Direncanakan rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukota Provinsi provincial hospital yang menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten.
3. Rumah Sakit Umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 empat Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 empat Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Pada saat ini ada empat macam
pelayanan spesialis ini yang disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan
kandungan. Direncanakan rumah sakit kelas C ini akan didirikan di setiap ibukota Kabupaten regency hospital yang menampung pelayanan rujukan dari
puskesmas. 4.
Rumah Sakit Umum kelas D Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dua Pelayanan
Medik Spesialis Dasar. Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.
Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non-medik,
pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan.
2.3.2 Pelayanan Rumah Sakit yang Bermutu
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, saling tergantung, dan saling memengaruhi
antara satu dengan lainnya. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh manusia
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
yang berasal dari berbagai jenis profesi kesehatan dimana memiliki kecenderungan emosi yang dinamis, hal ini berdampak mutu pelayanan yang diberikan tanpa disadari
dapat berubah menjadi kurang bermutu. Padahal dengan pelayanan kesehatan yang kurang atau tidak bermutu dapat mengeluarkan biaya operasional yang lebih mahal
yaitu dengan peningkatan 30-40. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang paling efisien, sebaliknya, pelayanan kesehatan yang kurang atau
tidak bermutu akan membuat organisasi pelayanan kesehatan menjadi sangat boros atau menimbulkan biaya mahal.
Pelayanan kesehatan yang bermutu ialah suatu pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi pelayanan kesehatan dan
sekaligus diinginkan baik oleh pasienkonsumen ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat Pohan, 2003.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang selalu berupaya memenuhi harapan pasien, oleh sebab itu pasien akan merasa berhutang
budi serta sangat berterima kasih. Akibatnya pasien akan bercerita kepada setiap orang untuk menyebarluaskan segala hal yang baik tersebut, sehingga pasien atau
masyarakat akan berperan menjadi Petugas Hubungan Masyarakat organisasi pelayanan kesehatan. Semua hal itu akan meningkatkan reputasi organisasi pelayanan
kesehatan yang bersangkutan, sehingga organisasi pelayanan kesehatan itu akan selalu menjadi pilihan bagi siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Organisasi pelayanan kesehatan yang bermutu bukan saja akan menarik bagi pasien, akan tetapi juga akan menjadi daya tarik bagi profesi pelayanan kesehatan, sehingga
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
akan menjadi tempat bekerja profesi pelayanan kesehatan yang mempunyai kompetensi dan perilaku yang terbaik.
Institue of Medicine IOM menetapkan 6 tujuan yang ingin dicapai pada abad 21 dalam hal mutu pelayanan kesehatan, yaitu keselamatan pasien safety,
efisiensi efficient, efektif effective, tepat waktu timeliness, berorientasi kepada
pasien patient centeredness, dan keadilan equity Flynn, E., 2004. Safety.
Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Di antara enam sasaran mutu, keselamatan merupakan sasaran yang paling dapat dirasakan oleh pasien. Pelayanan
yang bemutu sudah pasti tidak akan mencederai pasien. Layanan yang bermutu sudah pasti aman. Pendekatan keselamatan pasien bertumpu pada tiga hal yaitu mengurangi
dampak cedera mitigasi, memunculkan kesalahan atau kejadian luar biasa agar ada pembelajaran, dan mencegah kesalahan. Agar petugas tidak melakukan kesalahan,
sistem harus dibuat sedemikian rupa sehingga petugas mudah berbuat benar dan sulit
melakukan kesalahan. Effective. Oleh Peter F. Drucker, efektif diartikan mengerjakan
pekerjaan yang benar doing the right things. Pelayanan kesehatan dikatakan efektif apabila telah mengikuti standar yang telah ada. Pada umumnya pelayanan yang
efektif akan memberikan hasil yang lebih baik. Efficient. Peter F. Drucker
memberikan arti kata efisien yaitu mengerjakan pekerjaan dengan benar doing things right. Pelayanan kesehatan yang efisien berarti menghindari segala pemborosan
dalam penyediaan alat, mengurangi masa rawat inap, serta mengurangi pemeriksaan
diagnostik dan terapi yang tidak perlu. Timeliness. Semua tentu sepakat bahwa salah
satu ukuran kepuasan pelanggan adalah pelayanan yang tepat waktu. Waktu dalam
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pelayanan kesehatan memiliki peranan yang sangat penting. Pelayanan kesehatan yang sangat lama, bertele-tele, antrian yang panjang bukan hanya memberikan efek
ketidakpuasan bagi para pasien, melainkan juga memberikan efek buruk bagi
keselamatan pasien. Patient centeredness. Kecenderungan pelayanan kesehatan yang
diberikan saat ini berorientasi pada teknologi technology centered, berpusat pada dokter doctor centered, berpusat pada rumah sakit hospital centered dan berpusat
pada penyakit disease centered. Nilai-nilai pasien seperti harapan, perasaan, keinginan dan kecemasan yang muncul selama interaksi pasien dengan dokter sering
diabaikan. Pelayanan yang berfokus pada pasien bertujuan untuk menciptakan hubungan dokter-pasien lebih setara. Dokter berkewajiban mengenali pasien dan
penyakitnya. Dengan demikian maka dokter dapat memberikan pengobatan secara lebih tepat. Proses tersebut dapat berlangsung dengan baik hanya melalui komunikasi
yang efektif. Equity. John Rawls 1971 menekankan pentingnya keadilan distributif,
yakni diperlakukan sama bagi kasus-kasus yang sama. Memperlakukan satu kelas pasien secara berbeda-beda dengan alasan perbedaan umur, letak tempat tinggal,
pendapatan, agama dan sebagainya tidak bisa diterima. Alasan tersebut tidak relevan dan melanggar prinsip keadilan.
Keuntungan yang didapat rumah sakit karena menjaga mutu pelayanannya adalah adanya peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Dapat dilihat
pada gambar di bawah ini bahwa dengan menjaga penampilan rumah sakit yang bermutu dengan senantiasa melakukan perbaikan pada dapat memperbaiki posisi
persaingan sehingga harga pelayanan menjadi lebih tinggi dan pangsa pasar menjadi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
meningkat, dengan demikian maka penghasilan akan bertambah dan tentu saja laba juga bertambah. Di sisi lain, penjagaan mutu pelayanan dapat menekan biaya operasi
dikarenakan keluaran bebas kerusakan meningkat. Philip B. Crosby, mantan presiden korporat dan direktur pengendalian mutu suatu perusahaan, mengembangkan konsep
Zero Defect kerusakan nol. Apabila suatu pekerjaan dilakukan dengan tidak benar, maka organisasi akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk operasional tersebut.
Sebaliknya dengan menurunkan tingkat kesalahan dan kerusakan hingga nol, maka kualitas akan tercapai dan biaya yang dikeluarkan menjadi lebih minim. Akhirnya
semua proses tersebut berdampak laba yang diperoleh juga akan meningkat.
Gambar 2.2 Manfaat Menjaga Penampilan Rumah Sakit yang Bermutu
Sumber: Tunggal 2003 Menurut Azwar 2010 suatu pelayanan kesehatan yang bermutu baik harus
mempunyai persyaratan pokok yang dapat memberi pengaruh kepada pasien untuk memilih pelayanan kesehatan tersebut, diantaranya:
Memperbaiki posisi persaingan
P E
N J
A MI
N A
N MU
T U
Meningkatkan keluaran yang bebas
dari kerusakan Meningkatkan pangsa
pasar Harga lebih tinggi
Mengurangi biaya operasi
Meningkatkan penghasilan
Meningkatkan laba
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan yang baik ada;ah pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat acceptable serta bersifat berkesinambungan
sustainable. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah
pada setiap saat dibutuhkan. 2.
Dapat diterima dan wajar Syarat pokok kedua pelayanan yang baik adalah yang dapat diterima oleh
masyarakat serta bersifat wajar artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat, pelayanan
kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan, adat istiadat, kebudayaan masyarakat serta bersifat tidak wajar bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan
yang baik. 3.
Mudah dicapai Syarat pokok ketiga adalah mudah dicapai accessible oleh masyarakat.
Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Bila fasilitas ini dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini
banyak dipergunakan, Tingkat penggunaan di masa lalu dan kecenderungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari
permintaan pada masa yang akan datang.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4. Terjangkau
Syarat pokok keempat pelayanan yang baik adalah terjangkau affordable oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini terutama dari sudut
biaya untuk dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal yang hanya
dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat saja, bukan pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Syarat pokok yang kelima pelayanan yang baik adalah mutu quality yaitu menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan pihak lain tatacara penyelenggaraan sesuai kode etik serta standar
yang telah ditetapkan.
2.3.3 Pelayanan Rawat Inap