Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam dan Kontribusinya Dalam Pendidikan Nasional

5. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam dan Kontribusinya Dalam Pendidikan Nasional

  Lembaga-lembaga pendidikan Islam, termasuk pondok pesantren, tumbuh dan berkembang sejak masuknya Islam ke Indonesia, dan proses Islamisasi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut, terutama pesantren. Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren telah banyak berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara. Pesantren bahkan adalah lembaga pendidikan tertua di negeri ini sebelum adanya lembaga-lembaga pendidikan formal seperti sekarang. Pesantren banyak tersebar merata di seluruh penjuru tanah air, tidak saja di pedesaan namun juga di perkotaan dan kota-kota besar. Kalau dulu pesantren biasanya tanpa ada pendidikan formal, sekarang tidak sedikit pesantren yang telah memiliki lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat dasar, menengah, bahkan juga perguruan tinggi, karena menyesuaikan dengan sistem pendidikan nasional yang sesuai dengan pranata pendidikan di Indonesia.

  Lahirnya sebuah pondok pesantren tidak terlepas dari proses Islamisasi di Indonesia. Para wali, kyai, syekh, tengku, ajengan, inyik, buya, yang menyampaikan ajaran Islam biasanya memiliki lembaga pendidikan Islam sebagai Lahirnya sebuah pondok pesantren tidak terlepas dari proses Islamisasi di Indonesia. Para wali, kyai, syekh, tengku, ajengan, inyik, buya, yang menyampaikan ajaran Islam biasanya memiliki lembaga pendidikan Islam sebagai

  Pada awal pertumbuhan sampai masa datangnya masa pembaharuan sekitar abad ke-20, pondok pesantren belum mengenal apa yang disebut dengan ilmu- ilmu umum, dan begitu juga metode penyampaian belum bersifat klasikal. Masuknya peradaban Barat ke Indonesia melalui kaum penjajah Belanda banyak mempengaruhi corak dan pandangan bangsa Indonesia, termasuk dalam dunia pendidikan, sehingga hal tersebut merupakan salah satu faktor timbulnya upaya- upaya pembaharuan dalam dunia pendidikan Islam. Sistem klasikal mulai diterapkan dan mata pelajaran umum mulai diajarkan. Prosentase lembaga pendidikan Islam yang melaksanakan ide-ide pembaharuan pendidikan Islam ini pada masa awalnya masih sedikit.

  Sebagai lembaga pendidikan yang hidup di tengah arus modernisasi, dan senantiasa harus mempertahankan eksistensinya agar dapat dipertahankan, selayaknyalah pondok pesantren menyimak pendapat Nurcholish Madjid (Alm.)

  berikut ini : 75

  “Pesantren diwajibkan oleh tuntutan-tuntutan hidup anak didiknya kelak dalam kaitannya dengan perkembangan zaman untuk membekali mereka dengan

  75 Dr. Saiful Akhyar Lubis, MA, Konseling Islami, Kyai Pesantren, Yogyakarta, Penerbit eLSAQ Press, cet. I, Agustus 2007, hal. 186-187.

  kemampuan-kemampuan nyata yang dapat melalui pendidikan atau pengajaran pengetahuan umum secara memadai. Di bagian inipun sebagaimana layaknya terjadi sekarang harus tersedia kemungkinan mengadakan pilihan-pilihan jurusan bagi anak didik sesuai dengan potensi buat mereka. Jadi, tujuan pendidikan pesantren kiranya berada sekitar terbentuknya manusia yang memiliki kesadaran setinggi-tingginya akan bimbingan agama Islam, Weltanschuung yang bersifat menyeluruh, dan dilengkapi dengan kemampuan setinggi-tingginya untuk mengadakan responsi terhadap tantangan-tantangan dan tuntutan-tuntutan hidup dalam konteks ruang dan waktu yang ada, Indonesia dan Dunia abad

  sekarang”. 76

  Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, mengandung makna bahwa titik pusat pengembangan keilmuan di lembaga ini adalah ilmu-ilmu keagamaan. Oleh karena ilmu keagamaan tidak akan berkembang dengan baik tanpa ditunjang oleh ilmu-ilmu lain (sosial, humaniora, kealaman), maka ilmu- ilmu tersebut oleh sebagian pondok pesantren dijadikan bagian dari ilmu-ilmu yang diajarkan. Status dari ilmu-ilmu tersebut sebagai penunjang bagi ilmu-ilmu keagamaan.

  Pondok pesantren telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam konteks pendidikan nasional. Terbukti dari beberapa pondok pesantren, baik yang bersifat salaf maupun modern yang mampu mencetak kader-kader dan pemimpin bangsa seperti yang dijelaskan oleh penulis pada Bab I diatas. Walaupun bukan pendidikan formal, namun pesantren telah membuktikan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang mampu mencetak generasi yang beriman, berakhlakul

  76 Nurcholish Madjid, “Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan Pesantren”, dalam Dawam (ed), Pergulatan, hal. 245.

  karimah, dan beramal sholeh. Karena itulah pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan pesantren di tanah air. Melalui Departemen Agama Republik Indonesia, pemerintah telah membentuk direktorat khusus yang menangani masalah pesantren.