Tabel 16 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK
Berdasarkan Propinsi Kantor PJK Pelapor Penundaan Transaksi s.d. Maret 2017
Mar-2016 Kumulatif s.d.
Mar-2016 Jan-2016
s.d. Des-
2016 Feb-2017
Mar-2017 Kumulatif s.d.
Mar-2017 m-to-m
y-on-y c-to-c
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
SUMSEL 4
20 92
21 16
56 65.1
-23.8 300.0
180.0 DKI JAKARTA
20 43
147 5
9 24
27.9 80.0
-55.0 -44.2
NTB 1
1.2 n.a.
n.a. n.a.
JAWA TIMUR 4
5 8
1 1.2
n.a. -100.0
-80.0 PAPUA
1 1
1.2 n.a.
n.a. n.a.
SULSEL 1
1 1
1.2 n.a.
n.a. n.a.
JAWA BARAT 4
10 35
1 1.2
n.a. -100.0
-90.0 BANTEN
5 13
1 1
1.2 n.a.
n.a. -80.0
SULTRA 1
0.0 n.a.
n.a. n.a.
RIAU 1
10 0.0
n.a. n.a.
-100.0 JAMBI
1 3
0.0 n.a.
n.a. -100.0
KALBAR 0.0
n.a. n.a.
n.a. JAWA TENGAH
1 2
0.0 n.a.
n.a. -100.0
KALSEL 0.0
n.a. n.a.
n.a. NAD
1 1
0.0 n.a.
n.a. -100.0
KALTENG 1
0.0 n.a.
n.a. n.a.
DIY 1
2 0.0
n.a. n.a.
-100.0 SULUT
0.0 n.a.
n.a. n.a.
SULBAR 0.0
n.a. n.a.
n.a. SUMUT
1 1
4 0.0
n.a. -100.0
-100.0 SULTENG
3 0.0
n.a. n.a.
n.a. GORONTALO
0.0 n.a.
n.a. n.a.
BENGKULU 0.0
n.a. n.a.
n.a. BALI
1 0.0
n.a. n.a.
n.a. SUMBAR
3 0.0
n.a. n.a.
n.a. KALTIM
2 0.0
n.a. n.a.
n.a. NTT
0.0 n.a.
n.a. n.a.
KEP BABEL 1
0.0 n.a.
n.a. n.a.
MALUKU 0.0
n.a. n.a.
n.a. KEPRI
2 0.0
n.a. n.a.
n.a. LAMPUNG
1 1
2 0.0
n.a. -100.0
-100.0
Total LPT 34
90 334
26 28
86 100.0
7.7 -17.6
-4.4 Jumlah LPT
Distribusi Kumulatif s.d. Mar-
2017 Perkembangan Mar-2017
Dalam Persen Propinsi Kantor PJK
Penunda Transaksi
Tabel 17 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK
Berdasarkan Jenis Alasan Penundaan Transaksi s.d. Maret 2017
Mar-2016 Kumulatif s.d.
Mar-2016 Jan-2016
s.d. Des-
2016 Feb-2017
Mar-2017 Kumulatif s.d.
Mar-2017 m-to-m
y-on-y c-to-c
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
Pertimbangan 1 dan 2 5
16 40
2 2
2.3 n.a.
-60.0 -87.5
Pertimbangan 1 dan 3 1
0.0 n.a.
n.a. n.a.
Pertimbangan 2 dan 3 1
2 0.0
n.a. n.a.
-100.0 Pertimbangan 1 saja
2 9
38 7
11 21
24.4 57.1
450.0 133.3
Pertimbangan 2 saja 4
11 56
10 2
18 20.9
-80.0 -50.0
63.6 Pertimbangan 3 saja
3 5
14 1
1.2 n.a.
-100.0 -80.0
Tidak Teridentifikasi 20
48 183
9 13
44 51.2
44.4 -35.0
-8.3
Total LPT 34
90 334
26 28
86 100.0
7.7 -17.6
-4.4 Alasan Penundaan Transaksi
Jumlah LPT Distribusi
Kumulatif s.d. Mar- 2017
Perkembangan Mar-2017 Dalam Persen
Keterangan: 1 Pengguna Jasa melakukan transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak
pidana; 2 Pengguna Jasa memiliki rekening untuk menampung Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana;
3 Penguna Jasa diketahui danatau patut diduga menggunakan Dokumen palsu.
A. Hasil Analisis HA
Selama Maret 2017, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 37 HA dengan jumlah LTKM terkait
sebanyak 313 laporan, yang terdiri dari: o
HA Proaktif sebanyak 12 HA 32,4 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 84 laporan, dan o
HA Inquiry sebanyak 25 HA 67,6 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 229 laporan. Dengan adanya penambahan tersebut, maka jumlah HA yang
telah disampaikan PPATK kepada Penyidik selama tahun 2017 s.d. Maret 2017 adalah sebanyak 99 HA dengan jumlah LTKM
terkait sebanyak 654 laporan, yang terdiri dari: o
HA Proaktif sebanyak 34 HA 34,3 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 183 laporan, dan o
HA Inquiry sebanyak 65 HA 65,7 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 471 laporan. Setelah berlakunya UU TPPU s.d. Maret 2017, PPATK telah
menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 2.372 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 7.322 laporan, yang terdiri dari:
o
HA Proaktif sebanyak 784 HA 33,1 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 2.225 laporan, dan o
HA Inquiry sebanyak 1.588 HA 66,9 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 5.097 laporan. Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. Maret 2017, jumlah
HA tidak termasuk Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Penyidik sudah mencapai 3.803 HA dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 10.432 laporan, yang terdiri dari: o
HA Proaktif sebanyak 1.956 HA 51,4 persen dengan
jumlah LTKM terkait sebanyak 5.076 laporan, dan o
HA Inquiry sebanyak 1.847 HA 48,6 persen dengan jumlah
LTKM terkait sebanyak 5.356 laporan. Berdasarkan jumlah HA selama tahun 2017 s.d. Maret 2017,
dugaan tindak pidana Korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan dalam HA, yaitu sebanyak 46 HA
46,5 persen. Jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Korupsi tersebut lebih rendah sebesar 17,9 persen dibandingkan
jumlah HA selama periode yang sama tahun 2016 yang berjumlah sebanyak 56 HA. Sementara itu, jumlah HA dengan
dugaan tindak pidana di bidang perpajakan yang merupakan tindak pidana dominan berikutnya mengalami peningkatan
sebesar 5,7 persen jika dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun 2016.
PPATK juga menyampaikan Informasi Hasil Analisis kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran
informasi dengan PPATK. Selama tahun 2017 s.d. Maret 2017, jumlah IHA yang telah disampaikan sebanyak 117 IHA.
ANALISIS PEMERIKSAAN
UU TPPU Pasal 44 Ayat 1 :
Dala ra gka elaksa aka fu gsi a alisis atau pemeriksaan laporan dan informasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat:
a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor;
b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait;
c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis
PPATK; d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor
berdasarkan
permintaan dari
instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar
negeri; e. meneruskan informasi danatau hasil
analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri;
f. menerima laporan danatau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak
pidana Pencucian Uang; g. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor
dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang;
h.
merekomendasikan kepada
instansi penegak
hukum mengenai
pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas
informasi elektronik danatau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; i. meminta penyedia jasa keuangan untuk
menghentikan
sementara seluruh
atau sebagian Transaksi yang diketahui atau
dicurigai merupakan hasil tindak pidana; j.
meminta informasi
perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan
oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang;
k. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan
l. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada pe yidik.