PENGAJARAN REMEDIAL

2.1 PENGAJARAN REMEDIAL

2.1.1 Pengertian Pengajaran Remedial

Remedial teaching atau pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat

dikatakan pula bahwa pengajaran remedial itu berfungsi untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan / gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Remedial teaching berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan dalam belajar. Tapi dewasa ini pengertian itu sudah mengalami berkembang. Sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial.

2.1.2 Pengajaran Remedial Dalam Pembelajaran

Pengajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program pembelajaran. Melalui program remedial , guru berusaha membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan belajar secara optimal. Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif ( penyembuhan ) dan atau korektif ( perbaikan ). Pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan Pengajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program pembelajaran. Melalui program remedial , guru berusaha membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan belajar secara optimal. Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif ( penyembuhan ) dan atau korektif ( perbaikan ). Pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan

2.1.3 Tujuan Pengajaran Remedial Berdasarkan pengertian mengenai pengertian remedial adalah kegiatan

membantu siswa menguasai materi pelajaran, dapat kita ketahui bahwa tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Secara umum tujuan dari kegiatan remedial ini adalah untuk membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang yang berlaku. Sedangkan secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dihadapinya dengan memperbaiki cara mengajarnya.

Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh phak sekolah melalui proses perbaikan.

Secara terperinci tujuan pengajaran remedial, yaitu :

Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya. Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih

baik. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.

Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa

2.1.4 Fungsi Pengajaran Remedial Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbaikan

mempunyai fungsi, Fungsi kegiatan remedial ada 6 yaitu :

a. Fungsi korektif Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial ini guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya

b. Fungsi Pemahaman Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam

kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa.

Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya.

c. Fungsi penyesuaian Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Tujuan dan materi pelajaran.disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak lagi merupakan beban bagi siswa.

Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga dapat mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik.

d. Fungsi Pengayaan Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses

pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa.

e. Fungsi Akselerasi Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses

pemebelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

f. Fungsi Terapeutik Kegiatan remedial memiliki fungsi terapeutik karena melalui

kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial pribadi.

2.1.5 Prinsip-prinsip Dasar Pengajaran Remidial ( Remidial-Teaching)

Ada beberapa prinsip dasar pengajaran remedial, diantaranya :

a. Hubungan Pengajaran Perbaikan dalam Proses Belajar-Mengajar

Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem penyampaiannya dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Pendekatan ini dianggap merupakan salah satu sistem yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang optimal dengan melalui satuan pelajaran. Satuan pelajaran adalah kegiatan belajar mengajar suatu bahan atau satuan bahasan, dalamrangka pencapaian tujuan yang lebih khusus(TIK). Tujuan Instruksional Khusus ini hendaknya dirumuskan dengan jelas, dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku murid.

Dengan rumusan dan tujuan yang jelas akan memudahkan guru dalam menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran serta rencana dan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI yang langkah- adalah sebagai berikut :

o Langkahnya Merumuskan TIK o Menyusun alat evaluasi o Menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode,

alat, sumber) o Melaksanakan pengajaran

o Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar, berupa :

a) Bagi guru, bila TIK bisa tercapai dipergunakan untuk merevisi program

b) Bagi siswa, bila TIK tidak tercapai diadakan remedial / pengajaran perbaikan

Dengan melihat kerangka dasar kegiatan-kegiatan program belajar mengajar dengan pendekatan PPSI tersebut, maka pengajaran perbaikan / Dengan melihat kerangka dasar kegiatan-kegiatan program belajar mengajar dengan pendekatan PPSI tersebut, maka pengajaran perbaikan /

b. Perlunya Pengajaran Perbaikan Seperti pada uraian sebelumnya, dalam hubungannya dengan

kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini perlu dapat dilihat dari segi :

Siswa Guru Proses Pendidikan

c. Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dengan Masalahnya Kekuasaan pengajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik

kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, dan lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Sehubungan dengan masalah ini maka perlu sekiranya guru memahami prinsip-prinsip permasalahan yang menyangkut :

1. Cara Belajar Siswa Pada dasarnya siswa belajar dengan cara-cara sebagai berikut :

Eksplorasi, Coba-coba, Rasa tidak senang, Rasa gembira, Imitasi, Partisipasi, Komunikasi

2. Kondisi Belajar Ada 2 kodisi belajar , yaitu :

a. Kondisi umum : stimulasi belajar, perhatian dan motivasi, respons

yang dipelajari, penguatan dan umpan balik, pemakaian dan pemindahan, kemampuan belajar

b. Kondisi khusus : kondisi belajar informasi, kondisi belajar konsep,

kondisi belajar prinsip, kondisi belajar keterampilan, kondisi belajar sikap

3. Strategi Pengajaran

Strategi pengajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Dengan kata lain, strategi pengajaran adalah kegiatan yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan kepada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Secara umum pemilihan strategi pengajaran dipengaruhi oleh : Penerimaan pengetahuan, Aplikasi pengetahuan, Tujuan yang bersifat perubahan sikap (perasaan)

4. Hubungan Guru-Siswa Hubungan guru-siswa dalam proses belajar mengajar yang

diharapkan adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi guru adalah bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut aliran humanistic adalah menyadarkan kemampuan anak sendiri, diharapkan adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi guru adalah bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut aliran humanistic adalah menyadarkan kemampuan anak sendiri,

Memberi kebebasan kepada siswa dalam menyelesaikan tugasnya Mengusahakan suasana belajar yang hangat Menghargai siswa Memberikan tugas-tugas yang menantang Mengontrol disiplin siswa Menilai keberhasilan, dan sebagainya

2.1.6 Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa

Komponen – komponen yang harus direncanakan dan dilaksanakan guru dalam kegiatan remedial sama dengan komponen – komponen pembelajaran biasanya. Komponen – komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

Komponen

Kegiatan remedial pembelajaran TUJUAN

Pembelajaran biasa

Berlaku bagi semua

Bersifat individual

siswa (klasikal)

MATERI

Sama untuk semua

Sesuai dengan

kesulitan siswa KEGIATAN

siswa

Diikuti semua siswa Diikuti oleh siswa

PEMBELAJARAN

Metode dan media

yang bermasalah

bersifat klasikal

Metode dan media bersifat individual atau kelompok

EVALUASI

Sama untuk semua

Bersifat individual

siswa

atau kelompok.

2.1.7 Pendekatan Dalam Kegiatan Remedial

Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan.

a. Pendekatan yang bersifat preventif Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan, padahal kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan. Guru yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui kelemahan siswanya. Guru juga dapat menggunakan salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan yang disebut dengan pretest. Pretest adalah salah alat evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

b. Pendekatan yang bersifat kuratif

Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasrkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetaplan.

c. Pendekatan yang Bersifat Pengembangan Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan dalam menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus ketika mempelajari materi.