Dasar Proses Pendidikan Matematika 1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk,
bimbingan dan kekuatan lahir dan batin sehingga diktat Dasar Proses Pembelajaran Matematika 1 ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan pada junjungan kita Nabi Muhamad SAW beserta keluarganya.
Diktat ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Dasar Proses Pembelajaran Matematika 1 yang dibimbing oleh ibu Dra.Hj.Jumroh,M.Pd. Diktat ini dibuat sebagai referensi untuk diskusi berkelompok.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan diktat ini sebagai karya yang baik, namun kami menyadari masih banyak kekurangan serta kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi peningkatan pembuatan diktat dimasa yang akan datang.
Akhirnya, semoga diktat ini bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, Mei 2013
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal dan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu yang universal, matematika mendapatkan tempat yang strategis dalam struktur kurikulum pendidikan di tanah air, utamanya pada pendidikan dasar dan menengah, yakni sebagai mata pelajaran wajib dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP 19 tahun 2005, pasal 7, ayat 4).
Sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun tersebut, mata pelajaran matematika bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar berguna untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006:345).
Mencapai kebergunaan tersebut, maka ditetapkan rumusan tujuan pembelajaran matematika yang lebih rinci, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan:
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep/algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,
(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika,
(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah,merancang model matematika,menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh,
(4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,
(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006:346).
Setiap tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran matematika pada dasarnya untuk melatih siswa agar dapat memecahkan suatu masalah atau berupa soal dalam pembelajaran matematika.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang tujuan-tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan fakta,konsep, prinsip, skill dan pemecahan masalah matematika.
1.2 Rumusan Masalah
• Apa saja tujuan pembelajaran Matematika? • Apa saja pembelajaran matematika yang harus dialami oleh siswa? • Apa perbedaan Fakta, konsep, prinsip, dan skill ? • Bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalah dalam matematika?
1.3 Tujuan Masalah
• Dapat memahami apa sebenarnya tujuan pembelajarn matematika • Agar mengetahui apa saja pembelajaran matematika yang harus dialami
oleh siswa? • Dapat membedakan Fakta, Konsep, Prinsip, dan Skill? • Dapat mengetahui bagaimana cara menyelesaikan persoalan Matematika?
BAB II TUJUAN-TUJUAN PEMBELAJARAN YANG BERKAITAN DENGAN FAKTA, KONSEP, PRINSIP KETERAMPILAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN CARA MENGAJARKANNYA
2.1 TUJUAN-TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1.1 FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Berdasarkan pada Bab II pasal 3 UU RI No.20/2003 tentang Sisdiknas: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
memmbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tughan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.1.2 TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
1) TUJUAN PENDIDIKAN DASAR
Meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2.1.3 FUNSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH
Tujuan Umum Pendidikan Matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki:
1) Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah:
a. Dalam Matematika itu sendiri.Contoh : dalam menyelesaikan soal- soal Matematika dan mengembangkan konsep dan prinsip dalam matematika.
b. Dalam pelajaran lain, seperti fisika, kimia, ekonomi, teknologi, dan sebagainya.
c. Kehidupan nyata sehari-hari seperti jual beli, pertukangan, dan sebagainya.
2) Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi,orang dapat menyampaikan informasi dengan bahasa Matematika, misalnya men yajikan masalah kedalam model matematika hyang dapat berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel.
Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis,dan efisian. Begitu pentingnys matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan masyarakat.
3) Keampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat digunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang menyelesaikan masalah.
2.2 FAKTA, KONSEP, PRINSIP, SKILL DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SERTA CARA MENGAJARKANNYA
Pembelajaran matematika yang harus dialami siswa digolongkan menjadi
4 kategori, yaitu fakta,konsep, prinsip, dan skill.
2.2.1 FAKTA
Fakta adalah suatu pemufakatan atau konvensi sembarang dalam matematika Contoh : Lambang-lambang dalam hukum-hukum matematika atau istilah-istilah/nama-nama dalam matematika seperti : 2, +,
, , , dan lain-lain. Cara pembelajaran fakta dapat dengan berbagai tekhnik yaitu: • Informasi • Menghafal • Drill • Peragaan • dll
Siswa dikatakan telah mempelajari dan menguasai fakta bila ia dapat menuliskan fakta itu dan menggunakannya dengan tepat dalam situasi- situasi yang berbeda.
2.2.2 KONSEP
Konsep dalam matematika adalah pengertian abstrak dari suatu objek atau kejadian baik konkret maupun abstrak. Dari pengertian tersebut memungkinkan kita dapat mengelompokan (mengklasifikasikan) objek atau kejadian itu adalah contoh atau bukan contoh dari pengertian tersebut. Contoh : Konsep Himpunan, konsep persamaan, konsep fungsi, konsep segitiga siku-siku, konsep matriks, dan sebagainya.
Bagaimana siswa mempelajari konsep ? Dalam mempelajari konsep seorang siswa memerlukan kondisi internal dan kondisi eksternal.
1) Kondisi internal adalah kondisi yang ada dalam diri siswa berupa pola pengembangan mental yang memungkinkan dirinya merasakn (feeling), dan dapat menggunakan konsep tersebut untuk dapat mengenal/membedakan dari yang lain.
2) Kondisi eksternal adalah kondisi yang diciptakan / diarahkan oleh guru.
Dalam mempelajari suatu konsep seorang siswa melalui proses:
1) Persepsi(tanggapan) yaitu tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada. Siswa mendapat kesempatan untuk menghubungkan pengertian lama dengan pengetahuan baru.
2) Abstraksi yaitu daya (kesanggupan) untuk memperoleh suatu pengertian dan membedakan sesuatu dengan yang lain.
3) Generalisasi yaitu penggunaan pengertian yang dimiliki, pada hal yang lain (pengertian yang berlaku secara umum). Berikut ini adalah skema tentang proses pemahaman konsep oleh siswa:
PERSEPSI PENGALAMAN
HAL KONKRIT HAL KONKRIT
Lama
HAL KONKRIT HAL KONKRIT
Cara / pendekatan dasardalam pembelajaran konsep. Sebelum pembelajaran suatu konsep dimulai hendaklah diyakini terlebih dahulu
bahwa siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat. Contoh: sebelum mempelajari konsep fungsi,hendaknya siswa telah memahami
konsep relasi/pemetaan. Adapun pendekatannya yang dapat dilakukan adalah:
a. Dengan menanyakan kepada siswa untuk menunjukkan mana dari contoh- contoh yang diberikan termasuk konsep mana yang bukan konsep yang
dimaksud.
b. Pendekatan Deduktif, yaitu pendekatan yang dimulai dari defenisiyang diikuti dengan
c. Pendekatan Induktif, yaitu pendekatan yang dimulai dari contoh-contoh
Contoh
Contoh
Contoh
Defenisi Defenisi
Contoh Contoh
Contoh Contoh
Contoh Contoh
Untuk Memilih pendekatan b,c,atau d perlu dipikirkan pertimbangan mengenai waktu dan hasil berikut:
Induktif pilihan Waktu
Pertimbangan
Deduktif
Waktu terbatas
Memerlukan Waktu banyak
Hasil
Daya ingat tidak lama
Daya ingat lama
Berikut contoh Pembelajaran konsep sector lingkaran (juring lingkaran) Diberikan pasangan contoh dan bukan contoh
bukan contoh
bukan contoh
bukan contoh
2.2.3 PRINSIP
Di dalam matematika prinsip/kaidah adalah terdiri dari beberapa konsep bersama-sama dengan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Jadi, prinsip didefenisikan sebagai pola hubungan fungsional antara konsep-konsep.Prinsip biasa disebut hukum, dalil, maupun teorema.
Hukum,dalil atau teorema tersebut dapat disajikan dalam bentuk rumus atau dengan pernyataaan verbal.
Contoh : • Dua segitiga kongruen, jika dua sisi dan sudut apitnya sama
• 2 Akar-akar persamaan kuadrat ax + bx + c = 0 adalah
− ± 2 b b − 4 ac
• 0 Jumlah sudut-sudut dalam suatu segitiga = 180 • Dalam setiap segitiga ABC berlaku aturan sinus ;
sin A sin B sin C
Suatu prinsip yang merupakan hubungan fungsional dari konsep- konsep akan memungkinkan kita untuk:
Meramalkan akiba-akibat Merangkan peristiwa-peristiwa Membuat kesimpulan-kesimpulan Memecahkan masalah (problem solving)
Cara mengajarkan prinsip: Pemantapan pengetahuan prasyarat,kemudian melalui proses penemuan terbimbing,diskusi kelompok,pemecahan masalah.
Pengujian pemahaman prinsip: Siswa telah memahami prinsip, jika ia dapat mengenal konsep-konsep yang
ada dalam prinsip itu, meletakkan kosep-konsep itu dalam hubungannya satu sama lain secara benar dan menggunakannya pada situasi tertentu.
Sebagai contoh.mRumus dalil Pytagoras dalam segitiga siku-siku
a =b +c
Kemungkinan-kemungkinan kemampuan siswa: Yang hanya ingat rumus ini, berarti baru menguasai fakta
Yang dapat mengklasifikasikan a sebagai sisi miring dan b,c sebagai sisi siku-siku, berarti telah menguasai konsep Yang dapat menggunakan rumus, mensubtitusikan panjang sisi segitiga yang diketahui kedalam rumus tersebut lalu mencari penyelesainnya, berarti siswa
telah menguasai skill Yang dapat membuktikan atau menemukan dalil pytagoras tersebut serta menerapkannya dalam masalah-masalah berbeda, dikatakan siswa telah
menguasai prinsip.
2.2.4 SKILL
Skill adalah keterampilan untuk menjalankan prosedur(algoritma) dalam menyelesaikan masalah. Skill merupakan pola yang kompleks dari aktivitas yang memerlukan manipulasi dan koordinasi bahan-bahan pelajaran tesebut. Skill dapat digolongkan kedalam dua jenis yaitu psikomotor dan intelektual. Contoh:
• Mengendarai sepeda motor, memotong kaca, menggunakan alat-alat komputasi(computer,kalkulator), alat-alat matematika, jangka, mistar untuk melukis bangun-bangun geometri, dan sebagainya adalah keterampilan psikomotorik
• Menyelasikan soal-soal statistic, soal-soal persamaan kuadrat, mencari invers fingsi, dan lain-lain adalah keterampilan intelektual. Cara pembelajaran skil:
Pengembangan penguasaan skill ( mental skill) betul-betul diperlukan tetapi skill tersebut harus berlandaskan pengertian dan tidak hanya penghafalan semata-mata.
Beberapa saran pembelajaran skill:
a) Kembangkan pengertiannya lebih dahulu sebelum skill
b) Hindarkan drill rutin yang mengarah kepada mekanis
c) Hindarkan pemberian drill yang sama karena akan membuat bosan, adakan variasi
d) Beri dorongan dan hadiah untuk suatu originalitas
e) Gunakan ide-ide geometri, untuk memantapkan skill dalam aljabar, atau dengan ide flow chart ( diagram alur) untuk siswa yang lambat.
f) Kaitkan skil baru dengan skill yang telah dipelajari sebelumnya.
g) Betulkan segera jikaada kesalahan dasar
h) Bangkitkan minat ingin tahu ( antusias) dengan pertannyan-pertannyaan yang menantang
i) Hendaknya sering memberikan soal-soal terbuka sehingga siswa dapat mendapatkan kesempatan menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan suatu soal.
2.2.5 PROBLEM SOLVING (Pemecahan Masalah)
Pemecahan masalah adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Made Wena, 2011: 60). Berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah, Polya (dalam Sudarmin Usman, 2007: 343) mendefinisikan Pemecahan Masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai.
Suatu situasi menjadi masalah bagi seseorang jika ia sadar akan situasi itu,tahu bahwa hal tersebut membutuhkan situasi tindakan, bahwa iamau dan Suatu situasi menjadi masalah bagi seseorang jika ia sadar akan situasi itu,tahu bahwa hal tersebut membutuhkan situasi tindakan, bahwa iamau dan
Siswa menghadapi masalah bila siswa mencari penyelesaian, dan belum ada jalan yang jelas untuk sam[pai ke penyelesaiannya, Suatu soal termasuk masalah atau tidak tergantung latar belakang siswa.
Belajar memecahkan masalah adalah belajar penuh makna.Dengan memecahkan masalah siswa belajar mentransfer konsep dan prinsip matematika ke situasi baru (baik matematika maupun bukan mateatika).Pemecahan masalah menimbulkan motivasi.
Krulik dan Rudnik (1995, Lidinillah, 2008) mengenalkan lima tahapan pemecahan masalah yang dikhususkan bagi anak sekolah dasar, yang disebut sebagai heuristic, yakni langkah pemecahan masalah tanpa harus berurutan. Lima langkah tersebut adalah:
1. Read and Think, yang meliputi kegiatan mengidentifikasi fakta, mengidentifikasi fakta, pertanyaan, memvisualisasi situasi, menjelaskan setting, dan menentukan tindakan selanjutnya.
2. Explore and Plan, yang meliputi kegiatan mengorganisasikan informasi, mencari apakah ada informasi yang sesuai/diperlukan, mencari apakah ada informasi yang tidak diperlukan, menggambar/mengilustrasikan model masalah, dan membuat diagram, table, atau gambar.
3. Select a strategy, yang meliputi kegiatan menemukan/membuat pola, bekerja mundur, coba dan kerjakan, simulasi atau eksperimen, penyederanaan atau ekspansi, membuat daftar berurutan, deduksi logis, dan membagi atau mengkategorikan permasalahan menjadi masalah sederhana.
4. Find an Answer, yang meliputi kegitan memprediksi, menggunakan kemampuan berhitung, menggunakan kemampuan aljabar, menggunakan kemampuan geometris, dan menggunakan kalkulator jika diperlukan.
5. Reflect and Extend, yakni memeriksa kembali jawaban, menentukan solusi alternative, mengembangkan jawaban pada situasi lain.
Langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah:
1) Memahami pokok permasalahan
2) Mendiskusikan alternatif pemecahannya
3) Memecahkan persoalan utam menjadi bagian-bagian kecil
4) Menyederhanakan persoalan
5) Menggunakan pengalaman masalah lampau
6) Mencoba berbagai cara, bekerja secara sistematis, mencatat apa yang
terjadi, mengecek hasilnya dengan mengulangi kembali langkah- langkahnya.
7) Mencoba memahami dan menyelesaikan persoalan yang lain,
PETUNJUK PEMECAHAN
MEMAHAMI MASALAH
• Baca dan pelajari permasalahannya • Tentukan apa yang ingin anda coba
dapatkan
Cari data-data yang penting
PEMECAHAN MASALAH
• Cari suatu pola
• Sket sebuah gambar
• Tebak dan periksa • Buat dan tata terorganisir
• Tuliskan dalam kalimat
• Buat sebiah tabel
• Gunakan alasan logika
• Gunakan
• Kerjakan kembali dari awal
SOAL-SOAL LATIHAN DAN PENYELESAIANNYA
1. SOAL GABUNGAN UNTUK FAKTA,KONSEP,PRINSIP,DAN SKILL
2 Diketahui persamaan lingkaran x 2 +y + 4x - 6y – 12 = 0 Tentukan titik pusat dan jari-jarinya !
Penyelesaian:
P = − ( 4 ), − ( − 6 )
r 2 + ( − 2 4 6 ) − 4 ( − 12 ) r 2 + ( − 2 4 6 ) − 4 ( − 12 )
r = 100
r = 5 Jadi, lingkaran tersebut berpusat di P(-2,3) dan berjari-jari 5. Bukti kemampuan siswaterhadap soal tersebut:
• Bagi anak yang hanya mengingat persamaan tersebut adalah persamaan lingkaran, berarti anak baru menguasai fakta • Jika anak itu dapat memahami persamaan lingkaran itu yang mana nilai A,B,dan C serta P adalah titik pusat dan r adalah jari-jari, serta memahami yang mana untuk mencari titik pusat dan jari-jari, berarti anak tersebut sudah memahami konsep.
• Jika anak tersebut sudah dapat menggunakan rumus, dan mensubtitusikan nilai A,B dan C ke dalam rumus serta mengoperasikan sehingga memperoleh titik pusat dan jari-jarinya, maka anak tersebut sudah menguasai skill
• Dan apabila anak sudah dapat membuktikan hasil jawabannya dengan gambar,maka anak tersebut sudah memahami prinsip.
2. SOAL TINGKAT SMA Harga 2 kg buah mangga, 2 kg buah jeruk, dan 1 kg buah anggur adalah Rp70.000,00, dan harga 1 kg buah mangga, 2 kg buah jeruk, dan 2 kg buah anggur adalah Rp90.000,00. Jika harga 2 kg buah mangga, 2 kg buah jeruk, dan 3 kg buah anggur adalah Rp130.000,00. maka harga buah mangga, buah jeruk, dan buah anggur masing-masing per kg nya adalah……. Penyelesaian:
Misalkan: banyaknya buah mangga per kg adalah x
banyaknya buah jeruk per kg nya adalah y banyaknya buah anggur per kgnya adalah z
2x + 2y + z = 70.000 ……..(1) x + 2y + 2z = 90.000
……..(2) 2x + 2y + 3z = 130.000
Eliminasi persamaan (1) dan (2) 2x + 2y + z = 70.000 x + 2y + 2z = 90.000 x – z = – 20.000……….(4) Eliminasi persamaan (2) dan (3) x + 2y + 2z = 90.000 2x + 2y + 3z = 130.000 – x – z = – 40.000……(5) Eliminasi persamaan (4) dan (5) x – z = – 20.000
– x – z = – 40.000 2x = 20.000 – x – z = – 40.000 2x = 20.000
z = 30.000 Subtitusikan nilai x dan z ke persamaan (1) maka diperoleh nilai y 2x + 2y + z = 70.000 2(10.000) + 2y + 30.000 = 70.000 20.000 + 2y +30.000 = 70.000 2y + 50.000 = 70.000 2y = 20.000 y = 10.000 Jadi, harga buah mangga per kg nya adalah Rp10.000,00, harga buah jeruk per
kg nya adalah Rp10.000,00 dan harga buah anggur per kg nya adalah Rp30.000,00
3. SOAL TINGKAT SMP Tentukan akar-akar persamaan 2 kuadrat 4x – 13x + 3 = 0 dengan rumus
abc. Penyelesaian:
− ± 2 b b − 4 ac
x 12 = 2 a x 12 = 2 a
8 8 24 2 1
= 3 atau x 2 = =
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah 3 dan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan Umum Pendidikan Matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki:
1) Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
2) Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi,orang dapat menyampaikan informasi dengan bahasa Matematika
3) Keampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat digunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang menyelesaikan masalah.
Pembelajaran matematika yang harus dialami siswa digolongkan menjadi 4 kategori, yaitu fakta,konsep, prinsip, dan skill.
Fakta adalah suatu pemufakatan atau konvensi sembarang dalam matematika. Konsep dalam matematika adalah pengertian abstrak dari suatu objek atau kejadian baik konkret maupun abstrak.
Prinsip didefenisikan sebagai pola hubungan fungsional antara konsep- konsep.
Skill adalah keterampilan untuk menjalankan prosedur(algoritma) dalam menyelesaikan masalah.
Langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah:
1) Memahami pokok permasalahan
2) Mendiskusikan alternatif pemecahannya
3) Memecahkan persoalan utam menjadi bagian-bagian kecil
4) Menyederhanakan persoalan
5) Menggunakan pengalaman masalah lampau
6) Mencoba berbagai cara, bekerja secara sistematis, mencatat apa yang
terjadi, mengecek hasilnya dengan mengulangi kembali langkah- langkahnya.
7) Mencoba memahami dan menyelesaikan persoalan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas, dkk., 2007.Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (dalam Paket Bahan Ajar Unit 5 oleh Konsorsium Pendidikan Jarak Jauh S1 PGSD)
Branca, N.A (1980). Problem Solving as a Goal, Process and Basic Skill. Dalam
Krulik,S dan Reys,R.E (ed). Problem Solving in School Mathematics. NCTM: Reston. Virginia
Hastuti, Sri. 1996/1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III. Ruseffendi,E.T (1991a). Pengantar kepada Membantu Guru Mengem-bangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito
Sehatta, Seragih., 2007. Pengembangan Progam Pengajaran Matematika. Pekanbaru : Cendekia Insani.
Soleh,M (1998). Pokok-Pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Depdikbud
Sujono (1988). Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud
Sumarmo,U, Dedy, E dan Rahmat (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk
Meningkatkan Pemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Usman, Sudarmin., 2007. Strategi Pemecahan Masalah Dalam Penyelesaian
Soal Cerita Di Sekolah Dasar , ( dalam Jurnal Samudra Ilmu, Volume 2 Nomor 2 oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang)
http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah- matematika/
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TahapanMemecahkanMasalah.pd
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan proses belajar. Teknik belajar yang terlalu monoton dan tidak memiliki variasi akan membentuk suasana yang membosankan sehingga peserta didik tidak tertarik dalam mengikuti pelajaran. Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar yang efektif, Guru perlu menimbulkan adanya dialog atau tanya jawab.
Dialog antara Guru dan peserta didik akan menciptakan interaksi belajar yang lebih efektif dan akrab. Adanya tanya jawab yang dilakukan secara kelompok atau secara individu diharapkan akan membentuk suasana belajar yang menyenangkan. Dengan adanya tanya jawab akan memberi motivasi tersendiri kepada peserta didik agar membangkitkan pemikiran dan cara pandang yang luas terhadap materi yang sedang dipelajari di dalam kelas. Selain itu adanya tanya jawab dapat terlihat bahwa sejauh mana peserta didik memahami materi yang sedang didiskusikan.
Selama pelajaran berlangsung, siswa ikut serta secara aktif dalam pembahasan materi yang diberikan oleh Guru. Pertanyaan yang berkaitan dengan isi pelajaran atau juga pengalaman yang dihayati dengan tanya jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas. Adanya teknik tanya jawab yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa dapat mengerti, atau mengingat terhadap fakta-fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap fakta tersebut.
Dengan adanya tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan langkah- langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan soal atau Dengan adanya tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan langkah- langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan soal atau
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa ini menunjukan adanya interaksi di kelas yang dinamis dan multi arah. Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta. Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti: jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup, sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir tuntunlah jawaban siswa sampai ia menemukan jawaban sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari keterampilan bertanya ?
2. Apa saja fungsi dan tujuan ketrampilan bertanya?
3. Apa sajakah jenis - jenis pertanyaan?
4. Apa saja komponen-komponen ketrampilan bertanya?
5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memberi pertanyaan?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan bertanya
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan ketrampilan bertanya
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan
4. Untuk mengetahui komponen – komponen ketrampilan bertanya
5. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memberi pertanyaan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Keterampilan Bertanya
G.A. Brown dan R. Edmondson (1984) mengemukakan definisi pertanyaan yaitu, “segala pernyataan yang meninginkan tanggapan verbal (lisan).
Ketrampilan bertanya menurut marno (2008 : 115) adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pegajaranya selalu melibatkan/menggunakan tanya jawab. Pertanyaan tidak selalu dalam kalimat tanya, tetapi juga bisa dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat pertanyaan.
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa keterampilan bertanya adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru kepada siswa ataupun dari siswa kepada guru untuk mengetahui suatu jawaban baik dalam bentuk pertanyaan, perintah, ataupun pernyataan yang berkaitan dengan lisan individu sehingga dapat mengetahui tingkat pemikiran ataupun pemahaman individu masing-masing.
2.2 Fungsi dan Tujuan dari Keterampilan Bertanya
Didalam proses belajar mengajar keterampilan bertanya diperlukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran. Adapun fungsi dari keterampilan bertanya antara lain:
1. Mendorong siswa untuk berpikir
2. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
3. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
4. Mendiagnosis kelemahan siswa
5. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
6. Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik Disamping fungsi, adapula tujuan dari keterampilan bertanya, yaitu:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan. Dengan memberikan pertanyaan kita akan dapat menarik minat peserta didik dalam perkuliahan. Terlebih jika pertanyaan yang kita berikan tidak sembarangan, alias memerlukan pemikiran dan renungan mendalam karena cukup pelik dan tidak dapat dilihat secara hitam putih. Untuk memancing rasa ingin tahu peserta didik kita perlu memilih pertanyaan terkait dengan isu-isu baru yang lagi trending topik dan sesuai dengan dunia peserta didik.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. Dengan kita memberikan pertanyaan sebenarnya menuntut peserta didik merenungkan kembali informasi dan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan pertanyaan kita dapat melatih peserta didik melakukan proses seleksi pengethuan untuk menjawab persoalan yang kita ajukan.
3. Menguji dan mengukur hasil belajar. Tujuan terakhir dari keterampilan bertanya adalah untuk menguji dan mengukir hasil belajar. Ini berarti kegiatan bertanya dikaitkan dengan tujuan pembelajaran apakah sudah tercapai ataukah belum.
2.3 Jenis-Jenis Pertanyaan
Keterampilan bertanya di dalam proses belajar mengajar banyak jenis- jenisnya, diantaranya:
a. Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1. Pertanyaan permintaan (compliance question) Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: o Dapatkah kamu tenang agar suara bapak dapat didengar oleh kalian? o Dapatkah kamu menutupkan jendela-jendela itu agar suasana kelas tidak terganggu dengan kebisingan dari kelas sebelah? o Dapatkah kamu membuat jarring-jaring kubus tanpa tutup?
2. Pertanyaan retoris (rhetorical question) Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid.. Contoh: • Mengapa observasi diperlukan sebelum melaksanakan PPL? Sebab observasi merupakan masukkan bagi calon guru yang sedang PPL. • Mengapa Foramenifora digolongkan phylum Protozoa? Sebab tubuhnya hanya terdiri satu sel. • Mengapa kuadrat bilangan kompleks selain nol tidak positif? Sebab
i 2 = -1
3. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) Pertanyaan menuntun (prompting question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk menuntun dalam proses berpikirnya. Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan dengan saksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi. Contoh: Guru : Anak-anak dalam melakukan perang melawan Belanda, Pangeran
Diponegoro dibantu oleh? Guru diam sejenak kemudian, coba
kamu Tono! Tono :Nampak kesulitan untuk menjawab pertanyaan Guru. Guru : Coba kamu ingat-ingat. Kemudian guru menuntun jawab, Kiai … Tono : Kiai Mojo. Guru : Siapa lagi? Tono : Imam Bonjol Pak! Guru : Bukan! Itu kan Peminpin Perang Padri! Coba pikir lagi! Tono : Lupa Pak. Guru : Masa lupa! Sen … Tono : Ya, Pak saya ingat, yaitu Ali Basah Sentot. Guru : Coba diulangi jawaban tadi. Tono : Kiai Mojo dan Ali Basah Sentot Pak. Guru : Pinter!
4. Pertanyaan menggali (probing question). Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya. Contoh : Guru : Anak-anak, faktor-faktor apa yang menyebabkan
bertambahnya Angka pengangguran di Indonesia? Guru diam sejenak, kemudian coba kamu Desi !
Desi : Banyak Pabrik/Perusahaan yang gulung tikar Pak! Guru : Bagus! Coba apalagi? Desi : Adanya Krisis Moneter Pak! Guru : Apalagi! Desi : Tidak tahu Pak! Guru :Coba diantara kalian yang bisa membantu Desi, angkat tangan!
(Guru menunjuk salah satu siswa yang angkat tangan) coba kamu Ghofur! Ghofur : Bahan baku yang dimport harga berlibat ganda! Guru : Pinter! Coba apalagi! Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai pertanyaan tersebut terjawab sempurna, dan terakhir Desi disuruh mengulangi semua jawab! (Guru menunjuk salah satu siswa yang angkat tangan) coba kamu Ghofur! Ghofur : Bahan baku yang dimport harga berlibat ganda! Guru : Pinter! Coba apalagi! Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai pertanyaan tersebut terjawab sempurna, dan terakhir Desi disuruh mengulangi semua jawab!
1. Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question) pertanyaan pengetahuan (knowledge) merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya menuntut siswa untuk dapat mngungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain:
Apa?
Berilah nama! Siapa?
Sebutkan!
Golongkan! Bilamana?
Ingatlah istilah!
Kemukakan definisi!
Di mana?
Pasangkan!
2. Pertanyaan pemahaman (conprehention question) Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Jadi pada tingkat ini siswa sudah tidak lagi mengingat dan mengahfal informasi yang diperoleh, melainkan harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Bentuk pertanyaan jenis ini adalah:
1) Memberkan penjelasan dengan kata-kata sendiri
2) Menyatakan ide-ide pokok tentang sesuatu dengan kata-kata sendiri
3) Membedakan atau membandingkan
4) Menerangkan dengan grafik
Untuk pertanyaan pemahaman perlu diigat bahwa informasi atau bahan pelajaran harus sudah diberikan/diajarkan kepada siswa, sehingga waktu guru memberikan pertanyaan yang maksudnya untuk mengetahui apakah informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa, mereka sudah mempunyai bahan untuk menjawab.
Berapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah:
Berilah contoh
Bandingkanlah
Berikan interpretasi
Jelaskan dengan kata-katamu sendiri
3. Pertanyaan penerapan (application question) pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh seelumnya. Disini siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipeajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah:
Guankanlah
Carilah hubungan
Tunjukkanlah Tuliskan suatu contoh Demonstrasikan
Siapkanlah
Buatlah sesuatu
Klasifikasikanlah
4. Pertanyaan sintetis (synthesis question), Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingakta tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk mendakan induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil suatu kesimpulan atau generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sunguh-sunguh. Jenis pertanyaan ini akan dapat meningkatkan kreativitas serta daya penalaran siswa. Pertanyaan sintesis ini dapat berbentuk:
1) Pertanyaan yang meminta siswa mengadakan prediksi atau membuat ramalan
2) Pertanyaan yang diminta siswa mengungkapkan ide dan mengahasilkan komunikasi orisinil
3) Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah Dengan jenis pertanyaan ini, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan daya kreasinya. Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:
Ramalkanlah…….
Tulislah…….
Bentuk…. Bagaimana kita dapat memecahkan….
Ciptakanlah….. Apa yang terjadi seaindainya… Susunlah….
Bagaimana kita dapat
5. Pertanyaan evaluasi (evaluation question). Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi, karena pekerjaan menialai hanya mungkin dilakukan dengan baik bila fungsi- fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan sampai dengan sintesis telah dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau nilai-nilai yang dipilih oleh siswa sendiri. Dalam pertanyaan evaluasi adanya standar atau kriteria pengukuran merupakan sesuatu yang mutlak. Penggunaan standar atau kriteria yang berbeda akan mengakibatkan jawaban yang berbeda pula. Tetapi dalam mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang berbeda tersebut memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap siswa, berarti bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain. Pertanyaan evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan
2) pertanyaan yang menilai suatu ide
3) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
4) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik Dari pertanyaan di atas kita dapat melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia mempunya kriteria tertentu. Mereka harus menilai 4) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik Dari pertanyaan di atas kita dapat melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia mempunya kriteria tertentu. Mereka harus menilai
Alternatif mana yang lebih baik….· Setujukah anda…..·
Kritiklah….·
Berilah alasan…·
Selain jenis-jenis ada syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi suatu pertanyaan yang baik:
1. Dikalimatkan dengan kalimat yang mudah ditangkap oleh siswa
2. Diajukan secara klasikal terlebih dahulu, kemudian secara individual
3. Urutan menjawab janganlah tetap atau alfabetis
4. Kemukakan pertanyaan dengan nada yang enak dan raut muka yang manis
2.4 Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya
Pada dasarnya, ketrampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:
a. Keterampilan Bertanya Dasar
Bertanya dasar adalah pertanyaan pertama dan pembuka yang diajukan guru pada awal pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar terdiri dari beberapa komponen antara lain:
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh siswa. Contoh:
Apa yang menyebabkan sehingga banyak siswa diberi kesempatan bertanya tidak menggunakannya?
Mengapa banyak siswa tidak menggunakan kesempatan bertanya?
Dari ungkapan pertanyaan diatas jelas bahwa pertanyaan kedua lebih jelas dan singkat untuk dimengerti siswa dari pada pertanyaan pertama
2. Pemberian acuan Sebuah pertanyaan dapat dijawab jika yang ditanya mengetahui informasi yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Oleh karena itu sebelum bertanya, guru perlu memberikan acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa. Siswa akan mengolah informasi yang diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan guru. Contoh:
Jika diketahui akar-akar persamaan kuadrat x 1 dan x 2 , maka persamaaan kuadrat dapat ditulis (x – x 1 ) (x – x 2 ).
Persamaan kuadrat yang akar-akarnya 3 dan -4.
3. Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban pertanyaan 3. Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban pertanyaan
Sebutkan bilangan-bilangan kelipatan 5 yang habis dibagi 3?
Diantara bilangan-bilangan 10, 15. 25., 35, 45, 55 dan 75, manakah bilangan kelipatan 5 yang habis dibagi 3?
Dari 2 pertanyaan diatas kita dapat mengetahui bahwa pertanyaan 1 membutuhkan jawaban yang sangat luas, sedangkan pertanyaan 2 lebih membutuhkan jawaban yang spesifik.
4. Pemindahan Giliran Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Pemindahan giliran, artinya setelah siswa pertama memberikan jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.
Cara seperti ini dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antar siswa.
5. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebabkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kalau mungkkin semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Teknik penyebaran perlu diperhatikan Penyebaran pertanyaan berarti menyebabkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kalau mungkkin semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Teknik penyebaran perlu diperhatikan
6. Pemberian Waktu Berfikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berfikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaannya. Kebiasaan guru yang menunjuk siswa lebih dahulu untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu diajukan, tidak dapat dibenarkan, sebab tidak memberi waktu untuk berfikir, dan siswa lain tidak memprhatikan pertanyaan guru.
7. Pemberian Tuntunan Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, guru tidak boleh diam dan menunggu sampai siswa memberikan jawaban. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara terhadap mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntutan dapat diberikan antara lain dengan berbagai cara berikut:
Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga dapat dipahami oleh siswa.
Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang
dapat menuntun siswa menemukan jawaban. Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang
berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
b. Keterampilan Bertanya Lanjut
Pertanyaan lanjutan adalah kelanjutan dari pertanyaan dasar yang mengutamakan usaha mengembangkan keterampilan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong agar dapat berinisiatif sendiri. Selain itu pertanyaan lanjutan juga memiliki fungsi yaitu:
menemukan, mengorganisasi, dan menilai informasi.
Membentuk pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan atas informasi yang lengkap
Mengembangkan ide dan mengemukaannya kepada kelompok Memberikan kesempatan memperoleh sukses melebihi yang
biasa dicapai Ketika kita menerapkan keterampilan bertanya lanjut, guru juga menerapkan atau menggunakan keterampilan bertanya dasar, komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri atas :
1. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaaan tang diajukan guru mengundang siswa berpikir. Jika guru hanya mengajukan pertanyaan yang bersifat ingatan.
Seperti hanya menanyakan : apa, siapa, dimana, atau berapa, maka proses mental yang terjadi dalam diri siswa rendah karena Seperti hanya menanyakan : apa, siapa, dimana, atau berapa, maka proses mental yang terjadi dalam diri siswa rendah karena
2. Pengaturan ururtan pertanyaan Agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang secara baik dan wajar , guru hendaknya mengatur ururtan pertanyaan yang di ajukan . pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya di mantapkan kemudian beralih ketingkat pertanyaan yang lebih tinggi
3. Penggunaan pertanyaan pelacak Jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban yang diberikan oleh iswa dianggap benar tetapi masih dapat di lengkapi lagi, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan
Teknik pertanyaan pelacak yang dapat di gunakan guru antara lain sebagai berikut:
a. Meminta klarifikasi Teknik ini di pakai guru, jika jawaban sswa, kurang jelas atau diungkapkan dengan kalimat yang kabur Contoh :
Dapatkah anda menjelaskan apa yang anda maksudkan dengan...?
Coba ulangi jawaban apa yang anda jelaskan tadi? Coba rangkum apa yang anda jelaskan tadi?
b. Meminta siswa memberikan alasan
Teknik ini dapat digunakan jika guru menginginkan siwa memberikan bukti-bukti dari pendapat atau pandangan yang diberikannya sebagai jawaban atas pertanyaan guru
Contoh : Dapatkah anda memberi alasan , mengapa anda berpendapat sperti it!
Coba berikan bukti-bukti akan kebenaran pendapat anda itu ! Coba jelaskan , bagaiman anda sampai pada kesimpulan seperti
itu
c. Meminta kesepaktan pandangan siswa
Jika guru meminta pandangan siswa sudah menyatakan pendapatnya, untuk mendapatkan kesepakatan dan kebenran akan pendapat tersebut, guru dapat meminta pendapat siwa lain
Contoh : Siapa yang setuju dengan pendapat itu? Beri alasan
Anda yang tak setuju dengan pendapat tadi ? apa alasan anda ? Bagaimana penndapat anda terhadap pendapatyang di ajukan
tadi
d. Meminta ketepatan jawaban Teknik ini dapat digunakan guru jika jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau kurang sempurna. Pertanyaan pelacak yang diberikan guru diharapkan dapat menutun siswa melengkapai atau memperbaiki jawaban yang diberikan membuat siswa mejadi malu
e. Meminta jawaban yang lebih relavan Jika siswa memberikan jawaban yang kurang relavan dengan pertanyaan guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak. Tujuan pertanyaan pelacak dalam kaitan ini adalah menyadarkan siswa e. Meminta jawaban yang lebih relavan Jika siswa memberikan jawaban yang kurang relavan dengan pertanyaan guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak. Tujuan pertanyaan pelacak dalam kaitan ini adalah menyadarkan siswa
f. Meminta contoh Teknik hampir sama dengan teknik meminta siswa memberikan alasan, yaitu jika siswa memberikan jawaban yang sama-sama tau terluas , guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta siswa memberikan ilustrasi atau contoh konkret dari jawaban.
g. Meminta jawaban yang lebih kompleks Jika guru menganggap bahwa jawaban siswa masih dapat dikembangkan menjadi jawaban yang lebih kompleks, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak.
Pertanyaan pelacak bertujuan untuk membimbing siswa berpikir lebih kritis dalam mengembangkan jawabannya.
4. Peningkatan terjadinya interaksi Meningkatkan interaksi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa mental intelektual siswa secara maksimal.
Dalam kaitan dengan keterampilan bertanya lanjut, peningkatan terjadinya interaksi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab
oleh seorang siswa, sebagai gantinya siswa diminta mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dalam pasangan atau kelompok kecil.
Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga guru bukan satu-satunya orang yang bertanya dalam kelas.
Jika siswa mengajukan pertanyaan, berikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut, sehingga terjadi interaksi antar siswa.
Dengan cara tersebut diatas, partisipasi siswa dalam kelas dapat ditingkatkan.
2.5 Prinsip Penggunaan Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut: a.Mengulangi pertanyaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan pertanyaan pertama, sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa.
b. Mengulangi jawaban siswa Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan
penguatan sangat baik dilakukan oleh guru, namun jika guru terbiasa penguatan sangat baik dilakukan oleh guru, namun jika guru terbiasa
c. Menjawab pertanyaan sendiri Guru cenderung menjawab sendiri pertanyaan kalau siswa tidak
ada yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuat siswa frustasi dan malas belajar.
d. Mengajukan jawaban yang memancing jawaban serentak
Sebagai suatu selingan, guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak sehingga kelas jadi hidup. Namun kalau hal ini dibiasakan akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta jawaban perorangan. Untuk menghindari kebiasaan ini, guru hendaknya menyusun pertanyaan secara baik dengan tingkat kesukaran yang sesuai, sehingga siswa tidak mungkin menjawabnya secara serentak.
e. Mengajukan pertanyaan ganda Kadang-kadang guru cenderung mengajukan pertanyaan yang
menanyakan beberapa hal sehingga siswa harus melakukan beberapa tugas dalam waktu yang singkat.
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk
menjawab pertanyaan yang akan diajukan. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru memajukan pertanyaan ke seluruh kelas, menjawab pertanyaan yang akan diajukan. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru memajukan pertanyaan ke seluruh kelas,
Memberikan waktu berfikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang diberikan hendaknya lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar.
Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk berpikir dan menyusun jawabannya.
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu, dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah