Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Metode Observasi Langsung

Observasi langsung adalah salah satu pengumpulan data dengan cara melihat fenomena yang terdapat dalam lokasi penelitian untuk diungkapkan secara tepat. Teknik ini menurut peneliti untuk mengamati secara langsung menggunakan alat indera. Teknik ini digunakan untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam upacara tradisi dalam pemberian nama kepada seorang bayi. Hal ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung menggunakan alat indera, yang kemudian diperoleh data yang berkenaan dengan unsur-unsur dalam upacara tradisi pemberian nama. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada tanggal 8 Juli 2012 pada hari Minggu Pahing dari pukul 08.00 WIB sampai pukul

15.00 WIB di rumah Bapak Joko dan Ibu Wartini RT 03 RW 01 Warungboto Umbulharjo.

b) Teknik Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data adalah wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh 2 pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan

J. Moleong, 2007:186).

Dalam penelitian ini memakai bentuk wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan luwes dan akrab dengan para informan dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih luas dan tidak terikat. Wawancara tidak terstruktur digunakan dalam pencarian informasi dalam masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat. Dalam penelitian ini wawancara yang menggunakan metode tidak berstruktur dilakukan dengan suasana akrab dan kekeluargaan dengan membuka pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka. Proses berlangsungnya wawancara dilakukan secara acak dan berulang-ulang sesuai kebutuhan penelitian ( Lexy J. Moleong, 2007:190). Teknik wawancara akan digunakan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan tentang upacara tradisi pemberian nama yang kemudian digunakan untuk menganalisis unsur-unsur, makna serta perkembangan dan pergeseran upacara tradisi pemberian nama. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada informan dengan memfokuskan atau lebih spesifik pada unsur- unsur serta makna, perkembangan serta pergeseran tentang upacara tradisi pemberian nama orang Jawa di kota Yogyakarta. Informan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dewasa ( 20 tahun ke atas ) yang didapat dari masyarakat Yogyakarta khususnya para warga kecamatan Umbulharjo kelurahan Warungboto. Peneliti mengadakan langsung dan wawancara dengan informan, yaitu masyarakat di wilayah Kelurahan Warungboto RT 03 RW 01 Umbulharjo Dalam penelitian ini memakai bentuk wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan luwes dan akrab dengan para informan dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih luas dan tidak terikat. Wawancara tidak terstruktur digunakan dalam pencarian informasi dalam masyarakat untuk mengetahui pemahaman masyarakat. Dalam penelitian ini wawancara yang menggunakan metode tidak berstruktur dilakukan dengan suasana akrab dan kekeluargaan dengan membuka pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka. Proses berlangsungnya wawancara dilakukan secara acak dan berulang-ulang sesuai kebutuhan penelitian ( Lexy J. Moleong, 2007:190). Teknik wawancara akan digunakan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan tentang upacara tradisi pemberian nama yang kemudian digunakan untuk menganalisis unsur-unsur, makna serta perkembangan dan pergeseran upacara tradisi pemberian nama. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada informan dengan memfokuskan atau lebih spesifik pada unsur- unsur serta makna, perkembangan serta pergeseran tentang upacara tradisi pemberian nama orang Jawa di kota Yogyakarta. Informan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang dewasa ( 20 tahun ke atas ) yang didapat dari masyarakat Yogyakarta khususnya para warga kecamatan Umbulharjo kelurahan Warungboto. Peneliti mengadakan langsung dan wawancara dengan informan, yaitu masyarakat di wilayah Kelurahan Warungboto RT 03 RW 01 Umbulharjo

c) Teknik Analisis Isi (Content Analisis)

Teknik content analisis merupakan metodologi penelitian yang memanfaatkan prosedur untuk menarik kesimpulan yang dekat dengan kebenaran dari sebuah buku atau dokumen (Lexy J. Moleong, 2001:163). Melalui content analisis data yang diperoleh secara cermat untuk dapat diambil kesimpulan untuk mengenai data yang dapat digunakan dalam penelitian ini serta hal-hal penting yang menjadi pokok persoalan penelitian. Dengan demikian analisis tersebut mengacu pada beberapa dokumen yang relevan dengan penelitian, disamping melakukan wawancara dengan para informan.

Pengumpulan data perlu mencantumkan data hasil wawancara maupun pengamatan, karena untuk mendapatkan perbedaan-perbedaan yang terdapat pada hasil wawancara untuk diambil data yang paling akurat.

Menurut Yin (1987), content analysis adalah pengumpulan data penelitian yang bersumberkan dokumen. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah: (1) mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan profil masyarakat Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, (2) mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan tradisi ritual pemberian nama orang Jawa yang berada di Kelurahan Warungboto maupun di Kecamatan Umbulharjo, dan catatan dari sumber-sumber lisan, (3) klasifikasi data berkaitan dengan kemungkinan adanya „pengaruh‟ sistem budaya tertentu yang keduanya Menurut Yin (1987), content analysis adalah pengumpulan data penelitian yang bersumberkan dokumen. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah: (1) mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan profil masyarakat Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, (2) mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan tradisi ritual pemberian nama orang Jawa yang berada di Kelurahan Warungboto maupun di Kecamatan Umbulharjo, dan catatan dari sumber-sumber lisan, (3) klasifikasi data berkaitan dengan kemungkinan adanya „pengaruh‟ sistem budaya tertentu yang keduanya

d) Teknik Validitas Data

Teknik uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini ialah trianggulasi (Patton, 1987), yang terbagi dalam tiga jenis trianggulasi, yaitu sumber (data), metode, dan teori. Ketiga jenis trianggulasi Patton tersebut sesuai dengan pendapat Maxwell (1996). Trianggulasi sumber berarti sumber-sumber yang dibandingkan untuk mendapat kebenaran. Jadi, sebuah sumber (data) akan diuji dengan sumber lain dalam konteks yang berbeda dengan cara: (1) membandingkan data pengamatan dengan data lisan, (2) membandingkan data umum dengan data pribadi, (3) membandingkan data yang sekarang dengan data pada jaman dahulu, (4) membandingkan data dari individu dengan masyarakat luas, dan (5) membandingkan data lisan dengan data dokumen (Moleong, 2005). Trianggulasi metode adalah strategi uji tingkat validitas berdasarkan perbandingan teknik pengumpulan data dan sumber data yang berbeda.