Pengertian Investasi Asing Kajian Yuridis Terhadap Investasi Asing Pada Sektor Pertambangan Di Indonesia

BAB II PERTIMBANGAN INVESTOR ASING MELAKUKAN KEGIATAN INVESTASI PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI INDONESIA

A. Pengertian Investasi Asing

Menurut Pasal 1 ayat 3 Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pananaman Modal UUPM, penanaman modal asing ialah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Modal asing didefenisikan sebagai modal yang dimiliki negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, danatau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pihak asing. 23 Sementara modal dalam negeri merupakan modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. 24 Kegiatan investasi asing dibedakan ke dalam dua jenis berdasarkan keterlibatan investor secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan pengelolaan modal. UUPM tidak mengatur secara jelas perbedaan antara investasi langsung dengan investasi tidak langsung. Pada dasarnya direct Investment sering 23 Pasal 1 angka 8 UUPM 24 Pasal 1 angka 9 UUPM Universitas Sumatera Utara diartikan sebagai kegiatan penanaman modal yang melibatkan: i pengalihan dana transfer of funds; ii proyek yang memiliki jangka waktu panjang long-term project; iii tujuan memperoleh pendapatan regular the purpose of regular income; iv partisipasi dari pihak yang melakukan pengalihan dana the participation of the person transferring the funds; dan v suatu resiko usaha business risk. 25 Sedangkan portfolio investment sering dikaitkan dengan investasi yang dilakukan melalui pasar modal atau bursa dengan cara pembelian efek securities, sehingga tidak melibatkan pengalihan dana untuk proyek yang bersifat jangka panjang dan karenanya pendapatan yang diharapkan juga lebih bersifat jangka pendek dalam bentuk capital gain yang diperoleh pada saat penjualan efek tersebut dan bukan pendapatan yang bersifat regular, dimana investor tidak terlibat dalam manajemen perusahaan sehingga tidak terkait langsung dengan resiko kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan target atau perusahaan di mana investasi tersebut dilakukan, melainkan lebih dikaitkan dengan resiko pasar dari efek yang dibeli. 26 a. Foreign Direct Investment FDI Ketidaktersediaan pengaturan UUPM mengenai perbedaan antara investasi asing langsung dan investasi asing tidak langsung memicu timbulnya beberapa pendapat terkait defenisi investasi asing langsng dan tidak langsung. International 25 Rudolf Dolzer dan Christoph Schreuer, Principles of International Investment Law, 1 st Ed., New York: Oxford University Press, 2008, hlm. 60. 26 David Kairupan, op.cit., hlm. 19-20. Universitas Sumatera Utara Monetary Fund IMF memberikan pengertian terhadap investasi langsung sebagai berikut: “Investment that is made to acquire a lasting interest in an enterprise operating in an economy other than that of an investor, the investor’s purpose being to have an effective choice in the management of the enterprise” 27 Adapun pengeritan yang agak luas dari investasi langsung terdapat pada Encyclopedia of Public International Law yang merumuskan investasi asing langsung Foreign Direct Investment sebagai berikut: 28 Defenisi FDI tersebut di atas mensyaratkan investasi langsung untuk memberikan transfer dana atau barang dari suatu negara negara pemberi modal ke negara lain negara penerima modal berikut dengan partisipasi langsung dari investor untuk turut serta mengelola perusahaan atau bidang usaha. Keturutsertaan investor ke dalam perusahaan atau bidang usaha investasi dapat dilakukan dengan jalan mengelola langsung perusahaan yang menerima modal melalui ataupun dengan cara membangun di negara tujuan investasi. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan investasi di Indonesia, badan usaha penanaman modal dapat berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanan Indonesia sebagai negara tujuan “A transfer funds or materials from the one country called capital exporting country to another called host country in return for a direct participation in the earnings of that enterprise.” 27 Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia, 2006, hlm. 2. 28 Ibid, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara investasi host country, 29 sedangkan PMA wajib dilakukan dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. 30 Kemudian pengaturan dilanjutkan dengan tata cara membentuk perseroan terbatas oleh investor dalam negeri bersama dengan investor asing yang antara lain sebagai berikut: 31 1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas; Investor asing turut serta mengambil bagian saham sebagai bentuk penanaman modal pada saat investor domestik melakukan pendirian perseroan terbatas di Indonesia dengan ketentuan hukum Indonesia. Dengan demikian investor asing menjadi penanam modal di perusahaan yang didirikan oleh investor domestik Indonesia tersebut. 2. Membeli saham; dan Investor asing melakukan pembelian saham pada perusahaan Indonesia yang telah go public atau belum go public. Dengan dilakukannya pembelian saham, investor asing turut menjadi salah satu pemilik perusahaan pemegang saham di perseroan terbatas. Kepemilikan saham memberikan hak kepada investor untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham; menerima pembayaran dividen 29 Pasal 5 ayat 1 UUPM 30 Pasal 5 ayat 2 UUPM 31 Pasal 5 ayat 3 UUPM Universitas Sumatera Utara dan sisa kekayaan hasil likuidasi; dan menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas. 32 3. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pada prinsipnya tidak semua bidang usaha dibuka bagi PMA sebagai mana diatur dalam Pasal 12 ayat 1 UUPM ditentukan bahwa semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau atau kegiatan usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. 33 Berkaitan dengan amanat Pasar 12 UUPM, dalam dunia inve stasi dikenal istilah negative list imvestment yaitu bidang-bidang usaha yang dilarang Dalam ayat 3 ditetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal dilakukan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional dan kepentingan nasional lainnya. Kemudian dalam ayat 5 ditetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan dilakukan berdasarkan kriteria kepentingan nasional; yaitu perlindungan sumber daya alam; perlindungan dan pengembangan usaha mikro; kecil, menengah dan koperasi UMKMK; pengawasan produksi dan distribusi; peningkatan kapasitas teknologi; partisipasi modal dalam negeri; serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah. 32 Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 33 Bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presiden, disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standard klasifikasi berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI danatau International Standard for Industrial Classification ISIC, Penjelasan Pasal 12 ayat 1 UUPM. Universitas Sumatera Utara diusahakan dalam kegiatan penanaman modal yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 dengan judul Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Daftar bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal yang diatur di dalam lampiran Perpres tersebut. Lampiran I Perpres 36 Tahun 2010 terdapat enam bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, yaitu: pertanian; kehutanan; perindustrian; perhubungan; komunikasi dan informatika; serta kebudayaan dan pariwisata. Masing-masing bidang usaha diuraikan ke dalam beberapa subbidang usaha khusus berjumlah 20 bidang usaha yang terlampir dalam lampiran. 34 Dalam Pasal 2 Perpres Nomor 36 Tahun 2010 ditentukan bidang-bidang usaha yang dapat diusahakan dengan persyaratan tertentu, yakni: bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK; bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan; bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya; bidang usaha yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu; serta bidang yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus. Bidang-bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu terdiri atas 17 bidang usaha, yaitu: pertanian kehutanan; kelautan dan perikanan; energi dan sumber daya mineral; perindustrian; pertanahan; pekerjaan umum; perdagangan; kebudayaan dan periwisata; perhubungan; komunikasi dan informatika; keuangan; perbankan; tenaga kerja dan transmigrasi; pendidikan; 34 Lihat lampiran II Perpres Nomor 36 Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara kesehatan; dan keamanan. Setiap bidang usaha diuraikan ke dalam subbidang usaha khusus dengan total 274 bidang usaha. 35 b. Foreign Indirect Investment FII Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, Foreign Indirect Investment FII merupakan bentuk lain dalam kegiatan penananaman modal asing. Kegiatan penanaman modal jenis ini dilakukan dengan jalan melakukan pembelian efek securities melalui bursa atau lembaga pasar modal Capital Market yang bersifat global. Pembelian securities melalui Capital Market tidak membuat investor harus turut serta dalam menjalankan kegiatan usaha dan tidak bertanggungjawab secara langsung atas manajemen kegiatan usaha tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan Foreign Indirect Investment FII merupakan Capital Gain yang didapatkan pada saat securities dijual kembali. 36 Kendati secara teoritis tidak terdapat penjelasan yang baku mengenai perbedaan antara FDI dengan FII, kedua jenis kegiatan investasi asing ini merupakan pilihan yang beda bagi para investor menurut perhitungan bisnisnya masing-masing. Apabila dicermati berdasarkan manfaat yang dapat dinikmati oleh negara penerima modal host country, FDI merupakan jenis yang lebih ditunggu kehadirannya. Hal ini disebabkan kegiatan investasi dengan menganut sistem Forein Direct Investment FDI memberikan berbagai macam keuntungan dari aspek bawaan yang dibawa investor selain modal berupa dana, bidang usaha yang 35 Lihat Lampiran II Perpres Nomor 36 Tahun 2010. 36 Lihat David Kairupan, op. cit., hlm. 19. Universitas Sumatera Utara diusahakan di Indonesia secara langsung oleh investor akan menciptakan lapangan kerja baru yang secara otomatis akan mengurangi tingkat pengangguran di host country; kemudian hadirnya tekhnologi mutakir yang dibawa investor bersama tenaga ahli skill yang diharapkan akan membawa know-how baru bagi masyarakat host country serta berbagai manfaat baik lainnya.

F. Kerjasama Modal Internasional