Dampak Kedekatan Lokasi Terhadap Ekspor Komoditas Provinsi: Pendekatan Model Gravitasi
5.3 Dampak Kedekatan Lokasi Terhadap Ekspor Komoditas Provinsi: Pendekatan Model Gravitasi
Dipersiapkan oleh Yayat Cadarajat dan Yanfitri (Biro Riset Ekonomi √ Bank Indonesia)
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah regresi panel atas model gravitasi dengan 2015 membuka peluang sekaligus tantangan bagi
random effect dengan periode estimasi 1999- Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan
2006. Sebelum menguji model gravitasi, kajian bangsa melalui integrasi ekonomi dan keuangan
ini diawali dengan analisis pola ekspor dari setiap di kawasan. Dari sisi perdagangan internasional,
propinsi di Indonesia. upaya Indonesia dalam menarik manfaat optimal dari pembentukan pasar tunggal ASEAN akan
5.3.1 Gambaran Singkat Ekspor Provinsi-Provinsi
tergantung dari kemampuan meningkatkan daya
di Indonesia
saing dan produktivitas. Luasnya wilayah Indonesia Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dengan komoditas unggulan ekspor yang relatif
bahwa perdagangan internasional di suatu negara bervariasi antar provinsi membuka peluang
dapat dibangun oleh perdagangan dari setiap peningkatan diversifikasi ekspor Indonesia baik
propinsi. Luasnya wilayah Indonesia dengan dalam rangka meningkatkan ekspor ke kawasan
komoditas unggulan ekspor yang relatif bervariasi ASEAN, Asia lainnya maupun dunia. Dengan
antar propinsi dapat didayagunakan untuk demikian, Indonesia tidak hanya menjadi pasar
memacu pertumbuhan ekspor propinsi tersebut. yang luas bagi ekspor negara ASEAN lainnya,
Hingga saat ini propinsi yang paling dominan namun juga dapat memanfaatkan negara tetangga
melakukan kegiatan ekspor adalah Jawa Barat untuk menjadi pasar bagi ekspor Indonesia. Secara
diikuti Riau, Jawa Timur dan Jakarta (Tabel 5.1). spesifik, kinerja ekspor Indonesia ditentukan oleh
26,2% ekspor Jabar ditujukan ke ASEAN dengan kinerja ekonomi dan perdagangan masing-masing
negara tujuan utama Malaysia, Filipina, Thailand, propinsi. Oleh karena itu pola perdagangan setiap propinsi menjadi penting untuk diperhatikan.
Tabel 5.10 Kontribusi Provinsi Terhadap Tabel 5.10 Kontribusi Provinsi Terhadap Tabel 5.10 Kontribusi Provinsi Terhadap Tabel 5.10 Kontribusi Provinsi Terhadap Tabel 5.10 Kontribusi Provinsi Terhadap Melengkapi penelitian mengenai permintaan
Ekspor Impor Nonmigas Ekspor Impor Nonmigas Ekspor Impor Nonmigas Ekspor Impor Nonmigas Ekspor Impor Nonmigas ekspor Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk
EKSPOR
mengkaji apakah jarak antara lokasi produksi
PROVINSI
2005 2006 2007 Rata-Rata 2001-2007
(lokasi eksportir) dengan pasar (lokasi importir) juga
JAWA BARAT
menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan 14,0
RIAU
JAWA TIMUR
ekspor. Kajian ini menggunakan data panel 15
JAKARTA
komoditas utama dari 24 propinsi di Indonesia
dengan partner dagang meliputi negara ASEAN
BANTEN
ditambah Australia, New Zealand, Papua New
JAWA TENGAH
Guinea, Bangladesh, India, Srilanka, Jepang, Korea 3,2
Selatan, dan China. Metodologi yang digunakan
SUMBER : BI, DSM
60 Outlook Ekonomi Indonesia 2008 - 2012, Edisi Januari 2008 60 Outlook Ekonomi Indonesia 2008 - 2012, Edisi Januari 2008
: komoditas industri ekspor terutama ke kawasan Singapura.
dan Bali
seperti tekstil & Jika dilihat secara lebih detail, maka setiap
garmen, kertas, wilayah di Indonesia memiliki kekhususan
furniture & produk kayu komoditas utama yang diekspor, misalnya:
- Propinsi di Nusa Tenggara: metalliferous - Propinsi di Sumatera
: minyak sawit, karet
: metalliferous mentah,
- Irian Jaya
Dari Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian - Propinsi di Kalimantan : barang-barang
besar propinsi di Indonesia hanya memiliki tambang (batu bara)
komoditas ekspor utama yang terbatas pada satu - Propinsi di Sulawesi
: coklat, minyak sawit, hingga dua komoditas. Hanya beberapa propinsi metalliferous
di Pulau Jawa yang memiliki komoditas ekspor - Propinsi di Pulau Jawa
unggulan yang lebih terdiversifikasi.
Tabel 5.11 Komoditas Ekspor Utama dan Beberapa Wilayah Pengekspornya Tabel 5.11 Komoditas Ekspor Utama dan Beberapa Wilayah Pengekspornya Tabel 5.11 Komoditas Ekspor Utama dan Beberapa Wilayah Pengekspornya Tabel 5.11 Komoditas Ekspor Utama dan Beberapa Wilayah Pengekspornya Tabel 5.11 Komoditas Ekspor Utama dan Beberapa Wilayah Pengekspornya
OFFICE MACH.& AUT.DATA PROC. OFFICE MACH.& AUT.DATA PROC. OFFICE MACH.& AUT.DATA PROC. OFFICE MACH.& AUT.DATA PROC. OFFICE MACH.& AUT.DATA PROC. JAWA TIMUR
FISH,CRUST.,MOLLUSCS AND THEIR PREP FISH,CRUST.,MOLLUSCS AND THEIR PREP FISH,CRUST.,MOLLUSCS AND THEIR PREP FISH,CRUST.,MOLLUSCS AND THEIR PREP FISH,CRUST.,MOLLUSCS AND THEIR PREP
COAL, COKE AND BRIQUETTES COAL, COKE AND BRIQUETTES COAL, COKE AND BRIQUETTES COAL, COKE AND BRIQUETTES COAL, COKE AND BRIQUETTES
59.1 RIAU 48 JAKARTA
31.9 KALIMANTAN TIMUR
35.6 JAWA BARAT 39.4 SUMATERA UTARA
12.4 KALIMANTAN SELATAN
1.9 JAKARTA 0.8 LAMPUNG
10.3 BENGKULU
1.6 SUMATERA UTARA 0.1 SULAWESI SELATAN
6.9 LAMPUNG
0.5 JAWA TIMUR Total
6.2 SUMATERA SELATAN
98.7 Total 88.3 COFFEE, TEA, COCOA, SPICES COFFEE, TEA, COCOA, SPICES COFFEE, TEA, COCOA, SPICES COFFEE, TEA, COCOA, SPICES COFFEE, TEA, COCOA, SPICES
67.7 Total
TELECOMMUNICATION & REPRO. APP TELECOMMUNICATION & REPRO. APP TELECOMMUNICATION & REPRO. APP TELECOMMUNICATION & REPRO. APP TELECOMMUNICATION & REPRO. APP SULAWESI SELATAN
FIXED VEGETABLE OILS & FATS FIXED VEGETABLE OILS & FATS FIXED VEGETABLE OILS & FATS FIXED VEGETABLE OILS & FATS FIXED VEGETABLE OILS & FATS
38.9 JAWA BARAT 66.3 LAMPUNG
21.2 SUMATERA UTARA
36.1 RIAU 19.4 JAWA BARAT
17.4 RIAU
5.5 JAKARTA 4.2 SUMATERA UTARA
13 SUMATERA BARAT
4.7 JAWA TIMUR 1 JAWA TIMUR
11.2 SUMATERA SELATAN
3.4 JAWA TENGAH 0.8 Total
10.9 SULAWESI UTARA
88.6 Total 91.6 CRUDE RUBBER CRUDE RUBBER CRUDE RUBBER CRUDE RUBBER CRUDE RUBBER
73.7 Total
FURNITURE AND PARTS THERE OF FURNITURE AND PARTS THERE OF FURNITURE AND PARTS THERE OF FURNITURE AND PARTS THERE OF FURNITURE AND PARTS THERE OF SUMATERA SELATAN
PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF PAPER,PAPERBOARD&MFD THEREOF
35.5 JAWA TENGAH 32.9 JAMBI
25.8 JAWA TIMUR
34.4 JAWA TIMUR 26.5 RIAU
8.8 JAWA BARAT
15.3 JAWA BARAT 21.4 SUMATERA BARAT
8.2 RIAU
2.6 JAKARTA 6.4 KALIMANTAN BARAT
7.9 JAKARTA
0.9 BALI 3 Total
6.4 JAWA TENGAH
88.7 Total 90.2 METALLIFEROUS ORES&METAL SCR METALLIFEROUS ORES&METAL SCR METALLIFEROUS ORES&METAL SCR METALLIFEROUS ORES&METAL SCR METALLIFEROUS ORES&METAL SCR
57.1 Total
CLOTHING CLOTHING CLOTHING CLOTHING CLOTHING IRIAN JAYA
TEXTILE YARNS, FABRICS&PROD. TEXTILE YARNS, FABRICS&PROD. TEXTILE YARNS, FABRICS&PROD. TEXTILE YARNS, FABRICS&PROD. TEXTILE YARNS, FABRICS&PROD.
61.8 JAWA BARAT 39.8 NUSA TENGGARA BARAT
36.5 JAWA BARAT
17.3 JAKARTA 39.1 SULAWESI SELATAN
18 JAWA TENGAH
8.6 JAWA TENGAH 8.9 RIAU
14.4 JAKARTA
6.4 JAWA TIMUR 1.9 JAWA BARAT
1.2 JAWA TIMUR
0.6 BALI 1.8 Total
0.6 BALI
Outlook Ekonomi Indonesia 2008 - 2012, Edisi Januari 2008 61
5.3.2 Model dan Hasil Estimasi
5.3.3 Hasil Estimasi
Model gravitasi dalam teori perdagangan Hasil estimasi dengan menggunakan metode internasional pada dasarnya menggambarkan
random effect menunjukkan bahwa sebagian pengaruh ukuran pasar dan jarak terhadap tingkat
besar komoditas ekspor utama Indonesia perdagangan. Model gravitasi menggunakan
mempunyai elastisitas negatif terhadap jarak tujuan asumsi bahwa jarak mencerminkan biaya dan
ekspor (Tabel 5.3). Besarnya koefisien jarak hambatan perdagangan. Model tersebut
dipengaruhi oleh karakteristik dari komoditas yang mengasumsikan bahwa setiap negara akan
diperdagangkan tersebut serta kondisi dari negara memproduksi barang yang berbeda, tetapi dengan
partner dagang dari propinsi-propinsi tersebut. fungsi utilitas yang sama dan seragam. Dalam
Komoditas yang berbobot berat dan relatif sulit model tersebut juga berlaku asumsi constant
dipindahkan mempunyai elastisitas yang tinggi elasticity of substitution (CES) yang mengandung
terhadap jarak, seperti: batubara, CPO (dengan implikasi bahwa ketika beberapa wilayah
elastisitas di atas 1) dan bijih metal antara lain memproduksi barang yang sama, maka biaya
seperti bijih tembaga, bijih nikel, timah (dengan transportasi akan menjadi penentu dalam
elastisitas mendekati 1). Sebaliknya komoditas yang melakukan perdagangan.
cenderung mudah dipindahkan seperti mesin- Persamaan dasar model tersebut adalah
mesin listrik, peralatan telekomunikasi, dan kopi- sebagai berikut :
teh-coklat cenderung memiliki koefisien elastisitas
yang kecil terhadap jarak.
Di sisi lain, rendahnya elastisitas ekspor beberapa komoditas utama juga dikarenakan Dalam kajian, persamaan (1) dinyatakan
T ij = A ij × ( i j ) Dist ij
adanya kesamaan jenis produk yang dihasilkan oleh dalam bentuk linier dengan beberapa penyesuaian
negara-negara yang termasuk dalam sampel variabel yaitu penyesuaian variabel Yj dengan Mj
sehingga propinsi-propinsi di Indonesia lebih untuk mencerminkan permintaan riil dari negara
banyak mengekspor ke negara lain seperti Amerika importir dan menambahkan variabel nilai tukar riil
Serikat dan Uni Eropa dibandingkan ekspor ke (RER) untuk menangkap pengaruh dari daya saing
negara-negara sampel. harga ekspor. Dengan demikian model analitikal
Selain itu, terdapat beberapa ekspor dapat dinyatakan dalam persamaan (2) berikut:
komoditas produk kayu, kertas, pakaian jadi, furniture, dan karet tidak dipengaruhi oleh jarak,
log T ij = α+ β 1 log Dist ij + β 2 log Y i + β 3 log M j + β 4 log RER + ε ij (2)
dimana komoditas-komoditas ini terutama di ekspor melalui pelabuhan di pulau Jawa.
Dist ij dimana T ij adalah tingkat ekspor komoditas Selain dipengaruhi oleh jarak, hasil estimasi dari wilayah i ke j,
model gravitasi ini juga menunjukkan bahwa Y i
adalah jarak antara wilayah i dan j, ekspor dipengaruhi secara positif oleh permintaan M j
adalah PDB wilayah eksportir riil dari negara partner dagang di Asia dengan RER
mewakili impor negara partner perdagangan elastisitas yang lebih tinggi pada ekspor komoditas adalah nilai tukar riil
primer dan bahan baku dibandingkan ekspor
62 Outlook Ekonomi Indonesia 2008 - 2012, Edisi Januari 2008
Tabel 5.12 Hasil Estimasi Model Gravitasi Tabel 5.12 Hasil Estimasi Model Gravitasi Tabel 5.12 Hasil Estimasi Model Gravitasi Tabel 5.12 Hasil Estimasi Model Gravitasi Tabel 5.12 Hasil Estimasi Model Gravitasi inflasi domestik dengan negara partner dagang)
Commodities Jarak ij Impor j
PDRB i
RER
diprediksi berpengaruh negatif terhadap ekspor
0.00 komoditas unggulan. Hasil estimasi menunjukkan
Fish, Crust., Mollusc -0.68*** 0.80***
Coffee, Tea, Cocoa, Spices -0.38* 0.56***
nilai tukar riil tidak signifikan pengaruhnya
Crude Rubber 0.21 1.25***
Wood, Lumber&Cork -0.03 0.47***
terhadap ekspor ke kawasan Asia, kecuali ekspor
Metalliferous ores &scraps -0.95* 1.27***
komoditas kopi-teh-coklat.
Coal -1.96*** 0.80***
CPO -1.19*** 0.94***
Wood&Cork Manufactured -0.12 0.80**
Paper, Paperboard -0.10 0.21**
Textile yarns, fabrics&prod. -0.04 0.26***
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Office machinery 0.50 1.25***
Telecommunication app -0.41*** 0.94***
0.05 sebagian besar tingkat perdagangan komoditas
Electrical machinery -0.28* 0.45***
utama ekspor propinsi mempunyai hubungan
0.01 negatif dengan jarak lokasi antara propinsi di
Catatan : *) 10%, **) 5% dan ***) 1% significance level.
Indonesia dengan negara partner dagangnya, dan memiliki hubungan positif dengan tingkat
produk industri (kertas, tekstil & clothing, dan pertumbuhan daerah dan tingkat permintaan riil furniture).
negara partner dagang. Namun demikian, nilai Selain jarak dan impor negara partner, model
tukar kurang berpengaruh terhadap sebagian besar gravitasi juga memprediksikan bahwa besarnya
ekspor komoditas unggulan. Sehubungan dengan ekspor dipengaruhi oleh pendapatan eksportir.
hal tersebut dapat direkomendasikan hal-hal Pendapatan propinsi eksportir menunjukkan sisi
berikut:
penawaran dari komoditas ekspor. Di antara 15
Perlu dikembangkan komoditas manufaktur komoditas tersebut, hanya ikan, kopi-teh-coklat,
(industri hilir) yang dapat menjadi produk dan peralatan kantor yang elastisitas ekspornya
ekspor unggulan dengan menggunakan terhadap PDRB relatif tinggi (lebih besar dari 1).
bahan baku komoditas berbasis sumber daya Pada tabel 5.3 terlihat bahwa semua komoditas