Analisis Rasio CAR Analisis Rasio NPL

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan Hasil analisis statistik diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut ini.

1. Analisis Rasio CAR

Analisis rasio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. P emodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Rata-rata Mean Rasio CAR perbankan Syariah mengalami peningkatan pada masa sesudah krisis keuangan terjadi, ini menunjukkan bahwa setelah terjadinya krisis keuangan global perbankan syariah memiliki CAR yang lebih baik dibandingkan pada masa sebelum krisis keuangan, karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya. Peningkatan CAR ini dimungkinkan karena berkurangnya aktiva bank yang mengandung resiko. Jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan standar minimum CAR adalah 8 maka Perbankan Syariah berada pada kondisi yang ideal karena rata-rata nilai CAR perbankan syariah diatas ketentuan Bank Indonesia yaitu 11,92 pada saat sebelum krisis dan 11,94 pada saat sesudah krisis keuangan global. Berdasarkan hasil uji signifikansi terhadap rasio CAR, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan pada perbankan syariah baik sebelum maupun sesudah krisis keuangan hipotesis yang diajukan sebelumnya tidak dapat diterima. Artinya jika dilihat dari rasio CAR maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah krisis Universitas Sumatera Utara keuangan global. Berbeda dengan penelitian Beni 2008 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan CAR yang signifikan pada perbankan syariah antara sebelum dan pada masa krisis ekonomi tahun 1997.

2. Analisis Rasio NPL

Analisis rasio NPL digunakan untuk menilai sejauh mana kredit macet suatu bank. Semakin tinggi rasio NPL semakin banyak kredit yang bermasalah macet. Rata-rata Mean rasio NPL Non Performing Loan mengalami peningkatan pada masa sesudah krisis keuangan yaitu dari 2,93 pada masa sebelum krisis menjadi 3,03 pada masa sesudah krisis keuangan global terjadi, hal ini berarti NPL perbankan syariah sebelum krisis lebih baik dibandingkan NPL sesudah krisis, karena semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya. Peningkatan ini menunjukkan semakin banyaknya kredit macet bank setelah krisis keuangan terjadi. Tetapi, kualitas NPL perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal jika dilihat dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah dibawah 5. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi rasio NPL menunjukkan tidak adanya perbedaan antara NPL sebelum dan sesudah krisis keuangan hipotesis yang diajukan sebelumnya tidak dapat diterima. Artinya jika dilihat dari rasio NPL maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah krisis keuangan global.

3. Analisis Rasio ROA