25
2. Kategori Sekolah dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tim, 2011: 22 menjelaskan gambaran umum mengenai tingkatan sekolah yang mengimplementasikan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusianya sebagai berikut.
a. Tingkatan A Advanced
Tingkatan A merupakan sekolah yang mapan dalam infrastruktur, tata kelola, sumber daya manusia, dan konten.
b. Tingkatan B Medium
Tingkatan B merupakan sekolah yang mapan dalam infrastruktur, sudah terdapat tata kelola namun belum maksimal dalam pengembangan
konten. Sekolah yang termasuk kategori ini sebaiknya fokus terhadap program pengembangan konten.
c. Tingkatan C Novice
Tingkatan C merupakan sekolah yang belum mapan dalam infrastruktur dan aspek-aspek lainnya. Sekolah yang termasuk kategori ini sebaiknya
fokus terhadap pembangunan infrastruktur terlebih dahulu. Sementara konten dan tata kelola bisa mengacu ke sekolah yang sudah lebih mapan.
F. Kerangka Pikir
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa pengaruh yang besar terhadap dunia pendidikan. Berbagai inovasi selalu
diusahakan oleh para pelaku pendidikan, seperti menteri pendidikan, kepala sekolah, dan guru agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Salah satu bentuk inovasi yang muncul adalah pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi secara konseptual adalah pembelajaran tatap muka dengan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi yang memfasilitasi siswa sebagai penyampai materi
26 maupun sebagai tutor menggunakan konten digital dan secara operasional
adalah aktivitas pembelajaran yang didukung infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, menggunakan aplikasi dan aturan pengelolaan pembelajaran,
serta konten digital yang merupakan bahan pengayaan pembelajaran tatap muka di kelas Tim, 2011: 4.
Banyak dampak positif bagi dunia pendidikan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, yaitu mempermudah
dan memperluas akses terhadap pendidikan, meningkatkan kesetaraan pendidikan, meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalisme
guru, meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, tata kelola, serta administrasi pendidikan. Namun banyak pula dampak negatif yang dapat
timbul dari teknologi informasi dan komunikasi tersebut terhadap siswa, yaitu siswa dapat menjadi ketergantungan terhadap teknologi informasi dan
komunikasi sehingga menjadi malas untuk menulis, belajar berhitung, dan menggambar, siswa bisa secara tidak sengaja mengakses situs-situs pornografi
jika tidak didampingi oleh orang tua atau guru, dapat mengurangi sifat sosial siswa karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet dan teknologi
informasi lainnya
daripada bertemu
secara langsung.
Setelah mempertimbangkan dampak negatif yang dari teknologi informasi dan
komunikasi, diperlukan sikap yang bijak dan kehati-hatian dalam mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan.
Layaknya sebuah pembelajaran pada umumnya, maka implementasi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi juga memerlukan
27 pengelolaan yang baik agar dapat mencapai hasil yang optimal. Pengelolaan
dilakukan dengan kerjasama dari semua pihak terkait di berbagai aspek yang berhubungan dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi, yaitu infrastruktur, sumber daya manusia SDM, serta konten dan aplikasi. Implementasi dari pengelolaan tersebut dapat diamati dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka pengamatan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran dapat
memberikan gambaran
mengenai implementasi
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada suatu sekolah. Kerangka pikir di atas dapat digambarkan pada bagan berikut.
G. Pertanyaan Penelitian