Pembahasan dan Hasil Tabulasi Survey
3. Pembahasan dan Hasil Tabulasi Survey
a. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Bursa Efek
Berdasarkan masukan dari Bursa Efek Surabaya informasi yang didapat adalah sangat familiar dan mengerti tentang Efek Beragun Aset, tahu cara melakukan monitoring dan surveillance terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset, para pegawai telah memiliki pengalaman terkait dengan sekuritisasi, standar akuntansi yang terkait dengan Efek Beragun Aset dapat mengacu pada standar akuntansi untuk sekuritisasi yang berlaku di negara yang telah menerbitkan Efek Beragun Aset, perlu segera melakukan pengaturan standar akuntansi Efek Beragun Aset, pajak Efek Beragun Aset bukan merupakan masalah yang signifikan, Bapepam perlu menambahkan peraturan baru terkait dengan penerbitan Efek Beragun Aset, resiko yang paling mungkin terjadi pada Efek Beragun Aset adalah resiko gagal bayar ( default risk ), BES telah mempersiapkan draft Berdasarkan masukan dari Bursa Efek Surabaya informasi yang didapat adalah sangat familiar dan mengerti tentang Efek Beragun Aset, tahu cara melakukan monitoring dan surveillance terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset, para pegawai telah memiliki pengalaman terkait dengan sekuritisasi, standar akuntansi yang terkait dengan Efek Beragun Aset dapat mengacu pada standar akuntansi untuk sekuritisasi yang berlaku di negara yang telah menerbitkan Efek Beragun Aset, perlu segera melakukan pengaturan standar akuntansi Efek Beragun Aset, pajak Efek Beragun Aset bukan merupakan masalah yang signifikan, Bapepam perlu menambahkan peraturan baru terkait dengan penerbitan Efek Beragun Aset, resiko yang paling mungkin terjadi pada Efek Beragun Aset adalah resiko gagal bayar ( default risk ), BES telah mempersiapkan draft
1) Kendala yang dihadapi BES terkait dengan monitoring dan surveillance
atas Efek Beragun Aset adalah kesiapan Sumber Daya Manusia dan ketentuan tentang akuntansi termasuk perhitungan teknis dan keterbukaan; dan
2) Pihak yang dapat menjadi investor potensial yang akan berinvestasi dalam Efek Beragun Aset adalah investor institusi (dana pension, asuransi, perbankan, lembaga keuangan bukan bank dan reksadana.
b. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Penjamin Emisi Efek
Yang menjadi responden adalah 11 perusahaan yang memiliki izin sebagai Penjamin Emisi Efek. Dari 11 responden hanya 2 Penjamin Emisi Efek yang menyatakan sangat familiar dengan Efek Beragun Aset, sedangkan sisanya sebanyak 9 Penjamin Emisi Efek menyatakan mengerti tentang Efek Beragun Aset. Berikut hasil tabulasi dari 12 pertanyaan, dengan pertanyaan sentral adalah pertanyaan nomor 1 yaitu yang berkaitan dengan pengetahuan responden tentang Efek Beragun Aset.
1) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 2 mengenai keterlibatan responden dalam proses sekuritisasi:
Pengetahuan EBA * Terlibat sekuritisasi Crosstabulation
Count
Terlibat sekuritisasi pernah
Total Pengetahuan
belum pernah
1 1 2 EBA
sangat familiar
Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, 1 responden pernah terlibat dalam proses sekuritisasi dan 1 responden lagi menyatakan belum pernah terlibat. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 3 responden pernah Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, 1 responden pernah terlibat dalam proses sekuritisasi dan 1 responden lagi menyatakan belum pernah terlibat. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 3 responden pernah
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3 menggunakan skala urutan peringkat mengenai latar belakang bahwa Efek Beragun Aset akan diminati oleh investor di pasar modal Indonesia:
Peringkat alasan-1
Pengetahuan EBA * Minat EBA-1 Crosstabulation
Count
Minat EBA-1
Total Pengetahuan sangat familiar
ada AAK
ada CE terbit KIK-EBA
Dari total jumlah 11 responden, 9 responden termasuk 2 responden yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset menyatakan bahwa produk Efek Beragun Aset akan diminati dengan alasan utama karena ada agunan aset keuangan (AAK), 1 responden menyatakan akan diminati karena ada credit enhancement (CE) dan, 1 responden menyatakan alasan karena diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.
Peringkat alasan-2
Pengetahuan EBA * Minat EBA-2 Crosstabulation
Count
Minat EBA-2
Total Pengetahuan sangat familiar
mengerti 1 3 3 2 9 Total
Dari total jumlah 11 responden, 2 responden (18,19%) yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset, seluruhnya menyatakan keberadaan Credit Enhancement (CE) sebagai alasan kedua akan diminatinya Efek Beragun Aset. Sedangkan 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menempatkan alasan kedua karena Dari total jumlah 11 responden, 2 responden (18,19%) yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset, seluruhnya menyatakan keberadaan Credit Enhancement (CE) sebagai alasan kedua akan diminatinya Efek Beragun Aset. Sedangkan 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menempatkan alasan kedua karena
Peringkat alasan-3
Pengetahuan EBA * Minat EBA-3 Crosstabulation
Count
Minat EBA-3
Total Pengetahuan sangat familiar
ada CE
dirating terbit KIK-EBA bunga
2 2 EBA
mengerti 2 3 1 2 8 Total
Untuk alasan ketiga, 2 responden yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset memilih adanya pemeringkatan. Sedangkan 8 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 2 responden menyatakan bahwa produk Efek Beragun Aset akan diminati karena ada CE, 3 responden menyatakan karena dirating, 1 responden karena diterbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dan 2 responden karena bunga sebagai alasan ke tiga. Jumlah responden untuk alasan urutan ke tiga sebanyak 10 PEE.
Peringkat alasan-4
Pengetahuan EBA * Minat EBA-4 Crosstabulation
Count
Minat EBA-4
ada AAK ada CE dirating terbit KIK-EBA Total
Pengetahuan EBA mengert i 1 1 2 2 6 Total 1 1 2 2 6
Hanya 6 responden yang memberikan alasan ke empat yang keseluruhannya dari kelompok PEE yang mengerti tentang Efek Beragun Aset dimana 1 responden menyatakan karena ada AAK, 1 responden menyatakan karena ada CE, 2 responden karena dirating, dan 2 responden karena diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.
Peringkat alasan-5
Pengetahuan EBA * Minat EBA-5 Crosstabulation
Count
Minat EBA-5
Total Pengetahuan EB mengerti
ada CE dirating erbit KIK-EBA bunga
1 1 2 2 6 Total
6 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset menempatkan alasan berikut sebagai urutan ke lima yaitu karena keberadaan CE 1 responden, karena dirating 1 responden, karena diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset 2 responden, dan 2 responden menempatkan alasan karena bunga.
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4 mengenai pihak-pihak yang berpotensi untuk menjadi investor Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Potensi investor EBA Crosstabulation
Count
Potensi investor EBA
ya
belum tahu
sangat familiar
Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, kedua-duanya menyatakan tahu perihal pihak-pihak yang berpotensi menjadi investor Efek Beragun Aset. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 8 responden menyatakan tahu pihak yang berpotensi menjadi investor Efek Beragun Aset dan 1 responden lagi menyatakan belum tahu. Total responden keseluruhan adalah 11 responden.
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5 mengenai investor yang paling potensial menyerap Efek Beragun Aset dengan skala prioritas:
Urutan-1
Pengetahuan EBA * Potensial serap EBA-1 Crosstabulation
Count
Potensial serap EBA-1
Total Pengetahuan
dana pensiun
asuransi
reksa dana
retail
sangat familiar 1 1 2 EBA
mengerti 5 2 1 1 9 Total
6 2 2 1 11 Dari total jumlah 11 responden, 6 responden menyatakan bahwa
Dana Pensiun sebagai pihak yang paling berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, 2 responden menyatakan asuransi, 2 responden menyatakan Reksa Dana dan, 1 responden lagi menyatakan retail yang akan menjadi pihak yang paling berpotensi menyerap Efek Beragun Aset.
Urutan-2
Pengetahuan EBA * Potensial serap EBA-2 Crosstabulation
Count
Potensial serap EBA-2 dana pensiun asuransi
Total Pengetahuan sangat familiar
reksa dana
3 4 3 1 11 Untuk urutan kedua, dari total jumlah 11 responden, 3 responden
menyatakan bahwa Dana Pensiun sebagai pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, 4 responden menyatakan asuransi, 3 responden menyatakan Reksa Dana dan, 1 responden lagi menyatakan retail akan menjadi pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset.
Urutan-3
Pengetahuan EBA * Potensial serap EBA-3 Crosstabulation
Count
Potensial serap EBA-3 dana pensiun asuransi reksa dana lainnya
Total Pengetahua sangat familia
1 1 2 EBA
1 3 3 1 8 Total
mengerti
Jumlah responden yang memberikan pihak ke tiga berpotensi menyerap Efek Beragun Aset adalah 10 PEE, 2 responden (20%) sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, sedangkan 8 lainnya (80%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 1 responden menyatakan bahwa Dana Pensiun sebagai pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, 4 responden menyatakan asuransi, 3 responden menyatakan Reksa Dana dan, 2 responden lagi menyatakan lainnya juga menjadi pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset.
Urutan-4
Pengetahuan EBA * Potensial serap EBA-4 Crosstabulation
Count
Potensial serap EBA-4 dana pensiun
Total Pengetahuan
reksa dana
retail
sangat familiar 1 1 EBA
mengerti 1 1 5 7 Total
Untuk urutan ke empat jumlah responden ada 8 PEE, 1 responden (12,5%) sangat familiar tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 7 lainnya (87,5%) mengerti Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 1 responden menyatakan bahwa Dana Pensiun sebagai pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, 2 responden menyatakan Reksa Dana dan, 5 responden lagi menyatakan retail juga menjadi pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset.
Urutan-5
Pengetahuan EBA * Potensial serap EBA-5 Crosstabulation
Count
Potensial serap EBA-5
sangat familiar
EBA
mengerti
Total
Yang memberikan urutan ke lima hanya 4 responden, 1 responden (25%) yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset menyatakan retail berpotensi menyerap Efek Beragun Aset, sedangkan 3 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan bahwa retail sebagai pihak yang berpotensi menyerap Efek Beragun Aset dan 2 responden lagi menyatakan lainnya.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 mengenai minat untuk terlibat dalam penjaminan emisi Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Minat jamin emisi EBA Crosstabulation
Count
Minat jamin emisi
sangat familiar
Dari total jumlah 11 responden, semuanya menyatakan minat untuk terlibat dalam penjaminan emisi Efek Beragun Aset.
6) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 7 mengenai kesiapan Sumber Daya
Manusia yang kompeten untuk terlibat dalam proses Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Punya SDM kompeten Crosstabulation
Count
Punya SDM kompeten
sangat familiar
Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, kedua-duanya menyatakan responden sudah mempunyai SDM yang kompeten untuk terlibat dalam proses Efek Beragun Aset. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 5 Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, kedua-duanya menyatakan responden sudah mempunyai SDM yang kompeten untuk terlibat dalam proses Efek Beragun Aset. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 5
Perusahaan yang belum mempunyai SDM yang kompeten menyatakan langkah yang akan dilakukan perusahaan terhadap SDM berkaitan dengan proses Efek Beragun Aset sebagai berikut:
Pengetahuan EBA * Rencana kembang SDM Crosstabulation
Count
Rencana kembang
SDM training EBA
Total
Pengetahuan EBA mengerti
Total
Dari 4 responden, semuanya menyatakan bahwa akan mengembangkan SDM yang dimiliki agar siap menangani proses Efek Beragun Aset melalui training.
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 8 mengenai ketentuan Efek Beragun Aset yang sudah ada:
Pengetahuan EBA * Pendapat ketentuan EBA Crosstabulation
Count
Pendapat ketentuan EBA
sangat familiar
Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, kedua-duanya berpendapat bahwa ketentuan Efek Beragun Aset kurang memadai saat ini. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 3 responden berpendapat bahwa ketentuan
Efek Beragun Aset sekarang sudah memadai dan 6 responden lagi menyatakan belum. Total responden keseluruhan adalah 11 responden.
Solusi yang disampaikan responden yang menyatakan ketentuan Efek Beragun Aset kurang memadai mayoritas menyatakan perlunya tambahan peraturan oleh institusi yang berwenang.
Pengetahuan EBA * Kurang memadai Crosstabulation
Count
Kurang memadai
perlu tambahan
Total
Pengetahuan
sangat familiar
Dari total jumlah 7 responden, 1 responden (14,29%) sangat familiar tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 6 lainnya (85,71%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Kesemua responden tersebut menyatakan bahwa ketentuan Efek Beragun Aset kurang mamadai sehingga perlu adanya penambahan peraturan oleh institusi yang berwenang.
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9 mengenai tipe/bentuk penjaminan yang sebaiknya dilakukan:
Pengetahuan EBA * Tipe penjaminan Crosstabulation
Count
Tipe penjaminan
full
best effort
stand by
Total Pengetahuan sangat familia
commitment commitment commitment lainnya
1 1 2 EBA
mengerti 4 2 1 2 9 Total
Dari total jumlah 11 responden, 5 responden menyatakan bahwa jenis penjaminan sebaiknya dilakukan dengan full commitment, 3 responden menyatakan penjaminan secara best effort, 1 responden menyatakan Dari total jumlah 11 responden, 5 responden menyatakan bahwa jenis penjaminan sebaiknya dilakukan dengan full commitment, 3 responden menyatakan penjaminan secara best effort, 1 responden menyatakan
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10 mengenai keharusan instrument Efek Beragun Aset terdaftar di bursa efek:
Pengetahuan EBA * Instrumen EBA ada di BE Crosstabulation
Count
Instrumen EBA ada di BE
sangat familiar
Dari 2 responden yang sangat familiar tentang pengetahuan Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan bahwa instrumen Efek Beragun Aset perlu terdaftar di Bursa Efek dan 1 responden lainnya menyatakan tidak perlu. Sedangkan dari 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 6 responden menyatakan bahwa instrumen Efek Beragun Aset perlu terdaftar di Bursa Efek dan 3 responden lainnya menyatakan tidak perlu. Total responden keseluruhan adalah 11 PEE.
10) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 11 mengenai kendala yang menyebabkan proses penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia belum ada sampai saat ini:
Urutan-1
Pengetahuan EBA * kendala EBA-1 Crosstabulation
Count
kendala EBA-1
ketentuan
pemahaman
Total Pengetahuan sangat familiar
2 responden yang sangat familiar tentang Efek Beragun Aset menyatakan bahwa yang menjadi kendala belum ada Efek Beragun Aset di Indonesia karena faktor lain-lain. Sedangkan 9 responden yang mengerti
Efek Beragun Aset, 3 responden menyatakan bahwa kendala yang menyebabkan proses penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia belum ada sampai saat ini karena ketentuan Efek Beragun Aset masih kurang, 5 responden menyatakan karena pemahaman Efek Beragun Aset yang masih kurang dan 1 responden menyatakan karena lainnya. Dengan demikian, dari total jumlah 11 responden, menyatakan kendala urutan pertama penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia adalah karena ketentuan Efek Beragun Aset masih kurang sebanyak 3 repsonden (27,27%), karena kurangnya pemahaman tentang Efek Beragun Aset 5 responden (45,46%), dan 3 responden (27,27%) menyatakan karena alasan lainnya.
Urutan-2
Pengetahuan EBA * kendala EBA-2 Crosstabulation
Count
kendala EBA-2 pemahaman
EBA
Total
Pengetahuan EBA mengerti
Total
Responden yang memberikan alasan ke dua sebanyak 2 responden yaitu karena kurangnya pemahaman tentang Efek Beragun Aset itu sendiri.
11) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 12 mengenai resiko yang akan dihadapi pada proses penerbitan Efek Beragun Aset dengan skala prioritas:
Urutan-1
Pengetahuan EBA * Resiko potensial terbit EBA-1 Crosstabulation
Count
Resiko potensial terbit EBA-1 tuntutan
gagal
Total Pengetahuan sangat familiar
hukum
default
penawaran
2 2 EBA
3 2 4 9 Total
mengerti
2 responden yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset menyatakan bahwa resiko gagal bayar (default) sebagai resiko utama yang akan dihadapi dalam proses penerbitan Efek Beragun Aset. Sedangkan 9 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, 3 responden menyatakan bahwa resiko utama yang akan dihadapi pada proses penerbitan Efek Beragun Aset adalah tuntutan hukum, 2 responden menyatakan resiko default dan, 4 responden lagi menyatakan resiko kegagalan dalam penawaran Efek Beragun Aset kepada masyarakat.
Urutan-2
Pengetahuan EBA * Resiko potensial terbit EBA-2 Crosstabulation
Count
Resiko potensial terbit EBA-2
tuntutan
gagal pengembo
Total Pengetahua sangat famili
hukum default penawaran san aset lainnya
1 1 2 EBA
mengerti 1 4 1 2 8 Total
Dari total jumlah 10 responden, 2 responden (20%) yang sangat familiar dengan Efek Beragun Aset, sedangkan 8 lainnya (80%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Untuk urutan ke dua berdasarkan jumlah tersebut, 1 responden (10%) menyatakan bahwa resiko yang akan dihadapi pada proses penerbitan Efek Beragun Aset adalah tuntutan hukum, 4 responden (40%) menyatakan resiko default, 1 responden (10%) menyatakan resiko gagal penawaran, 3 (30%) responden menyatakan adanya resiko pengembosan aset dan 1 responden (10%) menyatakan resiko lainnya.
Urutan-3
Pengetahuan EBA * Resiko potensial terbit EBA-3 Crosstabulation
Count
Resiko potensial terbit EBA-3 tuntutan
gagal
pengembo
Total Pengetahuan sangat familiar
hukum
default
penawaran san aset
1 1 EBA
mengerti 2 2 2 2 8 Total
Jumlah responden yang memberikan resiko urutan ke tiga sebanyak
9 PEE, 1 responden (11,11%) sangat familiar tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 8 lainnya (88,89%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 2 responden menyatakan bahwa resiko yang akan dihadapi pada proses penerbitan Efek Beragun Aset adalah tuntutan hukum, 2 responden menyatakan resiko default, 3 responden menyatakan resiko gagal penawaran dan, 2 responden menyatakan adanya resiko penggembosan aset.
Urutan-4
Pengetahuan EBA * Resiko potensial terbit EBA-4 Crosstabulation
Count
Resiko potensial terbit EBA-4 tuntutan
gagal
pengembo
Total Pengetahuan sangat familiar
hukum penawaran san aset
lainnya
1 1 EBA
mengerti 1 2 3 1 7 Total
Dari total jumlah 8 responden yang memberikan pendapat tentang resiko urutan ke empat, 1 responden (12,5%) sangat familiar tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 8 lainnya (87,5%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 2 responden menyatakan bahwa resiko yang akan dihadapi pada proses penerbitan Efek Beragun Aset adalah tuntutan hukum, 2 responden menyatakan resiko gagal penawaran, 3 Dari total jumlah 8 responden yang memberikan pendapat tentang resiko urutan ke empat, 1 responden (12,5%) sangat familiar tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 8 lainnya (87,5%) mengerti tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 2 responden menyatakan bahwa resiko yang akan dihadapi pada proses penerbitan Efek Beragun Aset adalah tuntutan hukum, 2 responden menyatakan resiko gagal penawaran, 3
c. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Pemeringkat Efek
Berdasarkan masukan dari 2 (dua) perusahaan pemeringkat efek informasi yang didapat adalah keduanya sangat familiar dan mengerti tentang Efek Beragun Aset, tahu sebagian akan syarat-syarat penerbitan Efek Beragun Aset, tahu akan prosedur pemeringkatan Efek Beragun Aset, telah mempersiapkan prosedur pemeringkatan Efek Beragun Aset sesuai dengan standar yang berlaku umum, Efek Beragun Aset dapat dilakukan secara independen sehingga mencerminkan kondisi peringkat Efek Beragun Aset tanpa ada pengaturan tentang prosedur oleh suatu institusi terkait, lama jangka waktu yang diperlukan dalam proses pemeringkatan Efek Beragun Aset berkisar antara 1 sampai dengan 2 bulan, pemeringkatan Efek Beragun Aset dapat dilakukan secara independen sehingga benar- benar akan mencerminkan kondisi peringkat Efek Beragun Aset tanpa ada pengaturan tentang prosedur oleh suatu institusi terkait, perlu konfirmasi tentang keabsahan dokumen berkaitan dengan proses pemeringkatan Efek Beragun Aset. Informasi lainnya adalah sebagai berikut:
1) porsi pembagian kelas-kelas dalam Efek Beragun Aset sebaiknya ada pedoman yang mengatur dan disesuaikan dengan kemauan Manajer Investasi;
2) peraturan Bapepam yang berkaitan dengan penerbitan Efek Beragun Aset memerlukan adanya tambahan peraturan baru dan perubahan terhadap peraturan yang sudah ada; dan
3) resiko yang paling mungkin terjadi dalam penerbitan Efek Beragun Aset adalah kelengkapan dan validitas data pendukung serta kecukupan prosedur untuk mendeteksi kesalahan/ penyimpangan.
d. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Originator
Yang dijadikan target populasi responden meliputi Lembaga Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank. Dari sejumlah kuisioner yang disebarkan hanya ada 6 responden yang salah satu diantaranya merupakan lembaga keuangan non bank. Dari ke enam responden tersebut, 5 responden menyatakan memahami Efek Beragun Aset, dan 1 responden yang menyatakan belum paham tentang Efek Beragun Aset. Berikut hasil tabulasi dari 13 pertanyaan, dengan pertanyaan sentral adalah pertanyaan nomor 1 yang berkaitan dengan tingkat pemahaman responden tentang Efek Beragun Aset.
1) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 2, besar jumlah Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) yang telah disalurkan kepada nasabah (jika ada):
Paham EBA * Besar KPR Nasabah Crosstabulation
Count
Besar KPR Nasabah >100 milyar
Paham sudah
EBA belum
Total
Satu-satunya responden yang belum memahami Efek Beragun Aset menyatakan bahwa lembaga tersebut telah menyalurkan KPR pada kisaran Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah) hingga Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah). Sedangkan responden yang telah paham tentang Efek Beragun Aset, 3 diantaranya menyalurkan KPR pada kisaran antara Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah) hingga Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah), dan 2 responden telah menyalurkan KPR lebih dari Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah).
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3 tentang jumlah tagihan kartu kredit (jika ada):
Paham EBA * Besar Kredit KK Crosstabulation
Count
Besar Kredit KK
Paham sudah 1 3 4 EBA
belum 1 1 Total
Responden yang belum memahami Efek Beragun Aset mempunyai tagihan kartu kredit pada kisaran antara Rp50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah) hingga Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). Salah satu responden yang telah memahami tidak mempunyai tagihan kartu kredit karena merupakan lembaga keuangan non bank. 1 responden mempunyai tagihan kartu kredit antara Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah) hingga Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah) dan 3 responden lainnya menyatakan mempunyai tagihan kartu kredit lebih dari Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah).
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4 tentang jumlah Kredit Pemilikan
Kendaraan (KPK) yang telah disalurkan kepada nasabah (jika ada):
Paham EBA * Besar KPK Nasabah Crosstabulation
Count
Besar KPK Nasabah >500 milyar
Paham sudah
EBA belum
Total
Salah satu responden tidak menjawab pertanyaan nomor 4 yang kemungkinan karena tidak menyalurkan KPK. Responden yang belum memahami Efek Beragun Aset menyalurkan sebesar sampai dengan Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah), sedangkan 2 diantara responden yang memahami Efek Beragun Aset menyalurkan KPK antara Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah) hingga
Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah) dan 2 lainnya mempunyai KPK di atas Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun rupiah).
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5 tentang kemungkinan rencana untuk menjual tagihannya kepada Manajer Investasi untuk dikelola sebagai produk Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Rencana Jual Aset Crosstabulation
Count
Rencana Jual Aset ya
Total Paham
2 responden yang telah memahami Efek Beragun Aset mempunyai rencana untuk menjual tagihan-tagihannya kepada Manajer Investasi dan 4 responden belum merencanakan untuk menjualnya.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 tentang besarnya tagihan KPR yang siap dialihkan kepada Manajer Investasi untuk dikelola menjadi Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Besar KPR MI Crosstabulation
Count
Besar KPR MI
>500 milyar
Total
Paham EBA sudah
Total
Hanya 1 responden (yang telah memahami Efek Beragun Aset) yang menyatakan siap untuk mengalihkan tagihan KPR-nya dengan nilai di atas Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah).
6) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 7 tentang besar tagihan kartu kredit yang siap dialihkan kepada Manajer Investasi untuk dikelola menjadi Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Besar KK - MI Crosstabulation
Count
Besar KK - MI
>500 milyar
Total
Paham EBA sudah
Total
Hanya 1 responden (yang telah memahami Efek Beragun Aset) yang menyatakan siap untuk mengalihkan tagihan kartu kreditnya dengan nilai di atas Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah).
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9 tentang keuntungan yang paling diharapkan dari penjualan aset keuangan (tagihan):
Paham EBA * Keuntungan Jual Aset Crosstabulation
Count
Keuntungan Jual Aset dapat
likuiditas
kurang durasi
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari total jumlah 4 responden, 3 responden telah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 1 responden belum. Berdasarkan jumlah tersebut,
3 responden mendapatkan likuiditas lebih awal dalam penjualan aset kredit,
1 responden memperoleh keuntungan mengurangi durasi aset dari penjualan aset kredit.
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10, Kendala yang dihadapi untuk menjual aset keuangan kepada Manajer Investasi untuk dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset. (jika jawaban lebih dari satu, beri nomor urut sesuai tingkat kendalanya):
Kendala.1
Paham EBA * Kendala kelola aset-1 Crosstabulation
Count
Kendala kelola aset-1 harus buka
penyalahguna
Total Paham
dokumen
an dokumen
lainnya
sudah 1 1 1 3 EBA
belum 1 1 Total
Dari total jumlah 4 responden, 3 responden telah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 1 responden belum. Berdasarkan jumlah tersebut,
1 responden memilih adanya keharusan untuk membuka dokumen nasabah, 2 responden memilih kekhawatiran dokumen nasabah disalahgunakan pihak lain, 1 responden memilih lainnya memenuhi syarat kendala 1.
Kendala.2
Paham EBA * Kendala kelola aset-2 Crosstabulation
Count
Kendala kelola aset-2
lainnya
Total
Paham EBA sudah
Total
Dari total jumlah 1 responden, 1 responden telah memahami Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 1 responden memilih memilih lainnya memenuhi syarat kendala 2.
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 11, kriteria aset keuangan Kredit
Pemilikan Rumah yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset:
Paham EBA * KPR siap jual Crosstabulation
Count
KPR siap jual Gab kredit
kredit lancar
macet
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari total jumlah 3 responden, 2 responden telah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 1 responden belum. Berdasarkan jumlah tersebut,
1 responden memilih kredit lancar sebagai kreteria aset keuangan KPR yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset, 1 responden memilih gabungan kredit macet dan kredit lancar sebagai kriteria aset keuangan KPR yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset.
10) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 12, kriteria aset keuangan Kredit Pemilikan Kendaraan yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset:
Paham EBA * KPK siap jual Crosstabulation
Count
KPK siap jual Gab kredit
macet
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari total jumlah 2 responden, 1 responden telah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 1 responden belum. Berdasarkan jumlah tersebut,
2 responden memilih gabungan kredit macet dan kredit lancar sebagai kriteria aset keuangan KPK yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset.
11) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 13, kriteria aset keuangan berupa tagihan kartu kredit yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset:
Paham EBA * KK siap jual Crosstabulation
Count
KK siap jual Gab kredit
kredit lancar
macet
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari total jumlah 3 responden, 2 responden telah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 1 responden belum. Berdasarkan jumlah tersebut,
1 responden memilih KPR yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset adalah kredit lancar, 2 responden memilih KPR yang siap dijual kepada pengelola Efek Beragun Aset adalah gabungan kredit macet dan kredit lancar.
e. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Investor Institusi
Dengan mengingat bahwasanya instrumen Efek Beragun Aset lebih ditujukan kepada sophisticated investors, maka target populasi responden diambil secara sampling dari beberapa kelompok investor institusi yang potensial meliputi dana pensiun, asuransi, dan reksa dana. Pertanyaan nomor 1 mengenai pemahaman calon investor tentang Efek Beragun Aset yang dijadikan pertanyaan sentral dari 10 pertanyaan dalam kuisioner yang disampaikan. Dari total jumlah 9 responden, 5 responden (55,56%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 4 lainnya (44,44%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset.
1) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 2, besar dana yang dikelola oleh lembaga Saudara per Juli 2003:
Pengetahuan EBA * Dana yang dikelola Crosstabulation
Count
Dana yang dikelola Rp.100 miliar
Ke lima responden yang memahami tentang Efek Beragun Aset mempunyai dana kelolaan di atas Rp5.000.000.000.000,- (5 triliun rupiah). Sedangkan responden yang belum memahami Efek Beragun Aset, 3 diantaranya mempunyai dana berkisar antara Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah) hingga Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar rupiah) dan 1 responden mengelola dana di atas Rp5.000.000.000.000,- (5 triliun rupiah).
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3, apakah pengurus perusahaan Saudara telah mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Punya pengetahuan EBA Crosstabulation
Count
Punya pengetahuan EBA
Dari 5 responden yang sudah mempunyai pengetahuan tentang Efek Beragun Aset, 4 pengurusnya sudah memahami Efek Beragun Aset dan 1 yang belum. Sedangkan dari 4 responden yang belum mengetahui tentang Efek Beragun Aset, semuanya menyatakan belum tahu tentang Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 9 responden.
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4, sumber informasi tentang Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Sumber pengetahuan EBA Crosstabulation
Count
Sumber pengetahuan EBA universitas
Buku-buku atau kursus
Total Pengetahuan sudah
media cetak keuangan
Dari 9 responden menjawab cukup bervariasi, 1 responden menyatakan pengetahuan tentang Efek Beragun Aset diperoleh dari media cetak, 1 responden dari buku-buku keuangan, 1 responden dari universitas atau kursus keuangan dan 6 responden lagi menyatakan diperoleh dari sumber lain-lain.
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5, apakah Efek Beragun Aset merupakan sarana investasi yang aman dan menguntungkan untuk saat ini:
Pengetahuan EBA * Sarana investasi aman Crosstabulation
Count
Sarana investasi aman
Dari 5 responden yang sudah mempunyai pengetahuan tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan setuju bahwa Efek Beragun Aset merupakan sarana investasi yang aman dan menguntungkan, sedangkan 4 responden lainnya ragu-ragu. Dari 4 responden yang belum mengetahui tentang Efek Beragun Aset, semuanya menyatakan ragu-ragu. Total responden keseluruhan adalah 9 responden.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6, dana yang mungkin akan disalurkan untuk berinvestasi dalam Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Dana yang disalurkan investasi EBA Crosstabulation
Count
Dana yang disalurkan investasi EBA Rp.10 miliar
Diatas Rp
s/d Rp 25
25 miliar s/d Diatas Rp
Total Pengetahuan sudah
miliar
Rp 50 miliar 100 miliar
Dari total jumlah 9 responden, 5 responden (55,56%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 4 lainnya (44,44%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut,
3 responden menyatakan bahwa dana yang disalurkan untuk investasi Efek Beragun Aset antara Rp10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan Rp25.000.000.000,- (dua puluh lima miliar rupiah), 4 responden antara Rp25.000.000.000,- (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah), dan 2 responden lagi di atas Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).
6) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 7, jenis Efek Beragun Aset yang paling diterima untuk sarana investasi saat ini: Jenis prioritas-1
Pengetahuan EBA * Jenis portofolio sarana investasi-1 Crosstabulation
Count
Jenis portofolio sarana investasi-1 Tagihan KPR
Total Pengetahuan
Tagihan SGU
Dari total jumlah 9 responden, 5 responden (55,56%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 4 lainnya (44,44%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut,
6 responden menyatakan bahwa jenis Efek Beragun Aset yang paling diterima untuk sarana investasi saat ini adalah dalam bentuk tagihan KPR, 1 6 responden menyatakan bahwa jenis Efek Beragun Aset yang paling diterima untuk sarana investasi saat ini adalah dalam bentuk tagihan KPR, 1
Jenis prioritas-2
Pengetahuan EBA * Jenis portofolio sarana
investasi-2 Crosstabulation
Count
Jenis portofolio sarana investasi-2
Tagihan KPK
Dari total jumlah 3 responden, 2 responden (66,67%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 1 lainnya (33,33%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Kesemua responden tersebut menyatakan bahwa jenis Efek Beragun Aset dengan portofolio sarana investasi adalah dalam bentuk tagihan Kredit Pemilikan Kendaraan (KPK).
Jenis prioritas-3
Pengetahuan EBA * Jenis portofolio sarana
investasi-3 Crosstabulation
Count
Jenis portofolio sarana investasi-3 Tagihan KK
Total
Pengetahuan EBA
sudah
Total
Dari 1 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset, menyatakan bahwa jenis Efek Beragun Aset dengan portofolio sarana investasinya adalah dalam bentuk tagihan Kartu Kredit.
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 8, pertimbangan utama dalam melihat Efek Beragun Aset sebagai sarana investasi:
Pertimbangan -1
Pengetahuan EBA * Pertimbangan EBA sarana investasi-1 Crosstabulation
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-1 tingkat
diversifikasi
Total Pengetahuan sudah
keuntunganperingkat EBA investasi
Dari total jumlah 9 responden, 5 responden (55,56%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 4 lainnya (44,44%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut,
4 responden menyatakan bahwa pertimbangan utama dalam melihat Efek Beragun Aset sebagai sarana investasi adalah berdasarkan tingkat keuntungan, 2 responden menjawab berdasarkan peringkat Efek Beragun Aset, 2 responden berdasarkan diversifikasi investasi, dan 1 responden lagi berdasarkan hal lainnya.
Pertimbangan -2
Pengetahuan EBA * Pertimbangan EBA sarana investasi-2 Crosstabulation
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-2 tingkat
credit
diversifikasi
Total Pengetahua sudah
keuntunganperingkat EBA enhancement investasi
1 1 1 3 EBA
belum 1 1 1 3 Total
Dari total jumlah 6 responden, 3 responden (50%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 3 lainnya (50%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 2 responden menyatakan bahwa pertimbangan utama dalam melihat Efek Beragun Aset sebagai sarana investasi adalah berdasarkan tingkat keuntungan, 2 responden berdasarkan peringkat Efek Beragun Aset, 1 responden Dari total jumlah 6 responden, 3 responden (50%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 3 lainnya (50%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 2 responden menyatakan bahwa pertimbangan utama dalam melihat Efek Beragun Aset sebagai sarana investasi adalah berdasarkan tingkat keuntungan, 2 responden berdasarkan peringkat Efek Beragun Aset, 1 responden
Pertimbangan -3
engetahuan EBA * Pertimbangan EBA sarana investasi-3 Crosstabulatio
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-3
tingkat
diversifikasi
keuntungan peringkat EBA investasi
Total
Pengetahuan sudah 2 2 EBA
1 1 1 3 Total
belum
Dari total jumlah 5 responden, 2 responden (40%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset, sedangkan 3 lainnya (60%) belum memahami tentang Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut, 1 responden menyatakan bahwa pertimbangan utama dalam melihat Efek Beragun Aset sebagai sarana investasi adalah berdasarkan tingkat keuntungan, 1 responden berdasarkan peringkat Efek Beragun Aset dan, 3 responden berdasarkan diversifikasi investasi.
Pertimbangan -4
Pengetahuan EBA * Pertimbangan EBA sarana investasi-4
Crosstabulation
Count
Pertimbangan EBA sarana investasi-4
Pengetahuan EBA belum 1 1 2 Total
Dari 2 responden yang belum mengerti tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan bahwa pertimbangan utama dalam melihat Efek Beragun Aset sebagai sarana investasi adalah berdasarkan credit enhancement dan, 1 responden lagi berdasarkan diversifikasi investasi.
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9, pernahkah perusahaan Saudara dihubungi oleh Manajer Investasi untuk berinvestasi dalam Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Pernah dihubungi MI Crosstabulation
Count
Pernah dihubungi MI
Seluruh responden menyatakan bahwa mereka belum pernah dihubungi oleh Manajer Investasi untuk berinvestasi pada Efek Beragun Aset.
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10, jenis Efek Beragun Aset yang paling sesuai dengan rencana investasi lembaga:
Pengetahuan EBA * Jenis EBA paling sesuai Crosstabulation
Count
Jenis EBA paling sesuai
arus kas tetap
Seluruh responden menyatakan bahwa jenis Efek Beragun Aset yang paling sesuai dengan rencana investasi lembaga mereka adalah Efek Beragun Aset Arus Kas Tetap.
f. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Manajer Investasi
Dari 26 kuisioner yang dikembalikan kepada tim, 1 responden tidak mengisi seluruh pertanyaan dan 1 responden tidak mengisi secara lengkap pertanyaan yang ditanyakan. Berikut adalah ringkasan tabulasi dari 16 Dari 26 kuisioner yang dikembalikan kepada tim, 1 responden tidak mengisi seluruh pertanyaan dan 1 responden tidak mengisi secara lengkap pertanyaan yang ditanyakan. Berikut adalah ringkasan tabulasi dari 16
1) Analisis pertanyaan nomor 2 mengenai kendala utama yang dihadapi
dalam rencana pengelolaan Efek Beragun Aset berdasarkan skala prioritas:
Analisis output 1
Terbit EBA * Kendala 1 Crosstabulation
Count
Kendala 1 perangkat perpajakan standar
Total Terbit ya
4 1 3 1 1 10 EBA tidak
6 5 1 2 14 Total
Dari total jumlah 24 responden, 10 responden (41,67%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 14 lainnya (58,33%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 10 responden menempatkan perangkat peraturan yang belum memadai, 6 responden menempatkan peraturan perpajakan tidak kondusif, 3 responden menempatkan standar akuntansi sekuritisasi aset belum memadai, 2 responden menempatkan ketidak siapan Sumber Daya Manusia, dan 3 responden menempatkan MKBD tidak memenuhi syarat sebagai kendala prioritas 1.
Analisis output 2
Terbit EBA * Kendala 2 Crosstabulation
Count
Kendala 2
perangkat perpajakan
standar
Total Terbit ya
tidak 4 5 2 2 13 Total
Dari total jumlah 19 responden, 6 responden (31,59%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 13 lainnya (68,41%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 6 responden menempatkan Dari total jumlah 19 responden, 6 responden (31,59%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 13 lainnya (68,41%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 6 responden menempatkan
Analisis output 3
Terbit EBA * Kendala 3 Crosstabulation
Terbit ya
EBA tidak
Total
Dari total jumlah 12 responden, 4 responden (33,33%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 8 lainnya (66,67%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan peraturan perpajakan tidak kondusif, 9 responden menempatkan standar akuntansi sekuritisasi aset belum memadai, dan, 2 responden menempatkan ketidak siapan Sumber Daya Manusia sebagai kendala prioritas 3.
Analisis output 4
Terbit EBA * Kendala 4 Crosstabulation
Total Terbit ya
tidak 1 1 4 1 7 Total
Dari total jumlah 8 responden, 1 responden (12,50%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 7 lainnya (87,50%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan Dari total jumlah 8 responden, 1 responden (12,50%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 7 lainnya (87,50%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan
Analisis output 5
Terbit EBA * Kendala 5 Crosstabulation
Terbit EBA tidak
Total
Dari total jumlah 1 responden, 1 responden (100 %) tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan MKBD tidak memenuhi syarat sebagai kendala prioritas 5.
2) Analisis pertanyaan Nomor 3 mengenai pengetahuan yang memadai
tentang teknis pengelolaan Efek Beragun Aset:
Terbit EBA * Teknis EBA Crosstabulation
Count
Teknis EBA belum
sudah
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 3 MI belum memiliki pengetahuan memadai tentang teknis pengelolaan Efek Beragun Aset dan 7 lainnya sudah. Sedangkan dari 15 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 11 MI belum memiliki pengetahuan memadai tentang teknis pengelolaan Efek Beragun Aset dan 4 lainnya sudah. Total responden keseluruhan adalah 25 MI.
3) Analisis pertanyaan Nomor 4 mengenai rencana Manajer Investasi
untuk memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset:
Terbit EBA * Pelatihan WMI Crosstabulation
Count
Pelatihan WMI
ya
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, semuanya menyatakan akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset. Demikian juga dengan 14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, semuanya menyatakan akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 24 MI.
4) Analisis pertanyaan Nomor 5 mengenai pihak yang paling tepat dalam
memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset adalah: Prioritas-1
Terbit EBA * Pelatihan EBA 1 Crosstabulation
Count
Pelatihan EBA 1
Total Terbit ya
tidak 6 2 4 3 15 Total
Dari total jumlah 25 responden, 10 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 12 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 2 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri, 6 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri, 4 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan luar negeri dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas Dari total jumlah 25 responden, 10 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 12 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 2 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri, 6 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri, 4 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan luar negeri dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas
Prioritas-2
Terbit EBA * Pelatihan EBA 2 Crosstabulation
Count
Pelatihan EBA 2
Total Terbit ya
tidak 2 4 5 11 Total
Dari total jumlah 19 responden, 8 responden (42,10%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 11 lainnya (57,90%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 2 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 6 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri, 6 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri, 4 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan luar negeri dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas kedua yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek Beragun Aset.
Prioritas-3
Terbit EBA * Pelatihan EBA 3 Crosstabulation
Count
Pelatihan EBA 3
Total Terbit ya
tidak 1 1 4 1 7 Total
Dari total jumlah 9 responden, 2 responden (22,22%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 7 lainnya (77,78%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 1 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri, 2 responden menempatkan lembaga pelatihan Dari total jumlah 9 responden, 2 responden (22,22%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 7 lainnya (77,78%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 1 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri, 2 responden menempatkan lembaga pelatihan
Prioritas-4
Terbit EBA * Pelatihan EBA 4 Crosstabulation
Count
Pelatihan EBA 4
Terbit ya
EBA tidak
Total
Dari total jumlah 5 responden, 2 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 3 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 2 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri, dan 2 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan luar negeri sebagai pihak prioritas keempat yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek Beragun Aset.
Prioritas ke-5
Terbit EBA * Pelatihan EBA 5 Crosstabulation
Count
Pelatihan EBA 5 LPK LN
Total
Terbit EBA ya
Total
Dari total jumlah 1 responden, 1 responden (100%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan luar negeri sebagai pihak prioritas kelima yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek Beragun Aset.
5) Analisis pertanyaan Nomor 6 mengenai permintaan bantuan teknis kepada MI Asing yang telah punya pengalaman dalam mengelola Efek Beragun Aset dikaitkan dengan rencana MI terlibat dalam penerbitan Efek Beragun Aset:
Terbit EBA * MKBD-EBA Crosstabulation
Count
MKBD-EBA ya dengan
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset dan memenuhi MKBD, 5 MI telah menyatakan “ya”, 3 MI “ya dengan afiliasi sendiri”, dan 2 MI “tidak” untuk meminta bantuan teknis kepada MI asing yang telah punya pengalaman dalam mengelola Efek Beragun Aset. Sedangkan dari 12 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset dan telah memenuhi MKBD, 2 MI menyatakan “ya”, 2 MI “ya dengan afiliasi sendiri”, dan 8 MI “tidak” untuk meminta bantuan teknis kepada MI asing yang telah punya pengalaman dalam mengelola Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 22 MI.
6) Analisis pertanyaan Nomor 7 mengenai pemenuhan ketentuan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) sebesar Rp. 25 milyar sesuai dengan peraturan Bapepam:
Terbit EBA * MKBD-Comit Crosstabulation
Count
MKBD-Comit ya
tidak
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 3 MI telah memenuhi MKBD sebesar Rp.25 milyar sesuai peraturan
Bapepam dan 7 MI lainnya belum memenuhi. Sedangkan dari 14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 4 MI telah memenuhi MKBD sebesar Rp.25 milyar sesuai peraturan Bapepam dan 10 MI lainnya belum memenuhi. Total responden keseluruhan adalah 24 MI.
7) Analisis pertanyaan Nomor 8 mengenai langkah Manajer Investasi dalam rangka pemenuhan MKBD sesuai dengan persyaratan:
Terbit EBA * Langkah-MKBD Crosstabulation
Count
Langkah-MKBD tambah
Total Terbit ya
modal
pinjam subor
No plan
lainnya
3 2 2 7 EBA
tidak 10 2 12 Total
Dari 7 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 3 MI melakukan langkah penambahan modal, 2 MI melakukan pinjaman subordinasi, 2 tindakan lainnya untuk memenuhi persyaratan MKBD. Sedangkan dari 12 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 10 MI melakukan langkah penambahan modal, 2 MI tidak ada rencana, 2 tindakan lainnya untuk memenuhi persyaratan MKBD. Total responden keseluruhan adalah 19 MI.
8) Analisis pertanyaan Nomor 9 mengenai Manajer Investasi pernah melakukan survey tentang minat investor terhadap Efek Beragun Aset:
Terbit EBA * Investor-EBA Crosstabulation
Count
Investor-EBA ya
tidak
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 3 MI pernah melakukan survey dan 7 lainnya tidak. Sedangkan dari 14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 1 MI Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 3 MI pernah melakukan survey dan 7 lainnya tidak. Sedangkan dari 14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 1 MI
9) Analisis pertanyaan Nomor 10 mengenai investor yang paling potensial
menyerap Efek Beragun Aset: Prioritas-1
Terbit EBA * Potensial-EBA 1 Crosstabulation
Count
Potensial-EBA 1 dana pensiun asuransi reksa dana retail lainnya
Total Terbit ya 6 1 2 1 10 EBA tidak 3 4 5 2 14
Total 9 5 7 2 1 24
Dari total jumlah 24 responden, 10 responden (41,67%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 14 lainnya (58,33%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 9 responden menempatkan dana pensiun, 5 responden menempatkan asuransi, 7 responden menempatkan reksadana, 2 responden menempatkan retail dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas pertama dari investor yang paling potensial menyerap Efek Beragun Aset .
Prioritas-2
Terbit EBA * Potensial-EBA 2 Crosstabulation
Count
Potensial-EBA 2 dana pensiun asuransi reksa dana retail lainnya
Total Terbit ya 1 1 2 2 4 10 EBA tidak 3 3 6 1 13
Total
Dari total jumlah 23 responden, 10 responden (43,48%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 13 lainnya (56,52%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 4 responden menempatkan dana pensiun, 4 responden menempatkan asuransi, 8 responden Dari total jumlah 23 responden, 10 responden (43,48%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 13 lainnya (56,52%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 4 responden menempatkan dana pensiun, 4 responden menempatkan asuransi, 8 responden
Prioritas-3
Terbit EBA * Potensial-EBA 3 Crosstabulation
Count
Potensial-EBA 3
Total Terbit
dana pensiun
asuransi
reksa dana
retail
ya 4 2 1 7 EBA
tidak 2 5 2 2 11 Total
Dari total jumlah 18 responden, 7 responden (38,89%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 11 lainnya (61,11%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 2 responden menempatkan dana pensiun, 9 responden menempatkan asuransi, 4 responden menempatkan reksadana, dan 3 responden menempatkan retail sebagai pihak prioritas ketiga dari investor yang paling potensial menyerap Efek Beragun Aset .
Prioritas-4
Terbit EBA * Potensial-EBA 4 Crosstabulation
Count
Potensial-EBA 4 dana pensiun asuransi reksa dana retail lainnya
Total
Terbit ya 1 1 2 1 5 EBA tidak 2 1 3 6
Total
Dari total jumlah 11 responden, 5 responden (45,45%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 6 lainnya (54,55%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 3 responden menempatkan dana pensiun, 1 responden menempatkan asuransi, 3 responden menempatkan reksadana, 3 responden menempatkan retail dan 1 Dari total jumlah 11 responden, 5 responden (45,45%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 6 lainnya (54,55%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 3 responden menempatkan dana pensiun, 1 responden menempatkan asuransi, 3 responden menempatkan reksadana, 3 responden menempatkan retail dan 1
Prioritas-5
Count Potensial-EBA 5 Total retail 3 Lainnya 3
Terbit ya
tidak 1 1 Total 3 1 4
Dari total jumlah 4 responden, 3 responden (75%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 1 lainnya (25%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 3 responden menempatkan retail dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas kelima dari investor yang paling potensial menyerap Efek Beragun Aset
10) Analisis pertanyaan Nomor 11 mengenai jenis piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam waktu dekat: Prioritas-1
Terbit EBA * Piutang-EBA 1 Crosstabulation
Count
Piutang-EBA 1
Total Terbit ya
tag kred rum tag kar kred tag kred PK
lainnya
1 3 3 3 10 EBA
tidak 7 5 3 15 Total
Dari total jumlah 25 responden, 10 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 8 responden menempatkan tagihan kredit penempatan rumah, 8 responden menempatkan tagihan kartu kredit, 6 responden menempatkan tagihan kredit kepemilikan kendaraan, dan 3 responden menempatkan lainnya sebagai pihak prioritas pertama dari jenis piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset dalam waktu dekat.
Prioritas-2
Terbit EBA * Piutang-EBA 2 Crosstabulation
Count
Piutang-EBA 2
tag kred rum tag kar kred tag kred PK tag sew GU Total Terbit ya
2 2 2 2 8 EBA
tidak 3 4 7 1 15 Total
Dari total jumlah 23 responden, 8 responden (34,78%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (65,22%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 5 responden menempatkan tagihan kredit penempatan rumah, 6 responden menempatkan tagihan kartu kredit, 9 responden menempatkan tagihan kredit kepemilikan kendaraan, dan 3 responden menempatkan tagihan sewa guna usaha sebagai pihak prioritas kedua dari jenis piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset dalam waktu dekat.
Prioritas-3
Terbit EBA * Piutang-EBA 3 Crosstabulation
Count
Piutang-EBA 3
tag kred rum tag kar kred tag kred PK tag sew GU lainnya Total Terbit ya
3 1 1 1 1 7 EBA
tidak 3 3 4 3 13 Total
Dari total jumlah 20 responden, 7 responden (35%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 13 lainnya (65%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 6 responden menempatkan tagihan kredit penempatan rumah, 4 responden menempatkan tagihan kartu kredit, 5 responden menempatkan tagihan kredit kepemilikan kendaraan, 4 responden menempatkan tagihan sewa guna usaha, dan 1 responden menempatkan lainnya sebagai pihak prioritas ketiga dari jenis piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset dalam waktu dekat.
Prioritas-4
Terbit EBA * Piutang-EBA 4 Crosstabulation
Count
Piutang-EBA 4
tag kred rum
tag kar kred
tag sew GU
Total
Terbit ya 1 2 3 EBA
tidak 2 2 4 8 Total
Dari total jumlah 11 responden, 3 responden (27,27%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 8 lainnya (72,73%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 2 responden menempatkan tagihan kredit penempatan rumah, 3 responden menempatkan tagihan kartu kredit, dan 6 responden menempatkan tagihan sewa guna usaha sebagai pihak prioritas keempat dari jenis piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset dalam waktu dekat.
Prioritas-5
Terbit EBA * Piutang-EBA 5 Crosstabulation
Count
Piutang-EBA 5 tag kred PK
lainnya
Total
Terbit ya
EBA tidak
Total
Dari total jumlah 2 responden, 1 responden (50%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 1 lainnya (50%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan tagihan kartu kredit, dan 1 responden menempatkan lainnya sebagai pihak prioritas kelima dari jenis piutang yang paling memungkinkan untuk dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset dalam waktu dekat.
11) Analisis pertanyaan Nomor 12 mengenai originator yang paling potensial dan siap menjual piutangnya:
Prioritas-1
Terbit EBA * Originator Potensial 1 Crosstabulation
Count
Originator Potensial 1
Total Terbit ya
P_Leasing
7 2 1 10 EBA
tidak 11 2 2 15 Total
Dari total jumlah 25 responden, 10 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 18 responden menempatkan perbankan, 4 responden menempatkan lembaga pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor, 2 responden menempatkan BPPN, dan 1 responden menempatkan perusahaan leasing sebagai pihak prioritas pertama dari originator yang paling potensial dan siap menjual piutangnya.
Prioritas-2
Terbit EBA * Originator Potensial 2 Crosstabulation
Count
Originator Potensial 2
Total Terbit ya
perbankan LPPKB
BPPN
P_Leasing
lainnya
5 3 2 10 EBA
tidak 3 4 1 5 13 Total
Dari total jumlah 23 responden, 10 responden (43,48%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 13 lainnya (56,52%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 3 responden menempatkan perbankan, 9 responden menempatkan lembaga pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor, 1 responden menempatkan BPPN, 8 responden menempatkan perusahaan leasing, dan 2 responden menmpatkan lainnya sebagai pihak prioritas kedua dari originator yang paling potensial dan siap menjual piutangnya.
Prioritas-3
Terbit EBA * Originator Potensial 3 Crosstabulation
Count
Originator Potensial 3
Total Terbit ya
P_Leasing
1 1 2 2 6 EBA
tidak 5 4 9 Total
Dari total jumlah 15 responden, 6 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 9 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan perbankan, 6 responden menempatkan lembaga pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor, 2 responden menempatkan BPPN, dan 6 responden menempatkan perusahaan leasing sebagai pihak prioritas ketiga dari originator yang paling potensial dan siap menjual piutangnya.
Prioritas-4
Terbit EBA * Originator Potensial 4 Crosstabulation
Count
Originator Potensial 4
P_Leasing
Total
Terbit ya 1 1 1 1 4 EBA
tidak 1 2 1 4 Total
Dari total jumlah 8 responden, 4 responden (50%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 4 lainnya (50%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan perbankan, 2 responden menempatkan lembaga pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor, 3 responden menempatkan BPPN, dan 2 responden menempatkan perusahaan leasing sebagai pihak prioritas keempat dari originator yang paling potensial dan siap menjual piutangnya.
12) Analisis pertanyaan Nomor 13 mengenai lembaga yang paling potensial memberikan sarana peningkatan kredit (credit enhancement) untuk aset keuangan Efek Beragun Aset:
Terbit EBA * Lembaga Potensial Crosstabulation
Count
Lembaga Potensial internal
eksternal
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 5 MI menyatakan bahwa lembaga yang paling potensial memberikan sarana peningkatan kredit untuk aset keuangan Efek Beragun Aset adalah berasal dari internal dan 5 lainnya berasal dari eksternal. Sedangkan dari 14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 7 MI menyatakan bahwa lembaga yang paling potensial memberikan sarana peningkatan kredit untuk aset keuangan Efek Beragun Aset adalah berasal dari internal dan 7 lainnya berasal dari eksternal..Total responden keseluruhan adalah 24 MI.
13) Analisis pertanyaan Nomor 14 mengenai pihak yang paling diharapkan untuk memasarkan Efek Beragun Aset yang akan dikelola adalah:
Terbit EBA * Pihak pemasar EBA Crosstabulation
Count
Pihak pemasar EBA manajer
penjamin
investasi
emisi efek
lainnya
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari 10 MI yang memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 6 MI menyatakan bahwa manajer investasi adalah pihak yang paling dapat diharapkan mampu untuk memasarkan Efek Beragun Aset, 3 MI menunjuk penjamin emisi efek, dan 1 MI menunjuk lainnya. Sedangkan dari
14 MI yang tidak memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset, 6 MI menyatakan bahwa manajer investasi adalah pihak yang paling dapat diharapkan mampu untuk memasarkan Efek Beragun Aset, 6 MI menunjuk penjamin emisi efek, dan 2 MI menunjuk lainnya. Total responden keseluruhan adalah 24 MI.
14) Analisis pertanyaan Nomor 15 mengenai hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih originator: Prioritas-1
Terbit EBA * Pertimbangan MI 1 Crosstabulation
Count
Pertimbangan MI 1
jaminan
keterbukaan
5 Total Terbit ya
tidak 12 2 1 15 Total
Dari total jumlah 25 responden, 10 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (60%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 19 responden mempertimbangkan adanya jaminan bahwa originator sanggup untuk membeli kembali aset keuangan jika kondisi yang dijanjikan dalam kontrak tersebut terjadi, 2 responden mempertimbangkan kesanggupan originator bertindak sebagai serviser, 2 responden mempertimbangkan dapat tidaknya originator memberikan sarana peningkatan kredit, dan 1 responden mempertimbangkan kesanggupan originator untuk membuka dokumen dan data nasabah kepada pihak-pihak terkait seperti MI, lembaga pemeringkat, dan Bank Kustodian sebagai prioritas pertama untuk MI dalam memilih originator.
Prioritas-2
Terbit EBA * Pertimbangan MI 2 Crosstabulation
Count
Pertimbangan MI 2
Total Terbit ya
tidak 7 2 3 12 Total
Dari total jumlah 21 responden, 9 responden (42,86%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 12 lainnya (57,14%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden mempertimbangkan adanya jaminan bahwa originator sanggup untuk membeli kembali aset keuangan jika kondisi yang dijanjikan dalam kontrak tersebut terjadi, 11 responden mempertimbangkan kesanggupan originator bertindak sebagai serviser, 5 responden mempertimbangkan dapat tidaknya originator memberikan sarana peningkatan kredit, dan 4 responden mempertimbangkan kesanggupan originator untuk membuka dokumen dan data nasabah kepada pihak-pihak terkait seperti MI, lembaga pemeringkat, dan Bank Kustodian sebagai prioritas kedua untuk MI dalam memilih originator.
Prioritas-3
Terbit EBA * Pertimbangan MI 3 Crosstabulation
Count
Pertimbangan MI 3
Terbit ya 5 3 8 EBA
tidak 1 5 3 9 Total
Dari total jumlah 17 responden, 8 responden (47,06%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 9 lainnya (52,94%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden Dari total jumlah 17 responden, 8 responden (47,06%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 9 lainnya (52,94%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden
Prioritas-4
Terbit EBA * Pertimbangan MI 4 Crosstabulation
Count
Pertimbangan MI 4
Terbit ya 4 2 6 EBA
tidak 1 4 5 Total
Dari total jumlah 11 responden, 6 responden (54,55%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 5 lainnya (45,45%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 4 responden mempertimbangkan kesanggupan originator bertindak sebagai serviser, 1 responden mempertimbangkan dapat tidaknya originator memberikan sarana peningkatan kredit, dan 6 responden mempertimbangkan kesanggupan originator untuk membuka dokumen dan data nasabah kepada pihak-pihak terkait seperti MI, lembaga pemeringkat, dan Bank Kustodian sebagai prioritas keempat untuk MI dalam memilih originator.
15) Analisis pertanyaan Nomor 16 mengenai permasalahan hukum yang
paling utama dapat dilihat sebagai kendala jika aset yang dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset adalah tagihan kredit kepemilikan rumah:
Prioritas-1
Terbit EBA * Kendala aset 1 Crosstabulation
Count
Kendala aset 1
kredit macet
eksekusi
Total
Terbit ya 8 2 10 EBA
tidak 7 2 6 15 Total
Dari total jumlah 25 responden, 10 responden (40%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 15 lainnya (50%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 15 responden melihat prosedur hukum pengalihan kepemilikan aset dari originator kepada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, 2 responden melihat terjadinya kredit macet penyelesaian barang jaminan harus terlebih dahulu melalui proses peradilan perdata, dan 6 responden melihat proses eksekusi aset jika terjadi kredit macet memakan waktu lama sebagai kendala prioritas pertama untuk MI dalam hal permasalahan hukum terkait dengan aset yang akan dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset adalah tagihan kredit kepemilikan rumah.
Prioritas-2
Terbit EBA * Kendala aset 2 Crosstabulation
Count
Kendala aset 2
kredit macet
eksekusi
Total
Terbit ya
EBA tidak
Dari total jumlah 17 responden, 6 responden (35,29%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 11 lainnya (64,71%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 2 responden melihat prosedur hukum pengalihan kepemilikan aset dari originator kepada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, 9 responden melihat terjadinya kredit macet Dari total jumlah 17 responden, 6 responden (35,29%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 11 lainnya (64,71%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 2 responden melihat prosedur hukum pengalihan kepemilikan aset dari originator kepada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, 9 responden melihat terjadinya kredit macet
Prioritas-3
Terbit EBA * Kendala aset 3 Crosstabulation
Count
Kendala aset 3
prosedur
proses
Total Terbit
hukum
kredit macet
tidak 1 3 3 1 8 Total
Dari total jumlah 13 responden, 5 responden (38,46%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset sedangkan 8 lainnya (61,54%) tidak. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden melihat prosedur hukum pengalihan kepemilikan aset dari originator kepada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, 3 responden melihat terjadinya kredit macet penyelesaian barang jaminan harus terlebih dahulu melalui proses peradilan perdata, 8 responden melihat proses eksekusi aset jika terjadi kredit macet memakan waktu lama, dan 1 lainnya sebagai kendala prioritas ketiga untuk MI dalam hal permasalahan hukum terkait dengan aset yang akan dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset adalah tagihan kredit kepemilikan rumah.
Prioritas-4
Terbit EBA * Kendala aset 4 Crosstabulation
Count
Kendala aset 4 lainnya
Total
Terbit EBA ya
Total
Dari total jumlah 1 responden, 1 responden (100%) memiliki rencana untuk menerbitkan Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden melihat 1 lainnya sebagai kendala prioritas keempat untuk MI dalam hal permasalahan hukum terkait dengan aset yang akan dikelola dalam bentuk Efek Beragun Aset adalah tagihan kredit kepemilikan rumah.
g. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Bank Kustodian
Mayoritas dari 9 responden menyatakan telah memahami tentang Efek Beragun Aset yaitu sebanyak 7 Bank Kustodian (77,78%) dan hanya 2 yang menyatakan belum (22,22%). Berikut adalah ringkasan tabulasi dari
10 pertanyaan dengan menggunakan pertanyaan nomor 1 yaitu pemahaman tentang Efek Beragun Aset sebagai pertanyaan sentral.
1) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 2 mengenai kesiapan untuk menyokong keberadaan Efek Beragun Aset sebagai Bank Kustodian (BK):
Paham EBA * Bank sokong EBA Crosstabulation
Count
Bank sokong EBA sudah
belum
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari 7 BK yang sudah memahami Efek Beragun Aset, 3 BK menyatakan sudah siap untuk menyokong keberadaan Efek Beragun Aset dan 4 lainnya menyatakan belum. Sedangkan dari 2 bank yang belum memahami Efek Beragun Aset, semuanya menyatakan belum siap untuk menyokong keberadaan Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 9 BK.
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3 mengenai kendala yang dihadapi
responden dalam menyokong keberadaan Efek Beragun Aset sebagai Bank Kustodian:
Prioritas-1
Paham EBA * Kendala sokong EBA-1 Crosstabulation
Count
Kendala sokong EBA-1 peraturan
belum siap
Lainnya
Total
Paham sudah 2 3 2 7 EBA
belum 1 1 2 Total
Dari total jumlah 9 responden, 7 responden (77,78%) sudah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 2 lainnya (22,22%) belum. Berdasarkan jumlah tersebut 3 responden menempatkan perangkat peraturan yang belum memadai, 4 responden menempatkan ketidaksiapan Sumber Daya Manusia, dan 2 responden menempatkan lainnya sebagai kendala prioritas 1.
Prioritas-2
Paham EBA * Kendala sokong EBA-2 Crosstabulation
Count
Kendala sokong EBA-2 peraturan
belum
pajak tidak
SA belum
Paham sudah 2 1 3 EBA
belum 1 1 Total
Dari total jumlah 4 responden, 3 responden (75%) sudah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 1 lainnya (25%) belum. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan perangkat peraturan yang belum memadai, 2 responden menempatkan peraturan perpajakan tidak kondusif, dan 1 responden menempatkan standar akuntansi sekuritisasi aset yang belum memadai sebagai kendala prioritas 2.
Prioritas-3
Paham EBA * Kendala sokong EBA-3 Crosstabulation
Count
Kendala sokong EBA-3 SA belum
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari 3 bank yang sudah memahami Efek Beragun Aset, 2 bank menempatkan standar akuntansi sekuritisasi aset yang belum memadai dan
1 lainnya menempatkan lainnya sebagai kendala prioritas 3. Sedangkan dari 1 bank yang belum paham tentang Efek Beragun Aset, 1 bank menempatkan lainnya sebagai kendala prioritas 3. Total responden keseluruhan adalah 4 bank.
Prioritas -4
Paham EBA * Kendala sokong EBA-4 Crosstabulation
Count
Kendala sokong EBA-4
SA belum
memadai
Total
Paham EBA belum
Total
1 responden yang belum memahami Efek Beragun Aset menempatkan standar akuntansi sekuritisasi aset yang belum memadai sebagai kendala prioritas 4.
Prioritas -5
Paham EBA * Kendala sokong EBA-5 Crosstabulation
Count
Kendala sokong EBA-5
pajak tidak
kondusif
Total
Paham EBA belum
Total
1 responden yang belum memahami Efek Beragun Aset menempatkan peraturan perpajakan tidak kondusif sebagai kendala prioritas 5.
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4 mengenai pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset kepada para pegawai, jika responden memiliki rencana untuk bertindak sebagai Bank Kustodian Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Pelatihan kelola EBA Crosstabulation
Count
Pelatihan kelola EBA
ya
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari 7 responden yang sudah memahami Efek Beragun Aset, seluruhnya akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset. Demikian juga dengan 2 responden yang belum paham tentang Efek Beragun Aset akan memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 9 BK.
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5 mengenai pihak yang paling tepat
memberikan pelatihan tentang pengelolaan Efek Beragun Aset kepada para pegawai:
Prioritas-1
Paham EBA * Pihak latih BK-1 Crosstabulation
Count
Pihak latih BK-1
Total Paham
TA DP
TA afiliasi LN
LPKDN
lainnya
sudah 1 3 3 7 EBA
belum 1 1 2 Total
Dari total jumlah 9 responden, 7 responden (77,78%) sudah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 2 lainnya (22,22%) belum. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan tenaga ahli dari dalam negeri, 3 responden menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri, 4 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri dan 1 responden menempatkan pihak lainnya sebagai pihak prioritas pertama yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek Beragun Aset.
Prioritas-2
Paham EBA * Pihak latih BK-2 Crosstabulation
Count
Pihak latih BK-2 TA afiliasi LN
LPKLN
Total
Paham EBA sudah
Total
Dari 3 bank yang sudah memahami Efek Beragun Aset, 1 bank menempatkan tenaga ahli dari pihak afiliasi di luar negeri dan 2 bank menempatkan lembaga pelatihan keuangan luar negeri sebagai pihak prioritas kedua yang paling tepat menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 3 bank.
Prioritas-3
Paham EBA * Pihak latih BK-3 Crosstabulation
Count
Pihak latih BK-3
LPKDN
Total
Paham EBA
sudah
Total
Dari total jumlah 1 responden, 1 responden (100 %) sudah memahami Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri sebagai pihak Dari total jumlah 1 responden, 1 responden (100 %) sudah memahami Efek Beragun Aset. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan lembaga pelatihan keuangan dalam negeri sebagai pihak
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 mengenai pengalaman dalam menjajagi kerjasama dengan MI:
Paham EBA * Bank jajaki kerjasama Crosstabulation
Count
Bank jajaki kerjasama
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari 7 responden yang sudah memahami Efek Beragun Aset, 2 responden pernah menjajaki kerjasama dengan MI dan 5 lainnya belum. Sedangkan dari 2 responden yang belum memahami Efek Beragun Aset menyatakan belum pernah menjajaki kerjasama dengan MI. Total responden keseluruhan adalah 9 BK.
6) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 7 mengenai sistem komputer yang
ada sekarang cukup memadai untuk mengelola Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Sistem blm memadai Crosstabulation
Count
Sistem blm memadai
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari 7 responden yang sudah memahami Efek Beragun Aset, 2 responden sudah memiliki memiliki sistem komputer yang cukup memadai untuk mengelola Efek Beragun Aset dan 5 lainnya belum. Sedangkan dari 2 responden yang belum memahami Efek Beragun Aset menyatakan belum memiliki sistem komputer yang cukup memadai untuk mengelola Efek Beragun Aset. Total responden keseluruhan adalah 9 BK.
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 8 mengenai langkah yang akan ditempuh apabila sistem komputer yang ada belum memadai untuk mengelola Efek Beragun Aset:
Paham EBA * Rencana Crosstabulation
Count
Rencana pasang
upgrade
sistem baru
sistem lama
Total
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari 5 responden yang sudah memahami Efek Beragun Aset, 1 responden akan melakukan pemasangan sistem baru dan 4 responden mengupgrade sistem lama untuk meningkatkan sistem komputer yang belum memadai. Sedangkan 2 responden yang belum memahami Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan akan memasang sistem baru dan 1 menyatakan akan mengupgrade sistem lama untuk meningkatkan sistem komputer yang belum memadai. Total responden keseluruhan adalah 7 BK.
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9 mengenai permasalahan hukum yang dilihat sebagai kendala jika aset keuangan yang disimpan dan diadministrasikan berbentuk tagihan kredit kepemilikan rumah:
Paham EBA * masalah hukum Crosstabulation
Count
masalah hukum
Paham sudah
EBA belum
Total
Dari total jumlah 9 responden, 7 responden (77,78%) sudah memahami Efek Beragun Aset sedangkan 2 lainnya (22,22%) belum. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan prosedur hukum,
1 responden menempatkan proses eksekusi dan 7 responden lainnya 1 responden menempatkan proses eksekusi dan 7 responden lainnya
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10 mengenai standar akuntansi yang akan dipakai untuk membukukan aset keuangan:
Paham EBA * IAI-SA Crosstabulation
Total Paham
scr intrn
sudah 1 6 7 EBA
belum 1 1 2 Total
1 1 6 1 9 Dari total jumlah 9 responden, 7 responden (77,78%) sudah
memahami Efek Beragun Aset sedangkan 2 lainnya (22,22%) belum. Berdasarkan jumlah tersebut 1 responden menempatkan standar akuntansi berlaku secara intern, 1 responden menempatkan standar akuntansi yang berlaku di negara, 6 responden menempatkan standar akuntansi mirip sekuritisasi aset dan 1 responden lainnya menempatkan lainnya sebagai standar akuntansi yang akan dipakai untuk membukukan aset keuangan Efek Beragun Aset jika IAI atau Bapepam belum menetapkan suatu standar akuntansi untuk sekuritisasi aset.
h. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Akuntan Publik
Dari beberapa kuisioner yang telah dikirimkan, hanya 6 Akuntan yang memberikan respon/jawaban kepada tim. Dari 6 responden tersebut, 4 diantaranya menyatakan telah memahami Efek Beragun Aset, dan sisanya menyatakan belum. Berikut hasil tabulasi dari 13 pertanyaan, dengan pertanyaan tentang pemahaman sebagai pertanyaan sentral.
1) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 2 mengenai perlakuan akuntansi Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Perlakuan akuntansi_EBA Crosstabulation
Count
Perlakuan akuntansi_EBA sebagian ragu-ragu belum tahu
Total Pengetahuan mengerti
4 4 EBA
pernah mendengar 1 1 2 Total
4 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset menyatakan bahwa mereka mengerti sebagian tentang perlakuan akuntansi Efek Beragun Aset. Sedangkan 2 responden yang pernah mendengar tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan ragu-ragu mengenai pengetahuannya tentang perlakuan akuntansi atas Efek Beragun Aset dan
1 responden menyatakan belum tahu. Jumlah keseluruhan responden adalah 6 Akuntan Publik.
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3 mengenai cara melakukan audit
atau pemeriksaan terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Cara audit terbit EBA Crosstabulation
Count
Cara audit terbit EBA
Total Pengetahuan mengerti
ya
ragu-ragu belum tahu
4 4 EBA
pernah mendengar 1 1 2 Total
Dari 4 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset menyatakan bahwa mereka mengerti tentang cara mengaudit entitas penerbit Efek Beragun Aset. Sedangkan 2 responden yang pernah mendengar tentang Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan ragu- ragu, dan 1 responden menyatakan belum tahu. Jumlah keseluruhan responden adalah 6 Akuntan Publik.
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4, pengalaman cara melakukan audit/pemeriksaan terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Pengalaman audit EBA Crosstabulation
Count
Pengalaman audit EBA sedang
Total Pengetahuan
belum pernah
pernah mendengar
Dari total 6 responden, 5 responden menyatakan bahwa mereka belum pernah mengaudit Efek Beragun Aset, 1 responden yang mengerti tentang Efek Beragun Aset menyatakan sedang melakukan audit terhadap Efek Beragun Aset.
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5 mengenai pedoman akuntansi yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset di Indonesia:
Pengetahuan EBA * Pedoman akuntansi kait EBA Crosstabulation
Count
Pedoman akuntansi kait EBA standar
akuntansi
mengacu
Total Pengetahuan
mengacu IAS
terbit EBA
pernah mendengar
Dari total 6 responden, 3 responden menyatakan bahwa pedoman akuntansi Efek Beragun Aset harusnya mengacu pada IAS, 2 responden menyatakan mengacu kepada standar akuntansi penerbitan Efek Beragun Aset, dan 1 responden menyatakan mengacu kepada PSAK.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 mengenai isu bahwa pedoman akuntansi menjadi salah satu faktor yang menghambat penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia:
Pengetahuan EBA * Pedoman akuntansi hambat terbit EBA Crosstabulation
Count
Pedoman akuntansi hambat terbit EBA tidak, perlu
Total Pengetahuan mengerti
pernah mendengar 1 1 2 Total
Dari total jumlah 6 responden, 1 responden (16,67%) menyatakan bahwa mereka setuju bahwa pedoman akuntansi yang belum dikeluarkan merupakan salah satu faktor penghambat penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia, 1 responden (16,67%) menyatakan mungkin sedangkan 4 responden (66,67%) menyatakan bahwa pedoman akuntansi bukan faktor penghambat penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia.
6) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 7 mengenai isu independensi dalam proses audit terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset apabila originatornya merupakan klien dari KAP:
Pengetahuan EBA * Audit entititas EBA Crosstabulation
Count
Audit entititas EBA ya, ada
ketentuan
Total Pengetahuan mengerti
ya
melarang tidak tahu
2 2 4 EBA
1 1 2 Total
pernah mendenga
Dari total 6 responden, 3 responden menyatakan bahwa audit terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset dapat bertindak secara independent apabila originatornya merupakan klien dari KAP, 2 responden menyatakan ya kecuali kalau ada aturan yang mealarang, 1 responden menyatakan tidak tahu.
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 8, jangka waktu yang diperlukan apabila harus melakukan audit terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Jangka waktu terbit EBA Crosstabulation
Count
Jangka waktu terbit EBA
1 bulan -
5 Total Pengetahuan
pernah mendengar
Dari total 6 responden, 4 responden menyatakan bahwa audit terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset memerlukan waktu 1 sampai 2 bulan, 2 responden menyatakan memerlukan waktu 5 bulan.
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9, pendapat pedoman audit yang berkaitan dengan Efek Beragun Aset di Indonesia:
Pengetahuan EBA * Pedoman audit kait EBA Crosstabulation
Count
Pedoman audit kait EBA
standar audit
EBA oleh IAI
audit Intr'l
yang ada
& Bapepam
Total
Pengetahuan mengerti 1 2 3 EBA
pernah mendengar 1 1 2 Total
1 1 3 5 Dari total 6 responden, 1 responden menyatakan bahwa audit
terhadap Efek Beragun Aset di Indonesia harus mengacu kepada standar audit internasional, 1 responden menyatakan mengacu kepada standar audit yang ada dan 3 responden menyatakan mengacu kepada pedoman audit Efek Beragun Aset oleh IAI dan Bapepam.
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10, kendala yang dihadapi oleh KAP sehubungan dengan audit atas entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset:
Urutan-1
Pengetahuan EBA * kendala yang dihadapi KAP-1 Crosstabulation
Count
kendala yang dihadapi KAP-1
ketentuan Akuntansi
5 Total Pengetahuan
pernah mendengar
Dari total 6 responden, 5 responden menyatakan bahwa kententuan akuntansi yang belum ada merupakan kendala bagi KAP untuk mengaudit terhadap entitas yang menerbitkan Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan tidak tahu
Urutan-2
Pengetahuan EBA * kendala yang dihadapi KAP-2 Crosstabulation
Count
kendala yang dihadapi KAP-2 ketentuan
5 Total Pengetahuan
pernah mendengar
Urutan-3
Pengetahuan EBA * kendala yang dihadapi KAP-3
Crosstabulation
Count
kendala yang dihadapi KAP-3
SDM
Total
Pengetahuan EBA mengerti
Total
10) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 11, kendala yang menjadi faktor penghambat penerbitan Efek Beragun Aset: Urutan-1
Pengetahuan EBA * kendala terbit EBA-1 Crosstabulation
Count
kendala terbit EBA-1 perangkat
peraturan
belum
SA belum
Total Pengetahuan
mengerti 1 2 3 EBA
pernah mendengar 2 2 Total
Dari total 6 responden, 2 responden menyatakan bahwa perangkat peraturan yang belum memadai merupakan faktor yang menghambat penerbitan Efek Beragun Aset, 2 responden menyatakan Standar Akuntansi belum memadai, 2 responden menyatakan lainnya.
Urutan-2
Pengetahuan EBA * kendala terbit EBA-2 Crosstabulation
Count
kendala terbit EBA-2
pajak tidak
pernah mendengar
Total
2 responden menyatakan bahwa peraturan perpajakan yang todak kondusif merupakan faktor penghambat penerbitan Efek Beragun Aset. Urutan-3
Pengetahuan EBA * kendala terbit EBA-3 Crosstabulation
Count
kendala terbit EBA-3 perangkat
peraturan
belum
SA belum
Total Pengetahuan
pernah mendengar
11) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 12, peraturan Bapepam yang berkaitan dengan penerbitan Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Peraturan Bapepam Kait EBA Crosstabulation
Count
Peraturan Bapepam Kait EBA perlu ada
perlu ada perubahan tambahan terhadap peraturan peraturan
yang ada tidak tahu Total Pengetahuan mengerti
pernah mendenga
Dari total 6 responden, 2 responden menyatakan bahwa perlu ada peraturan baru untuk merangsang penerbitan Efek Beragun Aset di Indonesia, 2 responden menyatakan hanya perlu perubahan terhadap peraturan yang ada, 1 responden menyatakan tidak tahu.
12) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 13, resiko yang paling mungkin terjadi dalam rangka audit laporan keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Resiko audit KIK-EBA Crosstabulation
Count
Resiko audit KIK-EBA kelengkapan
dan validitas kecukupan
Total Pengetahuan mengerti
pernah mendenga
Dari total 6 responden, 2 responden menyatakan bahwa kelengkapan dan validitas data merupakan risiko yang paling mungkin terjadi dalam mengaudit laporan keuangan Efek Beragun Aset, 1 responden menyatakan ketidakcukupan prosedur merupakan risiko, 1 responden menyatakan lainnya.
i. Hasil Tabulasi Kuisioner untuk Konsultan Hukum
Pertanyaan nomor 1 kepada profesi konsultan hukum menyangkut masalah pemahaman mereka tentang Efek Beragun Aset yang dijadikan pertanyaan sentral dari 12 pertanyaan dalam kuisioner yang disampaikan. Dari total jumlah 7 responden, 6 responden (85.71%) sudah memahami tentang Efek Beragun Aset dan hanya 1 responden (14.29%) yang menyatakan belum memahami Efek Beragun Aset.
1) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 2 tentang pengetahuan kantor konsultan hukum untuk memberikan pendapat hukum tentang Efek Beragun Aset yang akan diterbitkan di Indonesia:
Pengetahuan EBA * Pengetahuan pendapat EBA
Crosstabulation
Count
Pengetahuan pendapat EBA sudah
Dari 7 Konsultan Hukum, 6 konsultan hukum telah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendapat hukum tentang Efek Beragun Aset dan hanya 1 konsultan hukum yang belum paham tentang Efek Beragun Aset menyatakan belum mempunyai pengetahuan yang cukup memadai.
2) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 3 tentang kesiapan dalam melakukan penelahaan hukum terhadap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Kesiapan penelaahan EBA
Crosstabulation
Count
Kesiapan penelaahan EBA
Dari 7 Konsultan Hukum, 6 konsultan hukum telah siap melakukan penelaahan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dan 1 konsultan hukum yang belum paham Efek Beragun Aset menyatakan belum siap melakukan penelaahan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.
3) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 4 tentang kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai untuk melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Punya SDM kompeten Crosstabulation
Count
Punya SDM kompeten
Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 5 konsultan hukum telah mempunyai SDM yang kompeten dan 1 konsultan hukum belum mempunyai SDM yang kompeten. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum paham tentang Efek Beragun Aset ternyata memang belum mempunyai SDM yang kompeten.
4) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 5 tentang kesiapan rencana untuk mengirim/mengikut sertakan staf dalam pelatihan tentang Efek Beragun Aset
Pengetahuan EBA * Rencana pengembangan SDM
Crosstabulation
Count
Rencana pengemban gan SDM
Dari total responden 7 konsultan hukum, 6 konsultan hukum telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset dan memiliki rencana pengembangan SDM. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset, memiliki rencana pengembangan SDM.
5) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 6 tentang lokasi atau tempat rencana untuk mengirim/mengikut sertakan staf dalam pelatihan tentang Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Rencana diklat SDM Crosstabulation
Count
Rencana diklat SDM latihan DN
Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 4 konsultan hukum mempunyai rencana diklat SDM di Dalam Negeri dan 2 konsultan hukum mempunyai diklat SDM lainnya. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset merencanakan untuk mengadakan diklat SDM di dalam negeri.
6) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 7 tentang memadai tidaknya peraturan Bapepam yang ada sekarang sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum:
Pengetahuan EBA * Peraturan Bapepam memadai
Crosstabulation
Count
Peraturan Bapepam memadai
Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 4 konsultan hukum menjawab Peraturan Bapepam sudah memadai dan 2 konsultan hukum lainnya menjawab Peraturan Bapepam belum memadai. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset menjawab Peraturan Bapepam sudah memadai.
7) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 8 tentang pengalaman memberikan pendapat hukum sebelumnya mengenai Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Pernah beri pendapat hukum
Crosstabulation
Count
Pernah beri pendapat hukum
Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 2 konsultan hukum pernah memberikan pendapat hukum tentang Efek Beragun Aset dan 4 konsultan hukum belum pernah memberikan pendapat hukum tentang Efek Beragun Aset. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset, belum pernah memberikan pendapat hukum tentang Efek Beragun Aset.
8) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 9 tentang pengalaman melakukan
pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap instrumen pasar modal
Pengetahuan EBA * Pernah telaah instumen PM
Crosstabulation
Count
Pernah telaah instumen PM sudah
Dari total responden 7 konsultan hukum, 6 konsultan hukum telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset dan pernah melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap instrumen pasar modal. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset, sudah pernah melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap instrumen pasar modal.
9) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 10 tentang bentuk-bentuk instrumen
yang pernah dipemeriksa dan diberi pendapat hukum:
Pengetahuan EBA * instrumen yang ditelaah Crosstabulation
Count
instrumen yang ditelaah
Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 1 konsultan hukum pernah melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum pada instrumen pasar modal Reksa Dana dan 5 konsultan hukum menyatakan pernah melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum pada bermacam-macam instrumen pasar modal lainnya. Sedangkan 1 konsultan hukum yang belum memiliki pengetahuan tetang Efek Beragun Aset, sudah pernah melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum pada instrumen Reksa Dana.
10) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 11 tentang jangka waktu yang di perlukan dalam melakukan pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * Jangka waktu telaah Crosstabulation
Count
Jangka waktu telaah kurang dari
1 bulan
1 s/d 2 bulan
5 konsultan hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset menyatakan dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan pendapat hukum terhadap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dalam jangka waktu antara 1 sampai dengan 2 bulan. Sedangkan 2 konsultan hukum bisa melakukan pemeriksaan dan memberikan pendapat hukum terhadap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dengan jangka waktu kurang dari 1 bulan.
11) Hasil tabulasi pertanyaan Nomor 12 tentang kendala yang akan dihadapi sehubungan dengan pemeriksaan dan pendapat hukum terhadap Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset:
Pengetahuan EBA * kendala yang dihadapi Crosstabulation
Count
kendala yang dihadapi kesiapan
kesiapan
ketentuaan
Total Pengetahuan sudah
SDM
peraturan
telaah hukum
Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 3 konsultan hukum memilih kesiapan peraturan sebagai kendala dan 3 konsultan hukum memilih pedoman tentang pemeriksaan dan pendapat hukum sebagai kendala. Sedangkan 1 konsultan hukum yang Dari 6 Konsultan Hukum yang telah memiliki pengetahuan mengenai Efek Beragun Aset, 3 konsultan hukum memilih kesiapan peraturan sebagai kendala dan 3 konsultan hukum memilih pedoman tentang pemeriksaan dan pendapat hukum sebagai kendala. Sedangkan 1 konsultan hukum yang