumah yang diduga cagar budaya dibiarkan terbengkalai.
Solusi
1. Kuantitas dan Kualitas Sumberdaya Manusia Permuseuman belum memadai.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi berkaitan dengan masalah sumberdaya museum Pemerintah DIY secara rutin mengirimkan pegawai museum untuk mengikuti pelatihan- pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selain itu juga menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di museum dengan mendatangkan pembicara dari pusat maupun dari luar negeri dengan kurikulum yang
berstandar nasional maupun internasional.
486 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2. Pengadaan lahan untuk revitalisasi BCB Tugu Pemda DIY mengupayakan anggaran untuk lahan tenggara Tugu
sesuai hasil negosiasi dengan penghuni lahan yang bernilai kurang lebih Rp. 1.491.370.000 dalam APBD perubahan tahun 2013.
3. Pengelolaan dan Pembinaan desa budaya sebagai beteng pertahanan nilai tradisional
Dalam tahun selanjutnya akan diupayakan akselerasi penyusunan regulasi tentang status dan pelestarian desa budaya yang terkini dengan koordinasi antar pemangku. Pemda DIY berupaya untuk meningkatkan sarana prasarana di desa budaya secara bertahap seperti pengadaan balai budaya untuk ekspresi seni dan budaya di desa budaya.
4. Regenerasi organisasi kesenian dan seniman tradisional yang berlangsung lamban, bahkan cenderung surut.
Guna meningkatkan regenerasi organisasi dan seniman tradisional maka dilakukan pemberdayaan organisasi seni budaya dalam bentuk pembinaan kesenian tradisional, festival kesenian tradisional, dan stimulan-stimulan berupa bantuan modal dan barang bercorak kebudayaan.
5. Pelindungan atas kekayaan dan keragaman seni dan budaya. Pemda DIY berupaya melindungi aset kebudayaan DIY berupa
pendataan secara rutin baik tahunan maupun lima tahunan dan pemberian sarana prasarana pengamanan ke sejumlah tempat yang menyimpan banyak benda karya budaya. Upaya untuk pemberian HAKI akan dilakukan pada tahun mendatang secara bertahap.
6. Pemeliharaan terhadap bangunan-bangunan budaya yang sudah dilestarikan
Bangunan-bangunan cagar budaya maupun yang diduga cagar budaya telah direhabilitasi tersebut perlu dipelihara melalui pemberdayaan kelompok-kelompok pelestari kawasan cagar budaya dan kelompok keseniannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan seni budaya, sarana prasarana wisata homestay, misalnya pendhapa-pendhapa, rumah joglo.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 487
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
24. URUSAN STATISTIK
a) Kondisi Umum
Keberhasilan perencanaan pembangunan dimulai dari penggunaan data dan informasi yang benar dan akurat. Untuk mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat antara lain ditentukan oleh kualitas SDM pengelola data dan tingkat kepedulian baik pemerintah maupun masyarakat sebagai sumber data dengan didasari kesadaran akan pentingnya data statistik. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan harus mampu menerjemahkan berbagai kepentingan statistik yang implementatif, efektif, dan akuntabel.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap data statistik daerah diperlukan koordinasi, kerjasama, dan sinkronisasi yang sinergis antara stakeholders penyedia data (Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, instansi vertikal, unsur perguruan tinggi, masyarakat dan penyedia data lainnya).
Urusan statistik di DIY diampu oleh instansi vertikal di daerah yakni Badan Pusat Statistik (BPS) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi pemerintah di daerah. Pemerintah Daerah DIY melaksanakan urusan statistik dengan menyelenggarakan kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan Data Statistik Daerah serta kegiatan Pengolahan, Analisis, Monitoring, dan Evaluasi Data Statistik. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyediakan data statistik daerah yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, statistic sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar-unsur dalam penyelenggaraan manajemen baik pemerintahan maupun swasta, merupakan bentuk data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis. Statistik mempunyai peranan yang penting bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan
kegiatan. Dengan memperhatikan pentingnya peranan statistik, diperlukan langkah- langkah untuk mengatur penyelenggaraan statistik baik skala nasional maupun daerah yang terpadu, andal, efektif dan efisien.
Secara terinci, sesuai dengan pemanfaatannya statistik dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Statistik Dasar, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala
488 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
nasional, makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung- jawab Badan Pusat Statistik.
2. Statistik Sektoral, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah danpembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang besangkutan.
3. Statistik khusus, yakni statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.
Pemerintah Daerah DIY pada tahun 2012 mengadakan penyusunan statistik sektoral dalam bentuk kajian/analisis, yaitu:
1. Analisis PDRB DIY Tahun 2007-2011 Kajian ini disusun untuk menyediakan data PDRB DIY Tahun 2011
dan menyajikan analisis perekonomian DIY selama kurun waktu 2007-2011.
2. Penyusunan ICOR Sektoral DIY Tahun 2007-2011 Kajian ini bertujuan untuk menyediakan angka ICOR sektoral DIY
guna mengetahui kebutuhan investasi DIY dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.
3. Analisis Disparitas Regional DIY Analisis ini disusun untuk mengetahui tingkat disparitas antar
kabupaten/kota di DIY dilihat dari aspek ekonomi dan non- ekonomi.
4. Penyusunan Tabel Input Output Tahun Dasar 2010 Penyusunan Tabel Input Output ini dilakukan sebagai updating
data Tabel Input Output yang disesuaikan dengan tahun dasar penyusunan PDRB yang baru, yaitu tahun 2010. Tabel Input Output merupakan suatu sistem informasi statistik yang menyediakan
secara komprehensif mampu menggambarkan keterkaitan hubungan timbal balik antar sektor ekonomi.
data yang
5. Analisis Makro Ekonomi DIY Kajian ini menyajikan analisis indikator-indikator makro ekonomi
dan proyeksi indikator-indikator tersebut tahun 2012-2018.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 489
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.73 Program/Kegiatan Urusan Statistik Tahun Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 PROGRAM
(Rp)
100,00 PENGEMBANGAN STATISTIK DAERAH
100,00 pekerjaan Monitoring, Dan
1.1 Pengolahan, Analisis,
telah selesai Evaluasi Data Statistik Daerah 1.2 Penyusunan dan
100,00 kegiatan telah Pengumpulan Data dan
selesai Statistik Daerah
Sumber : Bappeda DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Dalam urusan statistik, data statistik diperoleh dari berbagai pengampu data, seperti BPS, SKPD provinsi/kabupaten/kota serta lembaga
pertanggungjawaban produk data sering terjadi perbedaan angka atau data.
2. Sifat data statistik yang dinamis, berakibat pada sulitnya penentuan data akhir secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan yang diharapkan.
3. Beberapa data statistik dalam pengadaannya sangat komprehensif, sehingga dalam rangka pengumpulan dan analisis data untuk mendapatkan angka akhir dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini berakibat pada beberapa data penting belum dapat diwujudkan.
4. Tuntutan pemenuhan kebutuhan data dari peraturan perundang- undangan, pusat (K/L/D/I), dan kebutuhan data untuk perencanaan intern instansi sangat beragam sehingga berakibat munculnya ragam data yang sangat banyak. Hal ini seringkali menyulitkan dinas, instansi, lembaga penanggung jawab data dalam penyediaannya.
490 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Solusi
1. Perlu dilaksanakan
intensif dan berkesinambungan antar berbagai pemangku TUPOKSI penyedia data, agar terjadi komunikasi yang jelas dalam rangka peningkatan ketepatan, kecepatan dan keakuratan penyediaan data statistik.
koordinasi
yang
2. Proporsi tanggung jawab terhadap data oleh para pemangku penyedian data harus lebih ditegaskan, sehingga tidak terjadi duplikasi data, atau bahkan kelangkaan data akibat dari tidak ada yang bertanggungjawab terhadap data-data tertentu.
3. Peningkatan anggaran bagi penyediaan data oleh semua penanggungjawab data yang didahului dengan komitmen semua stakeholders terhadap arti penting data dan statistik.
4. Perlu dilakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan tentang data dan statistik bagi berbagai kepentingan baik peraturan perundang-undangan dari tingkat pusat maupun daerah, sehingga memudahkan pemahaman, pembangunan dan penyediaan data oleh para pemangku penyediaan data dan statistik.
25. URUSAN KEARSIPAN
a) Kondisi Umum
Arsip berguna sebagai sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan, menunjang proses perencanaan, mendukung pengawasan, menjadi alat pembuktian, memori perusahaan, alat untuk kepentingan politik dan ekonomi. Banyak proses pembangunan yang terhambat karena hilangnya salah satu arsip sebagai alat pembuktian. Belajar dari berbagai pengalaman yang terjadi beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa kearsipan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan Negara. Arsip merupakan bukti-bukti konkrit yang akan menjelaskan kebenaran suatu peristiwa. Arsip menjadi salah satu bukti kebenaran sejarah perjalanan keistimewaan DIY.
Perlakuan terhadap arsip di masa sekarang sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Pengelolaan arsip yang sistematik akan mengendalikan pertumbuhan arsip yang semakin hari semakin menumpuk dengan semakin kompleksnya kegiatan yang dilakukan lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Pemerintah DIY mengembangkan sistem kearsipan dalam kaitannya dengan penerapan teknologi informasi dan otomasi kearsipan. Tindak lanjut dari penerapan teknologi informasi adalah dengan penyediaan khasanah arsip dalam bentuk digital yang dapat diakses masyarakat secara online.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 491
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Dalam rangka penyusunan kegiatan kearsipan, telah disusun grand design kearsipan yang memberikan panduan tahap demi tahap kegiatan yang berskala prioritas untuk dilaksanakan setiap tahun dari tahun 2010 – 2025.
Layanan kepada masyarakat dilengkapi dengan inventaris khasanah arsip yang bersifat tematik seperti khasanah tentang Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman yang diolah dan dilayankan dalam bentuk layanan bersama antara Pemerintah DIY dengan Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman. Disamping itu juga disediakan koleksi khasanah arsip yang sudah dialih mediakan dalam bentuk digital, dialih aksarakan dalam tulisan latin, dan dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia yang bertujuan semakin memudahkan pengunjung dan pemerhati arsip.
Jaringan kearsipan dan lembaga kearsipan dari seluruh Indonesia yang ditunjang melalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berbentuk daftar pertelaan arsip bersama yang bersifat online yang dapat diakses masyarakat melalui internet.
Peningkatan pemanfaatan arsip sebagai sumber informasi dilakukan melalui Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan dengan meningkatkan ketersediaan peraturan perundangan kearsipan sebanyak sebanyak 36 peraturan yang dapat dijadikan pedoman, capaian ini lebih tinggi dari target yang seharusnya, yakni 15 regulasi, dan meningkat dari capaian tahun sebelumnya. Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan adalah penanganan arsip foto, penanganan arsip kartografi, penanganan arsip tekstual, dan digitalisasi arsip elektronik.
Dalam rangka Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/arsip Daerah, Pemerintah Daerah DIY menyelengggarakan kegiatan akuisisi dan penyelamatan arsip kepada pemerintah desa maupun masyarakat berupa penyelamatan arsip. Sebenarnya masih banyak arsip-arsip di DIY yang berada di Belanda dan Inggris yang dibawa oleh mereka pada zaman penjajahan, padahal nilai arsip itu sangat tinggi bagi DIY. Penjajakan-penjajakan telah dilakukan untuk kemungkinan melakukan akuisisi terhadap arsip-arsip tersebut. Kendala politis maupun teknis tentu akan memperlambat proses tersebut. Penyelamatan arsip sebagai sumber memori daerah kurang didukung kesediaan SDM. Rasio jumlah SKPD terhadap Arsiparis sebanyak 1 : 1 artinya bahwa setiap SKPD seharusnya memiliki minimal 1 Arsiparis, namun realisasi saat ini di DIY hanya memiliki Arsiparis sebanyak 18, berarti DIY masih membutuhkan tambahan arsiparis.
Pada tahun 2012 Pemda DIY melakukan penyusunan naskah alih bahasa dan tulisan arsip, antara lain naskah alih tulisan arsip berhuruf Jawa ke latin 800 lembar, naskah alih bahasa arsip berbahasa Jawa ke
492 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Indonesia 800 lembar, naskah alih bahasa arsip berbahasa Belanda ke Indonesia 300 lembar. Pengelolaan arsip statis telah dilakukan di beberapa SKPD sebanyak kurang lebih 600 berkas dan foto-foto sebanyak 200 berkas. Arsip Kraton yang diolah sebanyak 700 berkas dan di Puro Pakualaman ada 700 berkas. DIY memiliki sekitar 25.000 arsip bersejarah, tetapi baru sekitar 10.000 yang yang dialihmediakan.
Adapun capaian kinerja urusan kearsipan Pemerintah DIY dapat dipaparkan sebagai berikut:
Tabel IV.74 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Tahun
No Indikator
% Target Realisasi Realisasi
1 Ketersediaan Peraturan 31 15 36 240.00 Perundang-undangan Kearsipan
1 : 0.42 42.00 Arsiparis *
2 Ratio Jumlah SKPD terhadap
9 10 111,11 * Jumlah SKPD
3 Arsip audio visual
33 33 Jumlah Arsiparis di SKPD
pengampu Jumlah Arsiparis SKPD di
12 12 luar pengampu arsip Sumber: BPAD DIY
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.75 Program/Kegiatan Urusan Kearsipan Tahun Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 Program Perbaikan
(Rp)
Sistem Administrasi Kearsipan
1.1 Digitalisasi Arsip
100,00 Elektronik 1.2 Penanganan Arsip
100,00 Foto 1.3 Penanganan Arsip
100,00 Kartografi 1.4 Penanganan Arsip
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 493
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi Target Realisasi
1.5 Pengkajian Dan
100,00 Pengembangan Bidang Kearsipan 1.6 Penyusunan Pedoman
100,00 Arsip Dinamis 1.7 Penilaian Dan
100,00 Penyusutan Asip Tekstual
100,00 Arsip Statis 1.9 Pembinaan dan
1.8 Penyusunan Pedoman
Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/arsip Daerah
2.1 Akuisisi Dan
100,00 Penyelamatan Arsip 2.2 Alih Media Arsip
100,00 Statis 2.3 Fumigasi Arsip
100,00 2.4 Perawatan Dan
100,00 Pemeliharaan Arsip Statis
3 Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Informasi
100,00 Penerbitan Naskah Sumber Arsip 3.2 Lomba Bidang
3.1 Penyusunan Dan
100,00 Statis dan SDM Kearsipan 3.4 Pengelolaan Arsip
3.3 Pembinaan Kearsipan
100,00 Statis 3.5 Pengembangan
100,00 Khasanah Arsip Digital 3.6 Promosi Dan
100,00 Sosialisasi Kearsipan 3.7 Alih Tulisan Beraksara
100,00 Jawa Dan Ahli Bahasa Arsip Berbahasa Jawa/ Asing
494 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Gedung Depo arsip yang kurang tersedia Belum tersedianya gedung depo untuk penyimpanan arsip dinamis dan arsip statis akan memperpendek umur arsip. Saat ini penyimpanan arsip dilakukan di Ruang Hall (terbuka).
2. Belum memadainya SDM kearsipan. Jumlah tenaga fungsional Arsiparis yang tersedia hanya 12 orang, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang 15 arsiparis, dan jauh dari ketentuan dalam Peraturan Gubernur No. 68 Tahun 2008 yang mensyaratkan bahwa formasi yang diperlukan sebanyak 20 orang.
3. Apresiasi terhadap arsip masih rendah Kesadaran akan arti pentingnya arsip dalam kehidupan bangsa dan negara masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi regenerasi arsiparis yang cenderung lamban.
4. Lambannya proses akuisisi arsip DIY yang ada di Inggris dan Belanda. Arsip DIY yang sudah berada di Belanda dan Inggris tentu membutuhkan diplomasi lintas negara yang tidak mudah karena menyangkut aturan kearsipan yang berbeda. Mereka tidak mungkin bersedia menyerahkan arsip-arsip itu walaupun dulu berasal dari DIY.
Solusi
1. Gedung Depo arsip yang kurang tersedia Perbaikan dan penyesuaian ruang terbuka tersebut untuk lebih tertutup dengan memberikan sekat-sekat dan penyesuaian suhu ruangan dengan penambahan AC. Sebagian arsip yang ada dititipkan di Gedung Transito di Jalan HOS Cokroaminoto Yogyakarta.
2. Belum memadainya SDM kearsipan. Menutupi kekurangan tenaga Arsiparis dengan memanfaatkan tenaga teknis yang mendapat bimtek dan pendampingan penanganan arsip ada di masing-masing bidang dan mengusulkan tambahan Arsiparis kepada Kepala BKD DIY. Bimtek-bimtek kearsipan terus dilakukan agar bermunculan generasi-generasi arsiparis handal.
3. Apresiasi terhadap arsip masih rendah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 495
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Gerakan pendampingan penataan dan pengelolaan arsip di perkantoran pemerintahan multi level, multi sektor dari tingkat pedesaan.
4. Lambannya proses akuisisi arsip DIY yang berada di Inggris dan Belanda. Penjajakan-penjajakan dan diplomasi akan terus dilakukan, walaupun mungkin hasilnya tidak bisa langsung 100%.
26. URUSAN PERPUSTAKAAN
a) Kondisi Umum
Perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kepribadian melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan menunjukkan semakin pentingnya peran perpustakaan dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan (iptek) secara demokratis menuju masyarakat cerdas, kritis dan inovatif, di samping sebagai pelestari nilai budaya (culture building) di masyarakat. Perpustakaan memiliki peran dalam memajukan peradaban bangsa, bahkan peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari tata kelola, arsitektur bangunan dan koleksi dari perpustakaannya. Rennaisance Yogyakarta dapat juga direpresentasikan oleh eksistensi perpustakaannya.
Perpustakaan hanya akan berarti bila koleksi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dengan baik, untuk itu penyelenggaraan perpustakaan harus diupayakan agar masyarakat tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan. Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mensukseskan hal tersebut adalah dengan melakukan penambahan koleksi, baik untuk digunakan dan dilayankan melalui perpustakaan menetap maupun dilayankan dengan lebih mendekatkan kepada masyarakat melalui perpustakaan keliling, bahkan juga dilayankan dengan melakukan bantuan penambahan koleksi pada perpustakaan desa, puskesmas, RSUD, maupun perpustakaan masyarakat termasuk pemanfaatan TIK.
Untuk lebih meningkatkan layanan perpustakaan pada masyarakat, pada tahun 2010, 2011, dan 2012 dilakukan sertifikasi layanan perpustakaan dengan melakukan perbaikan baik dari sisi fisik, fungsi, maupun administrasi dengan bukti diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008.
Layanan kepada masyarakat diyakini juga akan semakin baik dengan dilaksanakannya pembangunan gedung perpustakaan terpadu di kompleks Jogja Expo Centre (JEC) yang sudah dirancang realisasinya mulai tahun 2011. Pada tahun 2012 Perpustakaan yang lebih representatif bagi DIY sebagai pusat peradaban dibangun. Oleh karena kerumitan pekerjaan
496 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
di lapangan, bangunan tersebut baru terealisasi sekitar 80%, dan akan diselesaikan pada tahun 2013. Sementara itu, DED interior gedung perpustakaan sudah diselesaikan. Tahun 2013 Bangunan Perpustakaan itu sudah terwujud sesuai harapan masyarakat DIY.
Layanan kepada masyarakat juga dilengkapi dengan koleksi yang bersifat tematik seperti pustaka tentang kebudayaan Jepang yang dikumpulkan dan dilayanankan dalam bentuk Kyoto Corner. Disamping itu juga disediakan koleksi buku-buku kuno yang sudah dialih mediakan dalam bentuk digital, dialih aksarakan dalam tulisan latin, dan dialihbahasakan dalam bahasa Indonesia yang bertujuan memberi kepuasan layanan perpustakaan.
Untuk lebih memeratakan layanan perpustakaan kepada masyarakat telah dilakukan layanan paket buku melalui kerjasama Pemerintah Daerah DIY dengan lembaga terkait yaitu dengan cara meminjamkan sejumlah buku kepada institusi yang membutuhkan.
Pembangunan jaringan perpustakaan dengan perguruan tinggi yang ada di DIY dalam program JLA berupa katalog online yang dapat diakses
pada alamat www.jogjalib.jogjakarta.go.id . Peningkatan minat baca masyarakat dilakukan melalui program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan dengan bentuk pengembangan perpustakaan berbasis TI sebanyak 26 unit, lebih besar dari yang ditargetkan sebesar 25 unit. Target rasio jumlah perpustakaan terhadap jumlah penduduk sebanyak 1:3500, dapat terlampaui dengan realisasi 1:2500 dimana jumlah perpustakaan adalah sebanyak 1.383 unit dengan jumlah penduduk sebanyak 3.457.491 jiwa. Realisasi rasio jumlah pemustaka terhadap jumlah penduduk yang ditargetkan sebanyak 1:1250, dapat direalisasi adalah 1:1000. Target jumlah anggota Jaringan Jogja Library sebanyak 18 unit, dapat direalisasi 28 unit. Ketersediaan Jogja Study Center (Rumah Belajar Modern)hanya terealisasi sebesar 50 % atau sebanyak 2 unit.
Agar budaya baca masyarakat DIY dapat berkembang maka Pemda DIY mengadakan Lomba-lomba, bimtek, pameran-pameran, bedah buku dan sebagainya. Lomba-lomba yang diadakan antara lain Lomba Mendongeng Untuk Umum 10 pemenang, Lomba Mengarang Cerita Dongeng Berbahasa Jawa 10 pemenang, Lomba Raja dan Ratu Buku 20 pemenang, Lomba Menulis 10 pemenang. Diharapkan budaya baca ini nanti akan berkembang menjadi budaya menulis sehingga menjadi kegiatan budaya kreatif.
Untuk mendukung kegiatan tersebut Pemda DIY meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di DIY, antara lain melalui layanan perpust keliling di 33 titik lokasi pada bulan Januari hingga Okober, 58 lokasi pada
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 497
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
bulan November hingga Desember, dan sudah dilakukan publikasi perpustakaan Keliling melalui media cetak 5 kali dan media elektronik 1 kali. Selain itu diadakan layanan layanan paket buku ke 14 titik lokasi, layanan mendongeng keliling ke 24 lokasi, antara lain di SD Badran, SD Banjarsari Sleman, SD Pangukrejo shelter, SD Kepuharjo, SD Gungan Wukirsari, SD Negeri Kintelan I, TK Pamardi Siwi, SD Negeri 4 Wonosari.
Layanan perpustakaan untuk masyarakat desa juga melalui bimtek Perpustakaan Desa, pengadaan buku perpustakaan Desa sebanyak 9000 eksemplar, rak buku perpustakaan desa 45 buah, dan komputer Perpustakaan Desa 15 buah.
Upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah DIY dalam rangka melaksanakan urusan perpustakaan dapat dipaparkan dalam capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel IV.76 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan
Tahun 2011-2012
Capaian
No Indikator %
Target
Realisasi Realisasi
1 Jumlah Perpustakaan 21 25 26 104.00 Berbasis TI 2 Ratio Jumlah perpustakaan
1 : 2500 139.06 terhadap jumlah penduduk
3 Ratio jumlah pemustaka
1 : 1000 123.58 terhadap jumlah penduduk 4 Jumlah anggota Jaringan
21 18 28 155.56 Jogja Library 5 Ketersediaan Jogja Study
2 4 2 50.00 Centre (Rumah Belajar Modern) 6 Ketersediaan Gedung
0 1 0,80 80 Induk Perpustakaan Sumber: BPAD DIY
498 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.77 Program/Kegiatan Urusan Perpustakaan Tahun Anggaran
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Anggaran
Keterangan
Target Realisasi 1 Program Pengembangan
Budaya Baca Dan Pembinaan Perpustakaan
1.1 Pengembangan Minat Dan
100,00 Budaya Baca 1.2 Supervisi, Pembinaan dan
100,00 Stimulasi pada Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Masyarakat 1.3 Publikasi dan Sosialisasi Minat
100,00 dan Budaya Baca 1.4 Kerjasama Perpustakaan
100,00 Dengan Lembaga Pemerintah/ Non Pemerintah 1.5 Layanan Perpustakaan
100,00 1.6 Lomba Perpustakaan Dan
100,00 Minat Baca 1.7 Pengembangan Manajemen
100,00 Mutu Sesuai ISO 1.8 Pelestarian Fisik Bahan
100,00 Pustaka 1.9 Pelestarian Informasi Bahan
100,00 Pustaka 1.10 Pengadaan Bahan Pustaka
100,00 1.11 Pengelolaan Bahan Pustaka
100,00 1.12 Pengembangan Koleksi
100,00 Jogjasiana 1.13 Pengembangan Layanan
100,00 Perpustakaan Keliling
100,00 Bahan Pustaka 1.15 Pengkajian Dan
1.14 Pengembangan Otomasi
100,00 Pengembangan Bidang Perpustakaan 1.16 Penerbitan Bibliografi Daerah,
100,00 Katalog Induk Daerah, Accession List 1.17 Fasilitasi Mitra Kerja Bidang
100,00 Perpustakaan dan Kearsipan
1.18 Pengembangan Layanan
100,00 Perpustakaan berbasis TI 1.19 Pencarian, Pemantauan dan
100,00 Pendayagunaan karya Cetak dan Karya Rekam
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 499
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Pagu
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Target Realisasi
1.20 Konsolidasi Pengembangan
100,00 Perpustakaan 1.21 Pemetaan pemustaka
100,00 1.22 Kajian Standar Akreditasi
100,00 Perpustakaan 1.23 Pengembangan Center of
100,00 Excellence (CoE) 1.24 Pengembangan Rumah Belajar
100,00 Modern (RBM)
1.25 Pengembangan dan Fasilitasi
2 Program Pengembangan
Sarana Dan Prasarana Perpustakaan
2.1 Pembangunan Gedung
80,20 Perpustakaan 2.2 Kajian Sarana dan Fasilitas
100,00 Perpustakaan 2.3 Kajian Kebutuhan Sarana
100,00 Depo Arsip Sumber : BPAD DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Belum tersedianya gedung layanan yang representatif. Pembangunan gedung perpustakaan yang pembangunan fisiknya
direncanakan selesai pada tahun 2012, sampai akhir tahun anggaran baru mencapai 80,2%, sehingga secara fungsional bangunan tersebut belum bisa dimanfaatkan.
2. Kompetensi dan kuantitas pustakawan yang belum sesuai ketentuan.
Jumlah pustakawan yang ada dan memiliki standar sebagai pustakawan masih kurang secara kuantitas. Masih sedikit generasi muda yang tertarik untuk mendalami dunia keperpustakaan.
3. Budaya membaca dan menulis masyarakat DIY yang tidak sebesar budaya menonton.
Masyarakat DIY lebih menyukai menonton hiburan di media, daripada berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku ataupun menulis suatu karya dalam bentuk tertulis.
500 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
4. Pengadaan rumah belajar modern Pembangunan fisik sedang difokuskan untuk membangun
pembangunan gedung perpustakaan yang representatif sehingga pembangunan rumah belajar modern ditunda.
5. Belum hidupnya perpustakaan desa dan tempat ibadah Acapkali perpustakaan desa dan tempat ibadah tidak memiliki
sarana dan prasarana untuk menghidupkan perpustakaannya, dan SDM yang menangani masih sangat terbatas dan sifatnya sukarela.
Solusi
1. Untuk menyelesaikan pembangunan gedung perpustakaan dimaksud harus disediakan anggaran untuk penyelesaian pembangunan fisik sebesar 19,8% pada tahun anggaran 2013.
2. Kekurangan tenaga Pustakawan diatur dengan memanfaatkan tenaga teknis yang ada di masing-masing bidang dan diusulkan tambahan formasi kebutuhan tenaga fungsional pustakawan. Bimtek-bimtek tentang keperpustakaan akan terus ditingkatkan agar kemampuan SDM Perpustakaan meningkat.
3. Event-event yang dapat meningkatkan minat baca masyarakat digalakkan, antara lain melalui Raja dan Ratu Buku.
4. Setelah pembangunan fisik Perpustakaan Induk terselesaikan, akan direalisasikan Rumah Belajar Modern.
5. Pembinaan melalui bimtek bagi pengelola perpustakaan desa dan tempat ibadah, didukung dengan bantuan paket buku, lomba- lomba perpustakaan, serta stimulan-stimulan lainnya.
B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN
1. URUSAN PARIWISATA
a) Kondisi Umum
Pariwisata merupakan salah satu pilar pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta selain pendidikan dan budaya. Banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan , baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan berbagai fasilitas
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 501
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
wisata lainnya, seperti resort, hotel , dan restoran . Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.
Sektor pariwisata menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada sektor jasa-jasa; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian karena mampu memberi efek pengganda (multiplier effect) dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.
Jumlah Obyek Wisata dan Sarana Pendukung Pariwisata lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel IV.78 Jumlah Obyek Wisata di DIY
Kab.
Kab.
Kota Ket
Kab.
Kab.
Total Sleman Bantul
Gunung Kulon
Obyek Wisata
Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012
Tabel IV.79 Sarana Pendukung Wisata
Kab.
Kab.
Kota Jenis Usaha
Sleman Bantul
Biro Perjalanan Wisata
(BPW) Rumah
Makan/Restoran/Cafe
Sumber: Statistik Pariwisata DIY 2012
Seiring membaiknya kondisi perekonomian masyarakat dan meningkatnya citra positif DIY di mata wisatawan maka kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Yogyakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY sejumlah 1.607.194 orang sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 2.215.832 orang atau meningkat 37,86% dari tahun 2011.
Kebijakan sektor Pariwisata didukung sepenuhnya oleh legislatif sebagai wakil rakyat dengan diundangkannya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No.1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 – 2025. Dengan terbitnya Perda
502 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
ini maka stakeholder pariwisata baik instansi pemerintah maupun swasta memiliki payung hukum yang jelas dan dapat mensinergikan program/kegiatan yang terarah dan terukur untuk membangun kepariwisataan DIY. Selain itu, dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta semakin menguatkan citra Yogyakarta sebagai Daerah yang Istimewa untuk dikunjungi.sehingga indicator capaian kinerja sektor Pariwisata juga mengalami peningkatan. Lama tinggal dan tingkat hunian kamar mengalami peningkatan dibanding tahun 2011. Hal ini juga berdampak pada jumlah penyelenggaraan MICE dan Pendapatan Asli Daerah sektor pariwisata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.80 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Tahun 2011-2012
Tahun 2012 No
Capaian
Indikator Kinerja
Satuan
Target Capaian
1 Rata-rata lama Tinggal
2,6 1,96 Wisatawan 2 Jumlah Wisatawan
Hari
Orang 1.607.194 1.881.011 2.215.832 a. Wisatawan Nusantara
Orang 1.437.629 1.692.642 2.013.314 b. Wisatawan Mancanegara
188.369 202.518 3. Jumlah MICE
Orang
5.990 12.904 4. Jumlah Desa Wisata
Kali
54 49 65 5. PAD Pariwisata DIY
Desa
89,73 113,65 6. Tingkat Hunian Hotel
Sumber: Dinas Pariwisata DIY
Tahun 2012 jumlah wisatawan sebanyak 2.215.832 orang dengan rincian wisman 202.518 orang atau naik 19,43% dibanding tahun sebelumnya sedangkan wisnus 2.013.314 orang atau naik 40,04%.
Jumlah kenaikan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara ini termasuk yang tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya selama periode 2009-2011. Jumlah kunjungan baik wisman maupun wisnus tahun 2012 menunjukkan adanya kenaikan dibanding tahun 2011 dan memenuhi target dalam RPJMD.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 503
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012
Gambar IV.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2009-2012
Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan (Length of Stay) wisman 2,03 hari dan wisnus 1,90 hari, sehingga lama tinggal wisatawan (LOS) masih belum memenuhi target yang seharusnya 2,60 hari hanya tercapai 1,96 hari. Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY yang rata-rata hanya 1 hari disebabkan jumlah hotel di DIY yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sementara jumlah wisatawan yang berkunjung belum mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2012 ini jumlah wisatawan dan lama tinggal wisatawan mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 1,68 hari. Pengembangan destinasi baru khususnya untuk wisata malam yang belum digarap dengan serius turut menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke DIY tidak memperpanjang lama tinggalnya.
Tabel IV.81 Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan 2009-2012
Tahun
2012 Wisman Wisnus Wisman Wisman Wisnus Wisman Wisman Wisnus Hotel
Melati Hotel
Sumber: Statistik Pariwisata DIY 2012
Tahun 2011 tingkat hunian hotel bintang sebesar 57,43% dan hotel Melati sebesar 33,24% (rata-rata 45,33%), pada tahun 2012 tingkat hunian hotel Bintang sebesar 65,27% sedangkan Hotel Melati sebesar 45,76% (rata-rata 55,51%).Hal ini menunjukkan tingkat hunian kamar baik hotel
504 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
berbintang maupun hotel melati mengalami kenaikan dibanding tahun 2011.
Wisata MICE yang semakin berkembang pada beberapa tahun terakhir ini juga menjadi salah satu wisata andalan Yogyakarta dalam memberikan kontribusi/pemasukan bagi PAD. Pada tahun 2011 pelaksanaan MICE di Yogyakarta sebanyak 8.963 kali/tahun sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 12.904 kali/tahun atau naik 115,42%. Hal ini karena semakin banyak hotel berbintang maupun non bintang yang menyediakan fasilitas untuk memenuhi permintaan penyelenggaraan MICE sehingga membuat Yogyakarta semakin diminati wisatawan, pebisnis dan pemakai MICE lainnya baik nasional maupun internasional.
Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012
Gambar IV.3 Penyelenggaraan MICE Tahun 2009-2011
Jumlah desa wisata yang memenuhi syarat layak jual dan dikunjungi wisatawan pada tahun 2012 sebanyak 65 Desa meningkat 20% dari tahun 2011. Untuk meningkatkan kualitas desa wisata layak dikunjungi wisatawan dan mempunyai nilai jual berdasarkan kekuatan potensi wisata yang ada diperlukan komitmen serta konsistensi masyarakat setempat dan seluruh stakeholder pariwisata Yogyakarta. Kecenderungan wisatawan yang kembali ke alami (back to nature) memberikan angin segar bagi pengembangan desa wisata yang ada di DIY.
Pemda DIY terus berupaya untuk mengembangkan dan membangun citra desa wisata yang baik dengan mengadakan berbagai kegiatan antara lain berupa peningkatan kualitas lingkungan, penataan manajemen kualitas produk dan pemasaran, pemberdayaan masyarakat (berbagai pelatihan dan sebagainya) sehingga desa wisata wisata akan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 505
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
menjadi salah satu tambahan andalan daya tarik wisata Yogyakarta sekaligus secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012
Gambar IV.4 Desa Wisata di DIY Tahun 2009-2012
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sub sektor pariwisata di seluruh wilayah DIY (Kab/Kota) pada tahun 2011 sebesar Rp106,215 Milyar, sedangkan pada tahun 2012 berdasarkan data yang dihimpun dari Kab/Kota diperkirakan sebesar Rp113,65 Milyar atau meningkat 7% dari PAD tahun 2011. Angka ini melampaui target RPJMD sebesar Rp89,73 Milyar. Dengan demikian keseluruhan pengeluaran wisatawan dari pajak dan retribusi sub sektor pariwisata pada tahun 2012 seluruhDIY kurang lebih mencapai sekitar Rp1,13 trilyun.
506 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Sumber : Statistik Pariwisata DIY 2012 Ket: Data sementara dari Kab/Kota sampai bulan September 2012
Gambar IV.5 PAD Sektor Pariwisata DIY b)
Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.82 Program/Kegiatan Urusan Pariwisata Tahun Anggaran
Fisik (%) No
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Target
Realis
Realis Ket
Target
asi 1 PROGRAM
asi
98.1 PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA
100 Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan Luar Negeri 1.2 Pengembangan
100 Sisa anggaran Statistik
Rp4.050.000 Kepariwisataan
(Honor non PNS/Surveyo) karena tidak ada penyedia jasa surveyor.
1.3 Pelatihan Pemandu
100 Wisata Terpadu 1.4 Pembuatan bahan-
90 Pembuatan Bahan Promosi
video Kepariwisataan
pariwisata tidak dilaksanakan karena beberapa
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 507
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Realis
Realis Ket
tenaga ahli yang dibutuhkan mematok harga diatas SHBJ sehingga anggaran yang tersedia tidak mencukupi.
100 Sisa anggaran Promosi dan
1.5 Analisa Pasar Untuk
Rp14.750.000 Pemasaran Obyek
dari Sewa Bus Pariwisata
(Rp14.450.000) dan SPPD Luar Daerah (Rp300.000)
1.6 Penyusunan dan
100 Penerbitan Tabloid Pariwisata 1.7 Pengelolaan
100 Pelayanan Informasi Pariwisata 1.8 Penyelenggaraan
100 Peserta Fam Fam Tour
Tour tidak mengunjungi obyek wisata yang telah dirancanakan sehingga anggaran dikembalikan
100 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata 1.10 Pengembangan
100 Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata
100 PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
100 Obyek Pariwisata Unggulan 2.2 Peningkatan
100 Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.3 Pengembangan.
100 Sosialisasi dan
508 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Realis
Realis Ket
Penerapan serta Pengawasan Standardisasi 2.4 Pemberdayaan
100 Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona 2.5 Pengembangan Desa
100 Yang Wisata
dikembalikan: Honor Juri (Rp10.000.000), SPPD Dalam Daerah (Rp5.440.000) karena sudah ada sewa kendaraan, Sewa Kendaraan (Rp1.600.000) karena efisiensi hari penjurian, cetak sertifikat (Rp19.500)
3 PROGRAM
100 PENGEMBANGAN KEMITRAAN
100 Sisa anggaran Penguatan Litbang
3.1 Pengembangan dan
dari belanja Kebudayaan dan
publikasi Pariwisata
karena sudah terpublikasi saat pengesahan di DPR dan pelaksanaan sosialisasi.
3.2 Pelaksanaan
100 Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata
100 dan Profesionalisme Bidang Pariwisata 3.4 Fasilitasi
3.3 Pengembangan SDM
100 Penyelenggaraan Event Kepariwisataan 3.5 Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 509
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Realis
Realis Ket
Target
asi
Target asi
Kepariwisataan Sumber : Dinas Pariwisata DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Belum memadainya infrastruktur, sarana prasarana wilayah dan aksesibilitas dalam rangka menarik wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta (masih terbatasnya jumlah penerbangan internasional ke Yogyakarta);
2. Belum optimalnya penyelenggaraan event-event kepariwisataan dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata dan lama tinggal wisatawan (terutama atraksi di malam hari).
3. Kurangnya pengembangan berbagai daya tarik wisata baru dan pemeliharaan berbagai daya tarik wisata yang sudah ada.
4. Belum gencarnya upaya pemasaran (promosi) pariwisata secara terpadu di dalam negeri maupun luar negeri baik langsung maupun tidak langsung.
5. Belum maksimalnya pelayanan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan baik di tempat umum maupun di Daya Tarik Wisata.
6. Masih kurang intensifnya jejaring, kerjasama dan koordinasi yang sinergis (keterpaduan) antar pelaku pariwisata (stakeholder)
7. Belum optimalnya pemberdayaan/keterlibatan masyarakat di sekitar daya tarik wisata
8. Masih kurangnya pemahaman dan pengamalan tentang Sapta Pesona dan Sadar Wisata
9. Belum memadainya tingkat pemenuhan kualitas SDM Pariwisata yang profesional dan belum optimalnya peran/fungsi kelembagaan kepariwisataan yang ada.
Solusi
1. Perlu diupayakan pemenuhan infrastruktur, sarana prasarana wilayah dan aksesibilitas yang memadai dalam rangka menarik wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta;
510 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2. Perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan event- event kepariwisataan (lokal, nasional maupun internasional) dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata dan lama tinggal wisatawan.
3. Perlu ditingkatan pengembangan berbagai daya tarik wisata baru dan pemeliharaan berbagai daya tarik wisata yang sudah ada.
4. Perlu langkah-langkah baru dalam pemasaran (promosi) pariwisata di dalam negeri maupun luar negeri baik langsung (partisipasi even maupun pameran) maupun tidak langsung (melalui media massa dalam dan luar negeri).
5. Perlu ditingkatkan pelayanan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan baik di tempat umum maupun di Daya Tarik Wisata oleh seluruh stakeholder pariwisata DIY.
6. Perlu diintensifkan jejaring, kerjasama dan koordinasi yang sinergis (keterpaduan) antar pelaku pariwisata (stakeholder) baik antar pelaku di dalam maupun luar DIY
7. Perlu ditingkatkan
masyarakat dengan meningkatkan peran aktif/keterlibatan masyarakat di sekitar daya tarik wisata
pemberdayaan
8. Perlu ditingkatkan pemahaman dan pengamalan kesadaran akan berwisata dan melaksanakan nilai-nilai sapta pesona (bersih, rapi, indah,
sejuk, aman, nyaman dan kenangan) dalam pembangunan/pengembangan pariwisata.
9. Perlu terus ditingkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata yang profesional dan peningkatan penguatan/pemantapan peran dan fungsi kelembagaan kepariwisataan yang ada.
2. URUSAN KELAUTAN PERIKANAN
a) Kondisi Umum
Pembangunan subsektor kelautan dan perikanan selain ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan juga terus didorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Subsektor kelautan dan perikanan adalah salah satu pendukung usaha ekonomi masyarakat di DIY dalam usaha menanggulangi kemiskinan dan penggangguran, khususnya pada kawasan pedesaan dan kawasan tertinggal. Pembangunan kelautan dan perikanan juga harus secara berkelanjutan. Oleh karena itu, selain tetap menggiatkan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya keautan dan perikanan, juga perlu didukung upaya konservasi dan rehabilitasi ekosistem kelautan dan perikanan.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 511
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Produksi perikanan di DIY didominasi oleh perikanan budidaya. Sebagaimana terlihat pada gambar di bawah, rata-rata kontribusi perikanan budidaya terhadap total produksi perikanan DIY mencapai 89,91%, bahkan pada tahun 2012 mencapai 90,56%. Sementara kontribusi perikanan tangkap menurun dari 10,09% pada tahun 2011 menjadi 9,44% pada tahun 2012. Penurunan produksi perikanan tangkap disebabkan sering terjadinya overfishing dan illegal fishing serta tidak adanya restocking di perairan umum, sehingga sumber daya ikan di perairan umum berkurang. Selain itu, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi produksi perikanan tangkap di DIY karena mengurangi jumlah trip kapal nelayan.
Pemenuhan kebutuhan akan protein hewani, khususnya ikan, dapat dilihat dengan adanya peningkatan konsumsi ikan per kapita dari tahun ke tahun. Konsumsi ikan per kapita DIY selama 3 tahun terakhir menunjukkan trend yang positif. Pada tahun 2010, konsumsi ikan DIY sebesar 22,06 kg/kapita/tahun dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 23,01 kg/kapita/tahun. Bahkan pada tahun 2012 juga terus mengalami peningkatan hingga sebesar 23,37 kg/kapita/tahun. Namun demikian, permintaan ikan belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari wilayah DIY.
Tabel IV.83 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2011-2012
Tahun 2012 No
Realisasi % Realisasi
1. Prosentase Peningkatan
30,00 100 jumlah nelayan dan pembudidaya yang berkualitas 2. Prosentase peningkatan
75,00 100 sistem penyuluhan kelautan dan perikanan 3. Prosentase Peningkatan
19,00 100 Jumlah generasi muda cinta bahari 4. Jumlah Kelompok Wanita
60 70 70 100 Nelayan 5. Peningkatan Jumlah
Kelompok
10,00 100 Kelompok Pembudidaya di Lahan Marginal 6. Peningkatan Jumlah
40,00 114,29 kelompok masyarakat pengawas perikanan 7. Peningkatan jumlah
35,00 100 masyarakat pesisir yang diberdayakan
512 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tahun 2012 No
Realisasi % Realisasi
50.246,6 97,84 produksi perikanan budidaya 9. Peningkatan Jumlah
8. Peningkatan Jumlah
5.437,5 82,76 produksi perikanan tangkap 10. Konsumsi ikan per kapita
Kg/kapita/
11. Luas Potensi Lahan yang
10,17 127,13 Dimanfaatkan 12. Luasan kawasan
15,00 100 konservasi, restoking dan resensing
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012 Tabel IV.84 Program/Kegiatan Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun
Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Realisasi 1 PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PESISIR
1.1 Pembinaan
100 sisa lelang Kelompok Ekonomi
Masyarakat Pesisir
100 MASY. DLM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SUMBERDAYA KELAUTAN
2.1 Optimalisasi dan
100 Pengembangan Siswasmas
100 KESADARAN DAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PENDAYAGUNAA N SD LAUT
3.1 Fasilitasi Perijinan
100 Perikanan Tangkap dan Budidaya
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 513
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
100 sisa belanja SDI di PU dan Laut
3.2 Peningkatan Wasdal
BBM kapal
4 PENINGKATAN
100 MITIGASI BENCANA ALAM LAUT DAN PRAKIRAAN IKLIM
100 Alam laut dan Prakiraan Iklim Laut
4.1 Mitigasi Bencana
100 KEGIATAN BUDAYA KELAUTAN DAN WAWASAN MARITIM KEPADA MASY.
100 sisa belanja Kebaharian Pada
5.1 Pengembangan Jiwa
publikasi Generasi Muda 5.2 Penyelenggaraan
100 sia sewa Hari Nusantara
ruang, kendaraan, dan perjalanan dalam daerah
100 dan Penyakit Ikan 6.2 Pengembangan
6.1 Pengendalian Hama
100 sisa honor tim Budidaya Perikanan
pengadaan barang/ jasa, honor PTT, rapat, dan lelang
6.3 Pengembangan
100 sisa jasa Pakan Ikan Alternatif
konsultasi/ pengawasan, dan pengadaan
100 Ikan Unggul Budidaya Air Laut (BAL) 6.5 Pengembangan Bibit
6.4 Pengembangan Bibit
100 Sisa Ikan Unggul
Perjalanan Budidaya Air Payau
Luar daerah (BAP)
514 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
6.6 Pelayanan dan
100 Pengendalian Hama dan Penyakit 6.7 Pengembangan Bibit
100 Ikan Unggul Budidaya Air Tawar (BAT)
100 Sisa Dana Pembenihan
lelang Perikanan 6.9 Kaji Terap Teknologi
100 Pengolahan Pakan Ikan
100 KAWASAN BUDIDAYA
100 Sisa anggaran Budidaya Air Laut
7.1 Kajian Kawasan
untuk (BAL)
pembelian pakan
100 Budidaya Air Tawar (BAT)
7.2 Kajian Kawasan
100 Budidaya Air Payau (BAP)
7.3 Kajian Kawasan
100 sisa honor tim Sumberdaya Ikan
pengadaan 8.2 Pembinaan dan
100 sisa Pengemb Perikanan
pengadaan Tangkap
100 sisa Penangkapan Ikan
8.3 Pengemb Usaha
transportasi dan pemberdayaan
dan Nelayan Skala Kecil
akomodasi serta belanja alat
100 Sisa anggaran Pelabuhan Perikanan
merupakan sisa lelang
100 Pelayanan Pelabuhan Sadeng
100 Pengembangan Teknologi Alat Penangkapan Ikan
8.6 Uji coba
100 Sisa anggaran GT bagi nelayan
8.7 Pengadaan Kapal 30
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 515
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik (%) No.
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
(DAK) sisa lelang
9 OPTIMALISASI
100 PENGELOLAAN DAN PEMASARAN PRODUKSI PERIKANAN
100 Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
100 sisa lembur, Pengujian Mutu Hasil
9.2 Pengawasan dan
belanja Perikanan
bahan/bibit/i nduk tanaman, dan perjalanan Luar daerah
100 Kemitraan Antar Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan
9.3 Pengembangan Pola
100 sisa sewa dan
9.4 Promosi Perikanan
gedung, Kelautan/Pameran
perjalanan luar daerah
100 sisa perjalanan Pemasaran Produk
dalam daerah Perikanan 9.6 Pengemb Jaringan
100 Pemasaran Hasil Perikanan
100 EKOSISTEM DAN CADANGAN SUMBERDAYA ALAM
100 sisa perjalanan Pengelolaan
dalam daerah Ekosistem Pesisir Secara Berkelanjutan
100 Pesisir 10.3 Peningkatan Stok
10.2 Rehabilitasi Ekosistim
100 Sumberdaya Perikanan
100 Pemetaan Konservasi Lahan Pesisir
10.4 Identifikasi dan
516 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
100 sisa Ekosistem
10.5 Pengemb Konservasi
pengadaan Sumberdaya Laut dan Pesisir
11 PENINGKATAN
100 KUALITAS SDM DAN KELEMBAGAAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
100 Kelembagaan Penyuluh Swadaya
100 Kelembagaan Poklahsar
100 Kewirausahaan Bagi Penyuluh
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Terbatasnya kemampuan nelayan dan pembudidaya ikan dalam tingkat pendidikan serta penguasaan teknik tangkap dan budidaya, serta ketidakmampuan mengakses sumber-sumber informasi dan teknologi maju, khususnya di bidang aqua bisnis, sehingga mengalami hambatan dalam menghadapi persaingan dengan daerah lain.
2. Masih lemahnya kelembagaan nelayan dan pembudidaya ikan.
3. Sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti terbatasnya pelabuhan perikanan, kapal serta alat tangkap bagi nelayan, sehingga nelayan belum mampu menjangkau jalur yang lebih jauh yang memiliki potensi ikan yang masih banyak.
4. Terbatasnya akses modal nelayan dan pembudidaya ikan.
Solusi
1. Peningkatan kapasitas sumber daya nelayan dan pembudidaya ikan melalui peningkatan kemampuan penguasaan teknologi, kewirausahaan, dan menajemen usaha, sehingga mampu membentuk nelayan dan pembudidaya ikan yang berkualitas yang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 517
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
mampu menguasai dan menerapkan teknologi, serta mampu mengelola usahanya secara efektif dan efisien.
2. Peningkatan dan penguatan kelembagaan nelayan serta pembudidaya ikan, baik pembenihan maupun pembesaran, serta kelembagaan usahanya, yang dapat berfungsi sesuai peran masing- masing, sehingga sistem usaha aqua bisnis dapat berjalan secara optimal dalam rangka mendukung keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan.
3. Penyelesaian pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Glagah, sehingga dapat segera dimanfaatkan untuk kapal 30 GT. Dengan demikian, produksi perikanan tangkap dapat meningkat serta dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan bagi masyarakat, yang sampai saat ini belum bisa terpenuhi oleh produksi lokal.
4. Peningkatan kerja sama dan kemitraan dengan lembaga keuangan untuk mengakses modal bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan, baik nelayan, pembudidaya, pengolah maupun pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Diperlukan juga pendampingan dari Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk mewujudkan pelaku usaha UMKM yang bankable. Selain itu, dalam rangka mengakses pinjaman modal bagi masyarakat, perlu dibuat petunjuk pelaksanaan pengelolaan dan penyaluran bantuan/pinjaman modal bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan.
3. URUSAN PERTANIAN
a) Kondisi Umum
Sektor pertanian masih berperan strategis dalam struktur perekonomian DIY, dalam hal penyediaan bahan pangan baik nabati maupun hewani, penyediaan lapangan kerja, sekaligus pemenuhan input bagi sektor industri pengolahan. Kontribusinya terhadap pembentukan PDRB DIY terbesar ketiga setelah sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Pembangunan pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan sub-sektor pendukungnya, menjadi tanggung jawab tiga pilar, yakni pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pembangunan sektor ini diarahkan pada terwujudnya pertanian yang bersifat komersial dan efisien, dengan menerapkan prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi tepat, yang berimplikasi pada peningkatan daya saing, pendapatan dan nilai tambah.
518 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Penyusutan lahan produktif merupakan salah satu tantangan pembangunan pertanian di DIY. Akibat kompetisi dengan sektor lain dalam hal penggunaan sumber daya lahan dan air, terjadi alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian, dengan laju 0,42% per tahun. Meskipun alih fungsi lahan lebih banyak terjadi pada lahan marjinal tadah hujan dengan frekuensi tanam dan produktivitas rendah, hal ini tetap merupakan tantangan cukup berarti serta menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan laju pertumbuhan sektor ini. Oleh karena itu, dalam rangka pengendalian lahan pertanian, Pemerintah Daerah DIY telah menerbitkan Perda DIY No. 10 Tahun 2011 tentang Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Selain itu juga telah dilakukan serangkaian upaya diantaranya fasilitasi input usaha tani berupa saprodi bagi petani di lahan sawah dengan laju konversi tinggi, penggantian lahan puso yang mengalami gagal panen akibat serangan hama atau bencana alam dengan dana bersumber dari APBD maupun dari APBN, serta fasilitasi sertifikasi lahan produktif bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional.
Sebagai hasil dari pembangunan sektor pertanian, secara umum terjadi peningkatan produksi komoditas subsektoral (tanaman pangan, hortikultura dan peternakan) sekaligus peningkatan kesejahteraan petani, yang diukur dari besaran nilai tukar petani yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tercermin dari capaian indikator kinerja pembangunan sektor pertanian sebagaimana ditargetkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah DIY Tahun 2009-2013 yang meliputi perkembangan aktivitas kelembagaan petani, nilai tukar petani, peningkatan produktivitas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan, serta perkembangan luas lahan produktif sehubungan dengan upaya pengendalian alih fungsi lahan.
Tabel IV.85 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2011-2012
Tahun 2012
Capaian
No. Indikator
Realisasi Realisasi
1. Berkembangya Aktivitas
20 20 20 100 Kelembagaan petani
Gapoktan
0,41 116,33 3. Peningkatan
2. Konversi Lahan
4,57 534,72 Produktivitas Tanaman 4. Pangan Peningkatan Produksi
5. Peningkatan Populasi
-2,73 -162,62 Ternak
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 519
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tahun 2012
Capaian
No. Indikator
Realisasi Realisasi
4,28 136,74 komoditas perkebunan Sumber: Dinas Pertanian DIY
6. Persentase produksi
Realisasi peningkatan produktivitas tanaman pangan pada tahun 2012 yang mengalami peningkatan sangat signifikan disebabkan oleh peningkatan produktivitas tanaman pangan dan penambahan luas tanam yang sangat signifikan untuk komoditas padi terutama lahan kering di Gunungkidul dan lahan irigasi di Sleman. Selain itu juga dipengaruhi oleh perbaikan tingkat kesuburan lahan akibat dari erupsi Gunung Merapi.
Populasi ternak tahun 2012 mengalami penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2011 dikarenakan adanya kebijakan impor sapi pada tahun 2011 dan 2012 yang berdampak pada turunnya harga sapi lokal. Hal ini pada akhirnya juga menurunkan minat untuk beternak sehingga mengurangi jumlah peternak di DIY. Selain itu, penurunan populasi ternak juga disebabkan oleh banyaknya ternak yang keluar dari DIY.
520 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.86 Program/Kegiatan Urusan Pertanian Tahun Anggaran 2012
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
1 PROGRAM PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN PETANI
Sisa honor harian non Petani
1.1 Peningkatan Kemampuan Lembaga
PNS karena ada pengganggaran ganda untuk penjaga malam
1.2 Pengembangan Ternak Unggas
(Itik/Ayam Buras) 1.3 Pengembangan Aneka Ternak
(Kelinci) 1.4 Penguatan Kelembagaan Tingkat
2 PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
2.1 Penanganan Pasca Panen dan
Pengolahan Hasil Pertanian 2.2 Pengembangan Sistem Informasi Pasar
2.3 Peningkatan Mutu dan Keamanan
Pangan 2.4 Penanganan Pasca Panen dan
Pengolahan Hasil Peternakan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 521
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Program/Kegiatan Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
2.5 Peningkatan Mutu Hasil Pertanian SNI
(Pangan, Horti, Ternak) 2.6 Penerapan GMP Olahan Hasil
Pertanian 2.7 Penanganan Pasca Panen dan
Pengolahan Hasil Hortikultura 2.8 Peningkatan Keamanan Pangan Asal
3 PROGRAM PENINGKATAN
PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN
3.1 Promosi atas Hasil Produksi Pertanian
Unggulan Daerah 3.2 Penyebarluasan Informasi Perbenihan
4 PROGRAM PENINGKATAN .
TEKNOLOGI PERTANIAN 4.1 Uji Ketahanan Varietas Padi
4.2 Aplikasi Teknologi Budidaya Padi
Skala Luas
4.3 Pengembangan Varietas Baru
5 PROGRAM PENINGKATAN
PRODUKSI PERTANIAN
5.1 Pemberdayaan P3A dan Peningkatan
Jaringan Irigasi 5.2 Penerapan GPP Komoditas Unggulan
522 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
5.3 Pengamatan dan Analisa Kehilangan
Hasil Karena OPT 5.4 Bimb. dan Fasilitasi Sarana
Sisa belanja obat- Pengendalian OPT dan Brigade
obatan karena ada Proteksi
selisih harga pasar dengan harga DPA, sisa makan minum pelatihan petugas karena waktu pelaksanaan dalam DPA selama 6 hari ternyata dapat selesai dalam 2 hari serta gerakan pengendalian OPT dalam pelaksanaannya tidak jadi menggunakan bensin untuk alat hand sprayer
5.5 Sekolah Lapang Pengendalian Hama
Terpadu (SLPHT) Berkelanjutan 5.6 Sekolah Lapang Pengendalian Hama
Terpadu (SLPHT) Pangan dan Horti 5.7 Penyusunan RDK/RDKK
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 523
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
5.8 Pengembangan Tanaman Pangan
Terpadu 5.9 Pengembangan Hortikultura Terpadu
5.10 Peningkatan Budidaya Hortikultura di
Lahan Pekarangan 5.11 Pengembangan Hortikultura di Lahan
Sisa dikarenakan ada Pantai
selisih harga pasar dengan harga dalam DPA antara lain sisa belanja bahan kimia Rp. 26.784.000,- bahan/bibit/induk tanaman Rp. 1.863.000,- bahan kimia non organik Rp. 1.000.000,- dan belanja barang yang diserahkan pada masyarakat Rp. 2.240.000,-
5.12 Observasi dan Identifikasi Penyebaran
Varietas 5.13 Pengembangan Sayuran di Daerah
Sisa belanja bahan Irigasi
kimia Rp. 8.355.000,- karena ada selisih harga pasar dengan
524 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
harga dalam DPA
Sisa belanja alat Mutu Benih
5.14 Analisa Standar dan Pengawasan
perlengkapan karena ada selisih harga pasar dengan harga dalam DPA dan sisa perjalanan dinas dalam daerah menyesuaikan keperluan
5.15 Penyusunan Rencana Kebutuhan
Sarana dan Prasarana Produksi Tan. Pangan 5.16 Pengembangan Buah-buahan
5.17 Pengembangan Tanaman Hias
Sisa belanja sertifikasi Berkelanjutan
5.18 Penanganan Lahan Pertanian Pangan
karena biaya sertifikasi mengalami penurunan karena dikeluarkan Permenkeu Nomor : 51/PMK.02/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK/2010 tentang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 525
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
Indeks Dalam Rangka Perhitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP pada Badan Pertanahan Nasional
5.19 Pelayanan Sertifikasi Benih Padi dan
Sisa honor narasumber Palawija
Rp. 2.325.000,- honor harian non PNS Rp. 1.560.000,- belanja cetak Rp. 2.210.750,- makan minum harian umum Rp. 2.400.000,- perjln dinas dlm daerah Rp. 1.710.000,-
5.20 Pengembangan Sayuran dan Buah
Berbasis GAP/SOP 5.21 Pengembangan Pertanian Organik
Sisa belanja bahan/bibit/induk tanaman dan sisa belanja barang yang diserahkan masyarakat karena ada selisih
526 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
harga pasar dengan harga dalam DPA
5.22 Pengembangan Pebenihan Tanaman
Pangan 5.23 Pengembangan Pebenihan
Hortikultura 5.24 Pengembangan Benih Sayuran di
Tingkat Petani 5.25 Pengembangan Benih Padi di Tingkat
Petani 5.26 Penyediaan Benih dan Pengembangan
Jabal Kedelai
6 PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT TERNAK
Sisa belanja obat- Penyakit Hewan Menular Strategis
6.1 Pencegahan dan Pengendalian
obatan dan alat perlengkapan karena ada selisih harga pasar dengan harga dalam DPA
6.2 Pemeliharaan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit Menular Ternak
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 527
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
7 PROGRAM PENINGKATAN
PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
7.1 Pengembangan Ternak Kambing
7.2 Pengembangan Ternak Sapi Perah
7.3 Pengembangan Ternak Sapi Potong
7.4 Pelayanan Sertifikasi Bibit Ternak
Sisa perjalanan dinas Kambing PE
luar daerah karena menyesuaikan kebutuhan
7.5 Pengembangan Produksi Semen Beku
Sapi 7.6 Pengembangan Pembibitan Ternak
8 PROGRAM PENINGKATAN
PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
8.1 Kaji Terap Teknologi Pengolahan
9 PROGRAM PENINGKATAN
KUALITAS SDM DAN KELEMBAGAAN PETANI
9.1 Diklat Agribisnis Hortikultura
9.2 Diklat Agribisnis Peternakan
9.3 Pengkajian Diklat
9.4 Temu Teknis Teknologi Pertanian
9.5 Diklat Pemandu SLPHT dan SL Iklim
9.6 Evaluasi Pasca Latihan dan Bimbingan
528 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
Lanjutan 9.7 Diklat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian 9.8 Peningkatan Profesionalisme
Widyaiswara dan Staf Teknis 9.9 Diklat Penangkaran Benih Padi,
Bawang Merah dan Buah-buahan Bagi Petani/Penangkar 9.10 Pelatihan Petugas Fungsional POPT
9.11 Fasilitasi Praktek Lapangan dan
Penggunaan Laboratorium 9.12 Diklat Teknis Pengelolaan
10 PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
10.1 Pengembangan Tanaman Perkebunan
Pada Lahan Marginal 10.2 Pengembangan dan Pemeliharaan
Kebun Benih Perkebunan 10.3 Pengembangan Bibit Unggul
Perkebunan 10.4 Sertifikasi Bibit/Benih Tanaman
Kehutanan dan Perkebunan 10.5 Pemeliharaan Kebun Dinas
100 Realisasi anggaran dibawah 90% karena
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 529
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
ada sisa pengadaan pupuk dimana harga pupuk dianggarkan sebesar Rp.700,- sedangkan pada proses pengadaan didapatkan harga sebesar Rp.540,-
10.6 Pengembangan Agens Hayati dan
Pestisida Nabati 10.7 Fasilitasi Sarana dan Prasarana
Pengelolaan Lahan dan Air (Cukai) 10.8 Perlindungan Perbenihan Varietas
Unggul Lokal (Cukai) 10.9 Sekolah Lapang Pengolah dan
Pemasaran Hasil Perkebunan/ SLPPHP (Cukai) 10.10 Pelatihan Teknis Budidaya
Perkebunan Sesuai GAP (Cukai) 10.11 Pengendalian Hama Terpadu
Komoditas Perkebunan 10.12 Pelatihan Penerapan Teknologi
Pengendalian Hama Terpadu 10.13 Observasi dan Identifikasi Blok
100 Penyerapan anggaran Penghasil Tinggi (BPT)
tidak dapat terealisasikan 100%
530 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No. Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
karena pembelian bahan kimia tidak tersedia anggarannya pada triwulan 4
10.14 Promosi Atas Hasil Perkebunan
Unggulan Daerah 10.15 Intensifikasi Tanaman Perkebunan
pada Lahan Marginal 10.16 Pengawasan dan Pengawalan
Peredaran pupuk dan pestisida 10.17 Peramalan, Pengamatan, Analisa dan
100 Penyerapan anggaran Rekomendasi Pengendalian OPT
tidak dapat 100% Perkebunan
karena biaya perjalanan luar daerah untuk pertemuan perlindungan regional tidak digunakan sepenuhnya. Acara tersebut dijadwalkan diselenggarakan di Bali, namun pada pelaksanaannya dilaksanakan di Solo sehingga anggaran perjalanan tersisa dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 531
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No. Program/Kegiatan Keterangan Anggaran (Rp) Target Realisasi Target Realisasi
dikembalikan. 10.18 Peningkatan Kapasitas Petugas
100 Perlindungan Perkebunan 10.19 Rehabilitasi Tanaman Perkebunan
100 10.20 Pengembangan Tanaman Perkebunan
100 10.21 Penyediaan Sarana dan Prasarana
100 Komoditas Perkebunan 10.22 Fasilitasi Pemasaran Produk
100 Komoditas Perkebunan
100 Petani Perkebunan Sumber : Dinas Pertanian DIY
10.23 Peningkatan Kemampuan Lembaga
532 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Sebagian besar petani di DIY berusia lanjut dengan pendidikan
relatif rendah. Hal ini dikarenakan minat generasi muda untuk bekerja di sektor ini rendah, terutama pada sisi on-farm (budidaya). Selain itu, rasio antara petugas dan petani/kelompok tani jauh dari ideal yaitu satu desa satu petugas.
2. Adopsi teknologi budidaya dan teknologi pascapanen/pengolahan Petani akan mengadopsi teknologi terbarukan apabila sudah
meyakini benar dan sudah terbukti bahwa teknologi baru tersebut benar-benar mempunyai kelebihan dibandingkan dengan teknologi yang sudah diyakininya selama bertahun-tahun. Temuan teknologi terbarukan belum secara cepat dapat diinformasikan ke tingkat lapang.
3. Akses terhadap permodalan Sumber utama pembiayaan usaha tani sebagian besar berasal dari
modal sendiri. Namun demikian, penyerapan skema pembiayaan usaha tani dari Pemerintah dengan bunga yang relatif rendah dibanding skim kredit komersial belum maksimal karena bank- bank penyalur mempersyaratkan agunan ataupun penjaminan kepada petani/peternak, sehingga petani/peternak belum dapat secara maksimal memanfaatkan kredit dimaksud.
4. Sarana dan prasarana.
a. Pemilikan lahan pertanian Hasil Pendataan Usaha Tani (PUT) Tahun 2009 DIY
menunjukkan bahwa sebagian besar Rumah Tangga Usaha Tani- Padi, Jagung, Kedelai, Tebu (RTUT-PJKT) di DIY (78,32%) menguasai lahan pertanian kurang dari 0,5 Ha.
b. Jaringan Irigasi Jaringan irigasi tersier pada saat ini sebagian besar merupakan
jaringan irigasi yang dibangun pada beberapa puluh tahun yang lalu, atau merupakan jaringan irigasi sangat sederhana yang dibangun secara swakarsa oleh masyarakat. Saat ini cukup banyak jaringan irigasi yang tidak berfungsi secara optimal, karena mengalami kerusakan. Di sisi lain kondisi jaringan irigasi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 533
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tersier masih banyak yang belum permanen atau terbuat dari tanah sehingga memperlambat aliran air bahkan menyebabkan kebocoran di sepanjang saluran yang mengakibatkan ketidakmerataannya pembagian air sejak hulu hingga hilir.
c. Jalan Pertanian Di sebagian besar wilayah perdesaan jalan pertanian belum
memadai sehingga terjadi inefisiensi dalam pengelolaan usahatani maupun dalam pemasaran hasil pertanian.
d. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimiawi Ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk anorganik
maupun pestisida kimiawi masih cukup tinggi dalam budidaya, bahkan untuk komoditas tertentu penggunaannya melampaui jumlah yang direkomendasikan, sehingga menyebabkan biaya produksi tinggi dan kerusakan ekosistem.
5. Faktor luar
a. Pemanasan global Perubahan iklim global mengakibatkan perubahan iklim yang
cukup ekstrem dan tidak menentu sehingga menyulitkan petani dalam pengaturan musim tanam
b. Kebijakan ekonomi makro Kebijakan Pemerintah berupa ratifikasi Persetujuan WTO dan
ACFTA berakibat pada masuknya produk impor ke pasar domestic secara masal yang tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi produk pertanian lokal karena pada umumnya harga produk lokal lebih mahal sebagai akibat inefisiensi dalam pengelolaan usaha. Di samping itu penjualan produk pertanian lokal biasanya dilakukan dengan sistem curah sehingga kalah bersaing dengan produk impor dalam hal pengemasan produk.
Solusi
1. Peningkatan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan baik bagi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun petugas di tingkat lapangan dengan menggunakan metode yang memadukan kegiatan pembelajaran di dalam ruangan, di luar ruangan, hingga studi banding ke luar daerah. Pemerintah DIY juga terus mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok tani.
534 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2. Upaya menumbuhkan minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dapat dilakukan melalui perluasan pilihan minat, yaitu:
a. Pilihan komoditas, khususnya komoditas eksotis dengan bidikan pasar khusus seperti tanaman hias dan produk hortikultura lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi;
b. Pilihan sub-sistem usaha, on farm (budidaya), off-farm (non- budidaya berupa pascapanen, pengolahan, dan pemasaran), atau subsistem pendukung, termasuk jasa, perbankan, dan asuransi pertanian.
3. Untuk menumbuhkan respon petani terhadap penggunaan teknologi baru diperlukan metode yang mampu memberikan keyakinan pada petani bahwa teknologi baru tersebut sudah teruji dan benar-benar lebih baik dan memberikan manfaat/keuntungan bagi usaha taninya. Pendekatan yang ditempuh berupa sosialisasi dan pelatihan dengan metode khusus, antara lain Sekolah Lapangan (SL) dan Laboratorium Lapangan (LL) di mana petani dilibatkan langsung mulai dari perencanaan hingga evaluasi manfaat teknologi baru tersebut. Di samping itu sosialisasi juga dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik dengan kemasan budaya lokal sehingga lebih mudah diterima dan dipahami oleh petani.
4. Berbagai skema pembiayaan/skim kredit, baik dari Pemerintah maupun BUMN harus disertai dengan pendampingan dan penguatan kelembagaan petani. Pembinaan petani dilaksanakan dengan basis kelompok (kelompok tani maupun gabungan kelompok tani).
5. Sarana dan prasarana.
a. Kepemilikan Lahan Pertanian Untuk mengatasi pemilikan lahan yang sempit (rata-rata <0,5
Ha), Pemerintah memfasilitasi pengembangan usahatani lahan sempit dengan prioritas komoditas bernilai ekonomi tinggi dan efisien, diantaranya melalui pemanfaatan lahan produktif untuk pengembangan perbenihan dan perbibitan, mengingat harga jual produk benih selalu lebih tinggi dibanding produk konsumsi. Di samping itu dilakukan integrasi terhadap pengelolaan usahatani dalam satu wilayah tertentu (integrated farming) di mana potensi sumberdaya lokal digarap secara terpadu sejak aspek on-farm hingga off-farm sehingga memberikan manfaat paling besar bagi petani di lokasi tersebut.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 535
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b. Jaringan Irigasi Untuk mencegah kerusakan fungsi jaringan irigasi akibat alih
fungsi lahan, maka dalam setiap proses alih fungsi lahan, aparatur Pemerintah selalu dilibatkan pada tahap-tahap negosiasinya. Dalam kesempatan itu aparat secara aktif memberi masukan bagi penyelamatan jaringan irigasi yang tidak akan lagi digunakan pada kawasan tersebut, namun aliran airnya masih dibutuhkan untuk lahan-lahan di sekitarnya. Bagi jaringan irigasi yang mengalami kerusakan maupuan jaringan yang masih sangat sederhana sehingga jangkauan aliran airnya terbatas, Pemerintah memberikan fasilitasi berupa bantuan sosial untuk perbaikan maupun pembangunan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) serta jaringan irigasi desa (JIDES).
c. Jalan Pertanian Pemerintah, baik melalui dana alokasi khusus, dana tugas
pembantuan, maupun APBD telah mengalokasikan kegiatan pembangunan atau perbaikan jalan-jalan pertanian yang bermanfaat bagi kelancaran pengangkutan sarana produksi dan hasil produksi ke lokasi tujuan secara efisien, tepat jumlah maupun tepat waktu.
d. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimiawi Untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk
anorganik dan pestisida kimia, Pemerintah memberikan fasilitasi baik berupa bantuan langsung pupuk organik maupun bantuan sosial untuk pembuatan bangunan Rumah Percontohan Pembuatan Pupuk Organik (RP3O), alat pembuat pupuk organic (APPO), maupun unit pengolah pupuk organik (UPPO). Melalui fasilitasi ini, petani didorong menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian di sekitarnya dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik dengan takaran yang tepat dapat mempertahankan produktivitas lahan sekaligus memperbaiki daya dukung lahan pertanian. Sedangkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimiawi, petani didorong dan dilatih untuk menggunakan bahkan membuat sendiri agen hayati sebagai pengganti pestisida kimiawi. Di samping itu juga diselenggarakan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) serta gerakan penerapan penggunaan pestisida yang bijak (Good Pesticide Practices) dalam berusahatani.
536 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
6. Faktor Luar
a. Pemanasan global Pemerintah telah melakukan upaya pembinaan dan
pendampingan petani dalam hal antisipasi terhadap ancaman eksplosi OPT/penyakit, banjir, dan kekeringan akibat perubahan iklim ekstrem melalui pola sekolah lapangan, antara lain: SL- Iklim, SL-Hemat Air, SL-Pengelolaan Tanaman Terpadu, dan SL- PHT.
b. Kebijakan Ekonomi Makro Langkah-langkah yang telah diambil untuk melindungi petani
produsen dari akibat buruk mekanisme pasar bebas sekaligus meningkatan nilai tambah dan daya saing produk unggulan daerah, antara lain: 1) Penyusunan SOP (Standard Operasional Procedure ) dan penerapan GAP (Good Agricultural Practices) pada beberapa produk hortikultura unggulan daerah (salak, pisang, mangga, jamur, melon, cabe merah, bawang merah, buah Naga, srikaya); 2) Registrasi kebun sebagai syarat ekspor 3) Penyusunan SOP dan penerapan GMP (Good Manufacturing Practices ) serta GHP (Good Handling Practices) pada tahap pascapanen, pengolahan hasil panen hingga pemasaran produk hasil pertanian; 4) Pemberdayaan kelembagaan kelompok tani melalui fasilitasi Dana Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian (DPM-PHP); 5) Fasilitasi penanganan pascapanen dan pengolahan hasil untuk meningkatkan akseptabilitas konsumen nilai tambah produk; 6) Meningkatkan promosi produk unggulan dan membangun jejaring pemasaran.
4. URUSAN KEHUTANAN
a) Kondisi Umum
kehutanan meliputi kegiatan ‐kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, sumber daya hutan, produksi, pengolahan dan pemasaran, peningkatan peran serta dan partisipasi aktif seluruh pelaku pembangunan kehutanan, pengembangan kelembagaan, optimalisasi dan pemanfaatan fungsi hutan, peningkatan konservasi sumber daya alam dalam rangka peningkatan pendapatan petani sekitar hutan, kelestarian hutan dan pendapatan asli daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Ruang lingkup
pembangunan
Pembangunan kehutanan diselenggarakan berlandaskan pada mandat Undang ‐undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Undang‐undang Nomor 41 Tahun 1999 yaitu pengurusan sumber daya alam sebagai satu
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 537
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
kesatuan ekosistem. Terdapat tiga dimensi utama dalam penyelenggaraan pengurusan sumber daya hutan, yaitu: (1) Keberadaan lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dalam luasan yang cukup dan sebaran spasial yang proporsional; (2) Keberadaan wujud biofisik hutan berupa tumbuhan dan satwa serta wujud abiotik yang berada pada lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan hutan dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi; (3) Tata kelola sumber daya hutan baik menyangkut aspek kelola ekonomi, ekologi/lingkungan maupun sosial, yang menjadi ciri dan fungsi sumber daya hutan sebagai sistem penyangga kehidupan secara utuh. Posisi strategis sumber daya hutan dalam konteks pembangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu: (1) Peran hutan dalam pembangunan ekonomi terutama dalam menyediakan barang dan jasa yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian dan masyarakat; (2) Peran hutan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan sistem tata air, tanah dan udara sebagai unsur utama daya dukung lingkungan dalam sistem penyangga kehidupan.
Hutan di DIY seluas 26,01% dari luas wilayah DIY atau seluas 82.872,47 Ha. Dari persentase tersebut, 20,14% merupakan hutan rakyat dan sisanya 5,87% merupakan hutan negara. Berdasarkan wilayah administrasi, kawasan hutan negara dibagi dalam 4 wilayah yaitu Kabupaten Gunungkidul seluas 14.895,500 Ha, Kabupaten Bantul 1.052,600 Ha, Kabupaten Sleman 1.729,464 ha dan Kabupaten Kulon Progo seluas 1.037,500 Ha. Sedangkan berdasarkan fungsi hutan, kawasan hutan negara terdiri atas hutan produksi 13.411,700 Ha, Hutan lindung 2.312,800 Ha, Hutan konservasi 2.990,564 Ha (TNGM 1.728,906 Ha, Tahura Bunder 634,10 Ha, Cagar alam 11,4375 Ha, Taman wisata alam 1,0465 Ha, Suaka Margasatwa 615,600 Ha).
Tabel IV.87 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Tahun
No. Indikator
Realisasi Realisasi
5,87 100 2. Persentase penurunan
1. Luas Hutan
8,79 435,15 luas lahan kritis
3. Persentase peningkatan
7,62 290,84 luas pemanfaatan potensi sumberdaya hutan
Sumber: Dishutbun DIY
538 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Persentase penurunan lahan kritis pada tahun 2012 melebihi target yang telah ditetapkan dikarenakan dalam rangka mendukung program Penanaman Satu Milyar Pohon dari Kementerian Kehutanan, telah dilakukan penanaman pohon kehutanan maupun non kehutanan (hortikultura dan perkebunan) di lahan kritis. Sementara persentase peningkatan luas pemanfaatan potensi sumberdaya hutan berasal dari kontribusi luas pemanfaatan hutan rakyat yang meningkat pada tahun 2012.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 539
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.88 Program/Kegiatan Urusan Kehutanan Tahun Anggaran 2012
Fisik (%) No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Keterangan
Realisasi Target Realisasi 1 Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
1.1 Perencanaan dan Pengembangan Hutan
100 1.3 Pengembangan Industri dan Pemasaran
1.2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan
100 Hasil Hutan
1.4 Pengembangan Pengujian dan
100 Pengendalian Peredaran Hasil Hutan 1.5 Inventarisasi Tindak Lanjut Pengelolaan
100 Hutan AB 1.6 Orientasi dan Tata Batas Kawasan Hutan
100 1.7 Pelatihan SDM Penatausahaah Hasil Hutan
100 1.8 Pengelolaan Sumber Benih Tanaman
100 Kehutanan 1.9 Peningkatan SDM Pengamanan Hutan
100 1.10 Inventarisasi Tegakan Kayu Putih
2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan
2.1 Pembuatan Bibit/Benih Tanaman
100 Kehutanan 2.2 Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
100 Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
540 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik (%) No.
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Program/Kegiatan
Realisasi Target Realisasi
2.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat
100 Dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan 2.4 Pemeliharaan Kebun Pangkas
100 2.5 Rehabilitasi Hutan Konservasi (DAK)
100 2.6 Pengembangan Potensi Desa Konservasi
100 2.7 Konservasi Sumber Mata Air
100 2.8 Pengembangan Konservasi Alam Wana
100 Lestari 2.9 Pengembangan Konservasi Kawasan Pantai
3 Perlindungan dan Konservasi Sumber
100 Daya Hutan
100 Mengenahi Dampak Perusakan Hutan
3.1 Penyuluhan Kesadaran Masyarakat
3.2 Pengamanan Hutan
4 Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil
100 Hasil Hutan 4.2 Audit Peredaran Hasil Hutan dan Industri
4.1 Penatausahaan dan Penertiban Peredaran
100 Primer Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 541
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan masih kurang dan masih terjadi pencurian kayu hutan.
2. Daya dukung lahan dan air masih belum optimal seperti yang diharapkan sehingga perlu terus ditingkatkan.
3. SDM dan kelembagaan petani masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan hutan sesuai fungsi hutan.
4. Produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara keseluruhan belum sesuai standar teknis
5. SDM dan kelembagaan petani kebun masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan agribisnis perkebunan secara utuh
Solusi
1. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan dilakukan sosialisasi secara intensif dan berkelanjutan kepada masyarakat sekitar hutan, fasilitasi paket ‐paket produktif yang menghasilkan hasil hutan non kayu untuk memberikan nilai tambah/pendapatan di dalam pengelolaan hutan sehingga tanaman pokok hutan tetap lestari dan meningkatkan pengamanan hutan dan pengendalian peredaran hasil hutan secara periodik dan berkelanjutan.
2. Untuk mengoptimalkan daya dukung lahan air dan hutan, dilaksanakan fasilitasi sarana pengelolaan lahan dan air, penghijauan untuk hutan rakyat, reboisasi dan pengkayaan untuk kawasan hutan negara serta pengutuhan populasi tanaman perkebunan agar memenuhi skala ekonomi, pemanfaatan pupuk organik untuk mendorong pengembalian kesuburan tanah dan diverfisikasi baik tanaman maupun non tanaman.
3. Untuk meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani dilakukan melalui pelatihan, magang petani, studi orientasi bagi petani/kelembagaan petani sehingga semakin meningkat pengetahuan,
ketrampilan di dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kehutanan dan perkebunan. Pemerintah juga memfasilitasi paket ‐paket produktif dalam rangka meningkatkan pelestarian hutan dan produksi/produktivitas komoditas perkebunan.
kemampuan dan
542 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
5. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
a) Kondisi Umum
Urusan energi dan sumber daya mineral di DIY meliputi subbidang mineral, air tanah, geologi, ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi. Dari sisi pendanaan, sebagian besar urusan ini masih difasilitasi oleh Pemerintah Pusat. Selama tahun anggaran 2012, upaya peningkatan pelayanan publik berdasarkan pada visi, misi, tujuan dan sasaran telah ditetapkan dalam RPJMD.
Dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri ESDM Nomor
17 Tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst, telah disusun penetapan kawasan bentang alam karst di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak, dilakukan pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 43 tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak Bersubsidi. Sedangkan, dalam rangka pengelolaan air tanah di DIY, telah ditetapkan Peraturan Daerah DIY Nomor 5 tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Tanah agar perencanaan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah dan pengendalian daya rusak air tanah di DIY dapat dilakukan secara optimal.
Melalui APBD tahun anggaran 2012, untuk mencapai target indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD, dilaksanakan 3 program yang didukung 17 kegiatan serta 2 program dengan 8 kegiatan pendukung yang ditetapkan dalam RENSTRA SOPD dengan realisasi
keuangan sebesar Rp8.469.139.205 (96.06%) dari Rp8.816.251.000 dan realisasi fisik sebesar 100%.
Tabel IV.89 Indikator dan Capaia Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2012
1 Pemenuhan Kebutuhan Air di 6 6 100,00 Daerah Sulit Air 2 Ratio Elektrifikasi
Sumber : PUP-ESDM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 543
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Peningkatan Rasio Elektrifikasi
Subbidang ketenagalistrikan diprogramkan dapat mendorong kegiatan ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan daerah. Di sisi lain, ketenagalistrikan berperan sebagai infrastruktur yang harus ada untuk mendukung kegiatan pembangunan masyarakat. Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan diprioritaskan baik untuk meningkatkan keandalan penyediaan tenaga listrik maupun memberikan akses penyediaan tenaga listrik. Penyediaan tenaga listrik yang memadai dan berkualitas merupakan parameter penting untuk mendukung kemajuan sektor lainnya, antara lain sektor industri, perdagangan, telekomunikasi dan sektor-sektor penggerak ekonomi lainnya. Sehingga ketersediaan energi listrik yang cukup akan menentukan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Dalam upaya pemenuhan Peningkatan Rasio Elektrifikasi, APBD tahun 2012 diarahkan pada peningkatan penyediaan listrik melalui kegiatan:
1) Perencanaan pembangunan jaringan listrik pedesaan di 10 Dusun yang berada di Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul;
2) Pembangunan jaringan listrik pedesaan di 6 dusun yang berada di Dusun Tegalawas Desa Jatimulyo, Dlingo, dan Dusun Kayen, Desa Sendangsari, Pajangan Kabupaten Bantul; Dusun Sangon, Desa Kalirejo, Kokap dan Dusun Wonotawang, Samigaluh Kabupaten Kulon Progo; dan Dusun Manggul dan Dusun Karangasem, Desa Karangasem, Paliyan, Kabupaten Gunungkidul;
3) Pengadaan dan pemasangan PLTS sebanyak 25 unit di Desa Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Pada akhir tahun 2011, jumlah RT di DIY ada 1.037.976 rumah tangga dengan ratio elektrifikasi 76,21%. Pada tahun 2012, jumlah RT tercatat 1.037.976 rumah tangga, dan melalui pelaksanaan program dan kegiatan APBD pada tahun 2012, dapat dilaksanakan penambahan RT berlistrik sebanyak 225 RT. Penambahan itu memberi dampak peningkatan ratio elektrifikasi sebesar 0,023% dari target sebesar 0,015%. Sedangkan melalui dana APBN jumlah RT berlistrik meningkat sebanyak 5.851 RT atau terjadi peningkatan ratio elektrifikasi sebesar 0,564%. Secara total, ratio elektrifikasi pada tahun 2012 tercapai 76,80%, meningkat sebesar 0,59% dari tahun 2011.
544 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel IV.90 Rasio Elektrifikasi di DIY
Jumlah Rumah Tangga
Ratio No
Elektrifikasi Sudah
Total
(%) Berlistrik
I. Capaian s.d Tahun 2011
II. Pelaksanaan APBN 2012 :
5.851 0,564 1. Pembangunan PLTS
5.821 Listrik Pedesaan III. Pelaksanaan APBD 2012 :
2. Pembangunan Jaringan
DIY
225 0,023 1. Pembangunan Jaringan
200 Listrik Perdesaan
Kulon Progo,
Bantul, dan Gunungkidul
2. Pengadaan dan
25 Pemasangan PLTS
Kulon Progo
Ratio Elektrifikasi
(berdasarkan jumlah RT 2012) Sumber: DPUP-ESDM DIY
Peningkatan Kapasitas Energi Listrik
Pembangunan energi daerah yang berkelanjutan diarahkan pada pengembangan potensi sumber daya dan kemampuan daerah yang sejalan dengan peningkatkan kemandirian, daya saing dan nilai tambah daerah. Kebijakan diversifikasi energi atau penganekaragaman energi melalui pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang telah dilakukan di daerah antara lain dengan pemanfaatan tenaga air, angin, surya dan biogas.
Keseluruhan potensi energi baru dan terbarukan di DIY kurang lebih sebesar 20 MW, yang meliputi tenaga air 0,750 MW, tenaga surya 0,5 MW, tenaga angin 16.MW dan biomassa 2,75 MW. Sedangkan yang layak dibangkitkan menjadi tenaga listrik kurang lebih 10 MW.
Dalam rangka upaya pemenuhan Peningkatan Kapasitas Energi Listrik, dilakukan upaya melalui kegiatan:
1) Pembangunan 1 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat yang dibangun di Dusun Rejosari, Desa Serut, Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul dengan kapasitas 15 kW;
2) Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa
Kalirejo, Kokap, Kabupaten Kulon Progo; Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 545
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3) Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Kedungrong, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo;
4) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas) di Dusun Cangkring, Desa Sumberagung, Jetis, Kabupaten Bantul; Dusun Duwet, Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo; Dusun Karangduwet, Desa Karangrejek, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul; dan Dusun Glagahombo, Desa Pondokrejo, Tempel, Kabupaten Sleman.
Sampai tahun 2011, total jumlah energi terbarukan yang dapat dibangkitkan sebesar 582,35 kW dari total potensi 10.000 kW. (10 MW). Kapasitas energi listrik yang telah dibangkitkan melalui program dan kegiatan APBD dan APBN di DIY pada tahun 2012 sebesar 47 kW, sehingga meningkat 0,47% dari target sebesar 0,30%.
Tabel IV.91 Kapasitas Energi Listrik di DIY
Kapasitas Energi Listrik No
Uraian
Lokasi
Potensi Terbangkitkan Total (kW)
kW %
I. Capaian s.d Tahun 2011
10.000 582,35 5,82 II. Pelaksanaan 2012
Tersebar di DIY
47 0,47 A APBN Pembangunan 1 unit
15 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat
Gunungkidul
B APBD 1. Pemasangan PLTS
5 - 2. Pembangunan PLTMH
Kulon Progo
15 3. Pembangunan Pembangkit
Kulon Progo
12 Listrik Tenaga Biogas
Sleman, Kulon
Progo, Bantul, Gunungkidul
Kapasitas Energi Listrikyang dapat dibangkitkan s.d. 2012
(dari total potensi 10.000 kW) Sumber: DPUP-ESDM DIY
Pemenuhan Kebutuhan Air di Daerah Sulit Air
Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai 3 cekungan air tanah (CAT), yaitu CAT Yogyakarta-Sleman, CAT Wonosari dan CAT Wates. Ditinjau dari kondisi geologi dan letak geografinya, terdapat 72 dusun di wilayah cekungan air tanah Yogyakarta – Sleman yang termasuk dalam daerah sulit air. Sampai dengan akhir tahun 2008, sudah dibangun 26
546 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
sumur bor untuk memenuhi kebutuhan penduduk di 26 dusun di daerah sulit air, sehingga sejak tahun 2009 masih terdapat 46 dusun di daerah sulit air yang belum mendapatkan layanan air secara mencukupi.
Melalui RPJMD selama 2009-2013 pemenuhan kebutuhan air diprogramkan melalui upaya pendayagunaan air tanah di 15 dusun daerah sulit air atau sebesar 30% dari seluruh dusun di daerah sulit air, dengan target 3 dusun di daerah sulit air (6%) per tahun.
Dari pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2012, pemenuhan air baku di daerah sulit air tercapai sebesar 6% sesuai target kinerja tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 6%, melalui kegiatan Pendayagunaan Air Tanah dilakukan dengan pembuatan 3 sumur bor air tanah dalam di 3 Dusun (Dusun Mancasan, Gamping, Sleman; Dusun Kembangan, Moyudan, Sleman; dan Dusun Mlakan, Prambanan, Sleman).
Tabel IV.92 Pemenuhan Air di Daerah Sulit
Daerah Sulit Air No
Uraian
Lokasi
Pemenuhan Air (Lokasi) Lokasi
Total
I. Capaian s.d Tahun 2011
Tersebar di
DIY
II. Pelaksanaan APBD 2012 : 3 6 1. Pendayagunaan air tanah
3 - CAT Yogyakarta-Sleman
Sleman
Pemenuhan kebutuhan air baku didaerah sulit air s.d. 2012
(dari total kebutuhan 46 lokasi)
Sumber: DPUP-ESDM DIY
Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian
Kegiatan usaha pertambangan di DIY dikelompokkan dalam 3 jenis komoditas tambang, yaitu mineral logam, mineral nonlogam dan batuan. Mineral logam meliputi mangaan dan pasir besi, sementara mineral nonlogam meliputi fosfat, bentonit, zeolit, dan kaolin, sedangkan batuan meliputi: andesit, tanah urug, pasir, sirtu, batu kali, batu gamping, dan breksi batu apung.
Dalam rangka upaya peningkatan nilai produksi bahan galian pertambangan mineral, dilakukan pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan melalui kegiatan:
1) Koordinasi pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan
2) Pemetaan geologi teknik dan wilayah usaha pertambangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 547
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3) Pembinaan peningkatan nilai produksi bahan galian. Produksi dari 7 mineral non logam dan batuan pada tahun 2012
yang banyak diusahakan di DIY saat ini adalah sirtu/pasir dengan produksi 741.783 m 3 , batu gamping/kapur dengan produksi 146 m 3 , tanah liat dengan produksi 789 m 3 , andesit dengan produksi 109.280 m 3 , zeolit
dengan produksi 350 m 3 , breksi batuapung dengan produksi 600 m3, dan tanah urug dengan produksi 70.463 m3.
Dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2012, total peningkatan nilai produksi bahan galian dari 7 mineral logam dan batuan sebesar 551,39 juta Rupiah atau meningkat 1,84 % dari target yang hanya sebesar 0,37%.
Tabel IV.93 Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian Tahun 2012
Nilai Produksi (Rp.juta) No
Uraian
Lokasi
Target 2012 Realisasi (Rp. Juta)
(Rp. Juta)
I. Pelaksanaan 2012 :
Tersebar
3.499,44 5,850 2 Tanah Urug
1 Batu Kapur/Batu Putih
di DIY
2.032,96 1.409,3 3 Sirtu
19.721,56 29.671,3 4 Tanah Liat
0,912 2,367 5 Andesit
12.283,19 6.993,9 6 Zeolit
15,0 17,5 7 Breksi Batuapung
21,0 24,0 Jumlah nilai produksi 2012
Peningkatan nilai produksi bahan galian tahun 2012
Sumber: DPUP-ESDM DIY
Pemenuhan Kebutuhan Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bersubsidi di DIY saat ini hanya dipasok oleh PT.Pertamina (Persero). Pasokan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar didistribusikan melalui 91 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sedangkan penyaluran bahan bakar gas bersubsidi melalui 43 agen anggota Hiswana Migas DIY beserta 2.997 pangkalannya. Upaya pemenuhan kebutuhan bahan bakar, dilakukan melalui kegiatan:
1) pengawasan terhadap distribusi bahan bakar bersubsidi
2) pembinaan penggunaan bahan bakar aternatif jenis briket batu bara melalui pembuatan 1 unit tungku batu bara untuk IKM tahu di Desa
548 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Kepek Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul dan 25 unit digister biogas untuk rumah tangga di Desa Poncosari, Srandakan dan Desa Timbulharjo, Sewon Kabupaten Bantul; Desa Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo; Desa Ngalang, Gedangsari Kabupaten Gunungkidul; Desa Tegaltirto, Berbah Kabupaten Sleman.
Dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2012, realisasi penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi tercatat jenis premium 504.632 KL atau 99,7% dari kuota, solar 130.527 KL atau 108,8% dari kuota, serta penyaluran bahan bakar gas bersubsidi 61.961,06 Ton atau 102,8% dari kuota. Kelancaran distribusi Bahan Bakar Bersubsidi didukung melalui koordinasi secara intensif dengan Kementerian ESDM, BPH Migas, Kabupaten/Kota, PT. Pertamina (Persero), dan HISWANA MIGAS DIY.
Tabel IV.94 Jumlah Penyaluran Bahan Bakar
Jumlah Penyaluran Bahan Bakar No
504.632 KL 99,7 distribusi Bahan Bakar
1 Pengawasan terhadap
Premium
505.815 KL
130.527 KL 108,8 Bersubsidi
Solar
120.009 KL
Elpiji 3Kg
Sumber: DPUP-ESDM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 549
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.95 Program/Kegiatan Urusan ESDM Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 PROGRAM PEMBINAAN DAN
(Rp)
100,00 PENGAWASAN BIDANG
100,00 Usaha Pertambangan Lintas Propinsi 1.2 Peningkatan Nilai Produksi Bahan Galian
1.1 Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan
100,00 1.3 Pemetaan Geologi Teknik Dan Wilayah
100,00 TANAH BERWAWASAN KONSERVASI
2 PROGRAM PENGELOLAAN AIR
2.1 Pembangunan Sarana Pemantauan Air
100,00 Tanah 2.2 Pembinaan Dan Pengendalian Pengambilan
100,00 Air Tanah 2.3 Pendayagunaan Air Tanah Di Daerah Sulit
100,00 Air 2.4 Penyusunan Desain Pemboran Air Tanah
100,00 2.5 Pemantauan dan Evaluasi Air Tanah
3 PROGRAM PEMBINAAN,
100,00 PENGAWASAN DAN
PENGEMBANGAN ENERGI
550 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
3.1 Pembentukan Dan Penguatan Kelembagaan
100,00 Pengelola Energi Terbarukan 3.2 Pengembangan Biogas Untuk Masyarakat
100,00 Pedesaan 3.3 Penyusunan Rencana Umum Energi
100,00 3.4 Pembangunan Pembangkit Listrik Energi
100,00 Terbarukan 3.5 Rehabilitasi/Pemeliharaan Pembangkit
100,00 Listrik Energi Terbarukan 3.6 Penyusunan Detail Desain Energi
4 PROGRAM PEMBINAAN,
100,00 PENGAWASAN DAN
PENGEMBANGAN BAHAN BAKAR
4.1 Pembentukan Dan Penguatan Kelembagaan
100,00 Pengelola Energi
100,00 4.3 Pengawasan Bahan Bakar Bersubsidi
4.2 Pemanfaatan Energi Alternatif Untuk I K M
100,00 4.4 Pengawasan Keselamatan Kerja Dan
100,00 Lindungan Lingkungan Usaha Bahan Bakar Dan Energi 4.5 Penyusunan Sistem Informasi Minyak Dan
100,00 Gas Bumi Serta Bahan Bakar Lain
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 551
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi PROGRAM PEMBINAAN DAN
5 PENGAWASAN BIDANG
KETENAGALISTRIKAN
5.1 Pembangunan Pembangkit Listrik
100,00 5.2 Pembangunan Jaringan Listrik Pedesaan
100,00 5.3 Peningkatan Kinerja Pengelola Bidang
100,00 Energi Dan Ketenagalistrikan 5.4 Perbaikan, Pemeliharaan Dan Pemindahan
100,00 Pembangkit Listrik
100,00 Pedesaan 5.6 Penyediaan Dan Pemenuhan Listrik
5.5 Penyusunan Desain Detail Jaringan Listrik
Sumber: DPUP-ESDM DIY
552 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Masih terdapat kurang lebih 238 dusun yang sebagian besar rumah tangga nya belum berlistrik terutama di wilayah-wilayah yang terpencil yang pada umumnya belum berkembang, karena pembangunan jaringan listrik di wilayah-wilayah tersebut memerlukan investasi yang cukup besar;
2. Masih adanya ketidaklancaran distribusi LPG tabung 3 Kg di beberapa wilayah terpencil yang disebabkan karena belum meratanya sebaran sub penyalur/pangkalan khususnya di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo;
3. Masih belum optimalnya pengendalian penggunaan BBM Bersubsidi yang disebabkan karena belum siapnya sarana dan prasarana penyaluran BBM Non Subsidi;
4. Kegiatan usaha pertambangan belum dilaksanakan secara optimal dikarenakan belum ditetapkannya Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) oleh Bupati.
5. Masih terdapat 35 daerah sulit air yang masyarakatnya belum dapat terpenuhi kebutuhan airnya secara layak.
6. Pemanfaatan air tanah di Cekungan Air Tanah Yogyakarta-Sleman yang semakin meningkat, sementara didapatkan indikasi terjadi penurunan muka air tanah setiap tahunnya.
Solusi
1. Dalam rangka pemenuhan listrik perdesaan, perlu dilakukan koordinasi secara terpadu antara pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun kabupaten dengan PT. PLN (Persero) khususnya pada wilayah-wilayah yang secara teknis dan ekonomis tidak layak dibangun jaringan.
2. Dilakukan koordinasi secara rutin dalam rangka optimalisasi pengawasan secara lebih efektif dengan melibatkan pemerintah daerah kabupaten dan kota, PT.Pertamina dan HISWANA MIGAS, serta melakukan pemetaan kebutuhan infrastruktur distribusi LPG tabung 3 kg dimasing-masing kabupaten dan kota.
3. Disusunnya Tim Pengawasan secara terintegrasi di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, PT. Pertamina, HISWANA MIGAS, dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 553
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
POLDA DIY dalam pengawasan pengendalian penggunaan BBM Bersubsidi.
4. Mendesak Kementerian ESDM untuk segera dapat menerbitkan wilayah pertambangan.
5. Koordinasi dengan Badan Geologi Kementerian ESDM dan Kabupaten dalam rangka mempercepat pembangunan sarana pemenuhan kebutuhan air yang dilakukan melalui pembangunan sumur bor air tanah dalam di daerah sulit air.
6. Intensifikasi kegiatan konservasi air tanah melalui pembangunan sumur resapan dan pelaksanaan pengawasan pengendalian pengambilan air tanah.
6. URUSAN INDUSTRI
a) Kondisi Umum
Sektor Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki peran yang sangat strategis. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor Industri pada perekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai 13,48% pada tahun 2011. Dengan kontribusi sebesar itu, sektor Industri menempati urutan ke empat setelah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa serta sektor Pertanian. Sektor Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta di dominasi oleh usaha kecil dan menengah, dimana jenis usaha seperti ini sangat berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja.
Jumlah unit usaha pada tahun 2012 sebanyak 82.344 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 301.385 orang. Kondisi tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2011. sebagaimana disajikan pada tabel berikut.
Tabel IV.96 Perkembangan Potensi IKM, 2008-2012
Tahun
No Potensi IKM
1 Jumlah Unit
295.461 301.385 Tenaga Kerja (orang) 3 Nilai Investasi
1.003.678 1.151.820 (Rp Juta)
3.053.031 3.500.662 (Rp Juta)
4 Nilai Produksi
5 Nilai Bahan
554 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tahun
No Potensi IKM
Baku dan
Rupiah
Penolong (Rp Juta)
Sumber : Data Disperindagkop & UKM DIY, 2013 *: Data sementara
Sektor Industri selama tahun 2012, mengalami perkembangan positif. Hal tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari jumlah Unit Usaha (2,86%), penyerapan Tenaga Kerja (2,01%), Nilai Investasi (14,76%), Nilai Produksi (14,66%) dan Nilai Bahan Baku (1,23%).
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 555
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.97 Program/Kegiatan Urusan Industri Tahun Anggaran 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
1 PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
1.1 Peningkatan kemampuan
Teknologi IKM Logam 1.2 Bimbingan Teknis Peningkatan
Kapasitas Produk Olahan Ikan 1.3 Pengembangan IKM Kuningan
100,00 ada efisiensi barang yang akan diserahkan kepada masyarakat
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
100,00 Efisiensi konsumsi IKM Pangan
2.1 Peningkatan Sertifikasi Produk
peserta 2.2 Peningkatan Kualitas Produk
100,00 Efisiensi barang yang IKM Kerajinan
akan diserahkan kepada masyarakat
556 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
2.3 Penerapan SNI IKM Logam
2.4 Penerapan GKM IKM Bambu
100,00 Efisiensi belanja Dan Kayu
perlengkapan dan makanan minuman
2.5 Pengembangan Produk IKM
100,00 Efisiensi alat Sandang
100,00 Efisiensi sewa stand Produk IKM
2.6 Promosi Pengembangan
pada Pameran Gelar Sepatu karena mendapatkan free stand
2.7 Fasilitasi Teknologi Finishing
Produk Presisi 2.8 Peningkatan Kualitas Dan
100,00 Efisiensi belanja Desain IKM Batik
barang yang akan diserahkan pada masyarakat
100,00 Efisiensi belanja Kecil OVOP
2.9 Pengembangan Usaha Industri
pegawai 2.10 Pesona Pangan Nusantara
100,00 Efisiensi ATK dan dekorasi 2.11 Pelatihan Teknis
100,00 Efisiensi alat Pengembangan Desain Kemasan IKM Pangan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 557
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
100,00 Efisiensi alat Kerajinan
2.12 Pengembangan Desain IKM
2.13 Bimbingan Teknis IKM Pangan
100,00 Efisiensi belanja Olahan
barang percontohan dan makanan minuman
100,00 Efisiensi belanja Kerajinan Kayu
2.14 Pelatihan Peningkatan Kualitas
makanan minuman dan alat
2.15 Pelatihan Desain Kerajinan
100,00 Efisiensi alat dan Produk Ekspor
instruktur 2.16 Peningkatan Kemampuan
100,00 Efisiensi alat Teknologi IKM Konstruksi Logam
3 PROGRAM PENINGKATAN
KEMAMPUAN TEKNOLOGI INDUSTRI
3.1 Pengembangan Dan Pelayanan
100,00 Efisiensi bahan habis Teknologi Industri
pakai dan efisiensi mesin potong karena harga hasil lelang lebih kecil dari dana yang sudah disediakan
558 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
100,00 Efisiensi belanja Dan Produksi
3.2 Pengelolaan Bengkel Rekayasa
listrik dan pemeliharaan
3.3 Peningkatan Kualitas Dan
100,00 Efisiensi alat Desain IK Mebel Kayu
3.4 Pengembangan Teknologi
100,00 Efisiensi alat Pengolahan Produk Herbal
100,00 Efisiensi alat Biofarmaka (Empon-empon)
3.5 Pengembangan Produksi
100,00 Efisiensi alat dan Pengembangan Desain Sentra
3.6 Peningkatan Kualitas Dan
makanan minuman Kerajinan Bambu
3.7 Fasilitasi CFSMI Kemasan
100,00 Efisiensi belanja bahan dan pemeliharaan
3.8 Evaluasi Pengelolaan CFSMI
4 PROGRAM PENATAAN
STRUKTUR INDUSTRI
4.1 Pelatihan ketrampilan Usaha
100,00 Efisiensi bahan Bagi Masyarakat Lingkungan
percontohan Industri Hasil Tembakau (Cukai)
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 559
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
4.2 Sosialisasi Ketentuan Di Bidang
85,00 1. Efisiensi Makanan Cukai Tembakau (Cukai)
Minuman 2. Buku ketentuan cukai tidak direalisasikan. Harga buku yang diadakan ternyata ditas plafon meskipun pada saat rencana penganggaran sudah diantisipasi kenaikannya. Jika digandakan melalui foto copi akan lebih mahal dan melanggar copy right.
100,00 Efisiensi belanja sewa Penyuluhan ATG
4.3 Promosi Sosialisasi Dan
dan perjalanan dinas 4.4 Pengembangan Teknologi IKM
100,00 Efisiensi alat Kulit 4.5 Peningkatan Inovasi Produk
IKM Sutera
560 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
4.6 Identifikasi Penggunaan Pita
100,00 Efisiensi Alat, ATK Cukai (Cukai)
dan SPPD 4.7 Pembuatan Media Sosialisasi
100,00 Efisiensi pegawai, Terkait Pencegahan Cukai
SPPD dan ATK Ilegal (Cukai) 4.8 Sertifikasi Registrasi Mesin
95,00 Mesin barcode tidak Pelinting Sigaret (Cukai)
terealisasikan. Harga alat barcode diatas plafon.
PENGEMBANGAN SENTRA- SENTRA INDUSTRI POTENSIAL
5.1 Temu Kemitraan Bahan Baku
100,00 Efisiensi akomodasi Dan Penolong IKM Perak 5.2 Bimbingan Dan Pendampingan
100,00 Efisiensi sewa tempat Sentra Produk Olahan Jamur
dan ATK 5.3 Fasilitasi Sentra Mebel Kayu
100,00 Efisiensi alat 5.4 Bimbingan dan Pendampingan
100,00 Efisiensi ATK, alat Sentra Pengolahan Umbi-
dan sewa ruang umbian
5.5 Pengembangan Sentra
100,00 Efisiensi alat yang Pengolahan Buah-buahan
diserahkan kepada masyarakat dan ATK
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 561
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
6 PROGRAM PEMBINAAN
DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF
6.1 Jogja Fashion Week
100,00 Efisiensi makan minuman, sewa ruang dan perlengkapan
100,00 Efisiensi sertifikasi Internasional 6.3 Pengembangan Industri Kreatif
6.2 Pelatihan Standarisasi IT
100,00 Efisiensi transportasi, sewa ruang dan perlengkapan
100,00 Efisiensi alat Kerajinan Limbah Kayu
6.4 Peningkatan Kualitas Produk
6.5 Pelatihan pengelolaan UKM
100,00 Efisiensi jasa Berbasis IT
konsultasi Sumber : Disperindagkop & UKM DIY
562 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pengusaha IKM lebih memprioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran masih kurang mampu mengaksesnya, khususnya dalam informasi pasar dan terbatasnya jaringan pemasaran.
2. Persediaan bahan baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih tergantung dari daerah lain misalnya: serat tumbuhan, kayu, kulit, perak dan bambu.
3. Umumnya IKM masih lemah dalam desain. Dalam berproduksi sebagian pengusaha hanya berdasarkan Job Order/Buyer Manded.
4. Kemitraan Usaha pemasaran masih terbatas sehingga jaringan pasar masih terbatas.
5. IKM belum optimal memanfaatkan pasar global karena daya saing masih rendah dan dihadapkan adanya peraturan lingkungan hidup, HAKI, Manajemen Mutu atau (ISO 9000).
6. Masih banyak barang dijual belum menggunakan SNI.
7. Kemampuan promosi IKM masih terbatas, disebabkan biaya promosi dianggap relatif masih mahal.
8. Program pengembangan HAKI masih kurang optimal karena manfaat HAKI belum begitu dirasakan manfaat oleh perajin, tidak didukung dengan bantuan pendaftaran merk, sosialisasi HAKI serta operasional klinik HAKI juga kurang optimal.
9. Kurang adanya kemitraan yang dapat menampung produk IKM
10. Keterbatasan teknologi dan desain yang dimiliki oleh IKM
Solusi
1. Perlu adanya pelatihan dan pembinaan mengakses pasar melalui teknologi informasi/internet dan IKM perlu peningkatan sarana dan prasarana teknologi informasi dan kegiatan market survei.
2. Peningkatan mutu dan memperhatikan peningkatan nilai tambah, maka perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku dari daerah lain dengan tetap memperhatikan kontinuitas SDA setempat. Kegiatan yang perlu di laksanakan antara lain identifikasi kebutuhan bahan baku, kemitraan penyediaan bahan baku dengan daerah lain yang potensial menyediakan bahan baku dengan kontinyu.
3. Pengembangan desain melalui pelatihan dan bantuan tenaga ahli desain.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 563
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
4. Peningkatan kemitraan pemasaran/keterkaitan pemasar antar sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya.
5. Pengembangan kelembagaan seperti penerbitan Izin Usaha Industri, Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu (GKM), Diklat SDM Perusahaan, Pendampingan oleh tenaga ahli.
6. Peningkatan mutu komoditi yang dihasilkan IKM dengan tetap memperhatikan peningkatan nilai tambah dengan cara:
- Pengembangan sistem pengendalian mutu/kontrol kualitas produk.
- Pengembangan teknologi untuk peningkataan produktivitas, efisien dan nilai tambah melalui pelatihan teknologi ketrampilan, bimbimgan teknis dan bantuan peralatan, bimbingan teknis aspek lingkungan.
- Pengembangan
sesuai selera konsumen/pasar.
7. Pengembangan komoditi OVOP di luar sentra industri akan dilakukan teritegrasi lintas Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain pendampingan, studi banding, promosi dan pemasaran bersama, program pengembangan yang sudah disepakati. Jenis komoditi yang akan dikembangkan meliputi kerajinan hasil hutan, kerajinan kulit, tekstil, industri logam, industri IT.
8. Pengembangan Kluster Industri meliputi kerajinan kulit dan turunannya serta kerajinan kayu dan turunannya. Pengembangan Kluster Industri ini dirumuskan bersama antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota dan kerjasama dengan Provinsi lain. Untuk kerajian kulit akan terkait dengan APKI, ATK, Balai Besar Kulit, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Magetan, Provinsi NTT, Provinsi Jawa Barat.
9. Pengembangan Industri Kreatif dalam bentuk Dialog, Temu Usaha, Pendidikan dan Pelatihan, Fasilitasi, Bantuan Peralatan, Promosi.
10. Perlu adanya kemitraan atau kerjasama agar produk – produk IKM dapat dipasarkan
11. Pengembangan desain dan teknologi melalui pelatihan dan bantuan tenaga ahli untuk mendampingi IKM.
564 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
7. URUSAN PERDAGANGAN
a) Kondisi Umum
Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar pada pembentukan PDRB. Sebagai sektor strategis, sektor perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di DIY karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor Pertanian, Industri, Pariwisata dan lainnya. Sektor Perdagangan terbagi dalam perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.
Perkembangan perdagangan luar negeri di DIY selama tahun 2008- 2012 dapat dilihat pada perkembangan ekspor-impor. Volume ekspor DIY tahun 2012 sebesar 45,42 Juta kg, naik 18,42 juta kg dari tahun 2011. Namun demikian, dilihat dari nilainya, ekspor DIY terus mengalami kenaikan sepanjang 2008-2012. Nilai ekspor pada tahun 2009 sebesar 109 Juta US$, kemudian naik pada tahun 2010 menjadi 140 Juta, naik lagi sebesar 144 Juta US$ ditahun 2011, dan hingga akhir tahun 2012 menjadi 191.46 US$. Beberapa komoditi yang menjadi unggulan ekspor DIY antara lain kulit, produk kulit, tekstil dan kerajinan.
Negara tujuan ekspor utama setiap tahunnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor, walaupun sudah tidak menjadi tujuan utama. Di urutan selanjutnya adalah negara-negara Uni Eropa, Jepang, Australia, Kanada, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, serta Uni Emirat Arab sebagai entry point dari negara-negara Timur-tengah.
Sementara itu, pada sisi impor terlihat adanya penurunan nilai dan volume pada akhir tahun 2012. Pada tahun 2011, realisasi impor DIY mengalami peningkatan nilai dan volume, dengan nilai 75,98 juta US$ dan volumenya 2,42 juta kg. Barang modal berupa tekstil, bahan baku susu, kulit samakan, mesin, kapas, label, asesoris garmen masih mendominasi realisasi impor di tahun 2010. Dalam tahun 2012 (s.d Agustus) realisasi impornya mencapai nilai 9,74 juta US$ dan volumenya 1,21 juta kg. Bila dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, capaian ini mengalami penurunan. Nilai turun 87,18%, sedangkan volume mengalami penurunan sebesar 50%.
Tabel IV.98 Perkembangan Ekspor-Impor di DIY, 2008-2012
Tahun No
Uraian
Satuan
2010 2011 2012 A Ekspor
Juta kg
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 565
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tahun No
Juta US $
B Impor
1. Volume
5 3 2 1,21 2. Nilai
(Juta kg)
26 22 76 9,74 3. Komoditi
(Juta US $)
17 11 10 6 4 Sumber: Disperindagkop & UKM DIY, 2013 diolah
Perusahaan
Keterangan : Data impor sampai bulan Agustus 2012
Perkembangan di sektor Perdagangan Dalam Negeri, pada tahun 2008 – 2012, secara umum tercatat mengalami perkembangan positif. Catatan itu terlihat dari perkembangan jumlah Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan jumlah pasar di DIY. Realisasi jumlah penerbitan SIUP sepanjang tahun 2012 sebanyak 2.109 buah, sehingga jumlah kumulatif menjadi 41.703 SIUP. Pada tahun 2012, terdapat golongan usaha baru, yaitu usaha mikro. Di kabupaten Sleman usaha mikro sebesar 496, sementara di Kota Yogyakarta sebesar 475. Dari tabel di bawah terlihat bahwa pengusaha kecil di DIY mendominasi sektor Perdagangan.
Tabel IV.99 Perkembangan SIUP Menurut Golongan Usaha di DIY, 2008-2012
Tahun No
Golongan Usaha
1 Pengusaha Besar
1.820 1.999 2.142 Menengah 3 Pengusaha Kecil
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY Keterangan : * s.d Juli 2012
Sementara itu, perkembangan TDP di DIY dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah kumulatif TDP sebanyak 40.610, sedangkan sampai Desember 2012 menghasilkan komulatif TDP sebanyak 41.613. Hal tersebut menunjukkan bahwa
566 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
penerbitan TDP tahun 2012 masih didominasi oleh Perusahaan Perorangan (PO), yang berjumlah sebesar 63,86% dari total komulatif TDP.
Tabel IV.100 Perkembangan TDP di DIY, 2008-2012
Tahun No
Bentuk Perusahaan
1 Perseroan Terbatas (PT)
3 CV Unit
66 66 66 66 67 5 Perorangan (PO)
4 FA Unit
25.152 26.115 26.573 6 Bentuk Perusahaan Lain
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY Keterangan : * s.d Juli 2012
Perkembangan sektor Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung dengan tersedianya sarana perdagangan seperti toko modern dan pasar tradisional. Jumlah pasar tradisional dan toko modern pada tahun 2012 tidak mengalami perubahan dibanding dengan tahun 2011, dengan rincian 331 pasar tradisional dan 405 toko modern. Sampai dengan Juli 2012, tercatat ada 333 pasar tradisonal dan 416 toko modern.
Tabel IV.101 Perkembangan Pasar Tradisional dan Modern, 2008-2012
Tahun No
Jenis pasar
331 331 333 2 Pasar Modern
1 Pasar Tradisional
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY Keterangan : * s.d Juli 2012
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 567
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Tabel IV.102 Program/Kegiatan Urusan Perdagangan Tahun Anggaran 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
1 Program Perlindungan
Konsumen Dan Pengamanan Perdagangan
100 Efisiensi biaya Peredaran Barang Dan Jasa
1.1 Peningkatan Pengawasan
laboratorium, karena biaya pengujian lebih kecil daripada biaya yang sudah disiapkan.
1.2 Koordinasi Peningkatan Kinerja
Distributor (Pengadaan, Penyaluran, Pemantauan Stok Dan Harga) Komoditi Pokok Penting Dan Strategis
1.3 Operasi Pasar Murni Beras
100 OPM ke III tidak dilaksanakan karena harga stabil sehingga tidak ada permintaan dari Kab/Kota
1.4 Peningkatan Pembinaan Dan
100 Efisiensi narasumber Pengawasan Komoditas Pokok, Penting Dan Strategis Bersubsidi
568 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
1.5 Peningkatan Perlindungan
100 Efisiensi sewa ruang rapat Konsumen
pada saat acara dilaksanakan di kab,/kota
1.6 Pengembangan UPT
Kemetrologian Daerah (Pelayanan Sidang Tera Ulang)
1.7 Sosialisasi Undang-Undang
Metrologi Legal
2 Program Peningkatan Kerjasama
Perdagangan Internasional
2.1 Penyebarluasan Informasi
Kerjasama Perdagangan Internasional 2.2 Temu Kemitraan Antar Pelaku
100 Efisiensi akomodasi Usaha Dalam Negeri Dengan
peserta Luar Negeri
3 Program Peningkatan Dan
Pengembangan Ekspor
3.1 Bimbingan Teknis Negosiasi
Kontrak Dan Letter Of Credit
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 569
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
3.2 Pengelolaan Kegiatan Penerbitan
SKA Otomasi On Line, Pembuatan Leaflet Prosedur Ekspor Impor 3.3 Pembuatan CD Komoditi Ekspor
3.4 Pameran Dalam Negeri Berskala
Ekspor 3.5 Partisipasi pameran Luar Negeri
100 Efisiensi harga tiket 3.6 Penyusunan Profil Informasi
Eksportir 3.7 Penghargaan Eksportir
Berprestasi (PRIMANIYARTA) Tingkat Provinsi
4 Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
4.1 Pelayanan Bimbingan Bisnis
4.2 Pengelolaan JBSC
100 Uang makan tidak dapat dicairkan, karena sesuai peraturan yang boleh mendapatkan uang makan hanya penjaga malam
570 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
4.3 Pengembangan Promosi
100 Uang makan tidak dapat Perdagangan
dicairkan, karena sesuai peraturan yang boleh mendapatkan uang makan hanya penjaga malam
4.4 Fasilitasi Pembangunan Pasar
100 Ada efisiensi karena ada Tradisional
SPPD yang tidak direalisasikan
92,00 Pameran Texcraft tidak UKM DIY Di Dalam Negeri
4.5 Promosi Perdagangan Produk
direalisasikan karena pusat tidak jadi menyelenggarakan
0,00 Tidak terealisasi. Tidak Berbahaya (B2)
4.6 Fasilitasi Perijinan Produk bahan
ada yang mengajukan permohonan ijin
4.7 Fasilitasi bagi Pedagangan Kaki
95,00 1. Efisiensi biaya bantuan Lima
yang diberikan kepada PKL, karena hasil lelang lebih kecil nominalnya daripada biaya yang sudah disiapkan.
2. Ada 12 PKL yang beralih profesi.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 571
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan
Pagu (Rp)
Keterangan
Target Realisasi Target
Realisasi
5 Program Persaingan Usaha
5.1 Pelayanan HKI
90,00 1. Efisiensi biaya pendaftaran merk secara umum dan kolektif, biaya yang dibayarkan lebih kecil dari biaya yang sudah disiapkan.
2. Tidak ada pendaftar hak paten
Sumber: Dinas Perindagkop & UKM DIY
572 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Perdagangan Dalam Negeri.
a. Pertumbuhan pasar modern di Provinsi DIY cukup pesat dan semakin lama akan mengancam keberadaan pasar tradisional.
b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan produk dalam negeri.
c. Kurangnya tingkat kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan perlindungan konsumen.
d. Daya saing produk dan kemampuan dalam mengakses pasar masih relatif rendah, di sisi lain, sisi jaringan pasar terbatas karena masih kurangnya kemitraan dalam usaha perdagangan.
2. Perdagangan Luar Negeri.
a. Daya saing rendah, karena mutu, harga dan tidak terjaminnya kontinuitas pasokan barang.
b. Masalah pemasaran seperti lemahnya penguasaan jalur distribusi komoditi ekspor, terbatasnya informasi pasar ekspor, kualitas SDM pemasaran yang relatif masih rendah, dan persaingan dengan produk luar negeri.
c. Bahan baku beberapa jenis industri mulai langka dan sangat tergantung pada daerah lain, sehingga harga menjadi mahal misalnya serat alam, kayu dan bambu.
d. Kondisi infrastruktur (jalan dan jembatan) di beberapa kabupaten/kota di DIY belum memadai bagi angkutan kontainer. Akibatnya, kelancaran angkutan barang terhambat.
e. Lemahnya permodalan.
Solusi
1. Perdagangan dalam negeri.
a. Peningkatan kualitas SDM.
b. Penghapusan ekonomi biaya tinggi.
c. Secara aktif menumbuhkan iklim investasi.
d. Memperluas akses pasar.
e. Diadakan sosialisasi peggunakan produk dalam negeri.
f. Sosialisasi kepada produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan perlindungan konsumen.
2. Perdagangan luar negeri.
a. Pelatihan desain produk ekspor. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 573
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b. Peningkatan mutu dan kualitas produk yang diekspor, informasi mengenai pasar ekspor.
c. Peningkatan SDM untuk dapat mmengakses pasar ekspor.
d. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kegiatan ekspor.
8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN
a) Kondisi Umum
Transmigrasi merupakan salah satu cara atau metode untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan daerah. Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, yang mengacu pada Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang –Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, telah diamanatkan kepada semua penyelenggara pembangunan untuk merubah tata cara pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan transmigrasi agar lebih mengedepankan peran daerah untuk lebih berdayaguna dalam setiap kegiatannya.
Untuk itu penyelenggaraan program transmigrasi saat ini dalam pelaksanaannya dilandasi atas kebutuhan daerah, diwujudkan dengan inisiatif daerah dan dilaksanakan daerah serta difasilitasi oleh pusat yang bermanfaat bagi daerah itu sendiri. Perencanaan dan pelaksanaan program transmigrasi harus memberikan tempat proporsional kepada daerah, baik daerah asal maupun daerah tujuan transmigran melalui kerjasama antardaerah. Oleh karena itu, berkait dengan peran pemerintah daerah sebagai pelaksana (rowing) sedangkan pemerintah pusat sebagai fasilitator dan memberikan arahan (steering), maka dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi dilakukan dengan pendekatan demand side. Artinya, pembangunan transmigrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang melibatkan pemerintah provinsi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota.
Pemerintah Daerah DIY, sebagai daerah pengirim calon transmigran, telah bekerjasama dengan provinsi daerah penempatan dalam penyelenggaraan transmigrasi. Kerjasama tersebut diharapkan dapat
transmigrasi, sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dapat diminimalisir sedini mungkin.
memudahkan
penyelenggaraan
Daerah DIY telah memberangkatkan transmigran sebanyak 893 KK selama kurun waktu 2008-2012. Rinciannya, 205 KK pada tahun 2008, 223 KK pada tahun 2009 , 175 KK pada tahun 2010, 125 KK pada tahun 2011 dan 165 KK pada tahun
Secara keseluruhan,
Pemerintah
574 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2012. Selain itu, juga telah dilaksanakan program transmigrasi lokal dengan kegiatan Pelatihan Dasar Umum (PDU) bagi calon transmigran. Total calon transmigran yang telah mengikuti PDU selama tahun 2008- 2012 sebanyak 897 KK, dengan rincian 196 KK pada tahun 2008, 227 KK pada tahun 2009 dan 150 KK pada tahun 2010, 159 KK pada tahun 2011, dan 165 KK pada tahun 2012.
Sumber: Disnakertrans DIY
Gambar IV.6 Jumlah Pemberangkatan Transmigran ke Luar Jawa dan Jumlah Cfalon Transmigran Peserta PDU di DIY, 2008-2012
Sementara itu, target dan realisasi kinerja bisa dilihat dalam tabel berikut.
Tabel IV.103 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian
Tahun 2011-2012
Capaian
No Indikator
Satuan
Realisasi Target Realisasi %
165 94,29 peserta PDU 2 Jumlah pengiriman
1 Jumlah Calon Transmigran
4 4 6 150,00 lokasi transmigrasi Sumber: Disnakertrans DIY
3 Jumlah pemberdayaan
Lokasi
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 575
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b) Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2012
Pelaksanaan urusan pilihan yaitu ketransmigrasian dilakukan dengan menetapkan program-program yang dapat memperbesar tingkat keberhasilan pelaksanaan transmigrasi.
Tabel IV.104 Program/Kegiatan Urusan Ketransmigrasian Tahun Anggaran 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
1 Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
1.1 Peningkatan Kerjasama Antar
Wilayah, Antar Pelaku dan Antar-Sektor dalam Rangka Pengembangan Kawasan Transmigrasi 1.2 Penyediaan dan Pengelolaan
Prasarana dan Sarana Sosial dan Ekonomi Kawasan Transmigrasi
1.3 Seleksi Calon Transmigran
Target 175 KK,
576 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Tingkat Provinsi realisasi 165 KK. 10 KK batal berangkat karena 5 KK dari Kota dan 2 KK dari Sleman mengundurkan diri,
1 KK dari kota dan 2 KK dari Sleman telah bekerja di luar kota.
1.4 Forum Komunikasi Informasi
Edukasi dalam Rangka Sosialisasi Potensi Kawasan Transmigrasi
1.5 Penampungan, Angkutan dan
Sisa anggaran Rp. Pengawalan Transmigran
71.834.850,- karena realisasi kegiatan 165 KK
1.6 Pemeriksaan Kesehatan
Target 175 KK realisasi 165 KK
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 577
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
1.7 Perbekalan Calon Transmigran
Realisasi fisik 148 KK, hal ini dikarenakan sebanyak 17 KK didukung dana APBN dan 10 KK tidak diberangkatkan
2 Program Transmigrasi Regional
2.1 Pelatihan Transmigrasi Regional
Target 175 KK realisasi 165 KK
Sumber : Disnakertrans DIY
578 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu anggaran untuk 2 program tersebut sebesar Rp2.656.997.500,-. Capaian fisik rata-rata sebesar 95,71%, dengan capaian realisasi keuangan sebesar 95,05%. Target pemberangkatan 175 KK hanya dapat direalisasikan sebanyak 165 KK. Hal ini disebabkan 7 KK mengundurkan diri dan 3 KK telah mendapat pekerjaan.
c) Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Dengan adanya Permendagri 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial, Bupati/Walikota telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Nama-Nama Calon Transmigran yang akan diberangkatkan. Surat Pemberitahuan Pemberangkatan (SPP) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terbit pada akhir tahun anggaran rupanya sering menjadi kendala. Sebab, apabila ada calon transmigran yang mengundurkan diri maka tidak cukup waktu untuk melakukan seleksi susulan dan merevisi SK Bupati/Walikota.
2. Kondisi daerah penempatan tidak sesuai dengan azas 2 C (Clear and Clean ) dan 4 L (Layak huni, Layak berkembang, Layak lingkungan dan Layak usaha). Hal ini mendorong terjadinya keresahan/ketidakbetahan transmigran.
3. Kurangnya pemahaman calon transmigran terhadap hak dan kewajiban yang akan diperoleh di daerah penempatan.
4. Persiapan lokasi permukiman dilakukan pada tahun anggaran berjalan. Hal tersebut menyebabkan penumpukan kegiatan pengerahan dan pemindahan calon transmigran pada akhir tahun anggaran.
Akibatnya,
penyerapan
anggaran dan
pertanggungjawaban menumpuk pada akhir tahun anggaran.
Solusi
1. Koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memantau calon transmigran dan koordinasi dengan Kemnakertrans supaya SPP terbit tidak pada akhir tahun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya calon transmigran yang mengundurkan diri.
2. Meningkatkan koordinasi antara daerah pengirim dan daerah penerima, yang dituangkan dalam naskah kerjasama, agar hak dan
kewajiban masing-masing daerah dapat terealisasi secara konsekuen. Di samping itu, diperlukan perlindungan/advokasi dan pendampingan yang lebih baik bagi transmigran.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 579
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Sosialisasi bagi calon transmigran di tingkat kabupaten/kota tentang hak dan kewajiban yang akan diterima sesuai dengan Kerja Sama Antar Daerah (KSAD).
4. Meningkatkan koordinasi dalam menyiapkan calon lokasi transmigrasi dengan daerah penerima maupun dengan
Kementerian Nakertrans.
580 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
BAB V. PENYELENGGARAN TUGAS PEMBANTUAN
karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan D
alam penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan
dengan menggunakan asas desentralisasi. Selain itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan, memang tidak dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasi dan diotonomkan sekaligus kepada daerah.
Tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian
penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa. Dana tugas pembantuan merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau desa, sesuai dengan beban dan jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.
Pengalokasian dana tugas pembantuan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pencapaian kinerja, efisiensi, dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergi antara program dan kegiatan tugas pembantuan yang didanai oleh APBN dengan program dan kegiatan desentralisasi yang didanai oleh APBD.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 581
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA
1. Dasar Hukum
Dasar hukum atau peraturan yang digunakan secara umum dalam pengelolaan
serta evaluasi program/kegiatan tugas pembantuan adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan Daerah; dan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Pemerintah Daerah DIY pada tahun anggaran 2012 menerima dana tugas pembantuan sebesar Rp134.246.045.000,-. Dana tugas pembantuan yang diterima Pemerintah Daerah DIY tahun anggaran 2012 naik sebesar 58,16% atau naik sebesar Rp49.365.946.000,- dari tahun anggaran 2011.
Tabel V.1 Rekapitulasi Dana Tugas Pembantuan DIY Tahun
Anggaran 2011-2012
Tahun 2011
Tahun 2012
Jumlah Realisasi No
Pagu Keuangan
Rp (000)
Rp (000)
Rp (000) Rp (000)
1 Kementerian Tenaga
57.376.040 55.690.891 Pertanian 3 Kementerian
33.653.956 33.519.907 Pekerjaan Umum 4 Kementerian Sosial
582 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tahun 2012 No
Tahun 2011
Nama Jumlah
Realisasi
Jumlah Realisasi
Pagu
Keuangan
Pagu Keuangan
Rp (000)
Rp (000)
Rp (000) Rp (000)
Kelautan dan Perikanan
6 Kementerian
12.584.220 12.466.990 Kehutanan 7 Kementrian
9.850.000 2.061.313,525 Kebudayaan 8 Direktorat Jenderal
0 0 2.500.000 2.154.936,850 Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri 9 Kementrian
0 0 3.000.000 2.629.000 Kesehatan 10 Kementerian
0 0 1.169.970 548.621,200 Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sumber: Bappeda DIY
3. Instansi Penerima Tugas Pembantuan
3.1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY
3.1.1 Dasar Hukum
Pelaksanaan Kegiatan Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh DIY Tahun Anggaran 2012 mengacu pada:
1. Keputusan Menteri Transmigrasi dan PPH Republik Indonesia Nomor: KEP. 16/MEN/1995 tentang Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Permakanan dan Bimbingan Sikap Mental dalam Pemindahan dan Penempatan Transmigrasi ;
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 07/MEN/2005 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor PER.18/MEN/XII/2011 tentang Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Instansi Provinsi/Kabupaten/Kota Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 583
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
4. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor: KEP. 310/MEN/XII/2011 Tanggal 29 Desember 2011 tentang Penetapan dan Pengangkatan Pejabat Pengelola Keuangan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dana Tugas Pembantuan (TP) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012.
5. DIPA NOMOR :098/026-06.4.01/14/2012.
3.1.2 Instansi Pemberi Tugas Pembantuan (Sumber Dana dan Jumlah
Anggaran)
Pada tahun 2012 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY telah menerima Tugas Pembantuan dari pemerintah melalui 1 Kementerian yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. sebesar Rp4.439.276.000,- .
3.1.3 Program Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY menerima dana tugas pembantuan pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.439.276.000,- dengan 2 program, yaitu Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dan Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi. Rekapitulasi program/kegiatan, anggaran dan realisasi seperti pada tabel berikut:
584 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.2 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No Keterangan Kegiatan
Anggaran (Rp) Target
1 Program Pembangunan
55,35 Target 125 KK, sedangkan
Kawasan Transmigrasi
SPP yang terbit sebanyak
(P2KT)
100 KK yang dapat 1.1 Fasilitasi Penempatan
48,05 diberangkatkan hanya 83 Transmirgrasi
KK, 10 KK batal berangkat dikarenakan
naskah 1.2 Partisipasi Masyarakat
70,81 kerjasama belum ditandatangani
daerah asal (Kab.Sleman) dan
1.3 Dukungan Teknis dan
penempatan (Konawe Selatan), 7 KK
Manajemen Ditjen P4Trans mengundurkan diri. SPP
yang tidak turun 25 KK karena lokasi di daerah penempatan belum siap. Disamping itu pengadaan barang perbekalan hanya dipergunakan
0,11% karena menggunakan stok (barang persediaan) yang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 585
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Keterangan Kegiatan
Anggaran (Rp) Target
masih tersedia.
2 Program Pengembangan
Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi
2.1 Pengembangan Usaha di
Kawasan Transmigrasi 2.2 Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen P2MKT
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY
586 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Realisasi fisik pada Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi tidak mencapai 100%. Dari target 125 KK, SPP yang terbit sebanyak 100 KK, namun yang dapat diberangkatkan hanya 83 KK. 10 KK batal berangkat dikarenakan naskah kerjasama belum ditandatangani daerah asal (Kabupaten Sleman) dan daerah penempatan (Kabupaten Konawe Selatan), 7 (tujuh) KK mengundurkan diri, sementara SPP 25 KK tidak turun karena lokasi di daerah penempatan belum siap. Di samping itu pengadaan barang perbekalan hanya dipergunakan 0,11% karena menggunakan stok (barang persediaan) yang masih tersisa dari program sebelumnya. Kekurangan alokasi program penempatan karena lokasi belum siap akan menjadi prioritas pada tahun 2013.
3.1.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Terbitnya SPP di akhir tahun anggaran sehingga pemberangkatan calon transmigran menumpuk di akhir tahun.
Solusi
Berkoordinasi dengan daerah penempatan transmigrasi dan Pemerintah Pusat agar pembangunan permukiman transmigrasi dapat diselesaikan lebih awal. Selain itu, penting kiranya selalu memonitor perkembangan Siap Terima Penempatan (STP), sehingga Surat Pemberitahuan Pemberangkatan (SPP) dari Pusat segera terbit.
3.2 Dinas Pertanian DIY
3.2.1 DasarHukum
1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
3. Peraturan
Pertanian Nomor 96/Permentan/OT.140/12/2011 Tentang Penugasan kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2012.
Menteri
4. DIPA Nomor: Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 587
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
a. 5903/018-05.4.01/14/2012
b. 4781/018-07.4.01/14/2012
c. 4783/018-04.4.01/14/2012
d. 4784/018-06.4.01/14/2012
e. 4785/018-07.4.01/14/2012
f. 4786/018-08.4.01/14/2012
3.2.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi dana adalah Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI. Jumlah total anggaran tahun 2012 sebesar Rp57.376.040.000.
3.2.3 Program Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya
Kegiatan pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2012 merupakan penjabaran dari tiga program yaitu: (1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal; (3) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian.
588 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.3 Program/Keguiatan, Anggaran dan realisasi Tugas Pembantuan di Dinas Pertanian Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Realisasi 1 Program Peningkatan Produksi,
(Rp)
Target Realisasi Target
100,00 - Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
1.1 Peningkatan Produksi,
100,00 - Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan
100,00 - Produktivitas Dan Mutu Produk Florikultura Berkelanjutan
1.2 Peningkatan Produksi,
100,00 Produktivitas Dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman
1.3 Peningkatan Produksi,
- Obat Berkelanjutan
100,00 - Lainnya pada Ditjen Hortikultura
1.4 Dukungan Manajemen dan Teknis
2 Program Pencapaian Swasembada
Daging Sapi Dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani Yang
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 589
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Realisasi Aman, Sehat, Utuh Dan Hahal
(Rp)
Target Realisasi Target
100,00 - dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal
2.1 Peningkatan Produksi Ternak
2.2 Peningkatan Produksi Pakan
100,00 - Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal
100,00 - Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
2.3 Pengendalian dan Penanggulangan
2.4 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas
100,00 - Benih dan Bibit dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal 2.5 Penjaminan Pangan Asal Hewan
100,00 - yang Aman dan Halal serta Pemenuhan Persyaratan Produk Hewan Non Pangan
3 Program Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran Dan Ekpor Hasil Pertanian
3.1 Pengembangan Pemasaran
100,00 - domestik
590 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
100,00 - Pertanian
3.2 Pengembangan Pengolahan Hasil
4 Program Penyediaan Dan
Pengembangan Prsarana Dan Sarana Pertanian
100,00 - Pertanian 4.2 Perluasan Areal dan Pengelolaan
4.1 Pengelolaan Air Irigasi untuk
100,00 - Lahan Pertanian
4.3 Fasilitas Pupuk dan Pestisida
100,00 - 4.4 Pelayanan pembiayaan pertanian
100,00 - dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP)
Sumber: Dinas Pertanian DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 591
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.2.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pada dokumen POK yang diterima ada beberapa item kegiatan yang belum bisa operasional di lapangan sehingga perlu revisi.
2. Proses revisi DIPA dan POK memerlukan waktu yang dapat menunda pelaksanaan kegiatan.
Solusi
1. Melaksanakan usulan Revisi ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian c.q. Eselon I yang bersangkutan.
3.3 Dinas Pekerjaan Umum DIY
3.3.1 Dasar Hukum
1. Pelaksanaan Tugas Pembantuan urusan Pekerjaan Umum berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 597.1/KPTS/M/2010 tanggal 22 Desember 2011 tentang Penetapan Pelaksanaan Kegiatan Bidang Penataan Ruang, Sumber Daya Air Serta Jalan dan Jembatan dalam rangka Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2012.
2. DIPA Nomor: 3303/033-03.4-01/14/2012 untuk Bidang Penataan Ruang
3. DIPA Nomor: 3337/033-06.4.01/14/2012 untuk Bidang Sumber Daya Air
4. DIPA Nomor: 2800/033-04.4.01/14/2012 dan SP-994/WPB.15/2012 untuk Bidang Bina Marga.
3.3.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Pekerjaan Umum RI melalui Direktorat Jendral Penataan Ruang, Direktorat Jendral Sumber Daya Air dan Direktorat Jendral Bina Marga, dengan total anggaran pada tahun 2012 sebesar Rp33.653.965.000.
3.3.3 Program Kegiatan yang diterima dan Pelaksanaannya 1)
Program Penyelenggaraan Tata Ruang
Program penyelenggraan Tata Ruang didanai dari Direktorat Jendral Penataan Ruang Kementrian Pekerjaan Umum dengan total dana pada tahun 2012 sebesar Rp3.104.000.000.
592 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Program penyelenggraan Tata Ruang terdiri dari 1 kegiatan, yakni Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan. Pelaksanaannya dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Pembinaan penataan ruang kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat yang dilaksanakan antara lain melalui:
1) Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang;
2) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan dan Sosialisasi Pedoman Bidang Penataan Ruang;
3) Pemberian
dan konsultasi pelaksanaan penataan ruang;
bimbingan, Supervisi
4) Pengembangan sistem informasi dan komunikasi pelaksanaan ruang;
5) Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat, dan
tanggung jawab masyarakat.
b. Pengawasan terhadap kinerja pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang di daerah.
c. Pengawasan terhadap kinerja dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang dan kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.
d. Pelaksanaan kegiatan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), meliputi:
1). Sosialisasi P2KH 2). Pembuatan Peta Hijau 3). Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau 4). Penyusunan DED RTH 5). Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kuantitas RTH 6). Pengawasan Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kuantitas RTH
Sasaran kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan adalah:
a. Terwujudnya peningkatan kinerja dan kapasitas pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 593
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b. Terselenggaranya kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Penataan Ruang yang dilimpahkan di daerah melalui SKPD Tugas Pembantuan di masing-masing provinsi sesuai degan ketentuan dan peraturan perundang- undangan;
c. Terselenggaranya tertib administrasi kegiatan SKPD Tugas Pembantuan bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012;
d. Tersosialisasikannya undang-undang yang berkaitan dengan Penataan
pemangku kepentingan penyelenggara penataan ruang di kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
Ruang
kepada
e. Terselenggaranya Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang dalam rangka fasilitasi koordinasi teknis pertemuan dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH);
f. Terselenggaranya Peta Hijau, Master Plan RTH, DED RTH, Pelaksanaan Fisik RTH dan supervisi/pengawasan pelaksanaan fisik RTH di Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
594 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.4 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Penyelenggaraan Tata Ruang Tahun 2012
No Program/Kegiatan
Target Realisasi
(Rp)
1 Program Penyelenggaraan
Penataan Ruang
100,00 - Pengembangan Perkotaan
1.1 Kegiatan Pelaksanaan
- Administrasi Kegiatan
100,00 - Pendampingan
- Bimbingan dan
Sumber : PUP ESDM DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 595
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
2) Program Pengelolaan Sumber Daya Air Program Pengelolaan Sumber daya Air didanai oleh Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dengan total dana pada tahun 2012 sebesar Rp2.215.980.000.
Program Pengelolaan Sumber daya Air terdiri atas 1 kegiatan, yakni Pembinaan dan Pelaksanaan Operasional Pemeliharaan Sumber daya Air serta Penanggulangan Darurat Akibat Bencana.
Sesuai ketentuan dalam pedoman tugas pembantuan Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tahun anggaran 2012 maka kegiatan TP-OP dibagi dalam beberapa sub kegiatan: 1).
Administrasi Kegiatan 2).
Kegiatan Penelusuran Jaringan 3).
Pendaftaran dan Seleksi 4).
Operasi Rutin 5).
Pemeliharaan Rutin 6).
Pemeliharaan berkala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber
Daya Mineral (Dinas PUP ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta, selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TP-OP), menugaskan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (Balai PSDA) Provinsi untuk melaksanakan tugas tersebut.
Adapun pelaksanaannya di lapangan bekerja sama dengan petugas dari Kabupaten Kulon Progo dengan Surat Kerja Sama Operasional (KSO) Nomor 611/02905 dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan surat Kerja Sama Operasional (KSO) Nomor 611/02904 dan Petani yang tergabung dalam P3A/GP3A serta Forum Komunikasi GP3A/P3A yang merupakan salah satu pengguna air. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain:
− Perbaikan Saluran sekunder Kulur Kanan − Perbaikan Saluran sekunder Kedundang − Pekerjaan Angkat Waled − Saluran sekunder Sendang Pitu − Saluran sekunder Cerbonan Wetan − Saluran sekunder Cerbonan Kulon − Saluran sekunder Jamur Wetan − Saluran sekunder Jamur Kulon − Saluran sekunder Sedayu Selatan − Saluran sekunder Kergan
Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp2.215.980.000,-
untuk administrasi 596 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
dengan
perincian
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Rp225.229.000,-, untuk Daerah Irigasi Vander Wicjk Rp928.620.000,- dan untuk Daerah Irigasi Kalibawang sebesar Rp1.287.360.000,-. Untuk lebih lengkapnya, lihat rincian berikut:
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 597
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel V.5 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Pengelolaan Sumberdaya Air Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
1 Program Pengelolaan Sumber
Daya Air
1.1 Kegiatan Pembinaan dan
- Pelaksanaan OP SDA serta Penanggulangan Darurat Akibat Bencana - Administrasi Kegiatan
- - Operasi Rutin
- - Pemeliharaan Berkala
- - Survey Acnop
- - Peralatan Penunjang
Sumber : PUP ESDM DIY
598 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Kurang optimalnya peran masyarakat dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Solusi
Meningkatkan peran masyarakat/Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan bekerjasama dengan petugas Kabupaten melalui pembinaan, penyuluhan dan pelatihan.
3. Program Penyelenggaraan Jalan Dan Jembatan
Program Penyelenggaraan Jalan Dan Jembatan didanai dari Direktorat Jendral Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dengan total dana pada tahun 2012 sebesar Rp28.333.976.000
Program Penyelenggaraan Jalan Dan Jembatan terdiri dari 1 kegiatan, yakni Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional dengan melaksanakan:
1) Pemeliharaan Berkala Jalan sepanjang 9,47 km, yang terdiri dari:
Batas Kabupaten Bantul_Gading sepanjang 3,30 km;
a. Pemeliharaan
berkala
jalan
b. Pemeliharaan berkala jalan Gledag-Wonosari (lingkar Utara Wonosari) sepanjang 4,00 km;
c. Pemeliharaan berkala jalan Lingkar Selatan Wonosari sepanjang 2,17 km.
2) Pemeliharaan Rutin Jalan sepanjang 89,24 km, terdiri dari:
a. Ruas jalan Rejowinangun-Laksda Adisucipto Cs (Penanganan Jalan Kota Yogyakarta);
b. Ruas jalan Batas Kota Pelem Guring-Gading-Janti;
c. Ruas Jalan Gledag-Wonosari-Duwet.
3) Pemeliharaan Rutin Jembatan sepanjang 1.226,5 Meter, terdiri dari:
a. Jembatan Butung Cs.
b. Jembatan Bunder Cs.
c. Jembatan Jirak Cs.
d. Jembatan Sudirman Cs.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 599
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Tabel V.6 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target
Realisasi
1 Program Penyelenggaraan
1.1 Kegiatan Pelaksanaan
- Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional - Pemeliharaan Rutin Jalan
- - Pemeliharaan Rutin
- Jembatan - Pemeliharaan
- Berkala/Rehab Jalan - Administrasi Kegiatan,
- Pemenuhan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Perkantoran
Sumber : PUP ESDM DIY
600 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Saat ini, pelaksanaan tugas pembantuan penyelenggaraan jalan dan jembatan berbasis wilayah kerja, sehingga pelaksanaan kurang optimal.
Permasalahan
Mengusulkan ke Direktorat Jendral Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum agar pelaksanaan tugas pembantuan berdasarkan fungsi dan jenis kegiatan yaitu pemeliharaan jalan.
3.4 Dinas Sosial DIY
3.4.1 DasarHukum
Dana Tugas Pembantuan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga;
5. Keputusan Presiden RI Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN;
6. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang/Jasa Pemerintah jo. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004 tentang Perubahan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003;
Pelaksanaan
7. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 189/HUK/2011 Tanggal 30 Desember 2011 tentang Penunjukan Pejabat Perbendaharaan Negara Dana Tugas Pembantuan Pada Kementerian Sosial RI;
8. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
46 Tahun 2008 tentang Rincian Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
9. Surat Kepala Kanwil XIV DJP Provinsi DIY Nomor 4675/027-05.4.01/14/2012\ tanggal 9 Desember 2011
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 601
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
tentang Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2012;
10. Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 188/0115/I.3, tanggal 13 Januari 2012 tentang Pengangkatan Pejabat Pengelola
Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2012.
3.4.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan jumlah anggaran tahun 2012 sebesar Rp224.062.000.
3.4.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
Untuk dana Tugas Pembantuan sumber dana berasal dari Kementerian Sosial RI yang terdiri dari 1 program, yaitu Program Perlindungan dan Jaminan Sosial. Program ini meliputi kegiatan seperti tersebut di bawah ini.
a. Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dengan pagu anggaran sebesar Rp191.542.000.- dan realisasi keuangan sebesar Rp185.997.500.- (97,11%) serta realisasi fisik sebesar 100%. Anggaran kegiatan perlindungan sosial korban bencana alam dialokasikan untuk bantuan lauk pauk.
b. Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dengan pagu anggaran sebesar Rp32.520.000,- dan realisasi keuangan sebesar Rp29.760.000,- (91,51%) serta realisasi fisik sebesar 100%. Anggaran kegiatan perlindungan sosial korban bencana sosial dialokasikan untuk penjajagan calon lokasi keserasian sosial dan lokasi pemetaan serta identifikasi dan pemenuhan kebutuhan korban bencana sosial.
602 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.7 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi di Dinas Sosial Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Realisasi 1 Program Perlindungan Dan
Jaminan Sosial
100,00 - Bencana Alam
1.1 Perlindungan Sosial Korban
100,00 - Bencana Sosial
1.2 Perlindungan Sosial Korban
Sumber : Dinas Sosial DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 603
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.4.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Tugas Pembantuan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial mengalami pemotongan anggaran Bantuan Stimulan Pemberdayaan Sosial (BSPS) bagi korban bencana. Anggaran untuk BSPS tersebut ditarik ke pusat, sehingga apabila terjadi bencana maka Dinas Sosial DIY dapat mengusulkan bantuan ke Kementerian Sosial melalui mekanisme dana hibah. Namun demikian, proses pengusulan bantuan ke Kementerian Sosial memerlukan waktu cukup lama, sedangkan Dinas Sosial Kabupaten-kota maupun Dinas Sosial DIY tidak memiliki anggaran untuk program tersebut. Akibatnya, korban bencana tidak segera mendapatkan bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang terkena bencana.
Solusi
Memberikan usulan kepada Pemerintah, hendaknya untuk bantuan BSPS dialokasikan pada anggaran Tugas Pembantuan supaya saat terjadi bencana daerah dapat segera menindaklanjutinya.
3.5 Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
3.5.1 Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 141 Tahun 2000 tentang Usaha Perikanan;
2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 tahun 2002 tentang Rencana Setrategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan;
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 07 tahun 2005 tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 05 tahun 2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 20 tahun 2008 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau kecil;
6. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
604 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
7. Daftar Isian
(DIPA) Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Tahun 2012, Nomor 4695/032-03.4.01/14/2012, tanggal 09 Desember 2011;
Pelaksanaan
Anggaran
8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2012, Nomor 4696/032-
04.4.01/14/2012, tanggal 09 Desember 2011;
9. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Tahun 2012, Nomor 4698/032- 06.4.01/14/2012, tanggal 09 Desember 2011.
3.5.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan nilai sebesar Rp9.488.521.000,-.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 605
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.5.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya Tabel V.8
Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
Target Realisasi Target Realisasi 1 Pengembangan Dan Pengelolaan
Perikanan Tangkap
1.1 Pembinaan dan pengembangan
100,00 - kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan
1.2 Pengelolaan sumber daya ikan
100,00 - (SDI)
2 Program Peningkatan Produksi
Perikanan Budidaya
2.1 Pengembangan sistem perbenihan
100,00 - ikan 2.2 Pengembangan sistem prasarana
100,00 - dan sarana pembudidayaan ikan
3 Program Peningkatan Daya Saing
Produk Perikanan
3.1 Fasilitasi penguatan dan
100,00 - pengembangan pemasaran dalam negeri hasil perikanan
606 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
100,00 - pengembangan pemasaran luar negeri hasil perikanan 3.3 Fasilitasi pengembangan industri
3.2 Fasilitasi penguatan dan
100,00 - pengolahan hasil perikanan
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 607
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.5.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Pelaksanaan lelang mundur 2 bulan dari jadwal.
2. Pelaksanaan pekerjaan fisik mundur sebagai akibat mundurnya lelang sehingga pekerjaan selesai di akhir tahun.
3. Sisa lelang cukup tinggi dikarenakan selisih antara anggaran dengan penawaran yang cukup tinggi.
Solusi
1. Pelelangan dilakukan sebelum DIPA turun untuk mempercepat pekerjaan dan juga mempercepat penyerapan.
2. Perlu survey pasar untuk menetapkan anggaran dan HPS sehingga selisih dengan realisasi pekerjaan tidak terlalu besar (meminimalisir anggaran yang tidak terserap).
3.6 Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
3.6.1 Dasar Hukum
Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY menerima 2 alokasi Dana Tugas Pembantuan dari Kementrian Pertanian dengan dasar hukum:
1. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5576/KPTS/KU.410/12/2011 Perihal Untuk Tugas Pembantuan Pengadaan dan Pemasaran Hasil Pertanian;
2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5576/KPTS/KU.410/12/2011 Perihal Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, PPK, PPSPM Bendahara;
3. DIPA NOMOR:
a. 5903/018-05.4.01/14/2012
b. 4781/018-07.4.01/14/2012
c. 4782/018-08.4.01/14/2012
3.6.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Sumber dan jumlah anggaran untuk dana Tugas Pembantuan Kementrian Pertanian Satuan Kerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan D.I.Yogyakarta yang dilaksanakan tahun 2012 adalah sebagai berikut :
608 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
KEMENTRIAN PERTANIAN
a. Sumber Dana Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp9.489.220.000,-
b. Sumber Dana Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tugas Pembantuan sebesar Rp1.675.000.000,-
c. Sumber Dana Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar Rp1.420.000.000,-
3.6.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
Program dan kegiatan Tugas Pembantuan yang diperoleh dari Kementrian Pertanian tahun 2012 adalah:
1) Direktorat Jenderal Perkebunan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar.
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim.
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
4) Dukungan Perlindungan Perkebunan
5) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen Perkebunan
2) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
1) Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian
2) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian
3) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
1) Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian
2) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 609
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
4) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Seluruh program/kegiatan Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian tahun 2012 telah selesai dilaksanakan dengan capaian fisik 100% dan capaian realisasi keuangan rata-rata 99.07%.
610 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.9 Realisasi Keuangan dan Fisik Program/Kegiatan Alokasi Dana APBN Tugas Pembantuan Dinas
Kehutanan dan Perkebunan D.I. Yogyakarta Tahun Anggaran 2012
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
I. KEMENTERIAN PERTANIAN
100,00 TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN
100,00 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
100,00 dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas
100,00 dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
Pengembangan Tanaman Kopi
1 Perluasan Tanaman Kopi Pasca Erupsi
Merapi di Kabupaten Sleman
a Perluasan Tanaman Kopi Pasca Erupsi
Merapi di Kabupaten Sleman (75ha)
Pengembangan tanaman kakao
1 Perluasan Tanaman Kakao Pasca Erupsi
Merapi di Kabupaten Sleman
a Perluasan tanaman kakao pasca erupsi di
kabupaten Sleman (50ha)
Pengembangan Tanaman Cengkeh
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 611
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 Rehabilitasi Tanaman Cengkeh Pasca
Erupsi di Kabupaten Sleman
a Rehabilitasi tanaman cengkeh pasca erupsi
di kabupaten Sleman (150ha)
Pengawalan, Pendampingan, Sinkronisasi, Koordinasi, Monev, Pelaksana
1 Pengawalan dan Pendampingan Kegiatan
Pasca Erupsi Merapi
a Pengawalan dan pendampingan kegiatan
pasca erupsi merapi
Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
1 Dukungan kegiatan peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman rempah dan penyegar (daerah)
a Pengawalan kegiatan peremajaan kopi
robusta (200ha)
Dukungan Kegiatan
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao)
1 Dukungan Gerakan Peningkatan Produksi
612 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
Kakao)(Daerah/TP)
a Operational
(TPKP/PLP-TKP) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas
100,00 dan Mutu Tanaman Semusim
Pengembangan Tanaman Tebu
Perluasan Tebu Rakyat
1 Perluasan Tebu (190ha)
a Perluasan (ekstensifikasi) tanaman tebu
rakyat (190ha)
2 Pembangunan Kebun Bibit Datar
a Pembangunan kebun bibit datar (40ha)
3 Operasional Tenaga Pendamping (TKP dan
a Operasional/ pelatihan tenaga pendamping
(TKP dan PLP TKP) Tebu
b Bintek Tenaga Pendamping (TKP dan PLP-
TKP) tebu (baru)
c Rekruitmen TKP dan PLP TKP tebu
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 613
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
a Penumbuhan kelembagaan petani tebu
b Pemberdayaan
kelembagaan petani tebu
c Studi orientasi kelembagaan tebu ke Jawa
d Pelatihan teknis pembangunan kebun bibit
asal kultur jaringan (4 kab,30 org,3hr)
5 Pengawalan dan Pendampingan
a Penataan varietas tebu
b Penilaian penangkar benih tebu
c Persiapan, pengawalan, pendampingan dan
administrasi tebu
6 Bantuan Peralatan
a Traktor dan Implement
Penanaman Tanaman Kapas
a Penanaman Kapas
2 Operasional TKP dan PLP TKP
a Operasional TKP dan PLP TKP Kapas
614 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
(Rp)
(%) Kelembagaan Perkebunan
a Pemberdayaan Petani Kapas
4 Pengawalan dan Pendampingan
a Persiapan, Pengawalan dan Monev Kapas
Penanaman Tanaman Nilam
1 Pembangunan Kebun Penangkar Benih
a Pembangunan kebun penangkar benih (kab.
a Pengembangan budidaya Nilam (Kab.
3 Pemberdayaan dan Penguatan
Kelembagaan Perkebunan
a Pembekalan/ Pelatihan penerapan SPO
penanaman nilam (Kab. Gunungkidul)
4 Pengawalan dan Pendampingan
a Pengawalan dan pendampingan
pengembangan nilam
Integrasi Tanaman Semusim –Ternak
1 Integrasi tanaman tebu – ternak
a Pengembangan pertanian terpadu tebu –
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 615
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
(Rp)
(%) ternak di Kab. Gunungkidul
2 Pengawalan dan Pendampingan
a Pengawalan dan pendampingan integrasi
tebu –ternak Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas
100,00 dan Mutu Tanaman Tahunan
Pengembangan Tanaman Kelapa
1 Peremajaan Tanaman
a Peremajaan tanaman kelapa (300ha)
b Pengawalan dan Pendampingan
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan
1 Pengendalian OPT Tanaman Semusim
a Pengendalian OPT tanaman tebu di Kab.
Sleman (200ha)
2 Pengendalian OPT Tanaman Tahunan
a Pengendalian OPT tanaman kelapa di Kab.
Sleman (50ha)
b Pengendalian OPT tanaman kelapa di Kab.
Gunungkidul (50ha)
3 Pemberdayaan Petugas Pengamat
616 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
a Pemberdayaan petugas pengamat untuk
SL-PHT Perkebunan
1 SL PHT Tanaman Perkebunan
a SL PHT Tanaman Perkebunan di Kab.
b SL PHT Tanaman perkebunan di Kab.
Kulonprogo Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
100,00 Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Sertifikasi, Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi
1 Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu
benih dan penerapan teknologi proteksi tanaman
a Bantuan Penyediaan
b Penguatan kelembagaan perbenihan
c Sertifikasi dan pengawasan peredaran
d Fasilitasi TRUP
e Pendataan sumber benih
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 617
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
f Workshop sosialisasi peraturan perbenihan
g Penilaian dan penetapan blok penghasil
tinggi kelapa di Kab. Kulonprogo
h Penilaian ulang sumber benih aren di Kab.
i Tindak lanjut penetapan blok penghasil
tinggi kelapa di Kab. Bantul
Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan (TP)
a Administrasi kegiatan tugas pembantuan
b Pengelolaan SAI Satker TP
c Pengelolaan SAI wilayah
d Penyusunan Juklak/ Juknis
e Workshop SAI
100,00 HASIL PERTANIAN TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
100,00 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya
100,00 Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
618 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
(Rp)
(%) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi
Penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian
1 Pengembangan Mutu Kakao Fermentasi di
Kabupaten Gunungkidul Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil
Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan
1 Pengembangan Agroindustri Mete di
Kabupaten Bantul
2 Pengembangan Agroindustri Kelapa di
Kabupaten Kulonprogo
3 Pengembangan Agroindustri Mete di
Kabupaten Sleman
Laporan Kegiatan dan Pembinaan
1 Administrasi Tugas Pembantuan
DITJEN PRASARANA
DAN SARANA
PERTANIAN TUGAS PEMBANTUAN
100,00 Program Penyediaan dan Pengembangan
100,00 Prasarana dan Sarana Pertanian Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 619
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
Pengembangan Sumber air
Pengembangan Sumber air untuk mendukung
perkebunan
1 Pengembangan Sumber air
a Pengembangan Sumber air di Kabupaten
b Pengembangan Sumber air di Kabupaten
c Pengembangan Sumber air di Kabupaten
d Pengembangan Sumber air di Kabupaten
Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim
Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim
Mendukung Perkebunan
1 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
Iklim Mendukung
Perkebunan
di
Kabupaten Sleman
a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
2 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
620 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
Kabupaten Bantul
a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
3 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
Iklim Mendukung
Perkebunan
di
Kabupaten Gunungkidul
a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
4 Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
Iklim Mendukung
Perkebunan
di
Kabupaten Kulonprogo
a Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
Iklim Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan
100,00 Lahan Pertanian
Sertifikasi Lahan Pertanian
Pra dan Pasca Sertifikasi Tanah Petani
1 Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukung
Perkebunan (400 persil)
a Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukung
Perkebunan di Kabupaten Sleman (100
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 621
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Fisik Program/Kegiatan
Keuangan ( % )
Pagu Anggaran
Target
Realisasi
Target Realisasi
b Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukun g
Perkebunan di Kabupaten Kulonprogo (100 persil)
c Pasca Sertifikasi Tanah Petani Mendukung
Perkebunan di Kabupaten Gunungkidul (100 persil)
d Pra Sertifikasi Tanah Petani Mendukung
100,00 100,00 Perkebunan di Kabupaten Bantul (100 persil)
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
622 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3.6.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Berikut adalah berbagai permasalahan/hambatan yang dihadapi dan tindaklanjut di dalam melaksanakan pembangunan kehutanan dan perkebunan selama tahun 2012.
a. SDM dan kelembagaan petani kebun masih belum sepenuhnya melaksanakan pengelolaan agribisnis perkebunan secara utuh.
b. Produksi dan produktifitas tanaman perkebunan secara keseluruhan belum sesuai standart teknis.
c. Produk primer dan atau produk olahan perkebunan secara keseluruhan belum memenuhi standart mutu.
d. Daya dukung lahan, air dan hutan masih belum optimal sesuai yang diharapkan sehingga perlu terus ditingkatkan.
e. Belum adanya kejelasan pembagian kewenangan antarunit Eselon I seperti yang terjadi pada Direktorat Jenderal PPHP dan Direktorat Jenderal Perkebunan terkait dengan adanya Direktorat baru, yaitu Direktorat Pasca Panen pada Ditjen Perkebunan yang memiliki kewenangan yang sebelumnya diampu oleh Ditjen PPHP. Namun, mulai tahun 2011 ada beberapan kegiatan yang ditangani Ditjen Perkebunan. Khusunya untuk komoditas kakao di DIY pengolahan kakao masih sebatas pada pengolahan dari gelondong kakao menjadi kakao fermentasi belum sampai ke produk olahan seperti coklat bubuk/pasta dan menurut Direktorat Pasca Panen Pengolahan Kakao Fermentasi adalah kewenangan Direktorat Pasca Panen namun menurut Ditjen PPHP masih kewenangan Direktorat Pasca Panen.
f. Adanya pembatalan efisiensi anggaran yang jatuh pada akhir triwulan ketiga pada Direktorat Jenderal Perkebunan sehingga penyerapan anggaran agak terhambat.
g. Adanya revisi DIPA sehingga sebagian kegiatan baru bisa dilaksanakan pada semester ke-2.
h. Keterlambatan proses lelang sehingga mempengaruhi waktu pelaksanaan kegiatan seperti pemupukan dan penanaman.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 623
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Solusi
a. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi:
- Meningkatkan pelatihan, magang petani, studi orientasi bagi petani/kelembagaan petani sehingga semakin meningkat pengetahuan, kemampuan dan keterampilan di dalam melaksanakan kegiatan pembangunan perkebunan;
- Memfasilitasi paket-paket produktif dalam rangka meningkatkan agribisnis perkebunan.
b. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut, meliputi:
- Melaksanakan pelatihan teknis dan pengolahan hasil sehingga produk primer yang dihasilkan meningkat sekaligus produk olahan yang dihasilkan memenuhi standart mutu sesuai permintaan konsumen;
- Mendorong kemandirian kelembagaan petani di dalam memperbaiki teknik budidaya tanaman sekaligus pengolahan dan pemasaran hasil;
- Memfasilitasi paket-paket kunci dalam penerapan intensifikasi tanaman dan teknologi tepat guna sesuai masing-masing komoditas;
- Mendorong pengutuhan tegakan tanaman sesuai skala ekonomi.
c. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut meliputi :
- Mitra/pedagang pengumpul diharapkan memberikan harga yang sesuai dengan standar pasar dan hanya mau menerima produk yang sesuai standar mutu agar mendorong petani untuk melakukan pengolahan yang sesuai dengan GHP.
- Melaksanakan pelatihan pengolahan dari produk primer menjadi produk olahan sesuai permintaan konsumen.
- Mendorong penerapan sertifikasi sesuai standart mutu bagi
produk-produk olahan yang dihasilkan petani/kelompok tani.
d. Upaya tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:
624 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
- Memfasilitasi sarana pengelolaan lahan dan air dalam rangka peningkatan optimalisasi pemanfaatan lahan dan air untuk kepentingan produktif;
- Melaksanakan penghijauan untuk hutan rakyat, reboisasi dan pengkayaan untuk kawasan hutan negara serta pengutuhan populasi tanaman perkebunan agar memenuhi skala ekonomi;
- Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik untuk mendorong pengembalian kesuburan tanah;
- Meningkatkan diverfisikasi baik tanaman maupun non tanaman dalam rangka mendorong nilai tambah/pendapatan sekaligus perbaikan kondisi lahan dan air.
e. Pemerintah Pusat harus segera memberikan batasan yang jelas agar tidak menimbulkan kebingungan daerah dalam pengajuan usulan.
f. Seyogyanya pembatalan efisiensi dari Eselon I bisa dilakukan pada awal tahun anggaran agar waktu pelaksanaan kegiatan tidak terlalu mepet sehingga kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal.
g. Seyogyanya, didalam proses perencanaan menyesuaian Pedoman Umum dan Pedoman Teknis masing-masing kegiatan.
h. Perlunya ketepatan waktu lelang sehingga tidak mengganggu waktu pelaksanaan kegiatan (tidak terlambat).
3.7 Dinas Kebudayaan DIY
Dalam rangka menunjang pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Pusat memberikan anggaran melalui Tugas Pembantuan.
3.7.1 Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2009 tentang Pejabat Perbendaharaan di lingkungan Depdiknas.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Pengesahan DIPA Nomor 5372/023.15.4.01/14/2012 tentang DIPA Satker Dinas Kebudayaan Provinsi DIY.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 625
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.7.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nilai sebesar Rp9.850.000.000.-
3.7.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya Pelestarian Cagar Budaya Dan Permuseuman
Pada tahun 2012 Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memberikan Dana Tugas Pembantuan kepada DIY untuk berkontribusi dalam pelindungan, penyelamatan, pemanfaatan cagar budaya dan permuseuman di daerahnya sebagai sumbangan pembangunan kebudayaan nasional. Salah satu kegiatan yang didanai melalui Direktorat Museum Pelestarian Cagar Budaya Dan Pemuseuman adalah pengelolaan pengembangan permuseuman. Dalam kegiatan tersebut Pemerintah DIY diharapkan dapat mengelola museum di daerah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.
Melalui APBN-P 2012 Dinas Kebudayaan DIY juga melaksanakan tugas pengelolaan pengembangan museum di DIY. Adapun Sasaran kegiatan APBN-P Dinas Kebudayaan DIY Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan Masterplan Museum Budaya Merapi
2) Konferensi Internasional Museum Budaya Merapi
3) Pembangunan fisik tahap I Pembangunan Museum Budaya Merapi.
Realisasi program dan kegiatan anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diberikan kepada Dinas Kebudayaan adalah sebagai berikut:
626 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.10 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target
Realisasi Target Realisasi
50,00 - Perubahan nomenclatur
PELESTARIAN
Kementerian yang
CAGAR BUDAYA
menangani sektor
DAN
kebudayaan tidak diikuti
PERMUSIUMAN
penyesuaian nomenclatur
1.1 Pengembangan
aplikasi website Pengelolaan
perencanaan maupun Permusiuman
monevnya - Adanya
keterbatasan waktu pada kegiatan Penyusunan Masterplan Museum Budaya Merapi maupun pembangunan fisik
I Pembangunan Budaya Merapi
tahap
menyebabkan penyerapan
anggaran kegiatan tersebut tidak bisa
optimal untuk dilaksanakan,
karena
waktu
yang sangat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 627
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target
Realisasi Target Realisasi
PENGEMBANGA N
DAN PERFILMAN
Pengembangan Kesenian
Sumber: Dinas Kebudayaan DIY
628 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3.7.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Daya serap APBN P Dinas Kebudayaan DIY Tahun 2012 yang tidak optimal. Hal ini berkait adanya keterbatasan waktu pada kegiatan Penyusunan Masterplan Museum Budaya Merapi maupun pembangunan fisik tahap I Pembangunan Budaya Merapi menyebabkan penyerapan anggaran kegiatan tersebut tidak bisa optimal untuk dilaksanakan, karena waktu yang sangat terbatas.
2. Perubahan nomenclatur Kementerian yang menangani sektor kebudayaan tidak diikuti penyesuaian nomenclatur di aplikasi website perencanaan maupun monevnya.
Solusi
1. Perlu lebih banyak melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga ketentuan-ketentuan dari Pusat bisa dilaksanakan oleh Pemerintah DIY.
2. Perlu segera penyesuaian nomenclatur pada aplikasi website perencanaan maupun monevnya dengan kondisi terkini.
3.8 Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY
3.8.1 Dasar Hukum
1. Surat Pelimpahan Tugas Pembantuan Nomor 118-013 Tahun 2012 Tanggal 13 Januari 2013 Perihal Pelaksanaan KegiatanDekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Lingkup Kemendagri yang di bina oleh Dirjen Pumahun 2012.
2. Surat Pengesahan DIPA Tahun 2012 Nomor 7901/010- 04.4/01/14/2012 tanggal 9 Desember 2012.
3.8.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri dengan nilai sebesar Rp2.500.000.000,-.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 629
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.8.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum
Sumber dan Jumlah Anggaran Tabel V.11 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi
Target Realisasi
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN UMUM
1.1 Fasilitasi Pencegahan dan
100,00 - Penanggulangan Bencana
Sumber : BPBD DIY
630 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3.8.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Secara kontraktual penyelesaian pembangunan Gedung sesuai kontrak 100%, namun secara fisik baru 80%, dikarenakan Anggaran Pembangunan dari Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Tidak mencukupi.
Solusi
Rencana Penyelesaian 20% Fisik Gedung diangggarkan dari APBD Tahun Anggaran 2013.
3.9 Rumah Sakit Ghrasia
Tugas Pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan
pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian tugas pembantuan adalah memperlancar pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan, serta membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa. Dana tugas pembantuan merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau desa, sesuai dengan beban dan jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.
efektivitas
penyelenggaraan
3.9.1 Dasar Hukum
Dasar hukum atau peraturan yang digunakan secara umum dalam pengelolaan
serta evaluasi program/kegiatan tugas pembantuan adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan Daerah; dan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 631
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
3.9.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementrian Kesehatan RI dengan nilai sebesar Rp3.000.000.000,-
3.9.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
Dana tugas pembantuan tersebut dimaksudkan untuk melaksanakan program pembinaan upaya kesehatan dengan kegiatan dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan RS Jiwa Grhasia DIY, dalam hal ini adalah pembangunan sarana prasarana pendukung pelayanan RS Jiwa Grhasia DIY. Dana tugas pembantuan tersebut direncanakan akan digunakan untuk pembangunan gedung tumbuh kembang anak dan gedung geriatric pasca stroke. Pembangunan gedung tersebut sesuai dengan master plan RS Jiwa Grhasia yang telah dibuat. Berikut adalah rekapitulasi hasil pelaksanaan tugas pembantuan di RS Jiwa Grhasia DIY pada tahun 2012.
632 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel V.12 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
100,00 UPAYA KESEHATAN
1 PROGRAM PEMBINAAN
1.1 Kegiatan Dukungan
100,00 Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis
Sumber: RS Ghrasia DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 633
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3.9.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
Tabel di atas menunjukan bahwa sampai dengan triwulan I realisasi keuangan dan capaian fisik tugas pembantuan yang diterima oleh RS Jiwa Grhasia Provinsi DIY masih 0%. Hal ini dikarenakan DIPA untuk tugas pembantuan terlambat (baru diterima pada 11 Juni 2012), sehingga untuk pelaksanaan juga terlambat.
Solusi
Solusi untuk permsalahan tersebut kegiatan pelelangan dilaksanakan sebelum DIPA turun.
3.10 Dinas Pariwisata
3.10.1 Dasar Hukum
DIPA T.A. 2012 No. 0271/040-05.4.01/14/2012
3.10.2 Instansi Pemberi Dana (Sumber Dana dan Jumlah Anggaran)
Instansi pemberi Tugas Pembantuan adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dengan nilai sebesar Rp1.169.970.000,-.
634 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3.10.3 Program Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya Tabel V.13 Program/Kegiatan, Anggaran dan Realisasi Tugas Pembantuan Tahun 2012
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
1.1 Fasilitasi/pendukungan
Pembangunan toilet, Amenitas/Fasilitas
kios sovenir,warung Pariwisata di kawasan
makan dan gazebo di Museum Gunung Merapi
Museum Gunung Merapi tidak jadi dilaksanakan karena faktor alam. Tanah di lokasi yang akan dibangun mengalami longsor akibat hujan sehingga talud dan bangunan di atasnya mengalami kerusakan/ambrol. Lokasi ini juga mengalami keretakan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 635
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Pagu Anggaran
Keuangan (%)
Fisik (%)
No Program/Kegiatan Keterangan
(Rp)
Target Realisasi Target Realisasi
dan muncul rekahan memanjang di jalan, pagar dan talud
Semua pekerjaan fisik pendukung di Obyek Wisata
1.2 Pembangunan bangunan
telah diperiksa dan Minat Khusus di Goa Karst
diterima dalam kalisuci (Jalan masuk dan
keadaan baik. parkir, kantor pengelola dan ruang bilas serta toilet umum)
Sumber: Dinas Pariwisata DIY
636 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3.10.4 Permasalahan dan Solusi Permasalahan
1. Faktor alam yang menghambat proses pembangunan fisik.
2. Keterlambatan dalam penerbitan DIPA berpengaruh pada proses pengadaaan dan pelaksanaan konstruksi menjadi terlalu singkat juga tidak adanya pedoman pelaksanaan TP sehingga menghambat proses administrasi dan keuangan daerah.
Solusi
1. Usulan pembangunan fisik akan lebih memperhatikan kondisi dan struktur tanah di sekitarnya.
2. Melaksanakan koordinasi dengan Pemda DIY dan Pusat (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) agar proses penyusunan DIPA lebih cepat sehingga memudahkan dalam
penyusunan jadwal kegiatan dan proses administrasi.
B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN
Untuk tahun 2012 tidak ada Tugas Pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DIY kepada Pemerintah Kabupaten/Kota ataupun Desa. Adapun kegiatan yang sifatnya hampir sama dengan Tugas Pembantuan tetap dilaksanakan oleh setiap SKPD yang ada di Provinsi DIY.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 637
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
BAB VI. PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH
Pemerintahan Daerah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala P
enyelenggaraan tugas umum pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, dalam pasal
6 ayat (1), menyebutkan bahwa penyelenggaraan tugas umum pemerintahan meliputi:
1. Kerja sama antar daerah;
2. Kerja sama daerah dengan pihak ketiga;
3. Koordinasi dengan instansi vertikal di daerah;
4. Pembinaan batas wilayah;
5. Pencegahan dan penanggulangan bencana;
6. Pengelolaan kawasan khusus yang menjadi kewenangan daerah;
7. Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; dan
8. Tugas-tugas umum pemerintahan lainnya yang dilaksanakan oleh daerah.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, daerah diberi kewenangan untuk melakukan kerja sama dengan daerah lain dan pihak ketiga. Kerja sama antar daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah satu dengan yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah dan/atau dengan pihak
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 639
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
ketiga, serta meningkatkan pertukaran pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiskal.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, wilayah kewenangan dalam kerja sama antar daerah adalah:
a. Pelaksanaan kerja sama antar provinsi;
b. Fasilitasi kerja sama antar kabupaten/kota;
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kerja sama antar kabupaten/kota;
d. Pelaporan pelaksanaan kerja sama antar kepala pemerintah;
e. Penetapan kebijakan harmonisasi hubungan antarsusunan pemerintahan di provinsi dengan berpedoman kepada kebijakan pemerintah.
Kebijakan kerjasama antar daerah yang dilakukan dalam rangka pencapaian misi ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah DIY Tahun 2009-2013 adalah dengan menjalin jejaring yang lebih efektif secara teknis antarlembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah. Selanjutnya, sebagai implementasi kebijakan tersebut, upaya pembentukan dan penanganan kerjasama antar daerah Pemda DIY di tahun anggaran 2012 melakukan fasilitasi melalui pelaksanaan program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah.
Realisasi pembentukan jalinan perjanjian kerjasama baru antar daerah Pemda DIY dengan daerah lain di dalam negeri selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2012 diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel VI.1 Realisasi Pembentukan Kesepakatan/Perjanjian
Kerjasama Antar Daerah 2011 s.d. 2012
No.
Tahun
Jumlah Kerjasama
Sumber : BKPM DIY
Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama antar daerah Pemda DIY dengan daerah lain di dalam negeri pada tahun 2012
kerjasama baru. Kesepakatan/perjanjian tersebut meliputi:
sebanyak
10 kesepakatan/perjanjian
640 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Tabel VI.2 Daftar Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama Antar
Daerah Pemda DIY Yang Dibentuk Tahun 2012
BIDANG JANGKA No KERJASAMA
1 Kerjasama Peningkatan 1/KSP/III/2012
- Pemerintah Daerah Produksi Beras
29 Februari
12 bulan
DIY Nasional (P2BN) DIY
06/NKB.YK/2012
- Pemerintah Kota Yogyakarta
2 Kerjasama Peningkatan 2/KSP/II/2012
- Pemerintah Daerah Produksi Beras
29 Februari
11 bulan
DIY Nasional (P2BN) DIY
6/PK.KDH/A/2012
- Pemerintah Kabupaten Sleman
- Pemerintah Daerah Benefit (COB) Jaminan
3 Coordination Of
3/PERJ/GUB/II/20
29 Februari
11 bulan
DIY Kesehatan Semesta
- Pemerintah DIY tahun 2012.
5/PK.KDH/A/2012
Kabupaten Sleman
- Pemerintah DIY Produksi Beras
4 Kerjasama Peningkatan 5/KSP/II/2012
29 Februari
12 bulan
- Pemerintah Nasional (P2BN) di
12/Perj/Bt/2012
Kabupaten Bantul DIY
- Pemerintah DIY (COB) Jaminan
5 Coordination Of Benefit 6/PERJ/GUB/II/20
29 Februari
11 bulan
- Pemerintah Kesehatan Semesta
Kabupaten Bantul DIY tahun 2012 6 Coordination Of
13/Perj/Bt/2012
- Pemerintah Daerah Benefit (COB) Jaminan
4/PERJ/GUB/II/20
29 Februari
11 bulan
DIY Kesehatan Semesta
- Pemerintah DIY tahun 2012
415.4/PK/03/2012
Kabupaten Gunungkidul.
- Pemerintah Daerah Produksi Beras
7 Kerjasama Peningkatan 3/KSP/II/2012
29 Februari
12 bulan
DIY Nasional DIY
415.4/KB/02/2012
- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
8 Kerjasama Peningkatan 4/KSP/II/2012
- Pemerintah Daerah Produksi Beras
27 Februari
12 bulan
DIY Nasional (P2BN) di
06/MoU.KP/HKM
- Pemerintah DIY
Kabupaten Gunungkidul
- Pemerintah Daerah (COB) Jaminan
9 Coordination Of Benefit 5/PERJ/GUB/II/20
27 Februari
11 bulan
DIY Kesehatan Semesta
- Pemerintah DIY tahun 2012
03/PERJ.KP/HKM
Kabupaten Kulon Progo
10 Penanganan
- Satpol PP Jawa Pelanggaran Peraturan
303/37/POL.PP/VI
28 Juni 2012
5 tahun
Tengah Daerah Serta
- Satpol PP Pemda Gangguan Ketertiban
300/515/A
DIY Umum dan Ketentraman Masyarakat di daerah Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 641
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Sumber : BKPM DIY
Sampai dengan akhir tahun 2012, Pemerintah Daerah DIY memiliki perjanjian kerjasama dengan daerah lain yang dituangkan dalam 34 perjanjian kerjasama yang masih berlaku. Perjanjian kerjasama tersebut terdiri dari 25 perjanjian kerjasama antar daerah di dalam negeri dan 9 perjanjian kerjasama dengan daerah lain di luar negeri.
Secara keseluruhan, rekapitulasi 25 kesepakatan/perjanjian kerjasama antar daerah di dalam negeri yang masih berlaku sampai dengan tahun 2012, yang meliputi :
1. Kesepakatan program pemerintah DIY dan pemerintah provinsi Jawa Tengah Nomor: 0/01359/Ro.1/2010 dan Nomor: 120/18801/2010 Tentang Pembangunan Dan Pemeliharaan Pilar Batas Daerah Antara DIY Dengan Provinsi Jawa Tengah
2. Penanganan pelanggaran peraturan daerah serta gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah perbatasan DIY dan Jawa Tengah (No. 300/515/A, antara Satuan Polisi Pamong Praja Pemda DIY dan Satuan Polisi Pamong Praja Jawa Tengah);
3. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY
dengan Pemerintah Kabupaten Bantul (No. 5/KSP/II/2012);
4. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY
dengan Pemerintah Kabupaten Sleman (No. 2/KSP/II/2012);
5. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kota Yogyakarta (No. 1/KSP/II/2012);
6. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (No. 4/KSP/II/2012);
7. Kerjasama peningkatan produksi beras nasional (P2BN) di DIY dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul (No. 3/KSP/II/2012);
8. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Sleman (No. 3/PERJ/Gub/II/2012);
9. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Bantul (No. 6/Perj/Gub/II/2012);
10. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul (No. 4/Perj/Gub/II/2012);
642 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
11. Coordination of Benefit (COB) Jaminan Kesehatan Semesta DIY Tahun 2012 dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo (No. 5/Perj/Gub/II/2012);
12. Integrasi Tiket Moda Trans Jogja, KA Pramex, dan Batik Solo; Kesepakatan Bersama antara Pemda DIY, Pemkot Surakarta, PT KAI (Persero) dan PT BNI (Persero) Tbk. (No. 1/KSP/1/2011);
13. Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kotagede; Kesepakatan Bersama antara Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta dan Pemkab Bantul (No. 3/KSP/IV/2011);
14. Perpanjangan Perjanjian Pinjam Pakai antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah DIY Nomor 30/PK/2009; 40/PERJ/GUB/XII/09 tentang Bus Milik Pemerintah Kota Yogyakarta;
15. Perpanjangan Perjanjian Pinjam Pakai antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah DIY Nomor 31/PK/2009; 41/PERJ/GUB/XII/09 tentang Shelter/Halte Bus Milik Pemerintah Kota Yogyakarta;
16. Pembangunan dan Pemeliharaan Pilar Batas Daerah antara Pemerintah Daerah DIY dan Provinsi Jawa Tengah (No. 120/01359/Ro.1/2010);
Ketenagakerjaan Daerah; kesepakatan kerjasama dengan Provinsi Kalimantan Timur (No. 197/10616/BKPW.A/2010 dengan jangka waktu sampai ada kesepakatan kedua belah pihak untuk mengakhiri);
17. Penyelenggaraan
Pembangunan
18. Perjanjian sewa tanah dan bangunan tempat pengujian beserta alat uji kendaraan bermotor milik Pemda DIY yang terletak di Kabupaten Bantul (addendum); perjanjian dengan Pemerintah Kabupaten Bantul (Nomor 5.1/Perj/Sekda/III/2010);
19. Pengelolaan Museum Gunung Api Merapi di Kabupaten Sleman DIY; Kerjasama dengan Pemerintah kabupaten Sleman dan Badan Geologi ESDM dengan nomor perjanjian 31/PERJ/GUB/X/2009;
20. Pelaksanaan Program Metropolitan Sanitation Managemen dan Health Project (MSMHP) di Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta; kerjasama dengan Dirjen Cipta Karya, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman dan Pemkab Bantul (Nomor 9/KSP/X/2009);
21. Kerjasama Pembangunan Daerah dengan Pemprov Kalimantan Timur (Nomor 9/KSP/2008);
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 643
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
22. Kerjasama Persusuan dengan Provinsi Jawa Tengah, nomor 6/KSP/2008;
23. Kerjasama Pembangunan Daerah dengan Provinsi Jawa Timur (Nomor 05/KSP/2008;
24. Kerjasama Penanggulangan Bencana Alam dengan Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul dan Pemkab Sleman (Nomor 10.A/KES.BER/Gub/V/2007).
25. Kesepakatan kerjasama bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan dengan Gubernur Jatim, Gubernur Jateng, Gubernur DKI, Gubernur Bali, dan Gubernur Lampung Nomor 01/SK/MPU/01 dengan jangka waktu tak terbatas.
26. Pokok-pokok Kerjasama antara Pemda DIY dengan Pemprov Daerah Tingkat I Jateng di Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan dengan Nomor 1/PB/1998.
Terkait kerjasama dengan daerah lain di luar negeri, pada tahun 2012 upaya pembentukan kesepakatan baru kerjasama DIY dengan daerah lain di luar negeri telah dilakukan. Kesepakatan yang dimaksud adalah kesepakatan kerjasama (dalam bentuk MoU) dengan St. Petersburg, Rusia, serta dengan Pemerintah Provinsi Hainan, China (dalam bentuk Letter of Intent). Akan tetapi, sampai dengan akhir tahun 2012 rencana pembentukan kedua kesepakatan kerjasama tersebut tidak bisa direalisasikan karena masih menunggu finalisasi kajian tersendiri oleh mitra kerjasama (dalam hal ini pihak St. Petersburg, Rusia) serta ketidaksiapan Pemerintah Provinsi Hainan, China, terkait perkembangan situasi politik di China yang cukup sensitif di akhir tahun 2012.
Selanjutnya, 9 perjanjian kerjasama DIY dengan daerah lain di luar negeri yang masih berlaku sampai dengan tahun 2012 meliputi:
1. Sister Province dengan Kyoto Prefecture, Jepang, meliputi kerjasama bidang seni budaya, pendidikan/iptek, pariwisata, industri serta pertanian (pengembangan kultur jaringan) (MoU Sister Province );
2. Dengan Ismailia, Mesir, berupa perjanjian kerjasama meliputi bidang perdagangan, pariwisata, iptek, industri, pendidikan dan kebudayaan (MoU Sister Province);
3. Dengan Negara Bagian California, AS, berupa perjanjian kerjasama yang meliputi bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, industri, pendidikan dan kebudayaan, serta pertanian (MoU Sister Province);
644 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
4. Dengan Tyrol, Republik Austria, berupa perjanjian kerjasama yang meliputi bidang ekonomi dan perdagangan, industri, pariwisata, kebudayaan serta ilmu pengetahuan (MoU Sister Province );
5. Dengan Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan, yang meliputi kerjasama bidang ekonomi, pendidikan, kebudayaan/seni, pertanian, pariwisata, perdagangan dan industri (MoU Sister Province );
6. Dengan Chungcheongnam-do, Korea Selatan, yang meliputi kerjasama bidang administrasi pemerintahan, budaya/seni, iptek, perdagangan dan industri, pariwisata, informasi dan komunikasi, pertanian serta perikanan (MoU Sister Province);
7. Dengan Gangwon, Korea Selatan, meliputi kerjasama bidang pariwisata, pertanian, iptek, kebudayaan, pendidikan, olahraga, dan lain-lain (MoU friendly ties cooperation);
8. Dengan Chiang Mai, Thailand, yang meliputi kerjasama bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, pariwisata, pendidikan dan bidang-bidang lain yang disepakati (MoU friendly ties cooperation );
9. Dengan St. Petersburg, Rusia, meliputi kerjasama bidang kebijakan ekonomi dan industri, iptek, kebudayaan dan pariwisata (letter of intent / LoI).
Sampai dengan tahun 2012, di samping pembentukan kesepakatan/perjanjian kerjasama baru, upaya penanganan kerjasama antar daerah yang telah dilakukan adalah:
1. Kerjasama antar daerah di dalam negeri, dengan pelaksanaan :
a. Forum Koordinasi Kerjasama Kabupaten/Kota se-DIY;
b. Forum Koordinasi Kerjasama DIY-Kalimantan Timur;
c. Forum Koordinasi Kerjasama DIY-Jawa Tengah;
d. Forum koordinasi Kerjasama DIY-Jawa Timur;
e. Forum pembinaan dan pengawasan kerjasama di kabupaten/kota di DIY.
2. Kerjasama antar daerah dengan pihak di luar negeri, dengan pelaksanaan:
a. Kegiatan Korean Youth Saemaul Volunteer dalam kerangka kerjasama sister province DIY dengan Gyeongsangbukdo, Korea Selatan;
b. Kegiatan Saemaul International Academy dalam kerangka kerjasama sister province DIY dengan Gyeongsangbukdo, Korea Selatan;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 645
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
c. Pelaksanaan kelanjutan Proyek Integrated Water Resources
merupakan proyek berkelanjutan (sustainability project) dari pilot plan Proyek Bribin yang telah selesai dan diserahterimakan ke pihak Indonesia;
Management (IWRM),
yang
d. Penyusunan Action Plan Program dengan mitra kerjasama luar negeri. Hospitality dan fasilitasi kunjungan tamu-tamu luar negeri di DIY, di antaranya kunjungan delegasi investasi dari Chiang Mai, kunjungan Menteri Pelancong Serawak – Malaysia, ketua parlemen Hongaria, kunjungan delegasi Singapura, kunjungan delegasi pengusaha dari Sabah – Malaysia, kunjungan delegasi Eropa dalam rangka kerjasama Uni Eropa –Indonesia, kunjungan Gubernur dan Anggota Dewan Kyoto Prefecture, dan lain sebagainya.
B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA
1. Kebijakan dan Kegiatan
Pelaksanaan Kerja sama dengan Pihak Ketiga diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah. Dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah tersebut, disebutkan bahwa kerja sama daerah adalah kesepakatan antar gubernur atau gubernur dengan bupati/walikota atau antara bupati/walikota dengan bupati/walikota yang lain dan/atau gubernur atau bupati/walikota dengan pihak ketiga yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.
Peraturan Pemerintah tersebut juga menyebutkan bahwa pihak ketiga adalah departemen/lembaga pemerintah non departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, badan hukum milik daerah, atau yayasan dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.
Kebijakan kerjasama Pemda DIY dengan pihak ketiga yang dilaksanakan adalah dengan peningkatan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan melibatkan peran serta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama Pemda DIY dengan pihak ketiga juga merupakan salah satu upaya daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prinsip yang dianut dalam pelaksanaan kerja
646 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
sama dengan pihak ketiga sama dengan prinsip yang dianut dalam kerja sama antar daerah, yaitu efisisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah NKRI, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan, dan kepastian hukum.
Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama Pemerintah Daerah DIY dengan pihak ketiga selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel VI.3 Realisasi Pembentukan Kerjasama dengan Pihak Ketiga Tahun 2011-2012
No.
Tahun
Jumlah Kerjasama
Sumber : BKPM DIY
Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama Pemda DIY dengan pihak ketiga di dalam negeri pada tahun 2012 sebanyak 8 kesepakatan/perjanjian kerjasama baru, yang meliputi:
Tabel VI.4 Daftar Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama dengan
Pihak Ketiga Pemda DIY yang Dibentuk Tahun 2012 BIDANG
JANGKA No
PIHAK-PIHAK KERJASAMA
- Pemerintah Percepatan
7/KSP/III/201
1 Maret
12 bulan
Daerah DIY Pembangunan
- Koalisi Indonesia Kependudukan dan
011/KKP.DIY/
Untuk peningkatan kualitas
III/2012
Kependudukan keluarga di DIY
dan Pembangunan DIY
2 Pembayaran Tiket
- Pemerintah Bus Trans Jogja
Daerah DIY dengan system kartu
MRB./EBG/PK 2012
- PT Bank elektronik Prabayar
S/PIB.003/2012
Mandiri(PERSER “Mandiri Prabayar”
O) Tbk. 3 Pembayaran Tiket
- Pemerintah Bus Trans Jogja
Daerah DIY Dengan Sistem
B-20-
- PT Bank Rakyat Kartu Elektronik
DJS/BPS/2/20
Indonesia Pra- Bayar “Brizzi”
(Persero) Tbk13
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 647
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
BIDANG JANGKA No
PIHAK-PIHAK KERJASAMA
4 Pembayaran Tiket
2 tahun - Pemerintah Bus Trans Jogja
20 Februari
Daerah DIY dengan Sistem Kartu
003/PFL-
- PT Bank Central Elektronik Pra-Bayar
SPE/2012
Asia Tbk. “FLAZZ” 5 Pembayaran Tiket
2 tahun - Pemerintah Bus Trans Jogja
BSK/10/7215/
11 Juni 2012
Daerah DIY Dengan Sistem
- PT Bank Negara Elektronik Pra-Bayar
Indonesia “BNI PREPAID”
(PERSERO) Tbk. 6 Kerjasama Penelitian
12 bulan - Pemerintah Pengendalian
10/KSP/VIII/2
3 Agustus
Daerah DIY Dengue Di DIY
001/XIII/YT/2
- Yayasan Tahija.
7 Nota Kesepahaman 24/PERJ/SEKD 21 12 bulan - Pemerintah mengenai kerjasama
Daerah DIY antara Pemerintah
A/IX/2012
September
- PT Jogja Magasa Daerah Daerah
L/137/JMI/DI
Iron Istimewa Yogyakarta dan PT Jogja Magasa Iron 8 Pemberdayaan
R-OPS/MOU
14/KSP/XII/12 11 1 tahun - Pemerintah Masyarakat Pasca
Daerah DIY Erupsi Gunung Api
Desember
- Pemerintah Kab. Merapi di Kab
54/PK.KDH/A 2012
Sleman Sleman DIY
094/Legal/SH-
- PT. Sarihusada
Pemda
Generasi
Mahardika Sumber : BKPM DIY
DIY/XII/12.
Sampai dengan akhir tahun 2012, Pemerintah DIY memiliki kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yang masih berlaku sebanyak 38 buah, terdiri dari 35 kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di dalam negeri dan 3 kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di luar negeri.
Rincian 35 kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di dalam negeri yang masih berlaku meliputi:
1. Kerjasama dengan Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan DIY mengenai Percepatan Pembangunan Kependudukan dan peningkatan kualitas keluarga di DIY (No. 7/KSP/III/2012);
648 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2. Perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (persero) tentang Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Prabayar “Mandiri Prabayar” (No. 050/625);
3. Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra- Bayar “Brizzi”; perjanjian kerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk (No. 551/436);
4. Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra- Bayar “FLAZZ”; perjanjian kerjasama dengan PT Bank Central Asia Tbk (No. 551/436);
5. Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Elektronik Pra- Bayar “BNI PREPAID”; perjanjian kerjasama dengan PT Bank
Negara Indonesia (PERSERO) Tbk (No. 551/1414);
6. Kerjasama dengan Yayasan TAHIJA tentang Kerjasama Penelitian
DIY (No. 10/KSP/VIII/2012);
7. Nota Kesepahaman mengenai kerjasama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan PT Jogja Magasa Iron (No. 24/PERJ/SEKDA/IX/2012);
8. Pemberdayaan Masyarakat Pasca-Erupsi Gunung Api Merapi di Kabupaten Sleman DIY; kesepakatan bersama dengan PT Sarihusada Generasi Mahardika dan Pemkab Sleman (No. 14/KSP/XII/12);
9. Pelaksanaan Pencapaian Pengembangan dan Pembangunan kapasitas Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Di DIY; kesepakatan bersama dengan Badan Narkotika Nasional (No. 2/KSP/II/2011);
10. Pengembangan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Daerah dengan Bank Indonesia (No. 8/PERJ/GUB/IV/2011);
11. Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk akses data pada Pemerintah Daerah DIY dalam rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Negara dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI (No. 4/KSP/V/2011);
12. Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Baru di Wilayah DIY bersama PT Angkasa Pura I (persero) (No. 5/KSP/V/2011);
13. Pengembangan dan Pembangunan Sub Kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta; kesepakatan bersama dengan Kraton Yogyakarta, PT KAI (Persero) dan Pemkot Yogyakarta
(no. 6/KSP/VII/2011);
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 649
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
14. Kerja sama dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber daya Berbagai Aspek dengan Universitas Gadjah Mada (No. 7/KSP/VII/2011);
15. Pembangunan Usaha, Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) bagi Korban Erupsi Merapi di Provinsi DIY; kesepakatan bersama dengan PT BRI (Persero) Tbk (No. 8/KSP/VII/2011);
16. Pelaksanaan Program Kemitraan di DIY (amandemen kedua) dengan PT. Pertamina (Persero) (No. 2/PERJ/GUB/I/2010 dengan jangka waktu 4 tahun);
17. Penguatan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan Pemerintah DIY dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP DIY) (No. 17/KSP/X/2010 dengan jangka waktu 3 tahun);
18. Pembentukan Lembaga Pengelolaan HKI di DIY dengan Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM dan Universitas Islam Indonesia (UII) (No. 1/KSP/IV/2009 dengan jangka waktu 5 tahun);
19. Penanganan Medis Tahanan dan Narapidana Korban Penyalahgunaan Narkotika dan/atau Psikotropika di LP Narkotika Kelas II A Yogyakarta dengan Dirjen Lapas Departemen Hukum dan HAM (No. 14/Perj/Gub/IV/2009 dengan jangka waktu).
20. Pelaksanaan Program Kemitraan di DIY (amandemen kedua) dengan PT Pertamina (Persero) (No. 38/PERJ/GUB/XII/2009).
21. Kerjasama Program penanggulangan Kanker di Provinsi DIY dengan YKI Cab. DIY, BKKBN Prov. DIY; F. Kedokteran UGM; Persi Cab. DIY; PWI Cab Yogyakarta; LPP TVRI Stasiun Yogya; LPP RRI Yogyakarta; PRRSSNI DIY; TP PKK DIY (No. 6/KSP/2008)
22. Pengembangan laboratorium flora dan fauna di DIY dengan Yayasan Gembiraloka (No. 23/PERJ/DIKNAS/VII/2008).
23. Kerjasama penelitian, pengkajian dan pengembangan potensi daerah dalam rangka mewujudkan Yogyakarta sebagai pusat pendidikan terkemuka dengan APTISI Wil. V DIY (No. 5/KSP/2008).
24. Pengelolaan sistem pelayanan angkutan orang di jalan dengan Kendaraan Umum Wilayah Perkotaan dengan Sistem BUY THE SERVICE di DIY dengan PT. Jogja Tugu Trans (JTT) (No. 4/PERJ/GUB/II/2008).
25. Pemberdayaan Masyarakat berbasis Kelautan dengan BKP – AL Rayon Yogyakarta (No. 20/KES.BER/Gub/2007).
650 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
26. Kerjasama pengelolaan hutan di Kecamatan Playen kab. Gunungkidul DIY dengan UGM; UNY; UII; Atmajaya; UMY;UPN (No. 1/KSP/XII/2007).
27. Pengembangan Usaha Mikro, kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) melalui pola penjaminan kredit dengan Bank BPD DIY; PT. Askrindo (No. 22/Perj/Gub/XI/07).
28. Kerjasama Pendirian Telecenter APEC Digital Opportunity Center (ADOC)
FTIJ (No. 8/KES.BER/Perindagkop/4/2007).
29. Kerjasama Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Data dan Informasi Lingkungan serta Sumber Daya Wilayah dengan Bakosurtanal dan UGM
(No. 7/KES.BER/Gub/2007).
30. Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan SEni di DIY dengan ITB (No. 56/KEP/2007).
Ekonomi Rakyat (PROPERAK) di DIY dengan PT. Indofood Sukses makmur dan Bogasarimills (No. 1.1/2007)
32. Pendirian dan Pengelolaan Bengkel Mobil dengan Bengkel Rally car (No. 1/PERJ/SEKDA/2005 dengan jangka waktu 12 tahun).
33. Pembangunan Pusat Perdagangan Retail antara PD. Anindya dengan PT. KAIDI INDOJAYA (No. - , jangka waktu 25 tahun).
34. Pelaksanaan Adendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi keuntungan Antara Pemda DIY dengan PT. Yogya Indah Sejahtera dalam Pembangunan dan Pengelolaan Malioboro Hotel di Jalan Malioboro Yogyakarta (No. 199/KPTS/1998).
35. Perjanjian Bersama Kontrak bagi tempat Usaha dan Kontrak bagi keuntungan Pembangunan dan Pengelolaan Malioboro Hotel.
Adapun rincian kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga di luar negeri yang masih berlaku sampai dengan tahun 2012 meliputi:
1. Minutes of Discussion on The Cooperation To Implement The Integrated Water Resources Management (IWRM) In The Province Of Yogyakarta Special Region dengan Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman, Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia dan BATAN (lanjutan dari Proyek Bribin);
2. Letter of intent (pernyataan kehendak) kerjasama promosi investasi dengan International Finance Corporation (IFC);
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 651
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
3. Letter of intent (pernyataan kehendak) bidang pariwisata, jasa pengiriman dan penerbangan dengan HNA Group Co. Ltd., China.
2. Permasalahan dan Solusi
2.1 Permasalahan
1. Kegiatan pembentukan dan penanganan kerjasama sangat bergantung pelaksanaannya dengan pihak/mitra yang ada, sehingga sering terjadi kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diperkirakan ataupun terdapat kegiatan baru yang tidak direncanakan secara khusus sebelumnya.
2. Pada beberapa kesepakatan kerjasama belum ada titik temu dengan mitra kerjasama sehingga belum ada tindak lanjut yang signifikan.
3. Masih terdapat kerjasama yang stagnan.
2.2 Solusi
1. Pelaksanaan koordinasi secara lebih intensif dengan pihak mitra kerjasama di luar negeri, dengan bantuan perwakilan-perwakilan resmi Indonesia (KBRI dan KJRI) yang ada di negara bersangkutan.
2. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi kepada mitra kerjasama serta semua pihak terkait (pemda, dinas, masyarakat), pelaksanaan sosialisasi serta penyusunan draft annual exchange program yang digunakan sebagai koridor atau acuan pelaksanaan tindak lanjut kerjasama dan pengembangan program.
3. Pengembangan hubungan ataupun contact person dan secara lebih intensif berkoordinasi dengan mitra kerjasama dan atau instansi pemerintah
kabupaten-kota/instansi swasta/kementrian/lembaga terkait/wakil pemerintahan RI di Luar Negeri yang memiliki kemungkinan untuk dapat mengembangkan kerjasama.
di
Selanjutnya, ada beberapa catatan penting berdasarkan monitoring dan evaluasi kerjasama antar daerah maupun dengan pihak ketiga Pemerintah DIY sampai dengan tahun 2012. Catatan tersebut adalah:
1. Secara umum semua kerjasama dalam negeri di DIY sudah sesuai dengan yang diharapkan dan dapat terus dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu kerjasama;
2. Terkait dengan hambatan yang muncul dalam implementasi kegiatan kerjasama, komunikasi dan koordinasi antar stakeholder perlu peningkatan lebih lanjut.
652 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Peran monitoring dan evaluasi kerjasama mutlak dibutuhkan untuk melihat secara lebih jauh dampak serta kemanfaatan kerjasama tersebut bagi pemerintah serta masyarakat DIY.
C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
1. Pemerintahan Umum
1.1 Fasilitasi dan Koordinasi Penegasan Batas Daerah
Koordinasi dengan instansi vertikal di daerah terkait dengan kegiatan penegasan batas daerah yang dilakukan Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY selama ini sudah berjalan dengan baik. Dalam kegiatan penegasan batas daerah, keahlian serta dukungan data yang dimiliki instansi vertikal di daerah (dalam hal ini Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan Daerah setempat) sangat dibutuhkan. BPN memiliki keahlian untuk menentukan batas daerah secara pasti (fixed boundary) di lapangan dengan sistem referensi tertentu yang digunakan secara nasional. Keahlian dan data-data yang dimiliki BPN tersebut sangat bermanfaat untuk keperluan penyelesaian permasalahan perbatasan. Masukan teknis dari BPN akan sangat membantu Pemerintah Daerah DIY dalam mengambil keputusan. Hal ini tampak pada saat dilaksanakannya kegiatan rekonstruksi jalur batas di wilayah perbatasan Desa Watugajah dengan Desa Kaligayam.
Untuk melaksanakan rekonstruksi jalur batas di wilayah perbatasan Desa Watugajah dengan Desa Kaligayam, Pemerintah Daerah DIY bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membentuk Tim Teknis Independen melalui Keputusan Bersama Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY dengan Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Jawa Tengah Nomor 6/KPTS/Ro.I/2012 dan Nomor 126/00958/2012. Rekonstruksi dilakukan melalui penelitian/pegukuran di atas peta dan pengukuran terestrial (lapangan). Penelitian di atas peta dilaksanakan dengan mengkaji Peta Desa Watugajah dan Peta Desa Kaligayam Skala 1 : 5.000, dengan dukungan Peta Topografi Sheet 48IXLII-A Klaten edisi AMS 1943 kompilasi peta dari Cadastral Survey Office Surakarta, Bureau of Agraria Yogyakarta dan laporan medan dari Dinas Topografi Tahun 1935; data dari Peta RBI lembar 1408-313 Jabung edisi Bakosurtanal 1999 hasil survey lapangan Tahun 1995; serta data koordinat titik trianggulasi Q.46 Gunung Cilik, Q.118 Gunung Dukun dan T.49 Gunung Pilang.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 653
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Setelah tim mendapatkan gambaran situasi medan, hasil penelitian di atas peta tersebut dilanjutkan dengan kegiatan pengukuran lapangan GNSS Continuosly Operating Reference Stations (CORS), alat ukur jenis terbaru berteknologi tinggi yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, sehingga proses pengukuran dapat lebih akurat dan berlangsung cepat. Hasil rekonstruksi jalur batas secara singkat adalah bahwa bangunan yang dimanfaatkan untuk warung/kios berada pada wilayah administrasi Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Penjelasan yang diberikan/dipaparkan oleh Tim Teknis Independen pada Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beserta para pihak yang bersengketa juga jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmu pengetahuan, sehingga hasil rekonstruksi jalur batas tersebut dapat diterima oleh semua pihak.
Koordinasi dengan instansi vertikal di daerah, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum RI, juga dilakukan oleh Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY kaitannya dengan kegiatan sosialisasi batas daerah pada wilayah sungai. Dalam kegiatan sosialisasi Permendagri No. 70 Tahun 2007 tentang Batas Daerah Kabupaten Kulonprogo dengan Kabupaten Bantul di wilayah aliran Sungai Progo serta sosialisasi Permendagri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dengan Provinsi Jawa Tengah di aliran Sungai Krasak, BBWSSO turut serta menjelaskan pada masyarakat setempat tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam pemanfaatan sungai. BBWSSO juga dengan cepat merespon keluhan warga masyarakat setempat terkait pembangunan sarpras sungai yang dipandang masih kurang. Kedepannya, koordinasi serupa antara Pemerintah Daerah DIY dengan BBWSSO dalam acara sosialisasi batas wilayah perlu dilanjutkan dan diperkuat.
1.2 Permasalahan dan Solusi
1.2.1 Permasalahan
Biaya operasional terkait penegasan batas wilayah cukup tinggi sehingga dapat menghambat kegiatan penegasan batas di lapangan.
1.2.2 Solusi
Pada masa mendatang, perlu dibuat Kerjasama Operasional (KSO) dengan instansi terkait sehingga dapat mendukung operasionalisasi kegiatan penegasan batas di lapangan.
654 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
2. Kependudukan dan Catatan Sipil
Peran dan fungsi Gubernur dalam hal koordinasi dengan instansi vertikal di daerah pada pelaksanaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yaitu sebagai penanggung jawab penyelenggaraan administrasi kependudukan skala provinsi. Adapun kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan instansi vertikal di daerah adalah sebagai berikut:
a) Terkait dengan keberadaan orang asing pemegang ITAS (Ijin Tinggal Terbatas) dan ITAP (Ijin Tinggal Tetap). Berkoordinasi dengan kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM c.q. Kantor Imigrasi;
b) WNI yang akan berdomisili tetap, minimal 1 tahun di luar negeri, harus berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Kelas I dan BP3TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia);
c) Mengenai peristiwa penting, pengurusannya yang terlambat lebih
dari satu tahun harus ada penetapan dari Pengadilan Negeri;
d) Baik peristiwa perkawinan maupun perceraian bagi warga negera beragama Islam berkoordinasi dengan Kantor Agama dan Pengadilan Agama;
e) Bagi anak atau orang yang tidak diketahui identitas orangnya harus memiliki berita acara pemeriksaan/surat keterangan dari kepolisian setempat.
2.1 Permasalahan dan Solusi
2.1.1 Permasalahan
1. Belum adanya kesamaan data Orang Asing pemegang KITAS/KITAP antarinstansi yang berwenang, sehingga diperlukan koordinasi data kependudukan orang asing.
2. Adanya beberapa permasalahan di lapangan mengenai administasi kependudukan dan pencatatan sipil.
2.1.2 Solusi
1. Pada masa yang akan datang, untuk meningkatkan pelayanan diperlukan adanya pelayanan satu atap yang terpusat di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q. Kantor Imigrasi DIY.
2. Untuk sinkronisasi pemecahan masalah diperlukan rapat koordinasi kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 655
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
dengan Pengadilan Agama, Kantor Agama, Kantor Imigrasi, Pengadilan Negeri.
D. PEMBINAAN BATAS DAERAH
1. Kebijakan dan Kegiatan
Batas daerah merupakan elemen penting pada era otonomi daerah. Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah secara implisit telah mengatur dimensi spasial suatu daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang otonom, yakni memiliki batas-batas wilayah tertentu. Adanya wilayah yang jelas dapat menjadi alas hak bagi pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan berdasarkan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Batas daerah harus memenuhi aspek yuridis dan aspek teknis. Aspek yuridis berupa ditetapkannya legalitas hukum batas daerah melalui Permendagri yang berisi cakupan wilayah yang berbatasan, koordinat titik batas, posisi pilar batas dan unsur geografis lainnya, seperti sungai, jalan. Sedangkan aspek fisik di lapangan ditandai dengan pemasangan pilar batas dan teridentifikasinya koordinat posisi pilar batas.
Dalam konteks DIY, terdapat 8 segmen perbatasan, yang terdiri atas 7 segmen perbatasan antara kabupaten/kota dan 1 segmen perbatasan provinsi. Dari 8 segmen tersebut, 7 segmen di antaranya sudah memenuhi aspek yuridis dan teknis, sementara satu segmen terakhir, yakni segmen perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul, baru menyelesaikan tahapan penggabungan peta koridor pada TA 2012 sebagai bahan usulan pengajuan draft permendagri tentang penetapan batas daerah.
Pembinaan batas daerah yang oleh Pemerintah Daerah DIY c.q. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY selama TA 2012 dilakukan melalui fasilitasi dan koordinasi penyelesaian permasalahan wilayah perbatasan berupa sosialisasi batas daerah, rapat koordinasi perbatasan (rakortas), serta penegasan batas daerah.
Pertama, kegiatan sosialisasi batas daerah. Pada TA 2012, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY melakukan 3 kali sosialisasi batas daerah melalui sosialisasi Permendagri Nomor 71 Tahun 2007 tentang Batas Daerah antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Balai Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul pada 30 April 2012.
656 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Kegiatan sosialisasi Permendagri Nomor 71 Tahun 2007 dilaksanakan untuk merespon permasalahan terkait tertib administrasi penduduk di wilayah perbatasan, di mana terdapat ± 21 KK warga Desa Girijati, Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul yang mendiami wilayah Pantai Parangendog, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Selain menghadirkan pemerintah desa yang berbatasan dan masyarakat setempat, kegiatan sosialisasi ini juga menghadirkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kedua kabupaten yang berbatasan guna mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Salah satu rekomendasi utama dalam sosialisasi ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kedua kabupaten tidak akan mempersulit pengurusan perpindahan status kependudukan ke-21 KK tersebut selama penduduk yang bersangkutan mempunyai tempat tinggal yang jelas dan legal serta bisa diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Pihak desa dan kecamatan setempat diharapkan segera mendaftar mereka menggunakan blangko F1.01.
Kegiatan sosialisasi batas daerah berikutnya dilaksanakan di Balai Desa Brosot, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, pada tanggal 13 September 2012. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjelaskan batas derah antara Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Kulonprogo dalam Permendagri Nomor 70 Tahun 2007 di aliran Sungai Progo. Kegiatan ini penting dilakukan mengingat adanya pergeseran aliran Sungai Progo pasca-erupsi Merapi 2010 silam yang mengakibatkan sebagian wilayah barat sungai (yang masuk wilayah Kabupaten Kulonprogo) hilang dan timbulnya tanah baru (wedi kengser) di sebelah timur sungai (yang masuk wilayah Kabupaten Bantul), padahal persepsi masyarakat masih menggunakan aliran sungai sebagai batas wilayah. Dalam kegiatan sosialisasi batas ini, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menekankan pada masyarakat dan pemerintah desa setempat yang berbatasan bahwa batas wilayah tidak akan berubah meski kenampakan alam di wilayah perbatasan berubah. Sebab, posisi dan koordinat pilar sudah tercatat dan ditetapkan dalam Permendagri.
Kegiatan sosialisasi batas berikutnya dilakukan Balai Desa Lumbungrejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman pada tanggal 21 September 2012. Kegiatan sosialisasi batas wilayah antara DIY dengan Provinsi Jawa Tengah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat setempat terkait perubahan aliran Sungai Krasak yang merupakan jalur batas kedua provinsi akibat erupsi Merapi tahun 2010. Persepsi masyarakat setempat yang menggunakan aliran sungai sebagai batas wilayah rentan menimbulkan konflik terkait dengan pemanfaatan SDA. Selain itu, perubahan aliran sungai juga menimbulkan beberapa persil tanah milik warga hilang pada satu sisi dan munculnya tanah baru
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 657
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
(wedi kengser) pada sisi lainnya. Hal ini hampir terjadi pada sepanjang aliran Sungai Krasak, dan berpotensi menimbulkan ketidaktertiban dalam aspek administrasi pertanahan dan perpajakan. Kegiatan sosialisasi batas daerah ini, selain dihadiri oleh masyarakat dan pemerintah desa yang berbatasan, dihadiri juga oleh instansi vertikal (BPN dan BBWSSO) serta pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dalam kegiatan sosialisasi batas ini, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY menekankan pada masyarakat dan pemerintah desa setempat yang berbatasan, bahwa batas wilayah tidak akan berubah meski kenampakan alam di wilayah perbatasan berubah, karena posisi dan koordinat pilar sudah tercatat dan ditetapkan dalam Permendagri Nomor 19 Tahun 2006 tentang Batas Daerah antara Provinsi DIY dengan Provinsi Jawa Tengah.
Kedua, pembinaan batas daerah melalui kegiatan rakortas. Kegiatan rakortas mempunyai beberapa tujuan, yakni untuk me-review kembali batas daerah antar kabupaten/kota, mencari input terhadap permasalahan-permasalahan
perbatasan serta masukan/rekomendasi terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul di wilayah perbatasan atau masalah-masalah yang mempunyai dimensi lintas-batas daerah. Pada TA 2012, Biro Tata Pemerintahan Setda DIY melaksanakan 4 kali rakortas dengan tema-tema yang terkait dengan bidang tertib administrasi kependudukan; bidang tertib administrasi pertanahan; pelayanan dasar bidang sarpras di wilayah perbatasan (fasilitasi jalan); serta aspek kerjasama bidang kesehatan, sarana prasarana (pilar batas daerah) dan penanganan masalah sosial di wilayah perbatasan kabupaten/kota.
di
wilayah
Beberapa rekomendasi penting yang didapatkan dari serangkaian kegiatan rakortas tersebut di atas dapat dirinci seperti di bawah ini.
(1). Pada bidang kependudukan, dalam hal pendataan penduduk, maka pola pikir stelseel aktif sudah semestinya diubah. Pemerintah lebih aktif untuk mendata penduduk, sebab pemerintah mempunyai kewajiban untuk mewujudkan tertib administrasi kependudukan.
(2). Pada bidang tertib administrasi pertanahan, perlu ada kesepakatan antara Bupati/Walikota terkait dengan batas wilayah yang memotong persil tanah. Kesepakatan dimaksud adalah terciptanya batas wilayah yang tidak memotong persil tanah
penataan administrasi pertanahannya.
sehingga
memudahkan
658 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Kemudian, rekomendasi yang muncul dalam rakortas pelayanan dasar bidang sarpras di wilayah perbatasan (fasilitasi jalan) dapat dirinci sebagaimana berikut.
(1). Kemasan kawasan perbatasan perlu diangkat dalam forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, mengingat pembahasan tentang pembangunan kawasan perbatasan tidak muncul/tidak dikenal dalam dokumen perencanaan baik skala nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota;
(2). Kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan di wilayah perbatasan akan lebih efektif dan efisien bila dilaksanakan melalui mekanisme kerjasama antar pemerintah daerah yang berbatasan. Dengan demikian, komitmen stakeholder akan muncul untuk menata pembangunan di kawasan perbatasan. Hanya, memang perlu komunikasi yang baik antara pihak eksekutif dan legislatif daerah terkait dengan penganggaran kegiatan; serta
(3). Masukan untuk pembangunan jalan-jalan di wilayah perbatasan dengan medan/topografi yang sulit supaya dibuat lebih kuat dengan menggunakan beton dan semen, mengingat kondisi tanah yang tidak stabil.
Berikutnya, rekomendasi yang muncul dalam rakortas aspek kerjasama bidang kesehatan, sarana prasarana (pilar batas daerah) dan penanganan masalah sosial di wilayah perbatasan kabupaten/kota. Rekomendasinya sebagai berikut.
(1). Bidang Kesehatan: perlu ada terobosan dalam kerjasama bidang kesehatan, mengingat aspek kerjasama antar daerah melibatkan mekanisme birokrasi pemerintahan, sementara pelayanan kesehatan terus berlangsung tiap hari, terutama untuk kasus- kasus tertentu dan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas wabah penyakit yang terjadi di masyarakat;
(2). Bidang sarana prasarana (pilar batas daerah): kerjasama pemasangan dan pemeliharaan pilar batas DIY-Jawa Tengah yang dilakukan oleh masing-masing pemerintah provinsi dapat menjadi contoh dilaksanakannya kerjasama serupa oleh pemerintah kabupaten/kota internal DIY, dengan tujuan penataan batas daerah yang lebih efektif dan efisien; serta
(3). Bidang sosial: secara eksternal sudah ada forum kerjasama Bidang Sosial melalui Mitra Praja Utama (MPU) yang melibatkan
kerjasama internal Kabupaten/Kota se-DIY belum ada, sehingga ke depan perlu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 659
10 provinsi.
Namun
demikian,
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
dibentuk forum kerjasama Bidang Sosial Kabupaten/Kota se- DIY dengan fokus penanganan gepeng, pengamen dan anak jalanan.
Ketiga, penegasan batas daerah. Penegasan batas daerah dilakukan oleh Biro Tata Pemerintahan Setda DIY sebagai upaya penyelesaian permasalahan batas daerah. Perlu digarisbawahi, batas daerah pada prinsipnya tidak berubah, sehingga upaya yang dilakukan oleh Biro Tata Pemerintahan adalah menegaskan batas daerah sebagaimana tercantum dalam permendagri tentang batas daerah. Hal ini dapat dilihan pada saat penyelesaian sengketa wilayah antara Desa Watugajah dengan Desa Kaligayam serta penyelesaian jalur batas wilayah di komplek Candi Prambanan. Dalam penegasan batas daerah, keberadaan dokumen peta desa, peta dasar dan dokumen pengukuran sebelumnya menjadi sangat penting sehingga jalur batas dapat direkonstruksi atau ditelusuri secara jelas. Aspek penegasan batas daerah juga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosialisasi batas daerah, sehingga masyarakat setempat dapat mengetahui serta memahami batas daerah di wilayahnya.
2. Permasalahan dan Solusi
2.1 Permasalahan
1. Dalam praktiknya, masih ditemukan adanya anggota Tim Independen yang ternyata tidak bersikap independen/masih memihak kepada kepentingan daerahnya. Hal ini cukup menyulitkan dalam kegiatan penegasan batas wilayah.
2. Masih banyak permasalahan yang timbul terkait batas daerah, baik yang terkait dengan aspek teknis, sosial kemasyarakatan, tertib administrasi kependudukan, tertib administrasi pertanahan, tertib administrasi perpajakan, dan seterusnya. Dalam praktiknya, permasalahan yang muncul dan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah DIY sudah terlanjur komplek.
2.2 Solusi
1. Tidak mengikutkan personil yang sama pada kegiatan serupa dan mencari personil lain yang expert di bidangnya daru luar instansi vertikal, misalnya dari kalangan akademisi.
2. Menekankan pada daerah (kabupaten/kota) di DIY untuk membuat kerjasama antar daerah terkait penyelesaian sengketa wilayah perbatasan, termasuk kerjasama dalam hal pemasangan dan/atau pemeliharaan pilar batas daerah.
660 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3. Mendorong
perbatasan yang beranggotakan para pemangku kepentingan, sehingga permasalahan yang muncul di wilayah perbatasan dapat direspon dan ditindaklanjuti sedini mungkin.
terbentuknya
forum
E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulanggannya
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Kriteria yang dipergunakan sebagai dasar penetapan status bencana didasarkan pada pengertian bencana sesuai undang-undang tersebut, yakni: “Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.”
Secara kuantitatif, sampai saat ini belum ada standar baku untuk penetapan status bencana, apakah suatu kejadian ditetapkan sebagai bencana ataukah musibah. Tanggap darurat dilakukan pada saat kejadian meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman dan bencana yang lainnya belum pernah ditetapkan status tanggap darurat oleh Pemerintah Daerah DIY karena kejadian bencana terjadi di tingkat lokal (kabupaten/kota) dan bukan lintas wilayah.
Kegiatan Penanggulangan Bencana dilaksanakan oleh masing- masing BPBD kabupaten/kota serta saling berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY.
Tabel VI.5 Frekuensi Kejadian Bencana di DIY Tahun 2011- 2012
Sleman Kota Yk Jenis Bencana 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012
Banjir 1 40 0 0 3 30 3 10 15 2 Kekeringan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tanah Longsor
0 8 0 0 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 661
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Sleman Kota Yk Jenis Bencana 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012
Kebakaran 17 1 0 0 2 2 1 8 1 2 Hutan/Lahan
Gempa Bumi 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 Angin ribut
Sumber : BPBD DIY
Banjir 140 Kekeringan 120 Tanah Longsor
100 Kebakaran Hutan/Lahan
80 Gempa Bumi
60 Angin ribut
40 Epidemi 20
Gunung Meletus
Kota Yk
Sumber : BPBD DIY
Gambar VI.1 Diagram Frekuensi Bencana
Kejadian bencana Banjir di wilayah DIY tahun 2011, di Kota Jogjakarta, terjadi di DAS Sungai Winongo, sungai Gajah Wong dan sungai Code, sementara tahun 2012 di Kota Yogyakarta sampai Bulan Desember 2012 hanya terjadi 2 kali. Untuk Kabupaten Kulon Progo, banjir terjadi di sekitar Sungai Progo dan daerah resapan di kota Kulon Progo. Sementara untuk Kabupaten Sleman terjadi di Kali Kkuning dan sungai yang berhulu di Gunung Merapi, yang timbul akibat lahar dingin Gunung
662 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Merapi. Jenis banjir yang terjadi merupakan banjir genangan yang terjadi di beberapa titik pada setiap musim penghujan, sedangkan banjir lahar dingin disebabkan oleh material gunung Merapi yang terbawa arus.
Tanah longsor terjadi di daerah perbukitan di wilayah DIY. Penyebabnya adalah hujan yang terus menerus dan kurangnya penopang tanah. Bencana ini murni dikarenakan oleh alam. Di Kabupaten Bantul, longsor terjadi di sekitar perbukitan timur Bantul, yang meliputi Piyungan dan Dlingo. Kejadiaan tertinggi tanah longsor terdapat di Kabupaten Kulonprogo yang mana daerahnya memang berbukit dan memiliki tanah yang labil.
Bencana kebakaran yang terjadi di wilayah DIY pada umumnya disebabkan karena hubungan arus pendek/konsleting listrik serta kelalaian warga dalam penggunaan api sehingga menyebabkan kebakaran rumah. Frekuensi terbanyak kejadian kebakaran di wilayah Kota Yogyakarta dikarenakan padatnya pemukiman. Padatnya pemukiman membuat risiko hubungan arus pendek menjadi sangat tinggi.
Tahun 2011, gempa bumi terjadi di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul, masing-masing sebanyak dua kali, tepatnya gempa terjadi di pantai selatan Bantul. Tahun 2012, terjadi 2 kali gempa, yang semuanya terjadi di Kabupaten Bantul. Gempa bumi ini tidak berdampak secara langsung karena terasa kecil dirasakan di wilayah Kabupaten Bantul.
Kejadian Angin Ribut di tahun 2011 dan tahun 2012 umumnya banyak terjadi pada akhir tahun yang berbarengan dengan tibanya musim hujan. Pergantian musim membuat angin cenderung tidak beraturan dan sangat kencang. Angka kejadian angin ribut tahun 2012 sangat tinggi, terutama di Kabupaten Bantul (126 kali) dan Kabupaten Sleman (84 kali).
1.1 Status Bencana
Berdasarkan data kejadian bencana DIY, dapat disimpulan bahwa status bencana adalah LOKAL. Ancaman bencana tertinggi wilayah DIY adalah tanah longsor, yang disusul oleh angin ribut di tempat kedua. Titik rawan bencana meliputi wilayah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Bantul. Bencana tanah longsor tercatat paling banyak terjadi pada bulan Oktober, November dan Desember, saat curah hujan mencapai titik tertinggi. Di wilayah Kabupaten Kulon Progo, terutama bagian utara, bencana tanah longsor menempati urutan pertama dengan cakupan titik rawan terbanyak. Topografi bagian utara merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500-1.000 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Kecamatan Pengasih. Sedangkan untuk Gunungkidul titik rawan bencana tanah
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 663
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
longsor ada di 10 Kecamatan, yakni Purwosari, Semin, Gedangsari, Panggang, Nglipar, Ngawen, Playen, Ponjong, Patuk dan Girisubo.
1.2 Sumber dan jumlah anggaran
Alokasi sumber dana untuk penanggulangan bencana daerah selama tahun 2012 terdiri atas: - APBD: jumlah sebesar Rp10.423.437.153,- dengan rincian untuk gaji sebesar Rp2.538.598.883,- dan belanja langsung sebesar Rp7.884.838.270,- dengan realisasi sampai akhir tahun 2012 sebesar Rp8.987.409.479 (86,22 %);
- APBN, terdiri atas:
1) Dekonsentrasi sebesar Rp266.510.000,- dengan realisasi sebesar Rp216.484.575,- (81,23%);
2) Tugas Pembantuan sebesar Rp2.500.000.000,- dengan realisasi sampai akhir Desember 2012 sebesar Rp2.154.936.850,- (86,20%).
1.3 Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
Pemerintah DIY sudah mengantisipasi timbulnya bencana sesuai dengan sistem manajemen bencana melalui pengembangan regulasi yang memadai, perencanaan dan penganggaran, pengembangan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia.
Paradigma penanggulangan bencana sudah dikembangkan dari yang dulu berpola responsif-tanggap darurat menjadi lebih ditekankan pada upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana. Agar tercapai tujuan menghindari terjadinya bencana, Pemerintah DIY mengembangkan kebijakan penanggulangan bencana yang difokuskan pada:
a Membangun kesiapsiagaan dan infrastruktur di seluruh lini secara terencana dan terpadu (prabencana) yang terdiri atas:
1) Penguatan Peraturan Perundangan dan Kapasitas Kelembagaan;
2) Perencanaan Partisipatif dan Pengaturan Penanggulangan Bencana;
3) Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan;
4) Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dan Para Pemangku Kepentingan lainnya dalam Penanggulangan Bencana;
5) Pencegahan dan Mitigasi Bencana;
664 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
6) Peringatan Dini;
7) Kesiapsiagaan;
b Membangun ketahanan dan ketangguhan masyarakat dan kelembagaan dalam menanggulangi bencana (tanggap darurat);
c Secepatnya memulihkan dan membangun kembali kehidupan masyarakat pasca bencana menjadi lebih baik (pasca bencana).
Contoh upaya yang sudah dilaksanakan
a. Perencanaan:
1) Sudah dilaksanakan identifikasi risiko bencana di DIY baik melalui peyusunan peta risiko bencana juga analisis risiko bencana;
2) Sudah disusun perencanaan penanggulangan bencana yang bertujuan sebagai pedoman DIY dalam penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, dalam bagian dari Rencana Induk Pembangunan Daerah secara terpadu dan terkoordinasi, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada, sehingga dapat menurunkan risiko bencana di DIY secara signifikan;
3) Dalam beberapa jenis ancaman sudah disusun rencana kontinjensi bencana yang bertujuan sebagai pedoman penanganan bencana pada saat tanggap darurat bencana yang cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam penyusunan rencana kontijensi.
b. Penguatan kapasitas:
1) Sudah dikembangkan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas bagi masyarakat desa/kelurahan seperti pengembangan desa tangguh, kampung siaga bencana, dll.;
2) Sudah dilakukan wajib latih bagi aparat dan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana;
3) Sudah dilakukan simulasi dan gladi lapang dan gladi posko untuk beberapa jenis ancaman bencana;
4) Sudah dikembangkan sistem peringatan dini baik yang berisi informasi hulu sampai penjangkauan informasi tersebut sebagai aksi tindak bagi masyarakat yang diidentifikasi akan terkena dampak bencana. (ancaman
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 665
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
erupsi Gunung Merapi, tsunami, tanah longsor, epidemi, kekeringan, banjir);
5) Sudah terbentuk dan melembaga dengan baik forum koordinasi antara para pihak yang bekerja di bidang penanggulangan bencana yaitu Forum PRB sampai ke tingkat desa/kelurahan;
6) Investasi pada pengembangan teknologi informasi baik yang dikelola oleh BPBD melalui Pusdalop PB maupun yang dikelola masyarakat dalam membangun jejaring pengelolaan informasi;
7) Telah dilakukan diseminasi informasi daerah rawan bencana dan cara-cara pengurangan risiko bencana;
8) Investasi dalam peralatan dan logistik bencana;
9) Adanya alokasi tugas dan fungsi dalam penanggulangan bencana baik dari instansi pemerintah, kebupatan dan kota maupun instansi vertikal yang berada di wilayah DIY.
Apabila teridentifikasi terdapat potensi bencana yang akan terjadi maka dilakukan tindakan berupa langkah kesiapsiagaan seluruh jajaran aparat pemerintah. Tindakan ini dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun kerugian harta benda milik masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. Selain itu, tindakan ini juga akan memudahkan upaya tanggap darurat apabila bencana itu terjadi, sehingga peran semua pihak dapat berjalan efektif berdasarkan sistem yang telah dirancang dan disepakati bersama.
1.4 Kelembagaan yang Khusus Dibentuk Menangani Bencana
Kelembagaan yang Khusus Dibentuk Menangani Bencana di DIY yaitu:
a Forum Pengurangan Risiko Bencana / Forum PRB;
b Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana /
PUSDALOPS PB;
c Tim Reaksi Cepat / TRC;
d Taruna Siaga Bencana / Tagana;
e Basarnas Kantor Perwakilan Yogyakarta.
1.5 Potensi Bencana yang diperkirakan terjadi
Jenis dan lokasi bencana alam yang mengancam DIY meliputi:
666 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
a. Bencana alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi;
b. Bencana longsor dan erosi, terutama mengancam wilayah Kabupaten Kulon Progo bagian utara dan barat serta daerah perbukitan Kabupaten Gunungkidul bagian utara;
c. Bencana banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul;
d. Bencana kekeringan, biasa terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan;
e. Bencana tsunami, terdapat di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul;
f. Bencana alam akibat angin, biasa terdapat di wilayah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan daerah-daerah Kabupaten Sleman bagian utara, serta wilayah perkotaan Yogyakarta;
g. Bencana alam gempa bumi, berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik gempa bumi tektonik maupun volkanik. Gempa bumi tektonik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng (subduction zone), yaitu di sebelah selatan wilayah DIY (Samudera Indonesia). Di samping itu, secara geologi di wilayah DIY terdapat banyak patahan aktif, seperti Sesar Opak. Gempa tektonik dengan tingkat destruktif tinggi terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi vulkanik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan Gunung Merapi yang merupakan gunungapi teraktif di dunia.
Risiko tinggi terhadap bencana dapat disebabkan ancaman yang tinggi, tingginya kerentanan, serta rendahnya kapasitas untuk menanggulangi bencana.
Tabel VI.6 Wilayah Kecamatan-Kecamatan dengan Resiko
Tinggi di DIY
Jenis
Kabupaten/Kota
Sleman Yogyakarta cana
Ben- Bantul
Gunungkidul
Kulon Progo
Jetis, Imogiri, a i
Pandak, Pleret, emp
Sewon, Pundong, G Bum
Bantul, Kasihan,
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 667
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Jenis
Kabupaten/Kota
Ben- cana
Bantul
Gunungkidul
Kulon Progo
Sleman Yogyakarta
Piyungan, Banguntapan
Kretek, Sanden,
Temon, Galur,
i Srandakan
Prambanan r
Dlingo, Imogiri,
Patuk, Gedang Kokap,
Pleret, Piyungan
Sari, Ngawen,
Pengasih,
g ah so Nglipar,
Temon, Galur,
jir Sanden, Kretek,
Wates,
Gedong-tengen
n Sewon, Jetis,
Panjatan
Ba Imogiri
Pakem
g si
up unun Er G
Panggang,
an
Paliyan, Sapto g Sari, Rongkop,
Kotagede, Kraton, Umbulharjo, Mergangsan,
Jetis, Gedong-
tengen, Paku
Alaman Sewon,
Tanjung Sari
Ngemplak, Semua
Epi DBD Sumber : BPBD DIY
Selain itu berdasarkan penilaian potensi terjadinya bencana berdasarkan jenis ancamannya sebagai berikut:
668 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
ad ej Banjir 3
K an
in
gk Gempa Bumi
Kekeringan
un Tsunami 2
em
Banjir
Tanah Longsor Erupsi
Erupsi Gunung Api Gunung Api
Gempa bumi
Epidemi DBD
1 Kekeringan Deman Berdarah Angin Ribut
0 Angin Ribut
Tsunami
Dampak (consequences )
Sumber : BPBD DIY
Gambar VI.2 Potensi Terjadinya Bencana Berdasarkan Jenis
Ancamannya Tabel VI.7 Indikator dan Capaian Kinerja Penanggulangan
% Target Realisasi Realisasi
1. Jumlah lembaga 2 2 2 100 penanggulangan bencana dalam masyarakat
2. Jumlah regulasi tentang 2 2 2 100 pengurangan risiko bencana Sumber : BPBD DIY
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 669
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
2. Permasalahan dan Solusi
2.1 Permasalahan
1) Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM BPBD Provinsi DIY termasuk pegawai dengan latar belakang geografi dan geodesi yang saat ini belum ada.
2) Kurangnya pemahaman Standar Sistem Manajemen Keadaan Darurat (SSMKD) dari masing-masing sektor. Sistem Manajemen Keadaan Darurat belum dipahami semua sektor. Hal ini disebabkan sistem tersebut relatif baru dan sosialisasinya belum dilakukan secara merata ke semua sektor.
3) Adanya ego sektoral dalam penanganan bencana. Masing-masing institusi pada saat terjadi bencana merasa bahwa institusinyalah
yang paling diperlukan dan merasa yang paling berwenang dalam penanggulangan bencana. Kondisi yang
demikian ini menyebabkan sulitnya koordinasi.
2.2 Solusi
1) Mengoptimalkan SDM yang ada dan mengusulkan kebutuhan pegawai.
2) Melakukan sosialisasi yang merata ke semua sektor.
3) Melakukan koordinasi dengan semua institusi yang terkait dengan penanggulangan bencana.
F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS
Pengelolaan Kawasan Khusus : BANDARA ADISUTJIPTO
Bandara Adisutjipto Yogyakarta pada hakekatnya adalah Pangkalan TNI AU yang asal muasalnya digunakan untuk pelatihan Sekolah Penerbangan TNI-AU dengan pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU) untuk pendidikan penerbang yang asset kepemilikannya adalah TNI –AU. Dalam perkembangannya Pemerintah membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pertahanan/Panglima Angkatan Bersenjata RI, Menteri Perhubungan RI dan Menteri Keuangan No.KEP/30/IX/1975,KM393/S/PHB/75 dan KEP.927a/MK/IV/8/1975 tanggal 21 Agustus 1975 tentang Dasar-dasar Penggunaan Bersama Pangkalan/Pelabuhan Udara.
Berdasarkan Surat Persetujuan Bersama antara TNI AU dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. Perjama/04/VI/1994 dan
670 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No. SKEP/151/XI/1994 tanggal 2 November 1994 tentang Penggunaan Sebagian Areal Tanah Pangkalan TNI-AU Adisutjipto Yogyakarta untuk Pengembangan dan/atau Pembangunan Bandar Udara beserta fasilitasnya yang selanjutnya disempurnakan dengan Surat Persetujuan Bersama antara TNI AU dan Ditjen Perhubungan Udara No. SPB/5/XII/2001 dan No. AU/4261/KUM.135/2001 tanggal 12 Desember 2001 tentang Penyempurnaan Surat Persetujuan Bersama Tahun 1994, maka Pangkalan Udara Adisutjipto berubah menjadi Bandara Enclave Civil (penerbangan komersial/sipil berada di bandara militer) dengan nama Bandara Adisutjipto.
Selanjutnya pada tanggal 1 April 1992, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1992, manajemen penyelenggaraan penerbangan sipil Bandar Udara Adisutjipto secara resmi masuk ke dalam pengelolaan Perum Angkasa Pura I dan mulai tanggal 2 Januari 1993 statusnya dirubah menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992.
Permasalahan dan Solusi Permasalahan/Kendala Teknis
1. BOARDING GATE - Kapasitas sudah tidak mencukupi dengan jumlah penumpang yang
ada saat ini
2. SERVICE ROAD - Terlalu sempit sehingga alur embark/disembark passenger menjadi
satu dengan Ground Support Equipment, tractor, pushback car dan truk Pertamina.
3. PARKING SPACE - Kapasitas parkir pesawat yang ada (untuk 8 pesawat) tidak lagi
mencukupi dengan jumlah penerbangan yang ada saat ini.
4. OPERATING HOURS - Penambahan
Operating Hours dan Perijinannya untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah penerbangan ke depan. Saat ini beroperasi s.d. jam 21:00 WIB (bisa diperpanjang 1 jam).
5. AIR TRAFFIC - Pengaturan air traffic yang lebih terencana terutama apabila ada
Military Training sehingga tidak mengganggu jadual pendaratan dan atau tinggal landas.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 671
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
6. RUNWAY - Landas pacu yang ada tidak dapat didarati pesawat berbadan lebar,
padahal potensi pasar di Jogya cukup besar. Selain kendala teknis, Bandara Adisutjipto juga memiliki
keunggulan teknis yakni: Memiliki fasilitas penunjang transportasi yang cukup baik: Trans Jogja, stasiun KA dan Taxi yang memudahkan penumpang pesawat dari sekitar kota Jogja menuju bandara
Solusi
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan/kendala teknis di atas, salah satunya adalah dengan memindahkan lokasi latihan penerbangan TNI AU di Lapangan Terbang Gading sehingga penggunaan landas pacu dapat lebih efisien.
Selain itu, juga telah mulai diupayakan pemindahan bandara Adisutjipto ke lokasi baru yang lebih representatif dan aman bagi keselamatan penerbangan. Lokasi yang disepakati oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sebagai hasil studi kelayakan Bandara Baru pada bulan April 2012 adalah Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Sampai dengan saat ini telah selesai dilaksanakan pembulatan Master Plan Bandara Baru yang prosesnya dimulai pada tanggal 7 Mei 2012 dan selesai pada tanggal 7 Agustus 2012
Pembuatan MasterPlan dimaksudkan untuk:
dukungan terhadap pembuatan Bandara Baru untuk menggantikan
Bandara Adisutjipto, Yogyakarta mendapatkan rekomendasi MP dari Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten, serta ijin lokasi mendapatkan persetujuan MP dari Direktorat Perhubungan Udara
Kemenhub memperoleh izin lokasi dari Direktorat Perhubungan Udara
Kemenhub
G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
Kondisi umum Daerah Istimewa Yogyakarta di tahun 2012 cukup kondusif. Gangguan kamtramtibmas dan kerawanan sosial yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung mengalami penurunan.
672 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Menurut laporan pelaksanaan kegiatan fasilitasi Satuan Koordinasi Pengumpulan Data Situasi Daerah (SATKORPULSIDA), kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda dua hingga saat ini masih merupakan kasus yang paling menonjol, disusul oleh kasus penipuan dan kasus pencurian dengan pemberatan. Peringkat tiga besar kasus gangguan kamtibmas tersebut jumlahnya cukup besar, sehingga berpotensi untuk menimbulkan keresahan di masyarakat.
Banyak hal yang memicu terjadinya tindak kriminal tersebut. Di antaranya adalah tekanan ekonomi, semakin berkembangnya modus kejahatan dan kontrol sosial masyarakat yang semakin rendah. Semakin berkembangnya arus informasi dan teknologi juga menjadi pemicu kecenderungan untuk melakukan tindak kriminalitas dan kerawanan sosial di masa-masa mendatang.
Peredaran narkoba dan minuman keras yang semakin meluas menjadi salah satu pemicu terjadinya tindak anarkis dan kejahatan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini pada akhirnya akan memberikan citra negatif bagi DIY.
Disamping itu, letak geografis dan kondisi geografis wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di antara gunung berapi dan samudera menyebabkan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat rawan terhadap bencana alam, khususnya letusan gunung berapi dan gempa bumi. Terjadinya erupsi Gunung Merapi pada akhir tahun 2010, yaitu pada bulan Oktober dan awal November, di samping membawa bencana khususnya di wilayah kabupaten Sleman juga menjadikan warga masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meningkat rasa kesetiakawanan sosial dan semakin meningkatkan pula kebersamaan dalam mengatasi berbagai macam permasalahan sosial. Kegiatan siskamling berjalan semakin baik. Tingkat kesadaran warga masyarakat dalam menjaga lingkungan, khususnya mencegah terjadinya aksi kejahatan dan memonitor terjadinya bencana, semakin baik pula. Pada akhirnya hal ini memberikan ketenteraman pada warga masyarakat.
Sebagai konsekuensi predikat miniatur Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta merasakan dampak adanya kemajuan dan heterogenitas kelompok masyarakat yang ada, baik dari sisi agama, etnis/suku, budaya, bahasa, serta adat dan kebiasaan. Heterogenitas masyarakat tersebut menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta menyimpan berbagai potensi konflik sosial, terutama konflik yang bernuansa agama, konflik antarsuku, konflik antargolongan, konflikantar pengikut partai, konflik antara kebijakan pemerintah daerah dengan keinginan sebagian masyarakat, dan lain sebagainya.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 673
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Aksi unjuk rasa di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang tahun 2012 terjadi 254 kali. Aksi unjuk rasa mengusung berbagai persoalan, antara lain permasalahan sosial ekonomi (214 kali), idiologi politik (24 kali), dan SARA (khusus) 16 kali. Aksi unjuk rasa biasanya di lakukan di tempat-tempat seperti kantor Gubernur, Gedung DPRD, perempatan Tugu, perempatan Kantor Pos Besar, serta Bundaran UGM. Penanganan unjuk rasa dilakukan secara persuasif dan sinergi antara Satpol PP, Polri, TNI dan Satuan Keamanan Masyarakat, sehingga potensi gangguan ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum dapat diminimalisir.
Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan dengan pendekatan preemptif, preventif, persuasif dan represif. Pendekatan preemptif, preventif dan persuasif lebih diutamakan daripada pendekatan represif. Penegakan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu dengan sosialisasi, pemantauan, operasi non yustisi dan operasi yustisi. Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menjadi target disosialisasikan kepada masyarakat. Selanjutnya, dipantau apakah masyarakat sudah memahami dan menaati Peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang-undangan tersebut. Dari hasil pemantauan dapat diketahui sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan daerah, peraturan kepala daerah serta peraturan perundang- undangan dikenakan operasi non yustisi, yaitu diberikan pembinaan dan teguran disertai berita acara dan pernyataan untuk tidak mengulangi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. Terhadap pelanggar peraturan perundang-undangan, tindakan ditingkatkan menjadi operasi yustisi, yaitu bagi masyarakat yang melanggar peraturan perundang-undangan diproses secara hukum.
Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan fungsi dan tugasnya maka akan sangat strategis apabila untuk merealisasikan visi lebih menitikberatkan pada peningkatan kualitas hasil yang berupa bahan kebijakan di bidang ketenteraman dan ketertiban umum, sehingga pimpinan pemerintah daerah dapat mengambil kebijakannya secara cepat, tepat dan benar. Hal ini tidak mudah, sebab harus didukung oleh sumberdaya manusia, keuangan, sarana, parasarana, teknologi dan kebijakan yang kontinyu dan konsisten. Meski demikian, peningkatan kualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam
674 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
penetapan misi organisasi. Tanpa efektifitas, efesiensi, keunggulan, inovasi, prestasi kerja tinggi tak akan tercapai.
Berdasarkan pertimbangan di atas dan sasaran yang ingin dicapai Satuan Polisi pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta maka kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut:
B. Meningkatkan kualitas pelayanan internal Satuan Polisi Pamong Praja;
C. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
D. Meningkatkan pengendalian ketenteraman dan ketertiban umum;
E. Meningkatkan operasional pencegahan gejolak sosial masyarakat;
F. Meningkatkan pengamanan aset Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;
G. Meningkatkan kualitas pengawalan gubernur, wakil gubernur dan tamu daerah;
H. Meningkatkan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu permasalahan/hambatan internal dan permasalahan/hambatan eksternal.
1. Permasalahan Internal
a. Terbatasnya SDM yang dimiliki oleh Anggota Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di bidang administrasi maupun petugas lapangan, baik kualitatif maupun kuantitatif, serta banyaknya anggota pol pp yang usianya sudah di atas 45 tahun sehingga mempengaruhi kinerja pegawai.
b. Terbatasnya sarana dan prasana yang dimiliki dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi.
c. Lemahnya koordinasi dengan instansi terkait, baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota dikarenakan tingkat eselonisasi organisasi tidak sesuai.
2. Permasalahan Eksternal
a) Gangguan Kamtibmas dan kerawanan sosial yang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung mengalami
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 675
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
penurunan, namun modus kejahatan semakin berkembang. Di samping itu, kontrol sosial yang semakin rendah juga menjadikan kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas dan kerawanan sosial.
b) Dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Perundangan lainnya diperlukan peningkatan pemberdayaan PPNS.
c) Terdapat Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang perlu dilakukan perubahan atau penyempurnaan karena tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini, khususnya yang menyangkut sanksi pidana dan besaran denda.
d) Permasalahan wilayah perbatasan dalam bidang penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, perjudian dan miras.
Solusi
1. Meningkatkan sinergitas antara unsur Kepolisian RI, TNI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta, dan unsur terkait lainnya dalam mengatasi tindakan kriminal.
2. Perlunya peningkatan koordinasi dan dilaksanakannya bimtek, coaching clinic , diklat PPNS.
3. Pencermatan dan pengkajian ulang Perda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.
4. Koordinasi dan operasi bersama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.
H. TUGAS-TUGAS UMUM PEMERINTAHAN LAINNYA YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH
H.1 E-PROCUREMENT
Untuk menanggulangi resiko tindak pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, Pemerintah Republik Indonesia membangun sistem pengadaan dengan metode pengadaan secara elektronik atau e-Procurement. Inisiasi dari e-Procurement
676 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
dimulai dengan implementasi e-government procurement (EGP) di Indonesia melalui regulasi Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 (Keppres 80/2003) yang mengatur tentang pengadaan barang/jasa pemerintah. Secara eksplisit Keppres 80/2003 mengijinkan proses pengadaan
instansi mulai mengembangkan sistem EGP masing-masing.
Sistem Pengadaan e-Procurement Nasional yang diberi nama Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dimulai pada tahun 2006- 2008. Sistem ini dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa-Bappenas pada tahun 2006, sesuai Inpres nomor
5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Pada tahun 2007 telah dimulai pelelangan secara elektronik melalui LPSE oleh Bappenas dan Departemen Pendidikan Nasional.
Pada Desember 2007, Presiden mengeluarkan Keppres Nomor 106 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Lembaga ini merupakan pemekaran Pusat Pengadaan yang sebelumnya berada di Bappenas. Dengan adanya Keppres ini, seluruh tugas menyangkut kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah menjadi tanggung jawab LKPP, termasuk di dalamnya pengembangan dan implementasi electronic government procurement.
Penguatan pelaksanaan e-procurement didukung dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (Perpres 54/2010) sebagai pengganti Keppres 80/2003 yang lebih tegas dan jelas mengatur pelaksanaan pengadaan secara elektronik. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tersebut kemudian diubah sebanyak 2 (dua) kali dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 (Perpres 35/2011) dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Perpres 70/2012). Perubahan melalui Perpres 70/2012 di antaranya mengetengahkan penguatan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik (e-catalogue) sebagai bagian dari sistem e- procurement yang terminologinya disebut e-purchasing. Praktik e-purchasing di antaranya digunakan untuk penunjukkan langsung kendaraan bermotor yang telah melaksanakan kontrak payung (framework contract) dengan LKPP dengan harga dan spesifikasi yang memenuhi ketentuan Government Sales Operational (GSO). Sistem e-purchasing tersebut akan dikembangkan LKPP hingga ruang lingkup barang/jasa lain seperti obat, alat kesehatan, alat pertanian, jasa layanan internet, alat tulis kantor, dan barang-barang teknologi informasi.
Terobosan Pemerintah dalam rangka menggalakkan implementasi e-procurement semakin gencar sejak diterbitkannya Instruksi Presiden nomor 17 tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 677
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Korupsi Tahun 2012 (Inpres 17/2011) pada 19 Desember 2011 yang ditujukan kepada Pimpinan Kementerian /Lembaga /Daerah/ dan Institusi lainnya (K/L/D/I). Terbitnya Inpres 17/2011 tersebut mempengaruhi pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah sebagai bagian dari Strategi Pencegahan KKN. Salah satu rencana aksi sebagai
bagian Strategi Pencegahan tersebut adalah “Pelaksanaan trasparansi
proses Pengadaan Publik Pemerintah.” Sasaran Inpres 17/2011 adalah APBN K/L/D/I Tahun 2012 dengan proporsi 75% dan APBD tahun 2012 dengan proporsi 40% belanja Pemda (Prov./ Kab/ Kota) yang dipergunakan untuk pengadaan barang/ jasa wajib menggunakan SPSE melalui LPSE sendiri atau terdekat. Tahun 2012 merupakan era optimalisasi e-procurement sebagai metode mutakhir dalam pengadaan barang/jasa yang bersih dan akuntabel serta mulai menggeser paradigma pengadaan barang/jasa manual konvensional yang rentan KKN.
Perkembangan LPSE Provinsi DIY: 2008 - 2012
Perkembangan LPSE di daerah (provinsi/kabupaten/kota) jauh lebih cepat dibandingkan pemerintah pusat karena melakukan pendirian dengan inisiatif sendiri. Wilayah Provinsi DIY merintis melalui Pemerintah Kota Yogyakarta yang melakukan lelang elektronik perdana pada bulan Agustus 2008 setelah sebelumnya meluncurkan LPSE pada bulan Juli 2008. Sedangkan Pemda DIY, dengan dukungan dari Kemitraan, meluncurkan LPSE pada 12 November 2008. Peluncuran LPSE DIY
Nota Kesepahaman 005/MOU/KA/XI/2008 | Nomor 15/KSP/XI/2008 antara LKPP RI dan Pemerintah Provinsi DIY pada 11 November 2008. Pendirian LPSE DIY memiliki dasar pelaksanaan berupa Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di Lingkungan Provinsi DIY.
ditandai
dengan penandatanganan
LPSE DIY kemudian bekerja sama dengan Kabupaten di wilayah DIY untuk mendirikan LPSE dan mengimplementasikan pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-Procurement). Sebagai hasilnya, 4 (empat) Kabupaten di DIY, yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, Bantul, dan Sleman telah berhasil mendirikan LPSE, masing-masing dalam kurun waktu 2009- 2010. LPSE Provinsi DIY membawahi tiga agency LPSE, yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul. Sedangkan LPSE Kabupaten Sleman berdiri sebagai organisasi sendiri.
Atas perannya tersebut, LPSE Provinsi DIY dianugerahi Penghargaan LPSE Motivator dari LKPP RI pada Rapat Koordinasi Nasional LPSE ke-6 tahun 2011 di Jakarta. Penghargaan tersebut
678 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
dianugerahkan kepada LPSE Provinsi DIY karena telah berpartisipasi aktif mendorong implementasi total e-Procurement di Provinsi DIY. Penghargaan tersebut tentu memotivasi LPSE di Provinsi DIY untuk membantu perwujudan tata pemerintahan yang baik (good governance), meningkatkan akuntabilitas dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN dari aspek pengadaan barang/ jasa pemerintah. Dalam perkembangan terakhir pada tahun 2011 telah berdiri pula LPSE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta melengkapi keberadaaan LPSE di DIY dari lingkungan universitas/akademik.
Secara kuantitas paket lelang elektronik dengan sumber pembiayaan dari APBN dan APBD meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, terdapat 24.475 paket pengadaan barang/jasa berhasil dilelangkan dengan total pagu lelang Rp.53,2 triliun. Pada tahun 2012, terjadi peningkatan tajam dengan total pagu lelang sebanyak 90.437 paket pengadaan barang/jasa dengan nilai Rp.148,8 triliun. Efisiensi anggaran negara yang dihasilkan pada tahun 2011 sebesar Rp.4,4 triliun (11,72%). Sedang untuk tahun 2012, telah dihasilkan efisiensi lebih dari Rp13,025 triliun atau 10,92%. Efisiensi tersebut dapat mencerminkan sebagian keberhasilan pelaksanaan layanan LPSE. Dalam pengembangan LPSE, LKPP juga bermitra dengan Lembaga Sandi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
LPSE Provinsi DIY pada tahun 2012 telah melelangkan 572 paket dengan nilai total Rp.587 miliar. Dari jumlah tersebut, 333 paket senilai Rp.380,783 miliar berasal dari pelelangan pada SKPD Provinsi DIY, baik yang dibiayai melalui APBD maupun APBN. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 LPSE Provinsi DIY melelangkan paket pengadaan sebanyak 2 paket uji coba senilai Rp.548 juta, tahun 2009 terdapat 26 paket senilai Rp.10,58 miliar, dan tahun 2010 sebanyak 87 paket lelang senilai Rp.53,6 miliar. Pada tahun 2011 LPSE Provinsi DIY telah melelangkan 290 paket total pagu sebesar Rp.307,9 miliar. Total paket pengadaan Eprocurement hingga tahun 2012 sebesar 977 paket dengan pagu total Rp959 Miliar atau hampir Rp1 Triliun.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 679
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Jumlah Paket Pengadaan Eprocurement
TA 2008-2012
(dalam satuan paket)
Sumber data: LKPP (diolah)
Gambar VI.3 Grafik Perkembangan Paket Pengadaan dari Tahun 2008- 2012 (dalam satuan paket)
Sumber data: LKPP (diolah)
Gambar VI.4 Grafik Perkembangan Pagu Pengadaan dari Tahun 2008- 2012 (dalam juta rupiah)
680 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Proporsi besaran nilai pelelangan pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBD Provinsi DIY yang menggunakan sistem e- Procurement pada LPSE Provinsi DIY dibandingkan dengan nilai total APBD yang dipergunakan untuk pengadaan barang/jasa adalah 0,11 % pada tahun 2008, 1,63% pada tahun 2009, 3,02 % pada tahun 2010, dan 21,7% pada tahun 2011. Proporsi tersebut terus naik mencapai 41,60% pada tahun 2012. Sebagian besar belanja modal APBD DIY tahun 2012 dibelanjakan dengan e-procurement, yaitu sebesar 85,8%. Hal tersebut tidak lepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi DIY yang berusaha mendorong implementasi e-Procurement untuk mengoptimalisasi realisasi APBD pada tahun berjalan.
proporsi Eproc APBD (%)
Sumber data: LKPP, LPSE DIY (diolah)
Gambar VI.5 Grafik Proporsi Eprocurement dalam APBD DIY (2008- 2012; dalam %)
Pada tahun 2009 dan 2010 Gubernur DIY mengeluarkan surat edaran kepada SKPD untuk meningkatkan jumlah paket yang dilelangkan secara elektronik, minimal 1 paket pekerjaan dari total anggaran belanja pada masing-masing SKPD. Walaupun pada tahun 2011 Gubernur DIY tidak mengeluarkan Surat Edaran untuk mendorong pelelangan elektronik, namun telah terbangun kesadaran dan inisiatif SKPD setelah diberikan himbauan, sosialisasi dan pelatihan yang berkesinambungan sejak 2008 hingga 2010. Terlebih lagi, diundangkannya
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 681
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah semakin mendorong Pemda DIY untuk meningkatkan pelaksanaan pengadaan secara elektronik.
Semangat Pemda DIY dalam menciptakan pemerintahan yang bersih, utamanya pada aspek pengadaan barang/jasa pemerintah yang akuntabel, kompetitif dan bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme melalui pelaksanaan e-procurement, memperoleh dasar yang lebih kuat dengan dikeluarkannya Inpres 17/2011. Utamanya terkait target minimum 40% dari total APBD Provinsi/ Kab/ Kota yang dipergunakan untuk
total APBN Kementerian/Lembaga/Institusi lainnya (K/L/I) pada tahun anggaran 2012 untuk dilelang melalui e-procurement..
Pada tahun 2012, selain melayani SKPD Provinsi DIY, LPSE Provinsi DIY juga melayani 1 Kabupaten, yaitu Kabupaten Gunungkidul dan 30 sub admin agency dari (K/L/I). Pada kurun waktu sebelumnya, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, LPSE Provinsi DIY melayani 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo (2009-2011), Kabupaten Gunungkidul (2009- sekarang) dan Kabupaten Bantul (2010-2011). Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul melaksanakan pengadaan secara elektronik melalui LPSE secara mandiri sejak tahun 2012.
Sejumlah 32 sub admin agency (2012) dari K/L/I, menurut data LPSE Provinsi DIY Desember 2012, antara lain:
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPK RI;
2. BP2 GAKI Magelang;
3. Politeknik Kesehatan KEMENKES Yogyakarta;
4. Balai Standardisasi Metrologi Legal Regional II;
5. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo;
6. Universitas Pembangunan Nasional "VETERAN" Yogyakarta;
7. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian;
8. Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta;
9. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi DIY;
10. Balai Konservasi Peninggalan Borobudur;
11. Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Resor Sleman;
12. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY;
13. Direktorat SABHARA POLDA DIY;
14. Direktorat Reskrimum POLDA DIY;
15. Biro Sarpras POLDA DIY;
16. Satbrimobda DIY;
17. Biddokkes Polda DIY;
682 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
18. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta;
19. UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia-LIPI;
20. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional;
21. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DI. Yogyakarta;
22. Badan Pemeriksa Keuangan;
23. Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Yogyakarta;
24. Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta;
25. Badan Pusat Statistik Provinsi DIY;
26. Satker Pengembangan LLAJ DIY;
27. Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta;
28. Sekolah Polisi Negara SELOPAMIORO;
29. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V;
30. Balai Besar Kerajinan dan Batik
31. Kementerian Lingkungan Hidup Republik; Indonesia Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa;
32. Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik. Adapun jumlah grup/kelompok kepanitiaan yang melaksanakan e-
procurement melalui LPSE DIY dalam kurun waktu tahun 2008 –2012 cenderung meningkat. Dari total 1425 grup panitia berturut-turut tahun 2012 adalah yang tertinggi sebanyak 552, tahun 2011 sebanyak 541, tahun 2010 sebanyak 239, tahun 2009 sebanyak 88 dan terendah pada tahun 2008 sebanyak 5.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 683
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Panitia Pengadaan Pengguna Eprocurement TA 2008-2012
(satuan grup kepantiaan)
Sumber data: LKPP, LPSE DIY (diolah)
Gambar VI.6 Grafik e-Procurement dari Tahun 2008-2012 (Satuan Grup Kepanitiaan)
Antusiasme mengikuti e-Procurement juga terjadi pada penyedia barang/jasa yang mendaftarkan dirinya untuk mengakses LPSE. Hal tersebut tercermin dari perkembangan registrasi rekanan yang terus meningkat. Pada tahun 2012 terdapat 5.043 perusahaan/rekanan yang telah melakukan registrasi online dan 4.230 perusahaan rekan telah terverifikasi dan mendapatkan akses menggunakan program aplikasi LPSE Provinsi DIY. Proses registrasi ini kemudian menjadi lebih mudah diakses di seluruh Indonesia, dengan dibukanya Agregasi Data Penyedia (ADP) bagi perusahaan yang mendaftar pada 414 LPSE di seluruh Indonesia. Dengan fasilitas ADP, sistem pada LPSE Provinsi DIY dapat melayani lebih banyak perusahaan dari Provinsi DIY maupun dari luar Provinsi DIY.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna SPSE baik Pemerintah maupun Penyedia Barang/Jasa, LPSE Provinsi DIY menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan setiap tahun sejak tahun 2008. Adapun sasaran sosialisasi dan pelatihan antara lain bagi Penyedia Barang/Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia Pengadaan, Administrator Agency , Verifikator, Helpdesk, dan Auditor. Penyelenggaraan
684 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
sosialisasi dan pelatihan LPSE Provinsi DIY, bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan lembaga nonpemerintah lainnya. Sebagai contoh,
pemerintah, dalam menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan E-Audit bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) LPSE Provinsi DIY bekerja sama dengan LKPP RI. Adapun APIP yang diundang antara lain Inspektorat Provinsi DIY, Inspektorat Kabupaten/Kota dan BPKP. Dengan lembaga nonpemerintah, LPSE Provinsi DIY bekerjasama dengan Kemitraan, menyelenggarakan pelatihan dalam rangka mendirikan LPSE Kabupaten Sleman. Sedangkan kerjasama dengan Proyek SCBD-P dilakukan dalam pelaksanaan Pelatihan e-Procurement untuk Pejabat Eselon IV di Lingkungan Pemda DIY.
Tantangan Implementasi e-Procurement
1. Penataan Organisasi Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 mengamanatkan agar e- Procurement diterapkan sebagian/seluruhnya paling lambat tahun 2012. Hal ini menuntut kesiapan semua pihak. Pada saat yang sama, pelayanan kepada para penyedia dan panitia dan PPK belum optimal, karena gugus tugas pelaksana LPSE masih terfokus pada pekerjaan
yang menjadi tugas pokok dan fungsi yang bersangkutan. Diharapkan penataan organisasi LPSE dan Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) dapat dilakukan sebelum tahun 2014, sehingga dapat mengatasi masalah tersebut. Penataan organisasi tersebut sesuai dengan amanat Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 dan Peraturan Kepala LKPP RI Nomor 2 Tahun 2010 tentang LPSE.
Langkah maju sebagai solusi telah dilakukan pada tahun 2013, yaitu dengan berpindahnya LPSE DIY dari Bappeda DIY ke Dishubkominfo DIY. Perpindahan tersebut dilakukan dengan pertimbangan ketugasan dari LPSE memiliki titik berat pada layanan berbasis teknologi informasi pada Bidang Layanan Teknologi dan Manajemen Informasi, Dishubkominfo DIY. Solusi keterbatasan SDM telah dicoba ditanggulangi dengan melakukan rekruitmen tenaga bantu Non-PNS untuk membantu pelayanan helpdesk dan verifikasi sejumlah 3 orang.
Solusi lain yang akan diupayakan Pemerintah Daerah DIY adalah membentuk ULP sebelum tenggat akhir tahun 2014 yang tinggal 1 tahun lagi. Hal ini dilakukan agar pelayanan pengadaan barang/jasa dapat lebih optimal.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 685
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
2. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi dan Tata Cara e-Procurement. Pelaksanaan e-Procurement yang telah diatur oleh Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010, Peraturan Kepala LKPP RI nomor 1 tahun 2010 tentang Tata Cara E-Tendering dan Peraturan Gubernur nomor 27 tahun 2008 belum sepenuhnya dipahami oleh para pengguna layanan
SPSE. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kesalahan (error) dan atau kesalahpahaman dalam pelaksanaan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, LPSE Provinsi DIY perlu melakukan sosialisasi dan fasilitasi e-procurement
terjadi peningkatan kesepahaman dalam rangka menciptakan kondisi pengadaan barang/jasa yang kompetitif, akuntabel dan kredibel.
berkesinambungan
agar
3. Kapasitas Layanan dan Infrastruktur Bertambahnya jumlah pengguna yang terdaftar dan terjadinya perluasan akses, berpotensi menyebabkan kemacetan jaringan dan aplikasi sehingga akan menghambat pelaksanaan pelelangan dan menurunkan kepuasan pengguna layanan. Oleh karena itu, LPSE Provinsi DIY perlu meningkatkan kapasitas layanannya agar
memenuhi harapan pengguna. Pada Triwulan IV 2011 LPSE Provinsi DIY telah melakukan pengadaan infrastruktur baru berupa Mainframe Server dan Server Option Storage untuk mengantisipasi kenaikan kapasitas penggunaan pada tahun 2012. Hingga akhir tahun 2012 keluhan terhadap layanan akibat macetnya sistem dapat diatasi. Langkah yang perlu dilakukan pada tahun berikutnya adalah memastikan pasokan listrik dengan pengadaan generator set untuk mendukung kelangsungan layanan pada data center/ ruang server selama 24 Jam nonstop. Macetnya layanan LPSE pada tahun 2012 lebih banyak terjadi karena matinya listrik PLN.
4. Forum LPSE se-DIY Tuntutan peningkatan kapasitas layanan dan kesepahaman pelayanan LPSE di DIY menuju pasar pengadaan nasional menumbuhkan kesadaran para pengelola LPSE se-DIY untuk membentuk Forum Komunikasi LPSE se-DIY yang berjalan sejak tahun 2010. Melalui forum ini para pengelola LPSE dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, termasuk kendala yang dihadapi, sehingga muncul kesepakatan-kesepakatan dalam pengelolaan LPSE. Namun demikian ada kendala ketika kesepakatan-kesepakatan yang dicapai akan dituangkan dalam dokumen formal yang mengikat anggota karena Forum Komunikasi tersebut bersifat informal.
686 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
5. Terbitnya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013: e-procurement 100% Diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013 sebagai pembaharuan dari Inpres 17/2011 merupakan tantangan baru bagi Pemerintah Daerah DIY pada tahun 2013. Sasaran Inpres 17/2011 untuk APBD tahun 2012 berupa keharusan melaksanakan e- procurement 40% belanja Pemda (Prov./Kab/Kota) yang dipergunakan untuk pengadaan barang/jasa ditingkatkan menjadi 100% pada APBD tahun 2013. Tentunya perlu komitmen dan tindak lanjut bersama dari seluruh unsur Pemda dan pemangku kepentingan untuk mencapai target tersebut.
H.2 TRANS JOGJA
Trans Jogja merupakan salah satu bentuk layanan kepada masyarakat yang berwujud ketersediaan sarana angkutan umum yang terjangkau serta memperhatikan faktor keselamatan, kenyamanan dan keamanan dalam layanannya. Keberadaan Trans Jogja didasari karena adanya keluhan terhadap kondisi angkutan perkotaan yang ada pada saat itu, sehingga pada bulan Februari tahun 2008, Trans Jogja mulai dioperasikan dengan konsep dasar layanan buy the service. Konsep layanan buy the service ini dimaksudkan bahwa pemerintah yang akan menanggung segala kerugian yang timbul karena adanya pengoperasian angkutan umum. Pihak operator dibayar oleh pemerintah untuk menyediakan layanan angkutan umum yang sesuai dengan standar pelayanan minimum (spm) yang telah disepakati dan mereka akan dikenakan denda jika melanggar kesepakatan tersebut. Pendapatan dari hasil pengoperasian Trans Jogja menjadi pendapatan milik pemerintah dan pemerintah pula yang menentukan harga tiket, sehingga Trans Jogja dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat.
Keberadaan Trans Jogja dalam mendukung pergerakan dan mobilitas orang di Perkotaan Yogyakarta, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah melalui kemudahan akses dan kemudahan perpindahan orang antarwilayah di Perkotaan Yogyakarta. Keberadaan Trans Jogja juga diharapkan dapat mengurangi problem lalu lintas di perkotaan Yogyakarta. Tingginya pemakaian kendaraan bermotor dan kurangnya penggunaan angkutan umum menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan bagi pergerakan lalulintas yang akan berdampak pada timbulnya kemacetan lalu lintas.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 687
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Kegiatan yang Dilakukan
Untuk mendukung pengoperasian layanan Angkutan Umum Buy The Service , Pemerintah Daerah DIY telah menyediakan anggaran APBD Tahun Anggaran 2012 melalui kegiatan berikut ini.
a. Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Angkutan Umum Buy The Service dengan anggaran sebesar Rp40.850.163.991,00. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk pembayaran BOK (biaya operasional kendaraan)
Rp26.759.828.850,00 dan honorarium tenaga kerja halte sebesar Rp12.983.843.996,00.
sebesar
b. Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan fasilitas Angkutan Umum Buy The Service dengan anggaran Rp776.779.870,00 yang digunakan untuk belanja pemeliharaan fasilitas pendukung Trans Jogja berupa. Kegiatan rehabilitasi meliputi:
- Pemeliharaan Mesin Tiket SMTS; - Pemeliharaan dan Perawatan Halte ;
- Pemeliharaan Jalan Akses sekitar Halte.
c. Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Bus Trans Jogja dengan anggaran Rp2.767.156.442,00. Dana tersebut digunakan untuk belanja modal, berupa:
- Pengadaan Kendaraan Penarik Halte 1 unit; - Pengadaan Alat Komunikasi HT 19 unit;
- Pengadaan Halte Portable 20 unit; - Pengadaan dan Pemasangan Mesin Tiket SMTS On Bus 54 unit; - Pengadaan dan Pemasangan Kursi Tunggu Penumpang 43 unit; - Pengadaan dan Pemasangan Sandaran Sepeda Penumpang Bus
Trans Jogja 2 unit; - Pembangunan Pengembangan Halte 5 unit; - Pengadaan Meja Kursi Penjaga Halte 100 buah.
d. Kegiatan Evaluasi Kinerja Trans Jogja dengan anggaran sebesar Rp149.999.900,00 yang digunakan untuk kegiatan swakelola dalam rangka Evaluasi Kinerja Trans Jogja. 473957000 (retribusi terminal).
Kondisi Eksisting Operasional Trans Jogja
688 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Pada tahun 2012 target pendapatan dari tiket Trans Jogja sebesar Rp23.000.000.000,00. Namun, akibat 20 bus bantuan baru belum dapat dioperasikan, target pendapatan berubah melalui anggaran perubahan menjadi Rp17.000.000.000,00. Realisasi pendapatan Trans Jogja tahun 2012 mencapai Rp17.407.646.993,80, dengan mengangkut penumpang sebanyak 6.382.802 orang.
Pembayaran untuk Pengoperasian Trans Jogja (Pembayaran BOK) pada realisasi tahun 2012 adalah sebesar Rp23.901.993.532,00, dengan dana yang dialokasikan untuk BOK sebesar Rp26.759.828.850,00. Dengan demikian terdapat sisa dana sebesar Rp2.857.835.318,00. Besaran dana sisa tersebut selanjutnya dikurangi untuk pembayaran biaya retribusi terminal sebesar Rp473.957.000,00, sehingga sisa dana menjadi Rp2.383.878.318,00. Ditambah dengan dana penyusutan sebesar Rp1.059.442.163,39 maka total dana yang tersisa adalah sebesar Rp3.443.320.481,39.
Dengan pendapatan sebesar Rp17.407.646.993,80 dan pembayaran BOK sebesar Rp23.901.993.532,00, maka besaran nilai subsidi menjadi sebesar Rp6.494.346.538,20 atau 27% dari total BOK. Nilai subsidi ini turun dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 29,32% di tahun 2011.
Pendapatan Trans Jogja dari tahun 2009 hingga tahun 2012 cenderung mengalami kenaikan, dari Rp15,30 Milyar pada tahun 2009 menjadi Rp17,41 Milyar pada tahun 2012. Sebaliknya, subsidi dari Pemerintah DIY pada kurun waktu yang sama trennya cendurung menurun, dimana pada tahun 2009 besaran subsidi sebesar Rp11,50 Milyar sementara pada tahun 2012 turun menjadi Rp5,43 Milyar. Semenyata itu, jumlah penumpang yang memanfaatkan jasa layanan Trans Jogja mengalami kenaikan, yakni dari 5,12 juta penumpang pada tahun 2009 menjadi 6,38 juta penumpang pada tahun 2012.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 689
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
2012 jumlah pendapatan (Milyar Rp)
jumlah subsidi (Milyar Rp) jumlah penumpang (Juta)
Gambar VI.7 Perkembangan Pendapatan, Subsidi dan Jumlah Penumpang Trans Jogja, 2009-2012
Operasional Trans Jogja didukung oleh unsur-unsur berikut:
a. Armada bus ukuran sedang sebanyak 54 unit terdiri dari 34 bus milik Operator PT JTT dan 20 bus dari Pemerintah DIY;
b. Fasilitas halte sebanyak 112 unit terdiri dari 36 halte yang dibangun oleh Pemerintah Kota dan 76 halte yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi. Halte-halte tersebut tersebar pada 8 jalur, yaitu 1A/B, 2 A/B, 3 A/B dan 4 A/B. Petugas halte sebanyak 740 orang, terdiri atas petugas TGA (Tiketing dan Gate Acces) sebanyak 586 orang dan 154 penjaga malam halte;
c. 30 unit halte portable yang telah dibuat dan telah terpasang;
d. 1 unit Halte Mobile yang berfungsi untuk menggantikan halte yang tertutup oleh penutupan jalan atau dalam keadaan darurat;
e. 8 unit Bike Rack atau rak sepeda yang terpasang di 8 unit Bus Trans Jogja;
f. 2 titik Park and Ride, yang berada di Terminal Prambanan dan Taman parkir Ngabean;
g. 51 alat komunikasi HT yang terbagi di semua petugas POS sebagai alat koordinasi;
h. 54 SMTS On Bus yang terpasang di 54 bus;
i. 43 unit kursi tunggu penumpang yang dipasang di 43 halte; j. 1 unit kendaraan penari halte yang berfungsi untuk menarik halte mobile; k. 2 unit sandaran sepeda penumpang bus Trans Jogja yang dipasang di halte Bina Marga dan Halte Instiper;
690 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
l. 5 unit pengembangan halte yang diperluas areanya karena penumpang cukup ramai, yaitu halte Bandara Adisucipto, halte Giwangan, halte Terminal Jombor, halte RS. Yap, dan halte SMP 5;
m. 100 buah meja dan kursi penjaga halte yang tersebar di 100 halte; n. Awak kendaraan yang berjumlah 260 orang, terdiri atas 129
pramudi dan 131 pramugara/i.
Permasalahan Operasional Trans Jogja
1. Perjanjian kerjasama antara Pemerintah DIY dengan PT. Jogja Tugu Trans yang belum mencerminkan adanya kesetaraan kedua belah pihak.
2. Pengendalian internal SKPD terhadap operasional bus Trans Jogja belum optimal.
3. Time Table Operasional Bus Trans Jogja sering tidak terpenuhi atau cenderung terlambat. Keterlambatan disebabkan oleh padatnya arus lalu-lintas pada ruas jalan yang dilalui oleh rute Trans Jogja. Hal ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat pengguna bus Trans Jogja karena interval jarak antar bus menjadi semakin panjang dan berpengaruh pada waktu tunggu kedatangan bus yang bertambah lama.
4. Untuk pelayanan jalur 4A dan 4B, belum dapat direalisasikan karena operasional bus bantuan sebanyak 20 bus dari Kementerian Perhubungan masih dalam proses administrasi perubahan TNKB dari plat merah menjadi plat kuning.
Solusi
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk penyelesaian permasalahan di atas antara lain sebagai berikut:
1. Perlu segera dilakukan perubahan klausul-klausul dalam Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi DIY dengan PT. Jogja Tugu Trans Nomor 4/Perj/Gub/II/2008 tanggal 6 Februari 2008 tentang Pengelolaan Sistem Pelayanan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum Wilayah Perkotaan dengan Sistem Buy The Service di Provinsi DIY.
2. Mekanisme pengelolaan keuangan pembayaran BOK harus dilakukan sesuai dengan mekanisme baku dalam pengajuan pembayaran BOK.
3. Dukungan manajemen lalu lintas dan penerapan bus priority di beberapa titik tertentu, sehingga operasional bus Trans Jogja dapat
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 691
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
berjalan lancar dan dapat mencapai batasan waktu tunggu penumpang seperti yang diharapkan;
4. Mempercepat proses administrasi perubahan TNKB bus bantuan, sehingga dapat segera dioperasionalkan.
H.3 KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID)
Lembaga Penyiaran Indonesia sebagai media komunikasi massa mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi yang memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol selain sebagai perekat sosial.
Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selama ini dikenal mempunyai predikat sebagai destinasi budaya dan destinasi pendidikan, wajib memiliki filter untuk menjaga kelestariannya dari pencemaran pengaruh negatif budaya asing yang masuk melalui berbagai media, termasuk lembaga penyiaran. Pemerintah Daerah melakukan pembinaan terhadap lembaga-lembaga Penyiaran yang berada di DIY agar terus berkembang tanpa meninggalkan koridor yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Komisi Penyiaran Independen Daerah, yang salah satu tugasnya adalah menjaga agar masyarakat mendapatkan informasi yang layak, menjadi benteng untuk membendung pencemaran budaya asing.
Dalam mengemban tugasnya, KPID akan dihadapkan pada dua tugas dua sisi yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, dalam rangka melindungi masyarakat, KPID harus memberikan sanksi tegas kepada lembaga penyiaran yang melanggar peraturan. Di sisi lain, KPID harus membina dan memberikan perlindungan hukum agar lembaga penyiaran di DIY dapat tumbuh berkembang dengan sehat sehingga dapat mendorong timbulnya minat investor untuk mendirikan usaha penyiaran di DIY dan membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Tujuan
1. Terselenggarakannya Lembaga Penyiaran di DIY yang sesuai dengan standar Kelayakan Program Penyiaran baik dari segi managemen maupun kualitas materi yang disiarkan.
2. Terjaminnya masyarakat untuk mendapatkan informasi yang layak, sesuai dengan kaídah budaya dan agama.
692 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
3. Terjaminnya kepastian dan perlindungan hukum bagi Lembaga Penyiaran.
4. Terwujudnya materi siaran yang mendukung visi dan misi Provinsi DIY
Realisasi Kegiatan
1. Bidang Perijinan Pada tahun 2012 telah dilaksanakan proses perijinan sebagai
berikut:
a. Radio Siaran Swasta sebanyak 26 radio;
b. Radio Komunitas sebanyak 27 radio dan yang sudah mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) sementara ini berjumlah 3 radio komunitas;
c. Televisi Komunitas yang diproses sebanyak 3 TV dan yang sudah mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP), sementara 1 Televisi komunitas;
d. Televisi Swasta berjaringan sebanyak 10 TV dan sudah
mendapatkan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) sementara;
e. Kegiatan pertemuan melalui pelatihan Radio Komunitas 1 kali.
2. Bidang Pengawasan Isi Siaran
a. Pengaduan masyarakat terhadap isi siaran sebanyak 578 aduan dalam setahun berdasarkan program acara yang melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
b. Dari 578 aduan tersebut yang telah ditindak lanjuti 408 aduan.
c. Telah melaksanakan pemantauan dengan memasang kotak aduan di
5 SLTA di DIY.
3. Bidang Kelembagaan
a. Sosialisasi melalui televisi lokal (Jogja TV) dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan sebanyak 12 kali.
b. Sosialisasi melalui Radio (Istakalisa) dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan sebanyak 12 kali.
c. Melaksanakan sosialisasi/Literacy Media kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan LSM dan Mahasiswa KKN di wilayah DIY dan sekitartarnya sebanyak 32 kali.
d. Telah melaksanakan MoU dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta serta organisasi kemasyarakatan lainnya sebanyak 10 MoU.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 693
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
e. Kegiatan pertemuan melalui diskusi publik sebanyak 3 kali
f. Kegiatan pertemuan melalui Seminar 1 kali.
g. Kegiatan pertemuan melalui Workshop 1 kali
h. Kegiatan pertemuan melalui Lokakarya 1 kali.
i. Kegiatan pertemuan melalui Public Hearing 1 kali.
H.4 Komisi Informasi Daerah DIY Komisi Informasi (KI) DIY yang dalam SK pembentukannya adalah
Komisi Informasi Provinsi (KIP) DIY berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 227/KEP/2011 tentang Penetapan Anggota Komisi Informasi Provinsi DIY tgl 19 Oktober 2011 dan pengukuhan Anggota pada tgl 31 Oktober 2011.
KI DIY dibentuk sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adapun susunan pengurusnya pada periode pertama adalah:
Ketua: Siti Roswati Handayani, SH., MPA. Wakil Ketua: Drs. Sarworo Soeprapto, MSi. Bidang Kelembagaan: Dra. Istiatun Bidang Sosialisasi: Ir. J. Surat Djumadal Bidang Penyelesaian Sengketa: Dewi Amanatun, SIP, MPA
Visi dan Misi yang dimiliki KI DIY adalah “Menjadi Lembaga yang mandiri, Profesional dan Pengawal Budaya Keterbukaan Informasi Publik di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Untuk mencapai visi yang ditetapkan, KI DIY memiliki beberapa misi, yaitu:
1. Menyelesaikan Sengketa Informasi publik dengan cepat, tepat dan mudah;
2. Mendorong adanya Keterbukaan Informasi pada Badan Publik di wilayah DIY agar lebih Peka dan Responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua pihak;
3. Mendorong dan membangkitkan inisiatif masyarakat untuk mengakses informasi publik dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat;
694 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
4. Mewujudkan lembaga yang mandiri, transparan, adil, non diskriminatif, kredibel dan akuntabel dalam penyelesaian sengketa informasi.
Tugas dan Kewenangan Komisi Informasi DIY Sesuai dengan Tugas dan kewenangan yang dimiliki berdasarkan
Undang-Undang, KI DIY memiliki tugas menerima, memeriksa dan memutuskan sengketa informasi publik di daerah melalui mediasi dan/atau ajudikasi informasi. Sedangkan kewenangannya meliputi:
1. Memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa;
2. Meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh badan publik terkait untuk mengambi Keputusan dalam upaya menyelesaikan sengketa informasi publik;
3. Meminta keterangan atau menghadirkan pejabat badan publik atau pihak yang terkait sebagai saksi dalam sengketa informasi publik;
4. Mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam ajudikasi non litigasi penyelesaian informasi publik;
5. Membuat Kode Etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat menilai kinerja KI DIY.
Hubungan Komisi Informasi Pusat dengan Komisi Informasi DIY Hubungan KI DIY dengan KI Pusat bersifat koordinatif.
Penyelesaian sengketa informasi melalui mediasi dan ajudikasi atas badan publik yang ada di wilayah DIY, untuk sengketa informasi atas badan publik yang ada di wilayah DIY diselesaikan oleh KI DIY.
Program dan Kegiatan Komisi Informasi DIY Sampai akhir Oktober tahun 2012, pengaduan sengketa informasi
yang masuk ke Komisi Informasi sebanyak 19 buah. Dari semua permohonan penyelesaian sengketa, tidak semua berlanjut ke tahap mediasi maupun ajudikasi, karena harus melengkapi prosedur administrasi. Pengaduan yang dapat diselesaikan melalui mediasi sebanyak 2 kasus dengan Pelapornya adalah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) sementara pihak Terlapornya adalah Partai Politik (Gerindra dan PKS). Satu kasus lain menjadikan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai pihak Terlapo, sedangkan pijak Pelapor adalah masyarakat. Kasus
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 695
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
diselesaikan dengan sidang ajudikasi, karena badan publik sebagai terlapor adalah lembaga vertikal, sehingga kasus disidangkan oleh KI Pusat dengan meminjam ruang sidang Pengadilan Tinggi DIY.
Fokus kegiatan lain yang dilakukan KI DIY adalah melakukan edukasi terhadap masyarakat maupun badan publik melalui sosialisasi mengenai keberadaan lembaga KI DIY dengan tugas dan kewenangannya, yang sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan lain yang pendukungnya.
H.5 LEMBAGA OMBUDSMAN DAERAH (LOD)
Eksistensi Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY dimaksudkan untuk dapat memberikan bantuan kepada setiap warga masyarakat memperoleh pelayanan yang baik, berkualitas, profesional dan proporsional dari Pemerintah Daerah. Laporan pengaduan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan daerah di DIY ditindaklanjuti melalui pemberian rekomendasi. Rekomendasi Perbaikan Pelayanan Publik di DIY selama Tahun 2012 yang telah dikeluarkan LOD DIY sebanyak 72, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel VI.8 Laporan Pengaduan Lembaga Ombudsman Daerah No
Laporan Pengaduan
1 Pengurusan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sleman
2 Respon Kepala Desa Terhadap Permohonan Penegasan Batas Desa Sendangrejo, Minggir, Sleman
3 Dugaan Intimidasi oleh Kepala SDN Keputran “A”
4 Pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman
5 Identitas Kependudukan Bagi Orang Yang Hidup Di Jalanan Di Kota Yogyakarta ditujukan kepada Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta
6 Kehadiran Kepala Bagian Sosial Di Kantor Pemerintah Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman
7 Kebijakan Pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ditujukan kepada Kepala Biro Administrasi Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta
8 Pemberhentian Siswa SD Muhammadiyah Kleco, Yogyakarta ditujukan kepada Kepala SD Muhammadiyah Kleco, Yogyakarta
696 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No
Laporan Pengaduan
9 Petugas Pemberi Pelayanan di Pemerintah Desa Banguntapan, Bantul ditujukan kepada Kepala Desa Banguntapan, Bantul
10 Kesalahan Identitas Sertifikat Tanah ditujukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul
11 Pelayanan Balik Nama Sertifikat Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul ditujukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul
12 Bantuan Biaya Kesehatan Bagi Warga Kota Yogyakarta Yang Tidak Memiliki Identitas ditujukan kepada Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta
13 Pelayanan Lurah Pasar Beringharjo Barat
14 Peserta e-KTP Yang Tidak Dapat Melakukan Proses Perekaman Data E-Ktp Pada Jadwal Yang Telah Ditentukan di Kantor Kecamatan Gamping, Sleman
15 Pelayanan Pertanahan di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman ditujukan kepada Pemerintah Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman
16 Program Layanan Rakyat Untuk Sertipikat Tanah (LARASITA) di Dusun Cikal, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul ditujukan kepada Kepala Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul dan Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul
17 Izin Warga Pembangunan Hotel Edelweis Di Samirono Baru ditujukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kota Yogyakarta
18 Bantuan Biaya Kesehatan Bagi Warga Di Kabupaten Sleman ditujukan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Sleman
19 Pembagian Hunian Sementara/Shelter Di Dusun Suruh, Argomulyo, Cangkringan, Sleman ditujukan kepada Kepala Dusun Bronggang Suruh, Argomulyo, Cangkringan, Sleman
20 Program Jatah Hidup Bagi Korban Erupsi Gunung Merapi ditujukan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Sleman
21 Pelayanan Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito
22 Program Pengerasan Lantai Di Dusun Ngepringan IV, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman ditujukan kepada Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman
23 Pelebaran Jalan Di Daerah Dusun Klonconan-Gabugan-Toino, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 697
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No
Laporan Pengaduan
Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman ditujukan kepada Kepala Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman
24 Akses Jalan di Sitisewu, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta ditujukan kepada Camat Gedongtengen, Yogyakarta; Lurah Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta; Ketua RW 01 Sitisewu, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta; Ketua RT
03 RW 01 Sitisewu, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta.
25 Pelayanan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sleman
26 Izin Usaha Di Kota Yogyakarta ditujukan kepada Kepala Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
27 Transparansi Biaya Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA) ditujukan kepada Kepala Dusun Grindang
28 Pemenuhan Hak Mantan Istri Pegawai Negeri Sipil (PNS) Akibat Perceraian Di Kabupaten Gunungkidul ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Gunungkidul; Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Gunungkidul; Kepala Sekolah Dasar (SD) Panggang I Gunungkidul
29 Penanganan Bencana Di Sungai Glundeng Gunung Kidul Oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Kidul ditujukan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung Kidul
30 Kelompok Usaha Bersama (Kube) Di Kota Yogyakarta ditujukan kepada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta
31 Pelayanan Pertanahan Di Desa Nomporejo, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo ditujukan kepada Pemerintah Desa Nomporejo, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo
32 Pelayanan Izin Gangguan Di Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Sleman
33 Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Di Kabupaten Sleman
34 Pengajuan Pinjaman Utang Ke Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
35 Pengajuan Pinjaman Utang Ke Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
36 Pelayanan Jaminan Persalinan Di Puskesmas Mergangsan, Kota Yogyakarta
37 Pungutan Dalam Program Ajudikasi Pertanahan Di Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
698 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No
Laporan Pengaduan
38 Pendataan Keluarga Miskin Pemegang Kartu Keluarga Miskin Di Kota Yogyakarta
39 Pelayanan Publik Di Dusun Sewugalur
40 Sertipikat Ganda ditujukan kepada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
41 Kebijakan Pembayaran Sekolah Di SMK YPKK 2 Sleman
42 Kebijakan Pembayaran Sekolah Di Madrasah Aliyah Negeri III Yogyakarta
43 Bidang Pertanahan Antara Manto Sutrisno Dengan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul
44 Bidang Kependudukan Di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
45 Bidang Transportasi Umum Antara Boniyem Dengan PT. Kereta Api Indonesia
46 Bidang Kesejahteraan Antara Susanto Dengan Ketua Rt 17, Dayakan, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta
47 Bidang Pendidikan Antara Warga Yang Meminta Identitasnya Dirahasiakan Dengan SMKN 1 Bantul
48 Bidang Perizinan Dan Pemenuhan Fasilitas Umum Dan Fasilitas Sosial Antara Warga Perumahan Nasional Bumi Guwosari Indah Dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul
49 Dalam Bidang Pendidikan Antara Supardi Dan Suwito Dengan SMA UII, Yogyakarta
50 Bidang Pertanahan Antara Bambang Purwoko Dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul
51 Dalam Bidang Perizinan Antara Susanto Dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dan Kepala Dinas Perizinan Kabupaten Kulon Progo
52 Bidang Kesehatan Antara Nurjayanto Dan Jiyanto Dengan Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan Kabupaten Sleman
53 Bidang Pelayanan Antara Albertus Sukriswanto Dengan Kepala Dusun Wijilan, Wijimulyo Kulon Progo Dan Eko Kintoyoko
54 Bidang Perizinan Pertambangan Antara Albertus Sukriswanto Dengan Kepala Dusun Wijilan
55 Bidang Bantuan Permodalan Antara Unit Pengelola Permodalan Kelompok Petani Kabupaten Gunungkidul Dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
56 Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan Antara Agus Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 699
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No
Laporan Pengaduan
Santoso Dengan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Bantul
57 Bidang Pendidikan Antara Tri Andaryani Dengan Sekolah Dasar Negeri 1 Jambidan Kabupaten Bantul
58 Bidang Kesehatan Antara Rennta Chrisdiana Dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Sleman
59 Bidang Pelayanan Kepegawaian Antara Heru Budi Santosa Dengan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta
60 Bidang Pelayanan Pendidikan Antara Riyanto Sobrun Dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
61 Bidang Kelistrikan Antara Lukman Djuliantoro Dengan Pt Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa Tengah Dan Yogyakarta Area Pelayanan Dan Jaringan (Pln Djty Apj) Yogyakarta
62 Bidang Pendidikan Antara Syamsuhadi Dengan Madrasah Aliyah Negeri Ii Yogyakarta
63 Bidang Perizinan Penambangan Tanah Urug (Galian C) Antara Aliansi Pemuda Peduli Lingkungan Wonolelo Dengan Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul
64 Bidang Kepegawaian Antara Asmawi Dengan Kepala Bagian Hukum Kabupaten Sleman Dan Kepala Bagian Pemerintah Desa Kabupaten Sleman
65 Bidang Pertanahan Antara Dewo Broto Dengan Pemerintah Desa Sinduadi Dan Tim Koordinasi Program Konsolidasi Tanah (Land Consolidation) Kabupaten Sleman
66 Bidang Kesejahteraan Sosial Antara Sumardi Dengan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Yogyakarta
67 Bidang Perizinan Antara Rahardhaniek S. Dengan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Dan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta
68 Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan Antara Erikson Hutagalung Dan Niken Ardila Dengan Pemerintah Desa Banyusoco, Playen, Gunung Kidul
69 Bidang Pertanahan Antara Heny Endro Susilowati Dengan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul
70 Bidang Jaminan Kesehatan Antara Ari Kurniawati Dengan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito
71 Bidang Pelayanan Pemerintahan Antara Heru Susanto Dengan Pemerintah Kabupaten Sleman
700 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
No
Laporan Pengaduan
72 Bidang Kesejahteraan Sosial Antara Nobertus Noeralim Dengan Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta Dan Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Yogyakarta
H.6 LEMBAGA OMBUDSMAN SWASTA (LOS)
Salah satu fungsi Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY adalah memberikan rekomendasi penyelenggaraan praktik badan usaha dan usaha informal yang beretika dan berkelanjutan untuk menjamin dan melindungi kepentingan masyarakat dari praktik penyimpangan usaha dan malpraktek bisnis. Sepanjang Tahun 2012, LOS DIY telah menghasilkan 36 Rekomendasi untuk Perbaikan Tata Kelola Usaha Beretika di DIY. Berikut adalah rincian ekomendasi yang telah dihasilkan.
Tabel VI.9 Rekomendasi Lembaga Ombudsman Swasta No
Rekomendasi ditujukan kepada
1 SMK Perindustrian Yogyakarta
2 Baituttamwil Tamzis
3 DPC Design
4 PT. ASA Land
5 Indogrosir Yogyakarta
6 UD Sengkati Jaya Bersaudara
7 PT. Asuransi Jiwasraya
8 Indomaret AMC
9 PT. Summit Oto Finance
10 PT. Sung Chang
11 PT Arofa Utama
12 PT. Anindya Mitra International
13 Mirota Kampus Terban
14 PT. Kharisma Eksport
15 PT. BPR Dana Mas Prima
16 The Rich Hotel
17 D-System
18 PT. Janu Putra Sejahtera
19 PT. Ludira Husada Tama
20 Artha Asia Finance
21 CV Karya Anugerah
22 PT. Commerce Finance
23 Bupati Sleman dan Kepala Dinas Pasar Sleman (Toko Mulia, DSM, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 701
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
No Rekomendasi ditujukan kepada
Purnama, Matahari)
24 PT Mahadana Asta Berjangka
25 Koperasi Sejahtera Bersama
26 Pimpinan CV. Rifani Tri Utama
27 Pimpinan First Finance
28 Pimpinan PT. Indosat Tbk.Yogyakarta
29 Pimpinan UP 45
34 PT. Perumnas Cab. Yogyakarta
35 PT. Oto Multiartha
36 WOM Finance
H.7 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) merupakan satu- satunya badan yang bertanggung jawab dalam menghimpun, membina, serta mengkoordinasikan seluruh olahraga prestasi yang ada di berbagai wilayah, sesuai dengan tingkatannya (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Koordinator Kecamatan).
KONI juga merupakan Komite Olimpiade Indonesia dengan mengacu pada Olympic Charter, sehingga KONI melaksanakan Gerakan Olimpiade di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh International Olympic Committee (IOC).
KONI DIY mempunyai tugas membina pelatih maupun atlet yang ada di wilayah Provinsi DIY dengan mengacu pada program-program pembinaan dari KONI pusat. Melalui pembinaan dan pelatihan secara intensif dan progresif diharapkan KONI DIY dapat mempersiapkan atlet- atlet yang berbakat dan berprestasi untuk mewakili DIY pada kejuaraan olahraga berskala nasional.
Dalam pengembangan organisasi, KONI DIY memiliki visi ”tercapainya prestasi tinggi melalui pendekatan holistik dan sinergik”.
Visi tersebut diharapkan dapat menjadi milik bersama guna memotivasi olahraga di DIY agar maju dan bersinergi. Demi mencapai visi tersebut KONI DIY telah merinci beberapa misi, yaitu:
702 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
1. Mengkoordinasikan dan mensinergikan berbagai komponen terkait dalam proses pembinaan prestasi;
2. Mengkoordinasikan dan membina kegiatan olahraga prestasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga;
3. Melaksanakan dan mengkoordinasikan keikutsertaan induk organisasi cabang olahraga yang mengikuti PON;
4. Mengusahakan bantuan SDM, fasilitas, peralatan, dan dana yang diperlukan untuk pembinaan prestasi sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Mengembangkan sistem, metode, dan pengelolaan pembinaan prestasi dengan pendekatan IPTEK.
Visi dan misi KONI DIY tercermin dalam program-program kerja yang dilaksanakan oleh KONI DIY. Beberapa program prioritas untuk pembinaan olahraga yang dilakukan KONI DIY di tahun 2012 antara lain sebagai berikut :
1. Pembinaan Organisasi dan Kesekretariatan;
2. Pembinaan berbagai Cabang Olahraga;
3. Penyelenggaraan Kejuaraan Daerah untuk masing-masing Pengurus Provinsi (Bantuan kepada 39 Pengurus Provinsi untuk Melaksanakan Kejurda);
4. Penyelenggaraan persiapan untuk mengikuti PON XVIII yang meliputi pembinaan atlet dan pelatih serta rekrutmen;
5. Penyelenggaraan Pelatda Pra PON XVIII, Pelatda PON XVIII, dan Pelatda PORCANAS 2012;
6. Mengikuti kualifikasi Pra PON XVIII;
7. Mengikuti PON XVIII;
8. Mengikuti PORCANAS 2012. KONI DIY menyadari bahwa pembinaan prestasi olahraga perlu
mempertimbangkan berbagai kondisi di DIY yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam pembinaan olahraga. Adapun perinciannya dijabarkan sebagai berikut:
1. Kekuatan
a. Wilayah DIY yang relatif kecil, memudahkan komunikasi dan koordinasi;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 703
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
b. Dukungan pemerintah daerah, legislatif dan masyarakat cukup besar;
c. Atlet memiliki dedikasi yang tinggi;
d. Potensi atlet pelajar dan mahasiswa cukup tersedia;
e. SDM di segala bidang cukup tersedia;
f. Sifat paternalistik yang kuat.
2. Kelemahan
a. Pelaksanaan latihan belum maksimal dan optimal;
b. Potensi pelatih belum dioptimalkan;
c. Pemanfaatan IPTEK masih terbatas;
d. Profesionalisme perlu ditingkatkan;
e. Kondisi organisasi beberapa Pengprov masih kurang tertib;
f. Periodisasi kepengurusan KONI DIY belum sinkron dengan pelaksanaan PON.
3. Peluang
a. Adanya dukungan yang baik dari berbagai pihak, khususnya untuk ketersediaan SDM yang memadai;
b. Kebijakan Perguruan Tinggi yang memberi kesempatan kepada atlet berprestasi untuk menempuh studi di lembaganya.
4. Tantangan
a. Tuntutan masyarakat yang berorientasi pada medali bukan pada pembinaan atlet;
b. Mensinergikan berbagai instansi terkait dalam proses pembinaan;
c. Mengatasi keterbatasan sumber dana dan fasilitas;
d. Perkembangan teknologi yang sangat pesat di bidang Olahraga. Dengan mempelajari kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
yang ada, KONI DIY diharapkan mampu meningkatkan keunggulan- keunggulan dalam pembinaan olahraga untuk mengatasi berbagai tantangan dan meminimalisir kelemahan yang ada serta memanfaatkan peluang demi mengembangkan potensi atlet dan meraih prestasi olahraga yang lebih baik di masa mendatang.
704 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
H.8 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (KWARDA)
Keberadaan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang dituangkan dalam rencana kerja serta dijabarkan dalam program kerja tahunan senantiasa menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan visi, misi, filosofi dan tujuan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta turut serta dalam mewarnai pengembangan pendidikan watak, budi pekerti luhur, jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda serta ikut mengatasi permasalahan yang dihadapi pemuda melalui kepramukaan.
Sejalan dengan filosofi pembangunan DIY yaitu “Hamemayu Hayuning Bawana”, Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta turut serta mengabdi serta mensukseskan pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan motto Gerakan Pramuka “Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan ”. Pengabdian Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY diwujudkan dalam bentuk pembinaan pada generasi muda. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY sebagai salah satu elemen pembinaan generasi muda DIY menyadari banyaknya tantangan dan permasalahan yang dihadapi generasi muda, antara lain:
1. Berkurangnya rasa nasionalisme dan patriotisme serta rapuhnya kesadaran akan ideologi negara;
2. Pemuda mudah terprovokasi dan melakukan aksi-aksi anarki;
3. Meningkatnya perilaku hedonisme;
4. Berkurangnya kepedulian terhadap permasalahan sosial budaya dan lingkungan;
5. Tingginya angka penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas;
6. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju apabila tidak dimanfaatkan secara bijaksana justru akan memudahkan pemuda mengakses hal-hal negatif.
Sebagai usaha untuk melaksanakan pembinaan agar dapat membentuk mental dan kualitas sumber daya manusia, khususnya generasi muda melalui gerakan pramuka, maka Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY telah menyusun dan melaksanakan program kerja yang dijabarkan pada kegiatan-kegiatan melalui bidang-bidang pada Kwarda DIY, yaitu :
a. Bidang Pembinaan Anggota Muda
1. Temu Satuan Karya Pramuka Tingkat Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 705
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
2. Konsolidasi Pimpinan Satuan Karya Pramuka Tingkat Daerah
3. Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Empat
4. Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang Lima Tingkat Nasional
5. Konsolidasi Pembina dan Dewan Racana Pramuka Perguruan Tinggi
6. Jelajah Budaya Daerah
7. Kemah Budaya Daerah
8. Perkemahan Pramuka Khusus Puteri Tingkat Nasional
9. Pertemuan Pramuka Luar Biasa Tingkat Nasional
10. Raimuna Nasional
11. Pelatihan Manajemen Kegiatan
12. Pengiriman Peserta Kegiatan Tingkat Regional dan Nasional
b. Bidang Pembinaan Anggota Dewasa
1. Karang Pamitran Pembina Pramuka
2. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar
3. Pelatihan Penyegaran Pelatih Pembina Pramuka (Pitaran Pelatih)
4. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD)
5. Penganugerahan Tanda Penghargaan Orang Dewasa
6. Silaturahmi dan Syawalan Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta
7. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML)
8. Orientasi Kepramukaan bagi Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Pinsaka)
9. Latihan Keterampilan Kepramukaan bagi Pembina Gugus Depan
10. Penyusunan Konsep Pedoman Pengawasan Perilaku Anggota Gerakan Pramuka
11. Semiloka tentang Pembina Putri
12. Ikutserta Kegiatan dan Pelatihan Tingkat Regional dan Nasional
c. Bidang Organisasi dan Hukum 706 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
1. Pendataan Potensi Anggota Gerakan Pramuka
2. Operasional Pengelolaan Kantor Kwartir Daerah
3. Operasional Pengelolaan Badan Kelengkapan Kwartir Daerah
4. Penyelenggaraan Rapat Pimpinan
5. Penyelenggaraan Rapat Badan Kelengkapan
6. Penyelenggaraan Rapat Staf Kwartir Daerah
7. Pembinaan Organisasi Kwartir Cabang
8. Rangkaian Peringatan Hari Pramuka ke-51
9. Ikut serta Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka
10. Ikut serta Pertemuan Sekretaris Kwartir Daerah se-Indonesia
11. Ikut serta Sidang Paripurna Nasional
12. Ikut serta Musyawarah Nasional Luar Biasa Gerakan Pramuka
13. Ikut serta Upacara Hari Besar Kenegaraan
d. Bidang Keuangan, Usaha, Sarana, dan Prasarana
1. Pemeliharaan Kendaraan
2. Pemeliharaan Gedung Kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lingkungan
3. Pemeliharaan Gedung Bumi Perkemahan Babarsari
4. Pengembangan Usaha Pemberdayaan Aset
5. Pemeliharaan Gedung Bumi Perkemahan Karang Pramuka Kaliurang
6. Pelatihan Penyusunan Program dan Anggaran Berbasis Kinerja
7. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kegiatan
e. Bidang Pengabdian dan Hubungan Masyarakat
1. Penyusunan Buku Sejarah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY
2. Siaran Rutin “Arena Pramuka” di RRI Yogyakarta
3. Peliputan Kegiatan Kepramukaan dan Pengiriman Press Release ke Media Massa
4. Langganan Internet dan Pembuatan Website
5. Kursus Instruktur Muda Tingkat Nasional Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 707
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
6. Penerbitan Buletin Pramuka “Si Gempita”
7. Perlombaan Jelang Hari Pramuka ke-51
8. Kegiatan Bakti Sosial Jelang Hari Pramuka ke-51
9. Ikutserta Jamboree in the Air/Jamboree in the Internet (JOTA/JOTI)
10. Posko Simpatik Hari-Hari Besar Keagamaan dan Tahun Baru
11. Pelatihan Manajemen Bencana
f. Kegiatan Mabidari
1. Kegiatan Sekretariat
2. Pembimbingan Program kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY tahun 2012
disusun sebagai pedoman seluruh jajaran Gerakan Pramuka di DIY. Melalui program kerja tersebut diharapkan generasi muda yang terlibat di dalamnya dapat memperoleh bekal nilai-nilai hidup yang baik, akhlak, watak, dan disiplin yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi masyarakat, nusa, dan bangsa.
H.9 Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas untuk mengampu urusan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan bidang Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dalam melaksanakan kegiatan ini BPPM DIY mempunyai fungsi koordinasi karena semua kegiatan PKK dilaksanakan sepenuhnya oleh Tim Penggerak (TP) PKK Tingkat Daerah.
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga atau yang sering disebut dengan PKK adalah salah satu Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang mempunyai sturktur dari tingkat Daerah sampai dengan Desa. Dalam melaksanakan kegiatannya PKK terbagi menjadi 4 Kelompok kerja/Pokja.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK dikoordinir oleh Tim yang disebut dengan Tim Penggerak PKK. Kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK sesuai dengan tujuan dari organisasi ini adalah untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Pada tahun anggaran 2012 PKK DIY melaksanakan berbagai kegiatan yang dibiayai oleh APBD DIY melalui DPPKA DIY sebesar Rp150.000.000,-, dalam perubahan anggaran PKK DIY kembali mendapatkan anggaran sebesar Rp165.000.000,- yang
708 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
melekat pada Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) BPPM sebagai kegiatan dari bidang pemberdayaan masyarakat .
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PKK DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Rakornas TP PKK
2. Jambore kader PKK
3. Lomba cipta menu di Palangkaraya
4. Lomba masak ikan di Jakarta
5. Rakornas Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
6. Rakornas Sistem Informasi Posyandu (SIP)
7. Pelatihan Sistem Informasi Manajemen (SIM) TP PKK
8. Pelatihan administrasi PKK
9. Belanja bibit tanaman sebanyak 4.000 dan penanaman pohon di 4 kabupaten
10. Belanja bahan pameran
11. Orientasi lapangan ke Blitar, Jawa Timur.
H.10 KPUD Dan Panwaslu
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat daerah, dan dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan adanya penyelenggara pemilihan yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Penyelenggara Pemilihan Umum Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Komisi Pemilihan
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu. KPUD sebagai penyelenggara pemilihan mempunyai tugas dan wewenang: 1) merencanakan penyelenggaraan pemilihan; 2) menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan
Umum
Daerah, baik
mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan; 4) menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta pemungutan suara pemilihan; 5) meneliti persyaratan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan calon; 6) meneliti persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang
perundang-undangan;
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 709
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
diusulkan; 7) menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; 8) menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye; 9) mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; 10) menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan; 11) melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; 12) membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; dan 13) menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan hasil audit oleh auditor independen.
Pada tahun 2012 tidak ada penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di wilayah DIY.
H.11 POS BANTUAN
Pada tahun 2012 Pemerintah DIY telah menganggarkan dana untuk bantuan yang merupakan belanja tidak langsung sebesar Rp830,49 milyar. Pos bantuan tersebut antara lain terdiri dari pos belanja hibah sebesar Rp406,00 milyar, belanja bantuan sosial sebesar Rp24,15 milyar, belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes sebesar Rp314,30 milyar, belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes sebesar Rp81,66 milyar, dan belanja tak terduga sebesar Rp4,36 milyar.
Total realisasi anggaran secara keseluruhan mencapai Rp783,45 milyar atau sebesar 94,34%. Realisasi bantuan tidak langsung tahun 2012 lebih tinggi dari realisasi tahun 2011 yang sebesar 92,13% atau naik 2,21%. Secara lengkap dana pos bantuan disajikan pada tabel berikut.
Tabel VI.10 Dana Bantuan Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung
Belanja Hibah
Belanja Hibah Kepada Badan/
Lembaga/ Organisasi Swasta
77,55 Hibah Kepada Badan/
77,55 Belanja Hibah BOS Kepada
Lembaga/ Organisasi Swasta
Satuan Pendidikan
94,81 Belanja Hibah BOS Kepada
Satuan Pendidikan Dasar
94,12 710 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Realisasi Belanja Hibah BOSDA Kepada
Satuan Pendidikan Dasar
Belanja Hibah BOSDA Kepada
Satuan Pendidikan Menengah
100,00 Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Kegiatan
100,00 Belanja Bantuan Kegiatan
100,00 Belanja Bagi Hasil Kpd
Provinsi/ Kab/ Kota Dan
Pemdes Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah
Kepada Kabupaten/ Kota
100,00 Belanja Bagi Hasil Pajak
Daerah Kepada Kota
Yogyakarta Belanja Bagi Hasil Pajak
Daerah Kepada Kabupaten
Bantul Belanja Bagi Hasil Pajak
Daerah Kepada Kabupaten
Kulon Progo Belanja Bagi Hasil Pajak
Daerah Kepada Kabupaten
Gunung Kidul Belanja Bagi Hasil Pajak
Daerah Kepada Kabupaten
Sleman
Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah
Kepada Pemerintah Desa
100,00 Belanja Bagi Hasil P B B
Kepada Pemerintahan
Kelurahan Di Kota Yogyakarta Belanja Bagi Hasil P B B
Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Bantul
Belanja Bagi Hasil P B B
Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Kulon Progo Belanja Bagi Hasil P B B
Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Gunungkidul
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 711
Gubernur DIY Tahun 2012 LKPJ
Realisasi Belanja Bagi Hasil P B B
Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Sleman
Belanja Bagi Hasil Retribusi
Daerah Kepada Pemerintah Desa
Belanja Bagi Hasil Retribusi
Daerah Kepada Pemerintahan Kelurahan Di Kota Yogyakarta Belanja Bagi Hasil Retribusi
Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Bantul Belanja Bagi Hasil Retribusi
Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Kulon Progo Belanja Bagi Hasil Retribusi
Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Gunungkidul Belanja Bagi Hasil Retribusi
Daerah Kepada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Sleman
Belanja Bantuan Keuangan Kpd
Provinsi/ Kab/Kota Dan Pemdes Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten/ Kota
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kota Yogyakarta Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten Bantul Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten Kulon Progo Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten Gunung Kidul
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten Sleman
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Desa
712 Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
Belanja Bantuan Keuangan
1.061.680.362
1.061.680.362 100,00
Kepada Partai Politik
Belanja Bantuan Keuangan
1.061.680.362
1.061.680.362 100,00
Kepada Partai Politik.
Belanja Tidak Terduga
4.360.852.100
1.302.560.543 29,87
Belanja Tidak Terduga.
1.302.560.543 29,87 Belanja Tidak Terduga...
4.360.852.100
1.302.560.543 29,87 Pengeluaran Pembiayaan
Daerah Penyertaan Modal ( Investasi )
75.775.577.000
32.145.000.000 42,42
Pemerintah Daerah Badan Usaha Milik Daerah ( B U
36.790.977.000
MD)
Penyertaan Modal Ke B P D
11.100.000.000
Fasilitasi Sarjana Prospek
110.000.000
Mandiri Berbasis Koperasi Penyertaan Modal Ke A S K R I
130.000.000
DA Penguatan Modal B U K P
12.750.000.000
Penguatan Modal PD
12.000.000.000
Tarumartani Penguatan Modal PT AMI
- - Dana Bergulir
700.977.000
32.145.000.000 82,46 Dana Bergulir untuk
Penguatan Modal Pemasaran Hasil Pertanian Dana Bergulir untuk
12.910.000.000
8.980.000.000 69,56
Penguatan Modal Kelembagaan Distribusi Pangan Dana Bergulir untuk DPM
2.000.000.000
1.755.000.000 87,75
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Fasilitasi Pemberdayaan
5.664.600.000
4.600.000.000 81,21
Koperasi Fasilitasi BUKP
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 713
LKPJ Gubernur DIY Tahun 2012
BAB VII. PENUTUP
Keterangan P Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2012 ternyata
enyelenggaraan Pemerintahan di Pemda DIY pada Tahun 2012 merupakan tahun ke-4 dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY tahun 2009-2013. Dalam Laporan
menunjukkan indikasi bahwa hasil-hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam arti luas.
Berbagai keberhasilan yang dicapai dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada Tahun Anggaran 2012 tersebut patut disyukuri, mengingat pencapaiannya diraih atas kerjasama dan partisipasi semua komponen Pemerintahan Daerah, baik jajaran Eksekutif (Pemerintah Daerah), Legislatif (DPRD), maupun masyarakat secara luas. Hasil-hasil yang telah dicapai selama ini mengindikasikan adanya komitmen yang kuat dari seluruh elemen Pemerintahan Daerah yang dapat dijadikan pondasi kokoh untuk meraih kinerja yang lebih optimal di masa mendatang. Di samping berbagai keberhasilan yang telah dicapai, tentu saja masih terdapat celah kekurangan yang perlu diperbaiki. Melalui mekanisme penyampaian LKPJ ini diharapkan dapat diperoleh rekomendasi konstruktif dari pihak DPRD dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pembangunan yang akan datang.
Hasil-hasil kinerja yang telah kita capai selama ini, khususnya pada tahun 2012, merupakan modal untuk mencapai arah atau sasaran pembangunan di masa mendatang yang selaras dengan Visi Gubernur 2013-2017, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru.
Akhirnya, semoga Allah SWT-Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan-Nya kepada kita sekalian.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 715