Nasution, Sofyan., ”Upaya Mendorong Birokrasi Pemerintah Berlandaskan Prinsip-Prinsip Good Governance”, Disampaikan pada Seminar tentang
Diseminasi Policy Paper, yang diadakan oleh Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia, tanggal 1-2 Oktober 2003, Medan, Sumatera Utara.
Syafrinaldi., ”Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Perbandingan Menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif”,
Jurnal Hukum Islam, Vol. VI No. 4. Desember 2006.
C. Perundang-Undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup UUPPLH 2009. D.
Internet
http:id.wikipedia.orgwikiLapindo_Brantas_Inc, diakses terakhir tanggal 23 Oktober 2010.
http:raspati.blogspot.com200803tinjauan-yuridis-penerapan-asas-lex.html, diakses tanggal 1 November 2010.
http:www.mpbi.orgcontenttesis-ivan-v-ageung-kejahatan-korporasi-dalam- kasus-luapan-lumpur-lapindo-brantas-inc, diakses tanggal 25 Oktober
2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB III UNSUR KESALAHAN DALAM TINDAK PIDANA LINGKUNGAN
HIDUP MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009
A. Sanksi Pidana Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup
Sanksi merupakan hukuman terhadap kelakuan. Menurut Muhammad Ekaputra dan Abul Khair, sanksi dipersamakan dengan hukum. Hukuman atau
sanksi tersebut adalah penambahan penderitaan dengan sengaja, menjadi pembeda trepenting antara hukum pidana dengan hukum lainnya.
41
Dalam Pasal 98 UUPPLH 2009, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling sedikit
Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah, terhadap setiap orang yang dengan sengaja melakukan
perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Apabila perbuatan tersebut mengakibatkan orang luka danatau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan
paling lama 12 dua belas tahun dan denda paling sedikit Rp.4.000.000.000,00 Tujuan pemberian
sanksi atau hukuman adalah untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku khususnya pelaku tindak pidana di dalam lingkungan hidup.
Sehubungan dengan hal di atas, sanksi-sanksi atau hukuman di dalam UUPPLH 2009 ditentukan terhadap bentuk-bentuk tindak pidana sebagaimana
yang bentuk-bentuk tidak pidana yang telah dijelaskan di atas.
41
Muhammad Ekaputra., dan Abulkhair., Sistem Pidana di Dalam KUHP dan Pengaturannya Menurut Konsep KUHP Baru, Medan: USU Press, 2010, hal. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
empat miliar rupiah dan paling banyak Rp.12.000.000.000,00 dua belas miliar rupiah. Apabila perbuatan tersebut mengakibatkan orang luka berat atau mati,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 lima miliar
rupiah dan paling banyak Rp.15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah. Dalam Pasal 99 UUPPLH 2009, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 satu tahun dan paling lama 3 tiga tahun dan denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp.3.000.000.000,00
tiga miliar rupiah terhadap setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu
air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Apabila perbuatan tersebut mengakibatkan orang luka danatau bahaya kesehatan manusia, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit Rp.2.000.000.000,00 dua miliar rupiah dan
paling banyak Rp.6.000.000.000,00 enam miliar rupiah. Apabila perbuatan dimaksud mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 9 sembilan tahun dan denda paling sedikit Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah dan paling banyak
Rp.9.000.000.000,00 sembilan miliar rupiah. Dalam Pasal 100 UUPPLH 2009, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah terhadap setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu
emisi, atau baku mutu gangguan. Terhadap jenis tindak pidana ini, hanya dapat
Universitas Sumatera Utara
dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.
Dalam Pasal 101 UUPPLH 2009, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 3 tiga tahun dan denda paling sedikit
Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah terhadap setiap orang yang melepaskan danatau mengedarkan
produk rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau tanpa izin lingkungan.
Ketentuan pada Pasal 102 UUPPLH 2009, adalah dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 3 tiga tahun dan denda
paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah apabila setiap orang yang melakukan
pengelolaan limbah B3 tanpa izin. Ketentuan pada Pasal 103 UUPPLH 2009, ditentukan bahwa pidana
penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 3 tiga tahun dan denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak
Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah apabila setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaannya.
Ketentuan sanksi pada Pasal 104 UUPPLH 2009 ditentukan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00
tiga miliar rupiah terhadap setiap orang yang melakukan dumping limbah danatau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pasal 105 UUPPLH 2009 disebutkan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 12 dua belas tahun dan
denda paling sedikit Rp.4.000.000.000,00 empat miliar rupiah dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 dua belas miliar rupiah apabila setiap orang yang
memasukkan limbah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ditetapkan pula ketentuan dalam Pasal 106, pidana penjara paling singkat
5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan paling banyak
Rp.15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah terhadap tindakan setiap orang yang memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dipidana dalam Pasal 107 apabila setiap orang yang memasukkan B3 yang
dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun
dan paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan paling banyak
Rp.15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah. Dipidana dalam Pasal 108 terhadap setiap orang yang melakukan
pembakaran dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling sedikit Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar
rupiah dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. Dipidana yang dimaksud dalam Pasal 109 UUPPLH 2009, terhadap setiap
orang yang melakukan usaha danatau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
Universitas Sumatera Utara
dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 3 tiga tahun dan denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling
banyak Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah. Kemudian dalam Pasal 110 ditetapkan ketentuan pidana bagi setiap orang yang menyusun amdal tanpa
memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar
rupiah. Kemudian dalam Pasal 111 UUPPLH 2009, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00 tiga miliar rupiah terhadap Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan
izin lingkungan tanpa dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL. Apabila Pejabat pemberi izin usaha danatau kegiatan yang menerbitkan izin usaha danatau
kegiatan tanpa dilengkapi dengan izin lingkungan, maka dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00
tiga miliar rupiah. Ketentuan dalam Pasal 112 ditentukan sanksi yaitu, pidana penjara paling
lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah kepada setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan
pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha danatau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan dan tanpa izin lingkungan yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia.
Universitas Sumatera Utara
Sanksi dalam Pasal 113 UUPPLH 2009 ditentukan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 satu miliar
rupiah terhadap setiap orang yang memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang
tidak benar yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam ketentuan Pasal 114 ditentukan pula sanksi terhadap setiap penanggung jawab usaha danatau kegiatan yang tidak melaksanakan paksaan
pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. Kemudian dalam Pasal
115, pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah terhadap setiap orang yang dengan
sengaja mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan hidup danatau pejabat penyidik pegawai negeri
sipil. Ketentuan dalam Pasal 116 UUPPLH 2009, apabila tindak pidana
lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha danatau orang yang
memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut. Apabila
tindak pidana lingkungan hidup tersebut dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam lingkup
kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
Universitas Sumatera Utara
pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut dilakukan secara sendiri atau bersama-sama. Jika tuntutan pidana
diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin tindak pidana, maka ancaman pidana yang dijatuhkan kepadanya berupa pidana penjara dan denda diperberat
dengan sepertiga.
B. Kejahatan Korporasi Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup