Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini

2 Sasaran antara Sasaran antara pendidikan anak usia dini adalah orang tua keluarga calon orang tua, pendidik dan pengelola pendidikan anak usia dini, semua lembaga layanan anak usia dini, para tokoh masyarakat dan stakholder pendidikan anak usia dini. Jadi bisa disimpulkan sasaran utama anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun, dan sasaran antara adalah orang tua, pendidik, tokoh masyarakat dan pengelola pendidikan anak usia dini.

3. Komponen Program Pendidikan Anak Usia Dini

Penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini ini melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain: anak didik, pengelola, program belajar dan sarana prasarana. a. Anak didik Kelompok sasaran penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini kelompok anak usia 3-4 tahun, kelompok anak usia 4-5 tahun, dan kelompok anak usia 5-6 tahun. Selanjutnya Abu Ahamdi dan Widodo Supriyono 2004: 51 mengatakan anak usia dini sudah mulai matang untuk belajar yang sebenarnya, mereka ingin berusaha untuk mencapai sesuatu bagi perkembangan aktivitas bermain dan bekerja. Untuk mempermudah pengelolaan pembelajaran dalam satu tingkatan, hendaknya pengelola mengelompokkan anak didik sesuai usianya. Kelompok tersebut adalah kelompok anak usia 3-4 tahun, kelompok anak usia 4-5 tahun, dan kelompok anak usia 5-6 tahun. Ibrahim Bafadal 2005: 35 menyatakan pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kemampuan, bakat, dan minat siswa. Pengelolompokan siswa mempunyai tujuaan karena pengelompokan anak akan mempermudah bagi pendidik dalam pelaksanaan pembalajaran, karena anak memiliki tingkat pertumbuhan dan perrkembangan yang relatif sama. Jadi kesimpulanya adalah anak didik pada program pendidikan anak usia dini kelompok anak usia 3-4 tahun, kelompok anak usia 4-5 tahun, dan kelompok anak usia 5-6 tahun. b. Pendidik Pendidik adalah orang yang terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran, seyogyanya pendidik memahami prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, adapun prinsip-prinsip tersebut menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini 2004: 24 adalah: 1 Non diskriminasi, di mana semua anak dapat mengecap pendidikan usia dini tanpa membedakan suku bangsa, jenis kelamin, bahasa, agama, tingkat sosial, serta kebutuhan khusus setiap anak 2 Dilakukan demi kebaikan terbaik untuk anak the best intersest of the child, bentuk pengajaran, kurikulum yang diberikan harus di sesuaikan dengan perkembangan kognitif, emosional, kontek sosial budaya dimana anak-anak hidup 3 Mengakui adanya hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan yang sudah melekat pada anak 4 Penghargaan pada pendapat anak respect for the views of the child, pendapat anak terutama yang menyangkut kehidupanya perlu mendapatkan perhatian dan tanggapan. Selanjutnya Direktorat Jenderal PLS dan P 2005: 6 menyatakan tenaga pendidik usia dini adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan pembelajaran pada anak usia dini, serta memiliki komitmen profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Menurut Ishak Abdulhak 2003: 32 Tenaga Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas a pendidik profesional adalah tenaga pendidik anak usia dini yang sudah memiliki kualifikasi pendidikan akademik profesional minimal DII pada program studi yang terakreditasi untuk melahirkan tenaga pendidik usia dini, b pendidik semi profesional adalah mereka yang berkesempatan melaksanakan pendidikan usia dini dengan latar pendidikan formal bervariasi minimal sekolah lanjutan tingkat atas dan telah mendapatkan pembekalan tentang pendidikan usia dini melalui program-program pelatihan dan sertivikasi. Menurut Direktorat Jenderal PLS dan P 2006: 7 tugas –tugas pendidik pendidikan anak usia dini adalah: 1 merancang program pembelajaran yang sesuai dengan karekteristik perkembangan dan kebutuhan anak, 2 mengorganisasikan lingkungan belajar anak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak, 3 melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak, 4 melakukan pembimbingan terhadap anak, 5 menciptakan lingkunngan belajar yang sehat, mendukung, dan matang, 6 melakukan evaluasi perkembangan anak, 7 melakukan evaluasi pembelajaran, 8 membuat laporan perkembangan anak, 9 menjalin komunikasi dengan orang tua anak secara kontinyu. Kompetensi profesional guru PAUD dalam Martuti 2009: 51 sosok utuh kompetensi profesional guru PAUD dalam meliputi kemampuan: 1. Mengenal anak secara mendalam 2. Menguasai profil perkembangan fisik dan psikologis anak