PENGELOLAAN KELAS
2.2 PENGELOLAAN KELAS
2.2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas
Pendekatan otoriter (authority approach) memandang pengelolaan kelas sebagai kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin (Weber, 1977). Guru yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum setiap siswa yang melanggar disiplin kelas.
Kebalikan pendekatan otoriter adalah pendekatan permisif (permissive approach). Pendekatan ini menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah membantu siswa dalam merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan kapanpun mereka mau (Weber,1977).
Disamping kedua pengertian tersebut, Weber (1977) mengemukakan tiga pengertian. Pertama, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah laku yang tidak diharapkan. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan modifikasi tingkah laku (behavior modification approach). Menurut pendekatan ini peran guru dalam pengelolaan kelas adalah membantu siswa mempelajari tingkah laku yang diharapkan melalui penerapan prinsip-prinsip yang berasal dari teori penguatan.
Kedua, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan iklim sosio-emosional (socio emotional climate approach). Peran guru dalam pengelolaan kelas adalah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui penciptaan hubungan interpersonal yang sehat, baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa.
Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan proses kelompok (group-process approach). Menurut pendekatan ini tugas guru dalam Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan proses kelompok (group-process approach). Menurut pendekatan ini tugas guru dalam
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif atau secara singkat; pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar yang kondusif. Winzer menyatakan pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan social.
2.2.2 Pentingnya Pengeolalaan Kelas dalam Proses Pembelajaran
Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Pengelolaan kelas merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektifmerupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Salah satu tugas guru dalam membantu siswa belajar ialah menciptakan situasi kelas yang hangat, aman, dan sehat. Situasi kelas yang penuh keakraban akan memberikan rasa aman dan kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam situasi belajar inilah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru akan dapat dicapai siswa.
2.2.3 Perbedaan Pengelolaan Kelas dari Pembelajaran
Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa blajar. Pembelajaran merupakan segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang termasuk ke dalam pembelajaran diantaranya adalah melakukan diagnosis kebutuhan siswa, merencanakan pelajaran, menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan belajar siswa.
Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situas dan kondisi kelas mendukung. Berrbagai usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi kelas sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien merupakan kegiatan pengelolaan kelas. Memberikan pujian atau penghargaan sesegera mungkin, menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antar guru dan siswa serta siswa dan siswa, serta menetapkan norma-norma kelompok yang produktif merupakan beberapa contoh kegiatan pengelolaan kelas. Jadi, pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Perbedaan ini harus kita pahami, karena ketika kita dihadapkan pada masalah-masalah yang muncul di dalam kelas, kita harus memecahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan hakikatnya.
Pada keterampilan mengelola kelas secara khusus pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah terkait dengan manajemen pembelajaran. Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut : Pada keterampilan mengelola kelas secara khusus pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah terkait dengan manajemen pembelajaran. Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
b. Memulai kegiatan tepat waktu ( getting started ) Tanda untuk memulai suatu kegiatan harus ada karena apabila tidak ada akan mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang. Aba- aba memulai kegiatan diharapkan tidak membingungkan siswa ( jelas dan tidak ). Persiapan perlu dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tertib. Guru pendidikan jasmani harus dapat mengarahkan siswa untuk segera melakukan kegiatan secara tepat waktu agar pembelajaran berlangsung secara efektif.
c. Mengatur pelajaran ( managing the lesson )
Pada pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan belajar lancar dan tidak mengalami gangguan/ hambatan. Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan peralatan serta mengorganisir pembagian kelompok, dan hal yang tidak kalah pentingnya adalah tidak banyak berceramah pada pembelajaran praktik keterampilan gerak( skill) agar tidak menimbulkan kejenuhan siswa.
d. Mengelompokkan siswa ( grouping the student ) Guru merencanakan pembagian kelompok siswa, sesui dengan jumlah siswa, alat yang tersedia serta informasi yang dikehendaki. Apabia dierlukan dapat pula ditetapkan siswa sebagai ketua kelompok yang bertanggung jawab pada kelompoknya ( hal ini juga merupakan pemberian latihan sebagai pemimpin)
e. Memanfaatkan ruang / lapangan dan peralatan ( utilizing space and equipment )
Pada pembelajaran prakrik keterampilan gerak (skill) guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa dalam kegiatan agar repetisi/pengulangan gerakan dapat lebih banyak. Ruang /lapangan dan peralatan harus dioptimalkan penggunaannya namun dengan mepertimbangkan kebutuhan (situasi dan kondisi ). Penggunaan ruang/aula/in-door akan lebih efektif, karena dinding merupakan pembantas yang sangat membantu, terkait dengan lari /menggelindingnya alat yang tidak jauh.
f. Mengakhiri pelajaran ( ending the lesson ) Pada akhir pembelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiata berlangsung, sehingga siswa selalu mengingat hal- hal yang berupa pengalaman selama kegiatan . dalam hal ini guru harus membuat klimaks naik pada setiap pertemuan, sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan selanjutnya. Untuk akhir pembelajaran kegiatan jasmani harus dilakukan tepat waktu, dengan mempertimbangankan kesempatan siswa untuk menyapu/ memersihkan keringat, minum dang anti pakaian. Jangan sampai siswa dihukum guru mata pelajaran berikutnya karena terlambat masuk ke kelas pada pelajaran selanjutnya.