Indonesia” dengan berfokus pada pengujian day of the week effect dan week-four
effect.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh hari perdagangan terhadap return saham LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia, dengan pengujian: 1. Apakah hari perdagangan saham Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at
berpengaruh terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah hari Senin minggu keempat dan kelima berpengaruh terhadap return
saham LQ-45 hari Senin yang terendah di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis: 1. Pengaruh hari perdagangan saham Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at
terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh hari Senin minggu keempat dan kelima terhadap return saham LQ-45
yang terendah di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, sebagai berikut:
1. Bagi Investor Dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk melakukan investasi di perusahaan LQ-45 pada hari perdagangan. 2. Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan mengenai pengaruh hari perdagangan terhadap return saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian
selanjutnya pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan
obligasi. Pasar modal mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana
yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana.
Sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar modal tidak ada Jogiyanto, 2003: 11-12.
Pada dasarnya, pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik tentang Pasar Modal yaitu
“kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar modal memiliki peran sentral bagi perekonomian, bahkan maju tidaknya pasar modal di negara tersebut.
Pasar modal telah tumbuh menjadi leading indicator bagi ekonomi suatu negara Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 1-2.
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar,
pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan.
Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product GDP Lubis, 2008: 10.
Perkembangan terakhir pasar modal memperlihatkan bahwa para pemodal itu kebanyakan terdiri dari pengelola dana fund manager dari dana
pensiun, kepentingan mereka ikut campur tangan di dalam kepengurusan perusahaan yang sahamnya mereka beli melalui pasar modal menjadi semakin
tidak berarti. Mereka justru mau membeli saham dari perusahaan-perusahaan itu karena mereka percaya kepada pemimpin yang mengelola perusahaan sekarang ini
Anoraga dan Pakarti, 2006: 6.
2.1.2. Saham
Saham biasa common stock merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Bahkan saat ini dengan semakin
banyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya di bursa efek, perdagangan saham semakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham.
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seorang
investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut Anoraga dan Pakarti, 2006: 58.
Pada dasarnya, ada 2 dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6-7, yaitu:
1. Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. 2. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Fakhruddin dan Hadianto 2001: 9-10 menyatakan, saham dikenal
dengan karakteristik high risk – high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi
risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan capital gain dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Namun,
seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Risiko yang dihadapi
pemodal dengan kepemilikan sahamnya: 1. Tidak mendapat dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan dan mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS untuk membagikan dividen. Dengan demikian
potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2. Capital loss. Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada
kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss.
2.1.3. Tingkat Keuntungan Saham Return
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi, yang sudah terjadi atau return ekspektasi expected
return, yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi realized return merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang diharapkan expected return dan risiko di masa datang. Tingkat keuntungan yang
diharapakan adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return
yang diharapkan sifatnya belum terjadi Jogiyanto, 2003: 109. Return saham memiliki pola pembagian. Berikut adalah pola-pola
pembagian return saham Ambarwati, 2009, yaitu: 1. Pola Intraday Time of The Day. Pola ini mengacu pada perilaku return
saham dari waktu ke waktu dalam satu hari time of the day, yaitu return saham secara sistematis akan lebih tinggi atau lebih rendah pada waktu-waktu
tertentu dalam satu hari perdagangan. 2. Pola Harian Day of the Week. Pola ini mengacu pada perilaku return saham
dari hari ke hari dalam satu minggu, yaitu return saham secara sistematis akan lebih tinggi atau lebih rendah pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.
3. Holiday effect. Pola ini Menunjukkan adanya peningkatan return saham pada hari-hari perdagangan tepat sehari sebelum libur nasional.
4. Turn of the Month. Pola ini menunjukkan adanya perbedaan kenaikan return saham pada hari-hari sebelum dan sesudah pergantian bulan.
5. Pola Bulanan Month of The Year. Pola ini mengacu pada perilaku return saham setiap bulannya pada satu tahun, yaitu return saham secara sistematis
akan lebih tinggi atau lebih rendah pada bulan-bulan tertentu dalam satu tahun.
2.1.4. Definisi Pasar Efisien
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama 1970 Gumanti dan Utami, 2002. Dalam konteks ini yang dimaksud
dengan pasar adalah pasar modal capital market dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun
investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal abnormal return, setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi
perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau “stock prices reflect all available
information”. Pasar yang efisien adalah suatu pasar di mana nilai setiap waktu yang
secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia, yang mengakibatkan harga pasar dan nilai intrinsik sama. Efisien tidaknya suatu pasar sangat
tergantung pada seberapa cepat dampak suatu informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga. Segala informasi yang berkaitan dengan surat
berharga diterima pasar secara random. Informasi akan dicerminkan dari surat- surat berharga secara cepat sehingga tidak ada satu investor pun memiliki
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar Keown et.al, 2008 : 17- 18.
Anoraga dan Pakarti 2006: 84 menyatakan pasar modal yang efisien dapat ditarik asumsi sebagai berikut:
1. Harga saham secara lengkap menggambarkan semua informasi yang tersedia. 2. Investor akan menginterpretasikan dengan benar atas informasi yang tersedia.
3. Pialang tidak dapat beroperasi pada skala yang cukup untuk mempengaruhi harga.
2.1.5. Bentuk Pasar Efisien
Fama 1970 dalam Jogiyanto, 2003: 370 menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari
informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut ini:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah weak form. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secara penuh fully reflect informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara
lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak random walk theory yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang.
Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar
yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat semi-strong form. Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan fully reflect semua informasi yang dipublikasikan all publicly available information termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut ini:
a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi ini
umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten corporate event. Misalnya adalah pengumuman laba, dividen, produk
baru, merger dan akuisisi, pergantian pemimpin dan lain sebagainya. b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
sejumlah perusahaan. Informasi dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas
perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Misalnya adalah regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan reserved requirement
yang harus dipenuhi oleh semua bank-bank. c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke
semua perusahaan emiten. Contoh dari regulasi ini adalah peraturan akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh
semua perusahaan.
Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan
untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat strong form Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan fully reflect semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada
individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal abnormal return karena mempunyai informasi privat.
2.1.6. Anomali Pasar
Anomali disini adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap
bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya, suatu peristiwa event dapat dimanfaatkan untuk memperoleh abnormal return. Dengan kata lain seorang
investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return dengan
mengandalkan suatu peristiwa tertentu. Anomali yang ada, tidak hanya ditemukan pada satu jenis bentuk pasar efisien saja, tetapi ditemukan pada bentuk
pasar efisien yang lain. Artinya, bukti empiris adanya anomali di pasar modal muncul pada semua bentuk pasar efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada
bentuk efisien semi-kuat semi strong Gumanti dan Utami, 2002.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan diidentifikasi adanya penyimpangan terhadap konsep pasar efisien yang sering disebut anomali pasar,
karena faktor penyebabnya sulit dijelaskan dengan tepat. Anomali ini sering diartikan sebagai an exception to a rule or a model Alteza, 2007.
Levi 1996 dalam Gumanti dan Utami, 2002 mengklasifikasikan anomali pasar tersebut menjadi empat yaitu, anomali perusahaan firm anomaly,
anomali musiman seasonal anomaly, anomali peristiwa event anomaly, anomali akuntansi accounting anomaly.
2.1.6.1. Day of The Week Effect
Iramani dan Mahdi 2006 menyatakan pengaruh hari perdagangan terhadap return saham merupakan fenomena yang menarik untuk diperhatikan.
Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari
perdagangan. Namun fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing-masing hari perdagangan dalam satu
minggu. Dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif. Lakonishok dan Maberly 1990 dalam Supriyono dan Wibowo, 2008
menyatakan bahwa aktivitas perdagangan saham berubah dari hari ke hari. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan perilaku investor dalam melakukan
aktivitas perdagangan di bursa. Indikator-indokator aktivitas perdagangan di bursa misalnya banyaknya transaksi dan volume perdagangan berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham di pasar modal. Perubahan perilaku investor akan berpengaruh terhadap pola return harian saham.
2.1.6.2. Week-four Effect
Wang, et.al 1997 dalam Rita, 2009 meneliti berbagai indeks return saham NYSE-AMEX, SP composite index, Nasdaq dengan periode penelitian
1962-1993. Hasilnya bahwa Monday effect terjadi hanya pada Senin minggu keempat dan kelima, sedangkan return Senin pada minggu pertama sampai ketiga
secara statistik tidak berbeda dengan nol. Sun dan Tong 2002 dalam Alteza, 2007 menemukan apabila return
Senin yang negatif secara aktual terkonsentrasi pada minggu keempat setiap bulan antara tanggal 18-26. Fenomena ini kemudian disebut dengan week-four effect.
Hasil ini menurut mereka antara lain disebabkan keberadaan investor individual yang jumlahnya cukup banyak di pasar modal Amerika. Jenis investor ini
umumnya akan meningkatkan aktivitas perdagangannya pada minggu keempat dan kelima karena kebutuhan likuiditas, di mana mereka melakukan pembayaran
bulanan di akhir bulan. Oleh karena itu investor individu cenderung membeli saham pada pergantian bulan dan melikuidasinya mendekati akhir bulan. Alasan
inilah yang menjelaskan return yang rendah pada periode minggu keempat dan kelima.
2.1.7. Indeks LQ-45
Berdasarkan Indonesia Stock Exchange 2010 indeks LQ-45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas liquid tinggi, yang diseleksi melalui beberapa
kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997, ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan
pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan
sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut: 1. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan.
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di
atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja emiten-emiten yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap tiga bulan
sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tentang day of the week effect dan week-four effect telah banyak dilakukan, diantaranya oleh:
1. Iramani dan Mahdi 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ”. Periode
penelitian dilakukan pada Januari 2005 sampai Desember 2005 dengan jumlah sampel 38 saham yang masuk LQ-45 selama Januari 2005 - Desember 2005.
Alat analisis yang digunakan meliputi ANOVA, Uji Satu Rata-rata dan Uji Dua Rata-rata Sampel Bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hari
perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian pada Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Hal ini membuktikan bahwa terjadi fenomena day of
the week effect di Bursa Efek Jakarta, dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Selasa. Hasil empiris ini juga
memberikan bukti bahwa terjadi Monday effect pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005. Fenomena week-four effect dimana return negatif signifikan
terjadi pada hari Senin minggu keempat dan kelima setiap akhir bulan. 2. Rita 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Hari Perdagangan
Terhadap Return Saham: Pengujian Day of the Week Effect, Week-Four Effect dan Rogalski Effect di BEI”. Periode penelitian dilakukan pada Januari 2008
sampai Desember 2008. Jumlah sampel 56 saham yang termasuk kategori LQ- 45 selama tahun 2008. Alat analisis yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis,
uji Spearman, dan Wilcoxon test. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hari perdagangan memiliki pengaruh terhadap return saham harian,
yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata return selama 5 hari perdagangan di bursa sedangkan week-four effect tidak
terjadi di BEI.
3. Ambarwati 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengujian Week-four, Monday, Friday dan Earnings Management Effect Terhadap Return Saham”.
Periode penelitian dilakukan pada Februari 2006 sampai Januari 2007. Jumlah sampel yang digunakan adalah 37 sampel dengan teknik purposive sampling.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda tanpa intercept multiple regression through origin dan uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian di BEI pada perusahaan LQ-45 dan fenomena week-four effect
tidak berhasil diidentifikasikan. 4. Supriyono dan Wibowo 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-Four Effect di Bursa Efek Jakarta”. Periode penelitian ini dilakukan pada Januari 2006
sampai Desember 2006. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji F-test dan uji t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh hari perdagangan terhadap return harian di Bursa Efek Jakarta, tidak terjadi fenomena Monday effect yang disebabkan fenomena minggu keempat
dan kelima. 5. Aly, Median dan Perry 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “An Analysis
of Day of the Week Effects in the Egyptian Stock Market”. Periode penelitian ini dilakukan pada 26 April 1998 sampai 6 Juni 2001. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji chow dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan return hari
perdagangan dalam satu minggu dan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
return minggu terakhir dalam 1 bulan lebih rendah dari minggu sebelumnya tetapi tidak signifikan.
2.3. Kerangka Konseptual