Strategi Kementerian Pertanian Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pertanian 1. Arah Kebijakan Kementerian Pertanian

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2010-2014 17

B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sebagai bagian dari 12 program yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengemban satu program nasional yaitu Pencapaian Swasembada Daging SapiKerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal.

1. Arah kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional seperti dituangkan dalam RPJMN 2010 – 2014 khususnya dalam hal pembangunan Ketahanan Pangan sesuai hasil KTT Pangan 2009. Untuk itu, pemerintah harus menjamin pelaksanaan langkah-langkah mendesak pada tingkat nasional, regional, dan global untuk merealisasikan secara penuh komitmen Millenium Developmet Goal MDGs yaitu: pro poor, pro growth, pro job; dan pelestarian lingkungan hidup. Dengan mengacu pada RPJMN, arah kebijakan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan 2010 – 2014 adalah untuk: i menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak; ii meningkatkan populasi dan produktifitas ternak; iii meningkatkan produksi pakan ternak; iv meningkatkan status kesehatan hewan; v menjamin produk hewan yang ASUH dan berdaya saing; dan vi meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat. Kebijakan ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak akan diarahkan untuk: i mengoptimalkan kelembagaan perbibitan dan sertifikasi; ii pemwilayahan sumber bibit berbasiskan potensi dan agroekosistemnya; iii pengembangan kawasansentra sumber bibit; iv pelestarian sumber daya genetik secara berkelanjutan; v peningkatan penerapan teknologi perbibitan; dan vi pengembangan usaha dan investasi perbibitan Dalam aspek populasi dan produktifitas ternak diarahkan untuk : i meningkatkan populasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia dan non ruminansia ; ii melaksanakan revitalisasi persusuan; iii melaksanakan restrukturisasi perunggasan; dan iv pengembangan kelembagaan dan usaha. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2010-2014 18 Pada aspek produksi pakan ternak diarahkan untuk: i menambah penyediaan pakan dan air; ii mengembangkan teknologi dan industri pakan ternak berbasiskan sumber daya lokal; iii meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pakan; serta iv pengembangan dan pemanfaatan lahan kehutanan. Pada aspek kesehatan hewan diarahkan untuk : i meningkatkan perlindungan hewan, pengamatan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit hewan; ii meningkatkan pelayanan kesehatan hewan; iii meningkatkan kualitas dan kuantitas obat hewan; iv meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga dokter hewan dan paramedik veteriner. Pada aspek keamanan produk hewan akan diarahkan untuk ; i menguatkan peran dan fungsi lembaga otoritas veteriner; ii meningkatkan jaminan produk hewan yang ASUH dan daya saing produk hewan; iii meningkatkan penerapan kesrawan; iv mengoptimalkan pengaturan stock daging; dan v mengoptimalkan pengaturan dan pemasaran daging sapi. Selanjutnya, pada aspek peningkatan peran dan fungsi kelembagaan diarahkan untuk : i meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan serta SDM peternakan; ii meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat; iii meningkatkan kerjasama internasional; iv meningkatkan kualitas perencanaan, evaluasi, data dan informasi; v meningkatkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

2. Strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Strategi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2010 – 2014 diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembangunan peternakan sesuai dengan target empat sukses Kementerian Pertanian yaitu Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Dalam mencapai target tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengacu pada kesepakatan General Agreement on Tarif and Trade GATT yang diwadahi oleh WTO, dengan salah satu kesepakatannya memuat agreement on agriculture, termasuk didalamnya terkait perjanjian Sanitary and Phytosanitary SPS dan Technical Barrier to Trade TBT seperti yang tertuang dalam UU No 7 Tahun 2004. Prinsip perjanjian tersebut pada intinya adalah bahwa produk dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan sub sektor peternakan dan kesehatan hewan harus memenuhi persayaratan keamanan safety, standard mutu quality, kesejahteraan hewan animal walfare, ramah lingkungan dan berkelanjutan.