Analisis Perilaku Konsumen Terhadap KeputusanPembelian Sayur Organik di Pasar Simpang limun Kota Medan ( Studi kasus Pada Keputusan Konsumen dalam pebelian keputusan di pasar simpang limun kota medan)

(1)

86 IndeksKelompok Gramedia.

PERTANYAAN RESPONDEN

1. Distribusi berdasarkan responden mengenai Faktor Sosial

No Keterangan Setuju (S) Sangan Setuju (SS)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Saya merasa puas

dengan produk sayuran pasar simpang limun

2 Tingkat kebersihan pasar simpang limun lebih baik dari pasar lainnya

3 Sayuran organik

dapat di nikmati setiap kalangan masyarakat kota medan

2. Distribusi berdasarkan responden mengenai Faktor Sosial


(2)

87 Setuju (STS) 1 Saya dapat informasi

dari teman dan lingkungan tempat tinggal mengenai pasar simpang limun

2 Saya membeli

kebutuhan dalam bentuk sayuran di Pasar simpang limun

3. Distribusi berdasarkan responden mengenai Faktor Pribadi

No Keterangan Setuju (S) Sangan Setuju (SS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Membeli sayuran di

pasar simpang limun

sesuai dengan pendapatan saya

2 Saya Membeli

sayuran di pasar simpang limun harga lebih terjangkau 3 Pasar Simpang Limun

meberikan

memudahkan saya dalam memilih sayuran

4 Saya membeli

sayuran di pasar simpang limun di lihat dari penampilan pedagang (penjual)

5 Saya membeli


(3)

88

simpang limun karena sesuai dengan gaya hidup saya

4. Distribusi berdasarkan responden mengenai Faktor Pisikologis

No Keterangan Setuju (S) Sangan Setuju (SS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

1 Saya membeli

Sayuran 88rganic di pasar simpang limun lebih menarik dari pasar lainnya

2 Saya membeli

sayuran di pasar simpang limun karena sayurannya lebih segar dari pasar lainnya

3 Saya membeli

sayuran di pasar simpang limun karena lebih nyaman dalam keamanan berbelanja

4 Saya membeli

sayuran di pasar simpang limun menghemat waktu dengan lokasi rumah


(4)

85 Eliza, Ery Sayamar dan Cory Kaswita. 2011. ”Analisi s Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Buah Di Pasar Arengka (Pasar Tradisional Dan Giant Hypermarket (Pasar Modern) Di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru)”, Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), Vol. 2. No. 1. Juli 2011. Universitas Riau. Pekanbaru.

Melani. 2003. Analisis Penerimaan Konsumen Terhadap Pembelian Sayur Bayam Jepang (Horinzo) Kasus di Sogo Supermarket Plaza Senayan. Skripsi. Program

Sarjana Ekstensi Agribisnis Fakultas Pertanian IPB.

Sugiyono, 1997. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. , 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. , 2005. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Sumarwan, Ujang, 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapan Dalam Pemasaran, PT. Grahalia Indonesia, Bogor selatan.

Amirullah, 2002.Perilaku Konsumen,Graham Ilmu, Yogyakarta.

Mowen, John. C dan Minor, 2002.Perilaku Konsumen, Alih Bahasa Lina Salim SE, MBA, MA. Jilid 1. Edisi Kelima, Erlangga

http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/

48

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. Ke 8, h. 137.

49

Muhamad, loc.cit., Hlm. 162

Ali Hasan. 2008. Marketing. Media Utama. Yogyakarta


(5)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Metode Penelitian

Ada pun bentuk penelitian ini digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif biasanya meneliti permukaannya pada masalah penelitian. Dengan demikian memerlukan waktu yang relativ lebih singkat dari pada penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu tujuan untuk menjelaskan suatu semua variabel.

3.2 lokasi penelitian

Lokasi yang menjadi tempat pengumpulan penelitian ini adalah Pasar Simpang limun Kota medan, jl. Sisingamangaraja, Simpang limun. Lokasi penelitian ini didasarkan karena pasar simpang limun memiliki tingkat penjualan yang cukup besar, dengan daya jual sayur organik. Dan tingkat populasi konsumen yang sangat besar.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (independent), yang terdiri dari : a. Faktor Budaya (X1)


(6)

39 (Lamb,2001:202). Selanjutnya variabel budaya diukur melalui indikatornya (Sumarwan, 2003:171) :

- Kepercayaan terhadap produk

- Pandangan baik dan buruk terhadap produk - Kebiasaan mendengar tentang produk - Anjuran untuk memilih produk

2. Faktor Sosial (X2)

Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri baik secara formal dan informal (Lamb,2001:210).

Variabel kelas sosial diukur melalui indikator (Anoraga,2000:227): a. Keberadaan teman untuk memilih produk

b. Keberadaan anggota keluarga untuk memilih produk

c. Keberadaan orang tua atau orang yang dituakan untuk memilih produk

3. Faktor Pribadi (X3)

Faktor pribadi merupakan suatu cara mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan reaksi seorang individu terhadap situasi yang sedang terjadi (Lamb,2001:221).


(7)

40 a.Pekerjaan orang tua

b.Keadaan ekonomi / penghasilan c.Gaya hidup

4. Faktor Psikologis (X4)

Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat dan mengambil tindakan (Lamb,2001: 224).

Faktor psikologis diukur melalui indikatornya (Anoraga,2000:227) : a. Motivasi untuk memilih produk

b. Persepsi untuk memilih produk

c. Pembelajaran dari pengalaman, sehingga memilih produk d. Keyakinan terhadap produk

e. Sikap konsumen untuk memilih produk

Variabel terikat (dependen), yaitu : Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen sebagai pemilikan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif mengenai proses, cara, perbuatan membeli, dengan mempertimbangkan faktor lain tentang apa yang dibeli, waktu membeli, dimana membelinya serta cara pembayarannya (Sumarwan, 2003:289). Keputusan Pembelian (Y), indikatornya (Lamb,2001:189) :

a. Kebutuhan terhadap produk

b. Pencarian informasi terhadap produk c. Evaluasi terhadap produk


(8)

41 d. Keputusan memilih produk

e. Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk

3.4 Metode Analisis

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan melihat kerangka pemikiran teoritis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh risiko pembiayaan terhadap profitabilitas, menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Sekala ini digunakan adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyino,2008;93).

Tabel 3.1 Skala likert

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju(SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber :Sugiyono (2008:93)

3.5 Penentuan Sampel

Menurut Azuar Juliandi (2013:50) populasi merupakan totalitas dari suluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian. Populasi dalam penelitian ini


(9)

42 adalah konsumen di wilayah Pasar Simpang Limun Medan yang mengkonsumsi sayuran, dengan alasan Pasar Simpang Limun merupakan bagian pusat kota di Medan karena banyak pedagang yang menawarkan sayuran dagangannya, salah satunya sayur organik sehingga kemungkinan konsumen lebih mudah menjangkau sayur organik.

Sampel adalah sebagian dari polulasi. Sampel terdiri dari atas jumlah anggota yang dipilih dari polulasi (sekaran,2006:123). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli sayuran segar lokal dan sayur inpor di lokasi penelitian, yakni sebayak 100 orang dengan pertihitingan rumus Slovin yakni:

� = �

1 + ( �.�2) Keterangan :

n = jumlah responden yang diambil

N = jumlah populasi yang rata-rata pengunjung Pasar Simpang Limun sebayak 2000 orang perhari

e = persenan kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengguna responden yang masih dapat ditolerir autau diinginkan, dalam penelitian ini nilainya ditentukan sebesar 10%

� = 2000


(10)

43 3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel bebas (independent) dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel terikat (dependent).

3.6.2. Summber Data

Menurut Azuar Juliandi (2013:66) sumber data ialah data menurut sumber perolehan data dikelompok menjadi dua bagian, data primer dan data skunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di ambil dari responden yang di ambil dari penelitian konsumen yang ada di pasar simpang limun. Data skunder di ambil dari pengumpilan data yang sudah ada, sebagai tambahan dalam pengambilan keputusan dan pembelian konsumen yang ada.

Studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara dengan pihak penjual dagangan sayuran untuk dapat merumuskan permasalahan penelitian. Data primer lain dilakukan dengan teknik wawancara ke konsumen berdasarkan pertanyaan yang sudah disiapkan pada kuesioner. Data sekunder yang diperoleh adalah data penjualan dan profil Pasar Simpang Limun serta studi pustaka.


(11)

44 3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Uji Validitas

Validitas didefinisikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sementara reliabilitas berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel pula. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pengujian terhadap kuesioner dilakukan dengan dua teknik karena menggunakan dua metode analisis. Uji validitas analisis Faktor menggunakan teknik korelasi Spearman dan uji validitas analisis Fishbein menggunakan teknik product moment sedangkan uji reliabilitas keduanya menggunakan teknik Alpha Cronbach.

�= �. (∑ ��)−(∑ ��).∑ �

� {�.∑ �2− (∑ �2�. {�.∑ �2−(∑�2)} R2 = (r)2ₓ 100%

Keterangan :

r = koefisien korelasi n= jumlah pengamatan

X= jumlah dari pengamatan item Y= julah total pengamatan variabel 3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi jawaban responden hasil suatu pengukuran tersebut dapat dipercaya. Uji reliabilitas


(12)

45 sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang reliabel dan tidak reliabel. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60.

3.7.3 Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus analisis regresi linier berganda, yakni;

�= �+�1�1 +�2�2 +�3�3 +�4�4 +� Keterangan:

Y = pembelian a= konstata

b1 = Konfesien regresi dari variabel Faktor kebudayaan b2= Konfesien regresi dari variabel Faktor sosial b3= Konfesien regresi dari variabel Faktor pribadi b4= Konfesien regresi dari variabel Faktor psikologis x1= faktor budaya

x2= faktor sosial x3= faktor pribadi x4= faktor psikologis 3.7.4. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Untuk


(13)

46 menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot (Ghozali, 2005:112). Pada grafik

normal plot, dengan asumsi :

a. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2005: 105). Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas


(14)

47 1. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005:92)

a. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1 b. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10

3.8 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa pengujian yaitu uji - t dan uji - F.

1. Uji-t

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis) berpengaruh secara signifikan


(15)

48 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesis dengan cara :

Mencari t hitung Rumus :

� =�√� −2

√1− �2 Ketrangan

R : Koefisien Korelasi R2 :Koefisien Determinasi n : Banyaknya sampel Dengan asumsi (t hitungan)

Ho : diterima bila sig.> α= 0,05

Ho : ditolak bila sig. ≤ α= 0,05

2. Uji F

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) secara bersama-sama dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah

a. Merumuskan hipotesis

Ho5 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama.


(16)

49 bersama-sama.

a. Mencari F

Ho : diterima bila sig. > α = 0,05

Ho : ditolak bila sig. ≤ α = 0,05

3.9 Koefisien Determinasi (RSquare)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (tidak bebas). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,2005:83).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak


(17)

50 seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,2005:830).

Dalam kenyataan nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted dianggap bernilai 0. Secara matematis j ika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = R2 = 1. Sedangkan jika nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1 - k)/(n - k). Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif.


(18)

51 0

10 20 30 40 50

S Ss Ks

Jumlah Persen PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pasar simpang limun

Pasar simpang limun adalah pasar yang sudah dikenal oleh banyak kalangan dan lingkungan kota medan, pasar simpang limun adalah objek Peneltian ini dilakukan berdasarkan adanya permintaan yang tinggi di lokasi pasar tersebut, Lokasi yang menjadi penelitian ini adalah Jl.Sisingamangaraja, medan teladan. Pasar simpang limun dikelolah oleh pedagang dan PD.pasar kota Medan dan pasar simpang limun di awasi atau memiliki pengawasan pemerintahan pemko dan DPRD Kota Medan, pasar simpang limun sering salah satu pasar besar yang menyediakan kebutuhan masyarakat dan memiliki bahan-bahan pangan dan pokok yang dikonsumsi masyarakat Kota Medan.

Tabel 4.1

Grafik Responden Berdasarkan jenis Kelamin

Tabel 4.1 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas bahawasaannya 80% dari 80 respoden di pastikan lebih tinggi tingkat pembelian di pasar simpang limun dibeli oleh perempunan dari pada laki-laki 20 orang dengan perentase 20%. Ini


(19)

52 0

10 20 30 40 50

S Ss Ks Ts

Jumlah Persen

membuktikan prilaku keputusan dalam pembelian sayur oraganik di pasar simpang limun, perempuan lebih baik dalam penganbilan keputusan dari pada laki-laki.

Tabel 4.2

Grafik responden berdasarkan usia atau umur

Tabel 4.2 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas bahawasaannya usia 18-25 tahun dengan persentase 18% sudah membiasakan diri berbelanja di tempat kedai sampah seperti di pasar simpang limun kota medan, usia 26-35 tahun dengan persen tase 32% telan lebih suka dengan berbelanja di tempat yang tradisional, dan dari usia 36-55 tahun telah menjadi pelanggan tetap yang telah lama mengenal dan berbelanja di pasar simpang limun kota medan dengan respoden 50%.

Dapat di simpulkan bahwasannya pelanggan yang membeli sayuran organik di pasar simoang limun kota medan, tingkat lebih tinggi 50% adalah usua 35-55 tahun dengan setatus pelanggan tetap di pasat tersebut.


(20)

53 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen jawaban responden mengenai Faktor Kebudayaan

Tabel 4.3

Saya merasa puas dengan produk sayuran pasar simpang limun

Tabel 4.3 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 60 orang memili setuju dengan persen 60%, 15 orang memilih sangat setuju dengan persen 15%, memilih kurang setuju 15 orang dengan persen 15%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam pemilihan sayur di pasar simpanglimun saangat tinggi dengan persen 60% dari 100 respoden.


(21)

54 0%

20% 40% 60% 80% 100% 120%

45 35 5 10 5 100

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Persen Tabel 4.4

Tingkat kebersihan pasar simpang limun lebih baik dari pasar lainnya

Tabel 4.4 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 10 orang memilih setuju dengan persen 10%, 10 orang memilih sangat setuju dengan persen 10%, memilih kurang setuju 5 orang dengan persen 5%, memilih tidak setuju 20 orang dengan persen 20% dan yang memilih sangat tidak setuju 55 orang dengan persen 55%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam pemilihan sayur di pasar simpanglimun saangat tinggi dengan persen 55% dari 100 respoden.


(22)

55 0%

20% 40% 60% 80% 100% 120%

45 35 5 10 5 100

Persen

Sayuran organik dapat di nikmati setiap kalangan masyarakat kota medan

Tabel 4.5 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 50 orang memilih setuju dengan persen 50%, 20 orang memilih sangat setuju dengan persen 20%, memilih kurang setuju 10 orang dengan persen 10%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam pemilihan sayur di pasar simpanglimun sangat tinggi dengan persen 50% dari 100 respoden.


(23)

56 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen 4.2 Distribusi berdasarkan jawaban responden Distribusi berdasarkan

jawaban responden mengenai Faktor Sosial Tabel 4.6

Saya dapat informasi dari teman dan lingkungan tempat tinggal mengenai pasar simpang limun

Tabel 4.6 berdasarkan dari hasil penelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 5 orang memili setuju dengan persen 5%, 10 orang memilih sangat setuju dengan persen 10%, memilih kurang setuju 10 orang dengan persen 25%, memilih tidak setuju2 5 orang dengan persen 60% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 60%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam informasi pasar simpanglimun saangat tinggi dengan persen 60% dari 100 respoden.


(24)

57 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen

Saya membeli kebutuhan dalam bentuk sayuran di Pasar simpang limun

Tabel 4.7 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 35 orang memili setuju dengan persen 35%, 45 orang memilih sangat setuju dengan persen 45%, memilih kurang setuju 10 orang dengan persen 10%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam Pasar simpang limun memberikan kebutuhan sangat tinggi dengan persen 45% dari 100 respoden.


(25)

58 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen

4.2.3 Distribusi berdasarkan jawaban responden Distribusi berdasarkan jawaban responden mengenai Faktor Pribadi.

Tabel 4.8

Membeli sayuran di pasar simpang limun sesuai dengan pendapatan saya

Tabel 4.8 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 45 orang memili setuju dengan persen 45%, 40 orang memilih sangat setuju dengan persen 40%, memilih kurang setuju 5 orang dengan persen 5%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam Pasar simpang limun Membeli sayuran di pasar simpang limun sesuai dengan pendapatan sangat tinggi dengan persen 45% dari 100 respoden.


(26)

59 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen

Saya Membeli sayuran di pasar simpang limun harga lebih terjangkau

Tabel 4.9 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 40 orang memilih setuju dengan persen 40%, 35 orang memilih sangat setuju dengan persen 35%, memilih kurang setuju 15 orang dengan persen 15%, memilih tidak setuju 3 orang dengan persen 3% dan yang memilih sangat tidak setuju 7 orang dengan persen 7%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam Membeli sayuran di pasar simpang limun harga lebih terjangkau sangat tinggi dengan persen 40% dari 100 respoden.


(27)

60 Tabel 4.10

Pasar Simpang Limun meberikan memudahkan saya dalam memilih sayuran

Tabel 4.10 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 35 orang memilih setuju dengan persen 35%, 45 orang memilih sangat setuju dengan persen 45%, memilih kurang setuju 10 orang dengan persen 10%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam Pasar simpang limun meberikan memudahkan saya dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 45% dari 100 respoden.

0 20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen


(28)

61 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen

Saya membeli sayuran di pasar simpang limun di lihat dari penampilan pedagang (penjual)

Tabel 4.11 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 15 orang memilih setuju dengan persen 15%, 15 orang memilih sangat setuju dengan persen 15%, memilih kurang setuju 5 orang dengan persen 5%, memilih tidak setuju4 5 orang dengan persen4 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 20 orang dengan persen 20%. Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam membeli sayuran di pasar simpang limun di lihat dari penampilan pedagang (penjual) dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 45% dari 100 respoden.


(29)

62 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen Tabel 4.12

Saya membeli sayuran di pasar simpang limun karena sesuai dengan gaya hidup saya

Tabel 4.12 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 25 orang memilih setuju dengan persen 25%, 15 orang memilih sangat setuju dengan persen 15%, memilih kurang setuju4 5 orang dengan persen 45%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 10 orang dengan persen 10%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam membeli sayuran di pasar simpang limun karena sesuai dengan gaya hidup saya dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 45% dari 100 respoden


(30)

63 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen jawaban responden mengenai Faktor Pisikologis

Tabel 4.13

Saya membeli Sayuran 63rganic di pasar simpang limun lebih menarik dari pasar lainnya

Tabel 4.13 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 25 orang memilih setuju dengan persen 25%, 15 orang memilih sangat setuju dengan persen 15%, memilih kurang setuju 35 orang dengan persen 35%, memilih tidak setuju 15 orang dengan persen 15% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam membeli sayuran di pasar simpang limun lebih menarik dari pasar lainnya dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 35% dari 100 respoden


(31)

64 0

20 40 60 80 100 120

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen Tabel 4.14

Saya membeli sayuran di pasar simpang limun karena sayurannya lebih segar dari pasar lainnya

Tabel4.14 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 15 orang memilih setuju dengan persen 15%, 25 orang memilih sangat setuju dengan persen 25%, memilih kurang setuju 15 orang dengan persen 15%, memilih tidak setuju 5 orang dengan persen 5% dan yang memilih sangat tidak setuju 35 orang dengan persen 35%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam membeli sayuran di pasar simpang limun sayurannya lebih segar dari pasar lainnya dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 35% dari 100 respoden


(32)

65 0

50 100 150

S Ss Ks Ts Sts jumlah

Jumlah Persen

Saya membeli sayuran di pasar simpang limun karena lebih nyaman dalam keamanan berbelanja

Tabel 4.15 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 35 orang memilih setuju dengan persen 35%, 25 orang memilih sangat setuju dengan persen 25%, memilih kurang setuju 25 orang dengan persen 25%, memilih tidak setuju 10 orang dengan persen 10% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam membeli sayuran di pasar simpang limun sayurannya lebih lebih nyaman dalam keamanan berbelanja dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 35% dari 100 respoden.


(33)

66 0

20 40 60 80 100 120

Jumlah Persen Tabel 4.16

Saya membeli sayuran di pasar simpang limun menghemat waktu dengan lokasi rumah

Tabel 4.16 berdasarkan dari hasil pennelitian diatas dapat di simpulan bahawasaannya 45 orang memilih setuju dengan persen 45%, 15 orang memilih sangat setuju dengan persen 15%, memilih kurang setuju 20 orang dengan persen 20%, memilih tidak setuju 15 orang dengan persen 15% dan yang memilih sangat tidak setuju 5 orang dengan persen 5%.

Dapat di simpulkan dari hasil tabel di atas, bahawasannya tingkat kepuasan dalam membeli sayuran di pasar simpang limun sayurannya lebih lebih menghemat waktu dengan lokasi rumah dalam memilih sayuran sangat tinggi dengan persen 45% dari 100 respoden.

4.3 Uji Variabel dan Reabilitas

a. Kiteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :

Tolak Ho jika probalitas yang di hitung ≤ probalitas yang di tetap ka sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)

b. Terima Ho jika nilai probilitas yang dihitung > probalitas ditetapkan sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)


(34)

67 1. Faktor budaya

Tabel 4.17 Hasil kuesoner faktor budayaan Correlations

x1 x2 x3 Ttl

x1 Pearson Correlation

1 -,025 -,108 ,463**

Sig. (2-tailed) ,808 ,285 ,000

N 100 100 100 100

x2 Pearson Correlation

-,025 1 ,199* ,648**

Sig. (2-tailed) ,808 ,047 ,000

N 100 100 100 100

x3 Pearson Correlation

-,108 ,199* 1 ,657**

Sig. (2-tailed) ,285 ,047 ,000

N 100 100 100 100

ttl Pearson Correlation

,463** ,648** ,657** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 4.18

Hasil Validitas Faktor kebudayaan Item Probalitas Keterangan Item 1 0,000 < 0,05 Vailid Item 2 0,000 < 0,05 Vailid Item 3 0,000 < 0,05 Vailid


(35)

68 Tabel 4.19

Hasil Reliabilitas Faktor Kebudayaan Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,068 3

Nilai kofesien reabilitas (Cronbach's Alpha) di atas adalah 0,068 > 0,06 maka keimpulannya instrumen yang di uji tersebut adalah realiber atau terpecanya

2. Faktor sosial

Tabel 4.20

Hasil Kuesoner Faktor Sosial Correlations

x1 x2 Ttl

x1 Pearson Correlation

1 ,105 ,731**

Sig. (2-tailed) ,301 ,000

N 100 100 100

x2 Pearson Correlation

,105 1 ,755**

Sig. (2-tailed) ,301 ,000

N 100 100 100

ttl Pearson Correlation

,731** ,755** 1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : kuesoner penelitian 2015

• Kiteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :

Tolak Ho jika probalitas yang di hitung ≤ probalitas yang di tetap ka sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)


(36)

69 • Terima Ho jika nilai probilitas yang dihitung > probalitas ditetapkan sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)

Tabel 4.21

Hasil Validitas Faktor Sosial Item Probalitas Keterangan Item 1 0,000 < 0,05 Vailid Item 2 0,000 < 0,05 Vailid

Tabel 4.22

Hasil Relibilitas Faktor Sosial Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,189 2

Nilai kofesien reabilitas (Cronbach's Alpha) di atas adalah 0,189 > 0,06 maka keimpulannya instrumen yang di uji tersebut adalah realiber atau terpecanya.


(37)

70 3. Faktor Probadi

Tabel 4.23 hasil Kuesoner Faktor Pribadi Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 ttl

x1 Pearson Correlation

1 -,271** ,038 -,110 -,058 ,229*

Sig. (2-tailed) ,006 ,706 ,277 ,567 ,022

N 100 100 100 100 100 100

x2 Pearson Correlation

-,271** 1 -,006 ,214* ,112 ,457**

Sig. (2-tailed) ,006 ,954 ,032 ,268 ,000

N 100 100 100 100 100 100

x3 Pearson Correlation

,038 -,006 1 ,171 ,065 ,594**

Sig. (2-tailed) ,706 ,954 ,088 ,519 ,000

N 100 100 100 100 100 100

x4 Pearson Correlation

-,110 ,214* ,171 1 -,092 ,564**

Sig. (2-tailed) ,277 ,032 ,088 ,365 ,000

N 100 100 100 100 100 100

x5 Pearson Correlation

-,058 ,112 ,065 -,092 1 ,414**

Sig. (2-tailed) ,567 ,268 ,519 ,365 ,000

N 100 100 100 100 100 100

Ttl Pearson Correlation

,229* ,457** ,594** ,564** ,414** 1 Sig. (2-tailed) ,022 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : kuesoner penelitian 2015

Kiteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :

• Tolak Ho jika probalitas yang di hitung ≤ probalitas yang di tetap ka sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)


(38)

71 • Terima Ho jika nilai probilitas yang dihitung > probalitas ditetapkan sebesar

0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)

Tabel 4.24

Hasil Validitas Faktor pribadi

Item Probalitas Keterangan Item 1 0,000 < 0,05 Vailid Item 2 0,000 < 0,05 Vailid Item 3 0,000 < 0,05 Vailid Item 4 0,000 < 0,05 Vailid Item 5 0,000 < 0,05 Vailid

Sumber : kuesoner penelitian 2015

Tabel 4.25

Hasil relibilitas Faktor Pribadi Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha N of Items

,064 5

Sumber : kuesoner penelitian 2015

Nilai kofesien reabilitas (Cronbach's Alpha) di atas adalah 0,064 > 0,06 maka keimpulannya instrumen yang di uji tersebut adalah realiber atau terpecanya


(39)

72 4. Faktor pisikologis

Tabel 4.26 hasil Kuesoner Faktor Correlations

VAR00021 VAR00022 VAR00023

VAR0002 4 VAR0002 5 VAR0002 1 Pearson Correlation

1 ,108 -,251* ,029 ,475**

Sig. (2-tailed) ,286 ,012 ,773 ,000

N 100 100 100 100 100

VAR0002 2

Pearson Correlation

,108 1 -,104 ,036 ,726**

Sig. (2-tailed) ,286 ,304 ,722 ,000

N 100 100 100 100 100

VAR0002 3

Pearson Correlation

-,251* -,104 1 -,168 ,165

Sig. (2-tailed) ,012 ,304 ,095 ,100

N 100 100 100 100 100

VAR0002 4

Pearson Correlation

,029 ,036 -,168 1 ,410**

Sig. (2-tailed) ,773 ,722 ,095 ,000

N 100 100 100 100 100

VAR0002 5

Pearson Correlation

,475** ,726** ,165 ,410** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,100 ,000

N 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Kiteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :

a. Tolak Ho jika probalitas yang di hitung ≤ probalitas yang di tetap ka sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05)

b. Terima Ho jika nilai probilitas yang dihitung > probalitas ditetapkan sebesar 0.05 (Sig.2-tailed≤α0.05


(40)

73 Hasil Validitas Faktor pisikologis

Item Probalitas Keterangan Item 1 0,000 < 0,05 Vailid Item 2 0,000 < 0,05 Vailid Item 3 0,000 < 0,05 Vailid Item 4 0,000 < 0,05 Vailid

Sumber : kuesoner penelitian 2015

Tabel 4.28

Hasil realibilitas Faktor pisikologis Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa N of Items

,170 4

Nilai kofesien reabilitas (Cronbach's Alpha) di atas adalah 0,170> 0,06 maka keimpulannya instrumen yang di uji tersebut adalah realiber atau terpecanya.


(41)

74 5. Keputusan pembelian

Tabel 4.29 Hasil Kuesoner keputusan pembelian Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 ttl

X1 Pearson Correlation

1 -,027 -,112 -,104 -,128 ,262**

Sig. (2-tailed) ,791 ,268 ,301 ,205 ,008

N 100 100 100 100 100 100

X2 Pearson Correlation

-,027 1 ,053 -,136 -,066 ,460**

Sig. (2-tailed) ,791 ,598 ,176 ,511 ,000

N 100 100 100 100 100 100

X3 Pearson Correlation

-,112 ,053 1 -,176 -,008 ,450**

Sig. (2-tailed) ,268 ,598 ,081 ,938 ,000

N 100 100 100 100 100 100

X4 Pearson Correlation

-,104 -,136 -,176 1 ,032 ,335**

Sig. (2-tailed) ,301 ,176 ,081 ,752 ,001

N 100 100 100 100 100 100

X5 Pearson Correlation

-,128 -,066 -,008 ,032 1 ,396**

Sig. (2-tailed) ,205 ,511 ,938 ,752 ,000

N 100 100 100 100 100 100

ttl Pearson Correlation

,262** ,460** ,450** ,335** ,396** 1 Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,000 ,001 ,000

N 100 100 100 100 100 100


(42)

75 Hasil Validitas keputusan pembelian

Item Probalitas Keterangan Item 1 0,000 < 0,05 Vailid Item 2 0,000 < 0,05 Vailid Item 3 0,000 < 0,05 Vailid Item 4 0,000 < 0,05 Vailid Item 5 0,000 < 0,05 Vailid

Tabel 4.31 Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa N of Items

,449 5

Nilai kofesien reabilitas (Cronbach's Alpha) di atas adalah 0,170> 0,06 maka keimpulannya instrumen yang di uji tersebut adalah realiber atau terpecanya


(43)

76 4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot (Ghozali, 2005:112). Pada grafik normal plot, dengan asumsi

Tabel 3.32

Gambar Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil pengelolaan SPSS 19

Berdasarkat hasil data uji normalitas yang ada diatas telah memenuhi asumsi data yang di temukan sebelumnya data tersebut lebih cendrung normal, hal ini dapat dilihat dari titik-titik yang mengikuti garis diagonal.


(44)

77 4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2005: 105). Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Tabel 4.33


(45)

78 4.4.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak Terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

1. Uji-t

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis) berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) secara parsial dengan α = 0,05

dan juga penerimaan atau penolakan hipotesis bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005:92)

Tabel 4.33 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF 1 (Constant

)

19,725 2,388 8,259 ,000

Budaya ,183 ,095 ,195 1,917 ,058 ,959 1,043 Sosial ,243 ,142 ,183 1,706 ,091 ,864 1,157 Pribadi ,058 ,084 ,072 ,693 ,490 ,912 1,097 Pisikologi

s

,032 ,101 ,034 ,319 ,750 ,899 1,112 a. Dependent Variable: keputusan pembelian


(46)

79 a. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1

b. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10

Gambar diatas telah menunjukan bahwasaannya nilai variance inflasi faktor (VIF) dari beberapa faktor seperti budaya, sosial, pribadi dan pisikologis tidak melebihi 5 Berarti dalam penelitian ini tidak melangalami Multikolinearitas dalam variabel

4.5 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa pengujian yaitu uji - t dan uji - F.

Nilai variabel kebudayaan adalah 0,058 dengan tarif signefikan sebesar 0,05 (0,058 < 0,05) hasih tersebut menunjukan bahwasannya uji parsial berpengaruh positif dan signefikan terhadap variabel keputusan pembelian. Nilai Variabel probalitas faktor sosial adalah 0,091 dengan tarif signefikan sebesar 0,05 (0,091 > 0,05) hasil tersebut menunjukan bahwasannya uji parsial berpengaruh positif dengan dan signefikan terhadap variabel keputusan pembelian. Nilai Variabel

Tabel 4.35 Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19,725 2,388 8,259 ,000

budaya ,183 ,095 ,195 1,917 ,058

sosial ,243 ,142 ,183 1,706 ,091

pribadi ,058 ,084 ,072 ,693 ,490

pisikologis ,032 ,101 ,034 ,319 ,750


(47)

80 faktor pribadi adalah 0,490 dengan tarif signefikan sebesar 0,05 (0,490 > 0,05) hasih tersebut menunjukan bahwasannya uji parsial berpengaruh positif dan signefikan terhadap variabel keputusan pembelian. Nilai Variabel faktor pisikologisadalah 0,750 dengan tarif signefikan sebesar 0,05 (0,750 > 0,05) hasih tersebut menunjukan bahwasannya uji parsial berpengaruh positif dan signefikan terhadap variabel keputusan pembelian.

4.5.1 Uji F

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) secara bersama-sama

dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka cara yang

dilakukan adalah

a. Merumuskan hipotesi

Ho5: Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama.

Ha5: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama.

b. Mencari F

Ho : diterima bila sig. > α = 0,05


(48)

81 ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 29,860 4 7,465 1,501 ,208a

Residual 472,330 95 4,972

Total 502,190 99

a. Predictors: (Constant), pisikologis, budaya, pribadi, sosial b. Dependent Variable: keputusan pembelian

Dari hasil uji-F menunjukan bahwasannya nilai F dengan problilitas sig 0.000 ≤ 0.05 maka kesimpulan penelitian ini HO ditolak dikarenakan semua faktor budaya, sosial, pribadi dan pisikologis secara keseluruhan memiliki pengaruh positif atau signifikan.

4.6 Koefisien Determinasi (RSquare)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (tidak bebas). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1).

Model Summaryb

Mo del R

R Squar e Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Chang

e df1 df2

Sig. F Change 1 ,244a ,059 ,020 2,22978 ,059 1,501 4 95 ,208 a. Predictors: (Constant), faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor

pisikologis


(49)

82 Berdasarkan hasil Nilai tabel di atas R-Square0,59% ini membuktikan variabel faktor budayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor pisikologis. 99,41% di pengaruhi fakot lainnya yang tidak dapat diteliti dalam model regresi tersebut.


(50)

83 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data yang telah di telitih, prilaku konsumen saying berpengaruh terhadap keputusan pembelian sayuran organik di pasar simpang limun Kota Medan yang teridi dari faktor yang terdapat dalam bentuk faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor pisikologis yakni :

1. Keterlibatan faktor budaya pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenankan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.059 < 0.05)

2. Keterlibatan faktor sosial pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenankan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.091 < 0.05)

3. Keterlibatan faktor pribadi pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenankan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.490 > 0.05)

4. Keterlibatan faktor pisikologis pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong tinggi dikarenankan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.750 > 0.005)

Berdasarkan hasil reset penelitaian mengenai Analisis Pengaruh Prilaku Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian sayur Oraganik di Pasar Simpang Limun Kota Medan. Bahwasannya Faktor yang sangan berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah faktor pribadi dengan nilai 0.005 (0.490 >


(51)

84 0.05) sedangkan faktor pisikologi dengan nilai 0.005 (0.750 > 0.005). ini membuktikan bahwa faktor pribadi dan pisikologis berpengaruh lebih besar dari pada faktor budaya dan faktor sosial, dalam pengambilan keputusan sayur-sayuran organik di pasar simpang limun kota medan.

2. Saran

Implikasi dari penelitian ini antara lain :

1. Konsumen di haruskan mepelajari bagaimana pengambilan keputusan dalam pembelian sayur organik, dengan mengetahui sayuran apa yang baik bagi konsumen atau pembeli.

2. Pihak pengeurus pasar simpang limun yakni PD. pasar, seharusnya

memberikan fasilitas agar konsumen lebih nyaman berbelanja, dengan lokasi yang lebih baik dan bersih.


(52)

19 TINJUAN PUSTAKA

2.1 Prilaku Konsumen

2.1.2 Pengertian Prilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah keputusan pembelian mengenai merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong,2008:181). Ada pun pengertian perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan koginisi, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidum merekan The Amerika Marketing dalam studi (2003:3). Keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler,2009:240).

Menurut keputusan pembelian berkaitan dengan bagaimana memahami pembuatan keputusan konsumen, untuk itu harus dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa (Sutisna,2003:11). Loudon dan Della-Bitta, (1984); dalam Sumarwan (2004;25) perilaku konsumen adalah ”proses pengambilan keputusan dan aktifitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Sumarwan (2004;25) ”istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari membeli, menggunakan. mengevaluasi, dan mengahabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”. pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,


(53)

20 evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (J. Setiadi, 2005).

Menurut Setiadi (2003:3) bahwan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumesi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini, Blackwell dan Miniardi dama Sumarwan(2004:22) perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan.

Menurut Winardi dalam sumarwan (2004:25) perilaku konsumen perilaku yang di tujukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.

Ada pun perilaku konsumen (consumer behavior) studi tentang unit pembelian (buying unit) dan peroses pertukaran yang melibatkan perolehan, knsumsi, dan pembangunann barang, jasa pengalaman serta ide-ide, Winardi dalam Sumarwan (2004:25).

Menurut Solmon dalam Tjiptono (2005:39) perilaku konsumen adalah studi mengenai peroses-peroses terjadi saat induvidu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk dan jasa. Ada pun hal yang dinyatakan perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh induvidu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan peroses pemebelian keputusuan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau


(54)

21 dalam mangkunegara (2009:3) menyatakan bahwa perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan induvidu yang barang-barang jasa ekonomis proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tidakan-tindakan tersebut.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bawasannay perilaku konsumen :

1. Perilaku konsumen memiliki peroses setiap dalam pengambilan keputusan dalam bentuk pembelajaran dan pemahaman induvidu.

2. Perilako konsumen peroses-peroses terjadi saat induvidu menyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk dan jasa untuk menghabiskan produksi.

3. Perilaku konsumen memiliki terkaitan terhadap motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap konsumen.

Mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan memahami perilaku konsumen bahwasannya setiap dalam keputusan pembelian seseorang harus menerima keharusan untuk memahami keputusan pembelian dalam bentuk perilaku konsumen, dengan demikain konsumen dapat menentukan keputusan dalam pembelian.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2002) perilaku konsumen meliputi kebudanyaan, sosial, pribadi dan pisokologis dalam memutuskan untuk pembelian. Menurut setiadin (2003:11) pembelian daripembelian sangat di berpengaruh oleh faktor


(55)

22 kebudanyaan, sosisl, pribadi dan pisikologis, Menurut simamora (2001:85) faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor-faktor kebudanyaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor pisikologis.

1. Faktor budaya

Faktor budaya yang mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Peranannya dimainkan oleh kultur, sub kultur, dan kelas sosial.

a. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang.

b. Sub-kultur merupakan sub-sub yang lebih kecil dari kultur yang memberikan identifikasi dan sosialisi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan daerah geografis.

c. Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang sama.

2. Faktor sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, kelurga, serta peran dan status sosial.

a. Kelompok acuan. Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau


(56)

23 perilaku. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen diataranya adalah; kelompok persahabatan (Friendship Groups), kelompok belanja (Shopping Groups), kelompok kerja (Work Groups), kelompok atau masyarakat maya (Virtual Groups or communities) dan kelompok pegiat konsumen (Consumer Action Groups). Beberapa kelompok yang digunakan dalam komunikasi pemasaran: selebriti, ahli atau pakar, orang biasa, para eksekutif dan karyawan, karakter dagang atau juru bicara. (Sumarwan 2004;250).

b. Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tinggal bersama. (Engel, Blackwell, dan Minard:1992) dalam Amirullah, (2002:51). Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua, saudara, pasangan dan anak-anaknya.

c. Peran dan status seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok dalam hidupnya seperti keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan sebagai peran dan status.

3. Faktor pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.


(57)

24 berbeda sepanjang hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal, memakan segala jenis makanan pada tahun-tahun pertumbuhan, dan memakan makanan diet pada tahun-tahun berikutnya. b. Pekerjaan adalah pekerjaan seseorang juga mempengaruhi konsumsinya dan

mempengaruhi barang dan jasa yang akan di pergunakan atau di konsumsi. c. Keadaan ekonomi adalah keadaan yang sangat mempengaruhi pemilihan.

Pemasaran yang produknya kuat terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan kekanyan.

d. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diungkap dalam kegiatan, minat, keinginan, dan pendapat seseorang.

4. Faktor psikologis

Menurut Kotler (2004) menyatakan bahwa Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran (pengetahuan), serta keyakinan dan sikap.

a. Motivasi Maslow menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting dulu, baru memenuhi kebutuhan berikutnya.


(58)

25 kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan sendiri muncul karena merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan sesungguhnya dirasakan.

c. Persepsi seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-banar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tersebut.

d. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.

e. Kepercanyaan dan Sikap adalah melalui bertindak dan belajar,orang memperoleh kepercanyaan dan pendirian. Hal-hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

2.2.3 Pendekatan Perilaku Konsumen

Masing - masing konsumen merupakan pribadi yang unik . Konsumen yang satu dengan yang lainya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan nya . Namun , dalam perbedaan - perbedaan yang unik itu ada suatu persamaan , yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasaanya dalam mengonsumsi suatu barang. Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang konsumen memilih suatu produk yang diyakinin dapat memberi kepuasaan maksimum denga dibatasi oleh pendapatan dan harga barang. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan pada umunya selalu mencapai itulitas yang maksimal dari pemakai benda yang dikonsumsinya . Utilitas adalah derajat seberapa


(59)

26 besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang atau dengan kata lain kepuasan yang diterima dari pengguna atau pengonsumsi barang dan jasa tersebut . Ada 2 macam pendekatan didalam teori perilaku konsumen yaitu Pendekatan Kardinal dan Pendekatan Ordinal

1. Pendekatan Kardinal

disebut juga dengan pendekatan marginal itulity .Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti uang , jumlah atau buah . Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi , semakin besar pula tingkat kepuasaan konsumen . Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih .Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi

2. Pendekatan Ordinal

Disamping pendekatan kardinal , dalam hal konsumsi kita juga mengenal pendekatan ordinal . Pendekatan Ordinal digunakan karena pendekatan kardinal memiliki beberapa kelemahan , antara lain karena pendekatan kardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marjinal , sebagian besar


(60)

27 barang-barang sederhana seperti es krim / kopi . Mereka memperkenalkan pendekatak ordinal yang lebih memberi penekanan bahwa " barang A lebih saya sukai daripada barang si B" . Pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsi .

2.2 Prilaku Keputusan Konsumen 2.2.1 Pengertian Prilaku Keputusan

Definisi keputusan pembelian menurut Nugroho (2003:38) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disampaikan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

2.2.2 Jenis-jenis Prilaku Keputusan Konsumen

Pengambilan keputusan pembelian pada konsumen pada dasarnya berbeda-beda, hal ini dapat bergantung pada jenis keputusan pembelian. Keputusan untuk membeli sebuah produk yang akan di gunakan seperti bahan-bahan pangan dan pokok yang sehari-hari di konsumsi tiap harinya. Henry Assel membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat


(61)

28 keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek. Adapun jenis-jenis perilaku pembelian tersebut sebagai berikut:

1. Perilaku pembelian yang rumit.

Menurut Hassel, perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga tahapan. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang suatu produk tertentu. Kedua, ia akan membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan yang cermat. Dalam perilaku pembelian jenis ini konsumen dikatakan melakukan pembelian yang rumit jika mereka terlibat dalam kegiatan pembelian yang dimana terdapat sebuah perbedaan yang besar antar merek. Biasanya kegiatan pembelian jenis ini biasanya terjadi bila produk yang akan dibeli memiliki harga yang mahal, jarang dibeli, berisiko, dan sangat mengekspresikan diri seperti, kendaraan bermotor, telepon selular dan sebagainya

2. Pembelian pengurang ketidaknyamanan

Terkadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Keterlibatan yang tinggi didasari pada fakta-fakta bahwa pembelian tersebut sangat mahal, jarang dilakukan dan berisiko tinggi. Dalam kasus itu, pembeli akan bebelanja dengan berkeliling untuk mempelajari merek yang tesedia. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antarmerek tersebut, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan akan membli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.


(62)

29 disonansi/ketidaknyamana yang muncul setelah merasakan adanya fitur yang tidak mengenakan atau yang menyenangkan mengenai merek lain, dan akan siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Dalam contoh ini, konsumen pertama-tama bertindak, kemudian mendapatkan keyakinan baru, dan berakhir dengan mendapatkan serangkaian sikap. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang membantu konsumen merasa puas terhadap pilihan mereknya.

3. Perilaku Pembelian karena kebiasaan

Dalam sebuah kegiatan pembelian terdapat banyak produk yang dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan. Misalnya Sabun mandi. Para konsumen akan memiliki sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek. Terdapat bukti bahwa konsumen tidak memiliki keterlibatan yang tinggi dalam pembelian sebgaian produk yang rendah dalam sebagian besar produk yang murah dan sering dibeli.

Dalam perilaku pembelian jenis ini, para pemasar dapat melakukan empat teknik untuk berusaha mengubah produk dengan keterlibatan rendah menjadi keterlibatan tinggi. Pertama, pemasar dapat mengaitkan produk dengan beberapa


(63)

30 isu yang menarik keterlibatan, seperti ketika pasta gigi pepsodent dikaitkan dengan usaha untuk mencegah gigi berlubang. Kedua, merek dapat mengaitkan produk dengan beberapa situasi pribadi, contohnya dengan mengiklankan merek kopi setiap pagi hari ketika konsumen ingin mengusir rasa kantuk. Ketiga, pemasar dapat merancang iklan yang dapat memicu emosi yang berhubungan dengan nilai pribadi. Keempat, dengan menambahkan fitur yang penting, contohnya melengkapi minuman biasa dengan vitamin.

4. Perilaku Pembelian yang mencari variasi

Pada jenis perilaku pembelian ini ditandai dengan rendahnya keterlibatan konsumen terhadap perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan peralihan merek. Salah satu contih dari jenis pembelian ini dapat dilihat dalam pembelian kue kering. Dalam kegiatan pembelian ini konsumen memiliki beberapa keyakinan tentang kue kering, memilih kue kering tanpa melakukan banyak evaluasi dan mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun pada kesempatan berikutnya, konsumen mungkin akan mengambil merek lain karena ingin mencari rasa yang berbeda dan peralihan merek terjadi karena adanya keinginan untuk mencari variasi bukan karena adanya ketidakpuasan.

2.2.3 Tahapan-tahapan Dalam Proses Pembelian

Ada lima tahapan dilalu konsumen dalam proses pembelian, yakni pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku purna pembelian. Tahapan ini menekankan bahwasannya


(64)

31 setelah pembelian. Tahapan-tahapan ini untuk setiam mereka yang melakukan kegiatan membeli yakni. (Gambar 2.2)

Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian

1. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembelian menyadari adanya masalah atau kebutuhan, pembelian merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internak maupun external. Dari pengalaman sebelum orang telah belanja bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang diketahui akan memuaskan dorongan ini.

Gambar 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian (Engel et al., 1995)

Keadaan yang

Di bawahan

Tidak ada pengenalan

Pengenalan Kebutuhan Di atas ambang Keadaan aktual

Tingkat


(65)

32 2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan mungkin produk itu ada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya. Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

3. Evaluasi alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir.Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu.


(66)

33 4. Keputusan pembelian

Pengertian keputusan pembelian sebagai proses penting yang mempengaruhi perilaku konsumen sengat pernting untuk dipahami pemasar. Pengambilan keputusan pembelian dapat dipandang sebagai sistem yang terdiri dari input, proses dan output menurut Schiffman dan kanuk ( tatik,2008:15).

Dan Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukainya. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang lain. Keputusan pembelian merupakan sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli seuatu produk. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai strategi agar konsumen memutuskan untuk membeli produknya.

5. Perilaku sesudah pembelian

merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak


(67)

34

puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Terdapat 4 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Adapun Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak puasan

a. Kepuasan sesudah pembelian

Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataannya yang mereka dapat


(68)

35 tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas.

b. Tindakan sesudah pembelian

Penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok, yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan yang lama adalah lebih penting daripada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk tersebut. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan melakukan hal yang sebaliknya, bahkan memceritakan ketidak puasannya kepada orang lain di sekitarnya, yang membuat konsumen lain tidak menyukai produk tersebut.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya (Usman dan Akbar,2006:119). Sebelum diuji, maka hipotesis tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis.


(69)

36 2.5 Penelitian terdahulu

Peneliti yang dilakukan Dewi Urip Wahyuni Tahun 2008 Dengan judul Judul “Analisis Pengaruh Motivasi Persepsi dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di kawasan Surabaya Barat” Variabel : Motivasi, persepsi, dan sikap konsumen (independen), keputusan pembelian (dependen) ,Berdasarkan metode analisis data yang dipakai bahwa ternyata secara bersama-sama variabel motivasi, persepsi, dan sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

Peneliti yang dilakukan Mashadi Tahun 2009 Dengan Judul “Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kemasan Merek Teh Botol Sosro di kawasan Depok” Variabel Motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran (independen),keputusan pembelian (dependen) Hasil dari penelitian terdapat Ada pengaruh signifikan dari motivasi,persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan

pembelian

Peneliti yang dilakukan Djoko Dwi Kusumayanto dan Willy Dwi Wahyu S Tahun 2009 Dengan Judul “Pengaruh Faktor Psikologis terhadap Keputusan Konsumen Dalam membeli Notebook Accer , Variabel Faktor Psikologis terdiri dari motivasi,persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap (independen),

keputusan pembelian (variabel dependen) Hasil Bahwa variabel motivasi,

persepsi, dan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Peneliti yang dilakukan Lindawati Tahun 2005 Judul “Analisis Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, dan Asosiasi Merek dalam Ekstensi Merek pada Produk


(70)

37 Asosiasi Merek (independen), Minat Beli Merek Ekstensi (dependen) Dengan hasil Maka secara parsial variabel persepsi berpengaruh signifikan terhadap minat beli merek ekstensi.


(71)

14 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengingat pentingnya sayur organik bagi konsumen, maka sayur salah satu nilai ekonomi yang besar bagi sektor agribisnis. Sayur sangat perlu dikonsumsi setiap harinya bagi konsumen, untuk memelihara fungsi tubuh secara sehat dan sehingga ketersediaan dan penawaran sayuran di pasar, merupakan peluang bagi petani, pengelola pasar dan pedagang sayuran. Terkait dengan pembelian sayur, ada beberapa yang dapat di pertimbangan konsumen terhadap pengambilan keputusan untuk membeli sayur yang akan dikonsumsi konsumen.

Pada awalnya kebanyakan konsumen mengkonsumsi sayuran yang mengandung non-organik, yang terdapat adanya campuran bahan kimia atau pengawet. Namun seiring perkembangan informasi sayur organik, konsumen mulai berahli ke sayur oragani, dikarenakan sayur organik adalah sayur yang memiliki tingkat kesegaran yang baik bagi tubuh. Dan saat ini sayur organik telah menjadi bahan salah satu kebutuhan yang sangat diminati dan dikonsumsi sehari-harinya, walaupun harga pada sayur organik cukup mahal dan penampilan kurang menarik, melainkan sayur organik membuat tubuh lebih baik dan sehat.

Bahwasannya konsumen memiliki pola fikir, dan terdapat persepsi yang membedakan konsumen dalam keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian bawasanya menunjukan makanan organik memiliki rasa yang lebih baik dibandingkan makanan nonorganik (Estes, et al., 1994;


(72)

15 secara organik tanpa menggunakan input produksi yang mengandung bahan kimia, seperti pupuk kimia. Jadi pembudidanyaan hanya digunakan dengan menggunakan pupuk organik (no-kimia) misalnya dengan mengunakan pupuk kandang dan pupuk kompos.

Hal ini membuat dalam keputusan pembelian konsumen datap belajar dan teliti untuk berbelanja sayur-sayuran yang sehat bagi konsumen. Seperti halnya menurut peneliti perbedaan persepsi ini berdasarkan pada tingkat pengetahuan dan kesadaran konsumen (Jolly, et al., 1989; Ekelund, 1990; Hutchins dan Greenhalgh, 1995: Cunningham, 2002 dalam Thio, 2008) kebiasaan atau pola pembelajaran konsumen (Magnusson, et al., 2001) . Dalam faktor perkembangan atau eksistensi, makanan organik dan organik di masyarakat (Sparling, et al., 1992 dalam Thio, 200

Keputusan pembelian adalah keputusan untuk menetukan apakah barang dan jasa dapat digunakan atau dikonsumsi atau tidak. Jika konsumen dapat mengkonsumsi, maka konsumen telah melakukan serangkaian keputusan seperti fungsi produk, merek, kualitas produk, cara pembanyaran dan lain-lainya. Tetapi kebanyakan konsumen hanya melihat dari fungsi produk, kebutuhan sehari-hari dan kualitas produk.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain adalah faktor budanya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor pisikologis. Faktor tersebut adalah faktor yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian, dikarenakan konsumen memiliki keteria yang berbeda-bedan dengan pola fikir


(73)

16 yang beda pula. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor budanya, sosial, pribadi dan pisikologis. Yang mampu mempengaruhi keputusan konsumen. Dari faktor tersebut dapat di simpulkan bahwasannya keputusuan konsumen memiliki terkaitan antara mempengaruhi dan dipengaruhi. Faktor-faktor tersebut juga meliputi beberapa terkaitan yakni, faktor budanya; budanya, sub-budaya, dan kelas sosial, faktor sosial; kelompok kecil, keluarga, dan peran, faktor pribadi; usua, pekerjaan, ekonomi, kepribadian, dan faktor pisikologis; motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercanyaan dan sikap. Maka dengan adanya faktor budanya, sosial, pribadi dan pisikologis telah menunjukan perilaku konsumen. Ada pula keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di kumpulan pemilihan. (Kotler dan Keler, 2009:240). Pengertian lain keputusan pembelian adalah berkaitan dengan bagaimana memahami pembuatan keputusan konsumen, untuk itu harus dipahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa(Sustina,2003:11). Objek penelitian ini yang memproduksi bahan-bahan baku dan pangan adalah Pasar Simpang limun, yang mengembangkan pertanian organik di Kota Medan. Penelitian ini meneliti Analisis Perilaku Konsumen terhadal Keputusan Pembelian Sayur Organik Pasar Simpang Limun Medan. Pasar Simpang limun adalah salah satu pasar yang besar dan memiliki luas yang cukup untuk konsumen dan pedagang untuk bertansaksi jual beli.

Pasar Simpang Limun menunjukan perkembangan positif setiap tahun ke tahun, dikarenakan pasar tersebut menyediakan bahan kebutuhan konsumen setiap harinya. Bukan hanya sayur melainkan buah, ayam potong, beras dan lain-lainnya.


(74)

17 Pasar Simpang Limun tersebut sudah sangat lama di tempati oleh pedagang pasar Simpang limun, dikarenakan pasar tesebut adalah pasar yang dulunya ditempatkan sebagai setasiun angkutan dan pasar.

Pasar tersebut sudah lama di kenal warga Medan mulai dari tahun 80 sampai saat ini, dan saat ini kebutuhan konsumen atau masyarakat sekitar kota medan dapat dipenuhi, terutama lingkungan terdekat Pasar Simpang Limun. Dalam hal ini Pasar simpang Limun meiliki beberapa atribut seperti sayuran, ayam, daging potong, dan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh masyarakan kota medan. Dikarenakan itu pasar tersebut memiliki potensial untuk para pedagang dan pengelolah pasar, dan membantu perekonomian Kota Medan.

Hal ini dapat membuktikan bahwasannya Pasar Simpang Limun cukup banyak dikenal oleh kalangan masyarakat Medan terutama kalangan pedagang dan masayrakan Kota Medan. Dan ini terbukti dari data dari

pihak Prusahaan Daerah Pasar (PD.Pasar) Kota Medan, produksi dilakukan dalam satu area yang cukup luas untuk pembelanjaan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah faktor keputusan pembelian yang terdiri atas budanya, sosial, pribadi dan pisikologis mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik di Pasar Simpang Limun Medan ?

2. faktor apa saja yang lebih berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian ?


(75)

18 1.3 Tujuan Penelitian

1. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor budanya, sosial, pribadi dan pisikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian sayuran di Pasar Simpang Limun Medan.

2. Mengetahui faktor apa saja yang lebih berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi akademis

Penelitian ini bisa menjadi referensi dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan studi dalam menerapkan teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat membuat peneliti bertambahnya wawasan dan berpikir dari ilmu yang ada


(1)

8

4.2.4 Faktor pisikologis ... 50

4.3 UjiVariabel dan Reabilitas ... 45

4.4 Uji Asumsi Kelasik ... 55

4.4.1 Uji Normalitas ... 55

4.4.2 Uji Heteroskedasrisitas ... 56

4.4.3 Uji Multikolineritas ... 57

4.4.3.1 Uji-t ... 65

4.5 Pengujian hipotesis ... 66

4.5.1 Uji-f ... 67

4.6 Kofesien Detirminasi ... 60

V.KESIMPULAN DAN SARAN ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(2)

9 ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAYUR ORGANIK DI PASAR SIMPANG

LIMUN KOTA MEDAN

( SETUDI PADA PASAR SIMPANG LIMUN, MEDAN ) Nama : Ahmad Fadlan Polem

Nim : 090907007

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.SP

Keputusan pembelian adalah salah satu tindakan yang dilakukan konsumen untuk memebeli pruduk a. Keputusan konsumen luar biasa berpengaruh dalam laba atau penjualan dan pencapaian tujuan akhir dari perusahaan. Oleh karena itu prusahaan harus tahu faktor-faktor apa yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli produk. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa faktor keputusan pembelian terdiri dari budanya, sosial, pribadi dan pisikologis mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sayuran organik di Medan Pasar Simpang Limun dan faktor-faktor apa yang lebih berpengaruh dalam membuat pembelian decisions.The pur poseof sresearch thi adalah: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor budanya, sosial, pribadi dan pisikologis mempengaruhi keputusan pembelian sayuran di Medan Pasar Simpang Limun dan Mengetahui faktor yang lebih berpengaruh dalam membuat keputusan pembelian. Ini bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesoner, studi dan keputusan dokumentasi. Para peneliti mengambil sampel 100 responden. Menggunakan rumus yaitu: tes. Validitas, uji relibilita, tes. Beberapa analisis, t-test dan uji-f, R-square dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannaya faktor variabel independen budaya, sosial, pribadi, pisikologis, memiliki pengaruhtrhadap keputusan pembelian variabel dependen. Yaitu faktor luar biasa berpengaruh dalam keputusan adalah faktor pribadi dengan nilai 0,005 (0.490> 0.05) sedangkan faktor pisikologi dengan nilai 0,005 (0,750> 0,005). Ini membuktikan bahwa pribadi dan pisikologis faktor yang berpengaruh lebih besar dari faktor budaya dan faktor sosial dalam pengambilan keputusan sayuran organik di persimpangan pasar limun cityfield. Kata kunci: Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi dan Faktor Pisikosogis


(3)

10 ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAYUR ORGANIK DI PASAR SIMPANG

LIMUN KOTA MEDAN

( SETUDI PADA PASAR SIMPANG LIMUN, MEDAN ) Nama : Ahmad Fadlan Polem

Nim : 090907007

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Pembimbing : Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.SP

Purchasing decisions is one of the actions undertaken consumers to memebeli a pruduk. Consumer decision is unbelievably influential in earnings or sales and the achievement of the ultimate goal of the company. Therefore prusahaan must know what factors affect consumers in the decision to buy the product.

Formulation of the problem in this research is: What are the factors purchasing decisions consisting of budanya, social, personal and pisikologis influencing consumer decision in purchasing organic vegetables in Medan Pasar Simpang Lemonade and what factors are more influential in making purchasing decisions.The pur poseof thi sresearch is: The purpose of this study was to analyze the influence of factors budanya, social, personal and pisikologis influence the purchase decisions of vegetables in Medan Pasar Simpang Lemonade and Knowing what factors are more influential in making purchasing decisions.

This research forms used in this research is a form of descriptive research with a qualitative approach. Methods of data collection using kuesoner, study and documentation decision. Researchers take a sample of 100 respondents. Using a formula that is: test. Validity, relibilita test, test. Multiple analysis, t-test and test-f, R-square and hypothesis testing. The results showed bahwasannaya independent variable factor of cultural, social, personal, pisikologis, has pengaruhtrhadap the dependent variable purchase decision. That is unbelievably influential factor in the decision is a personal factor with a value of 0.005 (0.490> 0.05) whereas pisikologi factor with a value of 0.005 (0.750> 0.005). This proves that the personal and pisikologis influential factor greater than cultural factors and social factors in decision making organic vegetables at the market intersection lemonade cityfield.

Key words: Cultural Factors, Social Factors, Personal Factors and Factors Pisikosogis


(4)

11

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 respoden jenis kelamin ... 38

Tabel 4.2 responden usia dan umur ... 39

Tabel 4.3 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel budaya ... 40

Tabel 4.4 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel budaya ... 41

Tabel 4.5 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel budaya ... 42

Tabel 4.6 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel sosial ... 43

Tabel 4.7 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel sosial ... 44

Tabel 4.8 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pribadi ... 45

Tabel 4.9 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pribadi ... 46

Tabel 4.10 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pribadi ... 47

Tabel 4.11 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pribadi ... 48

Tabel 4.12 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel bribadi ... 49

Tabel 4.13 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pisikologis .... 50

Tabel 4.14 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pisikologis .... 51

Tabel 4.15 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pisikologis .... 52

Tabel 4.16 distribusi jawaban responden berdasarkan variabel pisikologis .... 53

Tabel hasil uji variabel dan reabilitas ... 53

Tabel 4.17 hasil faktor budaya ... 54

Tabel 4.18 hasil valibilitas budaya ... 54

Tabel 4.19 hasil reabilitas budaya ... 55

Tabel 4.20 hasil faktor sosial ... 55


(5)

12

Tabel 4.22 hasil reabilitas sosial ... 56

Tabel 4.23 hasil faktor pribadi ... 57

Tabel 4.24 hasil valibilitas pribadi ... 58

Tabel 4.25 hasil reabilitas pribadi ... 58

Tabel 4.26 hasil faktor pisikologis ... 59

Tabel 4.27 hasil valibilitas pisikologis ... 60

Tabel 4.28 hasil reabilitas pisikologis ... 60

Tabel 4.29 hasil keputusan pembelianl ... 61

Tabel 4.30 hasil valibilitas budaya ... 62

Tabel 4.31 hasil reabilitas budaya ... 62

Tabel uji asumsi klasik ... 63

Tabel 4.32 uji normalitas ... 63

Tabel 4.33 uji heteroskedastist ... 64

Tabel 4.34 uji multikolinearitas ... 65

Tabel4.35 hasil uji t ... 66

Tabel 4.36 asil uji f ... 68

Tabel 4.37 Hasi uji R-Square ... 68


(6)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 surat izin penelitian

Lampiran 2 latar Pertanyaan Responden Lampiran 3 hasil data responden