Populasi, Sampel dan Responden

2. Populasi, Sampel dan Responden

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, populasi sampel responden mencakup sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerbitan dan perdagangan Efek Beragun Aset. Populasi dalam penelitian Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, populasi sampel responden mencakup sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerbitan dan perdagangan Efek Beragun Aset. Populasi dalam penelitian

Penentuan responden dilakukan dengan metode sampling secara random dari data yang telah mendapatkan ijin dan atau persetujuan atau pendaftaran di Bapepam. Untuk populasi Bursa Efek, kuisioner hanya disampaikan kepada Bursa Efek Surabaya. Penentuan calon responden untuk originator ditujukan kepada pihak yang dipandang berpotensi yaitu perusahaan di Indonesia (PT) yang telah mempunyai pengalaman melakukan sekuritisasi atas aset keuangannya di luar negeri dan beberapa Bank. Pemilihan investor institusi sebagai responden, karena efek beragun

aset lebih ditujukan kepada investor canggih ( sophisticated investor ), disamping itu investor institusi seperti dana pensiun, perusahaan asuransi dan reksa dana cenderung memiliki sumber dana yang relatif besar.

Dalam rangka memperoleh respon eksternal, telah disebarkan sebanyak 201 (dua ratus satu) kuisioner dalam penelitian ini. Minimnya responden dalam penelitian ini yaitu hanya 78 (tujuh puluh delapan) yang menjawab dan mengembalikan kuisioner kepada tim peneliti yang terdiri dari 2 responden dari Bursa Efek Surabaya, 11 penjamin emisi efek, 2 pemeringkat efek, 6 responden originator, 9 calon investor, 26 manajer investasi, 9 bank kustodian, 6 akuntan publik, dan 7 konsultan hukum. Beberapa hal berikut merupakan faktor penyebab minimnya jumlah responden:

- kurangnya pemahaman tentang Efek Beragun Aset dari sebagian pihak yang diharapkan untuk menjadi responden, sebagaimana tercermin dari komunikasi antara beberapa pihak dengan anggota tim peneliti yang diuraikan dalam alinea selanjutnya;

- beberapa pihak masih belum yakin akan dapat dilakukannya proses sekuritisasi dengan baik di Indonesia;

- kurangnya minat beberapa populasi responden terhadap Efek Beragun Aset yang disebabkan oleh karena instrumen ini dapat dikatakan belum ada di Indonesia pada saat penelitian dilakukan.

Selama kurun waktu, anggota tim seringkali mendapatkan pertanyaan mengenai apa yang dimaksud reksa dana efek beragun aset, sehingga harus menjelaskan kembali bahwa reksa dana berbeda dengan efek beragun aset. Selain hal tersebut di atas, berikut beberapa pertanyaan yang sering dihadapi selama waktu penelitian: -

Bagaimana perlakuan akuntansi untuk efek beragun aset, khususnya bagi pihak yang menerbitkannya?

- Bagaimana cara melakukan pemeriksaan (legal audit) dalam proses penerbitan efek beragun aset? Apakah scope pemeriksaan hingga obligor/debitur awalnya?

- Bagaimana cara perhitungan besarnya jasa bagi manajer investasi dan bank kustodian dalam efek beragun aset?

- Bagaimana apabila terjadi kegagalan dalam proses penawaran efek beragun aset? Apakah jangka waktu penawaran umumnya dapat diperpanjang?

- Bagaimana kepastian perpajakan terhadap efek beragun aset? - Apabila perusahaan terbuka yang akan menjadi originator wajib mengikuti ketentuan Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama?

- Dan berbagai pertanyaan lainnya yang sebenarnya sudah tercakup dalam ketentuan efek beragun aset yang sudah ada.

Dari beberapa kuisioner yang telah dikirimkan, hanya 6 Akuntan yang memberikan respon/jawaban kepada tim. Berbagai alasan yang diterima oleh tim dalam melakukan konfirmasi ulang terhadap Kantor Akuntan Publik yang telah dikirimi kuisioner namun tidak menjawab dan mengembalikannya, antara lain sebagai berikut: -

Belum sempat mengisi karena sibuk melakukan audit dan berjanji akan merespon dikemudian hari;

- Kuisioner belum diterima atau mungkin karena masalah birokrasi dan prioritas perihal surat mengingat para partner sangat sibuk dan staf yang lain merasa tidak berkompeten untuk menjawab;

- Kuisioner sudah tidak diketahui keberadaannya karena tidak diteruskan oleh penerima karena tidak ada u/p (nama partner yang dituju) sedangkan Kantor Akuntan Publik mempunyai banyak partner.